• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyampaian Panduan PORSENI Tahun 2013 di Lingkungan Kopertis XII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyampaian Panduan PORSENI Tahun 2013 di Lingkungan Kopertis XII"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEKAN OLAH RAGA DAN SENI ( PORSENI ) MAHASISWA

PERGURUAN TINGGI SWASTA ( PTS ) DILINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XII MALUKU, MALUKU UTARA, PAPUA DAN PAPUA BARAT

TAHUN 2013

[

I. LATAR BELAKANG

Undang undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab II pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam rangka mewujudkan prinsip prinsip yang terkandung dalam tujuan Pendidikan Nasional, maka perlu adanya pembinaan mental dan spiritual, disamping peningkatan wawasan, penalaran,kreativitas dan sportivitas, mahasiswa sebagai upaya untuk lebih menjaga,memelihara dan melestarikan nilai nilai luhur dari kemajemukan budaya bangsa, serta lebih meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Salah satu sarana untuk mewujudkan hal tersebut yakni dengan menyelenggarakan Pekan Olah raga dan Seni ( PORSENI ) Mahasiswa di lingkungan Kopertis Wilayah XII Maluku, dan Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu disusun suatu pedoman yang dapat dipakai sebagai panduan untuk penyelenggaraan kegiatan dimaksud.

II. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Undang undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah No.60 tahun 1999 tentang Sistim Pendidkan Tinggi.

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.155/0/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.

4. Surat Keputusan Koordinator KOPERTIS Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara No. 227/K12/ SK / 2013 tentang Pembentukan Panitia Porseni antar mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan Kopertis Wilayah XII.

(2)

III. TUJUAN KEGIATAN

1. Menumbuhkan kesadaran mahasiswa dalam pengembangan program minat dan bakat / kegemaran.

2. Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk lebih memacu prestasi pada bidang olahraga dan seni.

3. Meningkatkan kualitas mahasiswa pada bidang olahraga dan seni

4. Menjalin dan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan antar mahasiswa dan memupuk serta mempererat persaudaraan antar mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dalam lingkungan Kopertis Wilayah XII.

IV. SASARAN KEGIATAN

1. Mewujudkan sikap ilmiah, profesional serta sportivitas di kalangan mahasiswa.

2. Memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan ekstra kurikuler, baik pada tingkat perguruan tinggi, wilayah, nasional,regional dan internasional

3. Terjalinnya persahabatan antar mahasiswa di lingkungan Kopertis Wilayah XII Maluku,Maluku Utara, Papua dan Papua Barat

4. Adanya wadah pembinaan mahasiswa untuk lebih dinamis,kreatif,inovatif,dan sportif melalui kegiatan porseni

V. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Nama Kegiatan : Pekan Olahraga dan Seni ( PORSENI) mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) dilingkungan Kopertis Wilayah XII

2. Tema Kegiatan : “ Melalui Porseni Mahasiswa Kita Tingkatkan Kreatifitas, dan Seni Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Dalam Lingkup Kopertis Wilayah XII “.

(3)

VI. BENTUK KEGIATAN

PEKAN Olahraga dan Seni ( PORSENI ) Mahasiswa perguruan tinggi swasta Kopertis Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut :

1. Olahraga :

 Volly ( Putra / Putri )

 Lari 10 Km Perorangan ( Putra / Putri )

 Catur Perorangan ( Putra ) 2. Seni :

 Pidato Perorangan

 Menulis Puisi Perorangan

 Membaca Puisi Perorangan

VII. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

1. Waktu Pelaksanaan selama 4 ( empat ) hari yang berlangsung tanggal 20 s/d 23 November 2013 - Tempat kegiatan bertempat di : Kampus STIKIP Kie Raha Ternate

VIII. ATURAN – ATURAN KEGIATAN A. JUKNIS BOLA VOLLY

UMUM :

1. Peserta adalah mahasiswa PTS dilingkungan Kopertis Wilayah XII

2. Peserta adalah mahasiswa aktif dan terdaftar yang dibuktikan dengan Kartu Mahasiswa, dan pengecekan pada laporan EPSBED ( Evaluasi Program Studi berdasarkan Evaluasi Diri ) di internet.

3. Setiap PTS diperkenankan untuk mengirimkan 1 Tim yang terdiri dari Putra / Putri 4. Peserta ( anggota tim ) tidak boleh berasal dari PTS lain

5. Komisi Hakim terdiri dari 3 orang berasal dari : Pengda PBVSI, Utusan peserta dan panitia 6. Peraturan Permainan : sesuai Peraturan Internasional yang telah disahkan oleh PB. PBVSI

dengan semua perubahannya.

(4)

KHUSUS :

1. Teknical Meeting tanggal : 20 November 2013 pukul 16.00 WIT 2. Waktu Pelaksanaan tangga : 21 November s/d 23 November 2013 3. Peraturan Permainan :

Penentuan permainan yang digunakan adalah peraturan Permainan Bola Volly sistem Internasional yang sedang berlaku dan disahkan oleh pengurus Pusat PBVSI.

4. Perlengkapan :

- Bola untuk pertandingan adalah Merk Molten / Mikasa dan disiapkan oleh Panitia - Perlengkapan regu diwajibkan oleh masing masing peserta

- Setiap regu diwajibkan oleh masing masing peserta

- Perlengkapan regu yang hilang di tempat pertandingan menjadi tanggung jawab regu yang bersangkutan.

5. Sistem Pertandingan:

- Babak Penyisihan : Bila jumlah regu lebih dari 8 maka regu regu akan dibagi ke dalam beberapa pool dan melakukan rangkaian pertandingan sistem gugur.

- Babak Final : Urutan I, II, III dan IV masing masing pool hasil pertandingan babak seperempat final tidak dipertandingkan secara silang.

6. Penentuan urutan peserta dalam sistem gugur :

Untuk menentukan urutan juara, prestasi bagi semua setelah melakukan rangkaian pertandingan sistem gugur berturut turut ditetapkan sebagai berikut :

Paling banyak pertandingan yang dimenangkan dengan ketentuan nilai - Menang 1 kali masih bertanding

- Kalah 1 kali tidak bertanding ( gugur )

- WO karena tidak hadir / tidak bertanding ( gugur ) - Menang 2 kali tetapi kalah 1 kali tidak bertanding 7. Jumlah set yang di mainkan :

(5)

- Babak Final jumlah set yang dimainkan adalah lima set kemenangan ( The Beats Of Five Games / Tree Wining Set )

8. Dimulainya Pertandingan

- Bila waktu yang ditentukan dalam jadwal pertandingan tiba, semua sarana serta regu – regu yang akan bertanding sudah siap.

- Bila sebelum waktu yang telah ditentukan, semua sarana sudah siap, maka pertandingan dapat dimulai atas persetujuan kedua regu yang bertanding

- Bila waktu ditentukan dalam jadwal pertandingan telah tiba, tetapi sarana ada yang belum siap ( misal : Lapangan pertandingan masih digunakan ) maka regu regu yang akan bertanding harus menunggu hingga selesainya persiapan sarana. Tetapi begitu persiapan sarana selesai , maka kedua regu yang akan bertanding harus siap untuk di mulai pertandingan.

9. Datang Terlambat

- Regu yang bertanding harus berada ditempat pertandingan 30 menit sebelum jadwal pertandingan dimulai

- Regu yang terlambat 15 menit, dinyatakan gugur

- Jam yang digunakan adalah jam panitia.semua peserta harus menyesuaikan waktu dengan jam panitia yang secara resmi digunakan.

10. Komisi Hakim

- Komisi Hakim merupakan badan tertinggi yang akan memutuskan masalah – masalah yang muncul dalam kegiatan ini

- Komisi Hakim terdiri dari :

1. Ketua : Ketua Seksi Pertandingan

2. Anggota : Wakil dari Pengcab,PBVSI Jayapura, perwakilan para pelatih regu yang bertanding.

11. Komisi Perwasitan :

- Komisi perwasitan bertugas membantu panitia penyelenggara dalam tugas Tugas sebagai berikut :

(6)

1. Mengatur penugasan wasit dan mengendalikan pelaksanaan pertandingan, agar dapat berlangsung dengan lancar dan tertib

2. Memilih wasit yang akan diberi tugas mewasiti pertandingan

3. Memutuskan segala sesuatu yang tidak dapat diselesaikan oleh wasit yang bertugas 4. Melakukan evaluasi terhadap wasit I, wasit II Scorer dan Pengawas Garis serta

seluruh petugas yang berhubungan dengan pertandingan tersebut.

- Komisi perwasitan terdiri dari Wasit Senior yang direkomendasikan oleh ketua Ikatan Wasit Pengcab, PBVSI kabupaten Jayapura.

12. Penggunaan Pemain Tidak Sah :

- Pemain yang tidak dapat dibuktikan dengan kartu NPM

- Bagi regu yang menggunakan pemain tidak sah, dinyatakan kalah / gugur dalam semua pertandingan yang dimenangkan dimana pemain tersebut ikut bermain / bertanding.

13. Keberatan :

- Pada dasarnya protes tidak di perkenankan

- Apabila keadaan terpaksa, setiap regu dapat mengajukan protes kepada pimpinan pertandungan yang diajukan secara tertulis selambatnya 15 menit setelah pertandingan berakhir dengan tembusan kepada tim yang diprotes serta membayar uang protes kepada bendahara panitia sebesar Rp.50.000 pada waktu yang bersamaan,protes yang tidak sesuai ketentuan tidak akan ditindaklanjuti

14. Hal lain : hal lain yang belum diatur dalam juknis ini akan diatur kemudian sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang.

15. Penilaian :

(7)

B. JUKNIS LARI 10 KM Umum :

1. Peserta adalah mahasisa PTS dilingkungan Kopertis Wilayah XII yang terdaftar dan aktif mengikuti perkuliahan ( dibuktikan dengan KTM,DNS, dan KRS ) dan disertai dengan rekomendasi dari Pimpinan PTS.pada saat pendaftaran

2. Pertandingan dilakukan secara perorangan baik putra & putri

3. Setiap perguruan tinggi diperkenankan untuk mengirim peserta sebanyak banyaknya. 4. Pendaftaran lomba dibuka sejak adanya pemberitahuan dari kopertis ( panitia) dan ditutup

pada saat tecknical meeting 20 November 2013 pukul 16.00 WIT. 5. Waktu pelaksanaan pertandingan tanggal 21 November 2013.

C. JUKNIS CATUR Umum :

1. Peserta adalah mahasiswa PTS dilingkungan Kopertis Wilayah XII yang terdaftar dan aktif mengikuti perkuliahan ( dibuktikan dengan KTM,DNS,dan KRS )dan disertai dengan rekomendasi dari Pimpinan PTS pada saat pendaftaran

2. Pertandingan dilaksanakan secara perorangan

3. Setiap perguruan tinggi hanya diperkenankan untuk mengirim 1 orang putra & putri 4. Pertandingan akan dilakukan dalam 2 babak, yaitu : Babak Penyisihan dan Babak Final 5. Sistim pertandingan menggunakan sistem gugur

Khusus :

1. Pertandingan terakhir akan dilakukan pada saat pengocokan urutan pertandingan (1 hari sebelum hari pertandingan catur dilaksanakan )

2. Jika ketentuan diatas tidak terpenuhi, maka dianggap mengundurkan diri.

IX. KETENTUAN LOMBA SENI A. JUKNIS PIDATO

(8)

1. Peserta

- Peserta adalah mahasiswa PTS dilingkungan Kopertis Wilayah XII - Jumlah peserta maksimal 2 orang / PTS.

2. Materi pidato : bisa lihat pada Halaman 12.

3. Urutan Pidato : urutan Pidato dilakukan dengan cara pencabutan nomor undian pada saat tecknikal meeting.

4. Pelaksanaan Lomba

- Perlombaan dilaksanakan dalam 1 ( satu ) babak

- Peserta yang keluar sebagai juara I, II, III dan juara harapan I, II, III adalah mereka yang mengumpulkan nilai tertinggi.

5. Isi Pidato

- Isi Pidato harus relevan dengan tema yang ditetapkan

- Penyampaian pidato tidak dibenarkan dengan membaca naskah - Naskah Pidato diserahkan kepada panitia pada saat tecknikal meeting 6. Lama Pidato

- Lama Pidato adalah 10 menit / peserta

- Pengatur waktu memberikan tanda saat pidato dimulai, 5 menit sebelum berakhir dan saat akan berakhir dengan menggunakan lampu berwarna.

