• Tidak ada hasil yang ditemukan

o/*h [{r lllolln [J mt TARÄ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "o/*h [{r lllolln [J mt TARÄ"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

I :ì,", p'r ? i ( N. V.

USAHA

PENERBITAN

INDONESIA

PAT.JINAN

9

JOGJA

.. -:¡ i.i I . ¡.ì ,' ':.. 'Á io ,5 2680

o/*h

[{r

lllolln

[J¡mt¡TARÄ

(2)

Íl n-') /t/tiilil/ilil

I

Gambar

kulit:

SAEIOMO

PANTJASILA

rko- Re-dan :an, úah .usa ¡an tur. ng-,as, tah lan úe- [a-ian laN ria, ng ng sia lm di-, Oleh:

Ki

Hadjar Dewanta¡:a -''*:,,

{

I

?;

s,

ì2

ünr

-Lr 't __ì--rrì:a

2'

Penerb it

N.

V.

USAHA

PENERBITAN INDONESIA

JOGJA

1950.

I lra t7 ta. PENBnBnàN

P0PU[{[,,

(3)

;

i

li

P U R

WAKA.

,,BAHWA SESUNGGUHNJA"

-

demikianlah bunji

Muko-dimah, Purwaka atau Kata-pembukaan Undang-undang Dasar

Re-publik Indonesia

-

,,kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu, maka pendjadjahan diatas dunia harus dihapuskan,

karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perdjoangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah

sampailah kepada saat, jang berbahagia, dengan selamat sentausa

menghantarkan rakjat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rachmat Allah jang maha-kuasà dan dengan didorong-kan oleh keinginan luhur, sup4ja berkehidupan kebangsaan jang bebas,

maka rakjat Indonesia menjatakan dengan ini kemerdekaannja.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah

negara fndonesia, jang melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memadjukan

kesedjahte-raan umum, mentjerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksana-kan ketertiban dunia, jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemérdekaan Kebangsaan

fndonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara fndonesia,

jang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, jang

berkedaulatan rakjat. dengan berdasar kepada':,,Ketuhanan Jang

Maha Esa, Kemanusiaan jang adil dan beradab, Persatuan Indonesia

dan Kerakjatan, jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam

permusjawaratan perwakilan, serta dengan mewudjudkan suatu

Keadi-lan sosial bagi seluruh rakjat Indonesia"..

Itulah naskah ,,preambule" dalam Undang-undang Dasar negara

kita Republik Indonesia, berdasarkan Proklamasi Keqrerdekaan 17

Agustus 1945, jang ditanda-tangani Bung Karno dan Bung Hatta.

I li I I r ,1 \1 ,I R r

(4)

Agar terang bagi para iembatja, apa jang dimaksudkan daiam kata-pembirkaan itu umumnja, chususnja bahwa didalamnja ada termaktub

lima dasar tjita2, jang disebut ,,Pantja-sila" itu, maka baiklah pokok

isi Furwaka tadi kita singkatkan sebagai berikut:

I.

Dalam kata-pembukaan U.U.D. Republik Indonesia didjelaskan,

bahwa dalam U.U.D. itu terkandung segala tjita2 perdjoangan

pergerakan nasional, mulai dulu hingga tertjapainja

kemerde-kaan, jang dengan ringkas digambarkan demikian:

1.

Kemerdekaan adalah þak segala bangsa; pendjadjahan harus

lenjap dari muka dunia ini;

2.

Negara Indonesia harus

:

merdeka, bersatu, berdaulat, adil

dan makmur;

.

3.

Pemerintah negara harus:

I

a.

-"1¡drrngi segenap bangsa dan seluruh tumpah-darah

,

i

lndonesia;

b.

memadjukan kesedjahteraan umum;

c.

mentjerdaskan kehidupan bangsa ;

d.

ikut melaksanakan ketertiban dunia, jang berdasarkan

,,kemerdekaan dan perdamaian jang abadf' serta

,,ke-adilan sosial".

U.

Adapun dasar-dasarnja ialah:

1. Ketuhanan jang Maha Esa;

2.

Kemanusiaan jang adil dan berad¿b ;

3.

Persatuan'Indonesia (Kebangsaan);

1.

lG¡akjatan dan

5.

Keadilan sosial.

I.

Silaú

Panúia,

Sila

KII+

tahr: apa jang disebut_ ,pant!a-sila,.

:

5

pokok

tjita-r\

tiita j¡rng termaktub. didala!, ,À4lukodimah"

-afau

,,È;;_

waka", ,Kata-pemþku', âtag ,Preambule" dalam ú"á;rgg

Dasar nesara Ëita RepubhÈ

i"d;;;;ã.

Þì"t¡._îirä'iti'iît"n

,

l.

Ketuhanan,

2.

Peri-kemanusiaan.

t.

Kebangsaan.

L

Kedaulatan Rakiat,

5.

Keadilan sosial.

. ,

Pantja-sila

tal

lu-rang dan tak lebih menundiukkan silat

keluhuran serta kehalusan budi bangsa

kita,

m-ensiambar_

kan dengan singkat. namun djelas,

"ñ, i."*

li¿"o"äìãulu-fllrwa bangsa krta. Pantja-sila mendjelaskan éerta mènesaskan

t¡orak-rvarna atau watak rakja.t ki{a sebagai bangsa, Ëangsa

iang beradab, ùangsa jang be-rkebudajaar,l-L"-";;ii;"; me_

ngrns¡afi keluhuran

dan

kehalusan -hidup

*äousiu,'

serta

sanggup menjesuaikan hidnp kebangsaan;ia

ã;;;a; d;;";

peri-kemanugjaan iang _universal. rneliputi Ëeluruh'uiu*

k"-manusiaan tjiptaan Tuhan.

Pantia.-sila

lahlr

bersama-sama dengan lahirnia negara

kita

Re-publik -lndonesia, bersama-sa-""

de"gã;'ti-I;T;j;

bangsa

kita

sebagai bangsa iang

merd"k;

Aã; ¡*d"iJt,

.bersama-sama dengan tertiiptania,,Undang_undans Dasar"

lgs,u.ru, k ita. panti a"-si la tro"ïiu

[ä¿"i;;-U.

ù. ö.

-[î"u

lËugui

isi N{ukodimab. dengan begitu memasuki U.U.D., ia'ni

pera-turan negarl kita jqás p_"Ë.ok;

l;;s- ;;d;;ãi-J.¡;;'-"ã¿;t.

_usaha kita, baik dalam hubungân -kebansjaar, -urrnoo

"hr-bungan kenegaraan. Pantja-silisebagai iJi dan inti,'sebagai

sari dan puntiak U.Lj.D. kita, harus "kita taati. harus

setran-tiasa mendjadi pedoman

kita, baik

dalam sesala

lanskah-laku kita sebagai rakiat bersama, maupun

dalim

hidui

ke-pribadian kita masing2.

Pantia-sila dalat_n hakikatnla merupakan

diiwa

bangsa

kita. siÏat pribadi rakiat

kita

dålam linckunsan"k"oeg"ruurr.

l'antja-sila sebenar-benarnja menghidupËan ù.U.D. kiãa.

(5)

2-

3-rena zonder Pantia-sila

itu

U. U.

D. kita

hania merupakan

"Peraturan Besar" atau "Statuten" semata-mata, jang

-boleh

d¡adi tjukup berisi peraturanZ jang penting, boleh

diãdi

pe-pak dgn lengkap. namun tidak berd¡iwa, tidak hidup-. BanJak

tiontoh peraturan2, statuten dan reglementen iang

-sungguh-pon "o"guoisatorisch" boleh disebut" lengkap,

huñoo

åtgu-niscÞ" tak _ berharga-, _karena

tidak

berdiiwa,

tidak

hidup,

sebaliknia hanja berlaku setjarà mesin gtau pesawat, iang

tak ber[ikir dan tak berperasaan. Peraturan jang sedemikian

itu biasania tak dapat mepberi semangat, sebaliknja

sering-kali menimbulkan akal muslihat dalam kalangan iang

ber-kepenti.ngan, untuk menghindarkan

diri

dari pada lingkìngau

pengaruhnia.

Apabila

kita

menindiau kembali segala apa jang

te-lah

kèdiadian disekitar

17

Agustus 1945

iang

beriwaiat

itu,

maka teranglah, bahwa tertjiptanja Undang - undang

Dasar kita itu adálah salah satu peristiwa iang maha

pen-tine.

Tidak

sadia ,constitusi"

kita

menundiukkan hasrat

iang "positifl' dan ,construktil" -dari -pemimp-in --peAimpin

kitã,

iang merasa bertanggung djawab atas berdirinja

Re-oublik

kita

sebaeai nesara hukum,

tetapi susunan

serta

isi

U. U.

D.

kita

Ïtu

mðmbuktikao adania kebidjaksanaan

pada mereka semua, para pentiipta dan perantjang, iang

sangat berdiasa

itu.

Bãrang

tentu

tidak

semua

- golongan

-eñi"tod¡oi'seratus persen segala isi peraturaù dasar

ne-s"""

kitu'ito.

Ada

iaìe

ingin "mensubah, mengurangi atau

äenambah U. U.

D.

tadi-

dãn

bolehlah dipastikan. bahwa

nanti, kalau sudah

ada

,Madlelis- Permusiawaratan

Rak-iat".

ians

dibentuk menurut - undangz pemilihan umum,

i""t"

.s"ãndwet" kita

itu

akan diperuba[, dalaq'

arti

di-oerbaikÏ

atau

disempurnakan. Bagaimanapun djuga, apa

ianE

kini

ada dalam ^U. U.

