Manufaktur China makin kendur.
Laba WIKA Semester-I Rp 200,49 Miliar,
Link net catatkan Laba Rp 314 miliar di Semester I.
Semester I, pendapatan data TLKM melesat.
DAILY RESEARCH
Statistics
Highlight
Opening Today Nikkei AORD
Change
Market Preview
I
HSG
kemarin
bergerak
bervariasi di tengah minimnya
insentif positif di pasar. Aksi beli
selektif terutama melanda saham
e m i t e n
b a n k
B U M N
berkapitalisasi
besar
seperti
saham Bank Rakyat Indonesia Tbk
(BBRI) yang kemarin menguat
4,5%. Sedangkan aksi ambil
untung terutama melanda saham
sektor konsumsi, perdagangan,
dan
pertambangan.
IHSG
akhirnya ditutup relatif flat
melemah 2 poin di 4800,182.
Penguatan
lanjutan
IHSG
tertahan setelah pasar kawasan
Asia kemarin cenderung bergerak
di teritori negatif.
Sentimen negatif kawasan Asia kemarin dipicu data manufaktur
China yang kembali mengindikasikan perlambatan ekonomi negara
tersebut. Indeks Caixin Final Manufacturing China Juli lalu turun ke 47,8
terendah sejak Juli 2013. Dari domestik data inflasi Juli sebesar 0,93%
secara bulanan dan 7,26% (yoy) cenderung direspon positif karena sudah
diperkirakan sebelumnya. Pasar memperkirakan inflasi ke depan
cenderung akan turun pasca Idul Fitri. Saat ini pasar tengah menanti data
pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal dua yang diperkirakan masih di
bawah 5% namun lebih tinggi dari kuartal pertama sebesatr 4,7% (yoy).
Sementara Wall Street tadi malam bergerak di teritori negatif setelah
harga komoditas kembali anjlok menyusul meningkatnya kekhawatiran
perlambatan ekonomi setelah aktivitas manufaktur China Juli lalu kembali
mengalami kontraksi. Indeks DJIA dan S&P masing‐masing koreksi 0,52%
dan 0,28% tutup di 17598,20 dan 2098,04. Harga minyak mentah di AS
kembali anjlok 3,81% di US45,72/barrel.
Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak
bervariasi namun cenderung terkoreksi menyusul minimnya insentif
positif. Pasar juga mencermati pergerakan rupiah atas dolar AS yang
sudah menembus level Rp13500 per US dolar, IHSG diperkirakan bergerak
dengan support di 4770 dan resisten di 4830.
IHSG : S1 4770 S2 4750 R1 4830 R2 4860
Index Last Chg % DJIA 17598.20 (91.66) (0.52) S&P 500 2098.04 (5.80) (0.28) FTSE 100 6688.62 (7.66) (0.11) CAC 40 5120.52 37.91 0.75 DAX 11443.72 134.73 1.19 NIKKEI 225 20548.11 69.42 0.34 HANGSENG 24411.42 (224.86) (0.91) STI 3192.79 (9.71) (0.30) SHENZHEN 2053.12 (57.50) (2.72) SHANGHAI 3622.91 (40.82) (1.11) Commodities Price Chg % Oil (US$/barrel) 45.75 (3.17) (6.48) CPO (RM/M.T) 2120.00 (4.00) (0.19) Gold (USD/T.oz) 1085.00 (9.90) (0.90) Nikel (USD/M.T 10940.00 0.00 0.00 Timah (USD/M.T) 16200.00 0.00 0.00 Coal (USD/M.T) 58.25 0.05 0.09 Exchange Rates Chg % IDR/USD 13475.00 (35.00) (0.26) USD/EUR 1.095 (0.00) (0.26) JPY/USD 123.94 (0.03) (0.03) IDR/SGD 9779.73 (63.27) (0.64) IDR/AUD 9806.17 (68.03) (0.69) TLKM USD IDR Chg % TLK.NYSE 42.76 2881 (0.25) (0.58)Top Gainers IDR % Chg
CNKO 65 22.60 12
DSFI 167 19.30 27
ASSA 117 11.40 12
GSMF 97 10.20 9
SPMA 178 9.90 16
Top Losers IDR % Chg
TGKA 3,490 (24.90) (1,160) PSKT 820 (23.70) (255) KDSI 230 (22.00) (65) MAGP‐W 4 (20.00) (1)
SUPR 7,775 (19.80) (1,925) Top Value IDR % (miliar)
BBRI 10,450 4.50 1,035 B BMRI 9,700 1.80 913 B TLKM 2,920 (0.70) 502 B ASII 6,700 0.80 380 B BBCA 13,250 1.10 324 B
Top Volume IDR % (juta)
SIAP 189 (0.50) 689.211 SRIL 474 0.90 645.222 META 170 (3.40) 250.591 TLKM 2,920 (0.70) 172.856 SUGI 394 (1.00) 170.617 IHSG 4,800.18 Change (2.35) Change (%) (0.05) Change (%/ytd) (8.16)
Total Value (IDR triliun) 4.537 Total Volume (miliar saham) 4.418 Net Foreign Buy (IDR miliar) 328.000
News Update
2
