• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J009129 13.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J009129 13."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODE PENELITIAN

A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan

a. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu macam bibit F2

jamur Ganoderma sp. isolat Banyumas 1 koleksi pembimbing, serbuk kayu

sengon (Paraserianthes falcataria), serbuk kayu mahoni (Swietenia

mahagoni), serbuk gergaji karet (Hevea brasiliensis), dedak, kapur (CaCO3),

Gips (CaSO4), alkohol 70%, spiritus, kantong plastik polipropilen ukuran 25

x 15 x 0,05 cm, cap dan collar.

b. Alat

Rumah jamur (kumbung), ruang inkubasi, ruang inokulasi, drum

sterilisasi, spatula, botol, lampu spiritus, sekop, termometer, lampu UV,

timbangan, ember, autoclave, pH meter, labu Kjeldahl, biuret, beaker glass,

labu Erlenmeyer, jangka sorong, altimeter dan kamera.

2. Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan, mulai dari bulan Mei

sampai dengan bulan Agustus 2014. Lokasi penelitian adalah di Agro Jamur

Pabuwaran, Desa Karang Tengah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten

Banyumas yang terletak pada ketinggian 393 mdpl (meter diatas permukaan

laut) dengan suhu antara 20oC sampai 30oC, dengan dan curah hujan 5000 -

6174 mm per tahun.

(2)

B. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan jenis serbuk gergaji kayu

untuk pembuatan medium tanam Ganoderma sp. isolat Banyumas 1 yaitu :

K1 : serbuk gergaji kayu sengon

K2 : serbuk gergaji kayu mahoni

K3 : serbuk gergaji kayu karet

Masing-masing perlakuan diulang 9 (sembilan) kali, sehingga terdapat 27 unit

perlakuan.

2. Variabel yang Diamati

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

variabel tergantung. Variabel bebas berupa jenis medium tanam. Variabel

tergantungnya produksi jamur Ganoderma sp. isolat Banyumas 1.

Parameter yang diamati terdiri dari parameter utama yaitu bobot segar

tubuh buah sedangkan parameter pendukungnya adalah kecepatan

pertumbuhan miselium pada medium tanam, kemunculan tubuh buah pertama

(pinhead), rasio C/N medium tanam, nilai Rasio Efisiensi Hayati (REH) dan

karakteristik makroskopis tubuh buah (panjang stipe, lebar tudung, ketebalan

tudung dan volume).

(3)

3. Bagan Alir Penelitian

Penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan

Pembuatan medium tanam

K1 K2 K3

Sterilisasi medium tanam

Pengukuran rasio C/N medium tanam

Inokulasi bibit jamur

Inkubasi

Pengamatan pertumbuhan miselium pada medium tanam

Pembukaan dan pemeliharaan medium tanam

Pemanenan

Pengukuran bobot segar

Pengukuran karakteristik makroskopis tubuh buah

(4)

4. Cara Pengambilan Sampel

a. Penyiapan alat dan bahan yang digunakan (Siagian, 2003)

Penyiapan bahan meliputi pemilihan bahan yang baik,

pengolahan bahan serta penimbangan bahan. Penyiapan alat yaitu

dengan pencucian dan sterilisasi alat. Penyiapan ruang produksi

dilakukan dengan desinfeksi ruangan serta pemasangan alat anti

hama. Ruang produksi dilengkapi dengan rak-rak pemeliharaan untuk

memudahkan pengamatan.

b. Pembuatan medium tanam (Yusnawan, 2000)

Komposisi medium tanam jamur adalah sebagai berikut:

Serbuk kayu : 100 kg

Dedak : 15 kg

Kapur bangunan : 1,5 kg

Gypsum : 0,5 kg

Bahan-bahan tersebut dicampurkan dan diperciki air hingga kadar

air mencapai 60% sampai homogen. Hasil pencampuran tersebut

ditimbang sebanyak 800 g kemudian dikemas dalam kantong

plastik polypropylene sehingga menjadi bentuk seperti

gelondongan kayu yang selanjutnya disebut baglog. Pada mulut

baglog juga dipasangkan cap dan colar untuk memudahkan proses

inokulasi.

c. Sterilisasi medium tanam (Matute, 2002)

Baglog yang telah siap kemudian dimasukkan ke dalam drum

sterilisasi dengan volume 200 liter yang telah diberi sarangan yang

terbuat dari bambu. Baglog ditata di dalam drum dengan posisi

vertikal dan ditutup rapat dengan lembaran plastik. Sterilisasi

dilakukan secara panas lembab tanpa tekanan selama 8 jam kemudian

dibiarkan mendingin selama 12 jam.

(5)

d. Pengukuran Rasio C/N medium tanam (Sutedjo, 1989)

Pengukuran kadar C dan N awal dari baglog sampel yang sudah

steril dilakukan masing-masing dengan metode Kolorimetri dan

metode Kjeldhal.

e. Inokulasi bibit jamur Ganoderma (Yusnawan, 2000)

Baglog yang sudah disterilisasi dimasukkan ke dalam ruang

inokulasi. Bibit diinokulasikan pada medium baglog dengan

membuka cap pada bagian mulut baglog lalu diberikan potongan bibit

ukuran 1 gr. Baglog yang telah diberi bibit ditutup lagi dengan

menggunakan cap di dekat api spirtus agar terhindar dari

kontaminan.

f. Inkubasi (Iriani, 2003)

Baglog yang sudah diinokulasi kemudian diinkubasi dalam

rumah jamur. Baglog ditata berdiri di atas rak. Pemeliharaan

selama masa inkubasi meliputi penyingkiran baglog yang

terkontaminasi, pemeliharaan ruangan dan lingkungan rumah

jamur.

g. Pengamatan pertumbuhan miselium pada medium tanam (Yusnawan, 2000)

Pertumbuhan miselium jamur Ganoderma selama masa

inkubasi diukur dengan cara memberikan empat garis logitudinal

pada bagian luar baglog, pengukuran dilakukan setiap minggu

dengan mengukur pertumbuhan miselium pada keempat bagian

dengan penggaris, kemudian dihitung rata-ratanya. Kecepatan

pertumbuhan dinyatakan dengan rata-rata jarak pertumbuhan dibagi

waktu inkubasi.

(6)

penyiraman mist spray setiap pagi dan sore hari dengan air bersih.

Setiap hari dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban ruangan

kumbung.

i. Pemanenan (Yusnawan, 2000)

Tubuh buah yang telah matang tetapi tidak terlalu tua (ditandai

dengan tidak bertambahnya ukuran tubuh buah) kemudian dipanen.

Setelah pemanenan selesai kemudian ditimbang bobot basahnya

dan dicatat datanya. Panen dilakukan satu kali. Waktu panen dari

tahap inokulasi sampai tubuh buah dewasa sekitar 3 - 4 bulan.

j. Pengukuran karakteristik makroskopis tubuh buah

Panjang tubuh buah diukur menggunakkan penggaris dari

tangkai (stipe) sampai tudung buah (pileus), lebar pileus diukur

dengan menggunakan penggaris secara horizontal dan vertikal,

kemudian diambil rata-rata, ketebalan diukur dengan

menggunakkan jangka sorong, dan volume diukur dengan cara

tubuh buah yang telah dipanen masing-masing dimasukkan ke dalam

beaker glass yang berisi air kemudian tubuh buah dimasukkan dan

diukur selisihnya.

k. Penentuan nilai Rasio Efisiensi Hayati (REH) (Madan et al., 1987)

Selama masa produksi yang diamati, dilakukan pengukuran

REH untuk mengetahui efisiensi penggunaan medium tanam oleh

jamur Ganoderma dalam pertumbuhannya. Pengukuran REH

dilakukan dengan formula sbb. :

C. Metode Analisis

Data bobot basah yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan

Analisis Ragam (Uji F) pada tingkat kesalahan 5% dan 1%, dan dilanjutkan

dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada tingkat kesalahan 5% (Steel dan

Torrie, 1995).

Referensi

Dokumen terkait

pada pembesaran burung puyuh jantan.Pene litian ini dirancang menggunakan metode percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2 faktor yaitu

TAHAP I PENDAHULUAN Latar belakang mengenai permasalahan pada terminal Menentukan rumusan masalah Menentukan tujuan penelitian Menentukan manfaat penelitian Menentukan

Sudah banyak kejadian serangan keamanan sistem informasi baik itu dari dalam organisasi kita sendiri ataupun dari luar organisasi, terjadi karena perubahan teknologi yang begitu pesat

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kubang Kutu 2, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jumlah 20

[r]

Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah

Optimasi metode UAE untuk ekstraksi zat warna alami kayu secang dilakukan dengan cara melakukan penelitian terhadap variabel rasio bahan baku terhadap pelarut,

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah association rule mining, dimana metode ini dapat menghasilkan output berupa pola yang dapat menggambarkan hubungan