• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROYEK UNTUK MELATIHKAN KREATIVITAS ILMIAH SISWA PADA MATERI STATISTIKA KELAS VIII DI SMPN 4 SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROYEK UNTUK MELATIHKAN KREATIVITAS ILMIAH SISWA PADA MATERI STATISTIKA KELAS VIII DI SMPN 4 SIDOARJO."

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS PROYEK UNTUK MELATIHKAN

KREATIVITAS ILMIAH SISWA PADA MATERI

STATISTIKA KELAS VIII DI SMPN 4 SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh : SITI NUR ANISAH

NIM. D04212049

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

(2)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS PROYEK UNTUK MELATIHKAN

KREATIVITAS ILMIAH SISWA PADA MATERI

STATISTIKA KELAS VIII DI SMPN 4 SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh : SITI NUR ANISAH

NIM. D04212049

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKANMIPA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

BERBASIS PROYEK UNTUK MELATIHKAN KREATIVITAS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA ILMIAH SISWA PADA MATERI STATISTIKA KELAS VIII DI

SMPN 4 SIDOARJO Oleh : Siti Nur Anisah

ABSTRAK

Mengingat pentingnya mempunyai kreativitas ilmiah siswa dalam menyelesaikan rangkaian tugas-tugas penyelidikan untuk memecahkan masalah ilmiah yang ada dalam kehidupan sehari-sehari. Salah satu model pembelajaran yang memberikan ruang untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa dalam tugas-tugas penyelidikan adalah model pembelajaran berbasis proyek. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa dalam tugas penyelidikan yang akan menghasilkan suatu produk dari pembelajaran berbasis proyek.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model Plomp yang terdiri dari tiga fase yaitu fase penelitian pendahuluan, fase pembuatan prototype, dan fase penilaian. Pengembangan pada penelitian ini meliputi RPP dan LKS. Uji coba dilakukan ada 34 siswa kelas VIII-A SMPN 4 Sidoarjo, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan lapangan (field note), validasi, observasi, angket, dan tes. Instrumen penelitian menggunakan hasil dari catatatn lapangan (field note), lembar validasi, lembar observasi, angket respon siswa, tes hasil belajar siswa, lembar observasi penilaian proyek, lembar observasi kreativitas ilmiah siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kevalidan perangkat pembelajaran, analisis kepraktisan perangkat pembelajaran dan analisis keefektifan perangkat pembelajaran.

Data penelitian dianalisis dan diperoleh hasil sebagai berikut: kevalidan RPP sebesar 3,87 dalam artian valid; kevalidan LKS sebesar 3,91 dalam artian valid. Perangkat pembelajaran memenuhi kriteria praktis dengan rata-rata penilaian “B” yang berarti dapat digunakan dengan sedikit revisi. Pembelajaran memenuhi kriteria efektif dikarenakan persentase aktivitas siswa sebesar 97,7%; keterlaksanaan sintaks pembelajaran melebihi batas pengkategorian; respon positif siswa sebesar 81,6%; hasil tes belajar siswa mencapai ketuntasan secara klasikal dengan persentase 88,23%, kemampuan siswa melakukan proyek 84,45 tergolong kriteria sangat baik, kreativitas ilmiah siswa sebesar 81,17 dengan kriteria sangat kreatif. Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika di SMPN 4 Sidoarjo dapat digunakan untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan ... iv

Motto ... v

Halaman Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Spesigikasi Produk yang Dikembangkan ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 13

F. Asumsi dan Keterbatasan ... 14

G. Definisi Operasional ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika Berbasis Proyek ... 18

1. Pembelajaran Matematika ... 18

2. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) ... 20

B. Sistem Penilaian Pembelajaran Bebrasis Proyek ... 30

C. Kreativitas Ilmiah ... 35

1. Definisi Kreativitas Ilmiah ... 35

2. Komponen Kreativitas Ilmiah ... 36

3. Indikator Kreativitas Ilmiah ... 37

D. Perangkat Pembelajaran ... 38

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 39

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 42

E. Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran ... 43

1. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 43

(9)

F. 3.Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 48 Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 48

G. Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Melatihkan KreativitasIlmiah Siswa pada Materi tatistika ... 50

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan ... 57

B. Prosedur Penelitian dan Penembangan ... 59

C. Uji Coba Produk ... 62

1. Desain Uji Coba ... 62

2. Subjek Uji Coba ... 63

3. Jenis Data ... 63

4. Teknik Pengumpulan Data ... 64

5. Instrumen Pengumpulan Data ... 65

6. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Uji Coba Proses ... 92

1. Deskripsi Data Proses Pengembangan Pembelajaran ... 92

2. Analisis Data Proses Pengembangan Pembelajaran ... 119

B. Kevalidan Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 124

C. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Penilaian Validator ... 132

D. Keefektifan Perangkat Pembelajaran ... 134

E. Revisi Produk ... 183

F. Kajian Produk Akhir ... 186

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 202

B. Saran ... 203

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perpaduan Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek dan

Indikator Kreativitas Ilmiah Siswa ... 12

Tabel 2.1 Intrumen Penilaian Proyek ... 32

Tabel 2.2 Rubrik Penilaian Proyek ... 32

Tabel 3.1 Skala Penilaian Kevalidan Perangkat Pembelajaran .... 69

Tabel 3.2 Hasil Validasi RPP ... 70

Tabel 3.3 Hasil Validasi LKS ... 72

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 74

Tabel 3.5 Skala Penilaian Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran ... 76

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran ... 77

Tabel 3.7 Format Hasil Data Respon Siswa ... 78

Tabel 3.8 Instrumen Penilaian Proyek ... 81

Tabel 3.9 Tabel Rubrik Penilaian Proyek Berdasarkan format atau instrumen ... 81

Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Kreativitas Ilmiah ... 86

Tabel 4.1 Rincian Waktu dan Kegiatan Data Proses Pengembangan Pembelajaran ... 92

Tabel 4.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang di Gunakan ... 96

Tabel 4.3 Bagian-Bagian yang Dikembangkan ... 99

Tabel 4.4 Uraian Singkat Kegiatan Pembelajaran Pada RPP ... 101

Tabel 4.5 Daftar Indikator Pembelajaran ... 105

Tabel 4.6 Daftar Nama Validator Perangkat Pembelajaran ... 116

Tabel 4.7 Jadwal Kegiatan Uji Coba Prototype II ... 118

Tabel 4.8 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 125

Tabel 4.9 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 130

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Kepraktisan Perangkat Pembelajaran .. 133

Tabel 4.11 Deskripsi Data Aktivitas Siswa Pertemuan 1 ... 135

Tabel 4.12 Deskripsi Data Aktivitas Siswa Pertemuan 2 ... 137

Tabel 4.13 Deskripsi Data Aktivitas Siswa Pertemuan 3 ... 138

Tabel 4.14 Deskripsi Data Aktivitas Siswa Pertemuan 4 ... 139

(11)

