• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU MADRASAH DI MA AL-IRSYAD GAJAH DEMAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU MADRASAH DI MA AL-IRSYAD GAJAH DEMAK"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

119

AL-IRSYAD GAJAH DEMAK

A. Analisis Perencanaan Pembiayaan Pendidikan di MA Al-Irsyad Gajah Demak

Perencanaan merupakan suatu proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dalam menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang efisien dan seefektif mungkin dilakukan oleh MA Al-Irsyad Gajah Demak melakukan perencanaan keuangan yang melibatkan orang tua siswa, komite sekolah dan masyarakat desa. Sebelum perencanaan keuangan Madrasah dibuat, dari pihak Yayasan memberikan surat pemberitahuan kepada orang tua siswa untuk hadir dalam perencanaan anggaran keuangan Madrasah. Ada beberapa hal yang dilakukan MA Al-Irsyad Gajah Demak dalam melaksanakan perencanaan pembiayaan pendidikan diantaranya:

1. Penyusunan rencana anggaran pendapatan belanja Madrasah Dalam penyusunan rencana anggaran belanja Madrasah di MA Al-Irsyad Gajah Demak merencanakan kebutuhan-kebutuhan untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Madrasah dalam jangka waktu 1 tahun kedepan. Setidaknya ada 9 sektor diantaranya: 1). gaji, 2). alat tulis kantor, 3). kegiatan pembelajaran, 4). kegiatan kesiswaaan, 5). sarana dan prasarana,

(2)

6). belanja barang dan bahan habis pakai, 7). biaya jasa, 8). transportasi, rapat dan 9). biaya lain-lain yang tidak terduga

Perencanaan anggaran ini berisi rancangan anggaran penerimaan dan pengeluaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan Madrasah dalam 1 tahun kedepan. Anggaran bagi MA Al-Irsyad Gajah Demak difungsikan sebagai alat penaksir kebutuhan biaya yang diperlukan dan rincian pengeluaran beserta kegiatannya. Anggaran yang berisi perkiraan pendapatan dari berbagai jenis sumbangan dan pengeluaran untuk berbagai kebutuhan Madrasah.

Perencanaan pembiayaan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dialokasikan sebagai berikut:

a. Standar isi

Perencanaan pembiayaan standar isi berjumlah 8,547,500 yang diperoleh dari dana bos 8,547,500 diarahkan bagi peningkatan kualitas kurikulum di A Al-Irsyad Gajah Demak.

b. Standar Proses

Perencanaan pembiayaan standar proses berjumlah 9,192,000 yang diperoleh dari dana bos 9,192,000 diarahkan bagi peningkatan kualitas perangkat pembelajaran di MA Al-Irsyad Gajah Demak. c. Standar Kompetensi Lulusan

Perencanaan pembiayaan standar proses berjumlah 92,952,000 yang diperoleh dari dana bos 92,952,000 diarahkan bagi peningkatan

(3)

kualitas peserta didik dalam bidang akademik di MA Al-Irsyad Gajah Demak.

d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Perencanaan pembiayaan standar pendidik dan tenaga kependidikan berjumlah 7,750,000 yang diperoleh dari dana bos 7,750,000 diarahkan bagi peningkatan kualitas peserta didik dalam bidang akademik di MA Al-Irsyad Gajah Demak.

e. Standar Sarana dan Prasarana

Perencanaan pembiayaan standar sarana dan prasarana berjumlah 149,575,000 yang diperoleh dari dana bos 149,575,000 diarahkan bagi peningkatan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yagn dimiliki MA Al-Irsyad Gajah Demak.

f. Standar Pengelolaan

Perencanaan pembiayaan standar standar pengelolaan tidak menjadi prioritas peningkatan pada tahun ajaran 2014/2015 di MA Al-Irsyad Gajah Demak.

g. Standar Pembiayaan

Perencanaan pembiayaan standar pembiayaan berjumlah 67,680,000 yang diperoleh dari dana bos 67,680,000 diarahkan bagi peningkatan kesejahteraan guru dan pegawai bagi peningkatan profesionalisme dimiliki MA Al-Irsyad Gajah Demak.

(4)

h. Standar Penilaian Pendidikan.

Perencanaan pembiayaan standar pembiayaan berjumlah 71,573,500 yang diperoleh dari dana bos 71,573,500 diarahkan bagi peningkatan kesejahteraan guru dan pegawai bagi peningkatan profesionalisme dimiliki MA Al-Irsyad Gajah Demak.

