• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis dalam dunia yang semakin global menuntut pelaku – pelaku bisnis untuk terus melakukan terobosan yang membuat keunggulan kompetitif dari usaha bisnisnya. Salah satunya dilihat dari faktor kualitas, kualitas produk yang baik dihasilkan dari pengendalian kualitas yang baik pula. Untuk itulah pengendalian kualitas dibutuhkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standart kualitas yang berlaku. Standart kualitas yang dimaksut adalah bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (M.N Nasution, 2005). Oleh karenanya, kegiatan pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung sampai pada produk akhir dan disesuaikan dengan standar yang diterapkan. Terutama di Indonesia, banyak konsumen yang mengeluh karena brand atau produk lokal yang didapat kualitasnya kurang memuaskan. Tidak sedikit konsumen yang menukar barang yang sudah diterima dengan barang yang baru karena diterima produk yang cacat sehingga menjadikan konsumen tidak loyal kepada produk lokal karena kurangnya pengendalian kualitas pada produk – produk tersebut. Apabila masalah tersebut tetap dibiarkan, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan mengalami penurunan penjualan yang berdampak pada turunnya profitabilitas sehingga jika dibiarkan akan melumpuhkan bisnis dari perusahaan tersebut. Maka dari itu perusahaan haruslah memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar bisa mendapatkan keunggulan kompetitif dalam bersaing, hal tersebut adalah bagian dalam operasional yang mencakup pengendalian kualitas produksi.

Oleh karena itu agar perusahaan dapat terus bersaing harus memperhatikan masalah serius yang dapat menjadi dampak turunnya eksistensi perusahaan, salah satu hal yang penting adalah masalah kualitas. Masalah kualitas merupakan salah satu bagian penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius agar dapat bertahan dalam persaingan, apalagi pada era global competition yang akan datang akan terjadi kecenderungan proses pengembangan produk yang lebih baik, lebih canggih, lebih bermutu dan lebih murah dibandingkan dengan produk sebelumnya sebagai akibat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi dan juga dituntut untuk menjadi unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas (Arifianti, 2013).

(2)

(Arifianti, 2013) mengatakan juga bahwa produk yang berkualitas akan dihasilkan jika ada pengawasan kualitas (Quality Control) yang baik, maka banyak perusahaan yang menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan suatu produk dengan kualitas yang baik. Oleh karena itu pengendalian kualitas dibutuhkan untuk menjaga agar kualitas perusahaan tetap terjaga sesuai standarisasi yang berlaku, sehingga dapat meningkatkan resiko kerugian yang didapat perusahaan dan juga untuk meningkatkan profit perusahaan.

Kualitas merupakan suatu variabel yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan bisnis yang digeluti. Dengan kualitas yang baik, perusahaan dapat bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif persaingan baik dalam pasar lokal maupun internasional. Tujuan jangka panjangnya tentu saja untuk menguasai pasar yang ada. Tujuan utama dari suatu perusahaan pada dasarnya adalah untuk memperoleh laba yang optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Namun disamping itu, tuntutan konsumen yang senantiasa berubah menuntut perusahaan agar lebih fleksibel dalam memenuhi tuntutan konsumen yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan seberapa baiknya kualitas produk yang diterima oleh konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan harus dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkanya atau bahkan lebih baik lagi. Salah satu aktifitas dalam menciptakan kualitas agar sesuai standar adalah dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat, mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas, serta memberikan inovasi dalam melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.

CV CARDINA adalah brand yang sudah terbentuk dari tahun 1985 yang bergerak pada bidang fashion dimana produk – produknya memproduksi barang berupa tas, dompet, ikat pinggang, dan aksesoris yang terbuat dari kulit reptil sperti buaya, ular phyton, big snake, dan reptil lainnya. CV CARDINA tidak hanya menjual di pasar lokal tetapi juga internasional seperti turki, jerman, italy, dan lainnya. CV. CARDINA juga harus memperhatikan kualitas produk nya, hal ini diperlukan agar produk yang diberikan tetap mendapatkan perhatian di masyarakat khususnya pelanggan tetap perusahaan ini. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat bekerja secara efisien dan efektif agar dapat menjaga kualitas produk dan pelayanannya dengan baik serta dapat meningkatkan kualitas produk. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas produknya adalah dengan cara meminimalisasi masalah yang berkaitan dengan produk yang cacat. Adanya suatu produk yang cacat akan menyebabkan produk menjadi

(3)

kurang menarik sehingga akan mengurangi minat konsumen untuk membelinya. Hal ini tentu membawa dampak yang buruk bagi perusahaan.

Oleh karena itu, menjaga kualitas sebuah produk merupakan salah satu faktor yang sangat penting, karena dengan menjaga kualitas produk maka dapat meningkatkan citra perusahaan itu sendiri. Peningkatan kualitas ini juga harus diupayakan dengan cara pengawasan dan pengendalian kualitas produk agar dapat meningkatkan daya saing produk dan menekan kerugian akibat produk yang cacat agar kesalahan yang pernah ada tidak terulang kembali di kemudian hari.

Dalam melakukan penerapan quality control, CV. CARDINA menggunakan sistem standar dalam proses produksi tanpa adanya pengawasan mutu secara statistik sehingga masih banyak terdapat produk-produk yang tidak sesuai dengan standar (cacat) terutama pada produk dompet dikarenakan dompet adalah produk yang menjadi andalan dan paling diminati. Standart kualitas yang dimaksut adalah bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (M.N Nasution, 2005). Oleh karenanya, kegiatan pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung sampai pada produk ahir dan disesuaikan dengan standart yang ditetapkan. Setelah melakukan observasi saya menemukan beberapa jenis – jenis cacat yang terdapat dalam produk dompet CV Cardina yaitu warna kulit luntur, jahitan tidak sesuai, pola/pattern tidak sesuai, kulit kaku/kering. Dan diperoleh data oleh CV Cardina selama 3 tahun terahir.

(4)

Sumber : CV Cardina

Gambar 1.1 Total Cacat VS Total Produksi Dompet 2012

Pada gambar 1.1 terlihat total cacat dan total produksi dompet CV Cardina tiap bulan nya pada tahun 2012. Dari diagram yang dihasil kan terlihat cacat dan produksi yang dihasilkan ber variasi jumlahnya, ini menunjukan bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan CV Cardina belum mencapai tingkat yang maksimal.

(5)

Sumber : CV Cardina

Gambar 1.2 Total Cacat VS Total Produksi Dompet 2013

Pada gambar 1.2 terlihat total cacat dan total produksi dompet CV Cardina tiap bulan nya pada tahun 2013. Dari diagram yang dihasil kan terlihat cacat dan produksi yang dihasilkan ber variasi jumlahnya, ini menunjukan bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan CV Cardina belum mencapai tingkat yang maksimal.

(6)

Sumber : CV Cardina

Gambar 1.3 Total Cacat VS Total Produksi Dompet 2014

Pada gambar 1.3 terlihat total cacat dan total produksi dompet CV Cardina tiap bulan nya pada tahun 2014. Dari diagram yang dihasil kan terlihat cacat dan produksi yang dihasilkan ber variasi jumlahnya, ini menunjukan bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan CV Cardina belum mencapai tingkat yang maksimal.

Dari data diatas maka diketahui masih ada kecacatan yang terjadi selama proses produksi karena kurangnya efesiensi penerapan pengendalian kualitas oleh CV CARDINA. Karena kualitas merupakan hal terpenting dalam suatu produk maka dengan kualitas yang baik, kepercayaan pelanggan dan keberlangsungan perusahaan dapat terus terjaga.

(7)

Dengan begitu, sangat penting kiranya untuk selalu menjaga kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Definisi dari cacat itu sendiri bagi perusahaan merupakan suatu kondisi dimana produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar produk yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa produk cacat perlu mendapatkan perhatian lebih. Dengan begitu diperlukan cara untuk memecahan masalah dengan mengurangi produk cacat yang dihasilkan dengan menggunakan beberapa metode. Beberapa diantaranya yaitu SPC (Statiscal Process Control), Six Sigma, Lean Manufacturing, Lean Manifacturing adalah suatu filosofi bisnis yang meliputi pada penggunaan sumber daya yang termasuk sumber waktu dalam aktivitas perusahaan yang melalui perbaikan dan peningkatan terus-menerus, sehingga hanya berfokus pada eliminasi aktivitas yang tidak bernilai dalam desain produksi yang berhubungan dengan manufaktur atau operasi yang berkaitan langsung dengan pelanggan (Gaspersz, 2012). Sedangkan six sigma adalah metode peningkatan proses bisnis yang bertujuan menemukan dan mengurangi faktor – faktor penyebab kecacatan dengan manggunakan 6 sigma (Evan dan Lindsay, 2005). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode SPC (Statistical Process Control) untuk mengendalikan kualitas produk yang di hasilkan CV. CARDINA. Karena pengendalian dengan alat bantu statistik bermanfaat mengawasi tingkat efesiensi. Jadi, dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah kerusakan dengan cara menolak / reject dan menerima / accept berbagai produk yang dihasilkan mesin, sekaligus upaya efesiensi. Dengan menolak produk, berarti bisa juga sebagai alat untuk mengawasi proses produksi sekaligus memperoleh gambaran kesimpulan tentang spesifikasi produk yang dihasilkan secara populasi umum. Bila gambarannya baik, berarti proses produksi dapat berlangsung terus karena hasil produknya baik (Prawirosentoso, 2007). Dari kutipan diatas terlihat bahwa metode Statistical Process Control menganalisa proses pengendalian kualitas dengan lebih menyeluruh.

Metode SPC (Statiscal Process Control) merupakan sebuah teknik statiskal yang dapat digunakan secara luas untuk memastikan bahwa sebuah proses yang berjalan memenuhi standart ditetapkan. SPC (Statiscal Process Control) digunakan sebagai alat pengendalian kualitas dan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan jumlah produksi atau hasil produksi. SPC juga dapat membantu manajer perusahaan dalam mengelola, menganalisis, memonitor dan mentedeksi atau mengetahui penyebab kegagalan kualitas suatu produk, kerusakan mesin dan waktu yang terbuang, karena prosesnya dimulai dari bahan baku sampai bagian terahir yaitu finishing dan packaging..

(8)

menerapkan Quality Control yang lebih baik yang akan memberikan dampak pada peningkatan kualitas produk. Dengan melihat uraian diatas, maka penulis memilih judul penelitian sebagai berikut : “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DOMPET DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA CV. CARDINA”

1.2 Identifikasi Masalah

CV Cardina berusaha untuk memperbaiki kecacatan yang timbul dengan menggunakan metode SPC (Statistical Process Control). Untuk mencapai tujuan diatas, identifikasi masalah yang diangkat oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Jenis kecacatan apakah yang paling banyak terdapat pada proses pembuatan produk dompet CV Cardina?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang paling mempengaruhi kecacatan pada produk dompet CV Cardina tersebut?

3. Bagaimana hasil analisis SPC (Statistical Process Control) pada CV Cardina?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

1. Penelitian dilakukan pada CV Cardina pada divisi operasional yang terdapat di bagian produksi CV Cardina

2. Proses yang diteliti adalah proses pembuatan produk dompet

3. Penelitian dilakukan menggunakan data produksi 3 tahun terahir (2012,2013,2014) yang dimiliki oleh CV. CARDINA

4. Permasalahan diperoleh pada saat melakukan penelitian di CV Cardina

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam CV CARDINA yaitu :

1. Untuk mengetahui jenis kecacatan yang paling banyak terdapat pada proses pembuatan produk dompet CV. CARDINA

2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang paling mempengaruhi kecacatan produk CV. CARDINA

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil analisis SPC (Statistical Process Control) pada CV. CARDINA

(9)

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Diharapkan dapat memperoleh pengalaman, wawasan, dan pengetahuan yang berguna, sebagai bentuk pembelajaran dan lebih mengenal pengendalian kualitas, disamping untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Universitas Bina Nusantara.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dan membantu perusahaan agar dapat mengambil langkah yang lebih baik lagi dalam melakukan pengendalian kualitas produk, sehingga dapat mengurangi jumlah produk yang cacat.

3. Bagi pembaca

Sebagai pengembangan ilmu manajemen yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya mahasiswa. Dan pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai pentingnya pengendalian kualitas pada suatu produk.

1.6 State Of Art

Tabel 1.4 State Of Art Nama

Pengarang

Nama Jurnal Hasil Penelitian

Rami Hikmat Fouad, Adnan Mukattash Jordan Journal of Mechanical and Industrial Engineering, Volume 4, Number 6, December 2010, “Statistical Process Control Tools:

A Practical guide for Jordanian Industrial Organizations”. Tahun 2010, P 693 – 700.

Alat statistik proses kontrol adalah diagram kontrol. Department

pengendalian kualitas menganalisa dan meninjau kualitas data seminggu sekali. Tujuan umum dari penelitian jurnal ini mengangkat dan mengimplementasikan alat-alat statistik yang lain, seperti : 1. SQC Tools, Department Pengendalian

kualitas pada Jordan Steel (JS), saat ini sedang mengimplementasikan satu hal, yaitu diagram alir atau proses

pembuatan produk di Parbrik JS. 2. Tujuan dari lembar periksa adalah

(10)

melakukan pencatatan tanggal secara seksama dan akurat. Data yang

dikumpulkan seharusnya dibuat teratur sehingga dapat digunakan secepatnya dengan mudah dan dapat dianalisa dengan cepat. Bentuk format dari lembar periksa dikategorikan untuk segala situasi dan didisain oleh tim kerja Besterfield. Lembar kerja tersebut dibuat dengan cara mengkalkulasi setiap kesalahan yang terjadinya pada waktu tertentu. Hal tersebut

menunjukan tipe kesalahan dan seberapa sering kesalahan tersebut terjadi pada periode waktu tertentu. Lembar periksa ini dapat menyediakan informasi yang baik untuk management yang dapat mengarah pada tindakan yang berdampak memajukan perusahaan.

3. Diagram pareto adalah alat yang sangat berguna kapanpun seseorang

membutuhkan untuk memisahkan sesuatu yang penting dari hal yang kurang penting. Diagram pareto hanyalah sebuah frekuensi distribusi atribut data yang diatur dengan menggunakan kategori montgomery. Diagram pareto dibangun berdasarkan data yang dikumpulkan oleh lembar periksa untuk percobaan kinerja utama pada baja.

(11)

4. Histrogram adalah barisan diagram untuk mengukur data. Dalam

histogram, data dikelompokan sesuai dengan kategori nomor. Perbedaan antara diagram baris dan histogam adalah X-axis pada diagram baris adalah daftara dari kategori, sedangkan X-axis pada histogram adalah skala ukur.

5. Diagram tebar adalah yang paling sederhana diantara ketujuh alat lainnya dan satu diagram yang paling berguna. Diagram tebar menjelaskan bahwa tidak adanya hubungan antara ukuran kekuatan tarik dan diagram alir 6. Variable diagram kontrol biasanya

digunakan untuk mempelajari sebuah proses. Data ukuran menyediakan lebih banyak informasi daripada atribut lainnya.

7. Pertukaran Pikiran dan Diagram Sebab-Akibat

Ini adalah sebuah teknik yang di gunakan untuk

mengerucutkan ide ide yang dihasilkan oleh

sebuah tim kerja. Diagram sebab akibat adalah

sebuah alat yang digunakan untuk mengatur

kemungkinana kemungkinan yang terjadi yang

(12)

kualitassebuah produk. Ved Parkash, Deepak Kumar, Rakesh Rajoria IJRET: Volume: 02, International Journal of “Research in Engineering and Technology”. Tahun 2013, eISSN: 2319-1163, pISSN: 2321-7308

Dari penelitian ini diungkapkan beberapa hal yang menjadi penyebab

berkurangnya kualitas produk. yaitu 5M.

5M terdiri dari : manusia, mesin, material, metode, dan lingkungan (milieu)

1. Manusia, jika tenaga kerja tidak dapat mengatur mesin dengan baik secara teratur atau bekerja tanpa konsentrasi akan berdampak kesalahan.

2. Mesin, mengacu pada komponen komponen mesin yang dapat mempengaruhi hasil produksi. 3. Material, ketidakstabilan kondisi

material dapat meyebabkan perbedaan hasil produksi.

4. Metode, metode yang berbeda dapat menyebabkan hasil yang berbeda pada hasil akhir.

Milieu (lingkungan), hasil produksi dapat berubah tergantung kepada waktu dan tempat.

Enlik Kresnaini

Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Volume 7, Nomor 1. Analisis Statistical Quality Control Dalam Penentuan Pengawasan Kualitas

Pengawasan kualitas merupakan salah satu solusi untuk mengurangi produk cacat yang dihasilkan. Dengan adaya pelaksanaan pengawasan diharapkan menjamin tercapainya sasaran-sasaran jangka pendek maupun sasaran jangka panjang yang telah ditetapkan

(13)

Produk. Tahun 2006 : 61-66

perusahaan. Pengawasan kualitas dilakukan dengan harapan perusahaan akan mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Kualitas yang baik dapat menciptakan produk dengan image yang tinggi dan mahal, karena biaya yang dikorbankan. Tetapi tidak semua kualitas yang baik menekankan dengan harga yang tinggi. Perusahaan juga harus mampu memberikan harga yang rendah dengan kualitas yang tetap baik. Dengan begitu lebih banyak konsumen yang tertarik dan merasa nyaman dengan produk tersebut. Dengan bersandar dari rasa aman saat

mengkonsumsi, hal itu merupakan investasi dalam mencipktakan loyalitas konsumen terhadap produk. Hal tersebut adalah salah satu tujuan dalam strategi setiap produsen dalam merangkul kapasitas daya beli masyarakat yang tinggi. Bagi produsen yang mengikuti kemajuan teknologi akan pula

mendapatkan keuntungan yaitu adanya efisiensi dan efektivitas biaya

Ria Arifianti Jurnal Dinamika Manajemen. Volume 4, No 1. “Analisis Kualitas Produk Sepatu Tomkins”.

Produk yang berkualitas akan dihasilkan jika ada pengawasan kualitas (Quality Control) yang baik, maka banyak perusahaan yang menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan suatu

(14)

Tahun 2013 : 46 - 58 produk dengan kualitas yang baik. Oleh karena itu, Quality Control dibutuhkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standarisasi yang berlaku. Quality control di dalam perusahaan tidak akan dapat

dilaksanakan dengan baik tanpa adanya dukungan informasi yang lengkap. Di dalam kaitannya dengan pelaksanaan quality control dalam perusahaan perlu adanya informasi yang lengkap, sehingga perlu pula diketahui cara menggali informasi yang berhubungan dengan quality control dalam perusahaan yang bersangkutan Ranjit Sabhapandit, Vipul Vashisht, Anuja Sharma An Investigation into the Various Statistical Process Control Tools

Dalam dunia yang kompetitif saat ini, memprediksi variasi proses dan data berdasarkan pengambilan keputusan adalah kunci untuk pelaksanaan proyek yang sukses dan pengiriman. Statistical Process Control (SPC) telah menjadi komponen integral dalam proses pengembangan perangkat lunak untuk beberapa tahun terakhir. Alat SPC digunakan untuk analisis pengambilan keputusan alat yang memungkinkan organisasi untuk mengukur apakah kualitas dari proses ini adalah sampai dengan standar yang diharapkan. Makalah ini menjelaskan tentang beberapa perangkat lunak dan kemampuan mereka yang digunakan

(15)

Gambar

Gambar 1.1 Total Cacat VS Total Produksi Dompet 2012
Gambar 1.2 Total Cacat VS Total Produksi Dompet 2013
Gambar 1.3 Total Cacat VS Total Produksi Dompet 2014
Tabel 1.4 State Of Art  Nama
+3

Referensi

Dokumen terkait

Program PNPM Mandiri sejak tahun 2007 yang dijadikan sebagai perlu mendapatkan perhatian dalam hal efektifitas supaya dana yang telah dikucurkan oleh pemerintah di tiap kecamatan

Poin penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat memenangkan suatu persaingan pasar, yaitu perusahaan tersebut perlu memperhatikan apa yang melandasi seorang

dalam hal ini berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap guru. Permasalahan-permasalahan di atas perlu segera mendapatkan perhatian dari.. banyak pihak, baik

Eka Darmaputera adalah seorang cendikiawan kristen yang menaruh perhatian yang cukup besar pada persoalan kemajemukan Indonesia dan bergulat dengan sangat serius untuk menghadirkan

Kegiatan kearsipan pengolahan data administrasi kepegawaian pada instansi pemerintahan perlu mendapatkan perhatian yang sungguh, pada saat menjalankan tugas fungsi

Hal yang penting di utamakan dalam hubungan kerja antara sesama karyawan yaitu kinerja dari karyawan sehingga karyawan bertahan untuk tetap konsisten kerja, memperhatikan

Diare merupakan penyakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dengan demikian peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui rasionalitas penggunaan terapi diare

Balita adalah anak berumur dibawah 5 tahun atau umur 12-59 bulan. Tidak hanya bayi yang harus mendapatkan perhatian kesehatannya tetapi balita juga perlu