• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Industri Kreatif.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Industri Kreatif.docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN AKHIR SEMESTER

PEREKONOMIAN INDONESIA

“PERAN PEMERINTAH DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF

DI INDONESIA”

(2)

1 | P a g e

BAB I PENDAHULUAN

Struktur perekonomian dunia terus mengalami transformasi dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis sumber daya alam (SDA) sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era industri dan informasi. Alvin Toffler (1980) dalam teorinya telah melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat adalah gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif. Kehadiran gelombang ekonomi kreatif kini sudah menjadi kenyataan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, industri kreatif telah banyak dikembangkan di muka bumi ini. Bahkan, ekonomi kreatif yang dipresentasikan melalui industri kreatif yang bermodalkan ide-ide kreatif, talenta dan keterampilan serta ide-ide terbarukan, telah menjadi penopang perekonomian suatu negara.

Kontribusi positif dari keberadaan industri kreatif terhadap posisi perekonomian nasional juga telah dirasakan Indonesia. Di Indonesia sendiri ekonomi kreatif menyumbang Rp 574 triliun atau berkontribusi 7% terhadap produk ekonomi bruto tahun 2012. Pencapaian ini meningkat 21,35% dibanding tahun 2010 yang sebesar 473 triliun. Sumbangan ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional bisa dibilang sangat signifikan hal ini bisa dilihat dari kontribusinya terhadap produk nasional bruto yang terbesar ke lima. Lebih besar dari sektor keuangan, real estate, dan jasa keuangan (555 triliun atau 6,7%), sektor pengangkutan dan komunikasi (542 triliun atau 6,5%), dan sektor listrik, gas, dan air bersih (62,13 triliun atau 0,7%). Melihat besarnya kontribusi dan potensi yang masih bisa dikembangkan dari ekonomi kreatif maka sudah seharusnyalah pemerintah menyediakan kemudahan bagi masyarakat yang ingin ikut aktif dalam ekonomi kreatif ini.

(3)

2 | P a g e

BAB II PEMBAHASAN

Dalam menghadapi era ekonomi kreatif ini, pemerintah telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Terbitnya Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif

Salah satu langkah awal yang dilakukan pemerintah dalam menyambut era ekonomi kreatif adalah mempersiapkan landasan hukumnya. Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif ini memuat instruksi Presiden kepada para menteri, kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia untuk mendukung kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif tahun 2009-2015, yakni pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi sebagaimana tercantum dalam Instruksi Presiden ini.

Dalam Instruksi Presiden ini juga memuat 14 jenis ekonomi kreatif yang harus didukung pengembangannya yaitu:

1) periklanan; 2) arsitektur;

3) pasar seni dan barang antik; 4) kerajinan;

5) desain;

6) fashion (mode);

7) film, video, dan fotografi; 8) permainan interaktif; 9) musik;

10) seni pertunjukan;

(4)

3 | P a g e

12) layanan komputer dan piranti lunak; 13) radio dan televisi; dan

14) riset dan pengembangan.

Selain itu dalam Instruksi Presiden ini juga memuat perintah untuk membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Ekonomi Kreatif yang bertugas melakukan koordinasi penyusunan dan pelaksanaan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015 dan pelaksanaan program Tahun Indonesia Kreatif 2009. Tim ini wajib melaporkan hasil pelaksanaan Instruksi Presiden ini kepada Presiden melalui Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat setiap 6 (enam) bulan, atau sewaktu-waktu jika diminta Presiden.

2. Pembentukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara resmi telah terbentuk pada tanggal 21 Desember 2011 berdasarkan Peraturan Presiden nomor 92 tahun 2011. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Untuk dapat mewujudkan visi ini, Kemenparekraf memiliki 4 misi utama, yaitu:

1) Mengembangkan kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan daerah;

2) mengembangkan ekonomi kreatif yang dapat menciptakan nilai tambah, mengembangkan potensi seni dan budaya Indonesia, serta mendorong pembangunan daerah;

3) mengembangkan sumber daya pariwisata dan ekonomi kreatif secara berkualitas; dan

4) menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel. Dalam mengembangkan ekonomi kreatif, Kemenparekraf akan mengembangkan 15 subsektor industri kreatif yang dikelompokkan menjadi 9 kelompok Introduksi sektor ekonomi kreatif sesuai dengan pembagian tugas serta fungsi unit kerja dalam Kemenparekraf, yaitu:

(5)

4 | P a g e

1) desain, meliputi: desain komunikasi visual, desain produk, desain kemasan, desain grafis, dan desain industri;

2) arsitektur, meliputi: arsitektur bangunan, lansekap, interior, dan arsitektur kota;

3) media konten, meliputi konten: permainan interaktif, periklanan, audio dan video, tulisan fiksi dan nonfiksi, animasi dan komik, web dan mobile;

4) fesyen, meliputi: busana, alas kaki, dan aksesoris;

5) perfilman, meliputi: film layar lebar, film iklan, film animasi, video, dan film TV,

6) seni pertunjukan, meliputi: tari, sastra, teater, dan musik;

7) seni rupa, meliputi: seni instalasi, seni keramik, kriya, seni patung, seni lukis, fotografi, dan seni grafis;

8) industri musik; dan

9) kuliner sebagai bagian dari pariwisata.

