• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem informasi manajemen adalah hal yang saat ini banyak dikembangkan dalam rangka usaha untuk meningkatkan dukungan layanan di rumah sakit. Adanya sistem informasi rumah sakit mengakibatkan proses pengelolaan informasi yang berlangsung di rumah sakit membutuhkan sumber daya pelaksana maupun waktu menjadi lebih efisien. Proses pengelolaan informasi yang cepat dan mudah menjadi salah satu unsur peningkatan kualitas layanan rumah sakit. Kemudahan dan efisiensi ini berujung pada naiknya tingkat kepuasan pengguna baik internal seperti direktur, kepala bagian, kepala instalasi yang termasuk dalam jajaran manajemen rumah sakit, maupun eksternal seperti pasien, Dinas Kesehatan, kantor pajak, dan lain sebagainya.

Menurut Rustiyanto (2011) informasi - informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi di rumah sakit dapat digunakan untuk : (a) menilai mutu pelayanan dengan jalan menguji kesesuaian fakta lapangan dengan standar tertentu, mengevaluasi kepuasan pelanggan dan proses pelayanan yang berkesinambungan, (b) mengevaluasi akuntabilitas seperti cost effectiveness, cost benefit, cost utility, (c) mengevaluasi kelangsungan pengembangan organisasi, pemasaran, kepemimpinan harga, (d) mengevaluasi kinerja rumah sakit meliputi produktivitas, proses pelayanan, mutu pelayanan, likuiditas, solvabilitas dan kepuasan pengguna informasi baik internal maupun eksternal.

Sistem informasi rumah sakit menyediakan informasi dengan cepat dan akurat. Pengelolaan dan pengolahan informasi berbasis sistem informasi manajemen diperlukan karena : (a) perlunya informasi untuk memperoleh kepastian dalam mengambil keputusan, (b) keputusan yang diambil harus cepat, akurat, dan dapat dipercaya, (c) untuk penentuan kebijakan yang bersifat strategis memerlukan pengelolaan data yang sistematis (Rustiyanto, 2011).

(2)

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta menurut Trisnantoro (2006) termasuk dalam golongan rumah sakit swasta milik yayasan keagamaan dan kemanusiaan yang sistem manajemennya sudah menyerupai badan usaha yang progresif. Rumah Sakit Bethesda terus melakukan peningkatan kualitas layanan medis selain melaksanakan diversifikasi usaha. Yakkum (2004) menyebutkan tujuan Rumah Sakit Bethesda adalah : (a) mampu bersaing, (b)melindungi dan mensejahterakan sumber daya manusia, (c) mampu melayani semua pelanggan termasuk yang kekurangan, (d) Unggul, berkualitas, dan paripurna dalam pelayanan kesehatan, (e) Jejaring pelayanan kesehatan yang luas, (f) Diversifikasi pelayanan kesehatan yang luas.

Salah satu bentuk layanan unggulan dari Rumah Sakit Bethesda adalah Stroke Centre Bethesda yang didirikan pada tahun 1995. Pada situs Rumah Sakit Bethesda yakni www.bethesda.or.id disebutkan :

“ Struktur Stroke Centre terdiri dari dokter spesialis saraf, perawat dengan pelatihan khusus stroke, tim rehabilitasi medik, ahli gizi, pastoral, dan berbagai spesialis lain yang terkait. Kajian sistematis menunjukkan bahwa perawatan yang multidisiplin dan intensif adalah alasan utama untuk meningkatkan kesehatan pasien menjadi lebih baik. Penelitian menunjukkan penurunan mortalitas sebesar 23% di stroke centre dibanding bangsal biasa, angka komplikasi akut pun lebih rendah, dan lebih banyak pasien yang mampu mandiri. ”

Rumah Sakit Bethesda berperan sebagai mitra pemerintah dalam menyelenggarakan Sistem Kesehatan Nasional (Yakkum, 2004) termasuk layanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Jamkesmas adalah program pemerintah di bidang kesehatan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Pelaksanaan Jamkesmas menggunakan dasar Keputusan Menteri Kesehatan No. 316 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2009 (Departemen Kesehatan, 2009a) yang menjelaskan bahwa pola pembayaran Jamkesmas menerapkan Indonesia Diagnosis Related Group (INA-DRG).

