BUPATI KUNINGAN
PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2012
TENTANG
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN
BUPATI KUNINGAN,
Menimbang : a. bahwa dalam Master Plan Agropolitan Kabupaten Kuningan telah di tetapkan komoditi unggulan dan produk unggulan Daerah;
b. bahwa untuk menunjang efektifitas pengembangan produk unggulan Daerah, perlu di tetapkan Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten Kuningan ;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a dan b, untuk menjamin kepastian hukum Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten Kuningan perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati.Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoprasian; 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Nasional;
6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun 2005 tentang Master Plan Agropolitan Kabupaten Kuningan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 10 Tahun 2011 tentang Penanaman Modal Kabupaten Kuningan;
11. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 7 Tahun 2005 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Kabupaten Kuningan;
3. Bupati adalah Bupati Kuningan;
4. SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kuningan;
5. RPJP adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Kuningan untuk periode 20 tahun;
6. RPJM adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kuningan untuk jangka 5 tahun;
7. RKPD adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah untuk periode 1 tahun; 8. IKM adalah Industri Kecil Menengah;
9. Distrik adalah Pembagian Wilayah Agropolitan sebagaimana dimakasud Dalam Master Plan Agropolitan Kabupaten Kuningan;
10. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi Daerah;
11. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang di laksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan; 12. Stakeholder adalah lembaga, kelompok atau indiuvidu sebagai pemangku
kepentingan dan dukungannya diperlukan dalam menunjang efektivitas program dan kegiatan pembangunan.
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 2
Tujuan dari penyusunan strategi pengembangan produk unggulan Daerah adalah: a. Melengkapi dokumen perencanaan dalam pengembangan produk unggulan
Daerah;
b. Merupakan jabaran dari Rencana Pembanagunan Daerah baik RPJP, RPJM maupunn RKPD;
c. Sebagai landasan dalam penyusunan rencana tindak dalam pelaksanaan pengembangan produk unggulan dan pembiayaannya;
d. Agar kegiatan pengembangan ekonomi lokal dapat dilakukan secara terarah dan terpadu;
Pasal 3
Sasaran penyusunan strategi pengembangan produk unggulan Daetrah, terdiri dari:
a. Teridentifikasinya produk unggulan daerah secara lengkap dan akurat; b. Tersususnannya strategi pemngembangan produk unggulan Daerah; c. Tersususnnya kebijakan dealam pengembangan produk unggulan Daerah;
d. Tersusunnya indikasi program dan kegiatan dalam pengembangan produk unggulan Daerah.
Pasal 4
Penentuan produk unggualan daerah adalah sebagai berikut: 1) Pemasaran luas;
2) Menggunakan bahan baku lokal; 3) Tenaga Kerja;
4) Kondisi khusus (unit/khas); 5) Disukai masyarakat; 6) Ramah Lingkungan;
7) Mempromosikan budaya lokal.
Pasal 5
1) Produk unggulan pada distrik Kuningan adalah susu, kripik dan kerupuk serta aneka kue/pennganan;
2) Produk unggulan pada distrik Cilimus adalah pasta ubi jalar, minyak atsiri, melinjo dan tepung gaplek;
3) Produk unggulan pada distrik Ciawigebang adalah bawang goreng dan sirup jeruk nipis;
4) Produk ungguolan distrik Luragung adalah tape ketan.
BAB III
STRATEGI, INDIKASI PROGRDAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH
Pasal 6
Strategi untuk pengembangan produk unggulan daerah yaitu:
1) Meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk menunjang produksi produk unggulan;
2) Peningkatan sumber daya manusia pelaku usaha produk unggulan melalui pelatihan dan bimbingan teknis;
3) Fasilitas dalam pengembangan peralatan produksi dengan dukungan dari pemerintah daerah maupun stake holder;
4) Peningkatan kualitas produk unggulan sehingga dapat memiliki keunggualan komparatif sesuai tuntutan pasar;
5) Menangkap peluang pasar dengan perluasan jaringan pemasaran produk unggulan dengan melakukan promosi pada wilayah-wilayah yang potensial; 6) Melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan investasi; 7) Meningkatkan infrastruktur, khususnya peningkatan askessibilitas terhadap
lokasi serta produk unggulan daerah.
Pasal 7
Indikasi program pengembangan produk unggulan daerah adalah sebagai berikut: 1) Penelitian dan pengembangan dalam pengolahan produk unggulan daerah
untuk meningkatkan produktifitas;
2) Peningkatan teknologi pembuatan produk unggulan untuk mendukung peningkatan daya saing produk;
3) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia para pelaku usaha produk unggulan daerah;
4) Peningkatan kualitas proses pengolahan produk unggulan yang dilakukan oleh IKM, termasuk perbaikan saniatasi dan higiene Good Manufacture Product (GMP);
5) Peningkatan dan pemberdayaan kelembagaan IKM pengolah produk unggulan dan pengembangan lembaga-lembaga yang terkait dengan produk unggulan;
6) Pengembangan promosi dan pemasaran produk unggulan termasuk perbaikan kemasan;
7) Peningkatan kemampuan pelaku usaha produk unggualan terhadap akses pembiayaan.
Pasal 8
Indeks kegiatan pengembangan produk unggulan daerah terdiri dari :
1) Program penelitian dan pengembangan dalam pengolahan produk unggulan daerah, terdiri dari kegiatan :
- Penelitian dan pengembangan proses pembuatan produk unggulan; - Pengembangan pembuatan berbagai produk olahan yang bersifat
2) Peningkatan teknologi pembuatan produk unggulan untuk mendukung peningkatan daya saing produk, terdiri dari kegiatan:
- Pelatihan bagi pelaku usaha dengan menerapkan teknologi tepat guna dalam menunjang peningkatan produksi;
- Fasilitasi peralatan prodoksi;
- Fasilitasi tenaga ahli/tenaga penyuluh untuk pendamping pada kelompok usaha.
3) Peningkatan kopetensi sumber daya manusia para pelaku usaha produk unggulan, terdiri dari kegiatan:
- Pendidikan dan pelatihan manajemen usaha, termasuk manajemen keuangan dan pemasaran;
- Studi banding dan peninjauan keindustri yang telah berhasil dalam mengembangkan produk unggulan, ke lembaga pendidikan di berbagai daerah.
4) Peningkatan kualitas proses pengolah produk unggulan yang di lakukan oleh IKM, termasuk perbaikan sanitasi dan higiene, Good Manufacture Product (GMP).
- Bantuan tenaga ahli sebagai pendamping untuk meningkatkan kualitas proses pengolah produk unggulan;
- Meningkatkan sarana produksi dan ruang produksi untuk dapat memenuhi persyaratan pengolahan pangan;
- Fasilitasi pengembangan mesin/peralatan yang di perlukan sesuai dengan jenis usaha IKM bersangkutan, baik peralatan untuk proses maupun peraratan untuk pengemasan.
5) Peningkatan dan pemberdayaan kelembagaan IKM pengolah produk unggulan dan pengembangan lembaga-lembaga yang terkait dengan produk unggulan melalui kegiatan fasilitasi kelompok/koperasi/asosiasi dengan lembaga-lenbaga lain untuk meningkatkan kerjasama dan mendorong pengembangan usaha.
6) Pengembangan promosi dan pemasaran produk unggulan daerah termasuk perbaikan kemasan.
- Pelatihan dan fasilitasi untuk perbaikan kemasan produk;
- Penyelenggaraan pameran produk unggulan Daerah serta berpartisipasi dalam berbagai pameran yang diadakan di ibu kota ataupun di daerah-daerah lain;
- Promosi produk-produk unggulan melalui media cetak, media elektronik serta melalui internet.
7) Peningkatan kemampuan pelaku usaha produk unggulan terhadap akses pembiayaan melalui kegiatan fasilitasi pembiayaan/permodalan.
