• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA AKSI KEGIATAN

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

(2)

2

KATA PENGANTAR

Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) ini pada hakekatnya perubahan revisi dari RAK 2010 – 2014, dikarenakan adanya perubahan dan peningkatan kelembagaan dari Loka Litbang P2B2 Banjarnegara (eselon IV) menjadi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara (eselon III) yang berakibat perubahan program/kegiatan sesuai dengan struktur organisasi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang baru. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Litbang P2B2 Banjarnegara merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program kegiatan yang akan dilaksanakan langsung oleg Balai Litbang P2B2 Banajrnegara untuk kurun waktu tahun 2010-2014, dengan penekanan pada pencapaian sasaran kinerja yang sudah tertuang dalam Penetapan Kinerja (PK). Permasalah penyakit yang bersumber binatang semakin bertambah berat dan komplek, baik yang emerging maupun re

emerging diseases. Oleh sebab itu kegiatan yang ada di Balai Litbang P2B2

Banjarnegara dilaksanakan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan semangat kemitraan, kerja sama lintas sektoral serta mendorong peran serta aktif masyarakat. Semoga upaya kita mendapat rahmat, hidayah dan ridho-Nya. Amin.

Banjarnegara, 2014 Kepala Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

(3)

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 BAB I PENDAHULUAN ... 4 A. LATAR BELAKANG... 4

B. MANFAAT RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA ... 5

C. PENGERTIAN ... 5

D. LANDASAN PENYUSUNAN ... 7

E. SISTEMATIKA PENULISAN ... 9

BAB II ANALISIS sItuasi ... 10

BAB III TUGAS, FUNGSI, DAN NILAI BALAI LITBANG P2B2 ... 26

BAB IV RENCANA KEGIATAN 2010-2014 ... 27

BAB V INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN TARGET TAHUNAN ... 32

BAB VI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN ... 34

1. Pemantauan (Monitoring) ... 35 2. Evaluasi ... 35 3. Organisasi Pelaksana ... 36 4. Pembiayaan ... 36 5. Jadwal Kegiatan ... 36 BAB VI PENUTUP ... 37 EDITOR ... 38

(4)

4

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan di bidang tehnologi dewasa ini disamping berdampak positif bagi pembangunan, juga meninggalkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik, biologis dan sosial. Ledakan penduduk, pencemaran lingkungan dan penebangan hutan menyebabkan reservoir dan vektor penyakit mendekati manusia.

Menjelang abad 20 terjadi perubahan pola dan keganasan penyakit yang bersumber binatang. Penularannya yang semakin meluas (dibantu oleh kemudahan transportasi), reservoir dan vektor mudah menjangkau komunitas dan menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi (KLB). Penyakit endemik dengan prevalensi tinggi dan kecenderungan meningkat diantaranya malaria, DBD, chikungunya, flu burung, filariasis dan leptospirosis. Sementara penyakit yang terbatas penyebarannya dan ada kemungkinan muncul kembali antara lain pes, rabies,antrak dll

Salah satu agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas, yang di dalamnya termuat 12 program kegiatan termasuk program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Pelaksanaan program mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang.

Adapun tugas pokoknya melakukan Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) dan mempunyai fungsi sebagai penyusun rencana dan program litbang P2B2 sesuai dengan ekosistimnya, penentuan karakteristik epidemiologi, pengembangan metode dan tehnik P2B2, pelaksana kerjasama dan pelatihan litbang serta pengembangan jaringan informasi Iptek P2B2, evaluasi dan penyusunan laporan dan pelaksanaan urusan ketatausahaan serta kerumahtanggaan Balai.

(5)

5 Besarnya tugas yang harus diemban oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, akan dapat tercapai dengan baik apabila didukung anggaran memadai, SDM yang tangguh, cekatan dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap Litbang serta sarana dan prasarana (laboratorium,ruang kerja, perpustakaan, peralatan, kendaraan) dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, dengan demikian diperlukan suatu pedoman dalam bentuk rencana aksi kegiatan (RAK) untuk menentukan arah pengembangan Balai di masa mendatang Melalui RAK diharapkan dapat memberikan tambahan masukan bagi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dalam menentukan arah pengembangan institusi dan pelaksanaan kegiatan penelitian yang mendukung kebijakan kesehatan (evidence based policy) di tingkat propinsi maupun kabupaten.

RAK tahun 2010-2014 ini merupakan perubahan dan pengembangan dari Master Plan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara sehubungan dengan adanya peningkatan status kelembagaan dari Balai menjadi Balai, sehingga diperlukan penyesuaian dengan struktur organisasi yang baru.

B. MANFAAT RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA

Rencana Aksi kegiatan (RAK) merupakan turunan substansi litbangkes dari RPJMN 2010-2014 dan Rencana Strategis Kemenkes 2010-2014. RAK juga merupakan upaya untuk mendukung RAP Badan Litbangkes sejak Proses Restrukturisasi.

RAK memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun, berguna untuk memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan, dan evaluasi pencapaian outcome program dan output kegiatan. Selain itu, RAK dapat memberikan informasi mengenai kontribusi hasil penelitian dalam menyusun kebiajakan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan serta menjawab permasalahan di setiap daerah selama 2010-2014. Selain itu, menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Program Litbangkes.

(6)

6 Pengertian ini dimaksudkan untuk memberikan kesamaan pemahaman dalam membaca dan mengimplementasikan RAK Balai litbang P2B2 Banjarnegara 2010-2014. Beberapa pengertian dimaksud, menurut abjad, yaitu:

 Aktivitas iptek: Semua kegiatan sistematis dari produksi, pemajuan, diseminasi dan penerapan dari pengetahuan ilmiah dan teknis di semua bidang iptek

 Diklat iptek: semua kegiatan pendidikan dan pelatihan iptek (non pendidikan tinggi/universitas) untuk pengembangan keilmuan dan kepakaran ilmuwan

 Formula: susunan atau bentuk tetap atau rumus yang dihasilkan dari litbangkes untuk pengembangan teknologi

 Indikator kinerja: ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan

 Input: segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumberdaya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya  Layanan iptek: Kegiatan yang terkait dengan penelitian dan

pengembangan dan berkontribusi terhadap produksi, diseminasi dan penerapan pengetahuan ilmiah dan teknis

 Kajian: hasil dari proses kaji/analisis terhadap area utama litbang dalam rangka memberikan rekomendasi

 Model intervensi: pola intervensi dari hasil litbangkes untuk pengembangan kebijakan, program dan kegiatan

 Output: segala sesuatu berupa barang/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input yang digunakan

 Outcome: segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya luaran kegiatan pada jangka menengah. Outcome merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

 Penelitian dan pengembangan kesehatan: pekerjaan kreatif yang dilakukan dengan metode ilmiah dan etika dalam rangka meningkatkan

(7)

7 stok pengetahuan, termasuk pengetahuan manusia, dan budaya masyarakat, serta penggunaan stok pengetahuan untuk merancang aplikasi baru dalam pembangunan kesehatan

 Prototipe: disain alat dari hasil litbangkes yang masih tahap ujicoba

 Standar: ukuran jumlah atau mutu sebagai patokan dalam manajemen litbangkes

D. LANDASAN PENYUSUNAN

Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang P2B2 direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut.

1. Landasan Ideal: Pancasila

Pancasila sebagai landasan ideal dari sistem masyarakat, menyebutkan adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interaksi dengan alam, interaksi dengan negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan TUHAN. Dalam hal ini, Program Litbangkes merupakan salah satu upaya pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan kesehatan manusia dan kemuliaan bagi TUHAN.

2. Landasan Konstitusional: UUD 1945

UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai. Dalam hal ini, Program Litbangkes ditujukan untuk mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang tertinggi

3. Landasan Operasional: segala peraturan mulai dari UU s/d Keputusan

Menteri Kesehatan dan Kebijakan Kepala Badan Litbangkes mengenai manajemen litbang dan iptek, yaitu:

a. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

b. UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik c. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025

d. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(8)

8 f. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

g. UU No. 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian Dan Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi h. UU No. 12 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

i. PP No. 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

j. PP No. 39 Tahun 1995 Tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

k. Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

l. Permen PANRB No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

m. Kepmenkes No. 160 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014

n. Kepmenkes No. 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025

o. Kepmenkes No. 374 Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Nasional

p. Kepmenkes No. 732 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pengiriman Spesimen untuk Kegiatan Litbangkes

q. Keputusan Kepala LANRI No. 239 Tahun 2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

r. Dr. dr. Trihono, MSc, (2011): Rencana Besar Pengembangan Badan Litbangkes, Jakarta.

s. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

(9)

9

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Aksi Program Litbangkes ditulis dengan sistematika sebagai berikut:

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN BAB II. ANALISIS SITUASI

BAB III. TUGAS DAN FUNGSI BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA

BAB IV. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA

BAB V. INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN TARGET TAHUNAN BAB VI. PENUTUP

LAMPIRAN:

Matriks RAK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Tahun 2010-2014 DAFTAR PUSTAKA

(10)

10

BAB II ANALISIS SITUASI

A.

Sejarah Singkat

Berdirinya Balai Litbang P2B2 Banjarnegara bermula dari adanya proyek Intensification of Communicable Disease Control – Asian

Development Bank (ICDC-ADB) yang dimulai pada tahun 1998, yaitu

suatu proyek Intensifikasi Pemberantasan Penyakit Menular (IPPM) yang meliputi penyakit Malaria, ISPA, TBC dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Proyek ICDC-ADB ini dilaksanakan di enam provinsi yaitu : Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Proyek ini terdistribusi pada 21 Kabupaten di enam provinsi tersebut.

Untuk menunjang upaya menurunkan kejadian malaria di daerah ICDC-ADB maka dibangun institusi penunjang proyek bernama Stasiun Lapangan Pemberantasan Vektor (SLPV) di enam Provinsi. Di Provinsi Jawa Tengah, SLPV ini berkedudukan di Kabupaten Banjarnegara dengan

Annual Parasite Incidence tertinggi pada saat itu dibandingkan empat

kabupaten pelaksana proyek ICDC-ADB lainnya di Jawa Tengah yaitu : Banjarnegara, Jepara, Kebumen, dan Pekalongan.

SLPV ini secara operasional bertanggungjawab kepada Kanwil Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan secara teknis bertanggungjawab kepada Kepala Direktur Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang. SLPV Banjarnegara mulai beroperasi tanggal 15 Agustus 1999 yang menempati rumah kontrakan di Jalan Al Munawaroh No. 11 Banjarnegara sampai dengan bulan September 2000. Gedung baru kemudian dibangun di atas tanah Pemda Banjarnegara dengan luas tanah 1360 m2. Pembangunan gedung mulai tanggal 6 Januari 2000 dan selesai tanggal 3 Mei 2000. Kemudian baru ditempati sejak tanggal 14 September 2000.

Dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, SLPV tidak diintegrasikan ke dalam Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Dinas Kesehatan Provinsi tetapi masih merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat, dibawah Badan Litbangkes bernama UPF-PVRP. Hal ini dimaksudkan agar SLPV dapat bermanfaat

(11)

11 lebih luas bagi kabupaten/provinsi lain di luar Jawa Tengah. Dengan berakhirnya Proyek ICDC-ADB aset UPF-PVRP yang ada di Provinsi harus diberdayakan.

Untuk itu oleh Badan Litbangkes dan dibantu oleh Ditjen PPM-PL diusulkanlah kelembagaan UPF-PVRP kepada Menpan. Dengan persetujuan Menpan, Menteri Kesehatan dengan SK Nomor : 1406/MENKES/SK/IX/2003, tanggal : 30 September 2003 menetapkan kelembagaan UPF-PVRP di enam Provinsi menjadi Balai Litbang P2B2.

B.

Kedudukan

Pada tahun 2011 status kelembagaan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berubah menjadi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. Salah satu agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas, yang di dalamnya termuat 12 program kegiatan termasuk program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Pelaksanaan program mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan

C.

Sumber Daya 1. Ketenagaan

Untuk meelaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara sampai saat ini memiliki sumber daya manusia sebanyak orang (41 orang PNS/CPNS dan 20 orang honorer) terdiri dari :

Tabel 1

Komposisi pegawai di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara (PNS,CPNS dan Honorer) Tahun 2014

N

o Nama Pegawai

Golongan Jenjang Pendidikan I II III IV SMP SMA D3 S1 S2 1 Budi Santoso,SKM,M.Kes √ √ 2 Sunaryo, SKM √ √ 3 Tri Ramadhani, SKM,M.Sc √ √ 4 Jarohman Raharjo, SKM √ √ 5 Bina Ikawati, SKM √ √

(12)

12

N

o Nama Pegawai Golongan

Jenjang Pendidikan I II III IV SMP SMA D3 S1 S2

6 Tri Wijayanti, SKM √ √

7 AsyharTunissea, SKM,M.Kes √ √

8 Rr.Anggun Paramita , SKM √ √

9 Diah Widiastuti, S.Si √ √

10 Dewi Marbawati, S. Si √ √

11 Zumrotus Sholichah, SKM √ √

12 Tri Isnani, S. Sos √ √

13 Eti Supeni, SE √ √

14 Gunawan Hari Cahyadi, SE √ √

15 Rahmawati, S.Si √ √

16 Asnan Prastawa √ √

17 Nur Sholihatin √ √

18 Dwi Priyanto, S.Si √ √

19 Dewi Puspita Ningsih, SKM √ √

20 Nova Pramestuti, SKM √ √

21 Bondan Fajar Wahyudi √ √

22 Novia Tri Astuti √ √

23 Hari Ismanto √ √

24 Adil Ustiawan √ √

25 Yuswanto √ √

26 Agung Puja Kesuma, SKM √ √

27 Dian Indra Dewi √ √

28 Mohamad Umar Yusup √ √

29 Pisesa Restu Widarani √ √

30 Endang Setiyani √ √

31 Ratih Sulistiyanti √ √

32 Puji Astuti √ √

33 Ulfah Farida Trisnawati √ √

34 Tri Setiyowati √ √ 35 Margono √ √ 36 Edi Surahman √ √ 37 Sumarwoto √ √ 38 Moh. Isdiyanto √ √ 39 drh Corry Laura JS (CPNS) √ √ 40 Eva Lestari, SKM (CPNS) √ √ 41 Heni Herawati, SE (CPNS) √ √

42 Diah Fitri Rahayu - - - - √

43 Ady Wicaksono Prasetyo - - - - √

44 Wahyuning Nuraeni - - - - √

45 Rini Widayanti - - - - √

46 Priya Setiya Adi - - - - √

47 Barata Wella Ardhany - - - - √

48 Su’ud Al Huda - - - - √

49 Sigit Priyosuseno - - - - √

50 Amin Saefurrochman - - - - √

(13)

13

N

o Nama Pegawai Golongan

Jenjang Pendidikan I II III IV SMP SMA D3 S1 S2

52 Dwiyatno Adi Purnomo - - - - √

53 Surakhman - - - - √ 54 Tri Haryadi - - - - √ 55 Nur Hidayatullah - - - - √ 56 Sulistiyanti - - - - √ 57 Eni Murwati - - - - √ 58 Endang Sukasih - - - - √ 59 Erfan Widiantoro - - - - √ 60 Dedi Setiadi - - - - √ 61 Yazid Durrohman - - - - √ Jumlah 1 11 28 1 1 4 14 18 8 Tabel 2

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Menurut Jabatan Tahun 2014

Sub Bagian/Seksi

Fungsional

Struktural Staf Jumlah Peneliti Litkayasa Ka Balai - - 1 - 1 Sub Bagian TU - - 1 11 12 Seksi PKS 1 - - 3 4 Seksi Yanlit 8 5 - 11 24 Jumlah 9 5 2 25 41 2. Sarana Prasarana

a.

Gedung Kantor

1) Gedung Kantor A (Gedung Baru)

Gedung kantor A seluas 296,4 m2 dibangun pada tahun 2010, terdiri atas dua lantai. Lantai pertama terdiri dari ruang Kepala Balai, ruang Kepala Sub Bagian Tata Usaha, ruang sekretaris pimpinan, dan ruang staf administrasi. Sedangkan lantai dua terdiri dari ruang Kepala Seksi dan staf program dan kerjasama, ruang Kepala Seksi dan staf pelayanan penelitian, dan ruang peneliti.

(14)

14 2) Gedung Kantor B (Gedung Lama)

Gedung kantor B seluas 376 m2 terdiri dari ruang perpustakaan, ruang kelas, ruang arsip, ruang pengadaan barang/jasa, rearing nyamuk, dapur dan rumah dinas.

a) Ruang kelas

Ruang Kelas Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berukuran 56,7 m2 dengan kapasitas 60 orang, dilengkapi dengan AC, terdapat 60 kursi dan meja.

b) Perpustakaan

Perpustakaan menyediakan buku-buku referensi untuk menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan dengan jumlah koleksi 654 judul buku 859 eksemplar, serta 319 judul buletin/majalah 349 eksemplar.

c) Rumah Dinas : untuk Kepala Balai Litbang, Kepala Sub

Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Program dan Kerjasama

b.

Gedung Laboratorium Terpadu

Gedung laboratorium terpadu seluas 564 m2 dibangun pada tahun 2010 terdiri atas dua lantai. Lantai pertama terdiri dari Instalasi Rodentologi, Parasitologi, Entomologi, Bakteriologi. Sedangkan lantai dua terdiri dari ruang teknisi, ruang diskusi dan ruang kendali IT, serta instalasi Epidemiologi, GIS dan Statistik.

1) Instalasi Parasitologi

Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, dengan 3 set meja kursi pegawai, 2 buah lemari penyimpanan dan 14 buah kursi laboratorium. Sarana pendukung di instalasi parasitologi antara lain :

a) Mikroskop Compound Teaching (Nikon ECLIPSE 50i),1 buah b) Mikroskop Compound dengan kamera (Nikon ECLIPSE 50i), 1

buah

c) Mikroskop Coumpond (Nikon ECLIPSE E 100), 3 buah d) Mikroskop Disecting (Nikon SMZ745T), 1 buah

(15)

15

2) Instalasi Entomologi

Ruang praktikum entomologi

Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, 2 set meja kursi pegawai, 2 filling cabinet dan 3 lemari penyimpanan dari kayu. Sarana pendukung di instalasi entomologi antara lain :

a) Mikroskop dissecting (SMZ 745T, SMZ 1000) b) Mikroskop compound (E100)

c) Mikroskop Stemi DV 4

d) Alat dan bahan survey nyamuk e) Succeptibility test kit

f) Alat pendukung rearing nyamuk g) Replika nyamuk Anopheles dan Aedes h) Spray can 2 buah

i) Swing fog 1 unit j) Mist blower 1 unit

k) Alat dan bahan pembuatan awetan nyamuk

Ruang Rearing Nyamuk

Ruang rearing merupakan bagian dari instalasi entomologi, menempati ruang berukuran 46,8 m2 dilengkapi dengan AC, 2 set meja kursi pegawai. Ruang ini digunakan untuk mengembangbiakkan koloni nyamuk Aedes aegypti. Ruang rearing diatur agar memiliki suhu 23-320C dan kelembaban antara 60-85%. Selain itu juga terdapat rak untuk penetasan telur, serta pemeliharaan jentik dan nyamuk. Ruang rearing terhubung dengan kandang hewan yang didalamnya digunakan untuk memelihara marmut yang digunakan untuk pakan nyamuk.

3) Instalasi Rodentologi

a) Ruang praktikum Rodentologi

Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan luas 35 m2, dengan 2 set meja kursi pegawai, 4 rak laci kabinet, 1 buah PC, 2 buah lemari kayu, 1 buah lemari besi dan 16 buah kursi laboratorium. Sarana yang dimiliki instalasi rodentologi

(16)

16 diantaranya adalah alat-alat survei tikus, alat-alat survei lingkungan dan spesimen tikus (kering dan basah) dari beberapa daerah di Pulau Jawa.

b) Ruang Rearing Mencit

Ruang rearing mencit merupakan bagian dari instalasi rodentologi. Menempati ruang berukuran 50 m2, terdapat 1 unit Mice cage and racks dan box kandang. Ruang ini digunakan untuk mengembangbiakkan mencit (Mus musculus

albino) galur swiss dan balb-c serta tikus putih (Rattus norvegicus albino) yang digunakan untuk penelitian, baik oleh

peneliti Balai Litbang P2B2 Banjarnegara maupun dari instansi lain.

4) Instalasi Bakteriologi

Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2 , dengan 4 meja, 2 kursi pegawai, lemari penyimpanan dari kayu 2 buah. Sarana pendukung di instalasi bakteriologi antara lain : a) Thermal cycler (1 buah)

b) Microcentrifuge (1 buah)

c) Refrigerated centrifuge (1 buah) d) Water Bath (1 buah)

e) Vortex (2 buah)

f) Horizonthal electrophoresis (1 buah) g) Vertical electrophoresis (1 buah) h) Analityc balance (2 buah)

i) Gel documentation (1 buah) j) Bio Safety Cabinet (1 buah) k) Incubator (1 buah)

l) CO2 incubator (1 buah)

m) Mikroskop lapang gelap (1 buah) ELISA Washer (1 buah) n) ELISA Reader (1 buah)

o) Shaker (1 buah) p) Sonicator (1 buah)

(17)

17 r) Autoclave (1 buah)

s) Mikroskop fase kontras (1 buah) t) Mikroskop inverted (1 buah) u) Hot plate styrer (1 buah) v) Deep freezer (1 buah)

w) 1 unit komputer dan 2 unit laptop

x) Software (Total lab dan UV-Visible and Fluorescence)

5) Instalasi Epidemiologi dan Biostatistik

Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, 5 set meja kursi dan 3 buah lemari penyimpanan. Sarana pendukung di instalasi antara lain :

a) GPS Garmin dengan tipe Oregon 550 (1 buah), E trex (1 buah), 12XL (2 buah), 76CSX (2 buah)

b) 2 unit PC, printer A3 serta alat-alat pendukung analisis data secara epidemiologi dan statistik

c) Software (Arc View 3.3, SPSS 17, Corel X3, rekso translator)

c.

Studio Multimedia

Berupa bangunan seluas 203,5 m2, dengan 2 set meja tamu, 6 unit AC, 80 kursi, LCD viewer, layar ukuran 6 x 4 m, perangkat audio / sound system, DVD Player. Memiliki koleksi film antara lain film tentang kehidupan tikus, film Awas Leptospirosis”, film tentang filariasis, film tentang demam berdarah dengue “Awas Nyamuk Jahat”, film malaria dan film kunjungan PAUD/TK.

d.

Green House

Green house dibangun selain untuk penghijauan di lingkungan

kantor juga ditujukan untuk koleksi dan memelihara berbagai tanaman pengusir nyamuk, tanaman obat dan tanaman pemandul tikus. Tujuan pemeliharaan tanaman tersebut untuk pembelajaran. Beberapa jenis tanaman pengusir nyamuk koleksi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara diantaranya diantaranya geranium, zodia, selasih, lavender, rosemary, basil, dan kemangi, tanaman obat : sirih, sirih merah, wijaya kusuma, jeruk, aloevera, tanaman pemandul tikus : mindi dan mimba.

(18)

18

e.

Kendaraan Dinas

1) Kendaraan roda empat : tiga unit mobil (1 unit Toyota Avanza, 1 unit Ford Ranger dan 1 unit Isuzu Panther).

2) Kendaraan roda dua : dua unit sepeda motor (1 unit sepeda motor Honda Supra X 125 dan 1 unit sepeda motor Suzuki Trail TS 125)

f.

Sarana Penunjang

1) Sarana Teknologi informasi : LAN, Internet (Modem ADSL, Wifi), telepon dan fax, CCTV, PABX, peralatan komunikasi, HT,

2) Peralatan ATK : mesin ketik, mesin hitung elektronik, paper cutter, scanner.

3) Sarana presentasi (Camera DSLR, LCD viewer, Banner, Sound

System, Voice Recorder , DVD Player, Rak Display Portable, LED TV 42”)

4) Genset 500VA 5) Pemotong rumput

6) Mushola Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dibangun tahun 2013 dengan dana pembangunan diperoleh dari kontribusi pegawai dan donatur.

3. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan

Sesuai tugas pokok dan fungsi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan penyakit bersumber binatang dengan memfokuskan penelitian dan pengembangan di bidang penyakit tular vektor dan reservoar.

Pada periode ini, penelitian kesehatan belum mampu secara penuh memberikan asupan data dan informasi kesehatan terkait biomolekuler, klinis, kesehatan masyarakat, dan iptek terkait kesehatan, karena lebih dominan menyediakan data dan informasi terkait kesehatan masyarakat. Bila dikaitkan dengan teori HL Blum, ada 4 (empat) determinan kesehatan yang perlu diperhatikan, yaitu:

 Lingkungan (biologi, fisik, kimia dan sosial)  Genetika/keturunan

(19)

19  Perilaku

 Pelayanan kesehatan.

Artinya pada periode sebelum desentralisasi, Program Litbangkes belum memberikan output, outcome, yang diharapkan dalam mendukung penyusunan kebijakan masalah kesehatan di daerah.

4. Diseminasi Hasil Penelitian

Tiga pendekatan yang dapat membantu dalam diseminasi teknologi, yaitu: faktor budaya, sosial, dan agen pembawa. Artinya, dalam diseminasi dan utilisasi iptekkes, pertama kali perlu dilihat siapa sasaran dan apa metode pendekatan yang digunakan. Tentunya ini sudah mengakomodasi pendekatan multisiplin yang sudah dijelaskan pada bab terdahulu.

Ada 3 sasaran dari diseminasi dan utilisasi, yaitu akademik/academics, pebisnis/business dan pemerintah/government (ABG)1. Keserasian ABG dalam menghasilkan inovasi produk atau proses akan berdampak positif terhadap komunitas baik pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, juga pada misi penciptaan lapangan kerja baru dan tidak kalah pentingnya adalah penggapaian cita-cita pengentasan komunitas dari kubangan kemiskinan.

Diseminasi iptek hasil Program Litbangkes, meliputi publikasi, sosialisasi, seminar, advokasi dan mobilisasi. Diseminasi yang telah dilaksanakan di Balai Litbang P2B2 Banjarnergara sbb:

 Melibatkan akademisi di dalam publikasi ilmiah, pertemuan ilmiah berkala, workshop/Balaikarya, seminar hasil.

 Melibatkan pemerintah di dalam sosialisasi, advokasi, dan pemberian opsi untuk kebijakan dan teknis program/kegiatan.

 Penyebarluasan hasil kegiatan dan penelitian melalui media internet yang dapat diakses oleh masyarakat umum.

 Pembuatan Buletin Balaba yang terbit dua kali setahun sejak tahun 2005.

(20)

20  Membuat media informasi baik berupa leaflet, buku saku maupun

film/video pembelajaran.

Melihat karakteristik Program Litbangkes dengan iptek yang dihasilkan, tentu tidak serta merta langsung bermanfaat untuk masyarakat. Perlu proses lebih lanjut dalam tataran pemerintah/kebijakan sebelum diluncurkan menjadi program dan kegiatan untuk masyarakat. Namun, dalam hal diseminasi dan utilisasi, perlu ditingkatkan dan digiatkan aktivitas berupa pemberian informasi publik melalui media massa, elektronik, internet. Karena bagaimanapun, seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab moral dan etika dalam menyampaikan kebenaran untuk kesejahteraan manusia.

5. Masalah dan Isu Stratejik

Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat dikemukakan beberapa masalah yang dihadapi sebagai berikut :

a. Pesatnya perkembangan kasus penyakit bersumber binatang secara global menuntut dukungan penelitian dan pengembangan yang bermutu sebagai sumber Informasi IPTEK yang handal agar pemanfaatnnya benar-benar berdaya guna dan berhasil guna untuk kesehatan masyarakat.

b. Meningkatnya kerja sama lintas sektor yang lebih luas, baik dengan Perguruan Tinggi, Dinas terkait dan swasta dalam hal penelitian dan pengembangan penyakit bersumber binatang, sehingga membawa konsekuensi peningkatan sumber daya dan sumber dana.

c. Adanya tuntutan kebutuhan penerapan hasil-hasil penelitian kepada pelaksana program maupun masyarakat, maka dipandang perlu peningkatan status lembaga dari Loka menjadi Balai.

d. Adanya kesenjangan jabatan struktural antara Balai Litbang dengan Dinas lain di daerah sehingga menghambat koordinasi kegiatan lintas instansi di daerah.

e. Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang sampai saat ini mengalami banyak kendala untuk dapat dimanfaatkan oleh pelaksana program. Hal tersebut disebabkan kurang fokusnya kegiatan litbang yang dilaksanakan dari

(21)

21 hulu ke hilir, karena banyak institusi litbang penyakit bersumber binatang melakukan penelitian secara parsial sehingga sulit untuk dikembangkan menjadi satu hasil komprehensif yang dapat dimanfaatkan. Untuk itu dengan peningkatan status lembaga dari Balai menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang diharapkan akan menghasilkan penelitian yang tuntas dari hulu ke hilir sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan para stakeholder. Dengan peningkatan Balai menjadi Balai diharapkan litbang P2B2 dapat lebih terfokus dan mendalam sehingga hasil penelitian lebih dapat dimanfaatkan pengelola program.

Adapun permasalahan yang dihadapi sampai dengan Tahun 2014: a. Belum terpetakannya vektor dan reservoir yang berpotensi

menyebarkan penyakit bersumber rodensia

b. Penyakit tular rodensia yang ada di Indonesia belum merupakan penyakit prioritas baik di daerah maupun nasional.

c. Belum diketahui cara pengendalian rodensia dan vektor secara efektif dan efisien guna penanggulangan zoonosis.

d. Belum teridentifikasinya faktor risiko penyakit tular rodensia

e. Belum optimalnya dukungan penelitian dan pengembangan yang bermutu sebagai sumber Informasi IPTEK yang handal guna pengambilan kebijakan dalam bidang kesehatan.

f. Hasil penelitian Balai Litbang P2B2 Banjarnegara belum mampu berkontribusi signifikan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah. Hal ini disebabkan karena:

1. Belum optimal dalam mengelola input dan proses litbangkes 2. Belum banyak menghasilkan rekomendasi yang berkontribusi

langsung pada kebijakan, program dan kegiatan

3. Belum banyak menghasilkan jumlah iptek yang berkontribusi pada pembangunan kesehatan dan pengembangan iptek

4. Belum optimal mengelola modal sosial internal dan eksternal, agar kinerja diakui, diapresiasi dan bermanfaat untuk kesejahteraan manusia

(22)

22 5. Belum optimal dalam mengidentifikasi kebijakan-kebijakan publik terkait litbang dan iptek yang perlu dibarui dan diperbaiki g. Diseminasi dan utilisasi produk Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

belum dikelola dengan maksimal. Hal ini disebabkan karena:

1. Belum optimal dalam mengidentifikasi kelompok sasaran yang relevan agar informasi tepat sasaran dan tepat tindak lanjut 2. Masih rendahnya komitmen dalam mengembangkan jejaring

iptekkes agar seluruh potensi dan produk iptekkes dapat dikelola dan akhirnya bermanfaat bagi masyarakat

h. Budaya organisasi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara belum dapat membangun perilaku sebagai institusi Kemenkes dan iptekkes yang profesional. Hal ini disebabkan karena:

1. Belum mampu menginternalisasikan visi, misi dan nilai Badan Litbangkes dan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

2. Belum optimal mengidentifikasi dan mendayagunakan seluruh potensi dan aset yang dimiliki sesuai kebutuhan kinerja

3. Belum maksimal membangun rasa memiliki dari seluruh pegawai.

(23)

23 Matrik Rencana Usulan Kegiatan Tahun 2010 – 2014 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PROGRAM OUTPUT/OU

TCOME INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL

TARGET satuan kerja 2010 2011 2012 2013 2014 Penelitian dan Pengemban gan Tehnologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Meningkatn ya penelitian di bidang tehnologi dan intervensi kesehatan masyarakat Produk/Model /Prototipe/Sta ndar/Formula di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Jumlah Penelitian Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Sie Yanlit 1. Leptospirosis 1 1 1 1 1 2. Malaria 1 1 3. DBD 1 1 1 1 4. Filariasis 1 5. Pes 1 1 Risbinkes 2 2 Iptekdok 1

Jumlah Layanan Perkantoran

Su bag TU

Belanja pegawai v v v v v

Operasional & Pemeliharaan v v v v v

Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran

Sie PKS Penyusunan RKAKL 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok

Rapat Kerja dan Penyusunan Program Kerja 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg

Penyusunan Masterplan v

Laporan Kinerja

Penyusunan LAK,LAPTAH,PROFIL,LAPTRI 4 dok 4 dok 4 dok 4 dok 4 dok

Dokumen Keuangan,Kekayaan negara dan Tata Usaha

Su bag TU Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi v v v v v

Pengelolaan keuangan dan tata Ketata Usahaan v v v v v

(24)

24

Pembangunan Gedung dan Penunjang

Pembangunan Gedung Kantor v

Pembangunan Laboratorium Terpadu v Kegiatan pembangunanLingkungnan Kantor v v

Perangkat pengolah data dan komunikasi Perangkat pengolahan data dan komunikasi v v v v

Peralatan Fasilitas Perkantoran Pengadaan sarana dan prasarana kantor v v v v v Peralatan Fasilitas Laboratorium v v v v

Dokumen Hukum, Organisasi, dan Kepegawaian Adminstrasi Pengelolaan Kepegawaian v v v v v Pelatihan Teknis (Peneliti,Tenaga Laboratorium) v v v v v

Workshop Administrasi v v v v v

Workshop Pengadaan Barang dan Jasa v v v v v

Gedung/Bangunan

Pembelian tanah v

Kendaraan bermotor roda 4 v

Kendaraan bermotor roda 2 v v

Penghapusan kendaraan 1

Publikasi Ilmiah

Jumlah Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Dimuat Pada Media Cetak dan Elektronik (Nasional dan Internasional) Sie Yanlit 1. Media Nasional - 2 2 2 2 2. Media Internasional - - - - -

Manajemen Informasi dan Diseminasi

Sie PKS Publikasi Promosi Hasil Penelitian 2 ed 2 ed 2 ed 2 ed 2 ed

(25)

25

Pameran 1 kl 1 kl 1 kl 1 kl 1 kl

Partisipasi Seminar 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt

Desinfo 1 kl 1 kl 1 kl 1 kl 1 kl

Perpustakaan 15 bk 15 bk 20 bk 25 bk 30 buku Pertemuan Lintas Unit/Sektor 5 kl 5 kl 10 kl 10 kl 15 kl pengajuan akreditasi jurnal balaba 1keg

Dokumen bidang Ilmiah dan Etik

Sie Yanlit Pembahasan Protokol Penelitian 3 pen 5 pen 6 pen 2 pen 2 pen

Monitoring dan Evaluasi 4 kl 4 kl 4 kl 4 kl 4 kl Pertemuan Ilmiah Berkala 2kl 2kl 2kl 2kl 2kl

(26)

26

BAB III TUGAS, FUNGSI, DAN NILAI BALAI LITBANG P2B2

A. Tugas

Melakukan Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang.

B. Fungsi

1. Penyusunan rencana dan program penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang.

2. Pelaksanaan kerjasama penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang.

3. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang.

4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit sesuai keunggulannya.

5. Penentuan karakteristik epidemiologi penyakit bersumber binatang. 6. Pengembangan metode dan teknik pengendalian penyakit bersumber

binatang.

7. Pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang serta pelayanan masyarakat.

8. Pengembangan jejaring informasi dan ilmu pengetahuan teknologi kesehatan.

9. Pelaksanaan diseminasi dan promosi hasil-hasil penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang.

10. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

C. Nilai

Dalam menjalankan visi dan misi melalui implementasi tugas dan fungsi, Badan Litbangkes memiliki nilai-nilai yang diacu berupa:

1. Nilai-nilai Kemenkes, yaitu Pro rakyat, Inklusif, Responsif, Efektif efesien, dan Clean (PIREC)

2. Boleh salah tidak boleh bohong 3. Tertib dalam kebebasan

(27)

27

BAB IV RENCANA KEGIATAN 2010-2014

A. TUJUAN

Kementerian Kesehatan mempunyai tujuan terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) sebagai salah satu unit eselon di bawah Kementerian Kesehatan yang melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan.

Tujuan yang hendak dicapai oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 1. Tersedianya data hasil penelitian dan pengembangan pengendalian

penyakit bersumber binatang yang akurat, didukung oleh sarana dan prasarana serta tersedianya informasi IPTEK yang handal tentang vector dan dinamika penularan penyakit bersumber binatang khususnya penyakit bersumber rodensia di seluruh wilayah endemis dan potensial.

2. Menghasilkan penelitian di Bidang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) yang berkualitas sesuai kebutuhan stakeholder serta mendukung program pembangunan kesehatan.

B. SASARAN

Sasaran kinerja utama Badan Litbangkes adalah Meningkatnya

kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan dengan indikator kinerja utama berupa Jumlah Penelitian yang diproses dalam HAKI yang targetnya adalah2 output setiap

tahunnya. Dalam mendukung sasaran kinerja utama Badan Litbangkes tersebut, khususnya Pusat Tehnologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara memiliki kegiatan utama yaitu penelitian dan pengembangan penyakit bersumber binatang, publikasi hasil penelitian dan Dukungan Manajemen Lainnya Pada Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Sasaran yang akan dihasilkan dari kegiatan utama ini yaitu:

(28)

28 1. Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat.

2. Meningkatnya jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat.

3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generic dan tugas teknis Lainnya pada program penelitian dan pengembanganm kesehatan.

Dari tujuan tersebut dijabarkan melalui penetapan sasaran yang ingin dicapai yaitu ;

1. Tercapainya kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang mempunyai implikasi terhadap kebijakan maupun program kesehatan, bersifat inovatif dan mengarah standarisasi.

2. Tersedianya tenaga Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang profesional menurut jumlah, kepakaran, jenjang fungsional, serta jenjang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Tersedianya fasilitas instalasi /laboratorium, perpustakaan dan perangkat jejaring informasi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara serta sarana dan prasarana pendukung yang sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah maupun mutu.

4. Terlaksananya pengembangan jejaring informasi melalui peningkatan aksesibilitas, pemanfaatan website dan perpustakaan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara.

5. Terlaksananya pemanfaatan hasil Balai litbang P2B2 Banjarnegara dikalangan pelaksana program/pengambilan keputusan, kalangan ilmiah dan masyarakat.

6. Terwujudnya jejaring kemitraan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dengan sektor terkait serta bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang.

(29)

29 1. Bukti prasyarat untuk merancang dan menetapkan kinerja Balai Litbang

P2B2 Banjarnegara.

2. Bukti penilai untuk memberikan rekomendasi terhadap permasalahan pengendalian penyakit bersumber rodensia bagi stakeholder (Dinas Kesehatan) pada lokasi penelitian di wilayah kerja Balai Litbang P2B2 Banjarnegara.

3. Kebaruan dan perbaikan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

C. INDIKATOR KINERJA

Dalam dokumen Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014, sasaran outcome hasil program dan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan adalah meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara termasuk dalam satuan kerja ampuan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat. Untuk sasaran Pusat TIKM adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat, sehingga capaian output Balai Litbang P2B2 Banjarnegara mendukung sasaran output Pusat TIKM. Sasaran output Balai Litbang P2B2 Banjarnegara tertuang dalam Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 2010-2014 adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja utamanya adalah :

1. Jumlah produk / model intervensi / prototype / standar / formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat.

2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik : nasional maupun internasional.

D. KEGIATAN

Kegiatan dalam pengelolaan Program Litbangkes adalah sebagai berikut:

(30)

30 1. Diutamakan memberikan kontribusi signifikan pada salah satu fokus Kementerian Kesehatan, yaitu Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penyehatan lingkungan

2. Pengelolaan sumberdaya Balai Litbang P2B2 Banjarnegara bersifat proaktif, yaitu tidak mengandalkan sepenuhnya pada fasilitas negara, namun memberikan ruang untuk kreativitas dan inovasi sumberdaya sesuai aturan hukum

3. Pengelolaan pendidikan, pelatihan, dan forum peneliti, litkayasa dan administrasi dilakukan dengan menumbuhkembangkan iklim ilmiah yang sehat.

4. Produk penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber rodensia adalah publikasi ilmiah, model intervensi, dan opsi rekomendasi.

E. STRATEGI

Strategi Rencana Aksi Kegiatan lima tahunan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dalam hal ini adalah pendekatan secara keseluruhan terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut hendaknya mengikuti falsafah: policy follow research, penelitian harus bersifat antisipatif sebagai bukti prasyarat kegiatan (evidence based program) bukan sebaliknya. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, identifikasi faktor pendukung yang rasional, efisien, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Dalam pengelolaan program dan kegiatan, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara memiliki komponen strategi yang mengawal hal tersebut, yaitu:

1. Peningkatan mutu litbangkes, dengan strategi:

a) Pengembangan aset manusia litbang dan ilmu pengetahuan teknologi kesehatan (iptekkes) melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan kompetensi.

(31)

31 b) Peningkatan sarana dan prasarana litbangkes melalui pengadaan dan pemeliharaan bahan, alat, gedung, dan teknologi, termasuk metodologi.

c) Efisiensi dan efektivitas anggaran litbangkes melalui perencanaan dan pelaksanaan berbasis kinerja.

2. Pengembangan hasil litbangkes, dengan strategi:

a) Meningkatkan koordinasi dan kemitraan untuk pengembangan hasil litbangkes dengan pendekatan multi disiplin dan multi institusi

b) Mengikuti pembinaan litbangkes dari Badan Litbangkes secara kontinum mulai dari identifikasi orientasi produk sampai diseminasi hasil.

3. Diseminasi hasil litbangkes dengan strategi:

a) Pemuatan hasil litbangkes dalam jurnal nasional (akreditas dan non akreditasi)

b) Pemuatan hasil litbangkes dalam jurnal internasional c) Mengadakan diseminasi penyakit tular vektor

4. Pemanfaatan hasil litbangkes, dengan strategi:

a) Menyediakan data, informasi, HKI, rekomendasi yang berorientasi pada kebutuhan akademisi, bisnis, dan pemerintah (program).

b) Pemanduan dan pendampingan dalam utilisasi hasil litbangkes. c) Penyelenggaraan forum penyampaian hasil olahan penelitian dengan

Unit Perencanaan dan pelaksana program secara tematik dan berkala

d) Pemanfaatan hasil hasil litbangkes termasuk di dalamnya berbagai hasil penelitian secara nasional

(32)

32

BAB V INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN TARGET TAHUNAN

Balai Litbang P2B2 Banjarnegara merupakan unit pelaksana teknis Badan Litbangkes yang dalam ini di bawah bimbingan teknis dari Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat. Program Litbangkes memiliki outcome meningkatnya penelitian dan pengembangan di Bidang TIKM dengan meningkatkan kualitas litbang dan pemanfaatan di bidang kesehatan melalui penapisan, pengaturan, pemanfaatan dan pengawasan terhadap penggunaan teknologi dan produk kesehatan.

Tabel Penetapan Indikator Kinerja Utama PTIKM Badan Litbangkes Tahun 2010-2014

N

o Program/ Kegiatan Outcome/ Output Indikator

Target

2010 2011 2012 2013 2014 1

Penelitian dan Pengembanga n Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Meningkatnya penelitian dan pengembanga n di bidang TIKM Jumlah Produk/model/p rototipe/standa r/formula dibidang teknologi Iintervensi kesehatan masyarakat 14 10 13 11 11 Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan media elktronik: Nasional Internasional 8 2 10 2 15 2 15 2 15 2

Untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja sejak tahun 2011 dibuatlah indikator kinerja sasaran yang mendukung indikator kinerja PTIKM. Adapun indikator tersebut meliputi :

a. Tersedianya produk/model intervensi/prototype/standar/kajian di bidang kesehatan masyarakat intervensif

(33)

33 b. Tersedianya publikasi ilmiah di bidang kesehatan masyarakat intervensif

yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional

Tabel Penetapan Indikator Kinerja Sasaran Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Tahun 2010-2014

N

o Program/ Kegiatan Indikator

Target

2010 2011 2012 2013 2014 1

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Jumlah Produk/model /prototipe/sta ndar/formula dibidang teknologi Iintervensi kesehatan masyarakat - 6 2 2 2 Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan media elktronik nasional - 1 2 2 3

(34)

34

BAB VI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN

Program Litbang Pengendaian Penyakit Bersumber Binatang perlu dikelola dengan pendekatan muldisiplin dan multiinstitusi, yang juga harus mengembangkan seluruh komponen-komponen mulai dari input, proses, output, dan outcome, agar berkontribusi signifikan untuk pembangunan kesehatan dan pengembangan iptek kesehatan. Mekanisme ini ternyata mengalami berbagai hambatan dan belum dapat dilaksanakan secara optimal meskipun sampai sekarang telah banyak peraturan perundangan yang diterbitkan dalam rangka litbang/ iptek secara umum dan litbang/iptekkes secara khusus.

Balai Litbang P2B2 Banjarnegara sebagai UPT Badan Litbangkes , belum dapat berfungsi secara efektif dan efisien, karena belum optimalnya kontribusi pihak-pihak terkait dalam mekanisme kemitraan akibat sistem dan pedoman kerja belum tersusun sebagaimana yang harus dicapai bersama. yang dilibatkan dan mekanisme kemitraan. Untuk itu dengan adanya rencana aksi ini mekanisme kerja dapat lebih terarah namun tetap harus dilakukan pemantauan dan penilaian.

Kualitas atau mutu penelitian dapat dikendalikan antara lain dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Melalui monitoring dapat diketahui keefektifan proses pelaksanaan penelitian dan melalui evaluasi akan diketahui mutu hasil atau baik tidaknya suatu hasil penelitian. Monitoring dan evaluasi atau sering disingkat Monev dapat merupakan kunci dalam penjaminan mutu suatu program, termasuk dalam program penelitian. Pelaksanaan monev dalam manjemen penelitian, dilakukan sepanjang proses penelitian berjalan. Kegiatan monev ini dapat dilakukan pada bagian pertengahan atau pada bagian akhir proses penelitian. Mengingat pentingnya penelitian yang dilakukan oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, khususnya dalam rangka pemberian data dasar untuk penentuan kebijakan, maka penelitian harus dapat dikendalikan dan diarahkan agar proses dan hasilnya bukan hanya sesuai dengan rencana, melainkan juga sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan dan agar kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut berlangsung secara terarah dan mencapai hasil sebagaimana di harapkan, maka perlu

(35)

35 disusun Panduan Monitoring dan Evaluasi Penelitian di Lingkungan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Penyusunan panduan monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan agar kegiatan monitoring dan evaluasi penelitian yang dilakukan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berlangsung efektif. Dengan kata lain, panduan ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi peneliti dan tim pemantau atau petugas monev dalam menjalankan tugas monitoring dan evaluasi penelitian di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Dalam hal ditemui hambatan atau kendala yang tidak dapat dihindari, harus dicari solusi agar penyimpangan tidak terlalu jauh dari rencana yang sudah ditetapkan.

1. PEMANTAUAN (MONITORING)

Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Monitoring penelitian adalah kegiatan pemantuan terhadap program penelitian agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas penelitian maupun pemanfaatan dana yang tersedia atau dianggarkan. Untuk mempermudah pelaksanaan monitoring sebaiknya tiap penelitian atau penanggungjawab kegiatan diharuskan mengisi form monev (progress report) setiap bulan. Tiap penelitian hendaknya membuat log

book sebagai salah satu alat kendali pelaksanaan .penelitian sekaligus

sebagai pedoman atau kompas untuk peneliti. Pelaksanaan monitoring harus mengacu pada protokol yang sudah disusun peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring dapat mengendalikan proses penelitian agar berlangsung secara efektif dan mencapai hasil sesuai yang direncanakan.

2. EVALUASI

Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi penelitian berarti upaya menggali informasi terhadap proses dan hasil penelitian untuk menilai kualitasnya dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi menggali informasi yang berkait

(36)

36 dengan pelaksanaan penelitian dan hasilnya sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan kebijakan penelitian lebih lanjut.

3. ORGANISASI PELAKSANA

Kegiatan monitoring dan evaluasi berada di bawah tanggung jawab Kepala Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh seksi program dan kerjasama.

4. PEMBIAYAAN

Pembiayaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penelitian yang dilakukan dibebankan pada Anggaran seksi program dan kerjasama Balai Litbang p2B2 Banjarnegara.

5. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan berdasarkan rencana kegiatan oleh masing-masing penanggungjawab, kemudian dilakukan rekapitulasi oleh petugas monev di seksi program dan kerjasama setiap bulannya untuk dilakukan evaluasi.

(37)

37

BAB VI PENUTUP

Program Litbangkes memerlukan proses dan waktu tidak singkat, sumber daya yang memadai serta partisipasi seluruh komponen pengelola litbangkes dan iptekkes. Karena itu, pelaksanaan semua rencana tindak dalam Rencana Aksi Kegiatan ini, evaluasi dan penilaian perlu melibatkan semua pihak, termasuk pihak Kemenkes, instansi pengawasan/pemeriksaan pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga litbang dan iptek terkait.

Balai Litbang P2B2 Banjarnegara menyambut baik kerjasama nasional dan internasional, termasuk kerjasama regulasi dan bantuan teknis, dalam memperkuat kemampuan litbangkes sebagai data pendukung pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan menjadikan hasil penelitian sebagai evidence base dalam pengendalian penyakit bersumber binatang khususnya rodensia

(38)

38

EDITOR

Editor Rencana Aksi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 2010-2014 disusun berdasarkan abjad:

1. Asnan Prastawa,SKM

2. Asyhar Tunnisea,SKM.M.Sc 3. Budi Santoso,SKM.M.Kes 4. Tri Ramadhani,SKM,M.Sc

Gambar

Tabel Penetapan Indikator Kinerja Utama PTIKM Badan Litbangkes Tahun  2010-2014
Tabel Penetapan Indikator Kinerja Sasaran Balai Litbang P2B2 Banjarnegara  Tahun 2010-2014

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, kabijakan kedua yang dapat diterapkan terkait dengan pengembangan ekspor sektor industri prioritas ke kawasan ASEAN adalah melalui peningkatan

Saran penulis setelah mengerjakan laporan “Pembuatan iklan Animasi 2D Gula Semut Untuk Koperasi Serba Usaha Jatirogo, Kulon Progo” yaitu dalam membuat iklan animasi 2D

Untuk reaksi grafting akrilamida pada pati singkong menggunakan inisiator KMnO 4 memberikan nilai % add-on yang paling tinggi jika dibandingkan dengan dua

1) Kurangnya pemahaman dan kesadaran wajib pajak terhadap pentingnya peran pajak bagi pembangunan daerah. Penyebab dari menurunnya tingkat nilai penerimaan PBB

Terdapat empat buah tiang berukir Naga yang terletak di serambi Kelenteng empat pilar Naga tersebut adalah melambangkan empat mata angin yaitu timur, barat, utara, selatan

Hal ini menunjukkan bahwa besarnya variasi yang memberikan pengaruh bersama-sama antara motivasi dan kompensasi terhadap disiplin kerja dosen dan karyawan di Sekolah

2. Menentukan keuntungan yang mungkin didapat: beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh tim QFD antara lain untuk: 1) mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, 2)

Hubungan pemukiman dan salinitas akan saling memberikan dampak (timbal balik), dalam pengertian bahwa pemukiman baik secara kuantitatif maupun kualitatif