• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman-Proper.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman-Proper.docx"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT PEDOMAN PROPER

DRAFT PEDOMAN PROPER

1.

1. PENDAHULUANPENDAHULUAN

Porgram Penilaian Peringkat Kinerja Penaatan dalam Pengelolaan Lingkungan mulai Porgram Penilaian Peringkat Kinerja Penaatan dalam Pengelolaan Lingkungan mulai dikembangkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup, sebagai salah satu alternatif dikembangkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup, sebagai salah satu alternatif instrumen penaatan sejak tahun 1995. Program ini pada awalnya dikenal dengan nama instrumen penaatan sejak tahun 1995. Program ini pada awalnya dikenal dengan nama PROPER PROKASIH. Alternatif instrumen penaatan ini dilakukan melalui penyebaran informasi PROPER PROKASIH. Alternatif instrumen penaatan ini dilakukan melalui penyebaran informasi tingkat kinerja penaatan masing-masing perusahaan kepada stakeholder pada skala nasional. tingkat kinerja penaatan masing-masing perusahaan kepada stakeholder pada skala nasional. Diharapkan para stakeholder dapat menyikapi secara aktif informasi tingkat penaatan ini, dan Diharapkan para stakeholder dapat menyikapi secara aktif informasi tingkat penaatan ini, dan mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya. Dengan mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya. Dengan demikian, dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan dapat diminimalisasi. Dengan kata lain, demikian, dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan dapat diminimalisasi. Dengan kata lain,

PROPER merupakan Public Disclosure Program for Environmental Compliance.

PROPER merupakan Public Disclosure Program for Environmental Compliance.

PROPER bukan pengganti instrumen penaatan konvensional yang ada, seperti penegakan PROPER bukan pengganti instrumen penaatan konvensional yang ada, seperti penegakan hukum lingkungan perdata maupun pidana. Program ini merupakan komplementer dan hukum lingkungan perdata maupun pidana. Program ini merupakan komplementer dan bersinergi dengan instrumen penaatan lainnya. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas bersinergi dengan instrumen penaatan lainnya. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas lingkungan dapat dilaksanakan dengan lebih

lingkungan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan efektifefisien dan efektif..

Pemikiran perlunya pengembangan alternatif instrumen penaatan ini didasari oleh berbagai Pemikiran perlunya pengembangan alternatif instrumen penaatan ini didasari oleh berbagai faktor, antara lain:

faktor, antara lain:

 Masih rendahnya tingkat penaatan perusahaan karena belum efektifnya berbagaiMasih rendahnya tingkat penaatan perusahaan karena belum efektifnya berbagai

instrumen penaatan yang ada instrumen penaatan yang ada

 Meningkatnya tuntutan transparansi dan keterlibatan publik dalam pengelolaanMeningkatnya tuntutan transparansi dan keterlibatan publik dalam pengelolaan

lingkungan lingkungan

  Adanya  Adanya kebutuhan kebutuhan insentif insentif terhadap terhadap upaya upaya pengelolaan pengelolaan lingkungan lingkungan dilakukan dilakukan oleholeh

perusahaan, demi menciptakan nilai tambah

perusahaan, demi menciptakan nilai tambah pengelolaan lingkunganpengelolaan lingkungan

  Adanya potens Adanya potensi peningkatan kinerja i peningkatan kinerja penaatan melalui penypenaatan melalui penyebaran infoebaran informasirmasi

Pengalaman selama ini menunjukkan, penyebaran informasi tingkat penaatan dalam skala Pengalaman selama ini menunjukkan, penyebaran informasi tingkat penaatan dalam skala nasional lebih efektif dibandingkan penyebaran informasi pada skala lokal. Untuk itu, PROPER nasional lebih efektif dibandingkan penyebaran informasi pada skala lokal. Untuk itu, PROPER Nasional akan lebih efektif dalam meningkatkan penaatan perusahaan pada tingkat Nasional, Nasional akan lebih efektif dalam meningkatkan penaatan perusahaan pada tingkat Nasional, dibandingkan PROPER pada

dibandingkan PROPER pada tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota.tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota.

PROPER merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah, untuk meningkatkan kinerja PROPER merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah, untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan-undangan. Selanjutnya PROPER juga merupakan perwujudan transparansi dan perundangan-undangan. Selanjutnya PROPER juga merupakan perwujudan transparansi dan demokratisasi dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Penerapan instrumen ini merupakan demokratisasi dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Penerapan instrumen ini merupakan upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk menerapkan sebagian dari prinsip-prinsip upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk menerapkan sebagian dari prinsip-prinsip good governance (transparansi, berkeadilan, akuntabel, dan pelibatan masyarakat) dalam good governance (transparansi, berkeadilan, akuntabel, dan pelibatan masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan.

pengelolaan lingkungan.

2.

2. TUJUAN PROPERTUJUAN PROPER

 Meningkatkan penaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.Meningkatkan penaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan. 

 Meningkatkan komitmen para stakeholder dalam upaya pelMeningkatkan komitmen para stakeholder dalam upaya pelestarian lingkunganestarian lingkungan 

 Meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan secara berkelanjutanMeningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan 

 Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk menaati peraturan perundang-Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk menaati peraturan

perundang-undangan di bidang lingkungan hidup undangan di bidang lingkungan hidup

 Mendorong penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery (4R) dalamMendorong penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery (4R) dalam

pengelolaan limbah pengelolaan limbah

(2)

3.

3. SASARAN PROPERSASARAN PROPER

 Menciptakan lingkungan hidup yang baikMenciptakan lingkungan hidup yang baik 

 Mewujudkan pembangunan Mewujudkan pembangunan berkelanjutanberkelanjutan 

 Menciptakan ketahanan sumber daya alamMenciptakan ketahanan sumber daya alam 

 Mewujudkan iklim dunia usaha yang kondusif dan ramah lingkungan, yangMewujudkan iklim dunia usaha yang kondusif dan ramah lingkungan, yang

mengedepankan prinsip produksi bersih atau eco-efficiency mengedepankan prinsip produksi bersih atau eco-efficiency

