• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tari Abhayagiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karya Tari Abhayagiri"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SUMUNAR

Kerja Sama UNY dengan PT Taman Wisata

Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko

Drs. Supriya

JURUSAN

FAKULTAS BAHASA DAN

UNIVERSITAS NEGE

KARYA TARI

SUMUNARING ABHAYAGIRI

Kerja Sama UNY dengan PT Taman Wisata

obudur, Prambanan dan Ratu Boko

Oleh:

Drs. Supriyadi Hasto Nugroho, M.Sn.

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2009

ING ABHAYAGIRI

Kerja Sama UNY dengan PT Taman Wisata

obudur, Prambanan dan Ratu Boko

SENI TARI

(2)

SUM UNARING ABHAYAGIRI

A. PENDAHULUAN

1. Lat ar Belakang dan Orient asi Garapan

PT Taman Wisat a Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko adalah

sebuah Badan Usaha M ilik Negara yang saat didirikan bert ujuan unt uk

melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah yang berupa candi sekaligus

sebagai upaya untuk meningkat kan aspek pariwisat a. Peninggalan candi

dikelompokkan menjadi tiga candi besar, yait u candi Borobudur, candi

Prambanan dan candi Ratu Boko. Pengelolaan candi Borobudur t ercakup di

dalamnya candi M endut , pengelolaan candi Prambanan t ercakup candi Sew u,

dan pengelolaan candi Ratu Boko t ercakup candi Kalasan dan candi-candi kecil

yang ada di sekitar candi Rat u Boko.

Set iap unit pengelolaan candi berusaha meningkat kan kunjungan

w isat aw an baik it u wisat aw an domest ik maupun m ancanegara ke t empat t ujuan

candi yang dikelola. Salah sat u usaha yang dilakukan adalah dengan mengadakan

pert unjukan t ari dengan t ema yang berkait an erat dengan bangunan candinya.

Candi Prambanan sudah melakukannya sejak t ahun 1961, dan begit u t erkenalnya

dengan pert unjukan sendrat ari Ramayana. Pert unjukan sendrat ari Ramayana

diadakan sebagai visualisasi relief-relief yang ada di dinding candi Prambanan.

Pada aw alnya diisi oleh Yayasan Roro Jonggrang, namun sekarang diisi oleh

beberapa grup yang pent as di panggung t ert ut up Tri M urt i pada musim hujan

dan di Open Air pada musim kemarau. Sekit ar t iga t ahun t erakhir di candi

Borobudur juga diadakan pert unjukan sendrat ari M ahakarya Borobudur yang

digarap oleh senim an dari ISI Surakart a, dengan penari dari mahasiswa ISI

Surakart a dan masyarakat sekit ar candi Borobudur. Cerit a yang diangkat adalah

kisah sejarah berdirinya candi Borobudur, yang merupakan mahakarya yang

(3)

Sedang di candi Ratu Boko giliran jurusan Pendidikan Seni Tari Fakult as Bahasa

dan Seni Universit as Negeri Yogyakart a mendapat kesempat an menggarap

sejarah berdirinya candi Ratu Boko dan t elah dipent askan pada bulan Juli 2009

dan bulan M ei 2010 dengan judul Sumunaring Abhayagiri. Sendrat ari

Sumunaring Abhayagiri dim ainkan oleh m ahasiswa Universit as Negeri Yogyakart a

dari berbagai jurusan sert a dari masyarakat sekit ar candi Ratu Boko.

Garapan sendrat ari Sumunaring Abhayagiri ini, lebih dit onjolkan pada

sosok Pancapana dari kecil hingga menjadi Rakai Panangkaran at au pemimpin di

daerah Boko. Pengembaraan Pancapana sebagai anak yang ingin mendapat kan

ilmu tent ang hakikat kehidupan yang sebenarnya adalah gambaran dalam

garapan ini. Gerak-gerak yang dihadirkan bisa bersumber dari berbagai macam

jenis, sepert i gaya Yogyakart a, gaya Surakart a, kerakyat an, bahkan tidak jarang

menggunakan bahasa gerak yang w ant ah. Sering juga gerak hasil dari gejolak

emosi pribadi penari t erut ama t okoh juga diharapkan muncul. Hal ini

dimaksudkan agar gerak yang hadir dalam set iap adegan mendukung maksud

dan suasana yang diinginkan dalam set iap adegan.

