• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framework MVC 3.0 dan Active Record pada Aplikasi Properti Berbasis Web T1 672007236 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framework MVC 3.0 dan Active Record pada Aplikasi Properti Berbasis Web T1 672007236 BAB II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

5

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1

Penelitian sebelumnya

Pada penelitian sebelumya yang berjudul “Analisis Performansi

Framework Prado Dan CakePHP Pada Aplikasi Web Ajax” dilakukan

pembahasan mengenai perbandingan performa dari framework Prado

dan CakePHP. Perbandingan dilakukan dengan aplikasi web dengan

proses CRUD (Creat, Read, Update, Delete). Dari hasil analisis

terlihat performa dari CakePHP jauh lebih baik daripada performa

dari framework Prado. Hal ini disebabkan karena framework Cake

PHP menggunakan kelas Helpers, sedangkan framework Prado

menggunakan komponen ActiveControl. (Firdaus, Maharani, 2008).

Penelitian lain yaitu berjudul ” Optimasi Aplikasi Web Berbasis Framework Symfony dengan Tweak View dan Tweak Chache”. Dalam

penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai uji performa dari

framework Symfony. Uji performa dilakukan dengan2 tahap. Pertama

disimulasikan pada 2 bandwidth environment: dial-up 56 Kbps

(sampel slow connection), dan DSL/Cable 256 kbps (sampel average

connection). Simulasi bandwidth environment menggunakan addons

Throttle. Dan kedua dilakukan dengan keadaan browser bebas dari

cache sehingga tidak mempengaruhi hasil uji performa. Hasil uji

menunjukkan dengan adanya proses Tweak ini performa dari

framework menjadi cepat mencapai 99,26% dan transfer rate

(2)

Pada penelitian ini membahas tentang analisis framework

dengan mempergunakan Framework MVC3.0 dan Active Record.

Arsitektur MVC

MVC adalah singkatan dari Model, View, Controller, yang

merupakan sebuah arsitektur untuk membuat sebuah program.

Arsitektur ini menekankan kepada pembagian dari

komponen-komponen program menjadi tiga bagian utama yaitu Model, View, dan

Controller. Diagram dalam Gambar 2.1 memberikan gambaran

konseptual tentang arsitektur MVC (Suhanto, 2008).

Gambar 2.1 Model Arsitektur MVC (Suhanto, 2008)

Interaksi user dengan program digambarkan dengan arah

panah besar yang menuju View. Kemudian View memanggil

Controller. Selanjutnya Controller akan membuat atau memanipulasi

Model. Model ini akan diberikan kepada View untuk ditampilkan

kepada user. Dengan demikian tugas View adalah menangani tampilan

program dan interaksi antara user dengan program. Controller

melakukan koordinasi antara View dan Model. Sedangkan Model

(3)

permintaan user dalam sebuah interaksi. Tujuan dari pembagian

program ke dalam tiga bagian besar ini adalah untuk memisahkan

fokus perhatian, tanggung jawab, dan logic ke dalam bagian

masing-masing. View hanya fokus kepada tampilan dan menangani interaksi

dengan user. Model hanya fokus kepada manipulasi obyek-obyek dan

untuk memenuhi skenario sebuah proses bisnis. Sedangkan Controller

menerima input dari View, membuat dan memanipulasi Model, lalu

memberikan Model kepada View untuk ditampilkan ke user. Cara

mudah untuk memahami arsitektur MVC ini adalah dengan

menggunakan analogi organisasi bisnis dan peran yang terdapat di

dalamnya. Sebuah organisasi bisnis biasanya memiliki staf marketing,

mandor, dan staf operasional. Staf marketing melakukan segala upaya

untuk memikat calon pelanggan. Tugasnya adalah „menjual‟ produk

kepada calon pelanggan. View dalam MVC ibarat staf marketing ini.

