• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Plasma Nutfah Tanaman di Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong Kalimantan Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inventarisasi Plasma Nutfah Tanaman di Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong Kalimantan Selatan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Inventarisasi Plasma Nutfah Tanaman di Kabupaten Tanah Laut dan

Tabalong Kalimantan Selatan

Aidi Noor

Balai pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur barat No.4 Banjarbaru 70711

Telp. (0511)4772346 Fax (0511)4781810 E-mail: aidinoor@yahoo.com

Abstrak

Keragaman agroekosistem dan sumberdaya alam yang ada di Kalimantan selatan menyebabkan adanya keanekaragaman plasma nutfah atau jenis tanaman yang tumbuh di Kalimantan Selatan. Namun demikian, beberapa plasma nutfah menjadi rawan, langka bahkan sampai punah karena terjadinya perubahan penggunaan lahan tempat mereka hidup, dan perubahan-perubahan habitatnya karena pemanfaatan yang tidak terkendali serta pencemaran lingkungan. Untuk melestarikan plasma nutfah tanaman lokal di Kalimantan Selatan perlu dilakukan inventarisasi dan identifikasi serta mengkoleksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) melakukan inventarisasi dan identifikasi plasma nutfah tanaman lokal pada lahan pekarangan dan luar pekarangan di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong, Kalimantan Selatan, 2) Mengetahui sebaran plasma nutfah tanaman di lahan pekarangan dan luar pekarangan (kebun) di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong. Hasil penelitian menunjukkan komoditas tanaman buah-buahan merupakan plasma nutfah yang dominan di dua kabupaten Tanah Laut dan Tabalong dibandingkan jenis tanaman perkebunan, sayuran, pangan, rempah-rempah dan umbi-umbian, di kabupaten Tanah Laut terdapat 67 jenis tanaman buah di lahan pekarangan (62.0%) dan 26 jenis tanaman buah di luar pekarangan (57,8%), pada kabupaten Tabalong ditemukan 40 jenis buah-buahan di lahan pekarangan (61,5%) dan 28 jenis buah di luar pekarangan (62.2%). Jenis tanaman khas Kalimantan Selatan yang mulai jarang ditemukan di dua lokasi adalah jenis buah mangga seperti kasturi, kueni, hambawang, palipisan, asam putar, binjai/kemang, jenis rambutan garuda, manggis, jenis durian seperti likkol, kamundai, tuala/mantuala, mahrawin, layung, jenis kapul, rambai, gandaria/ramania, manggis, jenis langsat seperti roko. Jenis umbi-umbian yang jarang ditemukan di dua lokasi adalah ganyong, garut, iles-iles.

Kata kunci : identifikasi, inventarisasi, plasma nutfah, tanaman

Pendahuluan

Potensi lahan di Kalimantan Selatan seluas 3.717.788 ha yang tersebar di 13 kabupaten/kotamadya dengan agroekologi yang beragam. Kaimantan Selatan mempunyai keragaman agroekosistem seperti lahan kering, lahan rawa (pasang surut dan lebak), lahan sawah tadah hujan dan irigasi (Noor dan Saderi, 2006). Keragaman agroekosistem dan lingkungan sumberdaya alam menyebabkan adanya keanekaragaman plasma nutfah atau jenis tanaman yang tumbuh di Kalimantan Selatan. Pemanfaatan keanekaragaman hayati telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, sandang, dan obat-obatan. Kecukupan pangan akan tergantung pada tersedianya varietas unggul yang berproduksi tinggi dan tahan cekaman biotik dan abiotik. Plasma nutfah dinilai dimanfaatkan jika telah digunakan dalam program pemuliaan untuk menghasilkan varietas unggul. Varietas unggul dapat berasal dari varietas lokal, varietas atau galur introduksi, galur-galur hasil persilangan, mutan homozigot, atau hasil rekayasa genetik (bioteknologi) yang mempunyai potensi hasil tinggi atau keunggulan tertentu (Hakim, 2008)

Namun demikian, beberapa plasma nutfah menjadi rawan, langka bahkan sampai punah karena terjadinya perubahan-perubahan besar dalam penggunaan sumber daya hayati dan

(2)

penggunaan lahan tempat mereka hidup, dan perubahan-perubahan habitatnya yang disebabkan oleh terjadinya pemanfaatan yang tidak terkendali serta pencemaran lingkungan.

Sebagai sumber genetik, plasma nutfah merupakan sumber sifat yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk perbaikan genetik tanaman dalam rangka menciptakan jenis unggul atau kultivar baru untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. Tanpa adanya sumber-sumber gen, maka upaya memperoleh kultivar-kultivar yang lebih sesuai untuk kebutuhan manusia tidak akan berhasil. Semakin beragam sumber genetik, semakin besar peluang untuk merakit varietas unggul baru yang diinginkan (Sumarno, 2007). Hal ini berarti keragaman genetik diharapkan tidak terbatas, tetapi kenyataannya banyak sumber genetik yang punah karena tidak dipelihara (Rao dan Riley, 2004). Menurut Marum (2006), pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan dengan melakukan eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan evaluasi serta dokumentasi. Kegiatan eksplorasi dan konservasi adalah mencari, mengumpulkan dan mengoleksi jenis-jenis plasma nutfah untuk mengamankannya dari kepunahan.

Mengingat pentingnya sumberdaya genetik yang ada di Kalimantan Selatan, maka perlu dilakukan inventarisasi dan pelestarian terutama sumberdaya genetik lokal yang mungkin punya keunggulan pada habitat aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) melakukan inventarisasi dan identifikasi plasma nutfah tanaman lokal pada lahan pekarangan dan luar pekarangandi kabupaten Tanah Laut dan Tabalong, Kalimantan Selatan, 2) Mengetahui sebaran plasma nutfah tanaman di lahan pekarangan dan luar pekarangan (kebun) di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong

Metodologi

Survey inventarisasi dilakukan untuk mengetahui keragaman plasma nutfah di lahan petani yaitu pada lahan pekarangan dan atau luar pekarangan (kebun/tegalan/sawah), jumlah responden/rumah tangga petani yang disurvey adalah sebanyak 30 responden untuk setiap kabupaten. Area sampel yang diambil sedapat mungkin mencakup/mewakili kawasan kabupaten. Pada tahun 2013 telah dilakukan inventarisasi plasma nutfah tanaman lokal di 2 kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong (Gambar 1).

Plasma nutfah yang ditemukan diamati sifat dan asalnya, kemudian perlu digali keterangan dari petani yang berkaitan dengan kriteria preferensi petani terhadap varietas tanaman yang bersangkutan. Setiap lokasi atau lahan petani/rumah tangga yang dijadikan sebagai responden dalam inventarisasi plasma nutfah dicatat posisi koordinatnya (posisi lintang dan bujur), ketinggian tempat dan jenis agroekosistemnya.

Keterangan dari petani sangat bermanfaat untuk mengetahui alasan petani tetap menanam varietas yang bersangkutan, preferensi sifat varietas yang diinginkan petani, hambatan adopsi varietas unggul, dan informasi awal dari varietas yang dikumpulkan. Materi koleksi yang diperoleh dicatat secara lengkap dimana lokasi dan agroekosistemnya, benih/bibit yang dikoleksi harus sehat dan jumlahnya mencukupi. Pemotretan dilakukan terhadap bunga, buah, biji, daun, dan tanamannya. Bahan yang dibawa berupa biji atau bibit, anakan, semai, cabang untuk okulasi dan grafting, umbi dan bonggol.

Sebaran komoditas atau spesies tanaman (tanaman pangan, buah, sayuran, perkebunan, rempah-rempah, temu-temuan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi atau berupa grafik menggunakan program MS-Excel.

(3)

Gambar 1. Lokasi penelitian inventarisasi plasma nutfah tanaman di Kalimantan Selatan.

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Lokasi Penelitian Kabupaten Tanah Laut

Kabupaten Tanah Laut mempunyai areal seluas 363.135 ha, dengan lahan kering yang lebih dominan (287.437 ha) dan lahan sawah seluas 75.696 ha yang terdiri dari lahan sawah irigasi, tada hujan, lahan pasang surut dan lebak (BPS KalSel, 2016). Kabupaten Tanah Laut teridiri dari 11 kecamatan dengan kecamatan yang terluas adalah kecamatan Jorong dan terkecil kecamatan Kurau. Kabupaten Tanah Laut terletak di paling Selatan propinsi Kalimantan Selatan, dengan letak geografis 114 30’ 20” - 115 23’ 31” BT dan 3 30’ 33” - 4 11’ 38” LS. Kabupaten Tanah Laut dibatasi disebelah Barat dan Selatan oleh Laut Jawa, sebelah Timur kabupaten Tanah Bumbu, dan sebelah Utara kabupaten Banjar dan Banjarbaru.

Jenis lahan yang ada dalam inventarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tanah Laut adalah lahan kering dataran rendah (dominan), lahan sawah tadah hujan/irigasi, dan lahan rawa pasang surut dan lebak, dengan ketinggian tempat antara 1-55 m diatas permukaan laut (Tabel 1). Tabel 1. Daftar responden dan lokasi invetarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tanah

Laut.

Kode

lokasi

Lokasi

Letak Geografis

Ketinggian

(m)

TL-1

Ds. Batilai, Kec, Jorong

LS : 03 59' 46.2", BT : 114 48'

01.5"

18

Lokasi Penelitian

Kab. Tabalong

Lokasi

Penelitian Kab.

Tanah Laut

(4)

Kode

lokasi

Lokasi

Letak Geografis

Ketinggian

(m)

TL-2

Ds. Ranggang, Kec. Takisung

LS : 03

⁰50'26,3", BT :

114

⁰41'07.9"

30

TL-3

Ds. Sumber Makmur, Kec,

Takisung

LS : 03

⁰52'22,3", BT :

114

⁰39'05.9"

9

TL-4

Ds. Kintap Lama, Kec. Kintap

LS : 03

⁰51'34,2", BT :

115

⁰12'25,5"

22

TL-5

Ds. Pandan Sari, Kec. Kintap

LS : 03

⁰53'08,7", BT :

115

⁰08'42,5"

35

TL-6

Ds. Simp. 4 Sungai Baru,

Kec. Jorong

LS : 03

⁰53'47,4", BT :

115

⁰06'07,5"

35

TL-7

Ds. Asam-asam, Kec. Jorong

LS : 03

⁰55'28.8", BT :

115

⁰04'36,6"

17

TL-8

Ds. Batang Banyu Alur, Kec.

Jorong

LS : 03 56' 45.5", BT : 114 54'

55.8"

36

TL-9

Ds. Sabuhur, Kec. Jorong

LS : 03 59' 46.2", BT : 114 48'

01.5"

25

TL-10

Ds. Batu Mulia, Kec.

Panyipatan

LS : 03 57' 45.6", BT : 114 44'

49.1"

27

TL-11

Ds. Suka Ramah, Kec.

Panyipatan

LS : 03 57' 28.5", BT : 114 45'

59.7"

30

TL-12

Ds. Tajau Pecah, Kec. Batu

Ampar

LS : 03 53' 50.2", BT : 114 49'

5.6"

40

TL-13

Ds. Tajau Mulia, Batu Ampar

LS : 03 53' 50.2", BT : 114 49'

05.7"

40

TL-14

Ds. Batu Tungku, Kec. Batu

Ampar

LS : 03 55' 40.7", BT : 114 47'

47.7"

29

TL-15

Ds. Jilatan, Kec, Batu Ampar

LS : 03 55' 15.3", BT : 114 49'

57.7"

49

TL-16

Ds. Tirta Jaya, Kec. Bajuin

LS : 03 48' 03.9", BT : 114 48'

18.9"

28

TL17

Ds. Tanjung, Kec. Bajuin

LS : 03° 44" 13.6', BT:114°

50"58.6'

24

TL-18

Ds. Sumber Mulya, Kec.

Pelaihari

LS : 3° 52' 29.2", BT : 114°

47" 46.6'

55

TL-19

Ds. Sarang Halang, Kec.

Pelaihari

LS : 03° 48' 38.9", BT : 114°

46" 43.4'

31

TL-20

Ds. Pabahanan, Kec. Pelaihari

LS : 03° 46" 34.8', 114° 46"

42.0'

26

TL-21

Ds. Panggung Baru, Kec.

Pelaihari

LS :03° 43" 34.3', BT : 114°

44" 005'

23

TL-22

Ds. Sungai jelai, Tambang

Ulang

LS : 03° 42" 11.6', BT :114°

44" 28.1'

45

TL-23

Ujung Lama, Kec. Bati-bati

LS : 03° 42" 42.0', BT : 114°

35" 27.4'

31

TL-24

Ds. Bentok Kampung, Kec.

Bati2

LS : 03° 32" 39.6', BT : 114°

46" 27.4'

26

TL-25

Ds. Banyu Hirang, Kec. Bati2

LS : 03° 31" 42.8', BT : 114°

48" 28.5'

24

TL-26

Ds. Gunung Raja Tambang

Ulang

LS : 03° 38' 37.98", BT : 114°

42' 4.08"

(5)

Kode

lokasi

Lokasi

Letak Geografis

Ketinggian

(m)

TL-27

Ds. Pulau Sari, Kec. Tambang

Ulang

LS : 03° 39' 43.6", BT : 114°

45' 14.1"

52

TL-28

Ds. Maluka Baulin, Kec.

Kurau

LS : 03° 38' 59.58", BT : 114°

43' 23.76"

21

Batal

Ds. Tambak Karya. Kec.

Kurau

LS : 03° 39' 28.56", BT : 114°

37' 30.54"

13

TL-29

Ds. Sarikandi, Kec. Kurau

LS : 03° 37' 15.3", BT : 114°

40' 46.14"

4

TL30

Ds. Babirik, Kec. Kurau

LS : 03° 37' 15.3", BT : 114°

40' 46.14"

1

Kabupaten Tabalong

Kabupaten Tabalong mempunyai luas areal 376.697 ha, yang terbagi atas 12 kecamatan dan 124 desa. Kabupaten Tabalong terletak di bagian paling utara Propinsi Kalimantan Selatan, dengan letak geografik geografis berada antara 115°9″ – 115°47″ Bujur Timur dan 1°18″ – 2°25″ Lintang Selatan.Kabupaten Tabalong berbatasan dengan propinsi Kalimantan Timur disebelah Utara dan Timur, kabupaten Hulu Sungai Utara sebelah Selatan, berbatasan dengan kabupaten Barito Selatan, Propinsi Kalimantan Tengah (BPS Kalsel, 2016).

Tabel 2. Daftar responden dan lokasi invetarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tabalong

Kode

Lokasi

Lokasi

Letak Geografis/Ordinat

Ketinggian

(m)

TB-1

Ds. Tanta, Kec. Tanta

LS : 02° 12' 39.0", BT : 115°

22' 38.58"

14

TB-2

Ds. Mangkusip, Kec. Tanta

LS : 02° 12' 58.74", BT : 115°

21' 57.12"

12

TB-3

Ds. Lukbayur, Kec. Tanta

LS : 02° 12' 57.3", BT : 115°

21' 41.46"

13

TB-4

Ds. Pamarangan Kanan, Kec.

Tanta

LS : 02° 11' 51.18", BT : 115°

20' 31.0"

17

TB-5

Ds. Belimbing Raya, Kec.

Murung Pudak

LS : 02° 10' 24.84", BT : 115°

23' 24.24"

25

TB-6

Ds. Wayau, Kec. Tanjung

LS : 02° 05' 56.76", BT : 115°

24' 32.94"

38

TB-7

Ds. Kalahang, Kec. Tanjung

LS : 02° 06' 43.14", BT : 115°

24' 27.36"

29

TB-8

Ds. Garunggung, Kec. Tanjung

LS : 02° 04' 11.88", BT : 115°

26' 19.98"

22

TB-9

Ds. Batu Ramai, Kec. Haruai

LS : 02° 02' 25.26", BT : 115°

28' 28.38"

33

TB-10

Ds. Suput, Kec. Haruai

LS : 02° 02' 15.72", BT : 115°

29' 41.7"

60

TB-11

Ds. Halong, Kec. Haruai

LS : 02° 00' 58.98", BT : 115°

30' 32.4"

16

TB-12

Ds. Waling, Kec, Bintang Ara

LS : 02° 01' 48.3", BT : 115°

26' 58.68"

32

TB-13

Ds. Usih, Kec, Bintang Ara

LS : 01° 59' 44.88", BT : 115°

26' 38.4"

(6)

Kode

Lokasi

Lokasi

Letak Geografis/Ordinat

Ketinggian

(m)

TB-14

Ds. Burum, Kec, Bintang Ara

LS : 01° 55' 25.08", BT : 115°

26' 28.8"

41

TB-15

Ds. Bintang Ara, Kec, Bintang

Ara

LS : 01° 58' 24.42", BT : 115°

26' 39.24"

43

TB-16

Ds. Simpung Layung, Kec.

Muara Uya

LS : 01° 54' 14.46", BT : 115°

35' 25.14"

53

TB-17

Ds. Uwie, Kec. Muara Uya

LS : 01° 53' 15.24", BT : 115°

35' 32.4"

47

TB-18

Ds. Muara Uya, Kec. Muara

Uya

LS : 01° 53' 5.7", BT : 115°

36' 6.3"

60

TB-19

Ds. Namun, Kec. Jaro

LS : 01° 51' 29.52", BT : 115°

37' 36.72"

65

TB-20

Ds. Muang, Kec. Jaro

LS : 01° 51' 26.4", BT : 115°

37' 28.8"

62

TB-21

Ds. Bilas, Kec. Upau

LS : 02° 06' 16.08", BT : 115°

33' 25.56"

58

TB-22

Ds. Kaong, Kec. Upau

LS : 02° 05' 48.0", BT : 115°

34' 21.48"

61

TB-23

Ds. Harus, Kec. Muara Harus

LS : 02° 14' 43.32", BT : 115°

19' 58.2"

16

TB-24

Ds. Tantaringin, Kec. Muara

Harus

LS : 02° 14' 51.36", BT : 115°

19' 16.5"

17

TB-25

Ds. Binturu, Kec. Kelua

LS : 02° 14' 21.78", BT : 115°

17' 56.88"

16

TB-26

Ds. Sakulat, Kec. Kelua

LS : 02° 16' 14.94", BT : 115°

17' 40.2"

14

TB-27

Ds. Halangan, kec. Pugaan

LS : 02° 19' 26.02", BT : 115°

18' 38.76"

17

TB-28

Ds. Pugaan, Kec. Pugaan

LS : 02° 20' 26.88", BT : 115°

18' 41.46"

13

TB-29

Ds. Purai, Kec. Banua Lawas

LS : 02° 16' 14.88", BT : 115°

16' 36.48"

17

TB-30

Ds. Bangkiling, Kec. Banua

Lawas

LS : 02° 18' 33.45", BT : 115°

16' 56.03"

12

Jenis lahan yang ada dalam inventarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tabalong adalah lahan kering seluas 328.536 ha (dominan), lahan sawah 15.511 ha yang terdiri dari lahan irigasi 1.827 ha, sawah tadah hujan 8.332 ha, dan lahan lebak 5.352 ha, dengan ketinggian tempat antara 12-65 m diatas permukaan laut (Tabel 2).

Profil Lokasi Inventarisasi Tanaman

Inventarisasi plasma nutfah tanaman yang telah dilakukan pada 30 responden/rumah tangga di dua kabupaten Tanah Laut menunjukkan 10 lokasi responden/rumah tangga memiliki lahan pekarangan dan luar pekarangan, 18 responden inventarisasi plasma nutfah tanaman hanya di lahan pekarangan dan 2 responden hanya di luar pekarangan (kebun/sawah), sedangkan inventarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tabalong dari 30 lokasi (responden/rumah tangga) terdiri dari 10 responden di lahan pekarangan dan luar pekarangan, 15 reponden

(7)

inventarisasi tanaman hanya dilakukan di lahan pekarangan, dan 5 responden hanya di luar pekarangan (Tabel 3).

Tabel 3. Jenis lahan responden/rumah tangga dalam inventarisasi plasma nutfah tanaman

Jenis lahan Tanah Laut Tabalong

(Jumlah Responden) (Jumlah Responden)

Pekarangan+Luar Pekarangan (Kebun/Sawah) 10 10

Pekarangan 18 15

Luar Pekarangan (Kebun/Sawah) 2 5

Jumlah Responden 30 30

Sebaran Komoditas dan Jenis Tanaman

Hasil inventarisasi yang telah dilakukan menunjukkan jenis tanaman di lahan pekarangan lebih beragam/bervariasi dibanding jenis tanaman di luar pekarangan. Pada kabupaten Tanah Laut terdapat 108 jenis/spesies tanaman di lahan pekarangan dan 45 jenis tanaman di luar pekarangan (kebun/sawah), sedangkan pada kabupaten Tabalong terdapat 65 jenis/spesies tanaman di lahan pekarangan dan 45 jenis tanaman di luar pekarangan (Tabel 4).

Tabel 4. Jumlah jenis/spesies tanaman hasil inventarisasi di lahan pekarangan dan luar pekarangan (kebun/sawah) di Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong.

Lokasi Inventarisasi Tanah Laut Tabalong

Lahan Pekarangan 108 65

Luar Pekarangan (kebun) 45 45

Hasil inventarisasi tanaman di dua kabupaten menunjukkan jenis tanaman buah-buahan paling dominan di kedua lokasi, pada kabupaten Tanah Laut ditemukan 67 jenis tanaman buah di lahan pekarangan (62% dari total jenis komoditas tanaman di pekarangan) dan 26 jenis tanaman buah di luar pekarangan (57,8% dari total jenis komoditas tanaman di luar pekaragan) , sedangkan pada kabupaten Tabalong ditemukan 40 jenis buah-buahan di lahan pekarangan (61,5%) dan 28 jenis buah di luar pekarangan (62.2%). Jenis komoditas tanaman lainnya seperti tanaman padi-palawija, perkebunan, sayuran, rempah-rempah, dan umbi-umbian hanya sekitar 0-22% pada kedua kabupaten (Gambar 2).

(8)

67 0 12 12 8 9 40 0 8 7 5 5 26 6 4 2 5 2 28 10 4 1 1 1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Je ni s/ sp es ie s ta na m an Komoditas tanaman

Tanah Laut Tabalong (Pekarangan) (Luar Pekarangan)

Gambar 2. Sebaran komoditas tanaman di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong, Kalimantan Selatan.

Hasil inventarisasi di kabupaten Tanah Laut menunjukkan jenis tanaman yang dominan adalah tanaman buah cempedak (11 aksesi), jambu air (11 aksesi), mangga hampalam (10 aksesi), pisang kepok (20 aksesi), rambutan lokal (15 aksesi), sukun (12 aksesi), dan langsat/duku (10 aksesi), tanaman perkebunan kelapa (20 aksesi). Jenis tanaman khas Kalimantan Selatan yang mulai jarang ditemukan di kabuapten Tanah Laut adalah jenis mangga seperti kasturi (4 aksesi), kueni (4 aksesi), hambawang (4 aksesi), palipisan (2 aksesi), jenis rambutan garuda (rambutan dengan buah yang besar) 5 aksesi, durian lokal hijau-kuning (2 aksesi), manggis (1 aksesi). Jenis umbi-umbian yang ditemukan di Tanah Laut yang dominan adalah ubi kayu (10 aksesi), keladi/talas (16 aksesi), dan yang jarang ditemukan adalah umbi jenis ganyong (2 aksesi), garut (3 aksesi). Rempah-rempah/temu-temuan yang ditemukan dilokasi adalah kencur (3 aksesi), jahe (3 aksesi), laos (11 aksesi), temulawak (1 aksesi), dan lempuyang (1 aksesi).

Hasil inventarisasi tanaman di kabupaten Tabalong menunjukkan jenis buah-buahan yang dominan adalah buah durian lokal berwarna hijau-kuning (13 aksesi), durian pempakin (jenis durian dengan buah berwarna kuning-jingga) di lahan pekarangan terdapat 11 aksesi dan di luar pekarangan (kebun) ada 6 aksesi, langsat “tanjung” (19 aksesi), pisang kepok (9 aksesi), cempedak (7 aksesi), tanaman perkebunan yang dominan adalah kelapa dalam berwarna hijau (10 aksesi), kopi (9 aksesi). Beberapa tanaman lokal khas Kalimantan Selatan yang sudah mulai jarang ditemukan adalah jenis durian likkol (daging buah berwarna putih-kuning) 2 aksesi, durian kamundai (daging buah berwarna merah) 1 aksesi, durian tuala atau mantuala (daging buah berwarna jingga) 1 aksesi, durian mahrawin (daging buah putih tulang-kekuningan) 1 aksesi, durian layung (daging buah berwarna kuning) 1 aksesi, kapul (4 aksesi), mangga asam putar (1 aksesi), mangga binjai/kemang) 1 aksesi, mangga kasturi (4 aksesi), rambai (1 aksesi), gandaria/ramania (2 aksesi),manggis (4 aksesi), jenis langsat roko (4 aksesi).

Menurut Rifai (1986) jenis buah-buahan yang ada di Indonesia tidak kurang dari 329 jenis buah-buahan. Hasil penelitian inventarisasi plasma nutfah yang telah dilakukan di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa jenis buah-buahan merupakan plasma nutfah yang paling dominan dibandingkan plasma nutfah tanaman lainnya (Noor et al., 2013). Hasil penelitian Uji (2004) pulau Kalimantan dan Sumatera merupakan wilayah yang paling banyak jenis buahnya

(9)

dibandingkan pulau lainnya di Indonesia, Kalimantan terdapat 144 jenis dan Sumatera 148 jenis buah-buahan.

Tanaman sayuran yang ditemukan di kabupaten Tabalong adalah cabe, kalangkala, kapayang, petai, terong, tomat, jahe. Tanaman rempah-rempah kapulaga, laos, serai, temulawak, Umbi-umbian yang ditemukan adalah iles-iles, keladi, ubi kayu.

Plasma nutfah di Kalimantan Selatan dengan kekayaan dan keragamannya umumnya tumbuh secara alami dan jarang ditanam atau diperbanyak oleh masyarakat, adanya alih fungsi lahan seperti penebangan pohon hutan untuk perumahan dan perkebunan menyebabkan beberapa jenis tanaman yang ada di Kalimantan Selatan mulai langka atau jarang ditemukan. Jenis durian seperti pempakin, likkol, layung, kamundai, mahrawin sudah jarang ditemukan di Kabupaten Tabalong, dan tidak ditemukan di kabupaten Tanah Laut. Jenis mangga seperti kasturi juga sudah jarang ditemukan di ke dua kabupaten, kasturi yang ada umumnya telah berumur lebih 20 tahun, bahkan ada yang sudah berumur lebih 40 tahun. Perbanyakan tanaman buah yang dilakukan oleh petani umumnya masih dari biji, sehingga tanaman tersebut lambat berbuah. Perbanyakan dengan cangkok atau okulasi hampir tidak ada yang dilakukan oleh masyarakat, hal ini disebabkan olehketidakmampuan petani dan sebagian tanaman memang sulit untuk diperbanyak dengan cara di cangkok atau okulasi.

Buah-buahan seperti langsat yang banyak ditemukan di kabupaten Tabalong dan terkenal dengan nama langsat “Tanjung” merupakan buah yang potensial untuk dikembangkan karena rasanya yang manis dan harga jual yang cukup mahal. Pohon langsat yang ada umumnya tumbuh secara alami ataupun dibudidayakan oleh masyarakat dengan perbanyakan dari biji, perbanyakan dengan okulasi dan cangkok relatif sulit karena kulit batangnya yang tipis (Tohir, 1983).

Menurut Wahdah (2002), pada umumnya buah-buahan lokal memiliki kelemahan dalam hal kualitas buah seperti rasa yang kurang manis atau masam, walaupun umumnya lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Buah khas Kalimantan Selatan sepertu jenis mangga “kasturi” mempunyai rasa daging buah yang manis dan berserat, tetapi karena buahnya kecil, sebagian orang tidak menyukainya. Buah-buahan jenis duriaan seperti pempaken, mahrawin dan mantula relatif banyak yang menyukai di daerah Kalimantan Selatan.

Jenis plasma nutfah yang telah mulai mengalami kepunahan atau langka perlu dilestarikan dengan cara mengoleksi jenis tanaman tersebut dalam kebun koleksi atau perlu dicari teknologi perbanyakan bibit yang cepat menghasilkan bibit tanaman dan cepat berbuah. Berkurangnya atau hilangnya suatu plasma nutfah bisa disebabkan kerena adanya perubahan lingkungan seperti alih fungsi lahan, juga karena masyarakat enggan menanam atau memelihara tanaman yang disebabkan rendahnya nilai ekonomis tanaman tersebut. Tanaman lokal seperti buah-buahan umumnya mempunyai rasa yang kurang enak, oleh karena itu perlu suatu teknologi pengolahan yang dapat meningkatkan nilai tambah dari buah-buahan tersebut.

Kesimpulan

1. Komoditas tanaman buah-buahan merupakan plasma nutfah yang dominan di dua kabupaten Tanah Laut dan Tabalong dibandingkan jenis tanaman perkebunan, sayuran, pangan, rempah-rempah dan umbi-umbian, di Kabupaten Tanah Laut terdapat 67 jenis tanaman buah di lahan pekarangan (62.0%) dan 26 jenis di luar pekarangan (57,8%), pada Kabupaten Tabalong ditemukan 40 jenis buah-buahan di lahan pekarangan (61,5%) dan 28 jenis di luar pekarangan (62.2%).

(10)

2. Jenis tanaman khas Kalimantan Selatan yang mulai jarang ditemukan di dua lokasi adalah jenis mangga seperti kasturi, kueni, hambawang, palipisan, asam putar, binjai/kemang, rambutan garuda, manggis, jenis durian seperti likkol, kamundai, tuala/mantuala, mahrawin, layung, jenis kapul, rambai, gandaria/ramania, manggis, jenis langsat seperti roko. Jenis umbi-umbian yang jarang ditemukan di dua lokasi adalah ganyong, garut, dan iles-iles

Daftar Pustaka

BPS Kalsel. 2016. Survey Pertanian : Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Provinsi Kalimantan Selatan. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan.

Hakim, L. 2008. Konservasi dan pemanfaatan sumberdaya genetik kacang hijau. Jurnal Litbang Pertanian. 27(1): 16-23.

Marum, O. 2006. Pengelolaan Plasma Nutfah Kehutanan. Majalah Kehutanan Indonesia Edisi VII.

Noor, A. I. Saderi. 2006. Potensi sumberdaya lahan dan arahan pengembangan pertanian di wilayah Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian.

Noor, A., R. D. Ningsih, A. Hasbianto, A. Sabur, Mukarji, Sutono. 2013. Pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi. Laporan Akhir Tahun 2013. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Banjarbaru.

Rao, VR. and KW. Riley. 2004. The use of biotechnology for conservation and utilization of plant genetic resources. Plant Genetic Resources Newsletter. 97: 3.

Rifai, M.A. 1986. Flora Buah-buahan Indonesia. Bogor. LBN – LIPI.

Sumarno. 2007. “Menuju Sistem Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman Secara Adil dan Bermanfaat”. Zuriat 18 (1).

Tohir, K.A. 1983. Bercocok tanam pohon buah-buahan. PradnyaParamita. Jakarta.

Uji, T. 2004. Keanekaragaman Jenis, Plasma Nutfah, dan Potensi Buah- buahan asli Kalimantan. BioSmart. 6 (2) : 117-125.

Wahdah, R., C. Nisa, dan B. Langai. 2002. Identifikasi dan karakterisasi buah-buahan di lahan kering Kalimantan Selatan. Laporan Akhir. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan.

Gambar

Gambar 1. Lokasi penelitian inventarisasi plasma nutfah tanaman di Kalimantan Selatan.
Tabel 2.  Daftar responden dan lokasi invetarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tabalong Kode
Tabel 3. Jenis lahan responden/rumah tangga  dalam inventarisasi plasma nutfah tanaman
Gambar 2.  Sebaran komoditas tanaman di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong, Kalimantan Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses pembuatan dokumen form permintaan barang terkadang masih ditemukan kesalahan perhitungan total pembelian, karena human error Bagian Tata Usaha dalam

Bandung Kota Malang sangat bervarian dan fluktuatif, hal ini terlihat dari Behaviour Mapping yang dibagi kedalam bentuk 3 Time Setting yaitu setting 08:00,

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the

Sehingga dengan penelitian ini dapat di jelas kan bagaimana hubungan yang terjadi dalam internet sehat yang dilakukan seorang remaja dan didukung oleh sang ayah; Hubungan

Hal tersebut dapat disebabkan asam oleat yang memiliki sifat polaritas lebih tinggi dibandingkan asam lemak stearat sehingga lebih dapat berikatan dengan gliserol

(“She didn’t believe me when I told her it meant ‘beauty,’” Sticky said. Kate shook her head. “It’s always best to stick to small words. If you’d said that to me, I’d

Pembimbing penulisan skripsi saudara Suriadin, NIM: 20300112028, mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,

Dengan demikian secara keseluruhan maksud dari judul skripsi ini mencerminkan pembahasan atas suatu pendekatan dalam meningkatkan efektivitas strategi pe- masaran