• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN ANDIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PELAKSANAAN ANDIR"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

   

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Belanja Fisik Konstruksi Gedung Kantor Kecamatan

Andir Kota Bandung

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan‐keputusan mengenai masalah‐masalah yang ditemui di lapangan. Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah‐masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama‐sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh : ‐ Konsultan Proyek ‐ Koordinator dan Pelaksana ‐ Pihak Pemilik ( Owner ) ‐ Konsultan Perencana ‐ Bantuan Teknis ( Dinas terkait ) Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud : Memberikan gambaran tentang manajemen dan tata cara pelaksanaan pekerjaan di lapangan Tujuan : Mendapat hasil pekerjaan yang tepat : Kualitas, Kuantitas dan Waktu  

LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan berada di Jalan Srigunting Raya No.1 Kota Bandung

(3)

LINGKUP PEKERJAAN

Ruang Lingkup pekerjaan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor pada Kecamatan Andir Kota Bandung ini adalah sebagai berikut : A. PEKERJAAN PERSIAPAN B. PEKERJAAN STRUKTUR, meliputi : 1. Galian dan Urugan 2. Pekerjaan Pondasi 3. Pekerjaan Struktur Beton Lantai 1 4. Pekerjaan Struktur Beton Lantai 2 5. Pekerjaan Struktur Beton Atap Dak C. PEKERJAAN ARSITEKTUR I. PEKERJAAN LANTAI I 1. Pekerjaan Dinding dan Railling Tangga 2. Pekerjaan Keramik Lantai dan Dinding 3. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela 4. Pekerjaan Plafond 5. Pekerjaan Pengecatan 6. Pekerjaan Sanitair II. PEKERJAAN LANTAI 2 7. Pekerjaan Dinding dan Railling Tangga 8. Pekerjaan Keramik Lantai dan Dinding 9. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela 10. Pekerjaan Plafond 11. Pekerjaan Pengecatan 12. Pekerjaan Sanitair III. PEKERJAAN ATAP D. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL I. PEKERJAAN LANTAI I 1. Pekerjaan Instalasi Listrik 2. Pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor II. PEKERJAAN LANTAI 2 3. Pekerjaan Instalasi Listrik 4. Pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor E. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR 1. Pekerjaan Perkerasan Jalan ( dalam tapak ) 2. Pekerjaan Pagar Pembatas 3. Pekerjaan Lain‐lain  

(4)

BAB II

METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

SITE MANAJEMEN

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor pada Kecamatan Andir Kota Bandung perlu dilakukan Site Manajemen yang meliputi : 1. Kecukupan ruang kerja dan sirkulasi kegiatan 2. Tata letak lokasi pekerjaan 3. Meminimalisir gangguan yang ada selama pekerjaan. 4. Efektif dan Efisiensi dalam pekerjaan

KELENGKAPAN FASILITAS PROYEK

Untuk kelengkapan fasilitas lapangan di area proyek secara umum terdiri dari :

1. Kantor Direksi

2. Kantar manajemen lapangan yang didalamnya terdapat ruang rapat proyek, ruang kerja team proyek. 3. Gudang material yang ditempatkan di tempat yang strategis sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan. 4. Los Kerja pekerjaan kayu, besi beton serta pekerjaan lain yang memerlukan fabrikasi dilapangan. 5. Pembuatan pagar pengaman proyek Disamping itu pula untuk persiapan kerja juga akan dibuat panel dan instalasi listrik sementara baik untuk penerangan maupun untuk peralatan yang memerlukan tenaga listrik untuk menggerakannya seperti Bor, mesin serut kayu dan lain‐lain. Penempatan personil keamanan atau security merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari proses relokasi area lapangan guna menghindari adanya kendala‐kendala yang tidak di inginkan selama pelaksanaan pekerjaan.  

PENGENDALIAN LALU-LINTAS PERALATAN (MOBILITAS) DAN BAHAN

KOMPONEN.

Dalam hal ini kontraktor pelaksana melakukan mobilisasi awal terhadap peralatan awal yang di butuhkan baik secara temporary maupun yang tetap. Dalam melaksanakan pekerjaan awal atau pendahuluan terkait pelaksanaan proyek ini kami akan selalu memperhatikan : 1. Keteraturan dan sistematis sirkulasi mobilisasi peralatan 2. Menanggulangi tingkat hambatan secara maksimal terhadap aktifitas yang berjalan

3. Melakukan proteksi baik untuk sementara atau tetap terhadap semua akses yang dilalui area umum / lingkungan sekitar.

(5)

RENCANA SCHEDULE PEKERJAAN

Schedule yang di rencanakan untuk pekerjaan ini 150 hari kalender masa pelaksanaan yang mencakup pendatangan atau mobilisasi material, Tenaga Kerja.

Untuk melihat secara detail tahapan pelaksanaan pekerjaan dapat di lihat pada lembar kerja schedule pelaksanaan di lembar tersendiri.

STRUKTUR ORGANISASI

Untuk dapat mencapai hasil yang baik, di perlukan pengaturan dan manajemen lapangan yang baik. Untuk itu pada proyek ini di bentuk Struktur Organisasi Proyek yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Struktur Organisasi untuk pelaksanaan proyek ini sebagaimana yang disampaikan kepada panitia pengadaan dalam dokumen administrasi dan usulan teknis dalam lembar tersendiri.

WORKFLOW PEKERJAAN

SPK PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN STRUKTUR PEKERJAAN ARSITEKTUR

PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

PEKERJAAN INFRASTRUKTUR

BAST

(6)

BAB III

URAIAN PEKERJAAN UTAMA

A. Penjelasan Umum

Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah di keluarkan Surat Penunjukan Pemenang serta kontrak disetujui serta Surat Perintah Mulai Kerja Berikut Surat Penyerahan Lapangan telah di terima oleh Pihak Kami. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak yaitu selama 150 hari kalender. Dalam pelaksanaan proyek, kami selaku kontraktor pelaksana akan tetap mengacu pada RKS baik untuk bahan bangunan dan mutu bangunan. Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, penentuan methode kerja sangatlah penting. Hal ini dikarenakan methode kerja yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi proyek akan menentukan hasil penyelesian proyek tersebut, sehingga methode kerja ini harus di rencanakan dan dievaluasi secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung. Pemilihan alat kerja yang sesuai, teknis pelaksanaan yang tepat serta pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan menunjang performa dan progress pekerjaan dilapangan dengan baik.