Tabel 4.16 Data Prosentase Aktivitas Siswa ... 141

Tabel 4.17 Kategori Aktivitas Siswa ... 142

Tabel 4.18 Deskripsi Data Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 145 Tabel 4.19 Deskripsi Kemampun Guru Menerapkan Pembelajaran ... 147

Tabel 4.20 Deskripsi Data Respon Siswa ... 148

Tabel 4.21 Data Hasil Belajar Siswa ... 153

Tabel 4.22 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar ... 155

Tabel 4.23 Penilaian Kemampuan Tugas Proyek Kelompok 1 ... 158

Tabel 4.24 Penilaian Kemampuan Tugas Proyek Kelompok 2 ... 160

Tabel 4.25 Penilaian Kemampuan Tugas Proyek Kelompok 3 ... 163

Tabel 4.26 Penilaian Kemampuan Tugas Proyek Kelompok 4 ... 165

Tabel 4.27 Hasil Penilaian Kemampuan Siswa Melakukan Proyek Pada Seluruh Kelompok ... 166

Tabel 4.28 Penilaian Kreativitas Ilmiah Siswa Kelompok 1 ... 170

Tabel 4.29 Penilaian Kreativitas Ilmiah Siswa Kelompok 2 ... 174

Tabel 4.30 Penilaian Kreativitas Ilmiah Siswa Kelompok 3 ... 178

Tabel 4.31 Penilaian Kreativitas Ilmiah Siswa Kelompok 4 ... 181

Tabel 4.32 Hasil Penilaian Kreativitas Ilmiah Siswa Pada Seluruh Kelompok ... 182

Tabel 4.33 Daftar Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 183

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) .... 22

Gambar 2.2 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ... 23

Gambar 3.1 Diagram Alur Fase Pengembangan Plomp ... 58

Gambar 4.1 Wujud Akhir RPP ... 189

Gambar 4.2 Halaman Judul LKS ... 190

Gambar 4.3 Halaman Judul LKS dan Petunjuk Pengerjaan ... 191

Gambar 4.4 Halaman yang berisi KD dan Indikator ... 192

Gambar 4.5 Bagian LKS tentang Petunjuk Soal ... 193

Gambar 4.6 Siswa Menentukan Berbagai Pokok Permasalahan ... 194

Gambar 4.7 Siswa Menentukan Topik yang Akan Diselidiki ... 195

Gambar 4.8 Siswa Menentukan Dugaan Sementara dari Permasalahan ... 196

Gambar 4.9 Siswa Menyusun Perencanaan Penyelidikan ... 197

Gambar 4.10 Siswa Menyusun Jaadwal Penyelidikan ... 198

Gambar 4.11 Siswa Menyusun Gambaran Penyelidikan ... 199

Gambar 4.12 Siswa Mengolah, mengumpulkan, menyajikan, menginterpretasikan ... 200

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

1.1 Lampiran RPP Pertemuan 1

1.2 Lampiran RPP Pertemuan 2

1.3 Lampiran RPP Peetemuan 3

1.4 Lampiran RPP Pertemuan 4

1.5 Lampiran RPP Pertemuan 5

1.6 Lampiran Materi

1.7 Lampiran Study Kasus

1.8 Lampiran LKS 1

1.9 Laporan Ilmiah Sederhana

1.10 Lampiran LKS 2

LAMPIRAN 2

2.1 Lembar Validasi RPP

2.2 Lembar Validasi LKS

2.3 Lembar Validasi Soal

2.4 Lembar Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Pertemuan 1

2.5 Lembar Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Pertemuan 2

2.6 Lembar Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Pertemuan 3

2.7 Lembar Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Pertemuan 4

2.8 Lembar Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Pertemuan 5

2.9 Lembar Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Pertemuan 6

2.10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

2.11 Lembar Respon Siswa

2.12 Soal Tes

2.13 Pedoman Penilaian Soal Tes

2.14 Penilaian Proyek

2.15 Penilaian Kreativitas Ilmiah Siswa

Lampiran 3

3.1 Pengisian Validasi RPP

3.2 Pengisian Validasi LKS

3.3 Pengisian Validasi Soal

3.4 Aktivitas Siswa

3.5 Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran

3.6 Respon Siswa

3.7 Tes Hasil Belajar

(14)

3.9 Data Pekerjaan , Pendidikan Dan Bidan Praktek Mandiri (Bpm)

Lampiran 4

4.1 Catatan Lapangan

4.2 Analisis RPP

4.3 Analisis LKS

4.4 Analisis Aktivitas Siswa

4.5 Analisis Keterlaksanaan Dan Kemampuan Guru Menerapkan

Pembelajaran

4.6 Analisis Respon Siswa

4.7 Analisis Hasil Belajar

4.8 Analisis Penilaian Kreativitas Ilmiah Siswa

4.9 LKS Dan Produk Siswa

Lampiran 5

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang lahir dengan potensi kreatif yang dapat dikembangkan. Potensi ini akan menghasilkan suatu gagasan yang berupa produk kreatif atau sering disebut dengan kreativitas1. Kreativitas memang bukan salah satu faktor utama dalam pendidikan tapi pendidikan yang baik adalah pendidikan yang

mampu menstimulus siswanya untuk mengembangkan kreativitas2.

Salah satu sarana untuk mengembangkan kreativitas bagi siswa

pada pendidikan adalah melalui pembelajaran matematika3.

Ahmad Susato berpendapat pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika4.

Dalam dunia pendidikan kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat penting untuk diajarkan sejak dini karena kemampuan ini dibutuhkan untuk bisa bertahan hidup dalam dunia yang semakin tahun semakin berkembang pesat dan tidak dapat

diduga. Hal ini sejalan dengan pernyataan NRC (National

Research Council) yang menyatakan bahwa matematika

merupakan “ the key to opportunity” (kunci kearah peluang -peluang)5. Artinya, matematika merupakan kunci bagi seseorang dalam melihat dan memanfaatkan peluang untuk tetap bersaing dan berkompetisi dalam dunia yang semakin berkembang. Pemerintah Indonesia sudah sejak tahun 2003 menyadari hal tersebut dengan mencantumkan kemampuan ini dalam tujuan

1 Murniati Endah, Pendidikan dan Bimbingan anak kreatif, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012),hal 19

22Idad Muqodas“Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar”, 9:2, (Januari, 2015), 16

3 Ibid

4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013),185

(16)

2

pendidikan nasional dan sekarang juga terdapat dalam tujuan kurikulum pendidikan yang terbaru yaitu kurikulum 20136.

Kreativitas mengajarkan siswa untuk menyelesaikan suatu

permasalahan dengan lancar (fluency), sudut pandang yang

berbeda dari biasanya atau bervariasi (flexibility), dan penyelesaian yang baru atau berbeda dengan siswa yang lain (originality)7. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasikan dalam suatu pembelajaran, siswa diharapkan dapat menemukan ide-ide yang baru dan berbeda dalam memecahkan masalah. Konsep yang terdapat dalam matematika sangat luas dan kompleks sehingga memungkinkan untuk melatih siswa dalam menemukan pemecahan masalah dengan banyak ide dan sudut pandang yang berbeda dari biasanya. Sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 salah satunya adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang kreatif sehingga mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan peradaban dunia8.

Kreativitas dapat diajarkan dan dikembangkan dalam semua pelajaran di sekolah, terutama dalam matematika. Kreativitas dalam matematika sangat penting untuk diajarkan di kelas9. Mengajarkan kreativitas pada pelajaran matematika dapat membuat siswa mampu berpikir kreatif dalam memecahkan masalah. Kreativitas dapat didefinisikan sebagai suatu produk ataupun proses. Sternberg dan Lubart mendefiniskan kreativitas sebagai produksi kerja yang memiliki nilai kebaruan dan kebermanfaatan. Torrance memandang kreativitas sebagai hasil seseorang menjadi peka tehadap permasalahan, kekurangan,

kesenjangan pengetahuan, ketidakserasian, mengidentifikasi

kesulitan, mencari pemecahan masalah, membuat prediksi,

6Rifatun Nasyizah, Skripsi: ”Kreativitas Ssiswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kemampuan Matematika Siswa”. (Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya), 1

7 Ibid, halaman 31.

(17)

3

membuat hipotesis, menguji hipotesis, dan mengkomunikasikan

hasil10. Muhamed memandang kreativitas dalam lingkup yang

lebih spesifik, yaitu kreativitas ilmiah yang didefinisikan sebagai kerja ilmiah menggunakan berbagai keterampilan proses dengan memiliki pengetahuan yang memadai, dan kemampuan untuk menemukan dan menyelesaikan permasalahan dengan cara yang

unik dan sesuai11. Kreativitas ilmiah merupakan kemampuan yang

dapat dipelajari dan diajarakan melalui beberapa aktivitas tugas-tugas penyelidikan diantaranya menyusun rumusan masalah, menyusun hipotesis, menentukan ruang lingkup penelitian, menentukan alat dan bahan, menentukan langkah penyelidikan dan

menggambarkan rancangan penyelidikan12.

Kreativitas ilmiah siswa berhubungan dengan pengetahuan ilmiah dan keterampilan yang dikembangkan guru di sekolah. Pengetahuan yang dikuasai dapat berupa konsep. Penguasaan konsep merupakan hal yang amat penting karena dengan penguasaan konsep yang baik, luas, dan mendalam memungkinkan seseorang menerapkan penguasaan konsepnya dalam berbagai keperluan. Beberapa ahli melihat kreativitas ilmiah dari aspek produk (product), proses (process), pribadi (person), dan lingkungan (environment). Hu dan Adey menunjukkan komponen terkait dengan kreativitas ilmiah dalam Scientific Structure Creativity Model (SSCM). Kreativitas ilmiah dilihat dari tiga aspek dalam model ini, yaitu produk (product), karakteristik (Characteristics), dan proses (process).13 Berdasarkan uraian diatas maka kreativitas ilmiah dapat didefinisikan sebagai hasil kemampuan berpikir yang dapat dilihat dari produk yang dihasilkan maupun proses yang digunakan untuk memecahkan masalah ilmiah yang dinilai berdasarkan karakteristik kreativitas yaitu lancar (fluency), bervariasi (flexibility), baru (originality).

Tujuan tersebut berimplikasi pada upaya menjadikan pembelajaran matematika menarik bagi siswa sehingga mereka menjadi aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan

10 Masruroh, Tesis: “Pengembangan Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kreativitas Ilmiah Siswa SMP”. (Program Pascasarjana Matematika Universitas Negeri Surabaya, 2015: Tidak Dipublikasikan), 16.

(18)

4

aktif dan kreatifnya siswa mengikuti pembelajaran matematika, maka diharapkan dapat memberikan efek posiitif terhadap hasil belajar yang diperolehnya. Dalam mengembangkan kretivitas ilmiah siswa, pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk menguasai sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Salah satu model pembelajaran yang tepat yang digunakan untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa adalah pembelajaran berbasis proyek.

Munculnya model pembelajaran berbasis proyek atau

Project Based Learning (PjBL) berangkat dari pandangan

konstruktivisme yang mengacu pada pembelajaran kontektual14. Pembelajaran berbasis proyek sebagai metode pembelajaran sistematika yang mengikutsertakan melalui pertemuan yang terstruktur yang kompleks dan perancangan tugas dengan cermat15. Metode pembelajaran berbasis proyek ini mencakup kegiatan

menyelesaikan masalah (problem solving), pengambilan

keputusan, keterampilan melakukan investivigasi, dan

keterampilan membuat karya16. Pembelajaran berbasis proyek

adalah sebuah model yang mengorganisasikan pembelajaran ke dalam sebuah proyek yang berbasis permasalahan atau pertanyaan yang menantang17. Pembelajaran berbasis proyek atau Project

Based Learning (PjBL) dilakukan untuk memperdalam

pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dengan cara membuat karya atau proyek yang terkait dengan materi ajar dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik18. PjBL memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar saintifik berupa kegiatan: 1) bertanya; 2) melakukan pengamatan; 3 ) melakukan penyelidikan atau percobaan; 4) menalar; dan 5)

14 I made wirasana jagantara, “Program Studio Ipa”e

-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,4:3, (Maret, 2014), 25

15 Buck institude of education. 2014. Tersedia [online]: http://bie.org/about/what pbl. diakses tanggal 26 Maret 2016. hal.2

16 Ridwan Sani, Pembelajaran Siantifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal 175

17 Thomas, J.W. 2000. A Review od Research on Project-Based Learning. California: The Autodesk Foundation. Available on: http://www.autodesk. com/ foundation. Diunduh pada 26 Maret 2016. hal 3

(19)

5

menjalin hubungan dengan orang lain dalam upaya memperoleh informasi atau data19.

Pembelajaran berbasis proyek siswa melakukan beberapa

aktivitas, yaitu: “students drive their own learning through inquiry, as well as work collaboratively to research and create projects that reflect their knowledge”. Artinya dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa belajar melalui penemuan, dimana mereka bekerja secara kolaboratif untuk melakukan penelitian dan membuat

proyek yang mencerminkan pengetahuan mereka20. Dari pendapat

ini, nampak bahwa melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa dituntut untuk aktif menemukan pengetahuan baru dan kreatif

menyajikan apa yang sudah mereka pelajari. “students demonstrate better problem solving skills in project based learning than in more traditional clasess and are able to apply what they learn to real life situations”. Maksud dari kalimat tersebut adalah bahwa melalui pembelajaran berbasis proyek keterampilan siswa dalam pemecahan masalah lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran melalui kelas tradisonal, selain itu siswa dapat mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari dalam situasi nyata21. Sementara itu, kerja proyek akan memunculkan kemampuan berpikir ilmiah siswa yang sangat penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Kemampuan berpikir ilmiah inilah yang menjadikan siswa cerdas, kritis, kreatif, logis, dan sistematis. Dengan demikian pemberian tugas proyek telah sesuai dengan apa yang diamanatkan Peraturan Menteri No. 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah22.