Tugasnya adalah „menjual‟ dengan memberikan presentasi yang menarik kepada user. Peran lain yang terdapat dalam sebuah

organisasi bisnis adalah staf produksi yang bekerja di belakang layar

memenuhi target yang telah ditetapkan untuk bisa memenuhi

permintaan pelanggan. Pekerjaan staf produksi tidak tampak oleh

pelanggan itu sendiri. Staf produksi juga tidak bertanggung jawab

untuk langsung bertemu dengan pelanggan (Suhanto, 2008).

Model dalam MVC ibarat staf produksi. Tugasnya adalah

„bekerja‟ dengan memberikan segala daya dan upayanya untuk memberikan hasil. Peran terakhir dalam sebuah organisasi bisnis

adalah supervisor yang mengurusi manajemen antara staf marketing

dan staf produksi. Berdasarkan masukan dari staf marketing,

supervisor menetapkan target produksi yang kemudian akan

(4)

antara staf produksi dan staf marketing untuk melakukan koordinasi

sebelum produk-nya dipresentasikan kepada pelanggan. Setelah itu,

supervisor kemudian memerintahkan staf marketing untuk melakukan

presentasi produk kepada calon pelanggan (Suhanto, 2008).

Controller dalam MVC ibarat supervisor. Tugasnya adalah

melakukan manajemen dan koordinasi kerja antara View dan Model.

Hubungan ketiga komponen Model, View, dan Controller

menciptakan dependensi antar komponen. View bergantung kepada

Model, tetapi Model tidak bergantung kepada View. Designer View

perlu mengetahui bagaimana struktur data dari Model untuk bisa

menampilkan Model tersebut dengan benar dalam View, sebaliknya

developer yang mengembangkan Model tidak perlu tahu sama sekali

bagaimana bentuk tampilan dari Model tersebut. Controller dan View

saling bergantung satu sama lain. View memerlukan Controller untuk

„meneruskan‟ input dari user ke Model, sedangkan Controller

memerlukan View untuk meng-update tampilan setelah Model selesai

dengan tugasnya. Controller bergantung kepada Model karena perlu

memanggil Model dan memberikannya kepada View. Sebaliknya

Model tidak bergantung kepada Controller. Dengan demikian,

arsitektur MVC memberikan pemisahan tugas dan tanggung jawab

yang jelas antara Model, View, dan Controller. Sehingga developer

sesuai dengan keahliannya bisa memusatkan perhatian kepada logic

proses bisnis di dalam Model. Desain yang bagus dalam grafik dan

tampilan akan memikat user. Kedua komponen tersebut bisa bekerja

dengan harmonis yang diatur oleh Controller. Pemisahan yang jelas

ini juga akan memudahkan pengetesan terhadap masing-masing

(5)

2.3

Razor

View

Engine

Razor View Engine merupakan modul plugable yang

menerapkan konsep pemilihan sintak. Secara default ASP.NET MVC

saat ini menggunakan ekstensi .aspx atau .ascx sebagai master

template file ASP.NET Web Forms. Ada pula selain view engine

Razor, yaitu Spark dan NHaml (Guthrie, 2010).

Keunggulan yang dimiliki oleh Razor View Engine saat ini

antara lain :

 Pengurangan dalam penulisan sintak, sehingga memudahkan proses pembuatan dan pengembangan aplikasi.

 Pengkodean yang terstruktur, sehingga tidak mengganggu blok kode yang lainnya.

Perbedaan utama antara MVC versi sebelumnya (CodeNugget)

dengan MVC 3 yaitu terletak pada penulisan sintak. Sebagai contoh

untuk menampilkan teks “Hello Word” pada ASPX Code nugget

dibutuhkan kurang lebih 5 sintak yang membentuknya, yaitu <%=%>.