Pada awalnya pelaksanaan PROPER difokuskan pada penilaian peringkat kinerja penaatan Pada awalnya pelaksanaan PROPER difokuskan pada penilaian peringkat kinerja penaatan perusahaan terhadap pengendalian pencemaran air dari perusahaan yang masuk dalam perusahaan terhadap pengendalian pencemaran air dari perusahaan yang masuk dalam Program Kali Bersih (PROKASIH). Penilaian kinerja penaatan untuk media tunggal Program Kali Bersih (PROKASIH). Penilaian kinerja penaatan untuk media tunggal (pengendalian pencemaran air) ini relatif mudah dilakukan, waktu yang dibutuhkan lebih (pengendalian pencemaran air) ini relatif mudah dilakukan, waktu yang dibutuhkan lebih singkat, dan biaya yang dibutuhkan juga relatif lebi

singkat, dan biaya yang dibutuhkan juga relatif lebih murah. Namun informasi kinerja penaatanh murah. Namun informasi kinerja penaatan perusahaan media tunggal yang disampaikan kepada masyarakat belum mencerminkan kinerja perusahaan media tunggal yang disampaikan kepada masyarakat belum mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini terkadang membingungkan pengelolaan lingkungan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini terkadang membingungkan masyarakat. Perusahaan dapat dikategorikan peringkat Hijau atau Biru dalam PROPER masyarakat. Perusahaan dapat dikategorikan peringkat Hijau atau Biru dalam PROPER PROKASIH, padahal perusahaan tersebut belum melakukan pengelolaan limbah bahan PROKASIH, padahal perusahaan tersebut belum melakukan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan pengendalian pencemaran udara dengan baik. berbahaya dan beracun (B3) dan pengendalian pencemaran udara dengan baik. Karena kurang kondusifnya situasi di Tanah Air akibat krisis ekonomi dan politik dalam kurun Karena kurang kondusifnya situasi di Tanah Air akibat krisis ekonomi dan politik dalam kurun waktu 1998 s/d 2001, pelaksanaan PROPER pernah terhenti. Guna memberikan gambaran waktu 1998 s/d 2001, pelaksanaan PROPER pernah terhenti. Guna memberikan gambaran kinerja penaatan perusahaan lebih menyeluruh, maka sejak

kinerja penaatan perusahaan lebih menyeluruh, maka sejak tahun 2002 aspek penilaian kinerjatahun 2002 aspek penilaian kinerja penaatan dalam PROPER diperluas. Kinerja penaatan yang dinilai dalam PROPER mencakup: penaatan dalam PROPER diperluas. Kinerja penaatan yang dinilai dalam PROPER mencakup: penaatan terhadap pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3, dan penaatan terhadap pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3, dan penerapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Sedangkan penilaian untuk aspek penerapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Sedangkan penilaian untuk aspek upaya lebih dari taat, meliputi penerapan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan limbah upaya lebih dari taat, meliputi penerapan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan limbah dan konservasi sumber daya, dan pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat dan konservasi sumber daya, dan pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat (commmunity development). Penilaian ini dapat mengukur penerapanCSR (Corporate Social (commmunity development). Penilaian ini dapat mengukur penerapanCSR (Corporate Social Responsibility).

Responsibility).

Keuntungan dari pelaksanaan PROPER multi media adalah berkurangnya overlapping kegiatan Keuntungan dari pelaksanaan PROPER multi media adalah berkurangnya overlapping kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh masing-masing instansi dan bagian yang bertanggung jawab pemantauan yang dilakukan oleh masing-masing instansi dan bagian yang bertanggung jawab untuk pengendalian pencemaran masing-masing media. Di samping itu, pelaksanaan PROPER untuk pengendalian pencemaran masing-masing media. Di samping itu, pelaksanaan PROPER multi media memberikan gambaran kinerja pengelolaan lingkungan yang lebih lengkap. Akan multi media memberikan gambaran kinerja pengelolaan lingkungan yang lebih lengkap. Akan tetapi pelaksanaan PROPER multi-media ini lebih rumit dibandingkan dengan PROPER media tetapi pelaksanaan PROPER multi-media ini lebih rumit dibandingkan dengan PROPER media tunggal. Pengumpulan data lapangan dan analisa peringkat membutuhkan petugas yang lebih tunggal. Pengumpulan data lapangan dan analisa peringkat membutuhkan petugas yang lebih berpengalaman, waktu yang lebih lama, dan biaya yang lebih besar.

berpengalaman, waktu yang lebih lama, dan biaya yang lebih besar.

4.

4. SINERGI PROPER DENGAN PROGRAM PENAATAN LAINNYASINERGI PROPER DENGAN PROGRAM PENAATAN LAINNYA..

Untuk mendorong efektivitas PROPER sebagai instrumen penaatan lingkungan, pelaksanaan Untuk mendorong efektivitas PROPER sebagai instrumen penaatan lingkungan, pelaksanaan PROPER telah disinergikan dengan beberapa program, antara lain:

PROPER telah disinergikan dengan beberapa program, antara lain:

 Perusahaan yang berperingkat Hitam dua kali dan belum menunjukkan kemajuanPerusahaan yang berperingkat Hitam dua kali dan belum menunjukkan kemajuan

berarti dalam pengelolaan lingkungan akan ditindaklanjuti dengan penegakan hukum berarti dalam pengelolaan lingkungan akan ditindaklanjuti dengan penegakan hukum lingkungan.

lingkungan.

 Bank Indonesia telah mensyaratkan pihak perbankan untuk menggunakan PROPERBank Indonesia telah mensyaratkan pihak perbankan untuk menggunakan PROPER

sebagai salah satu acuan dalam penentuan kualitas aktiva bagi debitur. Kebijakan sebagai salah satu acuan dalam penentuan kualitas aktiva bagi debitur. Kebijakan dilakukan melalui penerbitan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/2005 tentang dilakukan melalui penerbitan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum. Tindak lanjut dari peraturan ini adalah Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum. Tindak lanjut dari peraturan ini adalah diterbitkannya Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DNPP tahun 2005 tentang diterbitkannya Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DNPP tahun 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Langkah ini dilakukan untuk mewujudkan peran Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Langkah ini dilakukan untuk mewujudkan peran aktif perbankan nasional dalam melestarikan lingkungan hidup, sekaligus aktif perbankan nasional dalam melestarikan lingkungan hidup, sekaligus meminimalisasi resiko lingkungan terhadap perbankan.

meminimalisasi resiko lingkungan terhadap perbankan.

 Bagi perusahaan yang memerlukan dana untuk melakukan investasi di bidangBagi perusahaan yang memerlukan dana untuk melakukan investasi di bidang

pengelolaan lingkungan hidup, Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyediakan pengelolaan lingkungan hidup, Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyediakan

(3)

fasilitas Pinjaman Lunak Lingkungan dan rekomendasi pembebasan bea masuk untuk peralatan pengendalian dan pencegahan pencemaran.

Kriteria Komponen Lingkungan dalam Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP Tanggal 31 Januari 2005 mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Penetapan Kualitas Kredit

Prospek Usaha

Komponen Lancar

Dalam Perhatian

Khusus

Kurang Lancar Diragukan Macet Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup (bagi debitur berskala besar yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan hidup). Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil yang sekurang-kurangnya sesuai dengan persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, dengan penyimpangan cukup material. Perusahaan belum melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dengan penyimpangan material. Perusahaan belum melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan memiliki kemungkinan untuk dituntut di pengadilan. Kriteria PROPER  Emas, Hijau, Biru Merah > 1 kali berturut-turut mendapatkan peringkat Merah Hitam 2 kali berturut-turut mendapat hitam.

5. DEWAN PERTIMBANGAN PROPER

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 97 Tahun 2005 tentang Dewan Pertimbangan PROPER, tugas dan fungsi Dewan Pertimbangan PROPER adalah:

 Melakukan verifikasi terhadap peringkat penilaian kinerja perusahaan yang telah dinilai

oleh Tim Teknis PROPER

 Melaporkan hasil verifikasi penilaian peringkat kinerja perusahaan kepada Menteri

Negara Lingkungan Hidup sebagai bahan pertimbangan dalam p enetapan kinerja perusahaan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan PROPER atas petunjuk Menteri

(4)

6. MANFAAT PROPER

Pemerintah Dunia Usaha Investor, Konsultan,

Supplier, dan Masyarakat Program penaatan yang efektif.  Alat untuk benchmarking

untuk kinerja non keuangan perusahaan

Balai kliring untuk kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan.

Faktor pendorong untuk pengembangan basis data terpadu

Insentif reputasi untuk kinerja yang lebih dari taat.

Informasi tentang pasar untuk kebutuhan teknologi dan pekerjaan konsultasi dalam pengelolaan lingkungan.  Alternatif instrumen kebijakan

untuk mendorong perusahaan menjadi lebih dari sekadar taat (beyond compliance level) 

 Alat promosi bagi perusahaan yang ramah lingkungan

Ruang untuk pelibatan masyarakat.

7. DASAR HUKUM DAN RUANG LINGKUP PROPER 

.

PROPER merupakan langkah terpadu Kementerian Negara Lingkungan Hidup melaksanakan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Empat kegiatan utama yang tercakup dalam pelaksanaan PROPER :

 Pengawasan penaatan perusahaan

 Penerapan keterbukaan dalam pengelolaan lingkungan atau public right to know  Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.

 Pelaksanaan kewajiban perusahaan untuk menyampaikan informasi terkait

pengelolaan lingkungan. a. Pengawasan Proper

UU No. 23/1977 Pasal 22 ayat 1 menyatakan PROPER merupakan perwujudan pengawasan pemerintah terhadap perusahaan:  “Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.” 

b. Keterbukaan Informasi Proper

Penyebaran informasi hasil peringkat kinerja kepada masyarakat dilakukan sesuai dengan amanat UU No. 23/1997:

 Pasal 6 ayat 2 : Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan

berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup

 Pasal 10 huruf h : Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah

berkewajiban: menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat

c. Keterlibatan Masyarakat dalam Proper

UU No. 23/1997 pasal 5 ayat 2 mengamanatkan : Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Kewajiban Perusahaan

Perusahaan berkewajiban menyampaikan informasi pengelolaan lingkungan yang dilakukannya, ini tercantum dalam UU No. 23/1997 pasal 6 ayat 2:  “Setiap orang yang melakukan usaha

(5)

dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.” 

Operasionalisasi PROPER dilakukan melalui penerbitan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 127/MENLH/2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER). Keputusan Menteri Negara LH, selanjutnya ini diperbaharui melalui penerbitan Keputusan Menteri Negara LH Nomor: 250 tahun 2004 tentang Perubahan atas Kepmen No. 127/2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

8. DASAR DAN PROSEDUR PENILAIAN

PROPER merupakan satu-satunya kegiatan pemeringkatan yang menggunakan lima peringkat warna. Dalam aspek komunikasi, penggunaan 5 peringkat warna akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh masyarakat. Penggunaan peringkat warna juga memberikan efek insentif dan disinfentif reputasi bagi masing-masing perusahaan.

Tingkat

Penaatan  Alternatif Peringkat

Efek publikasi yang diharapkan Lebih dari taat  A   Insentif Reputasi Penghargaan Stakeholder B  Taat C 

Belum taat D  Disinsentif

Reputasi

Tekanan Stakeholder

E 

Sistem penilaian dengan lima peringkat warna ini, juga telah memperhatikan perbedaan tingkat upaya masing-masing perusahaan yang belum taat, yaitu peringkat Hitam dan peringkat Merah, serta perbedaan tingkat upaya perusahaan yang lebih dari taat, yaitu peringkat Hijau dan Emas.Sistem peringkat dengan warna diatur dalam Permen LH No 5 tahun 2011 tentang Program Pemilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Indikator

Warna Penjelasan Warna

EMAS

Telah secara konsisten menunjukan keunggulan lingkungan (environmental exellency ) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung j awab terhadap masyarakat

HIJAU

Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance ) melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery ), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev )

BIRU Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan

sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku

MERAH

Upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukan tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

HITAM

diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi

(6)

9. DASAR PENILAIAN

Penilaian PROPER mengacu kepada persyaratan penaatan lingkungan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah terkait dengan pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3 dan AMDAL. Penilaian PROPER mengacu kepada prinsip-prinsip akuntabiltas, berkeadilan, transparansi. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan terhadap dua aspek yaitu:

  Aspek penaatan terhadap persyaratan penaatan yang berlaku

Penilaian tingkat penaatan dilakukan berdasarkan pendekatan result oriented   atau mengacu kepada hasil pencapaian tingkat penaatan perusahaan terhadap peraturan perundangan undangan yang berlaku untuk masing-masing media.

  Aspek upaya lebih dari penaatan (beyond compliance )

Penilaian dilakukan berdasarkan pada proses atau effort oriented . Kinerja perusahaan dilihat dari upaya-upaya yang telah dilakukan terhadap aspek konservasi sumber daya alam, peran sosial perusahaan dan sistem manajemen lingkungan.

Tabel : Acuan peraturan perundangan-undangan dalam penilaian PROPER 

Media Penataan Peraturan Perundang-undangan terkait

Peraturan Pemerintah Peraturan perundangan lainnya

Pengendalian Pencemaran Udara PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

� Kepmen No. 13 Tahun 1995 � Kepdal No. 205 Tahun 1996 � Kepmen No. 129 Tahun 2003 � Kepmen No. 133 Tahun 2004

Pengendalian Pencemaran Air dan Laut PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air � KepmenLH No 51 Tahun 1995 � KepmenLH No 58 Tahun 1995 � KepmenLH No 42 Tahun 1996 jo � KepmenLH No 09 Tahun 1997 � KepmenLH No 52 Tahun 1995 � KepmenLH No 28 Tahun 2003 � KepmenLH No 29 Tahun 2003 � KepmenLH No 112 Tahun 2003 � KepmenLH No 113 Tahun 2003 � KepmenLH No 202 Tahun 2005 Pengelolaan Limbah B3 PP No. 18 Tahun 1999 jo PP No. 85 Tahun 1999

� Kepdal No. 68 Tahun 1994 � Kepdal No. 01 Tahun 1995 � Kepdal No. 02 Tahun 1995 � Kepdal No. 03 Tahun 1995 � Kepdal No. 04 Tahun 1995 � Kepdal No. 05 Tahun 1995 Penerapan

(7)

