• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN ALTERNATIF PERBAIKAN KINERJA LINGKUNGAN SEKTOR INDUSTRI POTENSIAL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMILIHAN ALTERNATIF PERBAIKAN KINERJA LINGKUNGAN SEKTOR INDUSTRI POTENSIAL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMILIHAN ALTERNATIF PERBAIKAN KINERJA LINGKUNGAN SEKTOR

INDUSTRI POTENSIAL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE ECONOMIC

INPUT-OUTPUT LIFE-CYCLE ASSESSMENT (EIO-LCA) DAN ANALYTIC NETWORK

PROCESS (ANP)

Evanindya Hennytasari, Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: ev_nind@yahoo.com ; moses@ie.its.ac.id

Abstrak

Sektor industri merupakan sektor yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian dan lingkungan. Sektor industri di Jawa Timur adalah sektor yang menyumbangkan output terbesar bagi perekonomian Jawa Timur. Output yang besar tentu saja diikuti dengan pemakaian sumber daya alam dan pembuangan ke lingkungan yang besar pula.

Penelitian ini menggunakan keterkaitan antarsektor untuk menentukan sektor industri potensial di Jawa Timur. Untuk mengetahui dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sektor industri potensial selama siklus hidupnya digunakan metode EIO-LCA. Selain itu, juga menggunakan metode ANP untuk memilih alternatif perbaikan yang digunakan untuk mengurangi dampak lingkungan dari siklus sektor industri potensial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor industri potensial adalah sektor kertas dan karton serta sektor industri barang dari logam. Kategori dampak ecotoxicity water acute merupakan kontributor terbesar dari total dampak lingkungan, dan juga sektor industri minyak dan gas bumi merupakan kontributor proses terbesar untuk sektor industri potensial. Rekomendasi perbaikan untuk mengurangi dampak ecotoxicity water acute dari unit proses minyak dan gas bumi adalah pollution prevention and control.

Kata kunci: Alternatif Perbaikan Kinerja Lingkungan, Analytic Network Process, Economic Input-Output Life-Cycle Assessment, Sektor Industri Potensial Jawa Timur.

ABSTRACT

Industrial sektor is sektor that has very big influence in economics and environment. Industrial sektor in East Java is sektor that contributes the biggest output for East Java economics. The big output is also followed with resource use and disposal.

This research will use industrial linkage to determine potential industrial sektor in East Java. To know environmental impact is appearing life-cycle of potential industrial sektor is EIO-LCA method. It is also using ANP method to choose improvement alternative to reduce environmental impact appearing life-cycle of the most potential industrial sektor.

Result of this research indicates that potential industrial sektor are paper and carton sektor and also metal industrial sektor. Impact category of ecotoxicity water acute is the biggest contribution from total of environmental impact, and also oil and gas industrial sektor is the biggest process contribution for potential industrial sektor. Recommendation of improvement to reduce environmental impact of ecotoxicity water acute from oil and gas process unit is pollution prevention and control.

Keywords: Alternative of Environmental Performance Improvement, Analytic Network Process, Economic Input-Output Life-Cycle Assessment, Potential Industrial Sektor in East Java.

1. Pendahuluan

Kepedulian pada lingkungan hidup termasuk tantangan global, tidak hanya menyoroti masalah pencemaran saja yang diakibatkan dari proses produksi dan pembuangan produk, tetapi juga dampak

lingkungan di sepanjang siklus dari produk, jasa, maupun sektor perekonomian. Banyak pakar sepakat bahwa untuk benar-benar memahami dampak lingkungan dari, seluruh siklus produk, jasa maupun sektor perekonomian tersebut harus dievaluasi secara

(2)

seksama. Inilah yang disebut sebagai

Life-Cycle Assessment (LCA). LCA secara umum

merupakan metode untuk mengidentifikasikan dan menghitung penggunaan energi, penggunaan sumber daya alam, dan pembuangan pada lingkungan, serta mengevaluasi dan menerapkan kemungkinan perbaikan lingkungan. Dampak-dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi suatu produk, jasa maupun sektor perekonomian dengan berjalannya waktu dapat dikompensasi atau diimbangi dengan usia pakai yang panjang, manfaat yang besar dari digunakannya produk, jasa maupun sektor perekonomian tersebut serta dampak lingkungan yang rendah atas penggunaannya.

Propinsi Jawa Timur termasuk salah satu sentra industri di Indonesia. Sektor industri merupakan sektor yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian dan lingkungan. Berdasarkan tabel input-output Jawa Timur tahun 2006, sektor industri merupakan sektor yang menyumbangkan output terbesar bagi perekonomian, yaitu 30% dari total output di Jawa Timur. Output yang besar tentu saja diikuti dengan pemakaian sumber daya alam, pemakaian energi, dan pembuangan ke lingkungan yang besar pula. Sektor industri turut menyumbang 30% pencemaran air melalui limbah cair ke sungai. Kualitas air Kali Surabaya sudah tidak lagi memenuhi baku mutu air dimana kandungan

Biological Oxigen Demand (BOD) dalam air

harusnya tidak boleh melebihi 2 mg/liter, tetapi konsentrat BOD di Kali Surabaya justru mencapai 5 mg/liter. Sedangkan limbah cair industri yang dibuang ke Kali Surabaya yang berasal dari 48 industri memiliki beban BOD 74,48 ton/hari. Secara fisik, daya tampung untuk limbah yang masuk ke Kali Surabaya yakni 60 ton/hari. Pertumbuhan industri yang sangat pesat berpotensi menjadi penyebab terakumulasinya limbah cair di lingkungan. Limbah cair yang belum dikelola dengan baik menyebabkan kualitas lingkungan perairan sungai atau sumber air menurun. Kemajuan industrialisasi yang tidak diiringi dengan penerapan teknologi bersih akan memberikan dampak negatif pada lingkungan.

Untuk mengatasi berbagai isu lingkungan, sektor industri harus melakukan penilaian untuk mengukur kinerja lingkungannya dengan cara menganalisa dampak lingkungan sepanjang siklus dari sektor industri tersebut, mulai dari pengambilan sumber daya alam

sampai pembuangan akhir. Dari analisa dampak lingkungan tersebut bisa direkomendasikan alternatif untuk mengurangi dampak lingkungan di sepanjang siklus dari sektor industri di Jawa Timur.

2. Penelaahan Studi 2.1 Analisa Input-Output

Nazara (1997) dan Millier et al. (1985) menyatakan bahwa analisis input-output merupakan usaha untuk memasukkan fenomena keseimbangan umum dalam analisis empiris sisi produksi. Keseimbangan didasarkan arus transaksi antarpelaku perekonomian.

Tabel input-output menyediakan sebuah kerangka yang baik untuk mengukur dan menelusuri aliran interindustri dari input dan output diantara beberapa sektor dalam perekonomian (Miller et. al., 1985).

Tabel 1. Kerangka Tabel Input-Output

Alokasi output secara keseluruhan dituliskan pada persamaan (1).

=

+

=

+

n j i i i ij

F

X

M

x

1 untuk i = 1,2... (1) Apabila aij = xij/Xj (aij = koefisien teknologi) atau xij = aijXj, maka persamaan (1) dapat disubstitusikan menjadi persamaan (2).

(I − A) X = F atau X = (I − A)−1 F ... (2)

2.1.1 Analisis Sektor Potensial

Identifikasi sektor potensial (key sektor) didasarkan atas besarnya keterkaitan antar-sektor baik ke depan atau ke belakang dan ditunjukkan oleh koefisien variasi dari masing-masing sektor (BPS, 2007). Analisis mengenai keterkaitan antarindustri (interindustrial

linkage analysis) pada dasarnya melihat

(3)

pada dasarnya sektor-sektor industri dalam perekonomian tersebut saling mempengaruhi (Amir dkk., 2005).

