• Tidak ada hasil yang ditemukan

S POR 1101882 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S POR 1101882 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Erfan Rifansyah, 2015

PENGARUH PENDEKATAN TGFU (TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING) TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI MTS AL-MARWAH PAMEUNGPEUK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

karena pendidikan adalah suatu proses yang dapat memuliakan manusia.

Maksudnya menjadikan manusia lebih bermoral, berakal sehat, dll. Pada saat ini

banyak orang berwujud manusia, tapi tidak menjalankan normanya sebagai

manusia. Untuk itu pendidikan adalah salah satu proses yang bisa dijadikan

alternatif untuk pendidikan karakter, agar terwujudnya manusia yang bernorma.

Pada dasarnya pengertian pendidikan menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun

(2003, hlm. 2) adalah :

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu

adalah tuntutan dalam hidup anak-anak, yang dimaksudkan anak itu bisa

berpotensi aktif dan berakhlak mulia, agar dapat mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang setingi-tingginya. Pendidikan itu bersifat universal, bisa terbagi

ke dalam beberapa aspek. Menurut Mahendra (2009, hlm. 21) menjelaskan ”Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan, atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”. Adapun menurut Lutan (2000, hlm. 15) menjelaskan bahwa “pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai

bersifat menyeluruh yaitu seperti domain afektif, kognitif, dan psikomotor”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang dapat mempengaruhi atau

mengubah dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Pendidikan jasmani

mengajarkan beberapa aspek yaitu aspek psikomotor bagaimana siswa di tuntut

(2)

Erfan Rifansyah, 2015

PENGARUH PENDEKATAN TGFU (TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING) TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI MTS AL-MARWAH PAMEUNGPEUK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemaham mengenai tugas gerak dasar dalam pembelajaran penjas. Aspek kognitif

yaitu mengenai kemamuan intelektual siswa seperti pengetahuan atau pemahaman

yang harus siswa kuasaai mengenai terori atau masalah tugas gerak yang nantinya

akan siswa pelajari. Kemudian dalam aspek afektif yaitu siswa yang diajarkan

oleh guru tentang perilaku sosial, kepribadian, kerjasama, menghargai antar

teman, disiplin, dan kejujuran.

Di dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah,

sepakbola merupakan salah satu materi ajar yang harus diberikan kepada siswa.

Sepakbola merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

pendidikan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Melalui pembelajaran

sepakbola dalam pendidikan jasmani, diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan

yang ada dalam kurikulum tersebut. Sepakbola menurut Sucipto, dkk (2000, hlm.

7) menyatakan bahwa :

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.

Sepakbola termasuk ke dalam keterampilan terbuka (open skill) karena

keterampilan yang ketika dilakukan melibatkan lingkungan yang selalu berubah

dan tidak dapat diperkirakan. Jika kita perhatikan, dalam permainan sepakbola

terdapat beberapa gerakan yang selalu dilakukan ketika bermain sepakbola.

Beberapa gerakan yang selalu ada dalam permainan sepakbola diantaranya adalah

berlari, menendang, kontrol bola, dan menangkap bola bagi seorang penjaga

gawang.

Banyak tugas gerak yang harus dikuasai oleh siswa dalam proses

pembelajarannya, yaitu dapat dideskripsikan melalui suasana bermain bahwa

pemain tidak hanya memerlukan keterampilan dasar permainan sepakbola saja,

melainkan membutuhkan aspek-aspek lain untuk menunjang kegiatan bermain.

Dalam domain kognitif misalnya, kemampuan intelektual siswa dalam berfikir,

mengetahui dan memecahkan masalah yang terjadi dilapangan pada saat bermain

(3)

Erfan Rifansyah, 2015

PENGARUH PENDEKATAN TGFU (TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING) TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI MTS AL-MARWAH PAMEUNGPEUK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam suasana mendukung pembawa bola ketika melakukan gerakan tanpa bola,

pemahaman terhadap peraturan bermain sepakbola yang telah ditetapkan,

penerapan dari konsep gerak yang telah diketahui sebelumnya, serta analisis

gerakan-gerakan terkait melakukan keterampilan dasar bermain sepakbola.

Ketika dikaitkan dalam bermain sepakbola, beberapa kategori dalam domain

afektif diperlukan juga pada saat melakukan kegiatan bermain sepakbola, seperti

misalnya sikap penerimaan keunggulan lawan pada saat bermain, tidak

mencederai lawan, toleransi menghargai keputusan temannya dan orang lain,

sampai kepada domain psikomotor, keterampilan dasar bermain sepakbola

diperlukan demi menunjang keberhasilan bermain sepakbola, dalam hal ini

keterampilan bermain yang di amati hanya mencakup 3 kategori, yaitu: “

Stoping-Passing, dribbling (mengiring), shooting (menendang)”. Berikut penjelasan

terkait ketiga kategori tersebut.