10. KRITERIA PEMILIHAN PESERTA PROPER

1. Perusahaan yang kegiatannya dapat menimbulkan dampak penting dan besar terhadap Lingkungan, antara lain:

a. Perusahaan wajib AMDAL

b. Perusahaan yang menghasilkan Limbah B3 dengan kategori sumber spesifik (PP 18/1999 jo 85/1999)

c. Perusahaan yang memproduksi material yang digolongkan Bahan Berbahaya dan beracun (B3),

d. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan dan atau penimbunan limbah B3.

e. Perusahaan yang menggunakan air untuk produksi yang cukup besar (> 50 l/dt) f. Perusahaan yang membuang limbahnya ke badan air (sungai, waduk, situ, danau)

yang airnya digunakan sebagai bahan baku berbagai keperluan (air minum, pertanian, industri dll).

g. Perusahaan yang mengemisikan bahan pencemaran udara baik kategori non B3 dan B3

h. Perusahaan dekat dengan lokasi perumahan dan area sensitive lainnya i. Menggunakan tenaga kerja yang besar atau diatas 200 orang.

 j. Membutuhkan energi yang relatif besar (> 1 Kwh/ton produk). k. Perusahaan dengan kapasitas produksi besar

1 Produksi batubara > 250.000 ton/th (ROM). 2 Bijih Primer > 200.000 ton/th (ROM).

Bijih Sekunder/endapan alluvial > 150.000 ton/th (ROM). 3 Unit Produksi Lapangan Minyak > 5000 BOPD.

4 Unit Produksi Lapangan Gas > 30 MMSCFD. 5 Unit Produksi Lapangan Gas > 30 MMSCFD 6 Unit Produksi Lapangan Gas > 30 MMSCFD. 7 Unit Produksi Lapangan Gas > 30 MMSCFD.

8 Perusahaan Kilang LPG dengan produksi > 50 MMSCFD. 9 Perusahaan Kilang LPG dengan produksi > 50 MMSCFD 10 Perusahaan kilang LNG > 550 MMSCFD

11 Perusahaan Kilang Minyak > 10 BOPD

2. Perusahaan publik memenuhi point 1 yang terdaftar pada pasar modal baik di dalam maupun di luar negeri;

a. Terdaftar pada Jakarta Stock Exchange (BEJ). b. Terdaftar pada Surabaya Stock Exchange (BES). c. Terdaftar pada Bursa efek di luar negeri.

3. Perusahaan yang memenuhi point 10.1 yang berorientasi ekspor: a. Jenis generik tanpa merek/branded

b. Bermerek/branded.

4. Cara mendaftar ikut Proper ada 2 cara yaitu, ditunjuk oleh BLH atau mendaftar secara sukarela. Jika mendaftar secara sukarela maka pemrakarsa (perusahaan) membuat permohonan ke BLH Kabupaten dan dilampirkan ke BLH Provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup RI.

(8)

11. TAHAPAN PELAKSANAAN PROPER Penyusunan Kriteria Pemilihan Peserta Pengumpulan Data & Inspeksi

Verifikasi Lapangan Penentuan usulan peringkat awal Review Tahap I (Tim Teknis) Review Tahap II (Eselon I KLH)

Review Tahap III (Dewan Pertimbangan) 1 2 3 4 5 6 7 8 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 Verifikasi Lapangan (Bila Diperlukan) Pengiriman Kuisioner Sosialisasi Penyusunan Laporan Penyusunan Laporan

PELAKSANAAN REVIEW PERINGKAT AWAL

Penentuan Peringkat Sementara Pemberitahuan Peringkat Sementara ke Perusahaan Tanggapan Terhadap Masukan Perusahaan Review Hasil Klarifikasi

Dewan Pertimbangn Penentuan Peringkat  Akhir Verivikasi Lapangan (bila Diperlukan) Sanggahan Perusahaan PENGUMUMAN PROPER Penyusunan Bahan pengumuman Penyampaian SKMENLH ke Presiden Penyusunan SK MENLH Laporan MENLH Ke Presiden Tidak Tidak

(9)

12. KELENGKAPAN AWAL UNTUK MENGIKUTI PROPER 1.  AMDAL :

- Memiliki dokumen AMDAL / UKL-UPL / RKL-RPL.

- Melaksanakan ketentuan yang ada dalam dokumen RKL-RPL. 2. Pengendalian Pencemaran Air

- Memiliki instalasi pengolahan limbah yang baik sesuai dengan ketentuan antara lain :

  Air limbah dari proses pengolahan mempunyai saluran tersendiri sampai ke IPAL tidak boleh bercampur dengan air hujan, air pembersihan, dll dari pabrik.

 Proses penguraian yang ada di IPAL harus diupayakan berjalan sempurna sehingga apabila LCKS dimanfaatkan ke LA BOD antara 3500  –  5000 ppm dan untuk ke perairan umum BOD ≤ 100 ppm.

 Unit yang melaksanakan Land Aplication harus memenuhi ketentuan sbb :

 Tidak ada lagi air limbah yang keluar ke badan sungai/perairan umum.

 Mempunyai parit-parit, rorak-rorak dilokasi untuk penampung LCKS yang diaplikasikan.

 Mempunyai 3 sumur pantau yang berlokasi diareal Land Aplication, di areal non application dan di pemukiman penduduk terdekat.

 Memiliki izin pemanfaatan limbah cair ke areal tanaman (Land  Aplication) dari BLH Kabupaten/kota setempat.

 Jumlah debit air yang digunakan harus diukur setiap hari.

 Melakukan pengukuran parameter yang ditetapkan oleh Kemeterian Lingkungan Hidup setiap bulan.

 Unit yang melaksanakan pembuangan LCKS ke perairan umum :

 Jumlah debit yang keluar dari final pond masuk ke perairan umum harus diukur setiap hari.

 Melakukan pengukuran kadar parameter yang ditetapkan oleh peraturan Kementerian Lingkungan Hidup setiap bulan.

3. Pengendalian Pencemaran Udara

- Mempersiapkan sarana untuk pengukuran emisi udara antara lain : lobang sampling, tangga-tangga dan tempat melakukan pengukuran di cerobong yang aktif sesuai dengan peraturan MenLH.

- Melakukan pengukuran parameter emisi udara dan udara ambient setiap 6 bulan sekali.

4. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)

- Mempunyai TPS limbah B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku dan juga izin penyimpanan sementara limbah B3 yang dikeluarkan oleh KemenLH ataupun BLH Daerah Kabupaten/kota.

5. Membuat Laporan Mengenai Keadaan Kegiatan Point 1, 2, 3, dan 4 kepada BLH Daerah yang tembusan nya kepada BLH Provinsi SU serta Kementerian Lingkungan Hidup.

13. TAHAPAN PROSES AUDIT PROPER DILAPANGAN

Pelaksanaan Audit Proper dilaksanakan setiap tahun dan pemberitahuan kepada perusahaan peserta proper melaui surat dari KLH/Regional/BLH Provinsi. Pemeriksaan audit meliputi pemeriksaan dokumen dan peninjauan lapangan.

(10)

Pelaksanaan Proper selama di unit dapat disampaikan seperti berikut:

Pertemuan pembukaan (desk review)

· Menjelaskan secara ringkas PROPER  dan status kinerja PROPER perusahan bersangkutan

· Mendengar penjelasan pihak perusahaan tentang kegiatan produksi dan pengelolaan lingkungan

Evaluasi dokumen

Evaluasi dokumen izin dan dokumen Penaatan terkait lainnya yang ada, misalnya AMDAL, Audit, ISO 1400s.

Inspeksi fasilitas Produksi Melihat fasilitas produksi dan sumber-Sumber

pencemaran yang ada dari kegiatan perusahaan Inspeksi fasilitas Pengolahan Air Limbah Melihat kondisi dan satus pengolahan air limbah

yang ada diperusahaan

Inspeksi fasilitas Pengendalian Emisi Melihat fasilitas peralatan pengendalian

pencemaran udara yang ada di lokasi.

Inspeksi pengelolaan Limbah B3

Melihat fasilitas pergudangan bahan kimia · Melihat fasilitas penyimpanan

sementara L-B3

· Melihat fasilitas pemanfaatan L-B3

Pertemuan penutup Menjelaskan temuan lapangan

yang ada dan penandatangan berita acara

a. Evaluasi Dokumen

Review Dokumen Teknis

1. Data kapasitas produksi (riil) satu tahun terakhir 2. Dokumen AMDAL atau UKL/UPL

3. Data swapantau kualitas air limbah

a. data kualitas air limbah sebelum diolah (inffluent) b. data kualitas air limbah setelah diolah (effluent) 4. Data swapantau kualitas emisi udara

a. data swapantau eksternal laboratorium b. data CEM

5. Data pengelolaan limbah padat/limbah B3 meliputi: a. Jenis limbah B3 yang dihasilkan

b. Jumlah limbah B3 yang dihasilkan c. Pengelolaan limbah B3

d. Jenis dan jumlah limbah padat

6. Data minimisasi limbah atau efisiensi produksi 7. Neraca pemakaian air

8. Sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan 9. Data program community development

Dokumen Perizinan

1. Izin Pembuangan Air Limbah (IPLC), jika masih membuang limbah ke badan sungai 2. Izin pemanfaatan air limbah (Land Aplication), untuk land aplication 100%

4. Izin Pengelolaan Limbah B3

a. Izin Penyimpanan Sementara (normal 90 hari namun dapat diperpanjang menjadi 180 hari atau lebih, izin diperoleh dari BLH tingkat II)

b. Izin/Rekomendasi Pengangkutan (pengangkut limbah B3 harus memiliki izin sesuai dengan jenis limbah B3 yang ada)

(11)

b. Pemeriksaan Unit Proses Produksi

1. Proses produksi dan unit-unit pendukung proses produksi mulai dari persiapan bahan baku hingga produk

2. Housekeeping (kebersihan pabrik) 3. Unit-unit utilitas

c. Pemeriksaan Instalasi Pengendalian Pencemaran Air

1. Sumber - sumber yang menghasilkan air limbah;

2. Saluransaluran atau perpipaan dari proses produksi atau dari unit lainyang menuju ke IP  AL Saluran/parit limbah terpisah dari parit hujan dan terbuat dari bahan kedap air.

Kebersihan saluran air dari sampah, tumbuhan pengganggu sepanjang parit harus terpelihara.

3. Pemeriksaan terhadap proses pengolahan air limbah mulai dari proses fisika (penyaringan, pengendapan),kimia (flokulasi, koagulasi), dan  biologi (anaerob, activated sludge, RBC, SBR, Oxidation Ditch).

4. Pemeriksaan terhadap alat pencatat debit (flowmeter), jenis flowmeter, tanggal kalibrasi 5. Pemeriksaan terhadap peralatan kontrol pH, tanggal kalibrasi ;

6. Laboratorium internal : Periksa log book / buku catatan swapantau hasil analisis internal laboratorium dan bandingkan dengan data swapantau yang dilaporkan ke KLH. Periksa parameter apa saja yang dapat dianalisa oleh laboratorium internal.

d. Pemeriksaan Fasilitas Pengendalian Pencemaran Udara

1. Pemeriksaan terhadap sumber-sumber emisi dan kondisi cerobong, baik dari proses maupun utilitas.

2. Pemeriksaan tersedianya sarana pendukung sampling emisi seperti lubang sampling ,tangga, lantai kerja, pagar pengaman dan sumber listrik pada cerobong.

3. Pemeriksaan terhadap proses dedusting secara keseluruhan : canopi, scrubber, dust collector system, bag house filter dll

4. Pemeriksaan terhadap tersedianya peralatan continuous emssion  monitoring (CEM) atau continuous particulate monitoring (CPM)

5. Parameter yang dapat dimonitor dengan CEM

6. Periksa kinerja alat pengendali pencemaran udara (seperti: Electrostatic Precipitator, Bag House Filter, Dust Collector, dll) dari control room

7. Pemeriksaan terhadap Data CEM untuk harian, bulanan dan 3 bulanan, berapa kali melebihi BMEU

e. Pemeriksaan Fasilitas dan Kegiatan Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Pemeriksaan terhadap sumber-sumber penghasil limbah B3 dari kegiatan utama; 2. Pemeriksaan terhadap sumber limbah B3 dari kegiatan pendukung;

3. Jenis limbah B3 yang dihasilkan ; 4. Jumlah limbah B3 yang dihasilkan;

5. Pengelolaan limbah B3 yang dilakukan meliputi: a. penyimpanan limbah B3

b. pengangkutan limbah B3 c. pemanfaatan limbah B3

(12)

f. Pengambilan Contoh

 Pengambilan Contoh Uji  Air Limbah

Pengambilan contoh uji air limbah perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas buangan air limbah pada saat kunjungan lapangan sekaligus merupakan cross check terhadap data swapantau perusahaan yang dilaporkan ke Gubernur/Bupati/Wali Kota. Contoh air limbah yang diambil yaitu pada lokasi outlet, dan inlet jika diperlukan, serta dari saluran yang diduga saluran by pass. Untuk yang menerapkan LA sample diambil dari kolam anaerobik (in put pompa LA dan air sumur pantau)

 Pengambilan Contoh Uji Emisi Udara

Pengambilan contoh uji emisi udara dilakukan oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Tim Pengawas untuk melakukan pengujian emisi udara terhadap cerobong utama yang telah ditentukan sebelumnya. Biaya pengambilan sampel emisi udara dibebankan kepada APBN.

Setiap pengambilan contoh/sample, dokumentasi photo harus dilengkapi dengan surat izin  pengambilan sample/contoh dari Manager Unit. (Form Sudah disediakan auditor)

 Review Sistem Manajemen Lingkungan (untuk peringkat HIJAU dan EMAS)

1. Prosedur dan Dokumen Kebijakan Lingkungan Perusahaan 2. Prosedur dan Dokumen Aspek dan Dampak Lingkungan

3. Prosedur dan dokumen pengelolaan limbah B3, limbah cair dan emisi udara. 4. Prosedur dan Dokumen Program Lingkungan

5. Prosedur dan Dokumen Pemantauan Lingkungan 6. Prosedur dan Dokumen Review Manajemen

g. Review dan Pemeriksaan Pengelolaan Sumber Daya dan Konservasi (Perlu SOP

khusus)

1. Efisiensi energi; 2. Recovery energy;

3. Recovery bahan baku/bahan penolong; 4. Pemanfaatan limbah.

h. Review Kegiatan Community Development (Pengembangan Masyarakat) / CSR 

(Corporate Social Responsibility) Sesuai dengan Lampiran 12 SOP 105 Daftar Periksa Kegiatan CD/CSR 

1. Kegiatan CD/CSR merupakan kebijakan perusahaan;

2. Program CD/CSR mengkompensasi kerusakan/eksternalitas negatif  lainnya yang diderita kelompok-kelompok masyarakat sebagai akibat dari beroperasinya perusahaan,

3. Manajemen CD/CSR dilakukan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat dan pihak lain yang terkait;

(13)

i. Pembuatan Berita Acara Pengawasan

1. Hasil temuan yang sesuai dan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Rencana tindak yang harus dilakukan oleh perusahaan terhadap hasil temuan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan mencantumkan batas waktu perbaikan.

3. Berita Acara Pengawasan ditandatangani oleh saksi-saksi pihak perusahaan dan tim pengawas.

 j. Berikut ini daftar isian yang diisi untuk mengidentifikasi data-data yang dibutuhkan selama proses audit PROPER. Manfaat isian ini akan mengidentifikasi kelengkapan dokumen dan kondisi dilapangan.

14. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI LH No 5 TAHUN 2011

(14)

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) Pengendalian Pencemaran Air

Kualitas Air Limbah (Land Application) Tahun ...

Parameter Satuan

TAHUN ... Baku Mutu

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Kepmen29/2003

pH 6--9 BOD mg/l <5000 COD mg/l -ML mg/l -Cd mg/l -Cu mg/l -Pb mg/l -Zn mg/l -Debit Limbah m3 /ton < 60%xTBS diolah Baku Mutu BOD mg/l 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 pH Min 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 pH Max 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 COD

(15)

Kualitas Air Sumur Pantau Land Aplication

Parameter Satuan SEMESTER II 2011 SEMESTER I 2012

I II III I II III pH Cl mg/l SO4 mg/l BOD mg/l DO mg/l NH3-N mg/l NO3-N mg/l Cd mg/l Cu mg/l Pb mg/l Zn mg/l

I : Air Sumur Pantau II : Air Sumur Kontrol III : Air Sumur Penduduk

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)

Pengendalian Pencemaran Udara

Kualitas Emisi Udara (Boiler) Tahun

Parameter Satuan SEM. II 2011 SEM. I 2011 PerMen LH07/2007

Boiler 2 Boiler 3 Boiler 2 Boiler 3

Partikel mg/m3 300 SO2 mg/m3 600 NO2 mg/m3 800 HCl mg/m3 5 Cl2 mg/m3 5 NH3 mg/m3 1 HF mg/m3 8 Opasitas % 30 Baku Mutu Partikel mg/m3 300 300 300 300 SO2 mg/m3 600 600 600 600 NO2 mg/m3 800 800 800 800 HCl mg/m3 5 5 5 5 Cl2 mg/m3 5 5 5 5 NH3 mg/m3 1 1 1 1 HF mg/m3 8 8 8 8 Opasitas % 30 30 30 30

(16)

Kualitas Emisi Udara (Genset) Tahun

Parameter Satuan

KepMenLH 13/1995 KepMenLH

13/MENLH/3/2009

Genset 1 Genset 2 Genset 1 Genset 2

SO2 mg/m3 NO2 mg/m3 CO Partikel mg/m3 Opasitas % NH3 mg/m3 CL2 mg/m3 HCL mg/m3 HF mg/m3 H2S mg/m3 Hg mg/m3 As mg/m3 Sb mg/m3 Cd mg/m3 Zn mg/m3 Pb mg/m3 Ket : Baku Mutu SO2 800 800 800 800 NO2 1000 1000 1000 1000 CO 600 600 600 600

Partikel 150 150 150 150 BM KepMenLH 13/MENLH/3/2009 Partikel 350 350 350 350 BM KepMenLH

13/1995

Opasitas 20 20 20 20 BM KepMenLH 13/MENLH/3/2009 Opasitas 35 35 35 35 BM KepMenLH 13/1995 NH3 0,5 0,5 0,5 0,5 CL2 10 10 10 10 HCL 5 5 5 5 HF 10 10 10 10 H2S 35 35 35 35 Hg 5 5 5 5 As 8 8 8 8 Sb 8 8 8 8 Cd 8 8 8 8 Zn 50 50 50 50 Pb 12 12 12 12

(17)

Form Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

A. SUMBER LIMBAH B3

NO Sumber Jenis LB3 Estimasi Timbulan Kemasan Konversi ke ton

1 2 3

NB :

 Sumber limbah : Jenis kegiatan (nama kegiatan) yang menghasilkan limbah B3 (Bengkel, maintenance, perkantoran, produksi, dll)  Jenis LB3 : nama limbah B3 (oli bekas, filter bekAS, lampu TL bekas, sludge IPAL, dll)

 Estimasi timbulan : Prakiraan volume limbah B3 yang dihasilkan perbulan (10 kg/bln; 200 kg/bln dll)  Kemasan : tempat atau wadah yang digunakan untuk meletakan limbah B3 (drum, kardus dll).  Konversi ke Ton : tidak harus di isi

B. NERACA LIMBAH B3 Periode Juli 2011 – Juni 2012

(Neraca LB3 periode 1 tahun)

Perhitungan neraca limbah B3 perbulan untuk menghitung neraca limbah B3 periode 1 tahun.

NB :

 Jenis LB3 : nama limbah B3 (oli bekas, filter bekAS, lampu TL bekas, sludge IPAL, dll)

 Dihasilkan : volume limbah B3 yang dihasilkan selama periode Juli 2011 – Juni 2012 (dalam satuan Ton)

 Dikelola : volume limbah B3 yang diserahkan kepada pihak ketiga yang berizin dan disertai dengan manifest limbah B3.

 Apabila limbah B3 disimpan di TPS limbah B3 maka di kategorikan dikelola.