Untuk mendukung garapan sendrat ari Sum unaring Abhayagiri, t ent unya

t idak akan t erlepas dari aspek lain, sepert i st age yang m enggunakan lat ar

belakang gapura candi Ratu Boko, lighting yang berkualit as, garapan musik yang

mendukung, sert a t at a busana yang mengacu pada busana masa it u. Tent u saja

garapan ini didukung penari dan penabuh pilihan dari mahasisw a Universit as

Negeri Yogyakart a sert a penari dari masyarakat sekit ar Boko yang sebelum nya

sebagai pesert a w orkshop pada kegiat an Pengabdian M asyarakat .

2. Dasar Pemikiran a. Konsep Garapan Tari

1) Judul

Judul garapan sendrat ari ini adalah Sum unaring Abhayagiri, yang berart i

(4)

Bukit yang masuk kaw asan desa Boko t ersebut menjadi sangat t erkenal

karena dipim pin oleh seorang pemuda yang mempunyai w at ak yang baik,

sed erahan, arif, bijaksana sert a mempunyai ilmu yang sangat t inggi

bernama Pancapana, hingga namanya begit u dikenal hingga

kerajaan-kerajaan lain di Jawa Dw ipa.

2) Tema : Pengembaraan

Pengembaraan Pancapana yang diaw ali ket idakpuasan akan kondisi

kerajaan Galuh membuat nya meninggalkan kerajaan dan memilih

mengembara hingga ke Jambu Dw ipa (India) dengan t ujuan unt uk

mendapat kan ilmu t ent ang hakikat hidup dengan t erjun langsung dan

mengabdi kepada m asyarakat yang disinggahinya.

3) Tipe Tari : Sendrat ari

Tipe t ari ini t erkait pada emosi dan kejadian dalam hubungannya dengan

manusia sehingga karakt erisasi menjadi t it ik perhat ian (Jacqueline Sm it h,

1985 : 20). Kehadiran t okoh sangat diperlukan dalam garapan ini, dengan

maksud cerit a yang divisualisasikan lebih mudah diserap dan dimengert i

oleh penonton. Tokoh-tokoh yang ada dalam garapan sendrat ari ini

adalah Pancapana, Raja Galuh, Permaisuri Galuh (Sudiwara), Raja

Kalingga, Ki W isesa dan M bah Krowak

4) Garapan iringan

Garapan iringan untuk mendukung karaya t ari ini adalah dengan masih

menggunakan gamelan Jaw a sebagai inst rumen musiknya, art inya

penggarapannya mengacu pada konsep pat het sepert i dalam w ayang

kulit . Garapan iringan pada prinsipnya ada dua macam, yait u sifatnya

normat if dan ilust rat if . Garapan iringan yang sifat nya normatif adalah

mengacu pada pola-pola t ert ent u dan mudah untuk menent ukan ket ukan

dan hitungan, sebagai cont oh bent uk lancaran, ladrang, dan ket aw ang.

(5)

t ert ent u, t idak jelas pula ket ukan dan hitungan namun sangat membantu

menghadirkan suasana dalam set iap adegannya.

5) Konsep Tat a Pent as

Tat a pent as yang digunakan untuk pert unjukan sendrat ari Sumunaring

Abhayagiri adalah berbet uk panggung dengan penont on hanya berada

pada sisi depan. Tat a panggung t erdiri dari dua, yait u panggung at as yang

sejajar dengan gapura candi Rat u Boko, panggung baw ah yang m erupakan

buat an yang posisinya berada dibaw ah panggung at as sehingga sangat

jelas lat ar belakangnya yang berupa gapura candi Ratu Boko. Set iap

adegan banyak dilakukan di panggung bawah, sedangkan panggung at as

lebih banyak dipakai untuk ilust rasi dan adegan rit ual yang t erfo kus ke

arah gapura candi Ratu Boko.