Beberapa perencanaan di atas menunjukkan MA Al-Irsyad Gajah Demak mengarahkan kegiatan pembiayaan bagi peningkatan mutu Madrasah baik akademik maupun non akademik, fisik maupun non fisik bagi terciptanya lembaga pendidikan yang berkualitas. MA Al-Irsyad Gajah Demak juga memfokuskan anggaran untuk mempertahankan kualitas perpustakaan dengan memfosting perkembangan perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sumber utama dalam meningkatkan mutu Madrasah dan MA Al-Irsyad Gajah Demak memiliki prestasi memuaskan yaitu juara pertama tingkat nasional dalam pengelolaan perpustakaan.

Hasil akhir rapat tahunan berupa pengeluaran dan pendapatan atau penerimaan yang kemudian disusun menjadi RAPBM. Sumber pendapatan atau penerimaan dana yang diterima oleh MA Al-Irsyad Gajah Demak berupa penerimaan rutin dan penerimaan non rutin. Pendapatan ini biasanya berasal dari siswa, yayasan, pemerintah dan dana sukarela dari masyarakat kemudian yang digunakan untuk membiayai pengeluaran untuk kegiatan Madrasah sesuai dengan program yang telah ditetapkan. MA Al-Irsyad Gajah Demak juga menerapakan manajemen yang transparan melibatkan seluruh warga sekolah. Data dan informasi yang diusulkan oleh

(5)

Madrasah, kemudian ditawarkan kepada orang tua siswa serta masyarakat sekitar khususnya dari penyumbang dana.

2. Pengembangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah Pada proses perencanaan telah ditentukan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai, kemudian proses selanjutnya adalah proses pengembangan RAPBM di MA Al-Irsyad Gajah Demak dengan membentuk kelompok kerja yang terdiri dari Madrasah beserta wakil kepala Madrasah, bendahara dan staf tata usaha dalam rapat akhir tahun atau awal tahun dalam rapat ini merencanakan kebutuhan-kebutuhan apa yang memerlukan anggaran dana berdasarkan proposal yang diberikan guru melalui wakil kepala Madrasah baik meliputi kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana dan lainnya.

Kelompok kerja ini memiliki tugas antara lain melaksanakan perhitungan kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan perkiraan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan Madrasah. Selanjutnya dikelompokkan dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan Madrasah. Perkiraan kebutuhan biaya yang dilakukan oleh kelompok kerja selanjutnya diseleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak dapat dikurangi sedangkan yang dipandang tidak mengganggu kelancaran kegiatan pendidikan khususnya proses belajar mengajar. Maka dapat dilakukan dengan pedoman skala prioritas. Kegiatan ini dilakukan pada awal tahun atau akhir tahun.

Selain itu, penyusunan rencana program, kegiatan dan pembiayaan MA Al-Irsyad Gajah Demak kepada isu-isu strategis bidang pendidikan, serta

(6)

membuat analisis lingkungan eksternal dan internal yang tertuang dalam analisis SWOT, yaitu analisis yang memuat tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dengan menganalisis kelemahan, dapat diketahui komponen-komponen yang dianggap sebagai faktor penghambat peningkatan kinerja, dan diperlukan strategi peningkatan kinerja untuk menutupi kelemahan tersebut. Analisis kekuatan merupakan suatu potensi yang dapat ditingkatkan bagi pengembangan institusi. Peluang merupakan suatu data-data dari faktor eksternal yang mendukung pelaksanaan pelaksanaan pengembangan yang harus diberdayakan, sedangkan ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang mengancam eksistensi organisasi yang harus diminimalisir.

Menurut penelitian di lapangan, hasil rapat kerja menghasilkan kegiatan skala prioritas untuk penyusunan rencana program dan kegiatan yang mengarah pada peningkatan mutu madrasah yang berdasarkan pada delapan standar mutu sekolah. Karena penetapan skala prioritas menganalisis permasalahan-permasalahan yang dihadapi unit-unit dengan didukung data dan informasi yang akurat, berikut dengan upaya pemecahan masalahnya.

Perencanaan suatu kegiatan dan alokasi biaya yang tepat dan berkeadilan dilakukan MA Al-Irsyad Gajah Demak berdasarkan prioritas program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dengan setiap wakil kepala Madrasah masing-masing bidang pendidikan telah membuat rancangan program kegiatan kemudian diajukan kepada kepala Madrasah untuk mendapat pengesahan.

(7)

Berbagai perencanaan pembiayaan yang dilakukan di MA Al-Irsyad Gajah Demak sesuai dengan pendapat Fatah (2004: 50) yang menyatakan perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu agar sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan pendidikan bermutu yang relevan dengan kebutuhan pembangunan. Hal ini dilakukan agar nantinya visi dan misi yang ada pada MA Al-Irsyad Gajah Demak dapat tercapai dengan baik melalui perencanaan pembiayaan yang baik sehingga terwujud mutu pendidikan sebagaimana menurut Mulyasa (2004: 212) bahwa perencanaan pembiayaan ini dimaksudkan untuk dapat tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan sekolah sesuai dengan yang diharapkan.