BAB IV
KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH
Pasal 9
Kelembagaan pengembangan produk unggulan daerah memanfaatkan kelembagaan yang secara teknis telah berjalan yaitu kelompok, asosiasi serta lembaga, meningkatkan peranannya dalam rangka mengimplementasikan program dan kegiatan secara terorganisir.
Pasal 10
UNSUR INSTITUSI PERAN
Pemerintah Daerah BAPPEDA; Menyusun perencanaan pengembangan produk unggulan Melakukan kordinasi dan
pengendalian kegiatan
Dinas
Pertanian
Membina kelompok sasaran;
Memantau dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan
Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
Memfasilitasi dan membina unit agroindustri Memfasilitasi dan membina unit
perdagangan Dinas
Koperasi Dan UKM
Memfasilitasi permodalan
Memfasilitasi dan membina perguliran dana
Kelompok sasaran Petani dan IKM Aktifitas penyediaan bahan baku,produksi, Pengolahan hasil;
Pemasaran Sumber pembiyayaan APBN
APBD Provinsi Jawa Barat;
Fasilitas penyediaan dana kegiatan Pengendalian dana bergulir;
APBD Kabupaten Dana Perbankan
Stake holder Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA)
Asosiasi pengusaha kecil Agro (APKA) dan Asosiasi industri Kecil Menengah Agno (AIKMA)
Pembinaan proses produks Peminaan proses pengolahan hasil Fasilitas dalam kelembagaan
Penelitian dan
Pengembangan Unifersitas Kuningan
Dukungan kajian dan penelitian Dukungan teknologi terapan
Fasilitas dalam penyediaan dana kredit
Lingkungan Budaya
setempat Gabungan KelompokKelompok tani/ Tani (Gapoktan) Asosiasi pengrajin
dan pengusaha
BAB V
KEBERLANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH
Pasal 11
Keberlanjutan perogram pengembangan produk unggulan daerah yaitu:
1. Peningkatan pembinaan oleh dinas teknis terkait, yaitu dinas pertanian, dinas perindustrian dan perdagangan, dinas koperasi, usaha kecil dan menengah (KUKM) yang secara simultan akan terus memberikan fasilitasi teknis secara komprehensif sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 2. Pengembangan produk unggulan daerah diarahkan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat, maningkatkan daya beli dan kesejahteraan petani dan IKM secara berkelanjutan.
3. Pengembangan produk unggulan daerah diupayakan agar dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia kepada pelaku usaha, maningkatnya penguasaan teknologi produksi dan kelembagaan.
4. Keberlanjutan program mencakup aspek teknis dan aspek ekonomis. Aspek teknis yaitu adanya fasilitasi terhadap program secara simultan dari berbagai sisi oleh para pihak, khususnya instansi teknis yang berkompeten. Aspek sosial ekonomis yaitu sokongan baik berupa program maupun fasilitasi secara berkesinambungn dalam meningkatkan produktivitas usaha.
5. Keberlanjutan program pada sisi sosial, yaitu kleterlibatan stakeholder dalam program pengembangan produk unggulan daerah ini secara partisipasif. Serta peningkatan komitmen, motivasi, dan rasa memiliki untuk mendorong implementasi program pengembangan produk unggulan daerah;
6. Dari aspek lingkungan, agribisnis pengembangan produk unggulan daerah harus memperhatikan kelestarian lingkungan, yaitu memperhatikan keberlanjutan fungsi sumberdya alam dan lingkungan hidup.
.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuningan
Ditetapkan di Kuningan
Pada tanggal 16 Februari 2012
BUPATI KUNINGAN,
Cap Ttd
AANG HAMID SUGANDA
Pada tanggal 17 Februari 2012
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN,
Cap Ttd
YOSEP SETIAWAN
BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2012 NOMOR 74
Salinan ini sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA
KABUPATEN KUNINGAN
ANDI JUHANDI, SH Pembina