7. Dewan Juri

- Dewan Juri terdiri dari 3 orang - Rentang Nilai 60 – 100

- Keputusan Dewan Juri adalah sah dan tidak dapat diganggu gugat 8. Kriteria Penilaian

- Aspek Kebahasaan ( Pelafalan dan Volume, Diksi / Pilihan kata, Penataan Kalimat Kesesuaian tema dengan Judul dan keutuhan naskah

- Aspek Non Kebahasaan ( Penghayatan, Ekspresi, Penampilan, dan gaya ,

(9)

10.Tata tertib perlombaan ( Peserta dan Penonton )

- Peserta harus hadir 10 menit sebelum lomba dimulai dan melapor kepada panitia lomba - Peserta wajib menggunakan tanda peserta yang disediakan panitia

- Busana Peserta ; Bebas, rapi an Sopan

- Peserta yang dipanggil 3 kali berturut – turut tidak hadir maka dianggap mengundurkan diri.

- Penonton hanya diperkenankan memberikan aplaus pada saat peserta naik panggung dan setelah selesai membawakan pidatonya

- Penonton tidak diperkenenkan mengaktifkan HandPhone selama lomba berlangsung - Penonton tidak diperkenankan membuat kegaduhan yang dapat menganggu konsentrasi

peserta dan dewn juri

B. PENULISAN DAN PEMBACAAN PUISI 1. Peserta

a. Peserta adalah mahasiswa PTS dilingkungan Kopertis Wilayah XII yang terdaftar dan aktif mengikuti perkuliahan ( dibuktikan dengan KPM,DNS,dan KRS yang masih berlaku pada laporan Epsbed di Internet.

b. Judul puisi : Hasil dari Karya Tulis Puisi Terbaik.

c. Jumlah peserta dari setiap PTS ditetapkan maksimal 3 ( tiga ) orang d. Peserta dapat terdiri dari l aki – laki dan perempuan

2. Tempat dan Jadwal pelaksanaan

a. Pertandingan akan dilaksanakan di Kampus STIKP Kie Raha Ternate

b. Pertandingan dijadwalkan pada tanggal 21 November 2013 s/d 23 November 2013 3. Peraturan Lomba

a. Peserta menggunakan kertas yang disediakan oleh panitia b. Peserta menggunakan ballpoint dengan tinta warna hitam

c. Selama perlombaan berlangsung, peserta tidak diperkenankan untuk mengaktifkan HandPhone

d. Tidak diperkenankan untuk membawa konsep puisi dari luar ruang perlombaan 4. Sistim Penilaian

(10)

a. Pemilihan Puisi

b. Makna Puisi memiliki relevansi dengan tema yang ditetapkan oleh Panitia. 5. Lain - lain

a. Sebelum pelaksanan lomba akan dilaksanakan Tecknikal meeting dan wajib diikuti oleh semua peserta dan hasil tecknikal meeting tersebut akan menjadi acuan selama perlombaan

b. Hal – hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini akan diatur kemudian baik dalam pelaksanaan Tecknikal meeting maupun rapat sebelum pelaksanaan lomba

c. Disamping peraturan – peraturan yang dikeluarkan oleh Panitia, peserta juga wajib mentaati segala peraturan yang dikeluarkan oleh Panitia Pelaksana Porseni Kopertis Wilayah XII.

X. CARA PENYERAHAN SYARAT – SYARAT PENDAFTARAN

 Diserahkan langsung ke Sekretariat Panitia Porseni Kopertis Wilayah XII

 Dikirim via Fax ( 0911 ) 345660 , 345661 dan e-mail : Kopertis xii@yahoo.com ke Panitia Porseni Kopertis Wilayah XII

1. WAKTU PENDAFTARAN

Pendaftaran di buka dari tanggal 20 Oktober s/d 10 November 2013 2. TEMPAT PENDAFTARAN

Kantor Kopertis Wilayah XII Jl. Kopertis Karang Panjang Ambon.

3. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi CONTACT PERSON : 1. Sanny Maghyn, S.Sos ( HP. 082238833131 )

2. J.N. Tapilatu, SE ( HP. 085343136501 ) 3. Tahir Wasahua, S.Kom ( HP. 085284787356 )

4. LAIN – LAIN

(11)

Akomodasi, transportasi dan konsumsi selama kegiatan berlangsung menjadi tanggungjawab masing – masing Perguruan tinggi, panitia hanya memfasilitasi dan menginformasikan akomodasi dan transportasi yang bisa digunakan.

b. Fasilitas Lainnya

 Panitia menyediakan Liaison Offiser (LO) untuk masing – masing peserta, yang akan diberitahukan kemudian

 Panitia menyediakan tenaga medis bagi anggota kontingen yang sakit.

c. Tambahan

 Setiap Kontingen menyiapkan dua orang (satu pasang) putra/putri dengan memakai pakaian adat daerah asal kontingen yang akan memimpin Defile Kontingen saat acara pembukaan.

 Setiap Kontingen membawa Bendera Perguruan Tinggi masing – masing untuk digunakan pada Defile Kontingen pada saat acara pembukaan.

 Seluruh Kontingen diminta untuk dapat mengikuti acara secara keseluruhan.

Demikian Petunjuk Teknis Kegiatan ini dibuat, adapun teknis pelaksanaan akan dibicarakan pada teknikal meeting dalam amsing – masing jenis kegiatan.

Ternate, Oktober 2013

Ketua Panitia

(12)

PANDUAN LOMBA PIDATO

A. Pendahuluan

Pidato, seperti yang Anda amati atau bahkan Anda lakukan, ialha kegiatan pengungkapan pikiran secara lisan yang ditujukan kepada banyak orang dengan pepidato (orator atau orang yang berpidato) sebagai figur sentral. Pepidato berperan penting karena menjadi “narasumber” (pemberi informasi) tunggal sekaligus “tokoh utama”. Ia seolah-olah menjadi orang yang lebih pandai karena berhak “menguliahi”, mengelolah, menertawakan, memancing reaksi, serta memengaruhi emosi pendengar. Komunikasiyang pada umumnya satu arah, yakni dari berpidato kepada pendengar, menyebabkan pepidato “aman” karena tidak disanggah, didebat, atau ditanya pendengar. Untuk meningkatkan daya tarik pidatonya, pepidato biasanya menunjukan ketrampilan verbal dan nonverbal. Ketrampilan verbal merupakan kemampuan mengemas dan menyampaikan pikiran melalui bahasa, sedangkan keterampilan nonverbal merupakan kemampuan mengemas dan menyampaikan pikiran melalui gerak tubuh (kinesik), misalnya gerak tangan dan ekspresi wajah.

(13)

berpedoman pada garis besar atau kerangka pidato yang telah disiapkan. Jenis pidato terakhir ini menuntut pepidato mahir mengembangkan garis besar atau kerangka pidato yang telah disiapkan.

B. Pilihan Kalimat Pidato

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang berisikan gagasan yang utuh. Penegrtian itu mengisyaratkan bahwa satuan bahasa yang lebih kecil daripada kalimat, misalnya kata, frasa, belum memilik gagasan yang utuh.

Kalimat biasa digunakan dalam berbagai komunikasi, misalnya pidato. Dalam pidato, pepidato menuangkan gagasan-gagasan utuhnya ke dalam kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat tersebut disusun sebaik-baikanya oleh pepidato agar bermakna, informatif, dan mudah dipahami. Untuk kepentingan itu, pepidato juga mengupayakan kalimat-kalimat sesuai konteks pidato.

C. Jenis Komponen Pidato

Pidato merupakan kegiatan procedural yang terdiri atas tiga komponen, yakni pembuka, isi dan penutup. Sebagai kegiatan procedural, ketiga komponen tersebut bersifat urut dan harus ada.

Sifat urut mengisyaratkan bahwa komponen pembuka merupakan komponen pertama, komponen isi merupakan komponen kedua, dan komponen penutup merupakan komponen ketiga. Ketiga komponen sehingga tidak dapat diacak.

Sifat harus ada mengisyaratkan bahwa ketiga komponen itu harus disajikan secara lengkap. Pidato akan akan janggal kalau bagian komponen atau penutupnya ditanggalkan. Lebih aneh suatu pidato kalau komponen isinya ditiadakan.

Komponen pembuka atau pendahuluan, sesuai dengan namanya, disajuikan pada bagian awal. Komponen pembuka berisi salam awal, ucapan syukur kepada Tuhan, pernyataan penghormatan kepada hadirin, dan pengantar pidato. Komponen ini berfungsi membangkitkan perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan, dan menciptakan kesan baik tentang pembicara.

(14)

Komponen isi disajikan pada bagian tengah. Komponen isi berisi butir-butir inti materi pidato. Kerana berisi butir-butir inti, sajian komponen isi lebih banyak daripada komponen pembuka dan penutup.

Komponen penutup disajikan pada bagian akhir pidato. Kompnen penutup berisi simpulan dan saran pidato, kalimat-kalimat penutupan, ucapan terima kasih, dan salam akhir.

D. Teknis Lomba

Lomba berpidato akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik menghafal naskah pidato dengan ketentuan:

1. Naskah ditulis berdasarkan tema kegiatan

2. Naskah diserahkan kepada juri pada saat peserta menyampaikan materi pidatoya 3. Panjang naskah pidato bebas.

Tekink Penilaian

No. Peserta Penampilan Teknik/Pembawaan Isi/bahasa

Bobot X 1 X 2 X 2

(15)

PANDUAN CIPTA BACA PUISI

A. Pendahuluan

Panduan ini bertujuan untuk mengarahkan peserta lomba untuk mengikuti rangkaian kegiatan lomba khusus untuk cipta baca puisi. Substansi karya sastra adalah, apapun ragamnya, adalah sama. Karya sastra ialah pengalaman kemanusiaan dalam segala wujud dan dimensinya. Meskipun demikian pengenalan ciri setiap ragam karya sastra sangatlah penting sebaba semua itu akan menentukan strategi dan memengaruhi proses pemahaman makna terhadapnya. Proses memahami puisi memiliki perbedaan dengan proses memahami prosa. Hal ini tersebut salah satunya disebabkan oleh padatnya bahasa puisi.

Hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan penguasaan sebuah karya puisi, yakni unsur-unsur yang melekat pada sebuah karya puisi. Unsur-unsur yang melekat pada sebauh karya puisi yakni, amanat, tema, rima dan irama puisi, diksi/pilihan kata, majas, pencitraan puisi yang mencakup: citraan penglihatan (visual imagery), citraaan pendengaran (auditory imagery), citraan penciuman (smellimagery), citraan rasaan (taste imagery), citraan rabaan (tactile imagery), dan citraan gerak (kinaesthtic imagery.

B. Amanat Puisi:

Dalam berkarya pengarang pasti memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui karyanya. Tujuan iniloah yang disebut dengan amanat. Amanat terbagi menjadi dua, yaitu amanat utama dan amanat bawahan. Umumnya amanat berisi ajaran-ajaran moral, misalnya ajakan, saran, atau anjuran kepada pembaca untuk meningkatkan kesadaran kemanusiaannya. Banyak sedikitnya amanat dan luas sempitnya bergantung pada persoalan yang dipaparkan pengarang pada karyanya. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca melalui puisi yan ditulisnya.

C. Tema Puisi:

Setiap puisi yang ditulis dengan maksud tertentu. Hal tersebut dapat berupa sesuatu yang menyenangkan . pandangan penyair tentang benda, dan dorongan terhadap moral atau ajaran akan kebenaran yang bersifat spiritual dan rohaniah. Sebuahh puisi pastilah dibangun atas dsar emosi. Pengarang tidak langsung membeberkan pandanngannya terhadap pembaca, tetapi pembaca diberi

(16)

kesempatan untuk menarik sumpulan sendiri. jika seseorang telah menemukan sesuatu yang pasti, teguh, bulat serta dapat mentransfer pengalaman tersebut pada dfiri sendiri dan pada peristiwa lain maka penyair

telah bekerja dengan baik dan pembaca telah berhasil menikmati, menghayati puisi yang dibacanya tersebut. Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tema puisi tentulah merupakan kombinasi atau sintesis dari beragam pengalaman, cita-cita, ide, dan beragam hal yang ada dalam pikiran penulis.

D. Rima dan Irama Puisi:

Pembeda bahasa biasa dengan bahasa puisi ialah rima. Irama juga menjadi ciri bahasa puisi. Irama disebut pua sebagai musikalitas. Ia terbentuk dari perulangan bunyi yang sama atau sedaerah artikulasi (homogran).

