• Tidak ada hasil yang ditemukan

METAFORA PROSES DIVERGENSI MELALUI KONFIGURASI FIGURIN KERAMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METAFORA PROSES DIVERGENSI MELALUI KONFIGURASI FIGURIN KERAMIK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa

METAFORA PROSES DIVERGENSI MELALUI

KONFIGURASI FIGURIN KERAMIK

Andinar Candranaya Narendrar Dr. Nurdian Ichsan, M.Sn

Program Studi Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB

Email: andinar@gmail.com

Kata Kunci : alienasi, figurin keramik, konfigurasi lingkaran, metafor, repetis

Abstrak

Menurut pandangan Erich Fromm, alienasi adalah suatu kondisi dimana seorang individu merasa terasing dari kehidupan sosialnya. Individu tersebut tidak lagi melakukan sesuatu atas dasar kehendaknya sendiri, tetapi seakan dikontrol oleh sesuatu di luar dirinya sehingga, ia kehilangan jati diri dan terasing pula dari dirinya sendiri. Lebih jauh lagi, kondisi ini menjadikan seorang individu tidak lagi menjadi poros dunianya sendiri, juga tidak menciptakan aktivitas-aktivitasnya sendiri. Seringkali kondisi ini terjadi akibat keinginan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan atau kelompok sosial berikut aturan-aturan yang mengikutinya, karena ingin diakui menjadi bagian dari kelompok itu. Pada nyatanya, ia sebenarnya adalah orang yang tidak berdaya dan tidak menjadi dirinya sendiri tanpa disadari.

Kondisi tersebut tak ayal dialami pula oleh penulis. Adanya kebutuhan untuk hidup berkelompok, khususnya pada masa perkuliahan, menyebabkan penulis merasa seakan dituntut untuk mengikuti aturan-aturan yang terdapat pada kelompok yang ingin ia masuki. Hasilnya, yang terbentuk adalah kenyamanan semu; penulis justru merasa terhambat dan merasa tidak dapat berkembang. Penulis mengalami depersonalisasi dan malah terasing dari dirinya sendiri. Karakter-karakter yang penulis tampilkan ke muka umum hanyalah persona dari lingkungan yang dirasa terlalu mendominasi, sehingga penulis merasa hampa.

Adanya keinginan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut mendorong penulis untuk menjadikannya sebuah kesempatan berkarya Tugas Akhir, sebagai media pengekspresian pemikiran-pemikiran penulis. Penulis memutuskan untuk menggunakan pendekatan teknik media keramik, yang kemudian disusun menjadi sebuah konfigurasi lingkaran yang divergen (menyebar ke luar) dan menyerupai ledakan. Karya tersebut terdiri dari ratusan repetisi figurin manusia dalam posisi duduk, setengah-berdiri, dan berdiri, sebagai metafora dari penulis yang mencoba lepas dari belenggu sosial. Melalui karya ini pula, penulis berharap dapat merepresentasikan pandangannya dan mencapai proses pendewasaan serta mampu memilah mana pengaruh luar yang dapat bermanfaat bagi penulis, sehingga penulis dapat keluar dari rasa terkungkung untuk kemudian menjadi individu yang lebih baik.

Abstract

According to Erich Fromm, alienation is meant a mode of experience in which an individual experiences himself as an alien and has become estranged from himself. He does not experience himself as the center of his world, as the creator of his own acts. An alienated individual is out of touch with himself as he is out of touch with any other person. Oftentimes, this condition occurs when an individual tries to adapt himself to social groups around him, and tries to get recognition from that said social groups; when in fact, he’s unconsciously not being himself and becoming more vulnerable. Alienation was somewhat inevitable for the author. In social life, there is a need to form a group or socialize in a group, especially in college phase of author's life. The author felt urged to follow the rules each group had. That resulted in forged comfort; the author felt inhibited and fail to develop into maturity. He experienced a depersonalization and even got estranged from himself. The characters that the author projected to the public were just a persona in a domineering environment, which left the author feeling empty.

1. Pendahuluan

Pandangan Erich Fromm secara singkat mengenai keterasingan dapat dikatakan bahwa orang tidak lagi melakukan sesuatu atas dasar kehendaknya sendiri, tetapi disetir oleh sesuatu di luar dirinya. Ia asing dengan dirinya sendiri. Ia tak mengalami dirinya sendiri sebagai pusat dunianya dan sebagai pencipta aktivitas-aktivitasnya sendiri tetapi semua sikap dan bahkan yang dipikirkannya menjadi tuan baginya, dan ia tunduk padanya.Pada masa akhir perkuliahan ini penulis ingin menyelesaikan permasalahan dengan yang ada dengan diri yang dipengaruhi oleh kehidupan sosial