Pembahasan pada bab ini meliputi beberapa bagian dari pelaksanaan pekerjaan, mulai dari material, peralatan, dan pekerjaan struktur, Arsitektur, Pekerjaan ME dan Pekerjaan Infrastruktur.

B. Material

Material adalah semua jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek. Material‐material yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) yang telah ditentukan oleh konsultan perencana dan pemilik proyek. Adapun material yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut : 1. Air Air merupakan bahan yang penting pada beton yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia dengan semen. Air digunakan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan adukan beton, adukan semen, untuk perawatan beton (curing), pekerjaan pembersihan sebelum dilakukan pengecoran. Air yang digunakan harus bersih dari bahan‐bahan yang dapat mengurangi kekuatan beton seperti minyak, garam, bahan‐bahan organik, serta sampah atau kotoran. Air yang digunakan pada proyek ini merupakan air sumur yang diperoleh dari lokasi proyek dengan cara pembuatan sumur pantek atau dengan penyambungan pada saluran air (sumber air) yang sudah ada. 2. Semen Semen merupakan bahan pengikat hidrolik yang apabila dicampur dengan air dan setelah mengeras tidak mengalami perubahan kimia jika dikenai air (Surya Sebayang, Diktat Bahan

Bangunan Volume I – Teknologi Beton). Semen yang digunakan adalah semen yang sesuai

dengan spesifikasi teknis dari konsultan yaitu semen portland type I. Pada proyek ini jenis semen yang digunakan adalah semen Holcim dan semen Tiga Roda. Semen disimpan pada tempat yang baik agar terlindung dari cuaca (air, hujan dan kelembaban tinggi) yang dapat menyebabkan semen mengeras dan rusak.

(7)

Semen

3. Agregat Halus ( Pasir )

Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan batu, plesteran dan pasangan bata adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu‐ batuan atau. Pasir yang digunakan harus berbutir tajam, keras, dan tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %. Agregat Halus 4. Agregat Kasar ( Split ) Agregat kasar yang digunakan sebagai bahan pembuatan beton adalah agregat berupa kerikil yang berasal dari disintegrasi alami dari batu‐batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran 5 ‐ 40 mm. (Surya Sebayang, Diktat Bahan

Bangunan Volume I – Teknologi Beton). Agregat kasar yang digunakan untuk adukan beton pada proyek ini berupa batu pecah. Agregat kasar ini harus memiliki gradasi yang baik, keras, padat dan tidak terbungkus oleh material lainnya. Agregat kasar yang digunakan yaitu split 2 cm – 3 cm. Agregat kasar yang digunakan sebagai campuran beton tidak dilakukan pengujian. Sehingga secara ilmiah tidak diketahui tingkat kekerasan dari agregat tersebut. Tingkat keausan yang disyaratkan yaitu sekitar 10 – 40 %. Berdasarkan pengalaman, agregat kasar yang diperoleh dari kecamatan lagadar cukup baik untuk campuran beton

(8)

Split 5. Baja Tulangan Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu dijaga mutu dan kualitasnya. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat‐ syarat sebagi berikut : a. Bebas dari kotoran‐kotoran, lapisan minya, karat dan tidak retak atau mengelupas. b. Mempunyai penampang yang sama rata c. Ukuran disesuaikan dengan Shop Drawing Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering unruk menghindari karat. Baja tulangan 6. Kayu Kayu digunakan untuk bekisting Kolom beton, Balok Beton dan plat lantai, dan pekerjaan beton lainnya. Kayu yang digunakan terdiri dari balok kayu, papan, multipleks 9 mm yang mempunyai ukuran bermacam‐macam sesuai kebutuhan. Adapun ukuran kayu yang digunakan adalah : a. Kayu Papan ukuran 3/20 cm untuk pembuatan bekisting sloof dan kolom b. Kayu kaso ukuran 5/7 untuk perancah bekisting c. Kayu perancah dipakai untuk penyangga bekisting plat lantai d. Multipleks tebal 9 mm

(9)

7. Batu Bata Ringan ( Hebel )

Bata ringan Hebel yang berfungsi untuk dinding adalah bahan konstruksi batu bata tradisional. Selain kuat dan ringan dengan bata ringan Hebel proses pemasangan lebih cepat serta memberikan keakuratan karena ukuran, tekstur bahan yang rata dan seragam yang dapat menghasilkan dinding konstruksi yang rapih. Dengan hasil dinding konstruksi yang rapi dan rata dapat mengurangi pemborosan bahan pada saat proses plesteran dinding. Bata Ringan Hebel 8. Batu Bata Merah Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran seragam dan langsung didatangkan dari Kabupaten Bandung dan sekitar kota Bandung dipakai sebagai sekat pada dinding pagar dengan ukuran batu bata 18 x 10 x 4 cm. Bata Merah

(10)

9. Lantai Granit dan Dinding Keramik Untuk penutup lantai utama dan penutup lantai tangga menggunakan granit ukuran 60 cm x 60 cm type Polished dan Unpolished dengan kualitas KW I ex China sedangkan untuk penutup lantai Kamar Mandi dan tempat wudhu menggunakan keramik 25 cm x 25 cm sedangkan untuk dinding menggunakan ukuran 20 cm x 45 cm kualiatas KW I ex ROMAN. Granit 60 x 60 ex China Keramik Dinding 10. Profil Aluminium uk. 3” , Kaca dan Aksesories Profil Aluminium : Bahan : Aluminium warna ukuran 3” untuk kusen Daun Pintu, Jendela dan BV Produk : setara EDICO, ALEXINDO Jenis : Aluminium Extrusion Powder Coating Ketebalan : Minimun 1,3 mm Jendela Ukuran : 1,5” x 3” Kaca Tebal : 10 mm, 12 mm Warna : Polos, tempered Pemakaian : sesuai dengan gambar rencana Type/Produk : Lokal/mutu baik

(11)

11. Penutup Atap Plafond Plafond Type : Gypsum dan GRC Ukuran : 1,2 m x 2,44 m Tebal : Gypsum 9 mm dan GRC 6 mm Rangka Plafond Bahan : Rangka Metal Furing Ukuran : 40 mm x 40 mm Tebal : 0,8 mm

C. Peralatan

Peralatan yang dipergunakan pada pekerjaan Rehabiitasi Sedang/Berat Gedung Kantor pada Kecamatan Andir Kota Bandung adalah : ‐ Generator ‐ Pompa Air ‐ Stamper 59 Kg ‐ Pompa beton ‐ Concrete Vibrator ‐ Mesin Las ‐ Theodolite ‐ Beton Molen 0.3 m3 ‐ Scafolding ‐ Bor tangan ‐ Gerinda Tangan ‐ Mobil Pick Up Generator Generator digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, digunakan untuk alat‐ alat yang menggunakan listrik di lokasi pekerjaan ini. Generator Pompa Air

Sebagai penunjang kebutuhan air selama pekerjaan berlangsung, pompa air sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran proses pekerjaan dari awal sampai selesainya pekerjaan.