Sedangkan pada Razor ViewEngine sintak dengan menampilkan text

yang sama hanya dibutuhkan 1 karakter, yaitu @. Perbandingan

penulisan yang sangat signifikan inilah yang membuat Razor View

Engine lebih efisien digunakan dalam penulisan sintak untuk membuat

dan mengembangan aplikasi. Penulisan sintak dapat dilihat pada Kode

(6)

Kode Program 2.1 Menampilkan teks Hello dengan Code Nugget (Guthrie, 2010)

1. <h1>Code Nugget Example With .ASPX File</h1>

2. <h3>

3. Hello <%=name %> the year is <%=DateTime.Now.Year%>

4. </h3>

5. <p>Checkout

6. <a href="/Products/Details/<%=ProductID%>">This Product</a>

7. </p>

Kode Program 2.2 Menampilkan teks Hello dengan Razor View Engine

(Guthrie, 2010)

1. <h1>Razor Example</h1>

2. <h3>

3. Hello @name , the years is @DateTime.Now.Year

4. </h3>

5. <p>Checkout

6. <a href="/Products/Details/@ProductID">This Product</a>

7. </p>

2.4

Active

Record

Active record adalah salah satu pendekatan untuk membaca

data dari sebuah basis data. Sebuah tabel atau view dibungkus ke

dalam sebuah kelas sedemikian sehingga sebuah instansi obyek terikat

dengan satu baris tunggal dalam tabel. Setelah obyek dibuat, sebuah

baris baru ditambahkan pada tabel pada saat disimpan. Obyek-obyek

yang dimuat mendapatkan informasi tentang dirinya dari basis data,

ketika sebuah obyek diubah, baris yang berkaitan dalam tabel juga

diubah. Kelas pembungkus mengimplementasikan metode-metode

(7)

2.4.1 Active Record Pattern

Active Record Pattern adalah pola desain yang banyak

digunakan untuk aplikasi bentuk-over-data yang memiliki aturan dan

memiliki rasio 1:1 antara obyek bisnis dan tabel database.

Active Record Pattern mewakili satu baris di dalam tabel

database. Active Record Pattern paling ideal saat anda memilki

hubungan 1:1 antara properti obyek bisnis dan "table properti" dan

kebutuhan dari pemetaan data. Dalam hal sesuatu yang sederhana

seperti post (dan obyek domain lainnya) pada dasarnya hubungan 1:1.

Pada saat hubungan antara model domain (model obyek) dan model

relasional, kita tidak membutuhkan pemetaan data.

(8)

2.5

Properti

Properti menunjukkan kepada sesuatu yang biasanya dikenal

sebagai entitas dalam kaitannya dengan kepemilikan seseorang atau

sekelompok orang atas suatu hak eksklusif. Bentuk yang utama dari

properti ini adalah tanah, kekayaan pribadi (kepemilikan barang secara

fisik lainnya), dan kekayaan intelektual. Hak dari kepemilikan adalah

terkait dengan properti yang menjadikan sesuatu barang menjadi

"kepunyaan seseorang" baik pribadi maupun kelompok, menjamin si

pemilik atas haknya untuk melakukan segala suatu terhadap properti

sesuai dengan kehendaknya, baik untuk menggunakannya ataupun

tidak menggunakannya, untuk mengalihkan hak kepemilikannya

Gambar

Gambar 2.1 Model Arsitektur MVC (Suhanto, 2008)
Gambar 2.2 Active Record Pattern (Hayden, 2006)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol MRSA serta mengetahui jenis metabolit sekunder dengan aktivitas antibakteri yang diuji

Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/l194 M), masa kekuasaan daulah bani Saljuk dalam pemerintahan khilafah „Abbâsîyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua

Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, kerja sama

PENERAPAN STRATEGI WRITING TO LEARN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA PADA MATERI GERAK LURUS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Salah satu permasalahan yang krusial dalam upaya pengembangan sekolah adalah. bahwa para pengelola dan warga sekolah kurang memiliki kesadaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan di Kabupaten Jember tahun 2001-2007 dan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul: Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan Serta Kontribusinya Terhadap Produk