TUGAS MAKALAH
“DEFIBRILLATOR”
Dosen Pembimbing : Dhika Pratama Kusuma Hati, M.Pd.
Disusun Oleh : Kelompok 3 S16 C
1. Dita Pramianti Firdaus 2. Dwi Krisma Dayanti 3. Eka Nur Rani
4. Eldha Ayu Kumalasari 5. Evi Natalia
6. Fariza Ilham
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangIlmu fisika dan ilmu biologi pada awalnya terlihat sangat bertolak belakang dan sulit untuk disatukan. Tapi lain halnya ketika berada dalam ruang lingkup bidang medis. Ternyata kedua ilmu tersebut dapat disatukan, terutama dalam penggunaan aplikasinya berupa alat-alat medis yang memegang peranan penting dalam bidang meedis.
Alat-alat medis dibutuhkan dalam menangani pasien penderita suatu penyakit, seperti aritmia jantung, fibrilasi ventricular dan takikardia ventrikal yang tidak mempunyai nadi. Ketiga contoh penyakit tersebut pada umumnya memiliki kesamaan yaitu berakibat besar pada jantung dimana denyut jantung yang seharusnya beritme normal menjadi denyut yang ritmenya tidak stabil. Untuk itu diperlukan adanya proses defibrilasi yang secara umum proses tersebut dilakukan untuk membuat ritme denyut jantung yang acak menjadi denyut jantung yang stabil.
Dalam melakukan proses defibrilasi sangat diperlukan alat medis yang disebut defibrillator untuk melakukan proses defibrilasi. Defibrillator dapat eksternal, transvenous, atau implan, tergantung pada jenis perangkat yang digunakan atau dibutuhkan.beberapa unit eksternal yang dikenal dengan defibrillator eksternal otomatis (AED), alat ini bisa digunakan oleh orang bahkan tidak ada pelatihan sama sekali.
1. Apa pengertian defibrillator? 2. Apa saja jenis-jenis defibrillator ? 3. Bagaimana prinsip dasar defibrillator? 4. Bagaimana Metode defibrillator?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian defibrillator 2. Untuk mengetahui jenis-jenis defibrillator
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip defibrillator 4. Untuk mengetahui prinsip defibrillator
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
2. Menjadi sumber inspirasi bagi pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Defibrillator
Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut listrik dengan waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit jantung.
Pengulangan pemberian kejut listrik paling lama 45 detik sejak jantung berhenti. Energi Externalyang diberikan antara 50 sampai 400 Joule. Energi Internal yang diberikan maximum 1/10 External
Posisi elektroda (paddles) : anterior - anterior (apex - sternum) atau anterior posterior. Diameter elektroda antara 8 - 10 cm untuk dewasa. Pengaturan energi, dan pemeberian energi di kontrol oleh mikrokontroler. Energi yang tersimpan pada C : W = ½ CV²
Sebelum Pemberian pulse defibrillator pada permukaan elektroda diberikan gel elektrolit. Ada dua jenis defibrillator: a.c defibrillator dan d.c defibrillator. Untuk a.c defibrillator sudah tidak digunakan lagi. Mempunyai elektroda (paddles) yang mempunyai diameter 8 - 10 cm (untuk dewasa). Energi yang diberikan berkisar antara : 50- 400 Joules. Pemberian defibrillator dapat dilakukan dengan cara sinkronisasi atau asinkronisasi. Posisi elektroda (Paddles) dapat diletakkan pada posisi anterior - anterior (Apex-sternum) atau posterior anterior. Pada saat pemberian defibrillator hindari bersentuhan antara pengguna alat dengan pasien. Energi yang tersimpan pada C : W = ½ CV²
Paduan d.c defibrillator terdiri dari trafo berkekuatan besar dan pada sekundernya terdapat penyearah dan capastor.Penyearah ini akan megisi energi listrik pada kapasitor, besarnya energi listrik akan dikontrol oleh mikrokontrol. Pada saat discharge (pemberian) energi pada pasien
dengan menekan switch yang berada pada ujung elektroda. Bila memilih jenis sinkron, dapat dilakukan dengan menekan key board (sinkron). \
B. Jenis-jenis defibrillator a. DC Defibrillator
DC defibrillator selalu dikalibrasi dalam satuan watt-detik atau joule sebagai ukuran dari energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor.
b. Advisory Defibrillator
Mampu dengan akurat menganalisis ECG dan membuat keputusan menyalurkan kejutan yang handal.
c. Implan Defibrillator
Bisa digunakan oleh pasien yang beresiko tinggi mengalami ventricular fibrillation.
C. Pada Prinsipnya Prosedur Pengoperasian Defibrillator Dibagi Dalam Tiga Tahap
1. Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian 2. Pengisian energi (charge) pada kapasitor
3. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge).
1. Besarnya energi dilakukan dengan memutar selector pemilihan energi R3, set Level yang akan mengatur besarnya tegangan yang akan timbul
pada pengisian kapasitor C1.
2. Bila tombol charge ditekan maka akan terjadi pengisian kapasitor C1,
dan tegangan pada kapasitor C1, dideteksi oleh detector A1 melalui
pembagi tegangan R1 dan R2yang bersesuaian dengan tegangan pada
C1.
3. Bila tegangan pada pembagi tegangan telah lebih besar dari tegangan R3, maka A1 keluarannya akan menyebabkan High-voltage DC supply
tidak lagi mensupply tegangan ke kapasitror C1.
4. Bila ditekan tombol discharge tegangan pada kapasitor C1 akan
berpindah sehingga tubuh atau jantung akan mendapatkan energi listrik dari kapasitor C1. Bentuk tegangan yang diberikan pada pasien
dipengaruhi oleh adanya induktor
E. Bentuk Energi Yang Diberikan Ke Pasien 1. Satu phase (Monophasic)
2. Dua phase (Biphasic)
Untuk besarnya energi listrik Biphasic yang diberikannya berkisar 2 sampai dengan 200 joule
Mempunyai 2 buah elektroda yang telah terpasang pada dada pasien (pads electrode)
a. Strenum b. Apeks
F. Metode defibrillator
1. Asinkron
Pemberian shock listrik jika jantung sudah tidak berkontraksi lagi, secara manual setelah pulsa R.
2. Sinkron
Pemberian shock listrik harus disinkornkan dengan signal ECG dalam keadaan berfibrasi, jadi bila tombol discharge ditekan kapanpun maka akan membuang setelah pulsa R secara otomatis.
DEFIBRILATOR “DEFIGARD 5000 SCHILLER”
Pada alat ini terdapat beberapa indicator pengukuran
Monitor :
SPO2, NIBP, ECG, Trend Display Defibrilasi
Pacemaker
Paddle
F. Petunjuk Operasional
1. Ambil paddles dari sisi samping alat 2. Yakinkan dalam keadaan kering
3. Beri krim pada permukaan paddle
4. Tempelkan paddle pada pasien diposisi apeks dan sternum 5. Tekan tombol energy
6. Lakukan pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle, lalu proses pengisian dapat dilihat di monitor
7. Jangan menyentuh pasien
8. Setelah proses pengisiian selesai maka akan terdengar suara
“beep”, pada display muncul tulisan “Defibrillator Ready” dan pada tombol paddle akan menyala
9. Tekan paddle agak menekan ke tengkorak
10. Untuk pengosongan tekan kedua tombol pada paddle secara
bersamaan
11. Lihat pada monitor
12. Setelah selesai pilih switch pada tombol energy menunjukkan
angka “0”
13. Tekan tombol power G. Petunjuk Pengamanan
Selama terapi kejut ada yang harus diperhatikan, yaitu Pasien harus : 1. Tidak ada kontak dengan orang lain.
2. Tidak ada kontak dengan barang berbahan metal atau konduktor.
dengan barang berbahan metal. 4. Pastikan dada pasien kering
5. Karena dialiri arus yang besar, kemungkinan terjadi luka bakar pastikan peletakkan paddle yang tepat
H. Siklus Pemeliharaan
1. Maintenance ( pemeliharaan )
Pengecekan secara fisik
1. Apakah chasing dalam keadaan baik
2. Kabel elektroda rusak
Pengetesan Defiblirator Pengecekan pada paddle
1. Hubungkan kabel paddle dan gabungkan 2. Set ke energy level 90 joule
3. Tahan paddle dan lakukkan trigger
4. Lalu lihat pada monitor apakah tertulis “OK”
2. Cleaning (pembersihan )
Pastikan alat dalam keadaan mati dan tidak terhubung dengan listrik, Pembersihan dapat dilakukan dengan cara :
Usap penutup dengan menggunakan kain halus dan bersih, beri cairan disinfektan (alcohol 70 %). Pastikan tidak ada cairan yang masuk ke dalam alat
Musnahkan aksesoris sekali pakai sesegera mungkin untuk mencegah penggunaan kembali ,
Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan atau air sabun, pastikan sampai kering
Spoon electrode dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi, dan memakai ethylene oxide
Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan juga, tapi pastikan celah terlepas dari alatnya
BAB III
PENUTUP
A, KesimpulanDefibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut listrik dengan waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit jantung.
Pengulangan pemberian kejut listrik paling lama 45 detik sejak jantung berhenti. Energi Externalyang diberikan antara 50 sampai 400 Joule. Energi Internal yang diberikan maximum 1/10 External
Sebelum Pemberian pulse defibrillator pada permukaan elektroda diberikan gel elektrolit. Ada dua jenis defibrillator: a.c defibrillator dan d.c defibrillator. Untuk a.c defibrillator sudah tidak digunakan lagi. Mempunyai elektroda (paddles) yang mempunyai diameter 8 - 10 cm (untuk dewasa). Energi yang diberikan berkisar antara : 50- 400 Joules. Pemberian defibrillator dapat dilakukan dengan cara sinkronisasi atau asinkronisasi. Posisi elektroda (Paddles) dapat diletakkan pada posisi anterior - anterior (Apex-sternum) atau posterior anterior. Pada saat pemberian defibrillator hindari bersentuhan antara pengguna alat dengan pasien. Energi yang tersimpan pada C : W = ½ CV²
B. Saran
Defibrillator merupakan salah satu peralatanyang tergolong teknologi canggih, dalam pengoperasiannya pun harus memakai prosedur yang telah ada.Maka dari itu kita sebagai operator hendaklah mengutamakan keamanan dalam pengoperasiannya.