6) Tat a Rias dan Busana

Konsep t at a rias dan busana bersum ber hasil w aw ancara dengan para

t okoh sepert i Prof. Dr. Timbul Haryono selakuk narasumber dan ahli

Arkeologi dan Bramant yo Cokronegoro narasumber dan penelit i

candi-candi di Indonesia dan dunia. Dari hasil w aw ancara diperoleh dat a bahw a

busana pada masa it u bisa mengacu pada busana pada masa M ajapahit

dengan ciri hiasan kepala gelung unt huk sap dua.

7) Propert i

Propert i yang digunakan dalam garapan sendratari ini adalah : pedang,

t ameng, t ombak, payung (songsong) sap tiga, kipas bulu merak, suling,

dan cambuk.

8) Tat a Lampu

Pada prinsipnya t at a lampu berguna unt uk mendukung suasana pada

set iap adegan. Lighting digunakan untuk menyinari panggung baw ah dan

unt uk menyinari gapura candi Rat u Boko, namun permainan light ing

banyak dilakukan di panggung bawah. Sebagai lat ar belakang Gapura

(6)

diangkat sebagai Dyah Rakai Panangkaran light ing yang m enyinari gapura

t ersebut sangat t erang.

9) Penari

Garapan t ari ini didukung oleh penari pilihan dari mahasiswa Universit as

Negeri Yogyakart a dan masyarakat sekit ar Boko yang kurang lebih

berjum lah 60 penari yang dibagi menjadi penari tokoh dan penari

kelompok. Untuk efisiensi, khusus penari kelom pok melakukan double

cast ing at au merangkap dengan menyesuaikan set iap adegannya dengan

pert imbangan cukup w akt u unt uk ganti busana.

b. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dipent askannya sendrat ari Sumunaring Abhayagiri adalah unt uk

memvisualisasikan sejarah berdirinya candi Rat u Boko ke dalam sebuah

pert unjukan t ari, yang akhirnya candi Rat u Boko yang let aknya di at as bukit bisa

lebih dikenal oleh masyarakat Yogyakart a, Indonesia, sam pai tingkat

Int ernational. Cerit a yang berkembang di masyarakat sert a sumber cerit a yang

sering dijadikan bahan untuk penggarapan t ari berkait an dengan candi Ratu Boko

adalah legenda Bandung Bondowoso, sehingga dengan disajikannya sendrat ari

Sumunaring Abhayagiri masyarakat bisa m engenal candi Boko dari sisi

sejarahnya. Dari aspek pariw isat a kompleks candi Rat u Boko juga dikemas dan

dijual kepada para w isat aw an t idak hanya pada siang hari tet api juga malam

hari. Penaw aran dan kemasan di kaw asan candi Ratu Boko pada malam hari

memang menarik minat para w isat aw an dalam maupun luar negeri, t erbukt i

banyaknya penonton yang hadir pada set iap pert unjukan sendrat ari Sumunaring

Abhayagiri. Suasana t enang dan mistis yang t ercipt a menjadi daya t arik

t ersendiri.

Sasaran yang hendak dicapai adalah mempererat hubungan kerjasama

ant ara PT Taman Wisat a Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko dengan

(7)

ingin dicapai dalam pert unjukan ini adalah dengan ket erlibat an masyarakat

sekit ar Boko agar mempunyai rasa memiliki bangunan sejarah yang ada di

lingkungannya sehingga t et ap t erjaga ekssist ensinya

B. PROSES DAN M ETODE PENGGARAPAN

Dalam penggarapan sendrat ari Sumunaring Abhayagiri dilalui lew at beberapa

proses dan met ode agar t erbentuk garapan dengan hasil yang maksimal,

langkah-langkah yang diambil ant ara lain berupa :

1. Rangsang Idesional

Rangsang adalah suat u yang membangkitkan pikir at au semangat at au

mendorong untuk melakukan kegiat an (Jacqueline Smit h, 1985 : 35).