Pada kegiatan belajar untuk siswa di sekolah menengah, dapat dilakukan pembelajaran berbasis proyek dengan meminta siswa membuat proyek kreatif. Proyek yang diajukan sebaiknya bermanfaat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi

19 Ibid, halaman 175.

20Bell, Stephanie. 2010. “Project-based learning for the 21st century: skill for the future. A journal of educational strategies, issues and ideas: 39-43

21 Buck institude of education. 2014. Tersedia [online]: http://bie.org/about/what pbl. diakses tanggal 26 Maret 2016.

(20)

6

masyarakat23. Misalnya pada penelitian ini siswa membuat proyek

yaitu membahas hubungan antara penyakit dan usia bayi di Desa Suko. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk menghasilkan produk sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru. Produk tersebut haruslah nyata, sesuai dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan di masyarakat. Sebelum melakukan tugas proyek maka siswa perlu mengetahui tahapan pembelajaran berbasis proyek antara lain 1) penyajian permasalahan; 2) membuat perencanaan; 3) menyusun penjadwalan; 4) memonitor pembuatan proyek; 5) melakukan penilaian; 6) Evaluasi dalam tahapan tersebut kegiatan pembelajaran berbasis proyek menuntut siswa

melakukan investivigasi. Investivigasi proses meliputi

menyelidiki, membangun pengetahuan dan memecahkan proyek sehingga kegiatan tersebut mengarah pada rangkaian proses penyelesaian penyelidikan diantaranya mulai dari merumuskan masalah, menyusun hipotesis, menentukan lingkup penelitian, menentukan alat dan bahan yang relavan, menentukan langkah penyelidikan, dan menggambar rancangan penyelidikan yang

nantinya dalam menyelesaikan proyek pastinya terdapat

perbedaaan cara menuangkan kemampuan berpikir siswa terhadap tugas yang diberikan. Hal ini membutuhkan motivasi dan keahlian dalam mewujudkan ide sehingga dapat menghasilkan proyek yang berkualitas. Produk siswa yang dihasilkan dalam pembelajaran berbasis proyek pada penelitian ini berupa laporan ilmiah sederhana.

Guru perlu melakukan penilaian terhadap hasil proyek yang dihasilkan siswa. Salah satu teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian pembelajaran berbasis proyek adalah penilaian

proyek24. Berdasarkan Permendikbud Nomor 104 tentang penilaian

kurikulum 2013, penilaian proyek merupakan salah satu bentuk penilaian kompetensi keterampilan25. Penilaian proyek dapat

digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan

mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan

23 Ridwan Addullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk implementasi 2013 (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 15.

24Rudi Widyaiswara, “Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam Materi Statistika SMP,” artikel diakses pada tanggal 27 Mei 2016 dari http://www.lpmpsulsel.net

(21)

7

mengonfirmasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu dengan jelas. Penilaian proyek pada model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan seseorang atau sekelompok siswa dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pelaksanaan tugas, pengolahan, penyajian produk, dan laporan tertulis26. Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu 1) kemampuan melaksanakan proyek, relevansi, keaslian proyek. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek atau skala penilaian27. Dengan menggunakan penilaian ini, kemampuan siswa dinilai dari proses dan hasil akhir belajar siswa28. Penilaian proyek berfokus pada konsep dan prinsip memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi siswa, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya, student’s centered, dan mengasilkan produk nyata, sehingga secara langsung dapat memacu kreativitas dan hasil belajar siswa29.

Pada pra pendahuluan penelitian ini yang dilakukan di SMPN 4 Sidoarjo diketahui bahwa mereka hanya mendapat pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran IPA namun masih sebatas tugas rumah dan belum mengerti pentingnya kreativitas ilmiah siswa. Hal ini dikarenakan belum adanya pengenalan dari sekolah baik berupa sosialisasi atau kegiatan lain mendukung siswa untuk memahami kreativitas ilmiah siswa. Sekolah hanya melatihkan kreativitas pada pembelajaran kesenian dan melatihkan kegiatan ilmiah pada pelajaran biologi.

Hal itu tentunya berpengaruh dalam menetapkan materi pelajaran yang hendaknya disesuaikan dengan tujuan instruksional, sesuai dengan tingkat pendidikan/perkembangan siswa pada umumnya, materi hendaknya terorganisir secara sistematik, berkesinambungan, dan mencakup hal-hal yang bersifat faktual

26 Kusaeri, Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 16.

27 Ibid, halaman 16.

28 Johnson, David W., dan Johnson, Roger T, Meaningful Assessment: A Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn and Bacon, 2002) , hal 95.

(22)

8

maupun konseptual. Materi yang diangkat oleh peneliti adalah materi statistika. Materi yang diberikan di SMP kelas VIII pada semester ganjil. Materi ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga menghadirkan suatu masalah yang nyata melalui

hand-on activities yang dibuat sedemikian hingga menantang

siswa untuk menyelesaikan dalam waktu tertentu. Hand-on

activities ini selain mendorong siswa berpikir untuk menyelesaikan masalah yang nyata tersebut juga mendorong siswa aktif melakukan aktivitas untuk menghasilkan suatu produk yang mampu menanamkan pemahaman tentang kreativitas ilmiah siswa dalam pembelajaran berbasis proyek.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik dan berminat untuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk

penelitian skripsi dengan judul, “Pengembangan Pembelajaran

Berbasis Proyek Untuk Melatihkan Kreativitas Ilmiah Siswa Pada Materi Statistika Kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pengembangan perangkat pembelajaran

matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

2. Bagaimana kevalidan hasil pengembangan perangkat

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

3. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan perangkat

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

4. Bagaimana keefektifan penerapan pengembangan perangkat

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

Keefektifan hasil pengembangan perangkat

(23)

9

SMPN 4 Sidoarjo dapat diketahui dari pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana aktivitas siswa selama berlangsungnya

pembelajaran berbasis proyek untuk melatihkan

kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

b. Bagaimana keterlaksanaan rencana pembelajaran

matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

c. Bagaimana kemampuan guru menerapkan pembelajaran

matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

d. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran berbasis

proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika di kelas VIII SMPN 4 Sidoarjo?

e. Bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran berbasis proyek untuk melatihkan

kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

f. Bagaimana kemampuan siswa melakukan proyek selama

berlangsungnya pembelajaran berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

g. Bagaimana kreativitas ilmiah siswa selama

berlangsungnya pembelajaran berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disebutkan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan proses pengembangan matematika

berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui kevalidan hasil pengembangan perangkat

(24)