Suatu rencana sebaiknya disusun dengan analisis kebutuhan, pencapaian tujuan dan beorientasi kepada hasil kegiatan dan mutu pendidikan. Dalam kaitan ini Handayaningrat (2000:11) menjelaskan sebagai berikut:

1. Hasil akhir: yaitu spesifikasi dari berbagai tujuan/sasaran, target perencanaan. Di sini ditentukan apa yang ingin dicapai dan bilamana kita akan mencapainya.

2. Alat-alat: yaitu meliputi pemilihan kebijaksanaan, strategi, prosedur dan prakteknya. Di sini ditentukan dengan apa dapat menyelesaikan rencana.

3. Sumber-sumber: yaitu meliputi kuantitas, mendapatkan dan mengalokasikan bermacam sumber, antara lain: tenaga kerja, keuangan, material dan sebagainya.

4. Pelaksanaan: yaitu penentuan prosedur pengambilan keputusan dan cara mengorganisasikannya sehingga rencana tersebut dapat dilaksanakan dan

5. Pengawasan: yaitu menentukan apa yang akan dilakukan dalam menemukan kesalahan, kegagalan rencana dan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan selanjutnya.

Perencanaan anggaran yang baik selalu membuat kajian dan analisa cara memanfaatkan dana secara efisien, dialokasikan secara tepat sesuai

(8)

dengan skala prioritas. Hal ini mengingat sumber dana untuk anggaran pendidikan sangat terbatas, sementara kebutuhan alokasi biaya pendidikan sangat banyak dan besar. Untuk itu, maka perlunya prosedur penyusunan anggaran.

B. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan di MA Al-Irsyad Gajah Demak

Pelaksanaan manajemen pembiayaan di MA Al-Irsyad Gajah Demak dalam prosesnya melakukan berbagai perundingan mengenai hasil dari RAPBM. Biasanya program tersebut yang membutuhkan tambahan biaya disesuaikan dengan besarnya biaya yang akan dikeluarkan. Dalam pelaksanaannya bendahara bertugas sebagai pengatur apabila ada uang yang masuk baik dari siswa maupun dari pemerintah maupun yayasan. Mengatur bagaimana penerimaan keuangan dipergunakan sebagaimana mestinya. Serta bertugas mengatur pengeluaran untuk dialokasikan kepada masing-masing bidang pendidikan sesuai dengan yang tercantum dalam program kegiatan di RAPBM. Pelaksanaan manajemen pembiayaan MA Al-Irsyad Gajah Demak mempunyai dua jenis kegiatan penerimaan dan pengeluaran.

1. Penerimaan

Pembiayaan pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Agama No 90 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pendidikan Madrasah menyatakan bahwa pembiayaan Madrasah bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara Madrasah, masyarakat dan sumber dari manapun yang sah dan tidak melanggar aturan hukum yang

(9)

berlaku. Pembiayaan tersebut dipergunakan sebagai biaya investasi, biaya operasi dan personal yang mengarah pada lembaga pendidikan yang berkualitas.

Penerimaan biaya di MA Al-Irsyad Gajah Demak berasal dari pendapatan rutin dan non rutin. Pendapatan rutin berasal dari Uang pendaftaran, Uang kegiatan 1 tahun, Shodaqoh, setiap bulannya dan sumbangan dari orang tua siswa, biasanya dilakukan pada awal tahun berupa infaq pemeliharaan dan pengembangan sarana prasarana dan seragam, uang kegiatan selama 1 tahun dan lain-lain yang digunakan untuk membiayai semua kegiatan pendidikan. Sedangkan pendapatan non rutin berasal dari bantuan pemerintah seperti BOS dan badan usaha yang dimiliki yayasan dan sukarela Sumbangan sukarela merupakan sumbangan yang di terima Madrasah dari perseorangan maupun masyarakat. Sumbangan sukarela ini berupa hibah, waqaf tanah, sumbangan material dan sumbangan bangunan. Sebagaimana menurut Siagian (t.th.: 133) bahwa penerimaan merupakan sumber dana yang dibutuhkan oleh sekolah baik dari intern sekolah seperti iuran siswa maupun bantuan dari luar seperti instansi pemerintah maupun swasta. Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah. Penerimaan keuangan sekolah tersebut bersumber dari pemerintah, penerimaan khusus untuk pendidikan seperti bantuan atau pinjaman luar negeri yang diperuntukkan

(10)

bagi pendidikan, uang sekolah dan sumbangan sukarela dari orang tua maupun masyarakat.