Dari penjelasan yang penulis buat di atas siswa dituntut dapat mencapai

secara maksimal dalam setiap pembelajaran sepakbola, akan tetapi pada

kenyataan dilapangan untuk mencapai hal itu sangatlah tidak mudah, kemampuan

siswa untuk memahami materi permainan sepakbola dirasa sulit dan kurang

maksimal, dikarenakan minimnya seorang guru melakukan inovasi atau kreatif

dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang terlihat monoton pada saat

pembelajaran, terutama ada kendala dari beberapa faktor yang mengakibatkan

siswa tidak bisa melakukan tugas geraknya yaitu kurangnya motivasi karena

siswanya itu tidak bisa atau mengalami kesulitan terhadap pembelajaran yang

sedang di ajarkan dan gurunya tidak memberikan koreksi terhadap siswa tersebut,

serta tidak ada dorongan juga dari temannya yang sudah bisa bermain sepakbola

untuk mengajak anak tersebut bermain lagi, sehingga berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajran terutama dalam pemilihan model pembelajaran,

terlihat kegiatan pembelajaran masih merujuk kepada guru, situasi dimana jika

dianalogikan seorang guru masih mendominasi keberlangsungan proses

pembelajaran, seolah-olah peran sebagai guru disini menyerupai “tuhan” dimana

(4)

Erfan Rifansyah, 2015

PENGARUH PENDEKATAN TGFU (TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING) TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI MTS AL-MARWAH PAMEUNGPEUK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga sosok siswa didalam pelaksanaannya hanya berperan sebagai objek

pelaksana perintah guru semata, yang pada akhirnya situasi dalam proses

pembelajaran seperti itu menjadikan siswa kurang memahami tujuan

pembelajaran yang diorientasikan oleh guru, yang merujuk kepada hasil belajar

yang kurang maksimal.

Dari berbagai permasalahan yang terjadi, guru pendidikan jasmani seolah

dituntut untuk dapat terus berinovasi dalam hal membenahi proses pembelajaran

permainan sepakbola, sehingga hasil belajar yang maksimal bukan hanya menjadi

impian lagi, lebih dari itu agar pembelajaran permainan sepakbola ini dapat lebih

melibatkan siswa sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih baik dalam

memahami tujuan pembelajaran dan menjadikan hasil belajar menjadi jauh lebih

baik.

Pada cabang olahraga sepakbola, sebetulnya ada banyak gerak dasar yang

harus dikuasai oleh setiap siswa, tetapi penulis ingin menciptakan suasana belajar

sepakbola itu tidak monoton dan berubah-ubah sehingga siswa termotivasi dengan

apa yang akan nantinya di ajarkan oleh guru dikala ada beberapa siswa tidak bisa

dalam melakukan tugas gerak dasar bermain sepakbola.

Untuk mempelajari teknik gerak dasar yang ada dalam sepakbola

diperlukan pendekatan pembelajaran, namun masih banyak guru belum

menerapkan pendekatan pembelajaran dengan baik. Sejalan dengan pendapat di

atas dapat digambarkan bahwa hal ini masih menunjukkan lemahnya model

pendekatan dan kurang menciptapakan suatu yang memotivasi siswa untuk

bermain sepakbola yang diterapkan oleh guru, sehingga penulis ingin menerapkan

pendekatan TGFU (Teaching Games For Understanding) terhadap motivasi dan

keterampilan bermain sepakbola.

Teaching Games for Understanding (TGfU) adalah suatu pendekatan

pembelajaran pendidikan jasmani untuk memperkenalkan bagaimana anak

mengerti penjas melalui bentuk konsep dasar bermain. TGfU tidak memfokuskan

pembelajaran pada teknik bermain penjas sehingga pembelajaran akan lebih

(5)

Erfan Rifansyah, 2015

PENGARUH PENDEKATAN TGFU (TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING) TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI MTS AL-MARWAH PAMEUNGPEUK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan TGfU (Teaching Games for Understanding) merupakan salah

satu pendekatan yang mengakomodir kebutuhan anak dalam bermain. Guru penjas

sebagai pengelola kelas lebih berperan sebagai fasilitator pembelajaran dan tidak

menjadi dominan dengan memberikan contoh-contoh seperti yang terjadi pada

pembelajaran yang berbasis teknik. Pendekatan TGfU (Teaching Games for

Understanding) juga dapat dijadikan sebagai sebuah inovasi yang menuju pada

perbaikan pembelajaran penjas di sekolah.

Motivasi berasal dari kata “motif” karena dari kata motif dan motivasi

sering bergantian, sulit keduanya dibedakan. Tingkahlaku seseorang pada

hakikatnya ditentukan oleh berbagai kebutuhan untuk mencapai tujuan.

Tingkahlaku ini terjadi karena adanya dorongan dari apa yang difikirkan,

dipercaya dan dirasakan oleh seseorang.

Motivasi adalah aktualisasi dari sumber penggerak atau pendorong.

Motivasi sebagai fisikoligis adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi,

pengalaman dan kebutuhan. Dalam pendidikan jasmani olahraga, menurut

Alderman (dalam Hidayat, hlm. 55) menyebutkan bahwa tidak ada prestasi tanpa

motivasi.