(2)

sekitarnya. Hal ini dijadikan oleh penulis sebagai kesempatan berkarya untuk tugas akhir sebagai media dalam mengekspresikan pemikiran-pemikiran penulis. Kejadian seperti ini sering sekali penulis alami, bahkan dalam kehidupan bersosial penulis baik dalam lingkup keluarga, pertemanan, dan perkuliahan. Pada akhirnya penulis menyadari kelemahan penulis, bahwa penulis yang merasa teralienasi dari dirinya sendiri akibat kenaekaragaman di lingkungan tempat penulis sehari hari tinggal. Hal ini membuat penulis merasa kosong pada dalam diri, karena apa yang dilakukan penulis menurutnya hanyalah hasil persona dari lingkungan yang mendominasi kehidupan sehari hari penulis.

Di akhir abad ke- 20, para filsuf, ilmuwan sosial, maupun seniman banyak memperdebatkan keberadaan manusia sebagai makhluk sosial. Telah menjadi hal umum dan permasalahan yang tak berhenti diperdebatkan sampai saat ini. Salah satu permasalahan itu adalah kondisi manusia yang teralienasi. Menurut pandangan Erich Fromm, salah seorang pakar pisikologi, secara singkat mengutarakan mengenai keterasingan. Ia mengatakan bahwa, orang tidak lagi melakukan sesuatu atas dasar kehendaknya sendiri, tetapi disetir oleh sesuatu di luar dirinya.

Berangkat dari refleksi pada dirinya sendiri, yang telah mengalami pengalaman-pengalaman personal, yang secara sadar maupun tak sadar telah membentuk karakter diri penulis yang teralienasi dengan dirinya sendiri. Penulis merasa terlalu nyaman pada lingkungan tinggal dan pertemanannya sehingga menghambat penulis untuk maju dan berkembang. Hal ini membuat penulis secara tidak langsung terkengkang dan berada di zona nyaman yang semu. Penulis memutuskan untuk menggunakan pendekatan teknik media keramik yang disusun dalam bentuk mirip ledakan, yaitu menyebar ke segala arah. Dalam pembuatan karya tugas akhir penulis. Karya ini terdiri dari ratusan figurin yang berbahan dasar keramik yang terbagi menjadi 3 posisi, yaitu duduk, jongkok-setengah berdiri, dan berdiri. Bentuk yang penulis ambil adalah bentuk-bentuk dasar sebagai simbolik dari beragam jenis aturan yang diciptakan oleh manusia sendiri dalam makna yang berubah menjadi sebuah bentuk kebendaan. Bentuk figurin yang disusun merupakan metafora diri penulis yang mencoba untuk keluar dari satu belenggu, yaitu perasaan terlalu nyaman pada suatu tempat dan merasa cukup dalam mencari pemahaman keilmuan baru.

Melalui karya ini penulis mencoba memperlihatkan kenyataan akan suatu bentuk alienasi diri, sehingga penulis dapat merepresentasikan pandangannya dan mencapai proses pendewasaan serta mampu memilah mana yang pengaruh dari lingkungan luar yang dapat bermanfaat bagi penulis, sehingga penulis dapat keluar dari rasa terkungkung untuk kemudian menjadi lebih baik..

2. Proses Studi Kreatif

Karya tugas akhir ini bertujuan untuk Memaparkan sebuah kenyataan akan bentuk alienasi diri sehingga penulis dapat merubah sedikit pandangannya dan berdamai dengan diri sendiri dan lingkungannya, serta Sebagai media penulis untuk dapat menuangkan dan mengekspresikan kegelisahan hati dalam sebuah karya seni.

Berawal dari keinginan penulis untuk mengenal diri penulis lebih dalam lagi, penulis mencoba berfikir akan kelemahan ataupun kelebihan yang ada pada diri penulis. Penulis merasa teralienasi dari diri sendiri dikarenakan merasa hanya menjadi bentuk persona dari lingkungannya berasama teman yang berasal dari bermacam macam program studi yang lebih dominan. Sumber teralienasi disini adalah lingkungan tempat tinggal penulis yang dominan sehingga sehingga terbawa dan merasa terlalu nyaman sehingga penulis teralienasi dari dirinya sendiri.

Penulis memutuskan untuk merepresentasikan karya penulis menjadi sebuah karya keramik yang memijam persona dari figurin untuk mencapai gagasan yang telah penulis jabarkan di atas. Penulis merepresentasikan dirinya dalam bentuk sesosok manusia yang diselimuti kain namun pada bagian dalamnya kosong. Tidak terdapat manusia di dalamnya, maka hanya mampak kain yang menyerupai manusia namun tanpa isi. Di sini penulis ingin menceritakan bagaimana kekosongan yang dirasakan pada diri penulis dan menciptakan unsur simbolik bahwa apa yang dilihat lingkungan sekitar kepada penulis hanyalah sisi luar saja, dan kosong pada bagian dalam.

Figurin merupakan wujud representasi manusia dalam bentuk mini. Figurin yang dibentuk oleh penulis berjumlah 3 buah dan memiliki gesture yang berbeda pula. Perbedaan gestur ini ingin merepresentasikan proses dan keadaan yang dirasakan penulis dalam proses untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Gestur yang dibuat adalah duduk, jongkok, dan berdiri. Pada posisi duduk penulis ingin menceritakan tentang kegundahannya ketika hanya bias terdiam dalam suatu tempat maupun lingkungan yang membuat penulis merasa terbiasa untuk diam dan tidak dapat bergerak untuk keluar mencari pengetahuan baru. Kemudian pada gesture jongkok atau setengah berdiri menceritakan tentang salah satu aksi dalam proses penulis untuk tidak hanya diam yang kemudian juga sebagai symbol sebesar apa pemahaman penulis pada suatu aspek pengetahuan. Pada gestur terakhir yaitu berdiri, penulis ingin bercerita tentang perubahan

(3)

Andinar Candranaya Narendrar

positif maupun negatif di lingkungannya. Gestur terakhir juga sebagai acuan bahwa penulis cukup memahami aspek pengetahuan dalam kehidupan yang penulis lalui. Ketiga figure ini semua dalam keadaan menunduk sebagai symbol rasa malu, lelah, dan dalam posisi yang tidak diinginkan. Semua gestur ini akan didisplay dengan susunan menyerupai visual ledakan yang memiliki pusat yang mendorong tiap-tiap layer untuk keluar dan menjauh untuk mencari kenyamanan dan pengetahuan baru.

Dalam display karya, penulis mengadaptasi bentuk ledakan yang melingkar seakan akan mendorong ke segala arah secara membabi buta untuk mencari pemahaman baru. Dalam konfigurasi ini penulis ingin merepresentasikan proses dimana tidak semua figurin yang diciptakan penulis hadir dalam bentuk sempurna. Ketidak sempurnaan ini ditunjukan dengan adanya beberapa figurin yang ter-deformasi. Dalam penataan karya, terdapat beberapa layer yang mulai dari pusat figurin ditata melingkar dengan rapat hingga layer paling luar semakin berjarak, ini sebagai bentuk simbolik penulis untuk menyampaikan pesan bahwa penulis tidak lagi ingin terkungkung atau terjerat dalam bayangan alienasi diri. 3 layer pertama berisi figurin dengan pose duduk dan tertunduk sedangkan pada layer berikutnya terdapat figurin dengan pose setengah duduk untuk menyimbolkan bahwa penulis ingin bergerak maju meninggalkan permasalahan yang dia alami. Pada layer terakhir terdapat figurin dengan pose berdiri yang juga menunduk sebagai symbol bahwa penulis beranjak keluar dari mikrokosmik yang ia ciptakan dari pengalaman alienasi tersebut. Setelah 3 layer pertama, figurin akan diletakkan secara acak sebagai simbol ketidak sempurnaan, perbedaan tingkat pengetahuan pada aspek kehidupan penulis.

Pada finishing karya, penulis yang menggunakan tanah stoneware dengan hasil warna putih setelah dibakar pada suhu 900 derajat celcius, yang kemudian didisplay dengan konfigurasi melingkar yang menerupai ledakan. Dengan tidak seragamnya figurin yang mengisi layer penulis ingin menceritakan pemahaman penulis yang tidak seragam sehingga figurin sebagai sarana dalam menunjukkan sejauh mana proses yang dialami penulis dalam mencapai pemahaman pemahaman yang pernah penulis temui dalam kehidupannya. Ada pula alasan mengapa figurin tidak dibentuk lebih terbuka karena pada pencarian ilmu dan pemahaman tidak aka nada habisnya sehingga tidak patut agaknya jika penulis merasa cukup dalam perjalanannya mencari pemahaman baru.

3. Hasil Studi dan Pembahasan

Karya instalatif ini terdiri dari figurin yang terbuat dari keramik dan disusun melingkar dengan beberapa layer. Keseluruhan karya berwarna putih dof dengan menggunakan warna asli dari stoneware putih yang dibakar pada suhu 1000 derajat celcius.

(4)

4. Penutup / Kesimpulan

Merasa tidak menemukan diri sendiri meskipun segalanya nampak jelas terlihat dari bagian luar sangatlah menyulitkan. Dengan banyaknya pengaruh dari lingkungan luar yang mengakibatkan penulis mengalami alienasi terhadap diri sendiri, karena apa yang dilakukan penulis menurutnya hanyalah hasil persona dari lingkungan yang mendominasi kehidupan sehari hari penulis. Melalui karya seni, penulis mempunyai kesempatan untuk merepresentasi bagaimana proses keluar dari zona nyaman dan maju mencari pemahaman-pemahaman baru.

Pengalaman teralienisasi akan diri sendiri oleh penulis serta prosesnya dalam meninggalkan zona nyaman hingga menemukan pemahaman barudan lingkungan baru dapat direpresentasikan dalam sebuah karya seni tiga dimensi berbentuk 3 buah figunie dengan pose berbeda yang kemudian diperbanyak dan pada proses pembuatannya melalui proses cetak tuang yang dilakukan berkali-kali sehingga bersifat repetitif dan konfigurasinya meminjam ledakan dan divergensi sebagai persona keinginan besar penulis. Berbagai deformasi yang terjadi pada proses pencetakan karya digunakan penulis sebagai representasi proses, dimana tidak semua proses berhasil dengan sempurna.Penulis ingin fenomena ini tidak hanya dirasakan oleh penulis, tapi juga para audience sehingga dapat ikut memahami.

Karya ini menjadikan proses pelepasan bagi masa lalu penulis sehingga penulis dapat meninggalkan perasaan-perasaan negatif penulis dan penulis dapat menerima semua yang telah terjadi dengan tulus. Karya tersebut menjadikan cerminan dari proses meyakinkan diri sendiri untuk mengatasi semua efek negatif yang pernah penulis alami.

Ucapan Terima Kasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bapak

Dr. Nurdian Ichsan, M.Sn

yang juga sebagai Koordinator Tugas Akhir.

Daftar Pustaka

Fromm, Erich, 1995. Masyarakat Yang Sehat. Diterjemahkan oleh: Thomas Bambang Murtianto. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Schacht, Richard, 1970. Alienasi. Diterjemahkan oleh: Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta: Jalasutra.

Fromm, Erich, 1995. Masyarakat Yang Sehat. Diterjemahkan oleh: Thomas Bambang Murtianto. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Schacht, Richard, 1970. Alienasi. Diterjemahkan oleh: Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta: Jalasutra. Gambar 2 : Test display

(5)

Andinar Candranaya Narendrar http://albertyonathansetyawan.com https://en.wikipedia.org/wiki/Figurine https://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_divergensi https://grandyzer.wordpress.org/2010/11/01/erich-fromm-and-alienation http://en.wikipedia.org/wiki/erich_fromm http://kaderattia.de

(6)

Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel

yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda

mahasiswa yang bersangkutan.

Bandung, .../.../ ...

Tanda Tangan Pembimbing : _______________________

Nama Jelas Pembimbing

: _______________________

diisi oleh mahasiswa

Nama Mahasiswa

NIM

Judul Artikel

diisi oleh pembimbing

Nama Pembimbing

Rekomendasi

Lingkari salah satu à

1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD

2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi

3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi

4. Dikirim ke Seminar Nasional

5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus

6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus

7. Dikirim ke Seminar Internasional

Gambar

Gambar 1 : Sketsa display
Gambar 2 : Test display

Referensi

Dokumen terkait

Dari model terbaik yang dihasilkan pada Tahap 4, dapat disimpulkan variabel yang mempengaruhi status kemiskinan rumah tangga di perkotaan tahun 2005 yaitu jumlah ART ( X1

Dalam kesepakatan yang ditandatangani 10 Agustus 2017, kedua negara menunjuk Rostec dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai pelaksana teknis imbal beli antara

Yang dimaksud dengan kompensasi non finansial yang diteliti dalam penelitian ini mengacu pada Simamora (2006) adalah kompensasi yang tidak berbentuk/bernilai uang yang

Harus diperiksa sampel darah untuk serologi/PCR/pemeriksaan genetic sesegera mungkin bila fasilitas tersedia. Pertimbangkan kemungkinan penyakit rematik lain seperti

Pada skala ini, besar dan kecil komponen akan gagal terus-menerus dan cara negara terus-menerus dikelola di wajah ini kegagalan mengendali keandalan dan skalabilitas sistem

Investor menanamkan modalnya pada sekuritas untuk mendapatkan return maksimal dengan risiko tertentu ataupun untuk mendapatkan return tertentu dengan risiko yang minimal, untuk

benar ”merasakan tubuhnya terasa segar, tidak ngantuk, dan tidak malas” selanjutnya siswa yang merasakan tubuhnya lebih segar memberikan pernyataanya, nah

Dalam penelitian penangkapan dan sekaligus pengangkutan ikan laut hidup inibertujuan untuk membuat prototype dalam bentuk gambar, sebagai pengembangan dari perubahan