Manufaktur China makin kendur. Ekonomi China lagi-lagi membawa kerisauan bagi dunia. Kali ini, aktivitas pabrik di Negeri Tembok Raksasa menunjukkan kelesuan. Industri manufaktur China terperosok ke level terendah selama dua tahun terakhir. Data indeks manufaktur (PMI) versi Caixin/Markit mengungkapkan, aktivitas pabrik di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia merosot hingga level 47,8 di bulan Juli 2015. Bulan sebelumnya, indeks manufaktur China masih bertengger di level 49,4. Indeks manufaktur turun lantaran tingkat permintaan baru anjlok lebih rendah dari perkiraan. Yang membuat risau, perlambatan manufaktur China menembus level terendah selama dua tahun terakhir atau sejak Juli 2013. Kala itu, PMI China di level 47,7. Ini adalah penurunan PMI berturut-turut selama lima bulan terakhir. Indeks manufaktur di Juli pun lebih rendah dari estimasi awal. Sebelumnya, pasar meramal bahwa indeks manufaktur bisa bertahan di level 48,2. Indeks manufaktur di bawah level 50 menunjukkan kontraksi alias perlambatan. Gambaran saja, PMI versi Caixin/Markit menunjukkan perlambatan aktivitas pabrik skala kecil dan menengah. Sementara, PMI yang menggambarkan aktivitas pabrik besar pun turun melambat. Di Juli, gairah pabrik besar di China turun ke level 50 dari sebelumnya 50,2 di Juni 2015. Yang pasti, kapasitas produksi pabrik China yang mendominasi perhitungan indeks manufaktur, turun ke level 47,1 di Juli. Kapasitas produksi pabrik telah turun selama tiga bulan berturut-turut. Di Juli 2015, tingkat produksi manufaktur mengalami penurunan terbesar sejak November 2011. Geliat manufaktur terus memburuk kendati Pemerintah China telah merilis sejumlah cara untuk menyelamatkan ekonomi. (Kontan Online)
Laba WIKA Semester-I Rp 200,49 Miliar, Turun 29%. Laba bersih PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 29,09% pada semester-I 2015. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi ini hanya meraup laba Rp 200,49 miliar atau turun dibanding tahun 2014 yang senilai Rp 282,65 miliar. Penurunan kinerja emiten berkode WIKA ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perlambatan aktivitas ekonomi Indonesia, kendala pembebasan lahan hingga perubahan nomenklatur organisasi kementerian yang berpengaruh pada pencairan pembayaran pekerjaan. Berbanding lurus dengan laba bersih, penjualan WIKA juga turun 18,29% pada semester-I 2015 menjadi Rp 4,78 triliun. "Tahun 2015, WIKA menargetkan penjualan sebesar Rp 21,43 triliun atau naik 24,23% dari realisasi penjualan tahun 2014 sebesar Rp 17,25 triliun. Sementara itu, laba bersih tahun 2015 ditargetkan dapat diperoleh sebesar Rp764,52 miliar atau naik sebesar 24,28% % dari realisasi tahun 2014 sebesar Rp 615,18 miliar," kata Corporate Secretary WIKA Suradi. (Detikcom)
Link net catatkan Laba Rp 314 miliar di Semester I. Menambah jumlah pelanggan menjadi tujuan utama bagi pebisnis jasa internet serta televisi berbayar. Termasuk PT Link Net Tbk. Perusahaan ini berupaya menambah jaringan internet ke dalam rumah (home passed). ""Agenda kami tahun ini adalah menambah 200.000 hingga 240.000 home passed,"" ujar Liryawati, Direktur Hubungan Investor Link Net kepada KONTAN. Sampai semester satu 2015, perusahaan dengan kode saham LINK ini sudah menambah 121.363 jaringan internet rumah. Dus, hingga saat ini Link Net sudah memasang 1,55 juta jaringan internet. Dengan posisi tersebut, berarti Link Net masih harus menambah lebih dari 100.000 jaringan internet untuk mengejar target bisnis. Makanya, perusahaan ini sudah menyiapkan belanja modal Rp 1 triliun. Tahun lalu, belanja modal yang sudah terserap Rp 646 miliar. Sekitar 70% dari belanja modal untuk menambah jaringan internet rumah. Sepanjang semester I-2015 lalu, LINK mencatatkan pendapatan Rp 1,24 triliun, naik 22% dibandingkan dengan periode yang sama 2014. Sementara, laba bersih perusahaan ini tercatat Rp 314 miliar. Angka ini tumbuh 13% jika dibandingkan pencapaian laba bersih semester I-2014. Marjin laba bersihnya juga mampu dipertahankan di level 39%. Selain jaringan internet, positifnya kinerja Link Net juga ditopang perluasan jumlah pelanggan atau revenue generating unit (RGU) dari broadband dan televisi berbayar masing-masing 420.687 pelanggan dan 392.850 pelanggan, sehingga totalnya ada 813.537 pelanggan. Sementara, rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU) juga mengalami kenaikan jadi Rp 415.000. Meski masih merahasiakan rincian targetnya, namun manajemen Link Net optimistis kinerjanya masih akan tetap positif hingga akhir tahun ini. Liryawati bilang, secara siklus memang potensi bisnis bakal lebih bagus di semester II ini sehingga kinerja pada periode tersebut bisa lebih positif. (Kontan Online)"
Penjualan bersih ANTM melonjak 98%. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan penjualan bersih Rp 7,89 triliun pada semester pertama 2015. Jumlah ini melejit 98% dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu. Penjualan emas yang melesat tetap menjadi kontributor utama pendapatan perseroan plat merah tersebut. Direktur Utama ANTM, Tedy Badrujaman dalam rilis Senin (3/8) mengatakan, penjualan emas mencapai Rp 5,65 triliun atau 72% dari penjualan bersih ANTM sepanjang enam bulan pertama tahun ini. ANTM mencatatkan total volume produksi emas tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.107 kg (35.591 oz) di semester I-2015. Pada periode itu, penjualan emas ANTM naik 180% secara tahunan menjadi sekitar 11 ton. Produksi feronikel meningkat 25% secara tahunan menjadi 9.443 ton nikel dalam feronikel (TNi). Pertumbuhan ini dipicu oleh peningkatan kinerja pabrik dan peningkatan jumlah kadar biji nikel dari tambang nikel di Pomalaa dan Pulau Pakal. Kenaikan volume banyak terjadi pada kuartal kedua tahun 2015. Seiring dengan peningkatan produksi, penjualan feronikel juga naik 27% yoy pada semester I-2015 menjadi 11.307 TNi. Tedy menjelaskan, beberapa negara besar seperti Tiongkok, Eropa, dan Korea Selatan menjadi destinasi terbesar penjualan feronikel ANTM sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Pendapatan feronikel naik 13% menjadi Rp 1,97 triliun pada enam bulan pertama tahun ini. Harga jual rata-rata feronikel sebenarnya menurun 21% menjadi US$ 6,01 per pon dibandingkan harga rata-rata di semester I tahun lalu. Tapi, permintaan yang tinggi membuat ANTM tetap mencetak pertumbuhan pendapatan. Penjualan bauksit menyokong pendapatan ANTM sekitar Rp 35,44 miliar. Sementara dari bisnis batubara, ANTM memperoleh pendapatan sebesar Rp 102,02 miliar. Manajemen ANTM belum memaparkan laba bersih semester I, lantaran laporan keuangan masih diaudit. Kemarin, harga saham ANTM naik 0,84% menjadi Rp 479 per saham. (Kontan Online)
Semester I, pendapatan data TLKM melesat. Selama paruh pertama tahun 2015, pendapatan perusahaan telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tumbuh 12,17% secara year on year (yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan data, internet & jasa teknologi informatika. Mengutip laporan keuangan TLKM semester I 2015, Senin (3/8), emiten pelat merah ini meraup pendapatan data, internet & jasa teknologi informatika sebesar Rp 22,01 triliun. Angka ini tumbuh 20,5% dari Rp 18,26 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan perseroan selama enam bulan pertama tercatat sebesar Rp48,84 triliun atau tumbuh 12,17%. Selain itu, pendapatan TLKM juga disokong dari kontribusi pendapatan telepon sebesar Rp 22,045 triliun. Namun , ini hanya tumbuh 4,8% secara tahunan. Lalu pendapatan interkoneksi berkontribusi sebesar Rp 2,23 triliun atau turun dari Rp 2,38 triliun, pendapatan jaringan Rp 479 miliar atau turun dari Rp 587 miliar pada semester I 2014, dan jasa pendapatan telekomunikasi lainnya Rp 2,07 triliun atau naik dari Rp1,28 triliun. Meskipun pendapatan tumbuh signifikan, namun laba bersih perseroan tercatat stagnan atau hanya tumbuh tipis yakni 2,19%. Emiten telekomunikasi ini hanya berhasil mengantongi laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 7,44 triliun dari Rp 7,28 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan begitu, laba bersih per saham (EPS) TLKM naik dari Rp 74,95 menjadi Rp75,85 per saham. (Kontan Online)Stock Picks
3CTRA 1050‐1185.
Harga saham emiten properti Ciputra Development Tbk (CTRA) kemarin berhasil rebound
terbatas setelah tekanan jual sejak akhir Juni lalu membawa harganya berada di area oversold. Harga
sahamnya kemarin tutup di Rp1085 sempat menembus Rp1120 namun pasar yang masih beresiko
membuat pergerakan harganya ikut berfluktuatif. Perlambatan ekonomi, kebijaan likuiditas ketat Bank
Indonesia, dan depresiasi rupiah atas dolar AS sepanjang tahun ini telah menekan kinerja emiten sektor
properti. Hal ini turut dialami oleh perseroan. Sepanjang paruh pertama tahun ini (1H15) laba bersih
perseroan turun 20,3% mencapai Rp478,81 miliar meskipun pendapatan berhasil tumbuh 10% mencapai
Rp3,10 triliun. Hal ini terutama karena beban keuangan yang naik 62% mencapai Rp235 miliar. Perseroan
sepanjang 1H15 berhasil mencatatkan pertumbuhan laba kotor 10,87% namun laba usaha turun 1,83%.
Tahun lalu marketing sales perseroan mencapai Rp8,6 triliun turun dari tahun sebelumnya Rp8,9 triliun.
Tahun ini perseroan menargetkan marketing sales mencapai Rp10,6 triliun tumbuh 23,25%. Hingga 1H15
perolehan marketing sales perseroan mencapai Rp4,3 triliun atau 40,5% dari target tahun ini. Beberapa
proyek properti yang akan digarap tahun ini adalah Fatmawati Apartemen, proyek mixed‐used Kemayoran,
proyek residensial di Malang, Balikpapan, Samarinda, Palu, Jayapura, dan beberapa proyek resort di Bali.
Kami proyeksikan pendapatan tahun ini bisa tumbuh 17,8% mencapai Rp7,5 triliun dan laba bersih tumbuh
13,15% mencapai Rp1,50 triliun. EPS proyeksi tahun ini Rp98,85 naik dari 2014 Rp87. Pada harga Rp1085,
saham CTRA ditransaksikan dengan PE 11x (E/15) dan PBV 1,3x. Harga sahamnya berpeluang
ditransaksikan dengan PBV 2x atau mencapai Rp1730 dalam kondisi pasar bullish. Secara technical peluang
rebound lanjutan akan menguji resisten di Rp1185. Sedangkan level support saat ini di Rp1050. Pergerakan
harga sahamnya kemarin membentuk pola inverted hammer di area downtrend mengindikasikan sinyal
bullish reversal. Trading Buy, SL 1020
4
WSKT 1760‐1850.
Rebound harga saham emiten jasa konstruksi Waskita Karya Tbk (WSKT) terus berlanjut
kemarin. Harga sahamnya kemarin menguat terbatas tutup di Rp1795. Pasar kembali mengakumulasi
sahamnya menyusul pencapaian laba yang tumbuh signifikan sepanjang paruh pertama tahun ini (1H15).
Laba bersih perseroan tumbuh 181,71% mencapai Rp171,56 miliar dibandingkan periode yang sama 2014
sebesatr Rp60,90 miliar. Marjin bersih naik mencapai 4,30% dari periode yang sama 2014 sebesar 1,91%.
Sepanjang 1H15 pendapatan usaha tumbuh 25,24% mencapai Rp3,98 triliun. Diantara emiten BUMN jasa
konstruksi yang sudah rilis kinerja 1H15, pertumbuhan pendapatan dan laba perseroan yang paling tinggi.
Inilah yang menjadi katalis pergerakan positif harga sahamnya beberapa sesi perdagangan terakhir. Tahun
ini perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp20,8 triliun dan carry over tahun lalu Rp18,3 triliun.
Sehingga total kontrak tahun ini mencapai Rp39,1 triliun. Hingga akhir Juni perolehan kontrak baru
perseroan telah mencapai Rp9,9 triliun atau 47,6% dari target tahun ini. Tahun ini pendapatan usaha pasca
right issue diperkirakan mencapai Rp16,28 triliun naik 58,36% dari tahun lalu sebesar Rp10,28 triliun.
Sedangkan laba bersih tahun ini diproyeksikan mencapai Rp781 miliar atau tumbuh 56% dari tahun 2014
lalu sebesar Rp501,5 miliar. EPS proyeksi tahun ini sebesar Rp58,4 naik dari 2014 lalu sebesar Rp51,9. Pada
harga Rp1795 saham WSKT ditransaksikan dengan PE 34,6x (2014) dan PE 30,7x (E/15). Pada kondisi pasar
bullish emiten BUMN jasa konstruksi tahun lalu ditransaksikan dengan PE rata‐rata 40,5x. Sebelumnya
harga saham WSKT diperkirakan berpeluang ditransaksikan dengan PE 30x atau mencapai Rp1752. Secara
technical saat ini level support di kisaran Rp1720 hingga Rp1760 dan resisten di Rp1850 hingga Rp1880.
Pergerakan harga sahamnya membentuk pola three white soldiers mengindikasikan bullish continuation.
Trading Buy, SL 1740
Stock Picks
5
Stock Picks
BMRI 9600‐9900.
Harga saham emiten bank bumn kemarin berhasil melanjutkan rebound setelah tertekan
pekan lalu. Saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil tutup di Rp9700 menembus level tertingginya dalam
tiga sesi perdagangan terakhir di Rp9650. Ini mengindikasikannya sinyal bullish reversal. Peluang rebound
lanjutan akan menguji resisten sederhana di kisaran Rp9800 hingga Rp9900. Sedangkan level support saat
ini bergeser ke Rp9600. Dari sisi kinerja, perbankan nasional tahun ini menghadapi tantangan perlambatan
pertumbuhan laba akibat kredit tumbuh lebih lambat dibandingkan tahun lalu dan kebijakan uang ketat
Bank Indonesia (BI) menghadapi depresiasi rupiah atas dolar AS. Laba bersih BMRI sepanjang 1H15 hanya
tumbuh 3,5% mencapai Rp9,9 triliun dari periode yang sama 2014 Rp9,6 triliun. Pertumbuhan tersebut
melambat dibandingkan periode yang sama 2014 lalu tumbuh 29,38%. Tahun 2014 lalu, laba hanya tumbuh
sekitar 9%. Pertumbuhan kredit perseroan sepanjang 1H15 tumbuh 13,8% mencapai Rp552,8 triliun dari
periode yang sama 2014 Rp485,8 triliun. Pertumbuhan kredit ini masih sejalan dengan proyeksi OJK tahun
ini di kisaran 13%‐15%. Rasio keuangan perseroan seperti NIM mengalami penurunan 0,15% menjadi 5,76%
dari 5,91%. Sedangkan rasio NPL gross 2,43% naik dari periode yang sama 2014 sebesar 2,23%. Namun
angka NPL tersebut masih di bawah rata‐rata NPL perbankan periode yang sama 2,6%. Tahun ini
pertumbuhan laba perseroan diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 4% turun dari proyeksi sebelumnya
10%. Diperkirakan laba perseroan tahun ini hanya mencapai Rp20,67 triliun dan pertumbuhan ekuitas 8%
mencapai Rp113,23 triliun. Harga saham perseroan ditargetkan dengan rata‐rata PBV 2,5x atau mencapai
Rp12132. Trading Buy, SL 9400
Selasa, 04 Agustus 2015
Saham Pilihan
BBRI 10300-10700 TB, SL 9900
BBCA 13000-13500 TB, SL 12850
BBNI 4620-4900 Buy, SL 4500
ICBP 12450-12900 Buy, SL 11900
BSDE 1820-1880 TB, SL 1740
BMTR 1270-1340 TB, SL 1260
CPIN 2575-2700 TB, SL 2530
Stock View
6
Selasa, 04 Agustus 2015
EMITEN LAST R1 R2 S1 S2 REV Q1 2014 G (%) EPS Q1 14 G (%) PE
IHSG
4800.18 4818.87 4837.57 4778.13 4756.09
PERKEBUNAN AALI 19800 20,600.00 21,400.00 19,250.00 18,700.00 3,725,866.00 36.80 485.51 114.55 10.20 BWPT 387 394.67 402.33 382.67 378.33 LSIP 1320 1,393.33 1,466.67 1,278.33 1,236.67 1,279,973.00 40.33 32.78 122.48 10.07 SGRO 1665 1,670.00 1,675.00 1,660.00 1,655.00 649,627.93 10.94 29.32 141.04 14.20 SIMP 515 531.67 548.33 506.67 498.33 3,171,052.00 2.40 12.14 92.44 10.60 UNSP 50 50.00 50.00 50.00 50.00 659,213.38 36.97 21.64 ‐571.51 0.58PERTAMBANGAN BATU BARA
ADRO 570 590.00 610.00 555.00 540.00 9,632,947.40 33.83 45.68 269.20 3.12 BORN 50 50.00 50.00 50.00 50.00 BRAU 82 82.00 82.00 82.00 82.00 BUMI 50 50.00 50.00 50.00 50.00 9,572,406.53 4.50 191.78 ‐751.57 0.07 DEWA 50 50.00 50.00 50.00 50.00 631,292.51 8.52 ‐0.52 ‐77.95 ‐23.93 HRUM 1000 1,003.33 1,006.67 993.33 986.67 1,460,386.97 ‐32.82 45.54 81.61 5.49 ITMG 9725 9,816.67 9,908.33 9,566.67 9,408.33 5,742,974.57 5.02 968.54 ‐299.21 2.51 PTBA 5950 6,066.67 6,183.33 5,866.67 5,783.33 3,093,648.00 11.39 232.76 8.74 6.39 PTRO 384 393.67 403.33 378.67 373.33 929,699.70 5.15 23.76 ‐67.39 4.04
PERTAMBANGAN MINYAK & GAS BUMI
BIPI 101 103.00 105.00 100.00 99.00 999,850.63 1,185.87 4.39 5,114.26 5.75 ELSA 367 382.67 398.33 358.67 350.33 918,296.00 ‐12.25 7.42 56.06 12.36 ENRG 55 56.67 58.33 53.67 52.33 2,210,590.04 27.13 4.86 2,610.69 2.83 ESSA 2200 2,200.00 2,200.00 2,200.00 2,200.00 126,590.83 22.89 42.71 28.12 12.88 MEDC 2570 2,580.00 2,590.00 2,565.00 2,560.00 2,303,371.50 7.08 122.83 131.12 5.23
PERTAMBANGAN LOGAM DAN MINERAL LAINNYA
ANTM 479 492.33 505.67 469.33 459.67 INCO 1925 1,975.00 2,025.00 1,900.00 1,875.00 2,430,306.44 ‐3.23 20.62 ‐33.11 23.34 TINS 615 628.33 641.67 603.33 591.67 SEMEN INTP 20050 20,333.33 20,616.67 19,633.33 19,216.67 4,499,774.00 6.65 289.47 ‐7.03 17.32 SMCB 1400 1,430.00 1,460.00 1,385.00 1,370.00 2,356,126.00 9.11 42.23 75.57 8.29 SMGR 9850 10,125.00 10,400.00 9,675.00 9,500.00 6,177,992.74 11.44 219.66 5.39 11.21
LOGAM DAN SEJENISNYA
GDST 60 60.33 60.67 59.33 58.67 333,609.60 28.88 2.97 59.01 5.05 JPRS 194 200.33 206.67 184.33 174.67 158,603.63 98.78 6.50 ‐0.37 7.46 KRAS 325 330.00 335.00 320.00 315.00 5,240,035.36 ‐12.47 ‐33.57 ‐698.77 ‐2.42 PAKAN TERNAK CPIN 2585 2,613.33 2,641.67 2,528.33 2,471.67 6,719,521.00 19.02 40.34 ‐7.84 16.02 JPFA 428 442.67 457.33 420.67 413.33 5,674,518.00 14.33 4.97 ‐72.07 21.55
OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA
ASII 6700 6,775.00 6,850.00 6,550.00 6,400.00 49,821,000.00 6.73 116.76 9.68 14.35 GJTL 745 755.00 765.00 740.00 735.00 3,199,668.00 5.32 96.23 ‐2.66 1.94
INDUSTRI BARANG KONSUMSI
ICBP 12650 12,716.67 12,783.33 12,516.67 12,383.33 7,355,089.00 21.44 0.12 6.96 24.94 INDF 6000 6,100.00 6,200.00 5,925.00 5,850.00 16,365,578.00 27.30 156.42 90.13 9.59 MYOR 28300 28,666.67 29,033.33 27,866.67 27,433.33 3,498,158.85 30.25 133.69 ‐45.72 52.92 ROTI 1185 1,190.00 1,195.00 1,180.00 1,175.00 464,595.48 27.03 12.10 9.45 24.48 GGRM 49375 50,008.34 50,641.67 48,608.34 47,841.67 15,670,252.00 23.99 736.58 35.34 16.76 INAF 192 197.33 202.67 189.33 186.67 155,073.95 25.62 ‐12.39 250.04 ‐3.88 KAEF 950 985.00 1,020.00 930.00 910.00 867,027.74 8.45 4.21 ‐4.38 56.45 KLBF 1710 1,733.33 1,756.67 1,688.33 1,666.67 4,066,502.64 16.52 10.52 11.04 40.64
KOSMETIK DAN BARANG KEPERLUAN RUMAH TANGGA
7
EMITEN LAST R1 R2 S1 S2 REV Q1 2014 G (%) EPS Q1 14 G (%) PE
PROPERTI DAN REAL ESTAT
APLN 361 368.33 375.67 354.33 347.67 1,165,134.03 1.99 14.43 20.67 6.25 ASRI 500 510.00 520.00 495.00 490.00 871,134.65 ‐3.40 15.77 ‐23.45 7.93 BKSL 86 87.33 88.67 85.33 84.67 BSDE 1845 1,876.67 1,908.33 1,781.67 1,718.33 1,254,119.10 ‐39.62 27.93 ‐60.73 16.52 COWL 605 610.00 615.00 600.00 595.00 64,709.78 ‐6.38 1.59 ‐30.99 94.87 CTRA 1085 1,123.33 1,161.67 1,043.33 1,001.67 1,202,303.51 ‐10.35 15.01 5.45 18.07 CTRP 530 543.33 556.67 513.33 496.67 251,211.60 ‐58.80 4.89 ‐84.29 27.09 CTRS 2725 2,840.00 2,955.00 2,660.00 2,595.00 347,893.21 27.73 66.20 25.74 10.29 ELTY 50 50.00 50.00 50.00 50.00 KIJA 254 258.33 262.67 251.33 248.67 725,835.40 ‐3.64 15.03 51.33 4.22 MDLN 478 488.33 498.67 469.33 460.67 KONSTRUKSI BANGUNAN ADHI 2270 2,318.33 2,366.67 2,228.33 2,186.67 1,439,602.33 5.83 9.01 40.67 62.96 DGIK 105 109.00 113.00 102.00 99.00 480,924.22 52.77 1.81 ‐44.42 14.51 PTPP 3855 3,920.00 3,985.00 3,800.00 3,745.00 1,999,368.48 55.72 12.69 44.39 75.97 SSIA 795 808.33 821.67 783.33 771.67 918,070.21 ‐17.06 2.64 ‐93.80 75.33 TOTL 830 850.00 870.00 815.00 800.00 547,807.36 ‐6.30 11.12 ‐20.80 18.66 WIKA 2670 2,696.67 2,723.33 2,646.67 2,623.33 2,791,666.54 6.24 27.28 6.78 24.47
INFRASTRUKTUR, UTILITAS DAN TRANSPORTASI
PGAS 4000 4,036.67 4,073.33 3,946.67 3,893.33
JALAN TOL, PELABUHAN, BANDARA DAN SEJENISNYA
CMNP 1955 1,986.67 2,018.33 1,936.67 1,918.33 262,850.17 17.13 53.83 8.63 9.08 JSMR 5650 5,716.67 5,783.33 5,616.67 5,583.33 2,079,705.80 ‐13.14 55.30 16.71 25.54 TELEKOMUNIKASI BTEL 50 50.00 50.00 50.00 50.00 471,133.26 ‐31.12 6.89 ‐316.19 1.81 EXCL 3080 3,156.67 3,233.33 2,946.67 2,813.33 5,512,751.00 9.78 44.41 20.12 17.34 ISAT 4300 4,313.33 4,326.67 4,293.33 4,286.67 5,773,177.00 ‐0.26 147.24 ‐1,224.62 7.30 TLKM 2920 2,946.67 2,973.33 2,886.67 2,853.33 21,250,000.00 8.71 36.20 4.95 20.17 TRANSPORTASI GIAA 434 440.67 447.33 430.67 427.33 9,206,681.81 17.35 ‐82.55 469.78 ‐1.31 MBSS 700 756.67 813.33 656.67 613.33 435,871.55 21.78 59.94 3.87 2.92 WINS 234 248.33 262.67 226.33 218.67 518,942.64 36.32 23.63 53.05 2.48
KONSTRUKSI NON BANGUNAN
INDY 284 292.67 301.33 279.67 275.33 2,753,426.38 52.84 17.64 3.30 4.02 BANK BBCA 13250 13,358.33 13,466.67 13,033.33 12,816.67 10,261,849.00 32.93 148.65 26.73 22.28 BBKP 625 628.33 631.67 623.33 621.67 1,641,517.00 15.99 27.33 9.08 5.72 BBNI 4815 4,870.00 4,925.00 4,735.00 4,655.00 7,526,634.00 26.65 128.30 15.63 9.38 BBRI 10450 10,600.00 10,750.00 10,150.00 9,850.00 17,099,293.00 28.06 240.57 16.71 10.86 BBTN 1170 1,183.33 1,196.67 1,163.33 1,156.67 3,123,112.00 28.06 32.29 2.24 9.06 BDMN 4250 4,300.00 4,350.00 4,150.00 4,050.00 5,612,922.00 17.40 91.25 ‐13.01 11.64 BJBR 790 806.67 823.33 781.67 773.33 2,124,681.00 12.48 33.55 ‐12.29 5.89 BMRI 9700 9,816.67 9,933.33 9,491.67 9,283.33 14,313,290.00 25.54 211.05 10.27 11.49 BNGA 645 658.33 671.67 638.33 631.67 4,883,839.00 15.02 43.71 4.22 3.69
PERDAGANGAN BESAR BRANG PRODUKSI
AKRA 5675 5,750.00 5,825.00 5,625.00 5,575.00 5,630,170.96 3.52 46.44 14.36 30.55 INTA 272 273.00 274.00 270.00 268.00 398,931.00 ‐48.89 37.27 87.86 1.82 UNTR 19900 20,191.67 20,483.33 19,616.67 19,333.33 13,901,385.00 11.66 42.26 39.66 117.72 PERDAGANGAN ECERAN MAPI 4760 4,803.33 4,846.67 4,688.33 4,616.67 2,675,101.00 26.32 27.42 ‐27.88 43.40 RALS 695 703.33 711.67 688.33 681.67 1,184,904.00 9.45 5.73 ‐2.88 30.34
ADVERTISING, PRINTING DAN MEDIA
MNCN 2070 2,085.00 2,100.00 2,040.00 2,010.00 1,496,466.00 9.55 27.61 ‐7.99 18.74 PERUSAHAAN INVESTASI
BRMS 53 55.33 57.67 50.33 47.67 55,860.54 ‐9.06 ‐5.88 94.31 ‐2.26
Corporate Action
8
Code
Name
Type
Date
Time
Venue
BABP Bank MNC Internasional Tbk. AGM 28/04/2015 0:14:00
MNC Tower, Auditorium Lt B2, Jl. Kebon Sirih
No.17‐19, Jakarta Pusat
BABP Bank MNC Internasional Tbk. EGM 28/04/2015 0:14:00
MNC Tower, Auditorium Lt. B2, Jl. Kebon Sirih
No.17‐19, Jakarta Pusat
ASII
Astra International Tbk.
AGM 28/04/2015 0:08:30
The Ritz‐Carlton Jakarta, Pacific Place
NRCA
Nusa Raya Cipta Tbk
AGM 28/04/2015 0:10:00
Hotel Gran Melia, Ruang Legian 2, Jl. HR. Ra‐
suna Said Blok X‐0 Kav.4, Kuningan, Jakarta
12950
RAJA
Rukun Raharja Tbk.
AGM 29/04/2015 0:10:00
Intercontonental mid plaza hotel
BPFI
Batavia Prosperindo Finance
Tbk
AGM 30/04/2015 0:01:00
Ruang Rapat PT Batavia Prosperindo Finance
Tbk, Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jl.Jend
Sudirman Kav 21, Jakarta 12920
BPFI
Batavia Prosperindo Finance
Tbk
EGM 30/04/2015 0:10:00
Ruang Rapat PT Batavia Prosperindo Finance
Tbk, Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jl.Jend
Sudirman Kav 21, Jakarta 12920
BPII
Batavia Prosperindo Interna‐
sional Tbk
AGM 30/04/2015 0:14:00
Chase Plaza, Lantai 12, Jl. Jend. Sudirman Kav.
21, Jakarta Selatan
BPII
Batavia Prosperindo Interna‐
sional Tbk
EGM 30/04/2015 0:14:00
Chase Plaza, Lantai 12, Jl. Jend. Sudirman Kav.
21, Jakarta Selatan
BRAU
Berau Coal Energy Tbk
EGM 30/04/2015 0:10:00
ASBI
Asuransi Bintang Tbk.
AGM 30/04/2015 0:14:00
ASBI
Asuransi Bintang Tbk.
EGM 30/04/2015 0:14:00
TOTL
Total Bangun Persada Tbk.
AGM 30/04/2015 0:09:30
PT Total Bangun Persada Tbk Gedung TOTAL
lantai 8, Jl. Letjend.S.Parman No. 106A, Ja‐
karta 11440
TOTL
Total Bangun Persada Tbk.
EGM 30/04/2015 0:09:30
PT Total Bangun Persada Tbk Gedung TOTAL
lantai 8, Jl. Letjend.S.Parman No. 106A, Ja‐
karta 11440
TAXI Express Transindo Utama Tbk AGM 30/04/2015 0:09:30
Ruang Seminar BEI (Galeri Bursa) ‐ Gedung
Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 1, Jl. Jend.
Sudirman Kav.52‐53, Jakarta 12190
TAXI Express Transindo Utama Tbk EGM 30/04/2015 0:09:30
Ruang Seminar BEI (Galeri Bursa) ‐ Gedung
Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 1, Jl. Jend.
Sudirman Kav.52‐53, Jakarta 12190
NAGA
Bank Mitraniaga Tbk
AGM
5‐Apr‐15
0:10:00
Hotel Menara Peninsula ‐ Merica 2 Lt.2, Jl,
LetJen. S. Parman 79 ‐ Jakarta 11410
NAGA
Bank Mitraniaga Tbk
EGM
5‐Apr‐15
0:10:00
Hotel Menara Peninsula ‐ Merica 2 Lt.2, Jl,
LetJen. S. Parman 79 ‐ Jakarta 11410
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
AGM 5‐May‐15
0:14:00
Sudirman Plaza ‐ Indofood Tower Lantai PH,
Jalan Jendral Sudirman Kav. 76‐78, Jakarta
Selatan 12910
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
EGM 5‐May‐15
0:14:00
Sudirman Plaza ‐ Indofood Tower Lantai PH,
Jalan Jendral Sudirman Kav. 76‐78, Jakarta
Selatan 12910
Selasa, 04 Agustus 2015
Corporate Action
9
EMITEN
JUMLAH DIVIDEN
CUM DIVIDEN RECORDING DATE
PEMBAYARAN
DIVIDEN
KETERANGAN
PLIN
70
15‐Apr‐15
20‐Apr‐15
7‐May‐15
ITMG
645
8‐Apr‐15
13‐Apr‐15
24‐Apr‐15
SMBR
8.34385
8‐Apr‐15
13‐Apr‐15
30‐Apr‐15
WTON
11,82
9‐Apr‐15
14‐Apr‐15
5‐May‐15
BJBR
71.6
8‐Apr‐15
13‐Apr‐15
30‐Apr‐15
MERK
6500
10‐Apr‐15
15‐Apr‐15
5‐May‐15
PGAS
144,84
13‐Apr‐15
16‐Apr‐15
8‐May‐15
BDMN
81,50
14‐Apr‐15
17‐Apr‐15
8‐May‐15
GEMS
3,36
13‐Apr‐15
16‐Apr‐15
20‐Apr‐15
Dividen Interim
KAEF
8.4488
15‐Apr‐15
20‐Apr‐15
8‐May‐15
BBCA
98
16‐Apr‐15
21‐Apr‐15
13‐May‐15
Dividen Final
BJTM
41,86
15‐Apr‐15
20‐Apr‐15
8‐May‐15
ACST
42
15‐Apr‐15
20‐Apr‐15
4‐May‐15
LEAD
40
7‐Apr‐15
10‐Apr‐15
30‐Apr‐15
JASS
159
‐
16‐Apr‐15
23‐Apr‐15
AALI
472
21‐Apr‐15
24‐Apr‐15
15‐May‐15
TURI
10
22‐Apr‐15
27‐Apr‐15
15‐May‐15
BFIN
54
22‐Apr‐15
27‐Apr‐15
15‐May‐15
ASGR
52
23‐Apr‐15
28‐Apr‐15
20‐May‐15
SMGR
375,34
23‐Apr‐15
28‐Apr‐15
20‐May‐15
TOBA
‐
23‐Apr‐15
28‐Apr‐15
20‐May‐15
JASS
100
‐
28‐Apr‐15
7‐May‐15
Dividen Interim
MDIA
10
24‐Apr‐15
29‐Apr‐15
21‐May‐15
SSMS
22,65
24‐Apr‐15
29‐Apr‐15
21‐May‐15
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor dalam memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.