(12)

Stamper

Stamper atau istilah umum lainnya disebut Stamper Rammer adalah alat mesin yang dipergunakan

untuk pemadatan tanah. Alat ini merupakan alat yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun pemadatan tanah asli kohesif. Disamping sebagai alat untuk pemadatan untuk bangunan gedung alat ini juga sering dipergunakan dalam pekerjaan pemadatan jalan , halaman dan juga untuk pekerjaan pemadatan timbunan lainnya. Stamper Pompa Beton Pompa Beton/Concrete Pump adalah alat untuk menaikkan Beton ke lokasi pengecoran. Baik untuk Plate rumah,gedung,dsb. Sehingga pekerjaan pengecoran lebih mudah,cepat dan efisien. Pompa Beton

(13)

Concrete Vibrator

Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak terdapat rongga dalam adukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi mutu dan kekuatan beton. Dalam pelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada saat setelah pengecoran. Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan rongga‐rongga udara, sehingga beton menjadi lebih padat. Cara operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting. Concrete Vibrator Mesin Las

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam pekerjaan ini meliputi pembuatan railling pagar, dan pekerjaan yang membutuhkan pengelasan lainnya. Mesin Las

(14)

Theodolite

Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik‐ titik as kolom pada tiap‐tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nuvo dan unting‐unting di bawah theodolith. Kemudian menetapkan salah satu titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik‐titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi. Theodolite Beton Molen Molen digunakan untuk pembuatan adukan beton pada pekerjaan pondasi menerus, sloof, dan kolom. Molen ini digerakkan dengan menggunakan tenaga mesin disel (Sumo Diesel Engine SX 175), kapasitas molen yang digunakan adalah 0,35 m3 merk Tiger tahun 2006. Kecepatan putar alat harus benar‐benar stabil, karena berpengaruh pada mutu beton yang dihasilkan. Beton Molen

(15)

Scafolding

Scafolding berfungsi untuk :

‐ Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul beratnya sendiri (pada pelaksanaan pengecoran). ‐ Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata, plesteran dan pengecatan. Scafolding Bor Tangan Mesin bor yang digunakan yaitu bor tangan (Hand Drilling). Alat ini digunakan untuk pengeboran kayu pada pekerjaan kusen pintu dan jendela. Selain untuk pekerjaan diatas alat ini juga digunakan untuk pekerjaan plafond. Yaitu untuk pemasangan paku gypsum serta pada pekerjaan rangka atap baja ringan. Bor Tangan

(16)

Gerinda Tangan

Gerinda tangan adalah salah satu alat yang paling sering digunakan dalam proses produksi metalworking. Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. . Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain‐lain. Gerinda tangan Mobil Pick Up

Untuk angkutan material dari dan menuju proyek menggunakan ordinary truck. Serta untuk pembuangan material sisa‐sisa bongkaran keluar site. Mobil Pick Up Peralatan Lainnya : ‐ Palu, linggis ‐ Cangkul ‐ Sekop ‐ Waterpass ‐ Meteran ‐ Alat Ukur / Mistar ‐ Dll

(17)

A.I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Ruang lingkup pada pekerjaan persiapan ini adalah : ‐ Pembuatan Direksikkeet, Gudang Alat dan Bedeng Pekerja ‐ Biaya Perijinan (di luar IMB) ‐ Papan nama Proyek ‐ Pagar Sementara Dari Seng Gelombang Tinggi 2 Meter ‐ Pembersihan Lapangan dan Perataan ‐ Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank ‐ Biaya Penambahan Daya Listrik ‐ Pengadaan Air dan Listrik Kerja ‐ Mobilisasi dan demobilisasi ‐ Biaya Dokumentasi dan Pelaporan ‐ Biaya Asbuild Drawing

Pembuatan Direksi Keet, Gudang Alat dan Bedeng Pekerja

Direksi Keet

Kantor peroyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi keet Pembangunan tidak di bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun tetap mengutamakan kenyaman yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan yakni Direksi keet dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak. Gudang Material Pembuatan Gudang Material dan peralatan bertujuan untuk melindung material maupun alat dari pengaruh cuaca.

Pembuatan Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek merupakan informasi mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan, ditempatkan pada posisi yang dapat terlihat secara jelas oleh umum. Papan nama ini dibuat menggunakan bahan kayu meranti dilapis seng plat serta di cat kayu.

Pagar Sementara dari Seng setinggi 2 meter

Kosnstruksi Pagar peroyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan diperkuat dengan menggunakan tiang –taing besi atau kayu dan di ikat dengan paku/baut pengikat pada jarak tertentu, sehingga kosnstruksinya kuat dan sesuai dengan fungsi yakni untuk menjamin keamanan pekerja dalam lingkunngan proyek.

Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Pengukuran

Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk cross chek kembali antara ukuran yang ada pada gambar rencana dengan keadaan lahan yang akan dibangun tersebut. Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pembangunan yang pertama kali harus dilaksanakan adalah Pekerjaan Pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga yang disebut BM ( Bench Mark ) berupa patok beban ukuran 15 / 15 cm yang diberi warna dengan ketentuan (biasanya warna merah). Pengukuran ulang dilaksanakan pada setiap akan melaksanakan setiap masing‐masing bangunan Gedung.

Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi untuk posisi horisontal dan posisi vertikal semua detail didalam site dan sekitarnya. Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran untuk penentuan titik ketinggian dan sudut‐sudut dengan menggunakan waterpass dan theodolite. Pengukuran sudut siku‐siku dengan prisma atau benang secara azaz Segi Tiga Phytagoras sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

(18)

Permukaan peil ± 0,00 bangunan diambil ± 60,00 cm dari permukaan tanah existing. Semua ukuran ketinggian galian,pondasi, sloof, kusen, dak beton dan lain‐lain akan mengambil patokan dari peil ± 0,00 tersebut.