Backward linkage digunakan untuk

melihat keterkaitan antara suatu sektor dengan sektor input yang telah digunakan dalam proses produksi (Amir dkk., 2005).

= = =

=

n j ij n i n i ij j

b

n

b

TBL

1 1 1

1

... (3)

Forward linkage digunakan untuk melihat

keterkaitan antara suatu sektor dengan sektor lainnya yang akan memakainya sebagai input dalam proses produksi (Amir dkk., 2005).

= = = = n j ij n i n j ij i b n b TFL 1 1 1 1 ... (4)

Koefisien variasi untuk backward dan

forward linkage (BPS, 2007): ) , , 2 , 1 , ( , 1 1 1 1 2 n j i b n b n b n v i ij i i ij ij j = L ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

... (5) ) , , 2 , 1 , ( , 1 1 1 1 2 n j i b n b n b n v j ij j j ij ij i = L ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − =

... (6) dimana:

TBLj = total backward linkage untuk sektor j

bij = elemen matriks kebalikan Leontief baris ke i, kolom ke j

TFLi = total forward linkage untuk sektor i

bij = elemen matriks kebalikan Leontief baris ke i, kolom ke j

vj = koefisien variasi backward linkage untuk sektor j

vi = koefisien variasi forward linkage untuk sektor i

n = jumlah sektor

Sektor unggulan didefinisikan sebagai sektor yang memiliki TBLj dan TFLi melebihi

satu satuan, serta vj dan vi relatif rendah.

2.2 Life-Cycle Assessment (LCA)

LCA merupakan evaluasi dari dampak teknologi, ekonomi dan lingkungan yang relevan dari proses, produk atau sektor perekonomian sepanjang siklus hidup (Schempf, 1999 dan Curran, 1996).

2.2.1 Fase-Fase dalam LCA

Empat fase dalam konsep LCA menurut standar ISO 14040 adalah sebagai berikut (Marriott, 2007):

1. Goal and Scope Definition

Fase ini bertujuan untuk memformulasikan dan mendeskripsikan tujuan, sistem yang akan dievaluasi, batasan-batasan, dan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan dampak di sepanjang siklus hidup dari sistem yang sedang dievaluasi.

2. Life-Cycle Inventory (LCI) atau Inventory Analysis

LCI mencakup pengumpulan data dan perhitungan input dan output ke lingkungan dari sistem yang sedang dievaluasi. Fungsinya adalah menginventarisasi penggunaan sumber daya, penggunaan energi dan pelepasan ke lingkungan terkait dengan sistem yang sedang dievaluasi.

3. Impact Assessment

Dampak lingkungan potensial yang signifikan dari proses/produk berdasarkan hasil LCI dievaluasi menggunakan impact

assessment. Fase ini bertujuan untuk

mengelompokkan dan menilai dampak lingkungan yang signifikan (Lee et. al., 2004 dan Jansen et. al., 2006).

• Classification and characterization

Classification adalah langkah

mengidentifikasi dan mengelompokkan substansi yang

berasal dari LCI kedalam kategori

impact yang heterogen yang telah

ditentukan sebelumnya.

Characterization merupakan penilaian

besarnya substansi yang berkontribusi pada kategori impact. Nilai kontribusi relatif dari substansi dapat diketahui dengan mengalikan substansi yang berkontribusi pada kategori impact dengan characterization factors. • Normalization

Normalization adalah prosedur yang

diperlukan untuk menunjukkan kontribusi relatif dari semua kategori

impact pada seluruh masalah

lingkungan di suatu daerah dan dimaksudkan untuk menciptakan satuan yang seragam untuk semua kategori impact. Nilai normalization dapat diketahui dengan mengalikan

(4)

nilai characterization dengan nilai “normal”, sehingga semua impact

category sudah memakai unit yang

sama dan bisa dibandingkan. • Weighting

Weighting didapatkan dengan

mengalikan kategori impact dengan

weighting factor dan ditambahkan

untuk mendapatkan nilai total. • Single score

Single score digunakan untuk

mengklasifikasikan nilai kategori

impact berdasarkan aktivitas atau

proses. Dari nilai single score akan terlihat aktivitas mana yang berkontribusi terhadap dampak lingkungan.