D.

kita

itu,

terniata didjundjung

iiofgi

ol"h

segenap golongan masiarakat kebangsaan kita

seluruhnia.

Kalau tentang

isi

U. U.

D.

kita, masih ada keinginan

un-tuk

mengubah, nienambah at-au mengurangi, misalnia iang

berkenaaî denEan peraturan kewarga - negaraan, keagamaan,

oemerintahan. -ke-õkonomia4. pertahanan

d'li.

sebagain;a'

maka

itu

tidak berarti adanià pèrbedaan laham tentang

po-koke atau garist besarnja, jáng- ada dalam U. U. D. jang

se-karang ini."Kesatuan laham

itu

lebilì3 nampak nja-ta, selama

kita

titlak

mempersoalkan isi'U. U. D.

kita

satu demi satu,

atau memperbinijangkan garis2 be-sar dan

-pokokllja

pera-turan, tetapi selami kita'meres-apk1n sa-rie' iang ada d.alam

constit¡rsi 'kita

iiu.

Sari2 tadi tidák lain dari pada

Pantia-si-la, lima sari iang termaktub dalam .Purwaka"

ulqo,,M-ukodi-mah' dalam Ü. tJ. O. kita. Itulah jang

'lulai

diproklamirkan-nia

kemerdekaån negara dan bangsa kitá, hing-ga-saqt

ini,

mendia-di

dasar lilosofi-kenegaraan-kita jang õlia-k-dan

-\ita

akui

sepenuhnia. Pantia - sîla

kita

sunþguhz adalah djiwa jang

månghiduþkan U. U. D. kita, dan meñdinamiseer negara kita.

Sebagai

kita

semua mengetahuinia, maka ?antia - sila

kita

itu

Ëerapkali dengan tera-ng - teranga-n dipakai sebagai

-dasa¡" atau "sendi'"atau..,,pe-mbatasan", migafniq dalam

menlusun ,anggarane - dasar" ãt-ag per-aturanz lainnia, baik

oleh" Íihak-.puãt"ikulir mau-pun oleh badane pemerintah iang

resmi. Ban!ák orang membitiarakan, menindiaq atau

mem-peladiari isi, maksùd dan tudjuan Pantia - sila, karena

meÌe-ka inäin menielami dan menginslaÏi sedala1

'dalaï'nia,

âPâ

ianE ñendíadi tulans prrnEsuús dan diiwa dari pada

kemer-ä"Ëä"" nusa dan.baäisu iñdoñesia. Semua itu membuktikan

betapa seluruh raliat"tertarik serta membenarkan dan

men-diunäiung

tinsei

iåi

Pantia -

sila, dan

sedapat - dap-at me'

rrjesuáikãrr dirinia dengan apa jang terkandung didalamnia.

(6)

4

)

l]agtja - sila itu ? Menurut kejakinan sa

ja

tidak

lain

karena

didaÌamnja dapat diketemukãn silat, jäng pokok dari pada

keluhuran dan kehalusan hidup manusla,"

b"ïk

dipandanE-dari

.sudui-Áea gama¿ìn, maup-un Âudut lcebudajaan din

kemisjara-katan dalam arti ¡ang sõluasenja.

-

Meresapkan isi, maksud dan tudjuan Pantja-sila,

meru-pakan suatu ,,confrontasi" antara

diri

kita densan

nusat-kebatinan atau ogeweten"

kita

sendiri, seolahlolah' kita

melihat kedalam kãtja benggala, dan melihat disitu gambar

þa{an dan wadiah

kita

servadjarnia. Gambar iang

"-eoo.,-cljukkan beberapa keindahan

dan

keburukan. Èebenurun

da-n . kesaluheo, -kebersihan dan kekotoran. jang

ada

pada

tubuh kita. Memang sebenarnia, Pantja-sila'merñpeladj.ikun .

dan menuadiukkan-ke ¡rada þira. bagaimana sehárusn¡ä kita

berpendirian. bersikap dan- bertindãk. lidak sadja sebagai

ry?r {.a-negara .i a.ng setia. melai nk an djug a'seba gai manusi a j ing

dJudJur clan OrdJ açsana,

Didalam membitjarakan maksud dan tudjuan

Pantja-sila. kadang-\adang áda jang memadlukan pertan¡aan

,

Ëa-gia.n.ap_tkah

dari

Pantia-sila itu jang terpenting: mana iang

boleh dianggap mend¡ádi pusatnia ätuo' sariniT

d"o

s.,.luü

betulkah urut-urutan, juog biasa terpakai, iaitu,

t.

Ketuhanan jang Maha Esa:

2.

Perikemanusiaan;

i.

Kebangsaan lndonesia:

4.

Kerakjãtan atau Demokrasi:

5.

Keadilan sosial.

Urut-urutan jang sedemikian itu barang tentu

tidak

ter-susu.rì setjara tib¿-tiba. sebaliknia boleh -dianggap sebagai

gambaran

4ur

tjorak-wa_rna

dari

pada djirv¿--ii-pentjipia.

Susunan tadi memberi alasan urituk menduga. bahwä

pe-ngara+g Pantia-sila kita

itu

pasti ada seorang. jang

mempu-ljai

dasar Keaganlaan, jang sangat daìam dan pãsitiÎ.

.Bu-l.uo

keagama.I jang,memusatkaà anpçan2nia kepadamystik.

kegaiban. occultisme d. 1.1.. jang biasà disebut lkebatiìran".

tetapi atjap kali bersilat sangat leluasa dan kadang2

bersu-asana "lalamunan" atau chajai

jg speculatif.

Keagamaan jg

bersysteem ,ke-Tuhanan", apa lagi ke-Tuhanan jg Maha Esa

adalah ke-agamaan jg bersilat

-positif"

dan ,dalam" pula..

Selain

itu

maka urut-urutan Panila-sila menundiukkan

llepada kita. bahwa pentiiptanja adalah seorang

ig

berpan-dangan luas, luhur dan Calam. Barang siapa mendasaikan

hidupnja kepqda Ferilcemanusiaan, pastilah

ia

ada seorang

jaog

"beradab", seorang iang

"bertiita-tjita",

seorang iang .,berbudi".

Sila jg

ke-i

ta'usah

kita

bitlarakan dengan pandjang

lebar. Tidak sadja si-pentjipia Pantja-sila, teiapi kita semua

merasai dalam dada

kita,

dalam hati-sanubari

kita,

bahwa

kita

dengan bangga dan dengan sedar menginsjafi akan

kebangsaan kita, ialah Kebangsaan lndonesia ig wutuh bulat,

tidak terpetjah-belah atau bertierai-berai.

Kita

berbangsa

satu, bernegara satu dan berbahasa satu.

Sila

ig

ke-4, ia'ni Kerakjatàn membuktikan bahwa

si-pentjipta

Pantja -

sila

buL*n sadia seorang ,.patriot"

pen-tiinta bangsa, akan tetapi seorang ,.nasionalis",

jg

dengan

njata berwatak ,,marhaen" dan menjatukan diri dengan

rak-iat umum,

rakjat

murba,

rakiat

djelata.

Azas Kerakia{an

atau ,,Demokräsi", !g olehnla- dimaïukkan kedalam

Panfia-sila-nja, tidak memungkinkan adanja haluan,.kapiialisme".

sikap,,imperialismeo' atau.,fascisme",semangat,,téodalisme"

atau ,,aristokrasi" dalam djiwa si-pentjipta tadi.

Sila

jg

ke-

5, ig

mengutamakan

so'al Keadilan

sosial,

menggambarkan suatu tiorak jg istimewa pula dalam

idam-idaman si-pen{iipta Pantja-sila. Mungkin

dia

mengalami

sendiri, betapa seringkali meluap-luapnja sentiment,,kerak-jatan"

itu, hingga

melalui

batas2nja demokrasi sendiri.

Betapa meluap-luapnia sentiment demókrasi itu. hingga

me-tlilnbulkan matiam2 .,instincien" atau .,har,r'a-nalsu"

ig

ren-dahZ, misalnja kemqrkaan diri. tindak semau-maunja-ðetiara

Iascistis. meninggalkan silat2 keadilan, rasa-kasihan atau

tjinta-kasilr terhadap manusia

lain,

demikian seterusnja.

Itulah sebabnja makã sila ,,Keadilan sosial"

tadi

termasuk

dalam Pantja-sila. Dan

inilah

merupakan isi ¡g terpenting

(7)

,,kerak--6 7

jatan" sadja, !g biasa disebut deoguo perkataan ,,demokrasi"*

suatu perkataàn dari bahasa asing, ig þerap kali

menimbul-kan salah Íaham. Empat sila lain2-nja: ke-Tuhanan,

Peri-kemanusiaan, Kebangiaan dan Kerakjatan, memang

sebe-nârna lebih merup akan ,,batas-batas"

dari

pada

,,ibi",

dan

pada umumnia rakiat dielata ta' dapat menginsiafinia dengan

Àedar dan positif. Keadilan sosial sebalikuja adalah satu

kdnjataan. jg dapat dikenjam oleh

rakjat

murba seluruhnja.

Dengan begitumaka boleh dianggap sempurnalah

Pant'a-sila

itu

sebagai buah atau

hasil

perdjoangan

rak;at

kita

sediak ,,Hari Kebangunan'Nasional" (20

Mei

1908) sampai'

,,Hari Proklamasi 17 Agustus '45,

ll.

Benúuk

Aúau Susunan

Pantfa'Sila.

Uraian saja jang pertama sebenarnia barulah merupakan

,ichtisar" serta

pula

pendielasnn tentang

"sifatnia"

Pantja-sila, dan

,siÎat"

itu

ialah pokok-pokok dan dasar -

dasarnja-iaitu ,hakekatnia".

Maksud uraian saja jang pertama

itu

ialah supaia orang.

segera dapat menangkap dan menielami, mengerti dan

meng-insiafi, apakah sebenarnia pokok - pokok

jang

terkandung

didalam perkataan ,Pantja - sila"

iiu.

Mengengl ,si[at" - nia

sesuatu keadean berarti memaklumi pokok-pokok, dasar-dasar

dan garis - garis besarnja.

Ini perlu didalam

kita memandang

atau -menielidiki sesuatu keadaan, karena dengan

menge-tahui poËok - pokoknia seolah - olah

lalu

terbuËalah piñiu eedung

atau

tempai"

iang akan kita

selidiki, sedaugkan

äengeiuhui,,silat:'lnja"beiarti seolah-olah

kiia

pêgang

bîku-tuntunan atau pedoman, iang mengikat atau

membatasipanda-ngan dan pen¡eiidikan kita. agãr djanganlah fikiran kita bergerak

setiaru leluasa iang ticlak teratur. Djadi seperii halnja orang

iaoe

hendak meñgundiunei ,mu.sei¡m" misalnia: kälau

se-"belúmnla ia mengetàhui pokók-pokoknia dari,buku' tun{unan'

(gids), maka

ia

ãkan lebih gampang dapat memahami segala

isi museum tadi.

Dalam pada

itu

hendaknla diingati sebaliknja, bahn'e

mengenali

"sifat" - nia sesuatu keadaan. kedjadian, peristiwa

atau hal-hal lain-lain, belum berarti bahwa orqng lalu

me-nseiabui benar - benar. apa iang terkandung didaþmnia

se-bãsai

"isi',

lebih-lebih orãng befum da-pat -me-ngetahui benar!

akãn hargania atau nilainia -"isi" itu-

Uituk

dapat menjelami

dan

meñginsiafi tiap -

tiäp

keadaan dalam silat wutuhnig' oerlulah ä"uoe meneinali dua factor lainnia,

iaitu"bentuk"-ñiu

serta

"

iii

"

-

ñ¡a

tiap-tiap- keada-an, kedjadian atau

päristiwa. Niengenai -.bentuk"

ãan ,,isi"

itu

sangat perlu,

tu""ou

tiap-tiaf

keadaan, scsudah terbatas oleh dasar - dasar

dan

gariËn - bäsarnja

(!a'ni

sifatnja), - masih pula terbatas setiara"

lebih

chus-us

õleh

bentuk

.dal

itt'.fiu"

Ilssiog'.

Sama sifatnia. tetapi berbeda ,bentu-k"-nia, lebih--lebih

ber-Iainan

,isi'i -

nlai

menjebabkan ada:rja perbedaan antara

keadaan iane satl densan iang lain. ,Kê-Tthanan" misalnja,

mempuniäi ãilat lang tärtentuì pokok:pokok dan dasar'-nj3

dapai diþastikan.'Ak-an tetapi,ke - Tuhanaq" j-ang berbentuk

"oiganisási-keagamaan", sangat mungkin -berlain¿n dengan

,ke'-Tohuoan" rñenurut'konseþsi sesuatu aliran filsafah atau

anggapan seseorang individualisjqng religieus, iaitu orang iang

beñðtiwu keagamaãn, namun tidãk tergabung dalam sesuatu

organisasi. kaiena ia mementingkan hidu-p kep-ribadian.

Tam-baht pula, diika mengingati "isi", ja-ng-ada didalam masing!

bentuk keagamaan, muÈ. mudahlah -dapat dimengerti alian

adanja perbödaan antara,sekte" ig satu-dengan-,,selt-e" iang

lain "(diãalam satu agama), perbedáan mana kadallg-.ladang

menimbulkan pertentangan dan permusuhan iang haibat.

Untuk lengkapnia pandangan kita tentang m3pg"dPlSr

mempeladiari ätaù -me"¡etiaiti sesu-atu so'al, baiklah disini

saia iambähkan pula, bãhwa sesudah ,,siÎat" serta

"bentuk-ddn

,isi",

masih åda pula suatu factor atau sebab,igogdapat

mengakibatkan perbedaan. antara

dua

hal

atau keadaan'

walàipuu sifat

ierta

bentuk dan isinja pada kedua - duania

ada

"u-u.

Perbedaan iang masih nampak

itu

disebabkan'

karena

tjarania

melakukan, melaksatlak-a-n, me-makai atau

menggeruLkan, pendek tiarania mewudiudkan laku atau

tin-dakan" masih'

ãdu

bedania antara iang satu -dengãn iang

lain.

Dalam

ilmu

kesenian

hal

inilah iang disebut gera\

(8)

*8-

o_

gta-u okarakter" ( iaitu sifat wutuhnia ) tiap - tiap benda iang

hidup dan bergerak.

Uraian tentang tiaranja

kita

memandang, mempelad{ari

atau menjelidiki sesuatu so'al itu, hendaknia kita pakaidiuga

dalam

kita

menjeiami Pantia-sila, agar kita dapat mengerti

benar - benar akan hakikatnja,

ja'ni

sifat

-nja

Pantia ' sila;

menginsjafi benar-benar

akan

bentuknja.

ia'ni

systeemnia

atau

tjaranja

kita

memperso'alkannja;

memahami'benar-benar akan isinja dan achirnia tahu benar-benar, bagaimana

kita

harus meLalcsanakan tiita-tjita

ig

disebut ,Pantia -sila"

itu.

Djangan sampai Pantja - sila mendjadi sembojan jang

kosong: atau mendiadi siari'at jang tidak kitainsjafi. Djangan

sampai Pantja-sila kita pergunakan setiara keliru atar¡- salãh.

Lebih-lebih djangan sàmpãi Pantja-sila kita pakai sebagai

kedok untuk mengedjar kepentingan diri pribadi.

Dalam uraian saja iang pertama telah saia madiukan

pertaniaan, apakah bentuk daripada Pantja-siia, iaitu misalnia

urut-urutannia. (dan bolehlah disinisaja tambahkan

"isi"-nia),

tidak

dapat

lain

dari

pada iang termasuk dalam Purwaka

LI. U.

D.

kiia

itu.

Jaitu: 1. Ketuhanan.

2,

Perikemanusiaan,

5. Kebangsaan, 4. Kerakiatan, 5. Keadilan sosial. Sudah saja

,uraikan, bahwa hal

itu

-

boleh

kita

sebut bentuk serta

ir"inja

-

adalah haknia si - pentiipta. Bagi orang

lain

boleh

d¡adi menieludjui pokok - dasarnja sepenuhnja bañkan sampai

bentuk

dan isinja, namun ingin menggunakan miramalain.

Jaitu ingin memakai urut - r"oião lain,

Ïarena

mendasarkan

fikiran serta perasaannia pada imbangane jang

lain.

Bagi

'saja sendiri misalnia. memandang ,,perikemanusiaan" - lah

j_ang berdiri se,bagai pokok sarinia- Pantja - sila. Dalam pan-'dangan

itu

lalu - setiara ,deductif" dapatldh pokok. -sari

atau

puntjak Pantia-sila

itu

kita

petiah mendjadi dasare

'Iainnia. Atau pabila

kita

berfikir

setiara

"inductil". dasar

-perikemanusiaan"

iiu kita

letakkan paling belakang sebagi

,kesimpulan". Lalu dapatlah imbangan-imbangan antara dasaie

?antja-sila

itu

serta urut - urutannia kita gambarkan sebagai

jang berikut:

3.

Kedaulalan Rakiat, iang mengingati azas

.perikemanu-siaan" ;

4.

Keadilan sosial, sesuai dengan tuntutan adab

,perike-manusiaaD " ;

5.

Keluhuran bidup perikemanusiaan, ja'ni pangkal-induknja'

Sansat boleh

diadi

ada lain orang, iang ingin lemakai

urut -

orituo

laiu pula, misalnja jang

-diputjuki

oleh

n{"-banssaan". atau

'

,Kedulatan RakJat", -

atãu

,Keadilan sosiäl',

begitu

seterusnja. Dalam

hal ini

hendaknia kita

*ãrg"itil

Ëuh*u semua

itu berhubungan

lekat dengau sifat

d¡iwä

budi

orang masing2.

Ini

harus

kita akui

dan kita

be-o"*kuo, karena d'eoguo ñemakai urut - urutan,lain- itu, harga

atau niiai dari pada?antia - sila sedikitpun tidak berkurang"

Sebaliknia denean memakai urut-urutan sendiri iang sesuai

dengan s"ifat d¡íwania, Pantia - sila-

tadi lalu

mendiadi

"hi-dop"' bagi meieka,iang menggunakan-wiram-ania sendiri itu'

ses'uai dõngan wira-ma" lang

Ïidup

didalam djiwania sendiri.

Pertaniaan

lain

tentang Pantia - sila itu ialah mengenai

,, isi " -

nia.

Apakah tidak-

ada

sila -

sila

lain,

jang patut

ãi-asukËan diãalamnia? Misalnja pernah ada orangöertaniao

mengapakah ,, kemerðekaan

"

iidak termasuk didalam

Pan-tj a-sïa? Lain oran g la gi bertani a-, qpakah sebabnja',,kebuda j aan"

iidak

ada didalam ?antja-sila? Demikian s-eterusnþ,-o¡lng

bertanja, atau dapat bertanja se-perti jang ter-sebut itu. Bolehlah

disiui 'sâja ulaogi, upu ¡an! teläh saia ur-aikan,

jaitu:

bahwa

bentuk dãn isi "Þaniia-iiti

itu

sudah selaiakniá merupakan

-sambaran

sikap

bathinnia si-pent'ipta.

Kita

tahu, bahwa

þentjipta

Pantþ

-sila kita

itu -tidaL

lain

dari- pad'a Bung '

Karn,i

sendiri.'

Pernah Dr. Rad¡iman Wedyodiningrat

me-nerangkan, bahwa Pantia- sila itu pad-a suatu saat (iaitu dalam

sidan!

Pánitya persiapän Indonesiã Merdeka pada tahun 1945)

terkeiuar

""íiu"ä

-sp'ontaan" (tak direntianákan lebih dulu)

dari

mulut BLng Ku"oo. Seolahz utiapan -n!a

itu

adalah ilham

iang langsungtiábul dari udiungh¡ti sãnubarinia.

Bagaimana-þund¡ugu',

kila

menerima utiapánz

itu

sebagai keniataaniang

Ëitu

Leîurkan, kita akui dan-kita sahkan-setiara iakin dan

ichlas. Termasuknia Pantla-sila tadi kedalam U'U.D. kita, itu

'1

.

Ke - Tuhanan, menurut adab

"perikemanusiaan" :

(9)

*10-

I î I I ; i :l ( I I

-

t1

-pun sudah Lnenbukiikan ke-istimewaannja. Adania keinginan

untuk memakai urut-urutan lain, atau_ menambah, barangkali

untuk mengubah dalam

arti

nlemperbaiki atau

menlempur-nakan,

itu semua tidak

mendjadi so'al, dan kelak-kirãnja

mungkin djuga kedjadian. Kalau zamannja atau

alam-keada-annja menuntut, barang tentu Pantja-sila akan dapat berubah

djuga. Jang dalsm hal

ini

harus

kita

insjafi, jaitu sesuainja

bentuk dan

isi

Pantja-sila itu dengan zamannja dan alamnja

Pantja-sila

itu

dilahirkan. Jai"tu p"ada saat raËiat kita

berhå-sirat memusnakan alam-djqdiahan.

,.Ke-Tuhanan"

.

.

bukankahiniberarti, bahwa negara

kita (fang pada waktu itu masih akan lahir) djanganlah

ñen-daknja mengoper silat djadjahan Belanda, iang hampir semata2

bersilat,,materialistis", iaitu mengagungkan hidup,,kãbendaan"

serta merendahkan hidup kebathinan, misalnja menggunakan

agama untuk keperluan koionial dan kapitalisme ?

,,Kemanusiaan"

.

bukankah

ini

dasar iang paling

luas, jang mendjamin perikeadaban dalam

arti

seluas-luasnia,

hingga dapat membatálkan segala angkara murka ?

,,Kebangsaan" .

.

. .

.

bukankah ini, jang dapat

meng-hantiurkan,.kolonialisme" dan,,imperialisme", ig. meradjalela

diseluruh Indonesia ?

,,Kedaulatan Rakiat" " .

.

.

bukankah ini iang

berkewa-djiban menghantiurkan ismé -

isme,

jang

selalu menekan

hidup-tumbuhnja rakjat, baik dlm arti politik

dan

ekonomi

maupun kemasjarakatan dan kebudajaan ?

,,Keadilan

Sosial"

. bukankab ini tiita2 jang positif

dan concreet, jang harus mendiadi tudjuan segala usaha,

un-tuk memberi kesãlamatan dan kesediahteraan kepada rakiat

setjara merata

?

t

'

II1. Isi

ata,u Adianan Panúia'Sila.

-

Sesudah

kita mengetahui

akan ,,silat" atau hakikatnia

Pantia-sila, jaitu keluhuran dan kehalusan budi manusia,- pula

mengètahui akan ,,bentuk",

ja'ni

susunan Pantja-sila s_ebagai

diimá Llndang -undang Dasar Republik Indonesia, maka

datang-lah

kini

waktunia saja memberi pendjelasan tentang rsr - nia

Pantia-sila. Adapun ,,isi" iang dimaksudkan

disini

tidak

Li"'ãu"i

pad.a àd¡aran, ia.ng terka¡dung. didalamnia.

Adja-ran itu ta"kurang dan t-a' le-bih da",¡ pada ,.lilsaÏah -

kenega-"uu";,-iang memîeri taTsiran. singkat .l"tqpi dlelus, tentang

du.u" - åasä" serta azas.azas, iang meodiadi tulang punggung

serta

diiwa

dari pada negarã Rlpublik Indonesia'

Pantia--"it"

menEenuli ,,Ëarakter",

ti¿åt sadia

m'emberi ia'ni watak iiorak dän sewutuhnia- warna'

tiukup

dari

untukpada

oisu""t- kebángsaan, iang kitaberdirikan pada -hari

pr-o-klãmasi

itu,

aÈan.tetapi Pãntja-sila memberi isipula kep-ada

;;;;"

kita sebasai

,inesara - hukum", iang setfara modern

ãe"nudju ke-arah" tertib -"damainja hidup

clan

penghidupan

(10)

I N) I I \¿¡ I E

TE"E'äFFg-g

õ

äË

'vE Ë'+

Ë

Ftsrå

5åË

" t v),p p¡ Ë O-f or.-'u-YrPÞ!¡

f

õ o.Ë

3,¡Þ

ã

säi;'Ëf,E¿

þFË

Ë

ifF.Ë

i

gå;

;

s++sË

[

rÞeis

ã,n

;

ÉË

Fr

<n Ð | Õ ¡.r,5' õ'ö-H .

H

Fxp

flF

e9 Þ . o b-"^: t-.J 3. Ë

åE

rtäär

r

FËã

FIF

ËFåÊEË

F

;Y'

Ë

ärç

s

sfårs

Ë

$pE-

rE;gË

Ê

oFË

E-:

.Fr

ÞÞtr

b=*.èï.

xÞ .!"o:P

;acirF,ir

,

â ?

I

e 5'o o- h'Þ ;í. X tì-r F r: 9, Þ A, äôilF iÐ 'Þ ã .P tr5.Þ ií Þ t..,4 - ..; +-*--ø¡¡-FØE'.

s'5

FF+

pH

g

reË

Ë

[ã*

Ë F^ - l5 o ts r,

-Ë-5ÊåñgEE

=P*#E'ã

F5:"': Ë

-E

Ë

r'Ë.üE

..

I'*BeE-"

É(9!, =E .: !¿ ànrD nJ

"rsË

Ë

år

(11)

a

-

t4-.di.*" diajaning .

rat,.

lebur

déling

pangastuti". Tuhan se-lalu ¿da pada kita

!

Tuhan ta' akãn mðmbiarkan

meradja-lelanja arrgkara - murka, baik jang bersifat imperialisme

ma-upun kapitalisme

!

Sebaliknja. ta'- akan Tuhan memperbaiki

hidup manusia, kalau manusia

itu tidak

sanggup bèrdjuang

untuk. memper.baìki _nasibnja -sendiri.

Bukankä'ini

adiaran,

jang be.rkali,- k¿li^ dipela{¡'arkan -oleh Presiden kita 'Bung

l(arno, jang banar! _mendjadi bekal, jang utama didulam kitã

melaksanakan perdjuangan kita

?

Mengertilah

kita,

untuk

apa si-pentjipta Pantia-sila meletakkan -"Ketuhanan" sebagai

sila iang pertama. Dengan pertjaja akan adania kekuasaan

juog

maha - agung, maha - kuasa, maha - adil, maha - kasih

dan maha - murah- maka seolah - olah

kita manusia

dengau

sendiri kemasukan sifat2 ke-Tuhanan itu.

Dari

muousi*¡äng

lemah,

kita

mendjadi manusia iang kuat. Ketakutan åtaù

kebimbangan hati

lalu

lenjaplah.-Dã¡ kalau kita dari

,ma-nusia takut" mendiadi "r+änusia berani", maka itu

disetab-kan karena kita märasai benarnia perdjúu"guï [itu. -Þ""u"i

karena benar

!

Keinsjafan

ini

pun memþerkúat dliwa kita.

Disamping perasaan benar, Pantia-sila memberi bekal

iaug sangat bqlhg¡Sa pula. Rasa. ,,Kebangsaan" sebenarnja

adalah ,,rasa diri",-tetapi rasa

diri

iane tälah djperkuat

sä-tjara lipat.ganda, karenã telah diperiatükan dalam hubungan

Femasjara\atln bersama. Sebagai,rasa-diri-sebangsu"

*ãk"

kesedaran kebangsaan

itu

berãrti tulang - prrn*grrñsnia rasa

kemerdekaan

diri.

Rasa - kebangsaan tidaÈ sääia "memberi

keinsj,a.lan tentang hak2 atas kernerriekaatz .bangsa,' pun segala

kenadjiban nasional lalu

kita

rasai setiara mîrni.' sutii äan

kuat, teristimewa kewadjiban untuk mempertahankan

ke-merdekaañ nusa dan banfsa.

.,,Kedaul-atan

Rakja-t",.ia'ni'_,,Demokrasi" sebagai sila ig

ke 4 mengadjarkan páda

[ita,

behwa didalarn ,nJneotukañ

nasib bersama, djanganlah hania satu - dua golonsan" lebihZ

djanganlah hanjS satu, dua orang s.odj? lang Ëertañggung

dja-lvab, namun seluruh anggeuta masjarakatlah, rakiãi sefuruh_

njalah ianq harus p-egang" kedaulatän. Kemauan

iukþ

selu-T"!¡iq,

itulah iang harus dilaksanakan dengan tlara "fang

se-baik- baiknia, iaitu oleh orang- orang jang

"tjakäp

danï¡u-_15_.

djur

dan

. !a!g dqput kepertjajaan dari 'rakjat.

Pelak-sanaan

itu

harus diwudjudkan dengan

dialan perwakilan

rakjat, iang dibentuk setiara demolcrãtis, jãitu rafa dan adil. Perwakilin iang rata dan

adil,

kata saia; pembatasan

ini

perlu agaknja, karena kerap

kali kediadian,

ãda

perwa-kilan rakjat. -namun

tidak

mewakili semua golongan, atau

tidali

nampak sebagai perwakilan jang meratia, teiapi

sebe-pqrnja_(karena iang membentuk hanjã satu-dua gõlongan)

lalu

tidak

dapat memenuhi rasa ke-- adilan

umuñ.

Itùlah

sebabnja, untuk dapat_menentukan kemauanrakjat jang

se-benar_- benarnia, per_luJah adania tlara pemungütan- suara,

iang dapat memperoleh suara rakiat

itu

lang se-rata2-nfa.

Sila

jang

ke-2 clan

ke-5, a'ni

,,Perikemanusiaan" dan

-Keadilan Sosial". bolehlah dipandang sebagai ,dasar" dan

,,isi" Pantia - sila. Sebagai dasai maka Jerikemanusian" tidak

sadja memberi segala kemungkinan untuk .rnemperluas serta

memperdalam haluan - kenegaraan kita, namun

,,Perikemanu-siaan"

itu mendjamin

tetap adania

silat

keluhuran budi

ð,a-lam

azas - azas serta tudjuan kenegaraan dalam Republik kita. Ta' usah didjelaskan disini, bañwa ,Keadilan - Sosial"

pun membuka begãla kemuugkinan serta memberi diaminan

pula lenta_ng _berbagai kepeñtingan

rakjat

seluruhnja, baik

jang bertaìi dengan penghidupan dalam masjarakatn!â,

mau-pun jang berkenaan dengan hidup kebatinannja.

IY. Kernanusiaan

dan

Keúuhanan.

Setelah mengetahui, apa jg. mendladi

,,inti"

atau ,,sari"

dari

pada Paltja -

sila sewutuhnia

(iaitu sifat, bentuk serta

isinia) dan sebelum membitjarakan tiara penglaksanaannja

jang pernah saia sebut ,,wirama" - nia, maka masih perlnlãh

kiranja kita menjelidiki lebih landjut akan

arti

atau tafsiran

iS

oleh chalaiak diberikan pada tiap - tiap bagian dari pada

Pantja-sila ig berlima-djenis itu. Ini perlu, karena guna

penflak-sanaan

jg

baik,

masih perlu orang mengetalrui segala

im-bangan timbal -

balik

antara kelima - limania bagian

(12)

-17-

t6-''

suasana,

ig

meliputi chalalak seumumnia. Perlu pula diingati

akan sikaõmerekä"

is

berkewadiiban atas penglaksanaan itu.

Sikao

is'

subiectit."ts bertali densan sifat piibadinia fihak

is

sa'ia'äaksuäkan -seÉagai,wiramat-nla laku-. Wirama inilah

iË 'nänti masih akan ñemberi tiorak-warna

jg

pasti dan

iõrtentu, sesuai dengan watakmerekaig melakukan.-Diadi ig

saia maksudkan iaitu bahwa baik. - burtÙnia 'penglaksanaan

seÃuatu rantiangan usaha

itu

tidak sadia-beigantung pada

dan atau teibaiãs oleh sifahja, bentuknia dan isinja, namun

oasti akan dapat pengaruh pula dari keadaanz atau suasana

ïs

meli"skungi atäu ñelipuii terlaksananja rantlangan usaha

iädi,

dal=am

hana termasuk

silat pribadi dari pada mereka

ie melakukan penglaksanaan itu. Tegasnia ialah bahwa untuk

ä"apat mengertì búaimana nanti terrîudiirdnia Pantia- sila itu

beium tlukìrplah kita hanla memahami -benár2 arti, isi-nlaksud

dan tudiuan Pantia-silai-tadi, namun' masih perlulah kita

meneeouli suasuna

ig

meliputi seluruh masiarakat kita iang

kini"sedangn!a berdjüang itul pula watak dari bangsa kita pada

umumnia.

Marilah kita mulai dengan menindjau lebih dulu, apakah

is

terkandung dalam arti - perkataan 2 bagian

ig

terpenting

"ðari oada Pantia-sila

iaitu:

Kemanusiaan-dan ke-Tuhanan,

jg

duå - duanja "benarn ãaling berhubungan sangat erat.

Per-kätuuo ,kemänusiaan" mengãndung

a*l

keluhiran serta ke'

halusan,"iaug tampak didalaä hiddp manusia, baik igbersilat

batin

mauiun

lähir. Bila dibanding

dengan, hidup hewani,

maka disitülah nampak luhur dan iialusnla hidup manusia.

Sebagai machluk, herran itu berdjiwa diuga, akan tet-api

¡e-eala Ëerak-Eerik áiir*u hervan

re*ätu--utõ

dikuasai oleh

ke-Ëuata'n' koärat -

ui*-, ig

ada diluarnla. Sebaliknja,- diiwa

manusia mempuniai

sifat

istime,wa, mempulrjai kekuatanz

didalamnia, juäg dapat mengalahkan qe¡t-a menguasai

keku-atan-kekúaian Ëodrät, baik iang ada dida-lam mãupun diluar

diiwania.

Tidak

sadia

manusia

iiu

dapat

menguasai

käkuatän -

kekuatan

- kodrat -

alam, iang

meling\ungi

hidupnia, namun

ada

setu

tabi'at

ieng- -istimewa

dida-lam'diiwa

manusia,

iaitu

tertariknja

djiw-a manusia itu

kepadå segala silat iang luhur dan iS. halus. Karena itulah

diiwa manusia, asal sudah melalui batas ketjerdasan

jg

ter-.

tentu, lalu bersifat diiwa

ig

luhur dan halus dan diiwa inilah

ie

disebut

åudi

Kárena

budi

inilah, manusia

lalu

dapat

ñewudiudkan hidup,

baik

lahir maupun batin, ig. bersifat

luhur

dau

halus

pula, dan inilah

lang

disebut

,kebuda-jaan",

iang

berarti-"buab-budi".

'

,

Dalam hubungan

inj

baiklah diketahui, bahwa ada ali"¡n,

!g. menggerombolkan hidup manusia dalan gerombolan h-iduq

liewan semata-mata. Artinia, manusia tidak dianggap sebagai

machluk,

jang

oleh

Tuhan ditakdirkan s-etjara chusus dgn

istimewa. Menurut adiaran seorang lilosoof Darroin, manusia

itu

berasal dari beralihnia sekonjong-konjong seekor hewan,

jg

bertingkat - hidup tinggi, mendj,adi ,manusia ig- pertama".

Barang tentu adiaran Darwin

ini

ditentang hebat oleh adiaran

agama, karena agama menetapkan bahwa manusia itu

m"achlu,k i

e

te roilihd-an oleh Tuhan diberi kodrat-iradat lain

da-ri

oada ÉË*ori. SeoranE filosoof materialist

lain,

Ernst Häckel,

denean "evolusi- theorie"-nja menganggap, bahwa kemadjuan

hidùp - tumbuh manusia itu melalui lasen (tingkatan2 waktu)

is teidapat dalam hidupnja semua jg tumbuh

ietþra,cellen-i-vsteemt'. Diadi dalam -hal

ini

sama dengantumbuhnia hewan,

pïn

samo dängan tumbuhnja segala tumbuh-tumbuhan pula.

beEitulah ben"ih manusia -bertümbuh melalui semua lisen itulhania sadia karena terkandung hingga lama,laitu l0bulan,

didalam kandungan ibu-nia, makÀ machluk igkemudianlahir

itu

agak berbenäk

s"*purtt.,

berlain¡n silat"dari pada

mach-luk

Éewan biasa. Alirãn

ini

boleh kirania dianggap sebagai

theorie

ig

menengah. - nengahi.adia¡a.n agarya dan aliran iang

ilrenganggap manusia

itu

sebetulnia herùan semata - mata'

beraialTaii se-ekor

"kera". Seperti -kita

mengetahgi¡ia,

rna-ka sediak lama hingga sekarang, parh penielidik dalam ilmu

biotoei masih terus-áentjahari iisã' d¡enis -manusia (terkenal

dengän nama ,missing

li;k",

atau bentuk peralihan !g masih

harùs diketernukan) ¡g boleh dipandang sebagai bukti adania

tingkataù

hidup

manusia,

iS

masih merup_ai dienis hewan

(keia). Mengetahui adanja aliian

tg

"materialistis" atau

ona-turalistis" itù ada perlunia, meskipun hania utk diketahuisadia.

(13)

-18-

-t9-bahwa hidup manusia

itu

bersifat luhur dan halus. Keluhuran

dan kehalusan itulah iang menjebabkan timbulnja sifat

peri-keadaban.dan lcesusilaan, sedang keduaenja sifat iiulah jang

mendjadi pangkal pengertian perikemanusi aan.

Marilah

kini

kita

menindjau so'al ke-Tuhanan. Apakah

itu ? Apakah1 maksud serta tudjuannia ? Tiita -

tjita

apakah

ig boleh dianggap sebagai bagian2 perintjian

dari

pada

Ke-Tuhanan, ig termaktub dalam Pantia - sila sebagai sila jang

pertama itu ? Saja mulai dengan mengingatkan, bahwa

sebe-tulnia sila tadi sèlengkapnia harus berbunii ; kepertiaiaan

ke-pada Tuhan jang Mah-a_Esa._ ,Esa" berarti,satir", seäangkan

perFataan,satu"

itu

dalam ilmu atau kesenian báhasa, ãt¡ap

F.alj terpakai dalam

arti

,sempurna". _Djadi "Tuhan

Jj"ä

Maha - Esa" boleh diartikan sebagai .Tuhan ig -semata-matã

Satu" (tidak dua, tiga atau lebih)", namun boi'e"h pula

diarti-kan

sebagai

"Tnhan Jang Mahã - Sempurtta".

bd"-

h"-bungan

ini

hendaknia dimengerti, bahwa perkataan ,satu',

dan "sempurna" itu-memang" ada. h¡ibungännja. Sesuátu ¡g

sempurla itu selalg merupaEan kebulatanlg wutuh dansatï",

bukan kumpulnja bagianø'¡g. terpetlah belañ utuu

bà"i;ãr"i-berar.

,

Kep,er{jajaan ke.pada

Tuhan-

. dalam so'al ini puí

l.u,",p tidak sebelumnia .kiia - me_ngetahui akan adanla aliranr, j'ang

suka menerimanj_a. Kãum

"vrijdenkers"' misalnia, ianÃ

kebanjakan menjebut äirin¡a de"gu"

nama,materialil'''(h-""-nia pertiaia pada alam - kôbendãan), atau densan sebutan

,nsturalis" (hanja pertiaja pada kodrat -

alam

ãtau naiuur)

tidak suka menerima Ke - Tuhanan. Kalau dalam so'al ini

,

,kit? ambil poko\nja sadja. maka sebenarnja manusia itu,

bark ra- seorang Þeragama maupun seorang materjalis atau

naturalis, pertjaialah

dia

terhadap adaniã kekuaran atau

tekuasaan. ig. sempurng, iS wutuh,-!g_ mahä -besar,

jg

menle-fra_bkan _adanja alam - dunia

ig

bersifat serba ,,rahäia" ini.

Adanja bintange iS-tu. -dapat- terhitung. mataúari jg amat

adjaib, adanja tumbuhean -!g semuania äikuasai oleh

"Ëodrat-plup, lalu dapãt tumbqh sê-tjara tertíb, hingga manusia lang

berbudi dapat menemukan hukum2-nia- tum"Ëuh, adanja "mal

nusia ig lanqu! gaib sifat.hid_upnja danbahwahanla sebagian

s1{ia _ rabasia2 iang telah

dapat

diterangkan sétiara niata

oleh ilmu - pengei"Ëuan

.

.

dan lain2 i"si selurüh

ulåm-dunia ig serba rahasia

itu,

semuanja

tadi

ta'

boleh tidak

mend-orong manusia untuk pertjaja- akan adanja kekuatan

atau kekgasaan. iang sempuina,-ig berpangkala-n satu, iang

'_nenjebabkan segala Leadaan dan""kediadiaã didalam

ãtä-l

dunia ini, Disinilah timbql pengertian,Tuhan" dalam kalangan

orang2- jg beragama. Dalam pada

itu

kaum materiahs àan

naturalis tidak suka menerima pengertian dan sebutan .Tu-I

l

(14)

-20-

21

-han" tadi, dengan hukum takdirnja. N[ereka sebaliknia me_

lgadakan .lukuq_.sendiri,^iang- dinamakan "Hukum' sebab

crl".teoIadran" (Wet der CausaliteitL jg men$anggap, bahwa tidak ada kedjadian jg

tidak

ada sebaËoiu,

ituo'-."Tahl"i*

tiap2-sebab tentu mengakibatkan kediadian. pengertian

Ti-han diganti dengan ,Nätuur".

__ - ,Båg1i-anakah

laku

Tikiral par? penganut adjaran aga_

iií

?_"tlq

pokoknia sama, _ta' berbedaan !

_ Agama menga_

$laqkan, bahwa term-asuk dalam kodrat - iradati¡a iuo,rr"iu,

::t-4

l"ltiahari

.Tqþan, Tenjemban

--"i"-U"n-tünä,

¡"[iî

ËÌft

iiÏ:'Ë,Jl¡f

iliù:f

ä;Ë1Ëitn"il:1ta,i:^Y:li";[mt

g"pqgip sebagar suatu,dogma".atau ow-et" kenjataän-pasti, Ig ta. ,dapît drbantah. Para tjgt4ih _ pandaí

jg

beragama, s€,

d¡ak ctatrulu, senantiasa menielidiki dan rempeladiari segalá

rahasia2 alam lalu menetapkäq hu\uÀ-z

"G;:-h;Ë;'k;ãi;:

rlian, hukup keniata-an (kåsunjatu"),

h"["-'hìJoï_ï"*uoo_

slaan'

dll'

Dengan demikian lambat -

laun

dapat'terbentuk

systeem peladiaran, systeem ilmu-pengetahuan'-

ã""-iir.urut-systeem kenjataan,

jg

semuanja dìnaäak""

Àsà;".

Sebe-luT

mìnusia menginsjaïi, mengetahui_dan men[arti hukum2

!di,

bia¡apia m.f.usiä.

ûøqrb"Èt kn¡"t-is--;i;h;þ

di:

'ånggap Þanwa drs]tulah _Ietaknja kekuatan dan kekuasaan

:s" ;m

lll

__is11g: Disituþ h tim båinjã

-

Ã"i*ir-",

Jg

--i

" suos_ gap,

,bahrva ,selìlua benda2

di

alani. dunia

i"i-fËi¿tiïa

serta

oêpat.meû¡ebabkan keselamatan, kebahasiaan. dun

È"¡"iit-"rr¿-nJa

:

kesengsaraan, ketjelakaan dsb.

.

.ùukankab laku - fikiran

ini

dalaa

-pokq\nja sama dgn

!ak_u-fikiran para naturalis dan materialis?

Kallu

uã.

p""-bedaan, maka perbedaan

itu

terletak pada bedania

nomen-clatuur (nama - lama dan istilah), bedania beberaóa

kesim-pglgq (sebagai akibat analys_e-nja masinþ2) dan

.'.

.

.

(disi-nilahl letaknia pokok perbedaan) perbedaan adiaran keba-diikan,l kesusilaan, keadaban, ig

dlm

bahasa usìnr disebut

Ethik

dan Moral, Inipun adalah

alibat

ig dengan õendirinja

terdiadi k¿þena bedañja tiara alalyse

fiäiiu

tjärania

meme-liah-petiah persoalan).ì Dal¡m hal ini_saja _séndirí

berkeia-kinan, bahwa masih selalu dapat diadakañ djembatan,

untlk

menjanlbung kedua2-nja aliran-

t"di.

Jaitu

apabila segala

pertikaian jg dapat memetjah - belah bãngsa dan neeara

fita

itu,

kitj

pulihkan pada satu lapangan jg pokok, jaüu .

. .

.

dasar Kemanusiaan.

Tentang silat ,Esal' atau ,Satu", termasuk dalam

Pan-tja-sila

ada-orang jg mengira, bahwa mungkin disini nanti

ti+bql

pertikaian antara -golongan2 agamJ Islam, Kristen,

þhudi

dan lain2 agama,

jáng

ñanja þertjaia pada adaniá

Satu Tuhan sdrlja menurut mõnotheismè, däoeun asama

Hiå-du, Buddha dan lain2 . iqng dianggap memp"uniai"beberapa

atau.banjak Tuhan (polythelsme). -ãnggapanìtu

iidak

benar,

sebab agama2 jg dalãm systeem adiar-ãnnia nampak

seakan-akan pertiaia_akau adanja

lebih dãri

pada ,Sátu Tuhan",

sebenarnia. lidak -begitu- Didalam systeêm2

jg

dianggaÞ

,po-lytheisme"itu,-selalu ada anggapan"akan

adäja

SJti'fé["-asaan iang melingkungi seluruh-bagiane kekuasuuo

tadi.

Se-butan .Sanghiang Tunggal" misalnji membuktikan adanja

Ke-satuan; .,Sanghjang Wena4g" meñundjukkan adanja

"Keku-asaal ig tertinggi".-Baik

di

Djawa maupun

di Bali,

dimana

masihlerus hidup kejakinan2.-jg berhubungan dengan

aga-ma2 Hindu dari ãarnan dahulu,"hal

itu

dapät kita ðaksikän.

. .

piika

kita- menjelidiki, apaþqh kiranjä

jg

mendjaãi

po-kok isi atau adiarañ, ig ada ãidalam sila",,Ki-Tuhuoan"itu,

maka teringatlah kita pada satu perkataan, ie dipakai

seba-gai nama-sifat untuk semua kitäb2 pokok"tre-äeu*uan di

sgluruh dunia, seperti Al-Kor'an,

Indiil,

Taurét.

Ëhaeawad-Gita,-dll.

sebagainia. Kitab2

jtu

semuanie dapat rËb,rtuo

"Kitab - Sutii".-

-.

Se\ingga bole-hlah kesutiian

iùt

dianggap

s3b-agai ,pokok", sebafãi

,sari"

atau

.inti"

dalam

silat"keÌ-Tuhanan.

Dimuka telah kami djelaskan adanja hubungan is erat

antara

"Kemanusiaan dan Ke-Tuhanan".

Bolehlah'"seka-rgqs saia teralgkan.disini, bahwa segala_

isi ig

terkandung

dalam pengertian

"Kemanusiaan", itu- sebenarñja djadi

isil

B!'a, 'I'uhanan". sarinla

ùn

pokoknia _pula

dari

pada penfertiån

,Ke-Kemanusiaan boleh dianggap éebagai dasarnja

keluhuran dan kehalusan hidup -uo,rãiá.'redancïan

(15)

-22-

-2t-sérta merupakan sendi ig perlu adarlia, agar segala benihZ

kemanusiaán semua dapat terus tumbuh dengan sehat dan

subur, serta kuat dan teratur, hingga dapat berkembang dan

berbuah sebaik-baiknja. Sekali lãgi: "Ke-Tuhanan" adalah

sebagai sinar dan

air

jang sulji

(bersih da-n diernih) serta

sebagai sendi (pagar - rambatan) atau tulang punggung), ig

meniuburkan dän -menguatkan hidup tumbuh segãIa benih2

perikemanusiaan.

iang berdiiwa,,socialis",bahkad okomunis'1 -mengakui adania

rasà - kesatuan dalam jkatan ,kebangsaano'

itu. Dlm

upatia-ra peringatan resrni

di

Gedung - Presidenan, pada waktu itu

di-ikrark-an oleh Presiden Sukarno, bahwa,[ari-kebangsaan

umum'', tanggal 20 Mei

itu,

uniuk

seterusnia

akan

diperi-ngati setiara besar-besaran tiape 10 tabun sekali. Jangþerlu

di-constateer disini, jaitu bahwa

pada

waktu

itu

tali

rasa-kebangsaan dirasai oleh seluruh masjarakat kita,

sebagai'tali-persatuan urnunt untuk semua go,bngan. dengan ta' ada ketju-'

alinja.

Rahasia apakah ig terkandung dalam perkataan dan

pe-ngertian

"Kebangsaan"

tadi?

Apakah sebenarnja rasa

Ke-bangsaan

itu?

Bagai4qqnakah, silatnia, bentuknia,_da!' apakah

iunå mendjadi isinja ? Marilah semua

itu kita

selidiki.

Sebenarnja perkataan

"bangsa" itu pada mulania berarti ,djenis". Masih sering kita dengar pertaniaan:

itu

bangsanja apa ? Jaitu kalau orang melihal sesuatu barang, sesuatu

ke-adaan, sesuatu machluk

ig

belum

ia

kenali. Djawab atas

pertanjaan

itu

biasania

ialah

antara

lain:

o, itu

bangsania

bahan makanan; o, itu bangsanja pasar - derma ; o, itu

bang-sanja kera

;

d.l.l. sebagainja. Teranglah disitu perkataan

,banþ-sa" ierpakai dengan pengertian odlenis". Didalam diawaban

tadi terbukti, bahwa senantiasa ada kesamaan

sifat'

jang

pokok, jg asli,

ig

murni,

jg

semuanja dalam perbandingan'

kita

itu

tampak sebagai pertalian kesatuan

ig

wutuh. Tali

kesatuan sifat tadi dirasai dengan sendirin serta segera,

se-belum kita menielidiki. Sesude'h dilakukan penielidiËan,

bi-asanja terdapat djuga si[at2, bentuk2 serta

isi

dan laku2 ig

sama pada barang2, keadaanz atau machluke,

ig

mendjadi

obiect atau bahan perbandingan kita itu. Kesamaan

inilah-jaitu sama pada pokok'9nia-jg meneutukan pengertian

"die-nis".

Begitulah pula dalam perkataan ,bangsa" pasti ada

dasar2 kesatuan, iang nampak dengan Segera, Èerta kêmudian

'

akan- dapat dibuktikan adania dan ternjata mendjadi sifat

pokoknja "kebangsaan".

Kebangsaan itu didalam hidup manusia dalam

masiara-kat dan negerinia. rnemang menundiukkan adania okesamaan"

'

Y.

Kebongsaon

didalam

Panúln,Slla.

Tlita'

"Kebangsaan" ada salah satu bagian

dari

pada

Pant!å - sila, !g pal"ing dikenali oleh chalajak- umum,

m-eski-pun boleh diadi haniã dikenali sebagai nama atau

pengerti-än umum. Ñ{emang-sebenarnis sudah lama perkataan itu dipakai sehari -

hari

oleh bangsa

kita,

lebih'

oleh mereka,

ie'ikut serta dalam pergerakan" rakiat,

baik

dilapangao

po-Ètik

dan ekonomi, maupun dalam lingkungan kebudajaan

atau lain2nia. füdiak timbulnia pergerakan rakjat setiara

mo-dern, ia'ni dengan mendirikan perñimpunan2 serta

mengada-kan råpatz

untúk

membitiarakãn kepentingan2 umum, tiitSt

Kebangsaan

itu

meliputi sêgala usaha pergerakau rakiat tadi.

Berdirinia perhimpunan ,,Budi - Utomo", atas kggiatan para

peladiar lietabiban

di

S. T. O. V.I.

A.

dibawah- pimpinan

marhúm Dr. Sutomo, pada

hari

20

Mei 1908

di

Djakarta,

diniatakan sebagai saat kebangunan nasional. Bahkan

seka-tuog

hari

itu

óleh seluruh pärgerakan rakiat didjundi-ung

sebãgai "Hari Kebangsaan Unium".

Ini

-terbukti - pada tahun

1948; ketika semua perhimpunan

ig

meliputi seluruh

perge-ràkan rakiat (politili, agama, sosiá_l-, ekonomi, pendidikan,

pemuda. Ëewanitaan, kõpanduan dll.) serentak mengadakan

*perinsatan" bersama, baik di- lbu - Kota Republik

Jogjakar-ia. maünun di-lain2 tempat diseluruh Indonesia. Pada saat itu

t"g"oup golongan, jg teisebut tadi, Teniatakan rasa

kesatu-arinjà diäalad' iiit"an kebangsaan, ialqh- Kebangsaan

ln-done-sia." Golongan' Islam, Kristeã, Kaiholik dan iang memelibara

(16)

-2,4-

-25*

dan adanja "tali-kesataan" djenisdlm arti jang luas dan umum.

Dan dienis iang sedemikian

itu

ta' bukan dan ta' lain ialah

sllat peradaban dan kebudajaan Memang sebenarnja oke.

bangsaan"

itu

pada tingkat iang pertamà adalah pengertian

lcultureel, pengertian adab dan kebudaiaan. Baru sésud'ah itu

,.kebangsaan" napp.ak sebagai pengertiãn -politik. Seorang jang

disebut

"nasional!*" adalah pertaia- kalinjaorang¡ang tiintã

bangsa, iang mendiundjung tinggi bahasanjasendiri,

keõenian-nja sendiri, adat-istiadatnia €bendiri

dsb

dan barulah kedua

kalinja iaada seorang, iangJa' sukadidjadjah bangsa laindan

sanggup memperiahankan Hemerdekaan bangsa dan

negara-nja sendiri. Dalam pada itu betul dan benar, menurui

ke-igkinan saja sendiri, ialah harus adania berbarengan

kedua-duanjasifattadi. Bersendi pada djiwa perasaan memang

,ke-bangsaan"

itu

soal kebudaiaan, -namun

djiwa pikirañ

kita

menuntut termasuknja arti -

politik dalam

perkataan

,ke-bangsaan" tadi.

Sebenarnia Kebangsaan

itu

ada salah satu ,lingkaran"

atau

,cir\el", ja'ni

,alam", jang melingkungihidup

tiap2ma-nusia. Sebagai

"machluk jang terpilih" maka tiape mÀnusia

mempunjai "hidup - diri", djuga mémpuniai,,hidup-keluargd',

pula ,hidup - masiarakat". Tiap -

tiaþ

bentuk hidup

[adi

merupakan

satu

lingkaran iang wutuh satu, dalam mana

tiap2 manusia mendjadi titik - puÀatnja. Tiapt lingkaran tadi

mewudjudkan satu alam jang wutuh pula, sèdutrg*kutr semua

lingkaran tadi bersama - sama merupakan suatu susunan iang

oconcentrisl', jaitu bertitik - pusat sátu; titik - pusat

ini

iälañ

þi4op - diri tia-p¿_manusia tadi. Begilulah manusia mempunlai

hiduþ -

d!ri,

hj4op

-

keluarga, hidup --kebangsaan,

niaop-kemanusiaan, dalam mana

ia

merasà bersalu- dengan laine

manusia, jang bersamaan - hidup, bersamaan-alam atlau

bersa-maan - lingkaran dengan dia seàdiri.

Biasanja manusia itu hania daÞat merasai satu alam

sa-dia pada sesuatu saat. Misainja ãeseorang, lang sedangnja

bérdioang untuk kepentingao Ëungsuoja, b'iasänji lupa atau

tidak ingat, kurang aiau -trCak memperhatikan

akan-hidup-keluargania. Baru kalau didalam alam - keluarganja ada apa,

apa, iang sangat menarik djiwanja (misalnia anaknja

meniùg-gal),.perhatiannia

beralih

k_ep-ada lingkaran-keluargania,

untuk

sementara

waktu. Pãda

saat -

ia

merasai älam-keluarga''ia

itl,

.biasania

ia

l_upa - atau_ kurang

memper-hatikan alam - kebangsaannja. Dia lupa. djuga biãsania aian

alam-dirinia dan alãm - ke'manusiaannia.' ñIemung ñanusia

itu

sangat terÞalts kesedarannia dalgm lingkurrgan

kedliwa-an, iang ia insjafi. pada satu saat. Gampañg .misalnja

sese-gralg_menegakkan pendiriannia sebagal manusia jãng

,lu-þur" dan

,sutji',

tetapi

selama didalam

ãlam-keluargania, alam - diiinia dan alam-kebangsaannia tidak ada

apa', iang melggarlggu pjkiran dan perasaãnnja. Dalam pada

itu

diangan dilrrpakan adanja dasa_rt chusus -didalam d:iiwa

manusia masing2" Ada orangz misalnja, iang memang

mem-punjai dasar kedjiwaan,

{áng

disebut-,individualiõ" atau

,egois" dan kare_nanja sangat_ kuat,rasa-aku"-nja,lalu tidak

gampang berpendirian

"soéial" atâu ,nasional"i lebihe ber-sikap,pe^riFemanusiaan" sukarlah baginja.- Demikian pula

ada orang2t jang memang mempunjai dasai

"kemasjarakaian"

atau

"kebangsaan"

atau

,kemanusiaan"

jang

amat kuat.

Sifat2 kedjiwaannia atau owatak"nia, "karaktei"nia

ianschu-sus itulah iang nampak -sehari -

haii.

Haqja

djika

áda" apae

jang s_angat menarik perbatiannja, barulah

ia

tertarik

keäa-Iam alam iang lain.

Dalam so'al alamt-kedjiwaan manusia

ini,

(mulai

alam-iiri'sampai ala-m-kemanusiaan) ada

satu

alam,- satu ling-karan, jang biasania sangat mempengaruhi pikiran serfa

perasaan manusia, (lebih

dari

pada lainr-nia)

jaiiu

alam-lcebangsaan, _iang kini sedang kita bitiarakan

itu.

Rasa

Ke-bangsaan tidak sadja dirasai lebih kuat oleh seluruhnja

cha-laiak dari pada lain2nia, namun rasa. kebangsaan

itú

meli-puti chalajak jang lebih besar dan umum dan lebih luas dari

pada lingkungan lainenja. Agar ta' menimbulkansalahfaham,

hendaknia dimengerti, bahwã ada rasa2 kedjiwaan atau

ke-batinan lain; iang sangat kuat dan kerap kali menguasaisepenuh

diiwg kita, kad_ange bahkan setjara- berkober-kobar.- Jaiiu

misalnja rasa- keaganxaan dan rasa -kepolitikan, pendek-

ka-ta segala ,r?sa- - kebatinan'l, j.og tela6 meningkat mendjadi

,pendirian - hidup" jang pokok. Namun henda[nialah diinþati

(17)

-.;26

-bahwa jang kami maksudkan jaitu luas lebarnia lingkungap

jang diliputi oleh rasa okesatuan bangsa". Seluruh

masiara-kat, jang merupakqn satu negarg dan satu bangsa, dengan

sendirinia termasuk dalaq satu lingkuqgan, ialaþ lingkunlan

Kebangsaan

tadi.

Rasa Kebangsaan dapat lneliputi segãla

golongan itu, karena Kebangsaan mempuniai dasar jg. sangat

luas,

luhur dan dalam. Dasar

Kebangsaan bukan lain dari pada "Kemanusiaan".

hal

mana

nanti

akan kemi

te-rangkan lebih djelas.

Factor lain, ig, menjebabkrn rasa - kebangsaan

itu

ber-pengaruh besar_ kepada d¡iwa manusia, ialah karena

rasa-kebangsaan

itu

merupakan lipat - gandanja rasa -

diri

dari

orangt jang bersamaan nasib, djadi menurut adjaran

masa-psychologi, bersifat sangat

kuat dan

sangat keras,'hingga

dapat meleniapkân rasa -

diri

perseorangan. Demikian pula

rasa - kemanusiaan,

ig

termasuk dalam lingkungan - alam' ig lebihluas dari pada lingkaran-kebangsaan, ta'diiasai sekeras

rasa-kebangsaân, dan-oleh karenania

tidak

mudah dapat

melemahkañ rasa- kebangsaan. Urtuk -mendjaga, diangan

sam-pai gerak-gerik rasa-kebangsaan tadi melampaui batas -

peri-kemanusiaan atau menialahi kodrat - iradatnja hidup - pribadi

manusia, maka perlulah sebaliknja,

kita

selalu menginsjafi

benar2, adania hubungan jang erat antara silat hidup -

kebang-saan,

tidak

sadiâ dengan hidup - diri - príbadi, namun pula

dengan hidup -perikemanusiaan Siukurlah didalam Pantia-sila,

tjita? kebangsaan

itu

telah terbatas dengan sendiri, karena

adania sila-sila lainnia. Dalam pada

itu

sebaiknjalah kita

menarik garisz sebagai iang berikut:

1. djangan sampai hidup-kebangsaan

itu

melanggar atau

bertentangan dengan siarat2 "perikemanusiaano';

in-sjafilah, bahwa

"kebangsaan"

itu

bentuk chususnia

,kemanusiaan";

2. diangan sampai hidup-kebangsaan menindas

,hidup-pribadi" manusia_;'

baik

lahir maupun batin; ingatlah

pada silae "kedaulatan

rakiat'

dan ,,keadilan sosial";

3. hendaknjalah

kita

seuantiasa bersendi ,kesutiian"

seperti terkandung dalam sila ,ke-Tuhanan".

Selain

itu

hendaknia di-ingali pula, bahwa ,,Kebangsaan'

jang tersebut dalam Pantia -

sila

itu,

sewutuhnia beibunii:

"Kebangsaaniang wutuh satu".

Ini

berartibahwa hanja

"Ke-bangsaan Indonesia"-lah iang ada,

bukan

kebangsaane dari

daeiahsnja. Kesatuan Bangsa

Indonesia,

.

hania

itulah, iang dapat mendjamin iegak -tetapnia Kemerdekaan

kita untuk selamaz - nia.

Sesudah kita memberi batass tadi, sesuai dengan adjaran

Pantja-sila seumumnia, maka insia - Allah, Ìasa - kebangsaan

seperti iang_dímaksudkan dalam Pantja-sila itu, akan ilapat'

memperteguh hidup' kegegaraan- kita serta

memperkembang-kan hidup - kebangsaan

kita.

Tidak sadja rakiat lalu setiari

insial dan sadar akan sanggup mempertahankan kedudukan

nusa dan bangsania, sebagai negara dan rakjat iang merdeka

dan berdaulat, tidak sadja rakiat akan ichlas dan-ridla

ber-korban guna kepentingan negara dan bangsa, namun ¡akiat akan beisedia djuga untuk membangun hidup serta

penghi-dupannia bersama, keqrqh keselamalan dan kebahagiaàn

rãk-jaf

setjara merata, adil d,an sutji,_þa¡e,na berdasarEan

,..peri-kemanusiaan' dan bertiang-pangkal,,ke-Tuhanan".

Peringatan-peringatan dan pembatasane dlm. so'al hidup

kebangsaan tadi, sangat perlu, olehkarena tidak lkurang

tjon-toh2 iang buruk dan diahat dalam hidup kebangsaan pada

umumnia. Tjorak-warna djiwa manusia, watak manusia, -sifat

hidup manusia, kadang2 semata-mata merupakan peluapan

hawå-nafsu hewani, pe"rkobaran,instineten" äan

"bågeert'en"

melupakan arti dan peladjaran peri - kemanusiaan. Kalau

si-Íat-hewaii itu meluap-luap dan berkobar-kobar, lebiht karena

diperkuat setiara massa-psychologis didalam gabungan besar,

gabuog"o,,Libangsaan', maka'þastilah akai' hani¡ur lebuí fdab dan keb,r4aiaan dalam hidirp sesuatu bangsa.

Disitu-lah akan hilangleniap deradiat peri-kemanusiaan dalam

bang-sa itu, dan_dengan-demikian akan sirna dengan sendiri

hal.--nia qtqs s_ebutan "bangsa' dan onegara'. Hãnia rakiat iang

beradab dan berkebudaiaan, berhilk bernama -.bangsa"-dañ

hanja .negeri jang ter,atur setjara

tertib

dan damai,- berhak

atas sebutan,üegara'-.

Þ

Gambar

Gambar  kulit:  SAEIOMO PANTJASILA

Referensi

Dokumen terkait

-Kekayaan -Kekuasaan -Kehormatan

Candida albicans dianggap sebagai spesies yang paling patogen dan menjadi penyebab terbanyak kandidiasis, tetapi spesies lain ada juga yang dapat menyebabkan penyakit

Keadaan di asrama dengan peraturan dan kondisi yang berbeda dengan di rumah bisa menjadi sumber tekanan (stresor) sehingga dapat menyebabkan stres. Akibat buruk stres

Sesuai dengan program Seksi Bapa GKPS Cikoko Tahun 2015, maka akan diadakan rekaman melalui koor puji-pujian yang akan diadakan pada bulan Agustus yang akan datang.

Komponen yang sangat penting pada vaporizer adalah terdiri dari baterai, coil atomizer, RTA , RDTA atau RTA, kapas dan liquid.. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan

Perpustakaan SMKN 2 Yogyakarta. Dapat mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelayanan sirkulasi. di Perpustakaan SMKN 2 Yogyakarta. 1.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas dan reliabilitas instrument, maka sebelum kegiatan pengumpulan data sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu angket

patofisiologi antara lain: 1) Penurunan aliran darah serebral akut, seperti pada sinkop vasovagal, gangguan jantung, penyumbatan pembuluh darah paru dan obstruksi