 Tidak dikelola : limbah B3 yang tidak dilakukan pengelolaan secara baik dan benar berdasarkan perlakuan yang berlaku. (dalam satuan Ton)

 Pelaku pengelolaan : jenis pengelolaan limbah B3 (dikirimkan ke pihak ketiga atau perusahaan pengelolaan limbah B3 yang berisi dan atau masih tersimpan di TPS.  Keterangan : kode manifest

No Jenis Limbah Dihasilkan (Ton) Dikelola (Ton) Tidak Dikelola (Ton) Pelaku Pengelolaan Keterangan 1 Oli bekas

2 Aki bekas 3 Oli Filter 4 Bola lampu

(18)

KONVERSI LIMBAH B3

No. Jenis limbah B3 Satuan Jumlah

Konversi ke satuan

ton

1 Satu buah aki standard (aki mobil) 10 kg 0

2 Satu buah aki genset 25 kg 0

3 Satu buah filter oli 2 kg 0

4 Satu buah filter kompresor 5 kg 0

5 Satu buah drum kosong 10 kg 0

6 Oli bekas dalam satu drum 200 liter 0

7 Oli bekas dalam satu galon 25 liter 0

8 Oli bekas dalam satuan liter 0,9 kg 0

9 Sludge dalam kemasan jumbo bag 1000 kg 0

10 Sludge dalam satu drum 310 kg 0

11 Spent catalyst dalam kemasan jumbo bag (padatan) 1200 kg 0 12 Spent catalyst dalam drum (cair) 200 liter 0 13 Tanah terkontaminasi minyak dalam satu drum 370 kg 0 14 Majun bekas dalam satu drum (200 liter) 50 kg 0 15 Satu buah botol kaca bekas laboratorium/botol kimia bekas 1 kg 0

16 Satu buah lampu TL 0,2 kg 0

17 Oli trafo bekas dalam satu drum 187 kg 0

18 Limbah kimia bekas dalam satu drum 200 kg 0

19 Abu insinerator dalam satu drum 240 kg 0

20 Abu insinerator dalam satuan liter 1,2 kg 0

21 Satu buah box toner 10 kg 0

22 Satu buah pleck toner 1 kg 0

23 Limbah medis (jarum suntik, 24 Limbah elektronik

25 Catridge 1 kg 0

(19)

(J angan dirubah - rumus & hasil rumus)

C. PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH B3

No Jenis Perijinan No. Ijin Masa Berlaku Keterangan 1 TPS Limbah B3

2 Pemanfaatan 3 Incenerator

NB :

 Jenis perijinan : TPS limbah B3 , Pemanfaatan, Incenerator dll

 No ijin : Nomor Sk Menteri / Sk Bupati / Sk Gubernur beserta mulai berlakunya (tanggal ; bulan ; tahun)  Masa berlaku : periode surat ijin berlaku (2 tahun ; 5 tahun dll)

 Keterangan : jenis limbah yang disimpan dan atau dimanfaatakan dan atau dibakar.

D. CEK LIST TPS LB3

No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan Sesuai 1 Dimensi bangunan (dalam m) Dimensi TPS LB3 (Panjang x Lebar x Tinggi):

2 Kapasitas penyimpanan Dipertimbangkan berdasarkan perbandingan volume limbah dihasilkan dengan dimensi TPS; atau volume limbah tersimpan dengan dimensi TPS

Mencukupi untuk penyimpanan sementara selama 90 hari.

YA / TIDAK

3 Posisi Geografis (GPS)  Ada titik koordinat (GPS) (Titik Koordinat TPS)

YA / TIDAK 4 Papan nama TPS Limbah B3 Jelas terlihat dari jarak tertentu YA / TIDAK 5 Simbol pada bangunan TPS Jelas terlihat dari jarak tertentu

Sesuai dengan karakteristik limbah yang disimpan

YA / TIDAK 6 TPS terlindung/aman Hanya dapat diakses oleh yang berhak;

Tersedia pintu yang kokoh dan dapat dikunci;

YA / TIDAK

K ualitas B angunan Penyimpanan

7 Atap Rangka atap, material atap, ada tidaknya kebocoran, serta kesesuaian ukuran atap untuk mencegah masuknya air tampias

(20)

No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan Sesuai 8 Dinding Material dinding, kekuatan dinding, ketebalan YA / TIDAK 9 Lantai Konstruksi lantai berupa acian/keramik dalam kondisi baik/retak-retak/kurang terawat;

 Ada batasan/jarak yang jelas untuk penyimpanan masing-masing jenis limbah;  Ada kemiringan lantai yang mengarah pada bak pengumpul ceceran/tumpahan;

Bak pengumpul tumpahan/ceceran aman dari potensi pencemaran lingkungan;  Ada kemiringan yang mencegah masuknya air hujan kedalam tempat penyimpanan

YA / TIDAK

10 Penerangan Memadai baik siang maupun malam;

Dalam posisi yang aman (lampu tidak terlalu rendah)

YA / TIDAK 11 Ventilasi Memadai untuk sirkulasi udara dalam TPS;

Konstruksi mencegah masuknya binatang ke dalam TPS

YA / TIDAK

Penataan Penyimpanan

12 Pemisahan jenis limbah  Ada pengelompokan penyimpanan limbah berdasarkan karakteristik masing-masing limbah;

YA / TIDAK 13 Simbol dan Label Limbah B3

pada kemasan

Memiliki simbol dan label;

Memasang simbol dan label pada setiap kemasan; Penandaan per kelompok limbah

YA / TIDAK

14 Kemudahan untuk loading / unloading 

 Ada jarak yang memadai antara tapak penyimpanan dengan pintu TPS; Memudahkan perorangan atau alat kerja untuk beroperasi;

YA / TIDAK 15 Pemeriksaan kemasan Tersedia check list pemeriksaan kemasan berisi LB3;

 Ada kegiatan pemeriksaan secara reguler

YA / TIDAK 16 Keamanan penumpukan Penumpukan kemasan dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan,

dan keamanan;

YA / TIDAK

Kelengkapan yang dipersyaratkan

17 Logbook /catatan keluar masuk limbah B3

Tersedia log book didalam lokasi TPS;

Log book digunakan untuk memantau aktivitas pengelolaan limbah B3 dalam TPS;

YA / TIDAK 18 SOP Penyimpanan Tersedia SOP penyimpanan untuk masing-masing limbah;

SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas;

YA / TIDAK 19 SOP Tanggap Darurat Tersedia SOP tanggap darurat untuk setiap resiko kecelakaan/bencana;

SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas; Peranan para pihak tercermin dengan jelas;

YA / TIDAK

(21)

No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan Sesuai 21 Keselamatan Kerja Ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja, ketersediaan P3K YA / TIDAK 22 Penangkal petir Terutama jika ketinggian bangunan TPS melebihi bangunan lain disekitarnya YA / TIDAK

Housekeeping

23 Tata letak dan Housekeeping  Lantai, dinding, langit-langit serta sarana dan prasarana dalam TPS dalam kondisi terawat;

Lingkungan sekitar fasilitas penyimpanan limbah B3 terawat; TPS tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan selain limbah B3;

YA / TIDAK

NB : Apabila“YA” disertai dengan bukti berupa hard copy / soft copy dan foto-foto.