E. Diksi/Pilihan Kata Puisi:

Pada umumnya puisi menyatakan sesuatu secara lebih singkat, padat, dan ekspresif. Puisi dapat dikatakan sebagai sebuah informasi yang dipadatkan, yang mengungkapkan sebanyak mungkin dengan sedikit kata.

Oleh karena itu , ketika membaca puisi aspek yang menonjol ialah pilihan kata yang begitu padat dan terkadang memesona. Penulis puisi sangat terikat dengan kata-kata yang dipakainya jika hendak mengemukakan sesuatu. Ia sangat terikat dengan arti kata dan kesan apakah yang ditimbulkannya. Sebuah kata cenderung memiliki dua jenis arti, yaitu tersurat atau denotative dan tersirat atau konotatif. Kata konotatif ini sangat imajinatif, bahkan emosional. Kata seperti ini berbeda dengan kata pada karya nonfiksi.

(17)

F. Makna Puisi:

Makna puisi dapat dicari melalui pengamatan atas bagian-bagian puisi tersebut. Unsur pertama yang dapat dilihat ketika membaca puisi adalah judul puisi. Judul puisi mengemukakan gaggasan tentang sesuatu. Gagasan tersebut bisa tentang sesuatu yang terjadi, nama orang, nama tempat, benda, dan waktu atau masa.

Secara visual puisi terbangun larik dan bait. Larik dan bait dalam puisi umumnya berisi pokok pikiran. Dengan demikian fungsi bait dalam puisi mirip dengan fungsi paragraf dalam karya paparan. Dalam puisi, satu bait dan larik harus benar-benar diperhatikan termasuk pula pemenggalan larik yang biasanya dikenal dengan enjambemen.

G. Majas Puisi:

Majas adalah bahasa berkias yang dapat meghidupkan atau meningkatkan efek dan memunculkan konotasi tertentu. Majas menjadikan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna. Bahasa figuratif atau majas dipandanng lebih aktif untuk menyatakan apa yang dimaksud penyair, karena (1) mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, (2) mampu menghasilkan imaji tambahan dalam puisi, (3) digunakan untuk menambahkan intensitas perasaan penyair dan menyampaikan sikap penyair, (4) digunakan untuk mengonsentrasikan makna yang hendak disampaikan penyair dan cara menyampaikan sesuatu yang luas dan banyakk degan bahasa yang singkat dan padat. Majas juga memiliki peran yang sangat penting dalam kebutuhan bahasa puisi.

H. Pencitraan Puisi:

Citraan atau pengimajian dalam penulisan puisi dimaksudkan untuk menimbulkan kesan atau suasana dari puisi. Pencitraan terbagi menjadi beberapa kelompok:

1) Citraan penglihatan (visual imagery)

Citraan penglihatan merupakan citraan yang timbulo karena daya penglihatan. Citraan penglihatan adalah citraan yang ditimbullkan oleh indra penglihatan (mata). Citraan ini paling sering digunakan

(18)

oleh penyair. Citraan penglihatan mampu memberi rangsangan kepada indera penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.

2) Citraan pendengaran (auditory imagery)

Penggunaan citraan pendengaran dalam puisi biasanya digunakan untuk merangsang indera pendengaran pembaca. Citraan pendengaran adalah citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya denngan munculnya diski sunyi,

tembang, dendang, dan sebagainya. Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan

gambaran yang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga). 3) Citraan rasaan (taste imagery)

Citraan rasaan digunakan penyair dengan mengetengahkan atau memilih kata-kata untuk membangkitkan emosi pembaca. Kekuatan puisi yang menekankan pada citraan rasaan adalah bagaimana penuois mampu menyugestikan dan mempengaruhi emosi pembaca. Citraan rasa juga menygestikan dan mempengaruhi emosi pembaca. Citraan rasa juga ingin disebut citraan citraan pengecapan adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indra pengecap. Pembaca seolah-olah mencicipi sesuatu yang menimbulkan rasa tertentu, pahit, manis, asin, pedas, enak, nikkmat, dan sebagainya.

4) Citraan penciuman (smell imagery)

Citraan penciuman biasanya dugunakkan untuk menciptakan daya imaji melalui indra penciuman. Seorang penulis dapat memanfaatkan indera penciuman dalam melahirkan puisi. Citraan penciuman adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera penciuman. Citraan ini tampak saat kita membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium sesuatu.