10

kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui kepraktisan hasil pengembangan perangkat

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

4. Untuk mengetahui keefektifan hasil pengembangan perangkat

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo:

Keefektifan hasil pengembangan perangkat

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo dapat diketahui dari pernyataan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama berlangsungnya

pembelajaran berbasis proyek untuk melatihkan

kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

b. Untuk mengetahui keterlaksanaan rencana pembelajaran

matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

c. Untuk mengetahui kemampuan guru menerapkan

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk

melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

d. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

e. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk

melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

f. Untuk mengetahui hasil kemampuan siswa melakukan

(25)

11

g. Untuk mengetahui kreativitas ilmiah siswa selama

berlangsungnya pembelajaran berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo. D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS sesuai dengan pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika. Adapun penjelasan dari produk yang dikembangkan sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(26)

12

Tabel 1.1

Perpaduan Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek dan Indikator Kreativitas Ilmiah Siswa

Tahap Pembelajaran Berbasis Proyek

Indikator Kreativitas Ilmiah Siswa

Tahap 1: Penyajian Permasalahan

a. Kemampuan

menyusun rumusan masalah

b. Kemampuan

menyusun hipotesis

c. Kemampuan

menentukan lingkup penelitian atau mengontrol variabel Tahap 2:

Melakukan Perencanaan

d. Kemampuan

menentukan alat dan bahan yang relavan

Tahap 3: Menyusun Penjadwalan

e. Kemampuan

menentukan langkah penyelidikan

f. Kemampuan

Menggambar rancangan penyelidikan Tahap 4:

Memonitor Pembuatan Proyek Tahap 5: Melakukan Penilaian

Tahap 6: Evaluasi

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

(27)

13

dikembangkan terdapat tahapan-tahapan pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk menuntun siswa dalam mengkonstruk kreativitas ilmiah siswa. Selain itu, LKS disusun secara variatif dan menarik untuk memancing minat siswa dalam menggunakannya

E. Manfaat Penelitian

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika

berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan tambahan pengetahuan secara teorotis baik kepada guru, siswa maupun kepada

peneliti sendiri tentang proses Pengembangan perangkat

pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika.

2. Manfaat Bagi Siswa

a. Dapat digunakan sebagai sarana yang dapat membantu

siswa dalam memahami materi, khususnya bagi siswa yang menjadi subjek ujicoba, mereka mendapat pengalaman belajar hasil berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika.

b. Meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika

melalui pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika.

c. Dapat membantu meningkatkan ketuntasan hasil belajar

siswa, kemampuan siswa melakukan proyek dan kreativitas ilmiah siswa.

3. Manfaat Bagi Guru dan Sekolah

a. Dapat dijadikan wacana yang baik sehingga memberikan

informasi dan membantu mengubah pendekatan, model dan sistem dalam melaksanakan proses pembelajaran secara kontektual sehingga siswa dapat menjadi pusat belajar.

b. Dapat dijadikan alternatif dalam memilih pembelajaran

(28)

14

4. Manfaat Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika, sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.

5. Manfaat Bagi Peneliti Lain

a. Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru

dalam mengembangkan pembelajaran matematika

berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika dapat diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.

b. Dapat melakukan pengembangan pembelajaran

matematika berbasasis proyek untuk melatihkan

kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika pada pokok bahasan yang lain.

F. Asumsi dan Keterbatasan 1. Asumsi Penelitian

Asumsi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Pengamat mengisi lembar hasil observasi aktivitas siswa,

keterlaksanaan sintaks pembelajaran, kemampuan guru menerapkan pembelajaran, kemampuan siswa melakukan proyek dan kreativitas ilmiah siswa secara seksama dan objektif (sesuai dengan kenyataan di kelas).

b. Siswa mengisi lembar angket respon siswa dengan jujur terhadap perangkat pembelajaran matematika berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika kelas VIII di SMPN 4 Sidoarjo.

2. Keterbatasan Penelitian

Peneliti membatasi penelitian ini pada:

a. Penelitian ini menggunakan model pengembangan

pengembangan model Plomp yang terdiri atas tiga fase, yaitu fase penelitian pendahuluan, fase pembuatan prototype, fase penilaian.

b. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam

(29)

15

c. Uji coba yang dilakukan pada penelitian ini hanya

terbatas di kelas VIII-A SMP Negeri 4 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2016/2017.

G. Definisi Operasional

1. Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedomanan yang digunakan oleh guru dalam melakukan kegiatan pengajaran sehingga siswa dapat belajar.

2. Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian

proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Proses pengembangan pembelajaran matematika berbasis

proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa adalah proses pembuatan perangkat pembelajaran matematika yang menggunakan model pengembangan model Plomp 2010 yang terdiri atas tiga fase pengembangan. Ketiga fase tersebut

adalah fase pendahuluan (preliminary research), fase

pembuatan prototype (prototyping phase), dan fase penilaian (assessment phase).

4. Pembelajaran berbasis proyek (Project-based Learning)

adalah suatu model pembelajaran yang menuntut siswa mendemonstrasikan keterampilan dan pengetahuan tertentu melalui serangkaian aktivitas berupa pengerjaan projek yang berbasis permasalahan nyata.

5. Kreativitas ilmiah merupakan suatu hasil kemampuan berpikir

yang dapat dilihat dari produk dihasilkan maupun proses yang digunakan untuk memecahkan masalah ilmiah yang dinilai berdasarkan karakteristik yaitu fluency, flexibility, originality.

6. Statistika adalah materi matematika yang dekat dengan

kehidupan sehari-hari kita, seperti penyajian data yang meliputi membuat diagram dalam bentuk batang, garis, lingkaran.

7. Sistem penilaian pembelajaran berbasis proyek merupakan

(30)

16

hasil produk siswa yang dihasilkan dari pembelajaran yang diterapkan.

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang pada penelitian ini beriorientasikan pada pembelajaran berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa pada materi statistika di SMP.

9. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah suatu lembar kegiatan yang disusun oleh peneliti dan diberikan kepada siswa dalam mengerjakan tugas atau masalah yang diberikan kepada siswa uji coba untuk memudahkan dalam mengerjakan tugas masalah yang dikerjakan guru berupa petunjuk langkah-langkah dalam mengerjakan tugas sesuai materi yang diajarkan.

10. Perangkat pembelajaran dikatakan valid apabila perangkat

tersebut disusun sesuai dengan berbagai displin ilmu (validitas isi) dan semua komponen dalam perangkat pembelajaran tersebut saling berkaitan satu sama lain secara konsisiten (validitas konstruk).

11. Kevalidan perangkat pembelajaran adalah ketepatan suatu

perangkat pembelajaran dalam melakukan fungsi ukurnya. Perangkat dikatakan valid jika validator menyatakan bahwa perangkat tersebut telah baik aspek-aspeknya yaitu: a) ketepatan isinya, b) materi pelajaran, c) kesesuaian dengan tujuan pelajaran, c) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, d) desain fisik.

12. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif apabila perangkat yang dikembangkan mencapai kriteria keefektifan yang ditetapkan. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini meliputi: a) Aktivitas siswa : prosentase dari aktivitas siswa yang

dikategorikan aktif lebih besar daripada aktivitas siswa yang dikategorikan pasif.

b) Keterlaksanaan sintaks pembelajaran : dikatakan efektif jika langkah dalam RPP terlaksana dengan prosentase

.

c) Kemampuan guru menerapkan pembelajaran : dikatakan

(31)

17

d) Hasil belajar : dihitung secara individual dan secara klasikal. Dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai skor minimal 78, sekurang-kurangnya dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.

e) Kemampuan siswa melakukan proyek : menggunakan

alat/instrument penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Dilihat dari kriteria skala penilaian yang menjadi patokan untuk menilai kemampuan siswa melakukan proyek.

f) Kreativitas ilmiah siswa : menggunakan alat/instrument penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Diliaht dari kriteria skala penilaian yang menjadi patokan untuk menilai kreativitas ilmiah siswa.

13. Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir. Aktivitas siswa dinilai oleh dua orang pengamat menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

14. Keterlaksanaan sintaks pembelajaran adalah keterlaksanan

guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP.

15. Respon siswa adalah sekumpulan data berupa pertanyaan

untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap perangkat dan proses pembelajaran berbasis proyek untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa yang diberikan kepada siswa Kelas VIII-A SMPN 4 Sidoarjo.

16. Tes Hasil Belajar adalah hasil siswa setelah melakukan tes yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.

17. Kemampuan siswa melakukan proyek adalah hasil

kemampuan siswa selama menerapkan pembelajaran berbasis proyek dari hasil produk yang dihasilkan siswa.

18. Kreativitas ilmiah siswa adalah hasil kemampuan berpikir yang dilihat dari produk maupun proses yang digunakan untuk memecahkan masalah ilmiah dalam mendesain kegiatan penyelidikan antara lain membuat rumusan masalah, membuat

hipotesis, menentukan lingkup pnelitian (mengontrol

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika Berbasis Proyek 1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran tidak lepas dari belajar dan mengajar. Belajar merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dari

kehidupan manusia. “Secara singkat dan secara umum belajar

dapat diartikan sebagai „perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman‟. Di sini, tidak termasuk

perubahan perilaku yang diakibatkan oleh kerusakan atau catat fisik, penyakit, obat-obatan, atau perubahan karena proses

pematangan”.1

Selanjutnya, Syahmenyatakan “ secara umum

belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif”2

.

Menurut Slameto mendefinisikan “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”3

. Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya4. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat dikatakan bahwa belajar adalah serangkaian upaya diri untuk memperoleh ilmu dan keterampilan yang akan membawa perubahan tingkah laku positif sebagai hasil dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.

Slameto menyatakan “mengajar adalah membimbing

siswa agar mengalami proses belajar”5

. Sementara Sadirman

1 Sobur Alex, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 218.

2 Syah muhibbin, .Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 68.

3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 2.

4 Dalyono M, .Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka cipta, 2007), 49. 5

(33)

19

mengemukakan” mengajar sebagai upaya meningkatkan

kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar

bagi para siswa”6

. Mengajar merupakan suatu kegiatan dalam menyediakan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi7. Mengacu pada uraian di atas, mengajar adalah kegiatan membimbing siswa dalam proses belajar meraka dalam lingkungan yang kondusif untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Arifin mengatakan “dalam arti luas, pembelajaran

adalah proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat ingteraktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungannya untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai

kompetensi yang telah ditentukan”8

. Lalu, Suherman

mengemukakan “pembelajaran merupakan upaya penataan

lingkungan yang member nuansa agar program belajar tumbuh

dan berkembang secara optimal”9

. Berdasarkan uraian tentang pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan interaktif yang melibatkan guru, siswa, sumber belajar, dan lingkungan di dalam proses belajar mengajar untuk mencapai suatu kompetensi yang telah ditetapkan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah-sekolah. Murtadho dan Tambunan mengatakan filsafat matematika sebagai berikut. Matematika adalah pengetahuan mengenai kuantiti dan ruang, salah satu cabang dari sekian banyak cabang ilmu, yang sistematis,

6 Sadirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2011), 2.

7Ibid, halaman 3.

8 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran:Prinsip, Teknik, Prosedur (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 10.

(34)

20

teratur dan eksak. Matematika adalah angka-angka dan perhitungan yang merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika menolong manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan. Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik. Matematika membahas fakta-fakta dan hubungan-hubungannya, serta membahas problem ruang dan bentuk. Matematika adalah queen of science (ratunya ilmu)10.

Selanjutnya, Johson dan Rising mengatakan

“matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simple dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai

bunyi”11

. Berdasarkan uraian di atas, matematika adalah cabang ilmu mengenai fakta, angka, dan perhitungan yang menuntut siswa menggunakan logika dalam pemecahansuatu masalah.

Selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran metematika adalah suatu kegiatan interaktif yang melibatkan guru, siswa, sumber belajar, dan lingkungan di dalam proses belajar matematika (yang menuntut siswa berlogika) untuk mencapai suatu kompetensi yang telah ditetapkan.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) a. Definisi

Menurut Blumenfeld “ Project based learning is a

comprehensive approach to classroom teaching and learning that is designed to engage students in investigation of authentic problems”12. Maksud kalimat ini adalah bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah suatu pendekatan komprehensif untuk proses belajar mengajar di kelas yang didesain untuk melibatkan siswa

10 Murtadho, sutrisman dan G. tambunan, Materi pokok pengajaran matematika (Jakarta: Karunika Universitas Terbuka, 1987), 24

11 Suherman, erman,dkk, Op.Cit., hal 10.

(35)

21

ke dalam suatu investigasi permasalahan yang autentik. Solomon menjelaskan bahwa di dalam pemebalajaran berbasis proyek, siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang autentik, berbasis kurikulum dan terkadang interdisplin13. Selain itu Grant memaparkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan peluang kepada siswa untuk menekankan investigasi lebih aman14.

Dari beberapa pertanyaan tersebut tampak bahwa terdapat berbagai macam pendefinisian pembelajaran berbasis proyek, yakni sebagai pendekatan, model atau

sebagai metode. Seiring dengan perkembangan

pembelajaran berbasis proyek, Buck Institute for

Education mendefinisikan pembelajaran berbasis projek

sebagai metode pembelajaran sistematik yang

mengikutsertakan siswa ke dalam pembelajaran

pengetahuan dan keterampilan melalui penemuan yang terstruktur yang kompleks dan perancangan tugas dengan cermat15.