NO KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN FOTO

PENGEMASAN

1 pengemasan dilakukan sesuai dengan bentuk limbah √

2 pengemasan dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah √

3 pengemasan dilengkapi dengan simbol label limbah B3 √

4 penempatan sesuai jenis karakteristik limbah √

5 kondisi kemasan bebas karat √

6 kondisi kemasan tidak bocor √

7 kondisi kemasan tidak meluber √

BANGUNAN DAN PENYIMPANAN

8 bagian luar diberi papan nama √

9 Bagian luar diberi simbol limbah B3 sesuai dengan limbah yang disimpan √

10 limbah terlindung dari hujan dan sinar matahari √

11 mempunyai sistem ventilasi √

12 memiliki saluran dan bak penampung tumpahan √

13 penyimpanan dalam sistem blok / sel √

14 masing-masing blok/sel dipisahkan gang/tanggul √

15 limbah diberi alas / pallet √

(22)

17 disimpan sesuai dengan masa penyimpanan √

(jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi)

PEMANTAUAN

18 memiliki logbook/catatan keluar masuk limbah √

19  jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan logbook/catatan √

PENGELOLAAN LANJUTAN

20 melakukan pengelolaan lanjutan √

PELAPORAN ( jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi)

21 pelaporan ke MENLH √

22 pelaporan ke Gubernur √

23 Pelaporan ke Bupati √

LAIN-LAIN

24 tersedia alat tanggap darurat √

25 tersedia fasilitas P3K √

26 memiliki SOP penyimpanan √

27 memiliki SOP tanggap darurat √

28 tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi √

29 kebersihan / housekeeping baik √

TOTAL PROSENTASE

Dokumen yang harus dilengkapi dan atau yang harus dilampirkan

1. Copy dokumen perizinan Pengelolaan Limbah B3 yang dimiliki (termasuk notifikasi ekspor limbah B3 (jika ada)). Kalau dalam pengajuan izin, yang dilampirkan adalah surat pengajuan izin ke instansi yang berwenang, tanda terima surat pengajuan izin, dan surat menyurat antara perusahaan dan instansi yang berwenang

(23)

dalam proses perizinan (jika ada).

2. Copy hasil laboratorium pengukuran emisi/effluent/standar mutu kegiatan pengelolaan limbah B3 pada periode penilaian sampai dengan saat verifikasi lapangan. 3. Copy Manifest limbah B3;

4. Copy izin pihak ketiga (transporter, pengumpul, pemanfaatan, pengolahan dll)

5. Kontrak kerjasama antara penghasil dengan pihak ketiga, dan/atau pengumpul dengan pihak ketiga;

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT...

Pengelolaan Limbah B3 No Jenis Limbah Sumbe r Satuan Sisa MASUK / KELUAR

Jumlah Limbah pihak ke

3/ Dimanf  atkan Limbah Keterangan Tahun sebelum nya

Juli Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei Jun masuk lain-lain di TPS

1 ABU BEKAS PEMBAK ARAN MININ G, OIL & GAS COMPA NY DRUM MASUK

Nama perusahaan pihak ketiga dan Kode manifestnya KELUAR DIMANFA ATKAN 2 BEKAS KALENG CAT MININ G, OIL & GAS COMPA NY TON MASUK

Nama perusahaan pihak ketiga dan Kode manifestnya KELUAR DIMANFA ATKAN 3 FILTER BEKAS MININ G, OIL & GAS COMPA NY TON MASUK

Nama perusahaan pihak ketiga dan Kode manifestnya KELUAR DIMANFA ATKAN 4 GREASE BEKAS MININ G, OIL & GAS COMPA NY TON MASUK

Nama perusahaan pihak ketiga dan Kode manifestnya KELUAR DIMANFA ATKAN Keterangan = Masuk = Keluar

(24)

total limbah masuk = saldo limbah tahun sebelumnya + jumlah limbah masuk perbulan total limbah keluar = total limbah yang keluar perbulan

(25)

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT...

Kualitas Hasil Analisa Tanah

Tanggal Sampling : XX Tanggal Analisa : XX

No. Parameter Satuan Analisis Kualitas Tanah Land Aplikasi Antara Rorak dengan Tanaman Parit Aplikasi (Rorak) 0-20 20-40 40-60 60-80 80-100 100-120 0-20 20-40 40-60 60-80 80-100 100-120 0-20 20-40 40-60 60-80 80-100 100-120 1 Liat % 2 Debu % 3 Pasir % 4 Nama Tekstur -5 pH H2O -6 C-Organik % 7 N-Total % 8 C/N

-9 P-Avl (Bray II) ppm 10 K-exch me/100 gr 11 Na-exch me/100 gr 12 Ca-exch me/100 gr 13 Mg-exch me/100 gr 14 CEC me/100 gr 15 Base Sat % 16 Cd ppm 17 Cu ppm 18 Pb ppm 19 Zn ppm 20 Lemak %

(26)

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT... Data Tambahan

IPAL

No Uraian Keterangan

1 Proses Utama IPAL 2 Diagram alir IPAL 3 Kapasitas IPAL

4 Bahan Kimia yang digunakan 5 Debit Riil Saat Kunjungan

No Sumber Emisi – Kapasitas

Spesidikasi Cerobong Sarana Pendukung Sampling

Bentuk Cerobong Kode D atau De (cm) High (m) Tinggi Lubang Sample dari Elbow

Alat PPU Lubang

Sampling Flange

Lantai

Kerja Tangga Koordinat Pagar

1.

2.

Jumlah Total Cerobong: ... 3

Titik Penaatan (titik sampling limbah cair)

No. Nama Outlet Lokasi Koordinat Sumber Ket 1.

2. dst...

(27)

Gambar

Tabel : Acuan peraturan perundangan-undangan dalam penilaian PROPER  Media Penataan Peraturan Perundang-undangan terkait

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini dilaksanakan di Kota Bukittinggi dengan sasaran utama adalah remaja yang bersekolah dijenjang menengah atas / SMA dengan kegiatan berupa memahami langsung tentang

Dengan disusunnya makalah mengenai standar kualitas air minum sesuai dengan peraturan menteri kesehatan dan parameter kualitas air bersih ini

We do not need new programmes: we need climate change to be mainstreamed into disaster management, com- munity risk reduction, community preparedness, food security and liveli-

Usulan perbaikan dalam upaya mengatasi penyebab dominan dalam waste waiting pada pada proses produksi gitar bolt-on adalah penyediaan timer di setiap meja dan rak

Pada dasarnya, weighted moving average punya prinsip yang sama dengan simple moving average , yaitu bahwa dalam memprediksi nilai tukar Euro terhadap US Dollar pada waktu

Berdasarkan penelitian pengaruh pemberian ekstrak kersen 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dengan induksi diabetes

tersusun di sekitar equator lensa berbentuk seperti mahkota (corona). Kekeruhan tidak dapat dilihat tanpa dilatasi pupil. Tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan.