• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI BUNYI MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI BUNYI MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI BUNYI MELALUI METODE EKSPERIMEN

DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

Ni Made Liaratni, Haris PanaI1, Meylan Saleh2

Jurusan S1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Jalan Jendral Sudirman No.6, Kota Gorontalo, 96128

ABSTRACT

The research problem was whether the applying of experiment method, student’s learning achievement on sound energy material in the fourth grade of SDN 3 Bulango Timur of Bone Bolango District can increased or not. This research aimed to increase student’s learning achievement on sound energy material through experiment method in the fourth grade of SDN 3 Bulango Timur of Bone Bolango District. This research applied action description research and carried out in the fourth grade of SDN 3 Bulango Timur of Bone Bolango District. The subject of the research were 20 students and analyzed quantitatively with four stages of research. Those were plan, implementation, observation and evaluation, reflection then the result will be analyzed using percentage. Action hypothesis in observational it is “ If teacher utilize to methodic experiment, therefore student studying result on sound energy material in the fourth grade of SDN 3 Bulango Timur of Bone Bolango District will increase ”. Action research brazes this was performed deep two cycles. Base point out observational result that by use of experiment method usufructs to study student on sound energy material at brazes IV. SDN 3 Bulango Regency East Bone Bolango in the fourth grade of SDN 3 Bulango Timur of Bone Bolango District go increases to correspond to specified performance indicator. Of action research result brazes this gets to be concluded that students learned result on sound energy material in the fourth grade of SDN 3 Bulango Timur of Bone Bolango District can thru increase experiment methods. That thus action hypothesis already been formulated evident and gets to be accepted.

(2)

I. PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu pengajaran sangat ditentukan oleh proses pengajaran, bagaimana pengajaran tersebut mampu mengubah diri peserta didik. Perubahan tersebut dalam arti menambah wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah serta dapat menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

Pengajaran merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode, dan lain sebagainya. Komponen-komponen tersebut saling berinterksi antara satu dengan yang lainya.

Salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam mendidik wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Hendro Darmojo (dalam Samatowa, 2009:2) bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, bersikap ilmiah serta mampu menerapkan konsep-konsep untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar serta menyadari kebesaran dan keangunagn Tuhan Yang Maha Esa.

Pada hakekatnya mata pelajaran IPA lebih banyak praktek dibanding teori, hal ini melatih siswa untuk berpikir kritis disesuaikan dengan materi pembelajaran. Materi energi bunyi merupakan materi yang lebih mengoptimalkan pada praktek. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari bunyi karena bunyi menjadi salah satu cara untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Bunyi adalah segala sesuatu yang dapat didengar. Contoh bunyi adalah percakapan orang, kicau burung, dan suara radio. Bunyi dapat didengar jika telinga kita sehat dan ada suara yang masuk ke telinga. Buktinya, kita tidak dapat mendengar jika telinga sakit atau telinga ditutup. Sesuai dengan hasil observasi awal peneliti di Sekolah Dasar Negeri 3 Bolango Timur Kabupaten Bone Bolango, hasil belajar IPA khususnya materi energi bunyi pada tahun ajaran 2011/2012 masih rendah. Bila dipersentasikan hasil belajar siswa dari 26 siswa (100%) yakni 8 siswa (30%) yang memperoleh kriteria baik dan 16 siswa (70%) memperoleh kriteria kurang. Keadaan ini erat kaitanya dengan beberapa faktor yang merupakan penghambat pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Salah satunya yaitu penggunaan metode pengajaran yang berpusat pada guru, siswa tidak termotivasi untuk mempelajari materi sehingga cenderung bermain dalam proses pembelajaran berlangsung, Selaian itu, alat atau media pembelajaran tidak dimanfaatkan.

(3)

Melihat dari permasalah tersebut dalam hal ini tentunya menuntut penggunaan metode dan strategi belajar yang efektif, dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Salah satu metode yang dapat

II. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Shaffat (2009:41), bahwa “keberhasilan belajar juga ditentukan oleh cara atau metode belajar yang digunakan”. Setiap individu manusia memiliki perbedaan dalam banyak aspek mulai dari perbedaan fisik, pola berfikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam meyerap pelajaran yang diberikan oleh guru.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberi perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil dari pengamalam belajar yang diperoleh peserta didik dapat perupa keterampilan dan kebiasaan tengtang sesuatu yang dipelajari serta adanya perubahan tingkah laku yang baik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

2. Pengertian Energi Bunyi

Jasin (2002:83) mengemukakan bunyi dapat diartikan getaran sehingga energi bunyi berarti juga getaran. Contoh adanya energi bunyi yaitu apabila orang melihat jatuhnya sebuah benda dari ketinggian tertentu. Pada saat benda itu jatuh disuatu lantai akan timbul suatu getaran pada lantai yang menimbulkan bunyi. Apa bila getaran yang ditunjukkan itu sangat besar, akan dapat dirasakan adanya energi getaran yaitu dengan terlihatnya getaran pada benda-benda lain disekitarnya. Selain contoh diatas meledaknya suatu bom menimbulkan getaran yang hebat dan energi getarannya mampu merobohkan bangunan ataupun memecahkan kaca-kaca yang tebal.

Energi bunyi adalah kemampuan yang dihasilkan oleh suatu benda ketika digetarkan sehingga menimbulkan bunyi ynga dapat didengar oleh telinga kita. Bunyi dapat berambat pada benda padat, cair dan gas.

3. Pengertian Hasil Belajar Pada Materi Energi Bunyi

Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Hasil Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar yang dilakukan oleh subjek atau peserta didik. Hasil belajar subjek belajar atau peserta didik dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Materi energi bunyi merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas IV SD. Pada materi ini siswa diajarkan darimana sumber bunyi itu berasal, serta perambatannya baik pada benda padat, cair dan gas. Bunyi tidak terlepas dalam kehidupan

(4)

sehari-hari. Saat berkomunikasi dengan orang lain kita sudah mengeluarkan bunyi berupa suara. Dalam pembelajaran pada akhir proses tentunya ada harapan atau tujuan yang dicapai yaitu hasil melajar siswa dalam hal ini pada materi energi bunyi.

4. Pengertian Metode Eksperimen

Djamarah (2005:234) mengemukakan bahwa “metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan”. Metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan secara langsung tentang sesuatu dan dapat menarik kesimpulan. Dengan demikian siswa dituntut mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.

5. Pengertian Metode Eksperimen Pada Materi Energi Bunyi

Dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kehidupan sehari-hari yang akrab dengan kita, sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar di atas standar yang ada. metode eksperimen pada materi energi bunyi yaitu suatu metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, dalam hal ini siswa melakukan percobaan tentang sumber bunyi dan perambatan bunyi pada benda padat, cair dan gas.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Penlitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2013. subyek adalah Kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

Variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel Input, yang termasuk dalam variabel ini adalah karakteristik siswa, cara guru melaksanakan tindakan materi yang diajarkan, sumber belajar yang digunakan, prosedur evaluasi, lingkungan pembelajaran dan alat pendukung lainnya.

b. Variabel Proses, yang termasuk dalam variabel ini adalah proses pelaksanaan tindakan kelas yang telah direncanakan oleh guru, yakni penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi bunyi.

c. Variabel Output, yang termasuk dalam variabel ini adalah tercapainya indikator penelitian yakni peningkatan hasil belajar siswa pada materi energi bunyi.

(5)

Prosedur dalam penelitian ini yaitu: a. Persiapan

Adapun hal-hal yang yang dilakukan pada langkah ini adalah sebagai berikut:

1) Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah serta staf pengajar yang ada di SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango sekaligus meminta izin atas persetujuan dalam melaksanakan penelitian.

2) Mengadakan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan proses belajar mengajar IPA di SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango.

3) Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan bersama staf pengajar yang menjadi mitra kerja.

4) Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran berlangsung, Dan

5) Mempersiapkan alat evaluasi yang dijadikan dasar untuk mempertimbangkan pelaksanaan tindakan selanjutnya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pelaksanaan siklus. Apabila ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada pelaksanaan siklus pertama belum mencapai kriteria ketuntasan belajar, maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan (disempurnakan) pada siklus berikutnya.

c. Pemantauan dan Evaluasi

Tahapan pemantauan menggunakan instrumen sebagai langkah untuk mempermudah mengumpulkan data penelitian tindakan kelas ini meliputi :

1) instrumen aktivitas siswa 2) Instrumen kegiatan guru,

3) hasil belajar siswa berupa tes tertulis pada akhir pembelajaran. d. Analisis dan Refleksi

Analisis data dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada akhir siklus pembelajaran. Data yang dianalisis meliputi data hasil pengamatan kegiatan guru dan aktivitas siswa serta hasil data belajar siswa.

Tehnik Pengumpulan Data

Untuk mencari data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain:

a. Observasi

1) Lembar obseravasi untuk siswa.

(6)

b. Hasil Tes

Teknik ini digunakan oleh peneliti setiap kali selesai mengimplementasikan tindakan. c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan mulai dari observasi sampai dengan pelaksanaan tindakan kelas.

Analisis Data

Analisis data untuk pengujian hipotesis penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara deskriptif kuantitatif, yaitu proses mengolah nilai dari hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Pengolahan data tentang ketuntasan hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus (Budiman, 2012:36):

Daya serap perorangan = Skor capaian tiap siswa

Skor maksimum soal 𝑥 100% ... (1)

Ketuntasan Klasikal =Jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya

Jumlah siswa 𝑥 100% ... (2)

IV. PEMBAHASAN

Secara ringkas pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada bulan april dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, karena pada siklus pertama belum mencapai kriteria yang telah ditetapkan. Dengan tahap-tahap penelitian yaitu persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, serta analisis dan refleksi.

Pelaksanaan tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bulango bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi bunyi dengan menggunakan metode eksperimen. Dalam metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan secara langsung tentang sesuatu dan dapat menarik kesimpulan. Dengan menerapkan metode eksperimen maka hasil belajar siswa pada materi energi bunyi meningkat sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Hasil perolehan kegiatan guru dalam proses pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan begitu juga dengan aktivitas siswa. Hasil yang diperoleh pada siklus I yaitu kriteria sangat baik ada 1 atau 5%, kemudian siklus II ada 8 aspek atau 40%. Untuk kriteria baik pada siklus I ada 7 atau 35%, kemudian pada siklus II ada 10 aspek atau 50%, kriteria

(7)

cukup pada siklus I ada 12 atau 60%, kemudian pada siklus II ada 2 aspek atau 10%, dan kriteria kurang pada siklus I dan siklus II tidak ada. Untuk hasil aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu pada siklus I untuk kriteria sangat baik tidak ada atau 0%, kemudian pada siklus II ada 5 aspek atau 41,66%, untuk kriteria baik pada siklus I ada 7 aspek atau 58,33%, kemudian pada siklus II ada 7 aspek atau 58,33%. Kriteria cukup pada siklus I ada 5 aspek atau 41,66%, kemudian siklus II tidak ada atau 0%. Untuk kriteria kurang pada siklus I dan siklus II tidak ada atau 0%.

Perolehan hasil belajar pada observasi awal dengan jumlah siswa 20 orang yang duduk di bangku kelas IV SDN 3 Bulango Timur hasil belajar siswa secara keseluruhan yang sudah tuntas mencapai 8 orang atau 40% dan sisanya 13 orang atau 60% yang belum tuntas. Tentunya hasil ini tidak Sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan atau belum mencapai 80%. hal tersebut disebabkan oleh peneliti belum memberikan tindakan yaitu penggunakan metode eksperimen dalam proses pembelajaran. Dari data tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu diberi tindakan dalam hal ini peneliti memberi tindakan yaitu menggunakan metode eksperimen dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan pada penelitian selanjutnya yaitu siklus I.

Perolehan hasil penelitian pada siklus I dari jumlah siswa 20 orang di kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango telah mengalami peningkatan hasil belajar tetapi masih ada juga siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata nilai ketuntasan. Secara keseluruhan siswa yang sudah tuntas hasil belajarnya pada siklus I ini sebanyak 13 orang atau 65%, dan sisanya 7 orang atau 35% yang belum tuntas hasil belajarnya. Dari data tersebut masih ingin dicapai 15%, hasil belajar pada siklus I ini belum sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan yaitu harus mencapai ketuntasan 80%. sesuai dengan hasil refleksi bahwa hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa kelemahan yang dilakukan pada siklus I yaitu kurangnya memerikasa kesiapan siswa, kurangnya menguasai kelas,melaksanakan pemeblajaran tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan, dan tidak merespon positif partisipasi siswa. Dari hal tersebut maka tindakan dalam penelitian harus dilanjutkan pada siklus II.

Dari hasil refleksi diadakanlah perbaikan langkah-langkah pembelajaran yang mencangkup kelemahan-kelemahan di atas, sehingga pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang melebihi indikator kinerja. Secara keseluruhan hasil belajar siswa pada siklus II dari jumlah siswa 20 orang yang sudah tuntas hasil belajarnya sebanyak 18 orang atau 90%, dan sisanya 2 orang atau 10% yang belum tuntas hasil belajarnya. Dari hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II ini sudah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80%, sehingga tidak perlu lagi diadakan tindakan penelitian.

(8)

40% 65% 90% 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Observasi Awal Siklus I Siklus II

P erse n tas e Ha sil Be laja r

Gambaran peningkatan hasil belajar siswa dari observasi awal, siklus I, siklus II ini dapat disajikan dalam grafik berikut:

Grafik 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Keseluruhan

Grafik 4.1 menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa dari observasi awal mencapai

40%, kemudian pada siklus I mencapai 65%, dan pada siklus II meningkat menjadi 90%. Dari data

tersebut jelaslah bahwa hasil belajar siswa pada materi energi bunyi melalui metode eksperimen

dengan menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang relevan maka nampak hasil yang

diperoleh siswa menjadi meningkat. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini dapat dinyatakan bahwa “jika dalam pembelajaran guru menggunakan metode eksperimen, maka hasil belajar siswa pada materi energi bunyi akan meningkat, dengan demikian hipotesis penelitian

tindakan kelas ini dapat Diterima”.

V. Penutup a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya meteri energi bunyi di kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango, dengan hasil belajar dari observasi awal 40% kemudian pada siklus I meningkat yaitu mencapai 65% dan pada siklus II meningkat menjadi 90%. Dilaksanakannya penelitian tindakan kelas sampai pada dua siklus, dengan menyempurnakan hal-hal yang terdapat pada siklus I, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi energi bunyi mengalami peningkatan yang signifikan dan dinyatakan berhasil, sehingga dapat dikatakan hipotesis yang telah diajukan diterima.

(9)

b. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1) Diharapkan kepada guru agar dapat menggunakan metode eksperimen dalam mata pelajaran IPA dalam proses pembelajaran sesuai dengan materin yang diajarkan. 2) Diharapkan kepada peneliti lain dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas yang

serupa untuk pokok-pokok bahasan yang lain dalam pembelajaran IPA untuk meningkatan kualitas hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.

3) Kepada siswa penelitian tindakan kelas ini kiranya dapat meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2008). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bawa, I Made. (2012). Menigkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Eksperimen Pada Pembelejaran IPA Di Kelas IV SDN Wonosari Kabupaten Boalemo. Gorontalo: Uiversitas Negeri Gorontalo.

Budiman, Yeni. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Di Kelas IV SDB AL-HUDA Kecamatan Kota Selatan. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday, David, Robert Resnick. 1999. Fisika. Jakarta: Erlangga.

Jasin, Maskoeri. (2002). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Komalasari, kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama.

Mahadi. (2011), Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pembelajaran IPA (Energi Bunyi) menggunakan Metode Eksperimen di Kelas IV SD Negeri 042 Tarakan.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: CV Alfabeta.

Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta Samatowa, Usman. (2010). Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Shaffat, Idri. (2009).Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pustaka

Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Belajar dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(10)

Sumiati dan Asra. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Supriadi. (2012). Sumber-sumber energi. Online tersedia di http://supriyadikaranganyar.wordpress.com. Didownload tanggal 16 Maret 2013).

Gambar

Grafik 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Keseluruhan

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Terapi Genggan Bola Terhadap Peningkatan Motorik Halus Pasien Stroke Hasil penelitian didapatkan untuk nilai ρ value uji wilcoxon adalah 0,000 yang berarti Ho ditolak,

Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

Lalu pendapatan interkoneksi berkontribusi sebesar Rp 2,23 triliun atau turun dari Rp 2,38 triliun, pendapatan jaringan Rp 479 miliar atau turun dari Rp 587 miliar pada semester

Secara umum mahasiswa tidak memahami secara baik tentang konsep kerja hidrostatik. Masih bingung kerja yang dilakukan sistem atau lingkungan yang melakukan kerja. Berkaitan

Hasil studi menunjukan distribusi medan listrik tertinggi pada baling-baling saat posisinya 0 0 (pada jam 12) dan dengan penambahan sistem proteksi petir

sumberdaya alam cukup tinggi akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relatif murah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan

Pada kedua peta tersebut, tinggi Hilal adalah besar sudut yang dinyatakan dari posisi proyeksi Bulan di Horizon-teramati hingga ke posisi pusat piringan Bulan berada.. Tinggi