Proses penerimaan keuangan tergolong panjang melalui persetujuan antara lain dari pengawas keuangan, bendahara, pembantu direktur keuangan melalui kwitansi berita acara biasanya penerimaan berasal dari siswa penerimaan keuangan diterima oleh tata usaha bidang keuangan, sedangkan penerimaan keuangan yang berasal dari pemerintah dan yayasan diterima langsung pada bendahara. Biasanya uang yang telah diterima langsung disimpan dalam bank demi keamanan.

2. Pengeluaran

Pelaksanaan pengeluaran di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak meliputi pengeluaran rutin dan pengeluaran non rutin. Pengeluaran rutin meliputi biaya pengeluaran rutin yang setiap bulan dikeluarkan. Pengeluaran non rutin meliputi biaya pengeluaran yang tidak dikeluarkan setiap bulan. Pengeluaran non rutin ini dilaksanakan jika ada kebutuhan mendadak atau kebutuhan yang dilaksanakan setiap tahun sekali dan juga kebutuhan yang sebelumnya direncanakan pada RAPBM.

Secara garis besar program utama pembiayaan yang dilakukan oleh MA Al-Irsyad Gajah Demak di berikan dengan post-post antara lain: a. Post Kurikulum

Ada dua sektor utama yang perhatian dari pendanaan di bidang kurikulum yaitu pengembangan mutu sumber daya manusia melalui

(11)

detail kegiatan dan peningkatan penunjang kegiatan pembelajaran seperti alat belajar.

b. Post kesiswaan

Ada lima sektor utama yang perhatian dari pendanaan di bidang kesiwaan yaitu: Penerimaan siswa, keterampilan, pengembangan diri, bakat minat dan seni.

c. Post saran dan prasarana

Ada empat sektor utama yang perhatian dari pendanaan di bidang sarana dan prasarana yaitu:

1) Pengadaan saspras untuk mendukung kegiatan belajar mengajar seperti pembangunan gedung, asrama, perlengkapan alat bahan 2) Pemeliharaan bisa dilakukan secara berkala dan insidental 3) Inventerasisasi

4) Pemanfaatan dari sarana dan prasarana d. Pos kegiatan masyarakat

Post kegiatan kemasyarakatan di bawah waka humas, pendanaan pada kehumasan bertujuan agar dalam melaksanakan hubungan dengan masyarakat secara optimal, beberapa kegiatan humas yang membutuhkan anggaran pembiayaan diantaranya:

1) Mengadakan pertemuan Wali Murid 2) Musyawarah Kegiatan Belajar 3) Home visit

(12)

5) Publisitas Sekolah 6) HBI dan HBN 7) Kalender e. Post perpustakaan

Post perpustakaan di bawah kendali kepala bidang kepustakaan, perpustakaan menjadi post utama karena perpustakaan menjadi alat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses pendanaan yang baik dan pengelolaan yang sistematis mengantarkan MA Al-Irsyad Gajah Demak menjadi juara satu perpustakaan tingkat nasional.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan khususnya di MA Al-Irsyad Gajah Demak merupakan bagian penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya yang ada dalam madrasah untuk dikembangkan ke rah kualitas yang terbaik yang mengacu pada delapan standar mutu pendidikan. MA Al-Irsyad Gajah Demak mengelola sumber-sumber dana dikelola berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketepatan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah. Berdasarkan hasil lapanagan prosedur penerimaan keuangan MA Al-Irsyad Gajah Demak dilakukan berdasarkan prosedur tidak menyimpang dari petunjuk penggunaan dan pengeluaran yang telah di sepakati dalam RAPBM, hal ini sesuai pendapat Mulyasa (2003: 203-204) bahwa untuk mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka yang sangat bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala sekolah. Kepala

(13)

sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi pembuatan administratif. Kemampuan untuk menerjemahkan program pendidikan ke dalam ekuivalen keuangan merupakan hal penting dalam penyusunan anggaran belanja. Kegiatan membuat anggaran belanja bukan pekerjaan rutin atau mekanis, melibatkan pertimbangan tentang maksud-maksud dasar dari pendidikan dan program. Berdasarkan perspektif tersebut perencanaan keuangan sekolah harus dapat membuka jalan bagi pengembangan dan penjelasan konsep-konsep tentang tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara pencapaiannya