Pengembangan ekonomi kreatif akan difokuskan kepada penguatan pasar domestik dan inisiasi pengembangan pasar luar negeri dengan fokus pengembangan pada 5 aspek pengembangan ekonomi kreatif, meliputi:

1) pengembangan sumber daya dan teknologi; 2) pengembangan industri kreatif;

3) peningkatan akses pembiayaan bagi pelaku kreatif; 4) pengingkatan akses pasar bagi pelaku kreatif; dan 5) penguatan institusi yang terkait dengan ekonomi kreatif.

Dalam pelaksanaan teknis kegiatannya, dari 5 pejabat teknis eselon 1 (Direktorat Jendral) di lingkungan Kemenparekraf terdapat 2 Direktorat Jenderal yang bertanggungjawab terhadap pengembangan ekonomi kreatif yaitu Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya dan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek.

3. Rencana Pemberian Insentif Pajak pada Industri Kreatif

Direktorat Jendral Pajak Kementerian Keuangan merencanakan akan memberikan insentif pajak pada Industri Kreatif agar dapat bertumbuh. Direktorat

(6)

5 | P a g e

Jendral Pajak akan melakukan kajian pada tahun 2012 agar insentif ini dapat diberikan. Melihat karakter sebagian besar industri kreatif yang berbentuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dan informal, diperkirakan potensi yang belum bayar pajak dari industri kreatif ini cukup tinggi yaitu 10% dari total penerimaan negara dari perpajakan. Bagi pemerintah, pemberian insentif ini juga diharapkan meningkatkan penerimaan negara. Pemberian insentif dapat diartikan sebagai sebuah bentuk dorongan atau rangsangan yang umumnya berasal dari faktor eksternal (dalam hal ini pemerintah) yang dilakukan untuk mempengaruhi atau memotivasi individu atau kelompok (industri kreatif) melakukan suatu perubahan tertentu. Jenis-jenis insentif ini memiliki beberapa versi namum pemerintah biasanya memberikan 3 jenis insentif, yaitu: insentif moneter, insentif fiskal, dan non fiskal.

Insentif moneter adalah semua insentif yang terkait perbankan seperti penurunan suku bunga dan keringanan pinjaman bank. Penurunan suku bunga dilakukan pemerintah pada Oktober-November 2011 untuk menjaga pertumbuhan kredit usaha. Contoh keringanan pinjaman bank adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan pinjaman modal tanpa agunan. Insentif fiskal adalah pemanfaatan pengeluaran dan pendapatan negara untuk mempengaruhi keadaan ekonomi. Contohnya adalah insentif bea masuk dan bea keluar, insentif pajak, dan subsidi. Insentif fiskal dalam beberapa tahun terakhir gencar dilancarkan pemerintah untuk mengantisipasi krisis ekonomi global. Pada tahun 2009, insentif fiskal diberikan sebesar Rp. 56,4 Triliun untuk keringanan pajak dan kepabeanan serta Rp 17 Triliun untuk subsidi dan peningkatan belanja negara untuk dunia usaha. Satu jenis insentif lain adalah insentif non fiskal. Insentif non fiskal adalah insentif yang berbentuk fasilitas baik fisik maupun non fisik, seperti keamanan, lokasi, pelayanan, dan infrastruktur (misal: jalan raya, listrik, telepon).

Meskipun insentif adalah sebuah bentuk bantuan tapi tetap harus diteliti dengan baik penerapannya agar tepat sasaran. Hasil penelitian menunjukkan di negara berkembang pemberian insentif seperti pajak untuk investasi harus selektif karena sangat mahal dan dapat menciptakan distori dalam sistem perpajakan, mengurangi penerimaan pajak, dan mengekang anggaran. Upaya mempercepat pertumbuhan

(7)

6 | P a g e

usaha bisa jadi malah memperlambat pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Diperlukan keseriusan dalam melakukan kajian pemberian insentif di industri kreatif dengan 14 subsektornya yang memiliki karakter unik masing-masing.

Di Indonesia saat ini bentuk insentif yang paling dekat untuk industri kreatif adalah insentif pajak UKM. Pada Agustus 2011 lalu pemerintah menyatakan akan mengeluarkan 2 skema insentif pajak, yaitu untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang akan dikenakan Pajak Pertambahan nilai (PPn) hanya sebesar 0,5% dan UKM yang akan dikenakan pajak 3% yang merupakan akumulasi dari Pajak Penghasilan (PPh) 2% dan PPn 1%. Selain potongan pajak, bentuk dukungan terhadap usaha kreatif misalnya adalah insentif ekspor.

Namun seperti pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kebijakan pemerintah dalam menyambut era ekonomi kreatif masih mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:

1. Belum terdapat insentif yang jelas bagi pelaku ekonomi kreatif

Insentif-insentif yang akan diberikan pada pelaku ekonomi kreatif yang dibahas pada poin 3 langkah pemerintah di atas masih berupa rencana. Bila dibandingkan dengan beberapa Negara lain Indonesia bisa dikatakan sudah terlambat. Contohnya anak-anak Indonesia saat ini sangat menggemari acara animasi dari luar negeri, bahkan Indonesia saat ini telah dibanjiri produk animasi dari Malaysia seperti Upin dan Ipin. Hal ini dikarenakan di beberapa Negara sudah memberikan insentif yang jelas bagi pelaku ekonomi kreatif. Berikut ini contoh beberapa Negara yang telah memberkan insentif bagi ekonomi kreatif:

1) China

Kota Zhengzhou di Cina memberikan insentif ekspor dengan memberikan hibah kepada perusahaan dengan nilai ekspor tertentu setiap tahunnya. Selain itu sejak tahun 2006 China memberikan insentif non fiscal terhadap industri anaimasi bebentuk insentif pemberian slot tayang di TV nasional yaitu larangan animasi luar negeri ditayangkan di televisi pada pukul 5 sore sampai 8 malam yang bertujuan untuk membantu industri animasi lokal.

(8)

7 | P a g e

2) Amerika Serikat

Pemerintah Amerika Serikat memberikan insentif fiskal untuk subsektor industri kreatif berbentuk sistem pre sale untuk pembiayaan film di Amerika Serikat yang menjual hak distribusi film kepada distributor sebelum film itu diproduksi dengan jaminan skenario film dan para pemerannya.

3) Malaysia

Sejak tahun 2009 pemerintah Malaysia telah menyediakan pinjaman ringan bagi pihak yang terlibat secara langsung dalam ekonomi kreatif. Bantuan ini diberikan pada industri kreatif dengan kepemilikan minimal 50% oleh warga Negara Malaysia. Selain itu pemerintah Malaysia juga menarik lahirnya perusahaan dan inovasi baru dengan menawarkan sewa lahan dan tempat usaha yang murah; berbagai program seperti mentoring, pelatihan, networking peneliti dan pengusaha, dan komersialisasi teknologi

4) Singapura

Singapura lewat Media Development Authority (MDA) memberikan insentif fiskal dan non fiskal dengan menawarkan hibah SGD 50.000, tempat, dan biaya operasional untuk proyek-proyek animasi dan game. Peluang yang ditawarkan Singapura ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan lokal mereka tetapi juga perusahaan asing.

2. Masih kurangnya sarana informasi bagi pelaku ekonomi kreatif

Selain permasalahan modal umumnya pelaku usaha industri kreatif sulit berkembang karena kurangnya informasi. Dan sayangnya tampaknya pemerintah Indonesia belum terlalu menyadari hal tersebut. Hal paling sederhana, ketika kita membuka www.budpar.go.id yang merupakan situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sangat sedikit data dan informasi yang bisa diperoleh tentang ekonomi dan industri kreatif. Sedangkan ekonomi kreatif merupakan ekonomi yang dinamis dan sangat dipengaruhi oleh kemampuan informasi dan telekomunikasi, sehingga sudah seharusnya data tentang ekonomi kreatif selalu diupdate.

(9)

8 | P a g e

BAB III PENUTUP

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah pengembangan ekonomi kreatif sebagai berikut:

1. Terbitnya Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif

2. Pembentukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 3. Rencana Pemberian Insentif Pajak pada Industri Kreatif

Sedangkan kendala dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia adalah: 1. Belum terdapat insentif yang jelas bagi pelaku ekonomi kreatif

Referensi

Dokumen terkait

didirikan oleh bangsa Arab sebelum kedatangan Islam bertujuan memberikan pendidikan kepada anak-anak.Namun lembaga pendidikan ini tidak mendapat perhatian dari

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi ( self limiting disease) yang sering diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala dimana gejala

Stres kerja timbul akibat kepusaan kerja tidak terwujud dari pekerjaannya yang dapat terjadi dari berbagai factor. 2) Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil

Rencana rancangan rangka mesin pemotong kentang otomatis ini, desainnya diperlihatkan oleh gambar 4.2. Rancangan rangka tersebut berusaha didesain dengan mengakomodir

7 Tahun 1983 STDD Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan disebutkan bahwa: yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan

Web adalah media kolaboratif, tempat di mana kita bisa semua bertemu dan membaca dan menulis memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan

Salah satu dampak dari peristiwa likuifaksi adalah penurunan kuat geser tanah (kuat geser sisa) yang berakibat pada nilai angka keamanan stabilitas tanggul yang