5) Citraan rabaan (tactile imagery)

(19)

6) Citraan gerak (kinaesthetic imagery)

Citraan gerak ini dimanfaatkan dengan tujuan lebih menghidupkan gambaran dengan meluiskan sesuatu yang diam seolah-olah bergerak.

Citraan gerak adalah gambaran tentang sesuatu yang seolah-olah dapat bergerak. Dapat jjuga gambaran gerak pada umumnya.

Uraian pendahuluan ini, sekaligus merupakan uraian konseptual yang akan memberikan pemahaman awal kepada para peserta lomba dalam tentang seluk-beluk cipta baca puisi.

I. Strategi Perlombaan

Lomba cipta baca puisi akan dilakukan dengan pendekatan kontekstual. Peserta lomba sebelum akan menulis puisi akan mengikuti penjelasan teknis dari juri perihal pelaksanan lomba mencipta dan membaca puisi.

1. Untuk menulis puisi peserta akan dibawah ke dua tempat berbeda yang akan dijadikan sebagai konteks melahirkan inspirasi dalam menulis puisi, yakni:

a) Pasar di Kota Ternate, dan

b) Pemandangan alam yang biasa dijadikan sebagai objek wisata (pantai, lembah, gunung, sungai dan lain-lain.

J. Kriteria Cipta Puisi

No. Peserta Kesesuaian Judul Kriteria penilaian Total dengan isi atau tema

Pilihan Kata Gaya Bahasa

(20)
(21)

Kriteria Baca Puisi

No. Peserta Aspek Penilaian Total

Penampilan Teknik Baca Penjiwaan

Bobot 1 x 2 x 3 x

Skor Tiap Item: 50-100

Ket Item: Penampilan: 1. Kostum

2. Cara masuk/keluar 3. Memberi salam 4. Pengiasaan panggung

Teknik Baca: 1. Vokal 2. Intonasi

3. Ketepatan Baca

Penjiwaan: 1. Ekspresi 2. Mimik

(22)

LAMPIRAN II : PORSENI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA (PTS) DILINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XII TAHUN 2013 DI TERNATE

FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA

Nama Perguruan Tinggi : ………...

Alamat : ………

Jenis Lomba & Pertandingan yang akan diikuti

NO

. JENIS LOMBA DAN PERTANDINGAN JUMLAH PESERTA

1. BOLA VOLLY

2. CATUR

3. LARI 10 K

4. MEMBACA PUISI

5. PIDATO

6. MENULIS PUISI

Catatan :

1. Berilah centang √ pada kolom yang ada sesuai pilihan. 2. Nama peserta yang mengikuti jenis lomba yang dilampirkan

3. Jumlah peserta ( regu / perorangan ) setiap jenis lomba sesuai juknis masing – masing jenis lomba.

4. Formulir pendaftaran dikirimkan melaui fax Nomor : ………. Dan e-mail:………….ke sekretariat PORSENI PTS, Paling lambat 2 (dua) bulan sebelum pelaksanaan kegiatan Pembukaan PORSENI yakni……….

Perguruan Tinggi Pendaftar

(23)

Referensi

Dokumen terkait

penanggulangan kemiskinan setiap bulan September; dan.. menyampaikan laporan tentang daftar pendampingan kegiatan,daftar perolehan sumbangan baik berupa barang, dana,

17.3 Menerapkan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) dalam dunia industri dan usaha mandiri sesuai bidang keahlian yang diujikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh (2,4-D dan NAA) pada med:a Murashige-Skoog (MS) yang dapat menumbuhkan kalus dan

Tujuan yang terdapat dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) dua wajah masyarakat; (2) kekuasaan dan wewenang; (3) kelompok yang terlibat dalam konflik sosial; (4)

perseroan masih mengalami rugi bersih Rp 964,4 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu dengan laba bersih senilai Rp 2,8 triliun. Source:

Struktur Organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas- batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 13 responden yang pernah mengalami keguruan terinfeksi toxoplasmosis, sedangkan pada responden yang tidak

Jika tidak termasuk dalam bahan yang bisa larut dengan air, maka serap tumpahan menggunakan bahan penyerap kering (misalnya pasir kering) lalu masukkan ke