• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan yang digunakan hingga saat ini sudah banyak memanfaatkan sistem informasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan di bidang pendidikan. Keberhasilan suatu sistem informasi ialah apabila sudah dapat memenuhi segala kebutuhan pengguna dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem informasi tersebut perlu dilakukan suatu evaluasi.

Secara umum istilah evaluasi dapat diartikan suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu tersebut dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan/kelompok tertentu. Proses evaluasi selalu mengandung judgement (penilaian/penentuan) yang didasarkan oleh kriteria tertentu. Kriteria dapat ditentukan oleh evaluator sendiri atau dari pemberi tugas (Roswati, 2008).

Evaluasi suatu sistem informasi adalah suatu usaha nyata untuk mengetahui kondisi sebenarnya suatu penyelenggaraan sistem informasi. Dengan evaluasi tersebut, capaian kegiatan penyelenggaraan suatu sistem informasi dapat diketahui dan tindakan lebih lanjut dapat direncanakan untuk memperbaiki kinerja penerapannya. Dalam mengevaluasi penerapan suatu sistem informasi perlu dilakukan penelitian untuk mengukur keberhasilan dari penerapan/implementasi sistem informasi tersebut.

Telah banyak dilakukan penelitian terhadap evaluasi implementasi sistem informasi menggunakan metode HOT (Human Organization Technology) Fit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) menyatakan bahwa komponen organization dinilai masih kurang baik. Kekurangan organisasi karena tidak adanya persaingan antar puskesmas dalam implementasi SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas) dan tidak dapatnya sistem dipakai untuk berkomunikasi dengan lingkungan luar. Komponen teknologi sudah dinilai baik dalam mendukung implementasi SIMPUS. Namun masih ada kekurangan yaitu sistem kurang fleksibel

(2)

mengikuti perubahan pengguna dan informasi yang dihasilkan SIMPUS kurang akurat.

Penelitian yang dilakukan oleh Subagiyo (2011), mengembangkan kerangka evaluasi HOT (Human-Organization-Technology) Fit untuk mengevaluasi Sistem Informasi Kesehatan dengan menggabungkan model DeLone dan McLean, model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) dan disesuaikan dengan TTF (Task Technology Fit) model. Hasil penelitian ini adalah bahwa kerangka evaluasi mampu menjelaskan penggunaan dan penerimaan pengguna lebih baik dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya tanpa mengabaikan faktor teknologi dan organisasi.

Menggunakan metode HOT Fit, hasil penelitian Bayu et al. (2013) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) di RS PKU Muhammadiyah Sruweng dipengaruhi oleh adanya dukungan dan dorongan dari pihak manajerial kepada para pengguna SIMRS serta tersedianya kondisi fasilitas yang memadai di lingkungan Rumah Sakit.

et al. (2013), khusus menggunakan Model HOT (Human-Organization-Technology) Fit untuk mengevaluasi efektivitas atau keberhasilan aplikasi Electronic Pemerintahan Malaysia, yaitu Monitoring System Project (PMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model HOT-fit dapat diterapkan untuk mengevaluasi proyek-proyek pemerintahan dan sistem informasi umum secara ketat, sistematis dan terstruktur. Model aplikasi yang fleksibel dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang faktor manusia, organisasi dan teknologi serta kesesuaian di antara ketiga faktor tersebut.

Masih menggunakan model HOT Fit, Poluan et al. (2014), dalam penelitian-nya menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Human, Organization, dan Technology mempunyai hubungan yang cukup kuat dan positif yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain serta ketiganya mempunyai hubungan yang kuat dan searah terhadap Net Benefit dari sistem.

Demikian juga dengan Murnita (2014) menggunakan model HOT Fit dalam penelitiannya menyatakan bahwa kinerja SIM farmasi dikategorikan baik hanya dari

(3)

aspek technology sedangkan dari aspek human dan organization dikategorikan kurang baik. Dari hal tersebutlah yang menyebabkan belum terpenuhinya kebutuhan keakuratan dan kecepatan penyediaan informasi.

Dengan beragamnya penelitian yang sudah dilakukan menggunakan model HOT Fit dan memperoleh hasil yang berbeda-beda dalam evaluasi implementasi sistem informasi, maka peneliti mengembangkan model HOT Fit untuk mengukur tingkat keberhasilan sistem informasi akademik menggunakan neural network.

Yusof et al. (2006) menyatakan bahwa model HOT Fit menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology) dan kesesuaian hubungan di antaranya. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, maka model yang dipakai pada penelitian ini merupakan replikasi model penelitian yang telah dilakukan oleh Yusof et al. (2013), sehingga terdapat empat variabel dari evaluasi implementasi sistem informasi yang akan dilakukan, yaitu :

a. Manajemen Puncak (Top Management)

b. Manusia (Human) difokuskan pada Pengguna (User) c. Teknologi (Technology)

d. Organisasi (Organization)

Peranan manajemen puncak mengandung banyak variabel didalamnya. Terdapat tiga variabel dari peranan manajemen puncak yang diuji terhadap kesuksesan implementasi sistem informasi, yaitu (Tripalguna, 2012) :

a. Dukungan manajemen puncak (Support)

b. Partisipasi atau keikutsertaan manajemen puncak (involvement) c. Komitmen manajemen puncak (commitment)

Menggunakan Model TUTO (Top Management-User-Technology-Organization), diharapkan evaluasi yang dilakukan terhadap implementasi sistem informasi akademik akan lebih kompleks dan akurat. Sistem informasi akademik yang akan dikaji menggunakan regresi linier dan Neural Network (Jaringan Syaraf Tiruan) dengan metode feedforward backpropagation.

(4)

Penelitian menggunakan neural network dengan metode feedforward backpropagation juga telah banyak dilakukan. Penelitian Abdullah et al. (2010), menyatakan bahwa hasil simulasi dan percobaan membuktikan bahwa tingkat ketelitian pengenalan pola tergantung pada jumlah epoch yang digunakan serta setting learning ratenya. Algoritma feedforward backpropagation telah terbukti dapat digunakan untuk pengenalan pola sidik jari dan memiliki error recognition yang sangat kecil.

Febrina et al. (2013) hasil penelitiannya mengatakan bahwa menggunakan jaringan multi layer feedforward diperoleh nilai MAPE pengujian data sebesar 5,7134% yang artinya tingkat akurasi termasuk sangat baik karena dibawah 10% sehingga menunjukkan verifikasi data antara data aktual dengan JST tidak ada perbedaan yang signifikan. Demikian juga hasil penelitian Tanjung (2015) mengatakan bahwa pengujian jaringan saraf dilakukan dengan memasukkan data pelatihan dan pengujian diperoleh hasil pengujian sampai 100% sesuai dengan target yang di inginkan.

Regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel bebas dengan variabel terikat dan nilai masing-masing yang dihasilkan akan menjadi bobot dalam arsitektur multilayer neural network (arsitektur layar jamak) yang akan digunakan. Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan sistem adaptif yang dapat mengubah strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut. JST dapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara input dan output untuk menemukan pola-pola pada data. Secara sederhana, JST adalah sebuah alat pemodelan data statistik nonlinier. Dalam JST apabila dimasukkan informasi baru yang belum pernah dipelajari, maka JST itu masih akan tetap dapat memberikan tanggapan yang baik, memberikan keluaran yang paling mendekati.

1.2 Rumusan Masalah

Hal-hal yang akan dikaji dari penelitian ini adalah variabel manajemen puncak, pengguna, teknologi dan organisasi yang mana belum diketahui dapat bekerja secara

(5)

optimum berhubungan dengan variabel layanan sistem informasi akademik. Berkenaan dengan hal itu, beberapa pertanyaan yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut :

a. Bagaimana hubungan antara manajemen puncak dengan layanan sistem informasi akademik, pengguna dengan layanan sistem informasi akademik, teknologi dengan layanan sistem informasi akademik dan organisasi dengan layanan sistem informasi akademik

b. Bagaimana mengukur keberhasilan implementasi sistem informasi akademik dinilai dari layanan sistem informasi akademik, dilihat dari variabel keberhasilan manajemen puncak (top management), pengguna (user), teknologi (technology), dan organisasi (organization) dengan pengujian terhadap variabel-variabel menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji regresi

c. Bagaimana mengukur tingkat kelayakan implementasi sistem informasi akademik tersebut menggunakan neural network dengan metode feedforward backpropagation.

1.3 Batasan Masalah

Dalam mengevaluasi implementasi sistem informasi akademik, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan dibahas pada :

a. Manajemen Puncak (top management) yang diharapkan memberikan dukungan, partisipasi dan komitmen

b. Pengguna (user) yang akan diteliti adalah beberapa mahasiswa dalam sebuah institusi perguruan tinggi yang aktif pada tahun ajaran 2014/2015 semester genap c. Teknologi (technology) yang akan diteliti adalah sebuah sistem informasi

akademik yang telah diimplementasi hingga tahun ajaran 2014/2015 semester genap

d. Organisasi (organization) yang akan diteliti adalah sebuah institusi perguruan tinggi swasta

e. Digunakan neural network dengan metode feedforward backpropagation untuk mengukur tingkat kelayakan implementasi sistem informasi akademik.

(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Menjawab pertanyaan pada rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui hubungan antara manajemen puncak dengan layanan sistem informasi akademik, pengguna dengan layanan sistem informasi akademik, teknologi dengan layanan sistem informasi akademik dan organisasi dengan layanan sistem informasi akademik

b. Mengukur keberhasilan implementasi sistem informasi akademik dinilai dari layanan sistem informasi akademik, dilihat dari variabel keberhasilan manajemen puncak (top management), pengguna (user), teknologi (technology), organisasi (organization) dengan pengujian terhadap variabel-variabel menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji regresi

c. Mengukur tingkat kelayakan implementasi sistem informasi akademik tersebut menggunakan neural network dengan metode feedforward backpropagation.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, maka manfaat yang diperoleh adalah : a. Dari keempat faktor antara manajemen puncak (top management), pengguna

(user), teknologi (technology), organisasi (organization) dapat diketahui faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap implementasi sistem informasi akademik b. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi sistem informasi akademik yang

dinilai dari layanan sistem informasi akademik, dilihat dari variabel keberhasilan manajemen puncak (top management), pengguna (user), teknologi (technology), organisasi (organization) dengan pengujian terhadap variabel-variabel menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji regresi

c. Mengetahui tingkat kelayakan implementasi sistem informasi akademik tersebut menggunakan neural network dengan metode feedforward backpropagation.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, maka komunikasi penyuluhan yang dilakukan baik dari segi teknik, bahasa, dan sarana yang digunakan harus disesuaikan dengan daya nalar masyarakat yang dilihat

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Puguh Harianto sebagai Ketua Pelaksana yaitu tugas dari dua divisi ini hampir sama dan sesuai dengan keputusan dari DPM agar

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam "Ibnu Sina" Yarsi Sumbar Bukittinggi menunjukkan bahwa 54,7% perawat memiliki kecendrungan turnover, dari

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Kemudian Anda juga harus menyatakan bahwa karena Anda mengajukan permohonan terhadap Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea