• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUJIAN MODEL PADA KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUJIAN MODEL PADA KASUS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUJIAN MODEL PADA KASUS

Model yang dirancang pada tahap sebelumnya perlu diukur tingkat keberhasilannya. Untuk itu diperlukan sutatu kasus untuk melakukan pengujian model. Kasus yang diambil di dalam penelitian ini adalah rencana pemerintah, dalam hal ini Depatermen Komunikasi dan Informatika, yang hendak menurunkan tarif internet dengan kisaran penurunan 20-40%. Pertanyaan mendasar yang harus dijawab dalam kasus ini adalah: berapa besar penurunan dan dari komponen apa tarif internet dapat diturunkan.

4.1 Observasi

Pada tahap observasi, survey data tidak dilaksanakan. Sedangkan data dari proses data mining, termasuk didalamnya dengan googling, menghasilkan informasi berikut ini.

(2)

Secara umum bandwidth Internet dibagi menjadi tiga bagian yaitu[11][28][30]: a. bandwidth internasional,

b. bandwidht domestik, c. bandwidth akses. 2. Struktur harga Internet

Struktur harga Internet terdiri dari[4][21]: a. biaya penyediaan (bandwith),

b. biaya Capex (perangkat, gedung, dll.),

c. biaya Opex (SDM, promosi, sewa IP, collocation perangkat, dll.), d. biaya lain-lain.

Pada struktur tersebut, biaya penyediaan bandwidth diperkirakan merupakan komponen biaya terbesar, berkisar 75% dari total biaya.

3. Struktur proporsi harga bandwidth Internet Berikut ini adalah proporsi harga bandwidth Internet: a. bandwidth internasional 30%,

b. bandwidht domestik 30%, c. bandwidth akses 40%.

4. Struktur tarif yang berlaku untuk paket data pada berbagai operator

Tabel-tabel berikut merupakan ringkasan dari berbagai layanan paket data yang biasa digunakan untuk internet pada berbagai operator telekomunikasi di Indonesia.

(3)

Tabel 4.2 Tarif Paket Data (Umum) Volume Based.

Tabel 4.3 Tarif Paket Data (HSDPA) Time Based.

(4)

4.2 Orientasi

Informasi dari tahap observasi menjadi masukan pada tahap orientasi. Orientasi pemerintah adalah menurunkan tarif internet antara 20–40%. Untuk menentukan besarnya, dibutuhkan informasi tambahan dari Document Management maupun dari Knowledge Management. Namun, pada saat ini kebijakan tarif internet yang ada adalah kebijakan tarif untuk sewa jaringan (jaringan domestik) sehingga tahapan orientasi ini belum dapat dilakukan untuk kasus penurunan biaya Internet ini.

4.2.1 Game Theory

Orientasi untuk menurunkan tarif internet selanjutnya disimulasikan dengan menggunakan game theory. Keputusan penurunan tarif diharapkan dapat menurunkan tarif internet ritel. Dengan menurunnya tarif ritel diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengguna dan pelanggan internet. Berdasarkan fakta ini, maka tipe game theory yang terjadi adalah leader-follower pada dua pemain yaitu ISP dan pengguna. Simulasi menggunakan game theory ini diuraikan berikut ini[17][18][23][24].

a. Leader-follower Game

Simulasi permainan ini dimulai oleh ISP dengan mengumumkan harga c ke pasaran. Pengguna akan merespon dengan permintaan r. Utilisasi untuk pengguna adalah U(c,r) berupa perolehan data pada pengguna dan utilisasi untuk ISP adalah V(c,r) berupa profit bagi ISP. Permintaan r yang pada dasarnya merupakan respon dari c dapat dirumuskan sebagai fungsi dari c yaitu:

]}

,

(

[

arg{max

)

(

c

U

c

r

r

=

rR ...(1)

Selanjutnya ISP akan melakukan evaluasi dari r yang terjadi dan mengubah c menjadi c*. Penetapan harga c* merupakan respon dari r(c) dan dapat dirumuskan sebagai fungsi r(c) yaitu:

)]}

(

,

(

[

arg{max

*

U

c

r

c

c

=

cC ...(2)

(5)

Untuk semua utilitas yang mungkin (u,v), akan membentuk ruang utilitas. Untuk sertiap pasangan (u,c) akan berpetaan dengan titik (u=U(c,r),v=V(c,r)). Perubahan terus terjadi sampai kedua pihak tidak dapat meningkatkan utilitasnya (terjadi kesetimbangan Nash/Nash equilibrium).

Berikut ini adalah contoh tabel aksi-reaksi antara c yang ditetapkan ISP dan r yang merupakan reaksi dari pengguna.

Tabel 4.5 Data Penawaran dan Permintaan.

Pada tabel tersebut Nash equilibrium terjadi pada saat harga dipasang pada Rp 8/KB. Pada saat tersebut ISP mendapatkan utilisasi terbesar sementara user belum berada pada utilisasi maksimum. Karena user tidak dapat meningkatkan utilisasinya lagi, maka kesetimbangan terjadi. Pada titik tersebut kesetimbangan bersifat memakasa kepada pengguna internet untuk menerima harga yang ditetapkan ISP.

b. Competition Game

Pada kondisi di atas, kesetimbangan perlu diperbaiki karena pengguna tidak mendapatkan alternatif pilihan pindah ke ISP lain. Untuk itu diperlukan simulasi baru dimana terdapat lebih dari satu ISP dan keduanya saling berkompetisi[10]. Tipe game theory yang terjadi adalah competition game. Simulasi menggunakan tipe game theory ini diuraikan berikut ini.

Ide competition game ini adalah ISP yang memasang tarif lebih mahal akan mengalami kerugian dan ISP yang memasang tarif lebih rendah akan mendapat keuntungan. Representasi masalah ini dapat dinyatakan dalam matriks pada gambar berikut ini. Pemain yang memasang angka lebih tinggi akan dikurangi sebesar 2 poin. Sebaliknya apabila pemain memasang angka lebih rendah maka akan

(6)

Gambar 4.2 Game of Competition.

Pada kasus tersebut, kesetimbangan Nash terjadi untuk pilihan-pilihan {(0,0),(1,1),(2,2),(3,3)}. Untuk kasus competition game maka permainan telah selesai. Sekali kedua pemain berada pada salah satu titik equilibrium, maka permainan berhenti.

Pada kasus terakhir permainan masih dapat dilanjutkan pada permainan baru, yaitu cooperative game. Kedua ISP bekerja sama untuk berada pada titik kesetimbangan maksimum dari {(0,0),(1,1),(2,2),(3,3)} yaitu (3,3) dan mengabaikan utilisasi pengguna. Kembali seperti pada sebelumnya, pengguna dikunci untuk tidak dapat berpindah ke ISP lain.

Dari kedua contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa penurunan harga internet (berapa pun besarnya) pada sistem non cooperative (antara ISP tidak ada kerjasama) akan mendorong penurunan harga internet di pasaran. Pada sistem cooperative (antar ISP bekerja sama), maka dapat mengakibatkan harga internet dipasaran tidak turun dikarenakan ISP bersepakat untuk tidak perlu menurunkan harga ritel internet. Salah satu solusi untuk dapat menurunkan harga ritel internet dalam kasus ini adalah membuat kesetimbangan tersebut labil dengan memperbanyak pemain (ISP). Semakin banyak ISP semakin labil kesetimbangan yang terjadi. Satu ISP menurunkan harga akan memicu penurunan harga dari ISP lainnya[5][6][25].

Sementara itu, pemerintah bermaksud menurunkan tarif beberapa komponen. Apabila terjadi penurunan dari beberapa komponen, maka pemerintah berkewajiban

(7)

mengawasi fairness di lapangan agar orientasi harga internet murah dan lebih terjangkau dapat tercapai. Pemerintah perlu mengkaji perlu tidaknya membuat regulasi dalam penurunan tarif internasional dan sewa jaringan untuk menurunkan tarif ritel ke pengguna maupun pelanggan. Berikut ini merupakan salah satu usulan strutkur tarif internet agar terjadi penrurunan tarif ritel hingga 30% dari Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Tabel 4.6 Usulan Penurunan Komponen Tarif Internet.

4.2.2 Perbandingan terhadap Data Lapangan

Berdasarkan data pada 4.1. maka apabila terjadi penurunan tarif pada komponen penyediaan bandwidh, diperkirakan tidak terlalu mengubah peta tarif paket data bagi konsumen yang tidak langsung menerima jasa Internet dari ISP Internasional (non konsumen tingkat I)[1]. Biaya akses boleh jadi lebih mahal dari biaya penyediaan yang lain karena kendala geografi dan teknologi[2].

Pada kenyataanya, harga di pasaran berada pada spektrum yang sangat beragam. Seperti pada tabel berikut, untuk setiap menit pemakaian internet (time based) harga di tawarkan mulai dari Rp. 1,13 sampai dengan Rp. 350,00 per menit. Terdapat rentang yang sangat besar sehingga perubahan harga. Hal ini menyebabkan penurunan harga sebesar 40% diprediksi tidak mempengaruhi kesetimbangan pasar.

(8)

Tabel 4.7 Usulan Penurunan Komponen Tarif Internet.

Namun, perubahan signifikan masih mungkin didapatkan oleh pelanggan internet yang memperoleh akses langsung dari ISP yang memiliki bandwidth internasional (konsumen tingkat 1). Misalkan harga bandwith turun 20% s.d 40% dan komponen bandwidth dalam ISP adalah 75% (25% sisanya capex, opec, dan lain lain dan nilainya diasumsikan tetap)

Harga baru yang dijual ke konsumen adalah = 25%+{75%- (20 s.d. 40)%.75%} = 25% + {60% s.d. 45%}

= 85% s.d. 70% harga semula

Harga bandwith di konsumen tk. I turun 15% s.d 30%. Dengan demikian penurunan tarif akan dirasakan langsung oleh konsumen tk. I secara signifikan (misalnya pelanggan speedy).

Faktor lain dalam peningkatan pengguna internet boleh jadi tidak semata-mata harga, mungkin karena kebutuhan, promosi penyedia jasa, dan kualitas dari layanan itu sendiri sebagaimana kenyataan yang terjadi pada berbagai operator telekomunikasi di Indonesia[9].

(9)

4.3 Keputusan dan Tindakan

Di bawah ini adalah hasil resume data pada fase Observasi dan Orientasi. a. Range harga internet sangat lebar untuk teknologi yang sama.

b. Perubahan harga ada kemungkinan tidak menggeser kesetimbangan Nash jika berlaku sistem cooperative pada ISP-ISP dan terjadi kesepakatan untuk tidak menurunkan harga.

c. Perubahan harga tidak secara langsung menurunkan tarif ritel internet pada konsumen non tingkat I.

d. Nilai optimum penurunan tarif ritel internet pada konsumen tingkat I diperoleh pada penurunan harga sebesar 40 %.

Dari hasil resume di atas, untuk mendapatkan penurunan tarif ritel internet yang optimum dan signifikan dirasakan oleh konsumen tingkat I maupun non tingkat I, maka dapat dibuat rekomendasi keputusan sebagai berikut.

1. Nilai penurunan optimum adalah sebesar 40 % dengan asumsi jika konsumen tingkat I mendapatkan penurunan tarif ritel internet yang optimum, maka konsumen pada tingkat di bawahnya juga akan mendapatkan penurunan tarif yang cukup signifikan.

2. Untuk menghindari terjadinya kondisi pada poin b di atas, maka Pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap tarif internet yang ditetapkan oleh ISP. Jika kondisi pada poin b di atas terjadi, maka berapa pun nilai penurunan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah tidak akan berdampak positif bagi penurunan tarif ritel internet di masyarakat.

3. Penurunan harga juga dapat dipicu dengan melabilkan kesetimbangan Nash dengan cara memperbanyak jumlah ISP. Dalam hal ini Pemerintah dapat melakukannya dengan mempermudah izin pendirian ISP.

Hasil rekomendasi penurunan tarif dan batasan-batasan yang harus diperhatikan kemudian dilanjutkan menjadi sebuah keputusan yang harus diambil oleh pemegang

(10)

dapat segera melakukan evaluasi terhadap ISP yang ada. Selain itu, dokumen yang telah tesimpan pada sistem DM apabila suatu saat dibutuhkan dapat segera disediakan kembali.

Gambar

Tabel  4.1  Tarif Paket Data (Umum) Time Based.
Tabel  4.4  Tarif Paket Data (HSDPA) Volume  Based.
Gambar  4.2  Game of Competition .
Tabel  4.6  Usulan  Penurunan Komponen Tarif Internet.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan (UP) terhadap Struktur Modal (SM) pada Sektor Pertambangan Periode 2008-2012 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan propinsi yang menghubungkan ibukota kabupaten dan

Martajasah Guru Kelas SD M MENGULANG SUTN,

Hal tersebut menunjukkan bahwa komponen aktif yang mampu menangkap atau mereduksi radikal bebas yang terdapat dalam ekstrak papasan paling banyak dibanding dengan fraksi

Namun dalam penelitian ini untuk melihat kepincangan distribusi pendapatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat selama lima tahun terakhir, digunakan kedua pengukuran,

Elemen produksi Meratakan pasir untuk membuat alas cetakan Mengambil cetakan Meletakan cetakan diatas pasir yang sudah dirapihkan Menimbun pasir kedalam cetakan Memadatkan pasir

The findings concerning the concept of a model to assist with the social hypothesis of inter-generational knowledge transmission, applied a philosophical approach of well used

Banggai Kepulauan JEIN SATRIO SAMANA L 4044758660200063 SMKN 1 BULAGI UTARA Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman 58 Kab.. Banggai