Bowplank

Yang dimaksud dengan bouwplank/papan bangunan adalah papan yang dipasang pada patok‐patok pengukuran ukuran bangunan atau patok (duga peil) yang dipasang mendatar dari sebelah atasnya diketam secara rata dan rapi. Fungsi papan bangunan adalah: ‐ Untuk memudahkan titik‐titik ukuran bangunan ‐ Untuk menarik atau membuat sumbu dinding bangunan ‐ Untuk menentukan garis‐garis pondasi ‐ Sebagai pedoman dalam menggali tanah pondasi

Didalam pekerjaan pengukuran bentuk dan ukuran ruangan dalam suatu bouwplank, yang diperlukan pertama‐tama adalah: ‐ Gambar rencana ‐ Pembersihan tanah dan pemasangan patok‐patok sesuai dengan gambar rencana ‐ Memotong bowplank ‐ Memberi tanda pada bowplank dengan paku , cat/meni Bahan dan Alat : ‐ Kayu Balok 5/7 ‐ Paku 2”‐3” ‐ Kayu Papan 3/20 ‐ Palu ‐ Benang ‐ Meteran Prosedur pemasangan Bowplank a. Kedudukan harus kuat dan tidak mudah goyah b. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyah akibat pelaksanaan galian. c. Terdapat titik atau dibuat tanda d. Sisi atas bowplank harus terleat sebidang (horizontal) dengan papan bowplank lainnya e. Letak kedudukan bowplank harus seragam menghadap kedalam bangunan f. Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu bata Pemasangan Bowplank

(19)

B. PEKERJAAN STRUKTUR

Ruang lingkup pada pekerjaan Struktur ini adalah : A. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN B. PEKERJAAN PONDASI C. PEKERJAAN STRUKTUR BETON LANTAI 1 D. PEKERJAAN STRUKTUR BETON LANTAI 2 E. PEKERJAAN STRUKTUR BETON ATAP DAK

B.1 PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN DAN PONDASI

Denah Rencana Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi, Straus dan Sloof Pekerjaan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor pada Kecamatan Andir Kota Bandung Sesuai dengan gambar rencana dan perhitungan rencana anggaran biaya, yang termasuk dalam pekerjaan galian tanah dan pondasi adalah : a. Galian tanah pondasi 86,86 m3 b. Galian Strauss Pile dia. 25 cm h : 3 m 60,00 m’ c. Urugan Tanah Kembali 50,49 m3 d. Pasir Urug Bawah Pondasi 2,62 m3 e. Lantai Kerja Bawah Pondasi Poer Plat 0,79 m3 f. Urugan tanah bawah lantai 80,26 m3 g. Pemadatan tanah bawah lantai dasar 80,26 m2 h. Pasir Urug bawah lantai t = 10 cm 16,04 m3 i. Pekerjaan Aanstamping 7,38 m3 j. Pekerjaan Pondasi Batu Belah 20,46 m3 k. Pekerjaan Strauss Pile dia. 25 cm 2, 95 m3 l. Pekerjaan Pondasi Telapak type P1 5,12 m3 m. Pekerjaan Pondasi Telapak type P2 0,77 m3

(20)

Pekerjaan galian tanah segera dilaksanakan setelah pemasangan bouwplank telah selesai dan sudah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan/MK.

Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi dan Sloof

Pekerjaan galian tanah dilaksanakan sedalam elevasi rencana, dipadatkan dengan mesin pemadat sehingga mendapatkan elevasi yang betul‐betul waterpass, toleransi kemiringan tidak lebih dari 0.5 cm. Sebelum melalukan galian tanah pondasi, yang diperhatikan adalah letak titik‐titik bangunan yang tertera pada papan bowplank, berupa paku atau cat yang diberi cat merah. Tanda tersebut menunjukan ukuran‐ ukuran ruangan maupun lebar tanah yang akan digali untuk pasangan pondasi. Tahapan pekerjaan galian tanah adalah sebagai berikut : ‐ Persiapkan alat‐alat yang diperlukan.

‐ Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan kedalaman sesuai rencana.

‐ Menggali sisi‐sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat. ‐ Tanah bekas galian dibuang disisi tebing galian atau ditempat yang telah ditentukan.

‐ Tahap akhir adalah cek posisi lebar, kedalaman, dan kerapian galian disesuaikan dengan gambar rencana.

‐ Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar rencana atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mencapai daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.

‐ Jika galian melampui batas kedalaman, maka harus ditimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum, hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkut langsung ke tempat yang sudah direncanakan. Pekerjaan galian tanah pondasi ini meliputi beberapa tahap antara lain : ‐ Menetukan as pondasi dengan menggunakan benang, dari hasil persilangan benang ditetapkan sebagai as pondasi. ‐ Pekerjaan galian tanah untuk tempat pondasi sesuai dengan kebutuhan dimensi pondasi dan kedalaman galian sesuai dengan yang telah direncanakan. ‐ Penghamparan lantai kerja sebagai base pondasi beton setebal 10 cm, mortar yang dihampar menggunakan perbandingan adukan 1 : 3 : 5. ‐ Pekerjaan pemasangan batu kali mengunakan adukan 1 : 5 Pelurusan pondasi menyesuaikan dengan benang yang telah terpasang.

Untuk mendapatkan hasil yang baik didalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah pondasi dan untuk memudahkan pekerjaan pasangan pondasi, maka galian tanah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : ‐ Pekerjaan galian tanah pada tanah dasar harus dilakukan secara hati‐hati dan tanah dasar harus selalu diukur dari permukaan papan bangunan yang telah dibuat mendatar (waterpass). ‐ Semua tanah galian harus ditempatkan di luar papan bangunan agar bowplank dan semua pekerjaan tidak terganggu. ‐ Tebing dinding galian pondasi dibuat tidak mudah longsor. Untuk tanah yang kurang keras dibuat 5 : 1, untuk tanah keras tanah tebing dibuat 10 : 1, pada tanah pasir dibuat Peralatan yang dipergunakan pada pekerjaan galian ini adalah : 1. Cangkul 2. Pengki 3. Garpu ( bila diperlukan ) 4. Meteran

(21)

Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi dan Sloof Pekerjaan ini dilaksanakan setelah galian tanah pondasi plat setempat, pondasi batukali, sloof, dan pondasi tangga selesai dilaksanakan. Pasir urug dipadatkan. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis hingga mendapatkan ketebalan dan kepadatan setebal 5 cm. Pasir urug tidak boleh terlalu basah dan jika pasir kering maka disiram menggunakan air dan jangan terlalu jenuh. Untuk pekerjaan di bawah pondasi batu kali dilaksanakan secara pararel dengan pekerjaan pondasi batu kali.