Sejarah berdirinya candi Ratu Boko menjadi ide aw al, yang akhirnya lew at

sebuah diskusi ant ara PT Taman Wisat a Candi Borobudur Pram banan dan

Ratu Boko, Studio Panangkaran pimpinan Bramant yo Cokronagoro, dan

Tim Art ist ik Universit as Negeri Yogyakart a diputuskan unt uk fokus pada

pengembaraan Pancapana. Pada tahap berikut nya koreograf er dibantu

t im art ist ik UNY akhirnya merumuskan adegan demi adegan dan t ersusun

sebagai berikut :

a) Int roduksi : Pancapana kecil t ermenung membayangkan kekalut an

dirinya akan bayangan duniawi yang selalu menghinggapi selama di

ist ana kerajaan Galuh, yaitu, godaan hart a, w anit a, dan perebut an

t aht a. Akhirnya Pancapana kecil melucut i semua at ribut ist ana yang

menempel pada dirinya dan meninggalkan ist ana dengan

menggunakan pakaian yang sederhana sert a seruling kesayangannya.

b) Adegan I (Pasew akan kerajaan Galuh) : Raja Galuh didampingi

permaisuri Sudiw ara mengadakan pasew akan agung, namun

dikejut kan oleh laporan punggaw a kerajaan yang menget ahui

(8)

meninggalkan pasew akan agung, raja Galuh akhirnya membubarkan

pasewakan

c) Adegan II (Taman Sari kerajaan Galuh) : Permaisuri Sudiw ara sangat

bersedih mendengar anak kesayangannya pergi meninggalkan ist ana,

segera sang permaisuri dihibur oleh dayang-dayang ist ana, namun

akhirnya permaisuri Sudiwara pergi meninggalkan ist ana mencari

keberadaan Pancapana

d) Adegan III (Pengembaraan Pancapana) : Penggambaran Pancapana

mengembara sampai ke Sw arna Dw ipa dan Jambu Dwipa.

Pengembaraan yang memakan w akt u bert ahun-t ahun dan membuat

Pancapana semakin dew asa dan menemukan jat i dirinya set elah

mendapat ilm u kehidupan selama masa pengembaraan. Akhirnya

Pancapana kembali ke Jaw a Dw ipa ingin mengamalkan ilmu yang

dimiliki kepada set iap masyarakat yang dijumpai

e) Adegan IV (Desa Boko) : Pancapana bert em u dengan pimpinan

masyarakat Boko bernama Ki Wisesa. Di desa inilah Pancapana

mengajarkan ilmu agama, kemasyarakat an, dan pert anian, hingga

keberadaan Pancapana semakin dicint ai masyarakat Boko. Kearifan

Pancapana t erdengar hingga ke kerajaan di sekit ar desa Boko, bahkan

permaisuri Sudiw ara juga ikut mendengar dan segera dat ang ke desa

Boko. Pert emuan ibu dan anak yang selama bert ahun-t ahun berpisah

membuat suasana sangat begitu memilukan. Bujukan ibu agar

Pancapana kembali ke ist ana ditolak, akhirnya sang ibu memahami

keinginan sang anak yang begit u mulia unt uk mengabdi kepada rakyat

dan sang ibu-pun kembali ke ist ana.

f) Adegan V (Telaga desa Boko) : Pancapana duduk dan memainkan

serulingnya. Suara seruling it u t erdengar sampai ke t elinga raja

Kalingga yang sebelumnya t erusik akan kearif an Pancapana. Dat anglah

(9)