(3)

Pada Petunjuk Teknis INA-DRG pada Pelaksanaan Jamkesmas (Departemen Kesehatan, 2009c) disebutkan bahwa definisi INA-DRG adalah suatu sistem klasifikasi kombinasi dari beberapa jenis penyakit atau diagnosa dan prosedur atau tindakan pelayanan di rumah sakit dan pembiayaannya yang dikaitkan dengan mutu serta efektivitas pelayanan terhadap pasien.

INA-DRG yang dikembangkan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengacu pada Australian DRG merupakan perhitungan biaya yang dikeluarkan dengan unit cost actual pengobatan di rumah sakit yang berbasis clinical pathway. Unit cost dihitung dengan metode Activity Based Cost System dan Simple Distribution Methode, pada mana biaya perawatan di rumah sakit merupakan fungsi utilisasi dan unit cost (Rivany, 2009).

Dalam Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) 2009 (Departemen Kesehatan, 2009b) menyebutkan pelayanan rumah sakit diharapkan dapat dilakukan dengan cost efficient dan cost effective agar biaya pelayanan seimbang dengan tarif INA-DRG mengingat dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada peserta Jamkesmas tidak boleh dikenakan biaya oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dengan alasan apapun. Keseimbangan antara biaya pelayanan kesehatan dan tarif INA-DRG menjadi hal penting bagi manajemen rumah sakit yang rumah sakitnya melayani pasien Jamkesmas agar tidak mengalami kerugian finansial.

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan rumah sakit yang melayani pasien Jamkesmas. Dalam mengelola informasi termasuk mengenai keuangan, Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta telah didukung dengan sistem yang berbasis komputer. Sistem ini telah dikembangkan sejak tahun 1984 dan secara bertahap mengalami perkembangan. Pada awalnya dibuat untuk dapat melayani billing rawat inap, saat ini telah berkembang hingga billing lengkap, sistem rekam medis, keuangan, hingga peresepan elektronis. Guna menunjang pengambilan keputusan dan kebijakan strategis pihak manajemen rumah sakit memerlukan suatu sistem informasi manajemen eksekutif, terlebih pada layanan unggulan rumah sakit seperti layanan stroke.

(4)

B. Perumusan Masalah

Penyakit Cerebrovasculair accident atau yang lebih dikenal dengan stroke membutuhkan biaya identifikasi dan penanganan yang cukup besar di rumah sakit. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan yang lebih teliti untuk menentukan besarnya biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk melaksanakan tindakan atas penyakit tersebut. Terlebih pada pasien Jamkesmas yang biaya perawatannya harus sesuai dengan tarif INA-DRG agar tidak merugikan rumah sakit.

Layanan stroke adalah layanan unggulan di Rumah Sakit Bethesda. Manajemen Rumah Sakit Bethesda memerlukan sistem informasi manajemen eksekutif yang berkait layanan stroke utamanya bagi pasien Jamkesmas untuk menjaga keseimbangan antara biaya perawatan dengan tarif INA-DRG. Pada tahap awal pengembangan sistem informasi dilakukan suatu analisis kebutuhan sistem. Hal ini menjadi dasar untuk membuat desain sistem informasi.

Dalam penelitian ini akan diteliti ” Apakah sumber variasi tagihan perawatan stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta jika dibandingkan dengan tarif INA-DRG? ”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui informasi yang perlu tersedia pada sistem informasi manajemen eksekutif layanan stroke di Rumah Sakit Bethesda berkaitan dengan penerapan INA-DRG.

2. Tujuan khusus

a. Membandingkan besar tagihan perawatan penyakit stroke di RS Bethesda dengan besar tagihan INA-DRG.

b. Mengidentifikasi sumber-sumber variasi besar tagihan perawatan penyakit stroke dibandingkan tagihan INA-DRG.

(5)

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Rumah Sakit

a. Dapat melakukan pemetaan terhadap komponen tagihan perawatan yang berpotensi merugikan rumah sakit terutama pada penyakit objek penelitian dalam penerapan INA-DRG.

b. Dapat menjadi dasar pembuatan subsistem pengawasan biaya tagihan layanan stroke yang tersedia pada sistem informasi manajemen eksekutif rumah sakit.

2. Untuk peneliti

Memperdalam pengetahuan mengenai seluk-beluk pembiayaan yang berjalan di rumah sakit.

E. Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :

1. Penelitian Rais et al. (2012) tentang Perbandingan Penggunaan Obat Antara Pasien Pnemonia Rawat Inap di Rumah Sakit yang menemukan adanya perbedaan kuantitas dan kualitas penggunaan obat, serta persentase biaya obat dan alat kesehatan pasien terhadap tarif INA-DRG antara pasien rawat inap program Jamkesmas, Askessos, dan Gakin pada kasus pneumonia di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Peneliti menyarankan pembuatan clinical pathway untuk setiap departemen di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai acuan dalam pemilihan obat dan pelaksanaan evaluasi berkala oleh Panitia Farmasi dan Terapi.

2. Penelitian Wei et al. (2010) Variations and determinants of hospital costs for acute stroke in yang menemukan bahwa variasi biaya sebagian besar disebabkan oleh keparahan stroke dan length of stay (LOS) . Perubahan kebijakan rumah sakit untuk standarisasi penggunaan sumber daya dan mengurangi variasi dalam LOS bisa meredam biaya dan meningkatkan efisiensi untuk manajemen stroke akut di Cina.

(6)

3. Penelitian Chandra (2009) Pengembangan Sistem Informasi Pembayaran Rawat Inap Pasien Keluarga Miskin Berbasis INA-DRG Casemix Guna Monitoring Pembiayaan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Kalimantan Barat. Penelitian ini membuat model sistem informasi pembayaran rawap inap berbasis INA-DRG casemix dan menyarankan perlunya dibuat daftar pasien yang melebihi tarif INA-DRG casemix (warning system) sehingga dapat memonitor pembiayaan kesehatan pasien setiap hari. 4. Penelitian Ambarita (2007) Evaluasi Prototipe Simulasi Sistem Informasi

Keperawatan Stroke yang memunculkan suatu model prototipe sistem

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

Simpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum medan magnet disekitar arus listrik yaitu disekitar kawat yang dialiri arus listrik terdapat medan magnet,

Ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 6 huruf d dan Pasal 15 huruf d tidak berlaku bagi pegawai kontrak yang telah diangkat dengan Keputusan Bupati dan telah berkerja

Sifat Mekanik Sifat Mekanik G G Sifat magnetik  Sifat magnetik  Resistivitas listrik  Resistivitas listrik  Konduktivitas termal Konduktivitas termal Ekspansi termal Ekspansi

Responden yang diperoleh menjadi representasi dari setiap elemen yang terkait dengan pemasaran Ikan Salai Selais di Kabupaten Pelalawan dilakukan secara purposive sampling

Penerapan capping listrik industri menimbulkan diskriminasi tarif di antara pengusahan sehingga dapat dianggap melanggar pasal 19 huruf d Undang-Undang nomor 5 tahun

1 Penulis buku penelitian kualitatif lainya Dezin dan Lincon yang sebagaimana telah dikutip oleh Moleong mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penilitian

Judul Tugas Akhir : Sistem Pemberian Pupuk Tanaman Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler.. Dosen Pembimbing 1 : Ir.Purnomo Edi Sasongko, MP Dosen Pembimbing 2 : Basuki Rahmat,