Pekerjaan Pondasi Batu Kali dan Aanstamping

Pekerjaan pondasi batu kali dikerjakan mengikuti panjang bangunan sesuai dengan bentuk dan denah. Hal ini dilakukan agar beban dinding dapat dipikulnya. Setelah itu dipersiapkan pekerjaan beton. Salah satunya adalah sloof. Detail Gambar Rencana Pondasi Batu Kali dan Aanstamping Aanstamping : 1. Aanstamping batu kali adalah batu yang disusun sedemikian rupa. Setebal 20 cm . disiram dengan pasir dan air sampai padat dan celah‐celah batu terisi seluruhnya. 2. Aanstamping batu kali gunanya untuk menerima beban dari pondasi dan memindahkannya ke dasar tanah. 3. Lebar aanstamping tergantung lebar pondasi, ditambah 20 cm kiri kanan pondasi. Pondasi Batu Belah 1. Pondasi batu kali harus diperhitungkan sedemikian rupa hingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban‐beban berguna dan gaya‐gaya dari luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain‐lain. Pondasi tidak boleh turun setempat‐setempat. 2. Pondasi langsung atau pondasi dangkal digunakan bila lapisan tanah dapat dengan daya dukung yang sangat besar, letaknya tidak dalam. 3. Pasangan batu kali disusun sedemikian rupa dengan spesi 1 pc : 3 ps dengan memperhatikan grading/susunan butir pasir yang memenuhi syarat. Kadar lumpur pasir dibenarkan lebih dari 5%.

(22)

Tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut : ‐ Pasang patok batu untuk memasang 2 profil ( 2 patok untuk tiap profil ). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi. ‐ Pasang bilah batu datar pada kedua patol, setinggi profil. ‐ Pasang profil benar‐benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah‐tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi. ‐ Pasanga profil tersebut pada bilah bidang datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kuat.

‐ Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil sehingga kuat dan kokoh.

‐ Setelah semua profil sesuai dengan yang direncanakan dan tidak ada kesalahan maka selanjutnya mempersiakan alat dan bahan.

‐ Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap ketinggian 25 cm dari permukaan urugan pasir.

‐ Siapkan adukan untuk melekatkan batu kali/belah.

‐ Susun batu diatas lapisan pasir yang sudah dipadatkan tanpa adukan.

‐ Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai dengan ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan batu tersebut rata.

‐ Sediakan tempat lubang‐lubang stek kolom dan keperluan lainnya. ‐ Cor stek kolom tersebut dan rapikan pondasinya.

‐ Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir diurug kembali.

Pekerjaan Straus Pile Detail Rencana Pondasi Strauss Pile Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat seperti pada pekerjaan ini dikarenakan tidak memiliki bentang antar kolom yang panjang Galian tanah untuk pondasi strauss harus sesuai dengan ukuran dalam gambar rencana yaitu diameter 25 cm dengan kedalaman 3 meter. Apabila diperlukan untuk mencapai daya dukung yang baik, dasar galian tanah harus dipadatkan/ditumbuk.

(23)

Cara kerja pemasangan pondasi strauss pile ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter sesuai dengan perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan casing dari pipa PVC yang dicor sambil diangkat cassing‐nya. Cassing digunakan pada tanah lembeh atau berair. Jika tanah keras dan tidak berair, pondasi dapat langsung dicor tanpa cassing. Pada pekerjaan ini tidak menggunakan cassing karena tanah di lokasi keras dan tidak berair. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 3 meter dengan menggunakan besi tulangan sepanjang pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering digunakan adalah diameter 25 cm , 30 cm dan 40 cm. Pada pekerjaan ini digunakan ukuran pondasi diameter 25 cm. Seperti layaknya pondasi tiang , maka pondasi ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk mentransfer tekanan beban di atasnya. Persiapan Kerja Persiapan kerja pondasi ini sangat sederhana hanya memerlukan waktu beberapa menit saja untuk men‐ setting alat berupa mata bor, pipa, setang dan alat pendukung lainnya. Pengeboran Tanah dibor dengan besar diameter 25 cm, mata bor diputar dan diberi beban tekanan sampai dirasa sudah dipenuhi tanah lalu diangkat dan dibuang tanahnya, ini dilakukan terus menerus sampai kedalaman yang diinginkan. Pengeboran tanah dikerjakan 2 orang untuk 1 alat. Pengeboran Strauss

(24)

Pembesian

Pengerjaan pembesian dengan pembuatan besi spiral dan pemotongan besi pokok untuk jari‐jari, dilanjutkan dengan perangkaian keduanya hingga menjadi kerangka tulangan seperti gambar dibawah ini. Pembesian Strauss dan Detail Penulangan Pengecoran Ini adalah tahap terakhir dalam pekerjaan pondasi strauss pile, yang jadi catatan apabila lobang bor dipenuhi air maka pengecoran bisa menggunakan pipa paralon sebagai penghantar cor supaya tidak bercampur dengan air lumpur dan hasil beton yang lebih baik, tapi apabila tanah kering adukan cor bisa langsung dituangkan. Pada pekerjaan strauss ini menggunakan mutu beton K‐250

(25)

Pekerjaan Pondasi Telapak dan Sloof Pondasi Telapak Denah Rencana Pondasi Telapak P1, P1A, P2 Kantor Kecamatan Andir Kota Bandung Pondasi P1, P2, P1A

Type Pondasi Telapak Panjang Lebar Tinggi Jumlah

P1 dan P1A 80 cm 80 cm 40 cm 15 Titik P2 80 cm 80 cm 40 cm 3 Titik Volume pondasi telapak yang akan dikerjakan : P1 dan P1A 15 * 0,256 = 5,120 m3 P2 3 * 0,256 = 0,768 m3

(26)

Metode konstruksi untuk pelaksanaan pondasi setempat adalah : 1. Galian tanah Pondasi 2. Penulangan pondasi 3. Pekerjaan bekisting 4. Pengecoran Galian tanah Pondasi Tahapt‐tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu : ‐ Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati‐hati serta diukur secara benar panjang, lebar dan kedalaman pondasi; ‐ Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi setempat. ‐ Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalaman tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat minimal 0.5 kg/cm2; ‐ Bila dasar tanah masih jelek, dengan daya dukung kurang dari 0.5 kg/cm2 , maka galian tanah harus diteruskan , sampai mencapai kedalaman yang kuat. ‐ Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang leluasa dalam pekerjaannya; ‐ Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan. Penulangan Pondasi a. Perakitan Tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.