4. Life-Cycle Interpretation

Kombinasi hasil-hasil dari life-cycle

inventory dan life-cycle impact assessment

digunakan untuk menginterpretasikan, menarik kesimpulan dan rekomendasi yang konsisten dengan goal and scope yang telah diidentifikasikan sebelumnya.

2.2.2 Economic Input-Output Life-Cycle Assessment (EIO-LCA)

Mengukur dampak lingkungan secara lengkap memerlukan pengumpulan data yang tepat dan teliti. Data seperti ini tidak tersedia dalam skala ekonomi global. Sebagai alternatif, model input-output diimplementasikan pada LCA untuk mengukur

energi dan emisi yang ditunjukkan oleh transaksi antarsektor ekonomi (Ghertner et. al., 2007).

Menentukan batasan-batasan sistem pada LCA yang konvensional sulit dilakukan karena sektor-sektor industri mempunyai hubungan saling ketergantungan dengan sektor-sektor lainnya. Hal ini tidak memungkinkan untuk melacak secara langsung semua interaksi langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). Untuk mengatasi masalah tersebut, analisa input-output telah dkombinasikan dengan LCA (Ghertner et. al., 2007).

EIO-LCA menggunakan pendekatan

top-down dan mencakup seluruh ekonomi sebagai

batasan analisa. Kekuatan lain dari EIO-LCA adalah saling ketergantungan pada input dimodelkan sebagai sekumpulan persamaan linear. EIO-LCA menyediakan aktivitas ekonomi dengan supply chain yang lengkap dan kebutuhan hulu (upstream) yang

diperlukan untuk menghasilkan barang/ jasa di dalam perekonomian (Joshi, 2000).

EIO-LCA mempunyai definisi batasan yang konsisten. Bagaimanapun, pendekatan ini masih mempunyai beberapa keterbatasan. Pertama, produk, jasa atau sektor yang akan dibahas diperkirakan oleh sektor komoditi pada tabel input-output dengan mengacu pada kebutuhan input dan koefisien lingkungan, tetapi sektor-sektor komoditi ini dikumpulkan (aggregate) dengan memasukkan produk-produk yang heterogen. Kedua, EIO-LCA menangkap beban lingkungan ke hulu (upstream) terkait dengan pengambilan raw

material dan manufaktur, tetapi tidak berkaitan

dengan penggunaan produk dan disposal (Joshi, 2000).

Perhitungan EIO-LCA didasarkan pada analisa input-output yang konvensional. Di semua sektor ekonomi (direct dan indirect), beban lingkungan E berhubungan dengan vektor permintaan akhir F dapat dihitung berdasarkan matriks inverse Leontief (persamaan (2)) dan matriks koefisien beban lingkungan R dengan persamaan sebagai berikut (Paloviita, 2007):

F

A

I

R

E

=

(

)

−1 ... (7)

2.3 Analytic Network Process (ANP)

ANP merupakan sebuah pengembangan dari metodologi AHP (Analitical Hierarchy

Process) yang digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang tidak dapat distrukturkan, sebab melibatkan interaksi dan ketergantungan elemen atas pada elemen bawah. ANP memodelkan sistem dengan feedback dan sistem dimana suatu level yang mungkin mendominasi maupun didominasi, baik langsung maupun tidak langsung oleh level lainnya (Saaty, 2001).