Dari beberapa paparan tersebut, maka yang dimaksud pembelajaran berbasis proyek adalah suatu

model pembelajaran yang menuntut siswa

mendemonstrasikan keterampilan dan pengetahuan

tertentu melalui serangkaian aktivitas berupa pengerjaan proyek yang berbasis permasalahan nyata.

b. Komponen Pembelajaran Berbasis Proyek

Beberapa komponen pembeljaaran berbasis

proyek (PjBL) dideskrisikan sebagai berikut16.

13 Solomon, Gween. (2003). “Project-Based Learning: A Primer”. Tersedia [online]: http://www.techiearning.com/dbarea/archieves/TL/2003/01/PROJECT.php. Diakses Pada 28 Maret 2016.hal.9

14 Grant, Michael.2002. Getting A Grip On Project-Based Learning: Theory, Cases, And Recommendations. Computer Technologies Journal. Tersedia [online]: http://naf.org/files/pbl.pdf. Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2016 .hal.9

15 Buck Institute Of Education.2014. tersedia [online]: http://bie.org/about/whatpbl . Diakses tanggal 28 Maret 2016 .hal 9

16

(36)

[image:36.420.72.364.67.485.2]

22

Gambar 2.1

Komponen Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)

Beberapa keutamaan yang diperoleh dengan menerapkan PjBL adalah17:

1. Melibatkan siswa dalam permasalahan dunia nyata

yang kompleks, yang membuat siswa dapat

mengidentifikasi isu atau permasalahan yang

bermakna bagi mereka;

2. Membutuhkan proses inkuiri, penelitian,

keterampilan merencanakan, berpikir kritis, dan keterampilan menyelsaikan masalah dalam upaya membuat proyek;

3. Melibatkan siswa dalam belajar menerapkan

pengetahuan dan keterampilan dengan konteks yang bervariasi ketika bekerja membuat proyek;

17
(37)

23

4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar

dan melatih keterampilan interposal ketika bekerja sama dalam kelompok dan orang dewasa;

5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melatih

keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dan bekerja (mengalokasikan waktu, bertanggung jawab, belajar melalui pengalaman, dan sebagainya);

6. Mencakup aktivitas refleksi yang mengarahkan siswa

untuk berpikir kritis tentang pengalaman dan menghungkan pengalaman tersebut pada standar belajar.

c. Tahap-Tahap Pembelajaran Berbasis Proyek.

[image:37.420.71.363.50.472.2]

Beberapa ahli mengusulkan beberapa tahapan utama yang perlu dilakukan dalam pembelajaran berbasis proyek, yaitu: 1) penyajian permasalahan; 2) membuat perencanaan; 3) menyusun penjadwalan; 4) memonitor pembuatan proyek; 5) melakukan penilaian; dan 6) evaluasi18.

Gambar 2.2

Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

18
(38)

24

Tahapan tersebut dirinci sebagai berikut:

1. Penyajian permasalahan. Permasalahan diajukan

dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan

dunia nyata yang membutuhkan investigasi

mendalam. Guru harus memastikan bahwa

permasalahan relavan untuk siswa agar mereka terlibat secara mental.

2. Membuat perencanaan. Guru perlu merencanakan

stamdar kompetensi yang akan dikaji ketika membahas permasalahan. Kompetensi yang dikaji sebaiknya mencakup konsep penting yang ada dalam kurikulum. Guru seharusnya melibatkan siswa dalam bertanya, membuat perencanaan, dan melengkapi rencana kegiatan pembuatan proyek/karya. Tahapan ini melibatkan guru dan siswa dalam melakukan curah pendapat yang mendukung inkuiri untuk penyelesaian permasalahan.

3. Menyusun penjadwalan. Siswa harus membuat

penjadwalan pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan tahapan pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas.

4. Memonitor pembuatan proyek. Pelaksanaan

pekerjaan siswa harus dimonitor dan difasilitasi prosesnya, paling sedikit pada dua tahapan yang dilakukan oleh siswa (checkpoint). Fasilitas yang juga perlu dilakukan adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja di laboratorium atau fasilitas lainnya jika dibutuhkan. Guru perlu melakukan mentoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten pembelajaran.

5. Melakukan penilaian. Penilaian dilakukan secara

(39)

25

diselasaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat

digunakan untuk mengetahui pemahaman,

kemampuan mengaplikasikan, kemampuan

melakukan penyelidikan, dan kemampuan

menerapkan keterampilan membuat produk atau karya. Dalam penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan.19

a. Kemampuan melaksanakan proyek, meliputi

kemampuan siswa dalam memilih topic/mencari

informasi, melaksanakan tugas/proyek,

mengelola waktu, dan penulisan laporan.

b. Relevansi, yaitu kesesuaian antara kompetensi

yang dipelajari dengan berbagai konteks

kehidupan nyata di masyarakat.

c. Keaslian proyek. Artinya, hasil dari proyek

biasanya berupa produk. Produk yang dihasilkan siwa harus benar-benar hasil karyanya sendiri.

6. Evaluasi. Evaluasi dimassudkan untuk memberikan

kesempatan pada siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Siswa perlu berbagi perasaan dan

pengalaman, mendiskusikan apa yang sukses,

mendiskusikan apa yang perlu diubah, dan berbagai ide yang mengarah pada inkuiri baru.

d. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek

Beberapa keuntungan menggunakan pembelajaran berbasis proyek adalah20:

1. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan

mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting;

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah;

19Kusaeri, Op.Cit., hal 156.

20

(40)

26

3. Membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan

permasalahan yang kompleks;

4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja

sama;

5. Mendorong siswa mempraktikkan keterampilan

berkomunikasi;

6. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola

sumber daya;

7. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam

mengorganisasi proyek, mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan tugas;

8. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk

berkembang sesuai kondisi dunia nyata;

9. Melibatkan siswa untuk belajar mengumpulkan

informasi dan menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata;

10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.

e. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek

Selain memiliki kelebihan, pembelajaran berbasis proyek memiliki juga kekurangan antara lain21:

1. Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan

masalah dan menghasilkan produk;

2. Membutuhkan biaya yang cukup;

3. Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar;

4. Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang

memadai;

5. Tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan

tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan;

6. Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja

kelompok.

21
(41)

27

f. Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Matematika Dalam beberapa dekade terkhir ini, perkembangan teknik dalam membelajarkan matematika sudah semakin pesat. Salah satunya melalui pembelajaran berbasis proyek. Beberapa penelitian (Grant & Branch, Horton et al., Johnston, Jones & Kalinowski, Ljung & Blackwell, McMiller, Lee, Saroop, Green, & Johnson, dan Toolin dalam Yetkiner menunjukkan bahwa prestasi siswa yang terlibat dalam pembelajaran dengan memberikan tugas proyek lebih tinggi daripada siswa yang tidak terlibat dalam pembelajaran tersebut22.