Semua kekuat an dan kesakt ian dikerahkan namun t idak kuasa

menahan kesakt ian suara seruling Pancapana yang seakan

membisikkan kat a-kat a damai yang menent ramkan hat i, raja Kalingga

akhirnya mengakui kearifan dan kebaikan budi Pancapana. Kepergian

raja Kalingga berbarengan dengan kedat angan Damarjaya abdi set ia

Pancapana dan diut us untuk pergi menemui M bah Krow ak pemimpin

perampok yang selalu meresahkan w arga masyarakat .

g) Adegan VI (M bah Krow ak dan prajurit perampok) : Adegan ini

menggambarkan prajurit perampok M bah Krow ak sedang lat ihan

perang. Namun dikejut kan dengan kedat angan Damarjaya ut usan

Pancapana yang menginginkan M bah Krow ak dat ang menemui

Pancapana. M erasa dilecehkan M bah Krowak marah dan menghajar

Damarjaya hingga t erluka. Namun Damarjaya t idak mau pergi sebelum

M bah Krow ak menyet ujui bert emu Pancapana. Akhirnya M bah Krow ak

set uju bert emu dengan Pancapana, sebagai bukti diserahkannya

Cambuk sakt inya kepda Damarjaya dan diambil kembali saat bert emu

Pancapana. Damarjaya pergi, M bah Krow ak dan para prajuritnya

berangkat menuju t empat Pancapana berada. Di t engah perjalanan

M bah Krow ak dan para prajuritnya selalu berbuat onar dengan

merampok membakar dan memperkosa hingga meresahkan

masyarakat yang dilalui kaw anan perampok.

h) Adegan VII (M asyarakat Boko) : Pancapana mengumpulkan t okoh dan

masyarakat Boko unt uk menghadapi M bah Krow ak. Pancapana

memberikan pengarahan, bahwa dalam menghadapi perampok t idak

perlu dengan kekerasan, namun saat nanti perampok dat ang agar

dijamu dengan makanan yang lezat hasil dari pert anian dan perikanan

masyarakat Boko.

i) Klim aks : M bah Krow ak dat ang ke Boko bersama prjuritnya dan dijamu

(10)

Pancapana untuk makan dulu agar t erbukt i bahw a makanan yang

dihidangkan t idak beracun. Seelah Pancapana makan, M bah Krow ak

dan prajuritnya makan dengan sekenyang-kenyangnya. Dasar

perampok mint a dihibur oleh w ant a-w anit a cantik. Namun yang

t erjadi, sebelum para perampok mendekat i para w anit a mendadak

perut nya merasakan sakit yang luar biasa. M bah Krow ak mint a

Pancapana menyembuhkannya, namun Pancapana just ru menghunus

pedang, membikin semua masyarakat t ercengang, karena Pancapana

t erkenal arif bijaksana dan tidak menyukai kekerasan. Sambil

menghunus pedang Pancapana berkat a kepda M bah krow ak yang

sangat ket akut an. Ket akutan inilah yang dirasakan penduduk yang

selama ini kamu rampok, kamu bunuh dan kamu perkosa, maka

rasakan pedangku ini. Namun yang t erjadi bukan leher M bah Krow ak

yang put us, t et api kalungnya yang putus.

j) Ending : M bah Krow ak sadar akan apa yang t elah diperbuatnya dan

mint a untuk menjadi pengikut Pancapana di jalan yang benar.

Pancapana memint a kepada seluruh masyarakat t ermasuk M bah

Krow ak dan prajurit nya untuk memohon ampun kepada Tuhan at as

segala salah dan dosa dan bersyukur at as segala kenikmat an yang

selama ini diberikan kepada seluruh masyarakat Boko. Set elah it u

dipimpin oleh Ki W isesa seluruh masyarakat Boko t ermasuk M bah

Krow ak mengangkat Pancapana sebagai pemimpin dengan gelar Dyah

Rakai Panangkaran

2. Pemilihan Tema

Salah satu langkah koreografer dalam berkar ya adalah memilih t ema yang

t epat . Tema garapan dapat berupa perjalanan hidup sepert i apa yang kit a

lihat, dengar dan rasakan juga yang kit a pikir, dapat pula t ema diambil dari

sebuah cerit a. Sekalipun jangkauan masalah besar, t ema t ari t imbul

(11)

manusia dan lingkungan (Alm a M . Haw kins , 1990 : 16). Pemilihan t ema

pengembaraan dalam garapan sendrat ari Sumunaring Abhayagiri

dikarenakan memuat ajaran-ajaran moral, menonjolkan aspek dialog

bukan kekerasan dalam menghadapi sebuah permasalahan, berani

berbuat jujur sehingga sangat sesuai dengan kondisi kit a saat ini.

3. Rangsang Kinest et ik

Penggarapan gerak dalam sendrat ari ini mengacu pada beberapa ragam

gerak t ari gaya Yogyakart a t erut ama pada adegan Pasewakan Kerajaan

Galuh agar t ercipt a suasana agung. Gerak keprajurit an dalam t ari gaya

Surakart a m enjadi inspirasi untuk memvisualisasikan adegan prajurit

M bah Krowak yang akan berangkat m erampok. Gerak yang w ant ah namun

dist ilir agar t et ap t erlihat indah sepert i gerak mencangkul, bert ani, dan

bergot ongroyong sebagai gambaran adegan masyarakat yang sedang

bekerja bersama secara rukun dan damai.

4. Eksplorasi

Dalam t ahap ini dicoba menjajagi kembali t ema yang dipilih, kemudian

mengimajinasikan t ema t ersebut ke dalam garapan t ari. Langkah ini

sangat pent ing art inya unt uk penyusunan gerak dan membangun

kepekaan rasa guna melayani kehendak dan keinginan dari sebuah

garapan t ari agar nant inya lebih mudah dicerna dan dirasakan oleh

penonton. Eksplorasi lain adalah mengimajinasikan t empat pent as guna

menyusun gerak at aupun pola lant ai agar cepat menyat u pada saat

penjajagan t empat pent as yang sebenarnya

5. Improvisasi

Pada bagian ini mencoba bersksperimen mengolah dan mengembangkan

gerak yang didapat dalam t ahap eksplorasi hingga t erw ujud mot if-motif

gerak yang kemudian t erangkai menjadi kalim at gerak dengan t ujuan agar

(12)

6. Evaluasi

Koreograf er berusaha meninjau kembali gerak-gerak yang berkesan dari

t ahap-t ahap sebelumnya, dicoba berulang-ulang dengan harapan supaya

enak dilakukan dan dit ont on. Penyeleksian dan pengevaluasian gerak

dilakukan agar gerak it u dapat dit ampilkan dengan keselarasan dari

seluruh unsur pembent uknya. Perbendaharaan gerak dievaluasi sejauh

mana relevansinya dengan t ema t arinya. M asalah yang hadir dalam

penerapan konsep garapan menjadi bahan pert imbangan evaluasi bent uk

maupun evaluasi kemampuan penari.

7. M et ode Penuangan dan Penyampaian

Pert ama-t am a perlu dicipt akan iklim koordinasi yang baik di ant ara

seluruh pendukung garapan. M asing-masing harus bert ugas dan bekerja

sesuai dengan kapasit asnya. Set elah it u menyampaikan secara jelas

kepada seluruh pendukung t ent ang ide cerit a, susunan adegan, cast ing,

sert a perkiraan gerak yang akan dilakukan dan suasana tiap adegannya.

Kemudian lat ihan yang int ens dan serius, dan memerlukan kerjasama yang

baik dalam proses kerjanya. Sering t erjadi kemandegan dalam proses

lat ihan karena t idak lengkapnya pendukung t ari yang hadir. Hal ini perlu

disesuaikan ant ara jadw al latihan dengan kegiat an masing-masing

pendukung. Set elah it u penari harus semaksim al mungkin dalam

menghafal mat eri gerak yang diberikan koreografer. Penari perlu

menyampaikan sesuat u yang berhubungan dengan kejanggalan gerak.

Koreograf er juga harus t erbuka menerima krit ik dan masukan dari seluruh

pendukung asal sesuai bingkai yang t elah dit et apkan.

Proses penggarapan sendrat ari Sumunaring Abhayagiri t ot al sebanyak 20

kali lat ihan. Lat ihan aw al t erfokus pada pemberian at au penuangan gerak

kepada penari, lat ihan berikut nya unt uk t erfokus pada sinkronisasi ant ara

(13)

pemant apan. Set elah proses t ersebut , dilakukan orient asi t empat pada

hari H-2 dan Gladi Resik pada hari H-1.

C. PEM ENTASAN

Pement asan Sumunaring Abhayagiri sudah dilakukan dua kali, yait u pada

bulan Juli 2009 dan M ei 2010. Secara umum, ant ara pement asan pert ama

dan kedua t idak banyak m engalami perubahan. Untuk pement asan yang

kedua lebih pada penyempurnaan adegan dan t at a busana. Penambahan

adegan berupa penggarapan upacara ritual, sedang dalam t at a busana

lebih menyesuaiakan pada konsep busana pada masa it u. M enurut

rencana, sendrat ari Sumunaring Abhayagiri akan dipent askan lagi pada

akhir Sept ember 2011.

D.KESIM PULAN

Proses penggarapan sebuah garapan t ari memang memerlukan proses

yang panjang. Demikian pula proses penggarapan sendrat ari Sumunaring

Abhayagiri yang hampir memakan wakt u dua bulan, it upun belum t ermasuk

pembentukan t im art ist ik hingga diskusi t ent ang cerit a yang akan digarap. Hal

ini sangat lah w ajar, mengingat pement asan ini adalah permint aan dari PT

Taman Wisat a Candi Borobudur dan Rat u Boko, sehingga akan muncul

pesan-pesan t ert ent u yang kadang kala berbeda dengan ide yang ada dalam benak

koreografer. Krit ik sew akt u proses lat ihan perlu untuk menambah kualit as

garapan, bahkan saran dan masukan sesudah pert unjukan masih sangat

diperlukan untuk perbaikan pert unjukan di t ahun-t ahun berikut nya, bukanlah

sendrat ari Sumunaring Abhayagiri akan menjadi kar ya t ari yang monum ent al

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Haw kins, Alm a M , M encipt a Lew at tari. Terjemahan Sum andiyo Hadi. Yogyakart a : Instit ut Seni Indnesia, 1990.

M eri, La, Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari. Terjemahan Soedarsono. Yogyakart a : Lagaligo, 1986.

M urgiyanto, Sal, Koreografi. Jakart a : Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983.

Smith, Jacqueline, Komposisi Tari : Sebuah Pet unjuk Prakt is Bagi Guru. Terjemahan Ben Suhart o. Yogyakart a : Ikalast i, 1985.

Soedarsono, Pengant ar Penget ahuan Tari. Yogyakart a : Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakart a, 1976.

Sut edjo, Tebok, Dikt at Komposisi Tari. Yogyakart a : Proyek Pengembangan Inst it ut Kesenian, 1983.

DAFTAR NARASUM BER

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

kehidupan dewasa ini penuh dengan penyimpangan dan bahkan dapat dikatakan manusia banyak yang hilang kehormatannya karena melakukan perbuatan yang hina (menipu, merampok, dan

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma

Dengan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri setiap karyawan yang memiliki keinginan untuk melakukan hal yang

agar aman jika menggunakan kabel tipe ini lebih baik kabel di pasang di dalam pipah atau saluran penutup, karena selain tidak bisa di ganggu sama hewan pengerat dan tidak kenah

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh

Group Investigation (GI) dan Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan kemampuan analisis siswa di kelas yang menggunakan metode konvensional

2.Jumlah kata tiap baris 8-12 suku kata 3.Baris pertama dan kedua disebut sampiran 4.Baris ketiga dan empat disebut isi..

You also have a business answering line which can be used as your number for customers wanting to use your number as their business number and/or for special events such as a