Cara perakitan tulangan :

‐ Mengukur panjang masing‐masing type tulangan yang diketahui dari ukuran pondasi setempat.

‐ Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan memperhitungkan bentuk‐bentuk type tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut; ‐ Merakit satu persatu bentuk dan type tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas; b. Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal‐hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

‐ Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.

‐ Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat. ‐ Setelah dipastikan rakitan tulangan benar‐benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran.

(27)

Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap‐tahap pekerjaan bekisting : ‐ Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi). ‐ Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu. ‐ Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. ‐ Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass. ‐ Papan cetakan tidak boleh bocor. ‐ Papan‐papan disambung dengan klem / penguat / penjepit. ‐ Paku diantara papan secara berselang‐seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak. Pekerjaan Pengecoran Bahan‐bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton untuk pondasi ini menggunakan mutu beton K‐250. Bahan‐bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat‐syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir‐butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran‐butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap‐tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu: Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.

‐ Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm. ‐ Mempersiapkan bahan‐bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran. ‐ Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya. ‐ Bahan‐bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya. ‐ Setelah adukan benar‐benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4‐10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi. ‐ Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah‐celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

(28)

Pondasi Plat Setempat Sloof     Denah Rencana Pekerjaan Sloof Kantor Kecamatan Andir Kota Bandung

(29)

Type Sloof Dimensi Panjang dan Lebar Volume S1 25 cm x 40 cm 4,20 m3 S2 20 cm x 35 cm 7,43 m3 S3 15 cm x 25 cm 0,25 m3 Tahap‐tahap pembesian sloof :

‐ Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar rencana, yaitu besi D16 mm dan sengkang besi Ø8 dengan jarak sengkang 100 mm dan 200 mm pada tumpuan dan 150 mm pada lapangan

‐ Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan

‐ Sengkang dipasang dengan jarak 100 mm , 200 mm pada tumpuan dan 150 mm pada lapangan sama untuk keseluruhan tulangan.

‐ Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.

‐ Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang‐ seling dan penempatan sambungan di tempat‐tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.

‐ Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking pada tulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

Tahap‐tahap pembuatan bekisting untul sloof :

‐ Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.

‐ Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian‐bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.

‐ Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan

‐ Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi sloof yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya sebagai penahan goyangan.

Tahap‐tahap pengecoran sloof :

‐ Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.

‐ Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam.

(30)

‐ Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat. ‐ Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran. ‐ Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester. Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2‐3 hari setelah pengecoran, dengan syarat poorplate dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain. Setelah pekerjaan pondasi dan sloof selesai kemudian dilanjutkan dengan urugan tanah dibawah lantai yang dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat.

Pekerjaan Struktur Beton Kolom Lantai 1 dan 2, Balok, Plat Lantai Kolom lantai 1 & 2 Kolom merupakan konstruksi beton yang berfungsi sebagai tiang dari suatu bangunan dan juga merupakan konstruksi yang menyalurkan beban dari struktur yang berada di atasnya seperti balok, pelat dan konstruksi atap yang kemudian didistribusikan ke pondasi. Mutu beton K‐250.

(31)

  Denah Rencana Kolom StrukturLantai 2 Lingkup pekerjaan ini adalah : Lantai 1 : ‐ Kolom Beton K1 K‐250 ‐ Kolom Beton K2 K‐250 ‐ Sloof Beton S1 K‐250 ‐ Sloof Beton S2 K‐250 ‐ Sloof Beton S3 K‐250 ‐ Tangga Beton K‐250 Lantai 2 ‐ Balok Beton B1 K‐250 ‐ Balok Beton B2 K‐250 ‐ Balok Beton B3 K‐250 ‐ Balok Beton B4 K‐250 ‐ Kolom Beton K1 K‐250 ‐ Kolom Beton K2 K‐250 Penentuan As Kolom Titik‐titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat‐alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.

(32)

Proses Pelaksanaan : ‐ Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama. ‐ Buat as kolom dari garis pinjaman. ‐ Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan). ‐ Pembesian Kolom Pembesian Kolom Proses pembesian dalam pekerjaan ini adalah : ‐ Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain yang lebih aman ‐ Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja. ‐ Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur. ‐ Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang ‐ Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan diangkut dengan menggunakan alat bantu ke lokasi yang akan dipasang. ‐ Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton. Pemasangan Bekisting Kolom

Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom. ‐ Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom ‐ Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100 cm dari masing‐masing as kolom. ‐ Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom. ‐ Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting. ‐ Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang. ‐ Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada. ‐ Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull. ‐ Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor. Pengecoran Kolom Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut: Persiapan Pengecoran Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar‐benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton. Pelaksanaan Pencoran

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9m3. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan alat bantu untuk memudahkan pengerjaan.

Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga‐rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

(33)

‐ Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.

‐ Pertama‐tama, plywood dipukul‐pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada plywood dapat terlepas. ‐ Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull. ‐ Kendorkan baut‐baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas. ‐ Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan alat bantu ke lokasi pabrikasi awal. Plat Lantai dan Balok     Denah Rencana Balok Struktur

(34)

Denah Rencana Plat Lantai

Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada rehabilitasi sedang/berat Gedung Kantor pada Kecamatan Andir Kota Bandung sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan memiliki tipe yang berbeda‐beda. Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan. Tahap Persiapan ‐ Pekerjaan Pengkuran Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe. ‐ Pembuatan bekisting Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan multipleks 9 mm. ‐ Pabrikasi besi Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

(35)

Tahap pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.

Pemasangan Bekisting Balok

Tahap pemasangan bekiting balok adalah sebagai berikut :

‐ Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat. ‐ Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U‐head jack nya. ‐ Pada U‐head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok. ‐ Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas suri‐suri. Pemasangan Bekisting Plat Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut : ‐ Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U‐head jack nya ‐ Pada U‐head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang suri‐suri dengan arah melintangnya. ‐ Kemudian dipasang multipleks 9 mm sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. multiplek dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran. ‐ Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya. Pengecekan Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap. Pembesian Balok Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :

‐ Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat menggunakan alat bantu ke lokasi yang akan dipasang.

‐ Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.

‐ Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.

Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan. Pembesian Plat Lantai Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain : ‐ Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat menggunakan alat bantu dan dipasang diatas bekisting pelat.

‐ Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran tulangan D10‐200.

(36)

‐ selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat. ‐ Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat. Pengecekan Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang‐lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya. Pengecoran Balok dan Plat ( Lantai dan Dak ) Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut: ‐ Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump yang menyalurkan beton dari beton molen ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung‐sambung. ‐ Alirkan beton K‐250 sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan menggunakan vibrator.