Menurut Masriyah dalam mata pelajaran

matematika, pemberian tugas proyek dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas kepada

siswa23. Dalam menyelesaiakn proyek, kajian ilmu

matematika akan dikaitkan dengan displin ilmu lain dan dengan kehidupan nyata. Kegiatan-kegiatan dalam menyelesaikan proyek pada mata pelajaran matematika akan menunjukkan kepada siswa bahwa konsep-konsep matematika itu tidak selalu abstrak dan hanya berlaku di dalam ruang kelas saja melainkan dapat digunakan untuk kegiatan praktis yang lebih luas dalam kehidupan manusia.

Pendapat yang hampir sama, mengenai pemberian

tugas proyek dalam pembelajaran matematika,

dikemukakan oleh Ott dalam bukunya yang berjudul

Alternative Assesment in the Mathematics Classroom”, yaitu sebagai berikut24.

22

Yetkiner, Z. E., Anderoglu, H., & Capraro, R. M. 2008. Research summary: Project-based learning in middle gardes mathematics. Association Middle Level Education (Online).

(http://www.nmsa.org/Research/ResearchSummaries/ProjectBasedLearningMath/tabid/15 70/Default.aspx). Diunduh 14 April 2016

23 Masriyah dan Rahaju, Endah Budi, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unuversitas Terbuka, 2004),h.8.26

24

(42)

28

Project are wonderful way to involve students in extended problem solving situation. These situations may be purely mathematics, but most likely that they will be related to the real world and other disciplines. Project can involve students in open-ended situations that may have a variety of acceptable results. Or they may be of such a nature that the problem situation leads students to formulate questions or make conjectures that require

further investivigation. Projects also provide

opportunities for students to explore mathematical ideas using physical materials or new technology such as graphing calculators and computers.

Menurut pendapat Ott di atas, selain dapat

mengajarkan siswa tentang penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata dan masalah matematika yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain, pemberian tugas proyek juga akan mengantarkan siswa pada suatu pemecahan masalah yang

Open-ended yang mendorong siswa untuk merumuskan

pertanyaan-pertanyaan dan dugaan-dugaan untuk

diselidiki, serta member siswa kesempatan untuk mengeksplorasi konsep-konsep matematika menggunakan teknologi-teknologi terbaru.

Pembelajaran yang menerapkan pembelajaran berbasis proyek merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah melalui suatu usaha kolaboratif. Kerja proyek akan memunculkan kemampuan berpikir ilmiah bagi siswa yang sangat

penting untuk mengembangkan ilmu dan

pengetahuannya. Menurut Wiyarsi dan Priyambodo, kemampuan berpikir ilmiah inilah yang akan menjadikan siswa cerdas, kritis, kreatif, logis, dan sistematis25. Dengan demikian, pemberian tugas proyek telah sesuai dengan apa yang diamanatkan Peraturan Menteri No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan bahwa

(43)

29

matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerja sama26.

Mengembangkan kemampuan matematika siswa adalah tujuan utama dari pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran matematika. Adapun hasil yang diharapkan dari siswa antara lain27:

1. Menyelesaikan dan memformulasikan masalah dalam

matematika dan mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.

2. Menggunakan bahasa matematika untuk

mengkomunikasikan ide-ide.

3. Menggunakan kemampuan mereka untuk

mengaplikasikan keterampilan penalaran dan

ketarmpilan analisis mereka.

4. Mendemonstrasikan pengetahuan dari konsep,

keterampilan, dan alogaritma.

5. Membuat kaitan di dalam matematika sendiri

maupun dengan displin ilmu yang lain.

6. Mengembangkan pengetahuan tentang hakikat

matematika.

7. Mengintegrasikan pengetahuan matematika ke dalam

suatu konsep yang lebih bermakna.

8. Menalar untuk memebuat kesimpulan dari

investivigasi

Selain kemampuan matematika, pembelajaran berbsis proyek juga dapat mengembangkan kemampuan lainnya. Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa

belajar mendefinisikan masalah dan melakukan

penelitian, serta belajar mengenai masalah dunia nyata yang tidak sederhana. Pembelajaran berbasis proyek juga

26 Siswono, Tatag Tuli Eko. 2011. Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah (Jucama) untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika di Surabaya

27

(44)

30

mengasah kemampuan kerja sama, jika tugas proyek diberikan secara berkelompok28.

B. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek

Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik selama pembelajaran. Teknik penilaian yang sering digunakan pada model pembelajaran berbasis proyek yaitu penilaian proyek. Meskipun demikian penilaian yang digunakan tidak hanya menggunakan teknik penilaian proyek, karena seorang guru harus menilai sikap dan pengetahuan. Dalam hal ini penulis hanya akan menjelaskan

mengenai teknik keterampilan menggunakan penilaian proyek29.

Berdasarkan Permendikbud nomor 104 tentang penilaian kurikulum 2013, penilaian proyek merupakan salah satu bentuk penilaian kompetensi keterampilan30. Penilaian proyek dapat

digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan

mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Penilaian proyek pada model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan seseorang atau sekelompok siswa dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengoorganisasian, pelaksanaan tugas, pengolahan, penyajian produk, dan laporan tertulis31.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.

Sebenarnya penilaian proyek ini bukan hanya menilai aspek keterampilan, namun karena secara teknis lebih dominan kepada keterampilan, jadi penilaian ini dimasukkan ke dalam kategori penilaian autentik keterampilan. Selama mengerjakan sebuah

28 Dwi Shinta Rahayu, Op.Cit., hal 24. 29 Rudi Widyaiswara, Opt.Cit., hal 8. 30 Ibid, halaman .

31

(45)

31

proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasi sikap, pengetahuan, dan keterampilannya32.

Dalam penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan33.

a. Kemampuan melaksanakan proyek, meliputi kemampuan

siswa dalam memilih

Gambar

Gambar 2.1  Komponen Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
Gambar 2.2
Tabel 2.1 instrumen penilaian proyek:
Tabel 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Tambak di Indonesia terutama di

dan ada hubungan positif yang signifikan antara Persepsi terhadap Imbalan dengan Employee Engagement, serta ada hubungan yang signifikan antara Persepsi terhadap Kepemimpinan

Hal ini menunjukkan bahwa karakter jumlah buah dan bobot per buah dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi yang berpengaruh langsung terhadap bobot buah per

merupakan “aktor” atas insiden JT610 dan Lion Air sebagai perusahaan yang bertanggungjawab siap bekerjasama dengan otoritas terkait ... Treatment Recommendation Press Release

Peningkatan rasa percaya secara bermakna ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kegiatan dalam pelaksanaan terapi kelompok terapeutik yang berkaitan dengan peningkatan

Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt Ratio, dan Total Assets Turnover secara bersama-sama terhadap Return on Asset pada perusahaan subsektor makanan dan

Dari hasil wawancara serta observasi yang telah dilakukan terhadap para pedagang etnis Minang di Jakarta, terbentuknya rasa saling percaya antara sesama pedagang

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh pembiayaan bagi hasil, Non performing financial (NPF) dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional