• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2020, jumlah penduduk Jawa Barat sebanyak 49 juta jiwa, dimana 18% warganya tinggal di Bandung Raya (Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kota Cimahi) [1]. Pertambahan jumlah penduduk berpengaruh terhadap bertambahnya aktivitas warga yang menggunakan kendaraan bermotor, yang juga berpengaruh terhadap pengurangan lahan hijau yang beralih fungsi menjadi pemukiman warga. Lahan hijau sendiri merupakan pertemuan antara sistem alam dan manusia yang berfungsi sebagai pereduksi polusi di udara.

Pencemaran polusi udara di suatu daerah juga dipengaruhi oleh kondisi meteorologi, salah satunya arah angin. Sumber emisi dapat tersebar melalui angin lokal dan angin monsun. Angin lokal berpengaruh terhadap pencemaran udara di permukaan, Angin ini bergantung pada bentuk topografi suatu daerah seperti lembah, gunung, darat, dan laut [2]. Sedangkan angin monsun berpengaruh terhadap persebaran secara regional. Peran angin lokal dalam penyebaran polutan terjadi saat temperatur tinggi, sehingga polutan akan terangkat dan terbawa ke dataran yang lebih tinggi. Sedangkan untuk angin monsun, polutan akan terbawa ke daerah yang lebih jauh. Hal ini menyebabkan polutan di Bandung Raya merupakan kombinasi kompleks dari emisi lokal dan polutan yang terbawa dari daerah lainnya. Polutan tersebut akan terperangkap karena topografi Bandung Raya yang berupa cekungan.

Beberapa polutan yang memiliki dampak paling signifikan diantaranya adalah partikulat (PM2.5) dan Karbon Dioksida (CO2). PM2.5 merupakan partikel yang memiliki diameter kurang dari 2,5 µm. PM2.5 dapat masuk ke dalam jaringan paru-paru dan menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan. Partikel yang terkandung dalam PM2.5 dapat berupa logam berat seperti Cr, Be, Cd, Cu, Fe, Pd, Ni, Se, Ti, Te, dan V yang nantinya dapat menimbulkan tumor atau kanker [3-5]. CO2 sendiri memiliki peranan penting dalam pengaturan temperatur permukaan di bumi. Konsentrasi CO2 merupakan yang tertinggi kedua setelah uap air. Emisi gas

(2)

CO2, 26% diantaranya berasal dari sektor energi, 19% industri, 13% transportasi, 17% kehutanan, 14% pertanian, 8% bangunan pemukiman dan komersial, serta 3% dari sampah dan air buangan [6,7].

Selain PM2.5 dan CO2, ozon (O3) juga memiliki pengaruh terhadap makhluk hidup.O3 permukaan sudah lama diketahui memiliki dampak negatif bagi manusia. Sulitnya pengendalian O3 karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya gas pencemar udara seperti NOx, CO, CH4, atau VOCs. Keberadaan O3 mempengaruhi hujan asam, pengaruh O3 terhadap pembentukan acid deposition lebih tinggi dibandingkan deposisi nitrat dalam air [8].

Polutan yang tersebar di daratan tersebut dapat direduksi dengan bantuan tumbuhan. Vegetasi sangat mempengaruhi kualitas udara yang tercemar oleh polutan. Sebaiknya vegetasi yang ditanam lebih rendah dan/atau dekat dengan permukaan yang berdekatan dengan sumber polusi [9]. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 mengenai Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH), RTH merupakan area memanjang atau jalur, dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah ataupun buatan. Dengan kata lain, RTH merupakan kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dikelola dan berfungsi sebagai tempat perlindungan habitat tertentu, sarana lingkungan atau kota, pengamanan jaringan prasarana, atau budidaya pertanian. Selain itu RTH dapat meningkatkan kualitas atmosfer serta menunjang kualitas air dan tanah [10]. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (KE KLB) dan Puslitbang Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengadakan penelitian terhadap kemampuan vegetasi dalam mereduksi polutan di kawasan perkotaan. Hasilnya menunjukkan bahwa RTH mampu mereduksi polutan sebesar 5%-69%.

Kawasan pendidikan Universitas Telkom berada di antara kawasan padat penduduk dan daerah industri. Hal ini membuat keberadaan RTH menjadi sangat penting sebagai pereduksi polutan. Pada tahun 2019 melalui sistem pemeringkatan yang dilakukan oleh Universitas Indonesia yaitu UI Greenmetric, Universitas Telkom menduduki urutan ke 9 sebagai kampus hijau terbaik di Indonesia dan urutan ke 135 di dunia. Salah satu indikator penilaian dari UI Greenmetric adalah

(3)

rasio RTH terhadap total area [11]. Terlihat pada aplikasi Google Earth, RTH di kawasan Universitas Telkom yang belum merata mengakibatkan penumpukan RTH di satu sisi dan di sisi lainnya terlihat gersang. Sebaliknya vegetasi dapat secara nyata meningkatkan kualitas lingkungan urban, tidak hanya bermanfaat dalam segi estetika dan rekreasi, namun dapat berkemampuan dalam mengurangi temperatur udara dan menghilangkan polutan primer dan sekunder di udara sehingga sesuai dengan standar kualitas udara yang ditetapkan [12].

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pemantauan konsentrasi PM2.5, CO2, dan O3, serta dilengkapi dengan sensor untuk mengukur parameter meteorologi (temperatur/T, kelembaban relatif/RH, tekanan/P, intensitas cahaya/I, dan kecepatan/arah angin/ WS/WD) dengan menggunakan data dari stasiun tetap, yang terletak di kawasan Universitas Telkom. Untuk melengkapi data penelitian tersebut, dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran data kualitas udara (PM2.5, CO2, dan O3) yang dilakukan secara manual. Tujuannya adalah untuk melakukan pengamatan pada daerah-daerah yang dekat dengan vegetasi yang mungkin datanya berbeda dengan data di stasiun tetap. Data-data tersebut akan digunakan untuk membuat pemetaan di titik-titik yang kurang ditanami vegetasi dan daerah-daerah dengan tingkat polutan tertinggi. Pemetaan akan dilakukan secara manual sesuai dengan klasifikasi RTH pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, sedangkan pengukuran dapat dilakukan pada ketinggian yang setara atau kurang dari tinggi pepohonannya, di kawasan Universitas Telkom. Data yang didapatkan akan digunakan untuk analisis hubungan RTH terhadap kadar polutan di udara.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pemetaan RTH di kawasan Universitas Telkom?

2. Bagaimanakah hasil pengukuran konsentrasi PM2.5, CO2, dan O3 dan mempetakannya pada RTH di Universitas Telkom?

3. Apakah ada korelasi antara data konsentrasi PM2.5, CO2, dan O3 dengan luas RTH?

(4)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membuat pemetaan RTH di kawasan Universitas Telkom.

2. Melakukan pengamatan udara pada konsentrasi PM2.5, CO2, dan O3 serta pemetaan polutan tersebut di Universitas Telkom.

3. Menganalisis hubungan antara RTH di wilayah Universitas Telkom serta pengaruhnya terhadap konsentrasi PM2.5, CO2, dan O3.

1.4 Batasan Masalah

Batasan dari penelitian ini adalah

1. Parameter yang diteliti hanya PM2.5, CO2, dan O3 dalam hubungannya dengan RTH.

2. Kerapatan vegetasi berdasarkan dari nilai NVDI.

3. Penelitian ini tidak membahas jenis atau fungsi vegetasi terhadap konsentrasi polutan.

4. Wilayah yang menjadi objek penelitian ini adalah kawasan kampus Universitas Telkom.

5. Penelitian ini tidak membahas mengenai dampak terhadap kesehatan.

1.5 Metode Penelitian

Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Studi Literatur

Pada tahapan ini dilakukan dengan mencari informasi mengenai PM2.5, CO2, O3 serta korelasi antara RTH dengan polutan di udara. Hal ini dilakukan agar memperoleh pemahaman lebih mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

2. Pemetaan RTH terhadap Luas Total Kawasan Kampus

Tahapan ini dilakukan dengan pengukuran secara langsung mengenai luas RTH di kawasan kampus, hal ini ditujukan untuk mendapat informasi yang ada di lapangan.

(5)

3. Persiapan Alat Ukur

Setelah mendapatkan informasi berdasarkan studi literatur dan pemetaan RTH, selanjutnya akan dilakukan persiapan alat ukur. Alat ukur yang digunakan berbasis low-cost sensor dengan spesifikasi yang dibutuhkan agar diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Pengukuran Lapangan

Alat ukur yang telah dipersiapkan akan dilakukan pengambilan data berdasarkan parameter yang ditentukan. Pengujian ini dilakukan dengan cara trial and error, agar data yang diperoleh tepat dan dapat dipercaya.

5. Hasil dan Pembahasan

Data yang diperoleh dari pengukuran akan dibahas dan dianalisis menggunakan Uji ANOVA, sehingga dapat diketahui mengenai korelasi antara RTH dengan polutan di udara. Analisa yang telah dilakukan akan ditarik kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

6. Penyusunan Laporan

Seluruh hasil penelitian akan ditulis dan disusun dalam bentuk laporan tugas akhir.

Referensi

Dokumen terkait

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan

Bahan ajar kaparigelan nulis keur barudak SD/MI bisa ditengetan dina Standar Kompetensi (SK) jeung Kompetensi Dasar (KD) dina SKKD Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda 2006..

Dengan dikembangkannya aplikasi Alat Musik Tradisional Jawa Tengah dengan metode single marker dan markerless 3D objek tracking, serta dilakukan pengujian aplikasi

58/4 tanggal 31 Oktober 2003, dalam Pasal 23 mengenai Laundering of proceeds of crime, antara lain ditentukan bahwa setiap negara anggota harus menyetujui

Untuk jembatan yang mempunyai lengkung horizontal, harus diperhitungkan gaya sentrifugal akibat pengaruh pembebanan lalu lintas untuk seluruh bagian bangunan.. Beban

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan

1) Fokus sasaran: balita pada rumahtangga miskin, terutama balita laki-laki berusia 1- 3 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, dengan tetap tidak mengabaikan balita perempuan. 2)

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh pola asuh belajar, lingkungan pembelajaran, motivasi belajar, dan potensi akademik terhadap prestasi akademik siswa