Pengelolaan pembiayaan di MA Al-Irsyad Gajah Demak dikelola langsung oleh bendahara. Sedangkan kepala Madrasah MA Al-Irsyad Gajah Demak hanya bertugas mengelola kegiatan pendidikan di Madrasah. Kepala Madrasah bertugas pelaksana bagaimana meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan mengkoordinir kegiatan-kegiatan demi berlangsungnnya peningkatan mutu pendidikan melalui pembiayaan yang telah diatur oleh pembantu direktur bidang keuangan. Manajemen pembiayaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah perlu memperhatikan tiga komponen penentu keberhasilan Madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang membutuhkan perhatian pengalokasian dana antara lain:

1. Siswa

Dalam usaha peningkatan mutu pendidikan siswa merupakan sumber daya terpenting dalam proses pembelajaran dan juga kegiatan sekolah. Wahana yang paling tepat untuk melibatkan para siswa adalah

(14)

kegiatan-kegiatan ko kurikuler atau ekstrakurikuler (Sumidjo, 2008: 239). Semakin banyak kegiatan yang di ikuti siswa maka akan menambah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa. ekstrakurikuler ini bertujuan untuk mempertajam pemahaman terhadap keterkaitan dengan mata pelajaran kurikuler.

Para siswa dibina kearah mantapnya pemahaman, kesetiaan dan pengalaman nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, watak dan kepribadian bangsa, budi pekerti luhur, kesadaran berbangsa dan bernegara, keterampilan dan kemandirian, olahraga dan kesehatan serta persepsi, apersepsi dan kreasi seni (Sumidjo, 2008: 241-242).

Mengingat begitu pentingnya ekstrakurikuler dalam meningkatkan kualitas siswa, untuk itu pengelola Madrasah memberikan anggaran kegiatan untuk menunjang tercapainya proses kegiatan agar berjalan dengan lancar. Tanpa adanya pengalokasian dana yang cukup pelaksanaan kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar. Maka dari itu kegiatan ekstraklurikuler yang ada di MA Al-Irsyad Gajah Demak ini telah mendapat pengalokasian dana yang telah tercantum dalam RAPBM. Jika dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dapat mengajukan proposal kegiatan untuk diserahkan kepada pihak Madrasah, hal ini terarah sesuai pendapat Alma (2003: 63-65) yang menyatakan “Sebagai suatu lembaga penghasil jasa, Madrasah harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu, dengan pimpinan yang betul-betul berkualifikasi baik”.

(15)

Layanan akademik dalam konteksnya memposisikan guru selain harus profesional yang ditandai dengan penguasaan terhadap bahan ajar dengan baik, serta penguasaan berbagai strategi pembelajaran dan teknik-teknik evaluasi, juga harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang membelajarkan siswa, dan tidak membiarkan siswa tertinggal, sehingga tidak ada siswa yang kompetensinya di bawah standar. Semua akan keluar dengan kompetensi ideal bahkan bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan belajar akselaratif, guru harus memberi mereka peluang untuk memperkaya pengalaman keilmuannya dengan mempelajari berbagai bahan ajar lain, saat teman lainnya melakukan reinforcement atau penguatan bersama gurunya (Rosyada, 2004: 297), sehingga kepuaaan dari siswa dalam beljar benar-benar terpenuhi yang pada gilirnnya akan meningkatkan mutu pendidikan di MA Al-Irsyad Gajah.

2. Guru

Guru merupakan salah satu faktor yang mepengaruhi kualitas siswa. guru mempunyai peranan penting menjadi media dalam proses pembelajaran siswa. mutu siswa tergantung bagaimana peran guru dalam memberikan pembelajaran yang tepat kepada siswanya. Proses pembelajaran yang ada di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak masih menggunakan pembelajaran konvensional antara lain menggunakan sistem Sorogan karena Madrasah ini berbasis pesantren.

Selain itu jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh guru juga mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan. Di MA Al-Irsyad Gajah

(16)

Demak masih terdapat guru yang berpendidikan terakhir Madrasah Aliyah dan pesantren. Untuk meningkatkan profesionalisme guru di MA Al-Irsyad Gajah Demak mendapatkan bantuan dari Kemenag yaitu peningkatan profesionalisme guru dengan adanya program peningkatan profesionalisme mutu guru yaitu adanya pelatihan, diklat, workshop diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru dalam proses belajar mengajar.

Adanya peningkatan kinerja ini dimaksudkan akan dapat meningkatkan profesionalisme kerja guru. Peningkatan kesejahteraan ini bertujuan untuk mengacu peningkatan mutu dalam proses pendidikan dan pembelajaran sehingga guru dapat berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerja mengajarnya dan secara bersamaan akan berimplikasi pada kualitas dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Subroto, (2004: 198-199) yang menyatakan guru harus menyediakan pengalaman pembelajaran yang menghasilkan output yang baik, customers mereka (orang tua, lapangan kerja) tidak akan menyukainya dan para guru, harus dilatih dan dilatih kembali dalam pengembangan mutu guru harus melatih siswa agar menjadi warga dan pekerja masa depan dengan mengembangkan kemampuan pengendalian diri, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.

Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas pengemasan pelajaran dan metodologi yang digunakan oleh pengajar (guru) (Depag RI Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001: 41). Sebagai pengajar guru berfungsi sebagai komunikator sumber dan penyedia informasi. Bagaimana guru menyaring, mengevaluasi informasi yang tersedia dan mengolahnya ke dalam suatu bentuk yang cocok bagi

(17)

kelompok penerima suatu informasi, sehingga kelompok penerima informasi dapat memahami informasi itu dalam pengetahuan tertentu yang ditransfer kepada para pelajar, sehingga membantu membawa atau mengantar mereka baik secara individu maupun kelompok kepada tingkat perkembangan kepribadian yang lebih tinggi dari apa yang dimiliki sebelumnya.

3. Sarana dan prasarana

Faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu proses pembelajaran salah satunya adalah sarana dan prasarana pendidikan. Agar sarana prasarana pendidikan dapat terus berdaya guna aktif dalam proses pembelajaran pihak Madrasah harus terus melakukan perkembangan dan penambahan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman, karena zaman sekarang teknologi semakin berkembang terutama dalam bidang pendidikan.

Sarana dan prasarana yang ada di MA Al-Irsyad Gajah Demak perlu mendapat perhatian pengelolaan pengalokasian dan untuk mendapatkan sarana dan prasarana yang baik sehingga dapat menunjang proses pembelajaran siswa. Menurut lainnya Mastuhu, (2003: 66) pengelolaan suatu unit pendidikan, mutu dapat dilihat dari: “masukan”, yang meliputi: siswa, tenaga pengajar, administrator, dana, sarana, prasarana, kurikulum, buku-buku perpustakaan, laboratorium, dan alat pembelajaran. “Proses”, yang meliputi: pengelolaan lembaga, pengelolaan program studi, pengelolaan kegiatan belajar mengajar, interaksi akademik,

(18)

seminar, penelitian, wisata ilmiah. dan “hasil”, yang meliputi: lulusan, temuan-temuan, perilaku/akhlak, hasil-hasil, kinerja

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di MA Al-Irsyad Gajah Demak selain mendapatkan dana yang berasal dari yayasan juga mendapatkan dana swadaya dari orang tua siswa. Pengalokasian dana untuk pengelolaan sarana dan prasarana di MA Al-Irsyad Gajah Demak telah tercantum dalam perencanaan RAPBM.

Agar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat mempengaruhi mutu pendidikan perlu partisipasi aktif dari guru dan murid, serta perlunya dukungan dari kepala Madrasah untuk mewujudkannya. Sarana dan prasarana pendidikan yang sudah ada perlu dimaksimalkan penggunaannya karena dengan demikian sarana dan prasarana tersebut akan terus berdaya guna aktif terhadap proses pembelajaran.

Biaya pendidikan dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh individu (peserta didik) untuk mengikuti pendidikan, dari sudut lembaga penyelenggara pendidikan serta dari sudut negara dan masyarakat yang juga mengeluarkan dana untuk pendidikan yang meliputi uang sekolah (SPP, uang laboratorium, uang komputer, uang gedung, uang komite dll. Sebagai konsekuensi keberadaan sekolah swasta). uang transport, pakaian seragam sekolah, alat tulis, buku dan alat pelajaran, konsumsi, akomodasi (kalau ada), dan pengeluaran lainnya.

Besar atau kecilnya anggaran yang disalurkan untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan akan berbeda satu sama lain, tergantung pada

(19)

jenjang dan jenis satuan atau sistem dimana proses penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan. Penggunaan anggaran dalam pembiayaan pendidikan tetap harus berpedoman pada azas efisiensi dan efektivitas. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Pidarta (2000:253) sebagai berikut :

Maksud dari efisiensi dalam menggunakan dana pendidikan adalah penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil daripada produksi dan layanan pendidikan yang telah direncanakan. Atau secara lebih luas biaya pendidikan lebih kecil daripada produksi pendidikan bila semuanya dapat diuangkan. Sementara itu yang dimaksud dengan dana tersebut tujuan pendidikan yang telah direncanakan bisa dicapai dengan relatif sempurna.

Merujuk pada kutipan di atas memberi kejelasan bahwa efisiensi merupakan asas yang harus menjadi pedoman dalam pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan. Dalam kaitan ini Hough (2001:107) menyatakan bahwa, “Ketidakefisiensian pengelolaan sumber-sumber biaya dan pemanfaatannya selaku investasi dalam sistem pendidikan dapat memberikan dampak negatif terhadap jumlah dan mutu produk pendidikan”.

Kondisi ini memberikan peluang cukup besar munculnya nilai ekonomis yang rendah. Ketidakefisienan, karena ketidaktepatan dalam penggunaan dana yang dapat mencakup dalam pengelolaan biaya dari beberapa komponen utama sistem pendidikan, yaitu guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana.

C. Analisis Pengawasan atau Evaluasi Pembiayaan Pendidikan di MA Al-Irsyad Gajah Demak

Pelaksanaan kegiatan yang menggunakan sumber dana relatif terbatas, memerlukan adanya pengawasan dan pengendalian yang bertujuan antara lain

(20)

agar semua komponen sistem bergerak secara efektif dan efisien. Menurut Morphett (1975) bahwa, ”Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini sangat jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat hasil yang telah dicapai”.

Pengawasan pembiayaan di MA Al-Irsyad Gajah Demak dilakukan oleh kepala Madrasah dan wakil kepala Madrasah dengan cara mengecek setiap awal bulan serta akhir bulan kepada bendahara. Pengawasan pembiayaan di bagi menjadi 2, jika dana dari masyarakat pengawasan dilakukan Madrasah dan yayasan, kalau dana dari pemerintah dilaporkan kepada pemerintah yang sesuai dengan aturan pemerintah

Pemeriksaan terhadap pendapatan keuangan Madrasah di MA Al-Irsyad Gajah Demak ini dilakukan dari dua arah yaitu dari internal Madrasah yang dilakukan oleh kepala Madrasah dan dari eksternal Madrasah yang dilakukan oleh pihak yayasan, komite sekolah dan masyarakat desa. Pemeriksaan ini menilai mengenai sumber-sumber dana yang dimungkinkan yang biasanya bersumber dari orang tua siswa dan pemerintah, bantuan masyarakat, sumbangan suka rela dari orang tua siswa, dan kegiatan wira usaha sekolah.

Pengelolaan keuangan Madrasah pada pelaksanaan Madrasah sistem terlalu rumit sehingga apabila ada kebutuhan keuangan untuk program kegiatan mendadak dari masing-masing bidang keuangan maka proses pencairan dana melalui dua tahapan sehingga dana prosesnya berjalan lama ketika dibutuhkan. Selain itu tidak adanya pertanggungjawaban pada komite

(21)

Madrasah mengakibatkan pertanggungjawabannya hanya pada kepala Madrasah dan bendahara yang mengetahui keuangan. MA Al-Irsyad Gajah Demak sedang menyusun program pengawasan melalui melakukan E Bugeting yang aktif dilakukan pada tahun 2016, dan sekarang dimulai oleh bendahara dengan mencat semua pemasukan dan pengeluaran dalam program excel bukan pada buku lagi, dengan memonitoring setiap bulan sekali berita acara pemeriksaan atau auditing sehingga bisa dilihat siapa saja, karena MA Al-Irsyad Gajah Demak yang merupakan Madrasah swasta besar maka perlu transparansi pembiayaan Madrasah karena rawan dengan penyalahgunaan anggaran.

Pengawasan dengan E Bugeting diperlukan untuk menghasilkan informasi tentang penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional yang sedang terjadi. Informasi tersebut diperoleh dengan berbagai cara seperti dengan pelaporan, hasil wawancara, penyebaran, kuesioner dan pengamatan langsung oleh pengawas di lapangan. Pengamatan dilakukan dengan memantau atau memonitoring kegiatan yang sedang dan telah dilakukan. Mekanisme monitoring tersebut antara lain :

1. Melaksanakan pemantauan pada unit kerja atau pelaksana kegiatan untuk mengumpulkan data dan informasi.

2. Menganalisis data dan informasi pelaksanaan kegiatan sebagai bahan evaluasi.

(22)

Pemantauan tidak hanya menerima bentuk laporan dari pelaksana kegiatan, tetapi juga menganalisis kesesuaian kegiatan dan rencana, baik dari aspek fisik maupun non fisik di lapangan. Misalnya, memonitor kesesuaian spesifikasi barang, alat atau fisik lainnya antara laporan pertanggungjawaban dengan barang sebelum diberikan kepada penggunanya oleh panitia pengadaan dan penerima barang.

Sistem pengendalian yang dilakukan E Bugeting dilakukan secara periodik, untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan internal secara periodik untuk menghidari penyimpangan-penyimpangan lebih dini atau tidak terlalu lama. Karena apabila penyimpangan tersebut sudah terlalu jauh sulit dikendalikan. Berkaitan dengan manajemen pembiayaan, maka pengendalian juga diarahkan untuk mengevaluasi tahapan-tahapan penggunaan keuangan negara, yang dimulai dari proses perencanaan sampai dengan pengendalian.

Supriadi (2003) merinci makna yang terkadung di dalam akuntabilitas adalah, ”Cocok atau sesuai dengan peranan yang diharapkan; Menjelaskan dan mempertimbangkan kepada orang lain tentang tindakan dan keputusan yang diambil; dan suatu performan yang docok dan meminta pertimbangan kepada orang lain”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek yang terkandung di dalam akuntabilitas antara lain: rasa puas dari pihak lain; model kontrol dan kriteria ukuran.

Rasa puas dari pihak lain dapat terjadi apabila menurut kenyataan mampu memenuhi apa yang telah ditentukan, tepat atau sesuai dengan kriteria

(23)

yang diinginkan dan tercermin di dalam kontrol yang dilakukan oleh pihak lain. Dengan demikian, akuntabilitas adalah suatu keadaan performan para petugas pengelola biaya yang mampu bekerja dan memberikan hasil kerja sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, sehingga memberikan rasa puas pihak yang berkepentingan. Berdasarkan hal tersebut, Supriadi (2003:56) merinci langkah-langkah untuk menentukan akuntabilitas sebagai berikut:

1. Kembangkan kriteria performan untuk setiap program 2. Siapkan pemeriksaan bebas untuk mengukur performan 3. Siapkan laporan kepada masyarakat tentang hasil pengukuran.

Sejalan dengan pendapat di atas, akuntabilitas merupakan peningkatan sikap tanggung jawab pengelola meliputi :

1. Penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif.

2. Kesesuaian anta tujuan, hasil dan kegiatan fungsional dan hasil dengan moral, etika serta nilai masyarakat.

3. Kepedulian mengenai peningkatan kualitas yang berkelanjutan sesuai dengan tuntugan pihak-pihak yang berkepentingan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan dari sikap akutantabilitas dalam pengelolaan biaya tercermin dari adanya pembukuan, pemeriksaan dan pelaporan. Sistem pengendalian yang dilakukan oleh MA Al-Irsyad Gajah Demak dilakukan secara periodik, untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan internal secara periodik untuk menghidari penyimpangan-penyimpangan lebih dini atau tidak terlalu lama. Karena apabila penyimpangan-penyimpangan

(24)

tersebut sudah terlalu jauh sulit dikendalikan. Berkaitan dengan manajemen pembiayaan, maka pengendalian juga diarahkan untuk mengevaluasi tahapan-tahapan penggunaan keuangan negara, yang dimulai dari proses perencanaan sampai dengan pengendalian.

Referensi

Dokumen terkait

7DKDSDQ LQL GLODNXNDQ SURVHV LGHQWLILNDVL NHEXWXKDQ XQWXN PHQFDSDL WXMXDQ GDUL DSOLNDVL \DQJ DNDQ GLEDQJXQ GHQJDQ FDUD PHQJXPSXONDQ GDWD GDWD \DQJ GLEXWXKNDQ XQWXN PHPEDQJXQ

Laporan kasus infeksi Acanthochepala pada reptil khususnya ular juga terdapat di Indonesia pada ular tali pici (Dendrelaphis pictus) betina muda dengan ukuran tubuh

Karena jika masing-masing image/ teks yang diolah dalam photoshop tidak dibagi menjadi layer-layer yang terpisah, maka proses editing ulang terhadap gambar/ image yang diolah

PP/Mydoc/Pyn/Data DATA SUMBER DATA PRIMER SEKUNDER INTERNAL INTERNAL EKSTERNAL EKSTERNAL SIFAT KUALITATIF DISKRET KUANTITATIF KONTINUM ORDINAL INTERVAL RASIO NOMINAL NOMINAL

Selanjutnya hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menemukan bahwa tingkat kesadaran masyarakat di pesisir Kota Kupang akan kebersihan lingkungan sekitarnya sudah tinggi

pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut semakin meningkat. Apabila pertumbuhan penjualan meningkat, laba yang dihasilkan perusahaan diasumsikan mengalami

Proses pengendalian Anggaran Belanja Sekolah (ABS) oleh kepala pada Madrasah Aliyah (MA) di lingkungan Kelompok Kerja Madrasah MAN Pangandaran memiliki efektivitas yang

Berdasatrkan analisis spasial distribusi suhu permukaan diketahui bahwa karateristik pola distribusi suhu permukaan di wilayah DKI Jakarta menunjukkan pola di wilayah