Menurut Barelson dan steiner dalam Koontz (yang dikutif Gunarsa,

1989, hlm. 94), memaparkan bahwa:” Motivasi adalah kekuatan dari dalam yang menggerakan dan membawa tingkahlaku ke tujuan”.

Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau

cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang

yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan

terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan

benar tetapi lambat, juga tidak sapat dikatakan terampil (Soemarjadi, Muzni

Ramanto, Wikdati Zahri,1991, hlm. 2).

Schmidt (dalam Mahendra, hlm. 6) mencoba menggambarkan definisi

keterampilan tersebut dengan meminjam definisi yang diciptakan oleh E.R.

(6)

Erfan Rifansyah, 2015

PENGARUH PENDEKATAN TGFU (TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING) TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI MTS AL-MARWAH PAMEUNGPEUK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi

dan waktu yang minimum."

Menurut Hans Daeng (dalam Andang Ismail, 2009, hlm. 17) bermain

adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian

integral dari proses pembentukan kepribadian anak. Bermain menurut pendapat

Elizabeth Hurlock (1987, hlm. 320) adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk

kesenangan yang ditimulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menerapkan

pendekatan TGFU (Teaching Games For Understanding) terhadap motivasi dan

meningkatkan keterampilan bermain siswa dalam permainan sepakbola. Maka judul yang diambil oleh penulis adalah “Pengaruh pendekatan TGFU (Teaching Games For Understanding) terhadap motivasi dan keterampilan bermain

sepakbola di MTs Al-Marwah Pameungpeuk”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut, sehingga

pada akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil adari sebuah penelitian.

Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah diatas, masalah penelitian yang

penulis rumuskan adalah :

1. Apakah pendekatan TGFU (Teaching Games For Understanding)

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa MTs Al-Marwah

Pameungpeuk?

2. Apakah pendekatan TGFU (Teaching Games For Understanding)

berpengaruh terhadap keterampian bermain sepakbola di MTs Al-Marwah

Pameungpeuk?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian

(7)

Erfan Rifansyah, 2015

PENGARUH PENDEKATAN TGFU (TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING) TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI MTS AL-MARWAH PAMEUNGPEUK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui, apakah pendekatan TGFU (Teaching Games For

Understanding) berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa MTs

Al-Marwah Pameungpeuk?

2. Untuk mengetahui, apakah pendekatan TGFU (Teaching Games For

Understanding) berpengaruh terhadap keterampilan bermain sepakbola di

MTs Al-Marwah Pameungpeuk?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini dapat menjadi sumbangan keilmuan tentang pendekatan TGFU

(Teaching Games For Understanding) untuk meningkatkan motivasi dan

keterampilan bermain siswa dalam pembelajaran sepakbola selama mengikuti

pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Manfaat secara praktis

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan penting dan untuk memperluas

wawasan pada para guru pendidikan jasmani atau pun lembaga sekolah

tentang pemakaian pendekatan TGFU (Teaching Games For Understanding)

untuk diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya

pembelajaran sepakbola di sekolah.

E. Struktur Organisasi Tulisan

BAB I : PENDAHULUAN, menerangkan latar belakang penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

struktur organisasi tulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN, menerangkan pendekatan TGFU

(8)

Erfan Rifansyah, 2015

PENGARUH PENDEKATAN TGFU (TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING) TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI MTS AL-MARWAH PAMEUNGPEUK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan, bermain, sepakbola, keterampilan bermain

sepakbola, Kerangka Berfikir dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN, menerangkan metode penelitian,

Populasi dan sampel, desain penelitian, Prosedur Penelitian, teknik

pengumpulan data dan teknik mengolah data.

BAB IV : HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISI DATA, menerangkan

hasil pengolahan data, analisis data dan diskusi penemuan.

Referensi

Dokumen terkait

Bukan konflik yang terjadi dan juga peperangan yang tak ada habisnya, Benar yang dikatakan oleh para iblis menciptakan manusia hanya menyusahkan saja karena manusia memiliki nafsu

Tarif ditentukan berdasarkan biaya operasi kendaraan yang dihitung dengan menggunakan metoda dari Departemen Perhubungan (metoda Dephub) dengan menggunakan data penumpang

Dari hasil evaluasi dokumen kualifikasi tersebut peserta pengadaan yang dinyatakan lulus diundang untuk mengikuti pembuktian kualifikasi pada tanggal 27 Oktober 2017

DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN WONOSOBO TAHUN ANGGARAN

Maka dari itu untuk mengetahui karakteristik petir akan dibahas mekanisme dari petir itu sendiri dan bagaimana cara pengamanannya, serta yang mempengaruhi dari besarnya

dengan pola asesmen standar literasi lingkungan, Middle School Environmental.. Literacy Survey

Implementasi Model Pembelajaran Investigating, Evaluating Environmental Issue And Action (ieeia) Untuk Membangun Literasi Lingkungan Siswa SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

yang keluar dari alat penukar kalor tipe shell and tube, yakni yang terjadi. secara teoritis