‐ Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan menggunakan alat‐alat manual.

‐ Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan finishing.

Pembongkaran Beton

Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras. Perawatan Beton Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

(37)

Pekerjaan Tangga Beton Pemasangan tangga Pekerjaan pemasangan tangga beton bersamaan dengan pekerjaan balok dan plat Pekerjaan Persiapan

Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah‐langkah sebagai berikut untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Pelat Badan Tangga Tidak diperlukan pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat penyetelan langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga serta pipa galvanis (panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai kemiringan badan tangga. Anak Tangga Multipleks 9 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga, kemudian diberi rangka. Penyetelan Bordes Tangga Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah menggunakan pipe support. Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa (karena bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar bordes.

(38)

Pembongkaran Bekisting Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pengendoran jack base dan U‐head, kemudian diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan kayu 6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.

(39)

C. PEKERJAAN ARSITEKTUR

Ruang lingkup pada pekerjaan arsitektur ini adalah : Lantai 1 dan 2 1. PEKERJAAN DINDING DAN RELLING TANGGA 2. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI & DINDING 3. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA 4. PEKERJAAN PLAFOND 5. PEKERJAAN PENGECATAN 6. PEKERJAAN SANITAIR 7. PEKERJAAN ATAP Pekerjaan arsitektur pada paket pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan persiapan, struktur selesai dikerjakan.

1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN, PLESTERAN, KOLOM DAN BALOK PRAKTIS Metode Pemasangan Dinding Bata Ringan Hebel untuk Lantai 1 dan 2 Tahap‐tahap pemasangan dinding bata ringan : ‐ Siapkan sloof dan posisi dinding ‐ Tarik benang antara sudut dinding dengan menggunakan waterpass ‐ Memulai lapisan dasar menggunakan adukan PM‐110 ‐ Tebarkan adukan secara merata

(40)

‐ Letakkan blok atau bata ringan hebel pada adukan PM‐110 ‐ Tekan hingga permukaan bata ringan rata dengan benang ‐ Periksa kerataan bata ringan dengan waterpass ‐ Rekatkan bagian vertikal bata ringan dengan PM‐110

(41)

‐ Letakkan bata ringan pada masing‐masing ujung dinding, periksa kerataan waterpass ‐ Bersihkan permukaan bata ringan setiap akan memasang lapisan baru ‐ Campur PM‐110 dengan air dalam ember aduk dengan mixer hingga rata ‐ Tarik benang untuk kelurusan dinding ‐ Gunakan towel sesuai lebar bata ringan ‐ Letakkan adukan PM‐110 pada arah vertikal kemudian pada arah horizontal ‐ Tebarkan adukan untuk 1 bata ringan saja

(42)

Plesteran Dinding dan Acian Dinding untuk Lantai 1 dan 2 Tahap‐tahap plesteran dinding : ‐ Mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti : meteran, jidar aluminium, roskam kayu, kertas semen dan benang ‐ Selanjutnya mempersiapkan bahan yaitu adukan PM‐210 ‐ Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan penggunaan kepalan plesteran dan cek kembali ketegakkan dan kerataannya, ketebalan plesteran adalah 1 cm.

‐ Memastikan tata letak mekanikal elektrikal yang menempel tertanam dalam plesteran untuk efisiensi pekerjaan agar tidak terjadi pengulangan plesteran.

‐ Plesteran dapat dilaksanakan setelah mengecek kerataan dengan menggunakan alat jidar. ‐ Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama 7 hari agar tidak terjadi

keretakan dinding.

‐ Setelah plesteran benar‐benar kering dapat dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan adukan PM‐310 dengan ketebalan maksimal 3 mm Pekerjaan Kolom dan Balok Praktis Lantai 1 dan 2 Tata cara pelaksanaan pekerjaan kolom praktis dan balok latei : Persiapan ‐ Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton, kawat beton, paku, air, dll. ‐ Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting‐unting, benang, selang air, dll. Fabrikasi besi tulangan ‐ Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai gambar kerja yang telah disetujui. ‐ Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei. ‐ Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan pada saat akan dipasang. ‐ Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum ada besi stek existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik. Fabrikasi bekesting ‐ Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan dengan menggunakan kaso. ‐ Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.

‐ Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel dengan dimensi dibuat sesuai ukuran gambar kerja.

‐ Pasang perkuatan/support pada bekesting.

‐ Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting‐unting untuk pengecekan. ‐ Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan. Pengecoran beton ‐ Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana. ‐ Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K‐175.

(43)

2. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Pemasangan Kuda‐kuda Baja Ringan diatas struktur pendukungnya ( kolom dan ringbalk ) harus dilaksanakan secara benar dan cermat. Agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan diantaranya adalah:  Kuda‐kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya.  Semua kuda‐kuda tegak lurus terhadap ringbalk.  Ketinggian apex untuk pemasangan nok diatas setiap kuda‐kuda rata.  Sisi miring atap rata ( tidak bergelombang ).  Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.  Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan kuda‐kuda baja ringan diatas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu : 1. Dipasang langsung diatas ringbalk. 2. Dipasang diatas ringbalk dengan perantara wall‐plate. Penggunaan sistem tumpuan dengan perantara wall plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengna wall plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall plate akan berakibat kedalaman dyna bolt yang tertanam dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu juga terdapa ruang kosong didalam wall plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda‐kuda menjadi kurang stabil. Tumpuan dengan Wall Plate dan Langsung Ringbalk

(44)

Contoh Penggunaan Wall Plate Pemasangan kuda‐kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut :  Langkah 1 : Persiapan Kerja  Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakan kuda‐kuda, dan tidak diperkenanakan menggunakan gambar draft sebagai panduan.

 Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselematan dan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan diatas ketinggian.  Menyiapkan semua perlengkapan untu pemasangan kuda‐kuda, antara lain : Bor dan

Hexagonal Socket, Meteran, Waterpass, Alat Penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu dan sebagainya.

Langkah 2 : Leveling dan Marking

 Memastikan seluruh permukaan atas ringbalk dalam keadaan rata dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.

 Memastikan bahwa rangkaian ringbalk telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung dengan benar.

 Memberi tanda posisi perletakan kuda‐kuda ( truss ) sesuai dengan gambar rencana.  Mengukur jarak antar kuda‐kuda.

(45)

Langkah 3 : Pengangkatan dan Pemasangan Kuda‐kuda

• Mengangkat kuda‐kuda secara hati‐hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada rangkaian kuda‐kuda yang telah dirakit.

• Memasang kuda‐kuda sesuai dengan nomornya diatas ringbalk atau wall plate, berdasarkan gambar kerja.

• Memastikan posisi kiri dan kanan kuda‐kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda‐ kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda‐kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian sebelah kiri pekerja disebut kiri, sedangkan disebelah kanannya adalah sisi kanan.

• Mengontrol posisi berdirinya kuda‐kuda agar tegak lurus dengan ringbalk menggunakan benang dan lot ( unting‐unting ).

• Mengencangkan kuda‐kuda dengan plat L ( L Bracket ) dengan menggunkan 4 buah screw 12‐14 x 20 HEX.

• Mengencangkan plat L dengan ringbalk menggunakan dyna bolt dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda‐kuda tidak berubah. • Mengulangi langkah 1 s.d 6 untuk mendirikan semua kuda‐kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja. • Memeriksa ulang jarak antar kuda‐kuda dari as ke as ( maksimum 1.2 meter ) • Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda‐kuda, dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama ( datar ). • Memasang nok balok. • Memasang bracing ( pengikat ) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang di atas top‐chord dan dibawah reng. • Memasang reng ( roof battens ) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda‐kuda diikat memakai screw ukuran 10‐16x16 sebanyak 2 (dua) buah.

• Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda‐kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda‐kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. Outrigger harus diletakkan dan di screw dengan dua buah kuda‐ kuda yang terdekat.

• Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing‐masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda‐kuda dan di screw. Ceilling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungya.

(46)

Pemasangan Atap Genteng Metal Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap. Bahan dan alat : ‐ Aluminium foil ‐ Sealant gun ‐ Tang ‐ Skrup ‐ Gunting metal ‐ Nok ‐ Gergaji metal ‐ Bor listri Langkah pekerjaan : ‐ Setelah rangka atap rampung, lakukan pemasangan jala kawat untuk insulasi (aluminium foil dan glasswool). Insulasi ditempatkan cara double sided (dua sisi bolak‐balik). Ini untuk meredam panas matahari, juga suara bising air hujan.

‐ Pasang dudukan pengunci tipe KL 65 pada gording rangka atap yang sudah terpasang insulasi. Sekrupkan dudukan pengunci. Gunakan bor listrik sebagai alat bantu penyekrupan.

‐ Pasang lembaran atap bergelombang baja ringan di atas dudukan pengunci tadi. Luruskan posisi dan cantelkan. Jika sudah pas, tekan dengan kaki hingga terkunci. Cara yang sama dilakukan untuk lembaran penutup atap berikutnya. ‐ Lakukan pemasangan penutup bagian tepi dengan gambar dan bentuk yang sudah ditentukan. Pemasangan dilakukan dengan bantuan pengunci dan bor listrik khusus. ‐ Sebelum melakukan pemasangan nok, ujung atap ditekuk ke arah luar dengan alat penekuk khusus. Sudut tekukan 80º. Tekukan ini berfungsi sebagai penahan limpahan air yang masuk karena tertiup angin. Pasang nok setelah ujung atap ditekuk rapi. ‐ Nok yang terpasang dicoak dengan gunting metal pada tiap gelombang puncak atap. Setelah coakan selesai, lakukan penguncian dengan sekrup khusus yang dipasang selang‐seling per satu gelombang. Penyekrupan menggunakan alat bor listrik dengan posisi tegak lurus, sehingga posisi sekrup tidak miring. Sisa panjang nok dapat dipotong dengan gunting metal. ‐ Gunakan sealant gun untuk sambungan nok. Pengeleman dilakukan pada nok bagian bawah dan atas. Tempel keduanya dengan cara ditekan. Setelah kering, sekrup dengan alat bor listrik pada sambungan sehingga terkunci.

(47)

Pemasangan Nok Genteng Metal Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping. Pemasangan Talang Jurai Seng BJLS Ikatlah benang dari ujung lispank ke ujung lispank yang lain, gunakan water pass untuk melevel (meratakan) kedudukan talang. Pasanglah Penggantung Talang dengan Sekrup setiap 1 meter dengan kemiringan 1mm – 3mm. Bila panjang talang melebihi 10 meter, maka kemiringan harus diukur pada bagian tengah‐tengah lisplank (dianggap titik tertinggi, seperti segitiga) sampai pada kedua ujung lispank , ada dua lubang pembuangan. Pemasangan Listplank GRC Listplank GRC ini dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan atap dan sesuai dengan gambar kerja. Hal yang perlu diperhatikan adalah jarak antara sekrup yang dipasang dengan listplank sebaiknya tidak terlalu jauh. Jarak ini bisa bervariasi dibuat antara 20 cm s/d 30 cm (sepanjang profil memanjang listplk GRC tersebut), agar terkunci dengan baik dan kuat. Setelah pemasangan listplank GRC selesai dilakukan pendempulan pada sekrup dan sambungan antar papan listplank, agar tampak rapih.

Referensi

Dokumen terkait

wALAU tak banyak orang yang mengenali kebaikan kita, tapi KeBAiKAn yang kita lakukan adalah KeBAHAgiAAn dimana perbuatan BAiK kita akan terus dikenang oleh mereka yang kelak kita

Ginjal bisa kehilangan fungsinya sehingga tidak bisa mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh, bahkan zat-zat yang masih bisa dipergunakan tubuh seperti glukosa

Data yang terdapat dalam tabel tersebut terdiri dari kolom id daftar kehadiran, tanggal daftar kehadiran, form kehadiran, daftar jemaat yang sudah masuk dalam daftar daftar

Berdasarkan analisis kuantitatif dapat diketahui bahwa dalam jangka panjang yang dilakukan dengan menggunakan metode OLS menunujukkan bahwa perilaku BPD

Hal tersebut sangat berpengaruh pada harga jual ayam apabila terjadi kematian atau gangguan produksi yang diakibatkan oleh suatu penyakit tertentu, sehingga tingkat kerugian

Timbangan ini dipasang pada bagian luar pabrik Casting (Penuangan) yang digunakan untuk menimbang MTC (Metal Transportation Car), yang digunakan untuk membawa ladle yang

Syarat-syarat lateks kebun yang baik yaitu telah disaring menggunakan saringan berukuran 40 mesh, bebas dari kotoran atau benda-benda lain seperti serpihan kayu atau

6 Dari teori ini, peneliti kemudian mencoba mendeskripsikan akulturasi budaya Islam dengan lokal yang ada pada pelaksanaan tradisi Menepas di dalam perkawinan