Langkah-langkah yang umumnya dilakukan pada ANP ini adalah:

1. Mendefinisikan masalah

2. Mendefinisikan kriteria evaluasi 3. Mendefinisikan bobot kepentingan 4. Mendefinisikan bobot ketergantungan 5. Mendefinisikan bobot prioritas, dengan

cara mengalikan bobot kepentingan dan bobot ketergantungan.

(5)

3. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Metodologi Penelitian 4. Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan adalah data tabel input-output perekonomian dan data emisi industri Propinsi Jawa Timur serta kuesioner pembobotan untuk pemilihan alternatif perbaikan kinerja lingkungan.

Tabel input-output yang digunakan adalah Tabel Input-Output Propinsi Jawa Timur tahun 2006 (BPS, 2007), dimana 110 sektor diaggregasi menjadi 49 sektor. Aggregasi dilakukan untuk menggabungkan sektor-sektor selain sektor industri, sehingga memudahkan untuk perhitungan linkage. Tabel ini menyediakan informasi yang lengkap dan menyeluruh tentang struktur penggunaan barang dan jasa di masing-masing sektor serta pola distribusi produksi yang dihasilkan di Propinsi Jawa Timur.

Data emisi yang dikumpulkan adalah emisi udara dan air untuk sektor industri serta

sektor pertambangan dan pengilangan minyak dan gas bumi (Bapedal, 2008). Data emisi yang dikumpulkan adalah tahun 2006-2008, sedangkan emisi pada tahun 2009-2010 dihitung dengan cara meramalkan (forecasting) dengan melihat pertambahan/ pengurangan jumlah industri pada tahun tersebut. Data emisi tiap tahun ini kemudian diakumulasikan untuk digunakan dalam pengolahan inventory analysis pada IO-LCA.

5. Pengolahan Data

5.1 Penentuan Sektor Industri Potensial

Sektor industri potensial didefinisikan sebagai sektor industri (no. 3 – 42) yang memiliki pure linkage (PL) > rata-rata dan nilai koefisien variasi yang rendah (v) < rata-rata v. Perhitungan tingkat keterkaitan dapat dilihat pada Tabel 2.

(6)

Sektor industri potensial di Propinsi Jawa Timur adalah sektor kertas dan karton serta sektor industri barang dari logam. Sektor industri potensial ini kemudian diidentifikasikan dan dihitung seberapa besar dampak lingkungan yang ditimbulkan dengan menggunakan metode EIO-LCA.

5.2 Economic Input-Output Life-Cycle Assessment (EIO-LCA)

Pengolahan EIO-LCA mengunakan

software SimaPro 7.1, dimana fasenya adalah process inventory dan impact assessment. 5.2.1 Process Inventory

Process inventory berhubungan dengan

penggunaan material dan pelepasan emisi ke lingkungan disepanjang siklus dari sektor industri potensial. Penggunaan material yang berupa koefisien produksi (a) dihitung berdasarkan input sektor produksi (tabel input-output) per rupiah output. Sedangkan pelepasan emisi yang berupa koefisien beban lingkungan (R) dilakukan dengan menghitung beban lingkungan (emisi) per rupiah output. Hasil dari perhitungan inventory dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Inventory Result

Tabel 3. Inventory Result (lanjutan)

5.2.2 Impact Assessment • Characterisation

Langkah pertama adalah mengelompokkan substansi dari inventory

result berdasarkan dampak lingkungan yang

ditimbulkan ke dalam kategori dampak yang sudah didefinisikan sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan

characterization factor. Kontribusi relatif dari

substansi dapat diketahui dengan mengalikan substansi yang berkontribusi pada kategori dampak dengan characterization factors.

Hasil characterization dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 4. Grafik batang warna merah menunjukkan nilai characterization per rupiah kertas dan karton, sedangkan grafik batang warna hijau menunjukkan nilai

characterization per rupiah barang dari logam.

Gambar 2. Grafik Characterization Tabel 4. Nilai Characterization

(7)

• Normalization

Normalization adalah prosedur yang

diperlukan untuk menunjukkan kontribusi relatif dari semua kategori dampak pada seluruh masalah lingkungan di suatu daerah. Nilai normalization dapat diketahui dengan mengalikan indikator kategori dampak (nilai

characterization) dengan nilai “normal”.

Hasil normalization dapat dilihat pada Gambar 3 dan Tabel 5. Grafik batang warna merah menunjukkan nilai normalization per rupiah kertas dan karton, sedangkan grafik batang warna hijau menunjukkan nilai

normalization per rupiah barang dari logam.

Gambar 3. Grafik Normalization Tabel 5. Nilai Normalization

• Weighting

Weighting didapatkan dengan mengalikan

kategori dampak dengan weighting factor dan ditambahkan untuk mendapatkan nilai total. Hasil weighting dapat dilihat pada Gambar 4 dan Tabel 6. Grafik batang warna merah menunjukkan nilai weighting per rupiah kertas dan karton, sedangkan grafik batang warna hijau menunjukkan nilai weighting per rupiah barang dari logam.

Gambar 4. Grafik Weighting

Tabel 6. Nilai Weighting

• Single Score

Single score digunakan untuk

mengklasifikasikan nilai kategori dampak berdasarkan proses. Hasil single score dapat dilihat pada Gambar 5 dan Tabel 7. Grafik batang sebelah kiri menunjukkan nilai single

score per rupiah kertas dan karton, sedangkan

grafik batang sebelah kanan menunjukkan nilai

single score per rupiah barang dari logam.

Gambar 5. Grafik Single Score Tabel 7. Nilai Single Score

5.2.3 Process Contribution

Process contribution menunjukkan

besarnya kontribusi dampak dari unit-unit proses pada sektor industri potensial, dilihat dari indikator single score. Tabel 8 menunjukkan kontribusi masing-masing unit proses terhadap unit proses kertas dan karton serta unit proses barang dari logam.

(8)

Tabel 8. Process Contribution

5.3 Pemilihan Alternatif Terbaik

Dari hasil analisa single score dan process

contribution diketahui bahwa permasalahan

utama yang menjadi perhatian untuk direkomendasikan prioritas perbaikan lingkungan adalah unit proses minyak dan gas bumi dan kategori dampak ecotoxicity water

acute.

Penentuan prioritas alternatif perbaikan lingkungan didasarkan pada beberapa kriteria. Kriteria-kriteria ini didapatkan melalui

brainstrorming dengan pihak Badan

Penanggulangan Dampak Lingkungan Propinsi Jawa Timur. Pada Tabel 9 dijelaskan mengenai kluster dan kriteria yang dipakai untuk menentukan alternatif perbaikan lingkungan. Gambar 8 menunjukkan hubungan network antar kluster.

Tabel 9. Kluster dan Kriteria

Gambar 8. Model Network ANP

Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan bobot prioritas lokal pada masing-masing hubungan dengan menggunakan

software Super Decision 1.6. Perhitungan ini

bertujuan untuk mengetahui bobot masing-masing elemen yang saling berhubungan. Kemudian disusun unweighted supermatriks,

weighted supermatriks dan limiting

supermatriks. Unweighted supermatriks

merupakan bobot nilai prioritas lokal yang tidak memperhitungkan adanya perbandingan antar kluster. Weighted supermatriks merupakan bobot nilai prioritas lokal yang memperhitungkan adanya perbandingan antar kluster. Sedangkan limiting supermatriks merupakan hasil iterasi perkalian weighted supermatriks dengan dirinya sendiri hingga diperoleh nilai yang sama setiap barisnya.

Dari nilai pembobotan dilakukan perangkingan tiap-tiap alternatif. Nilai pada kolom raw adalah nilai eigenvector yang dihasilkan dari limiting supermatrik. Bobot pada kolom normal adalah nilai normalisasi dari kolom raw sehingga jumlah totalnya adalah 1. Sedangkan nilai pada kolom ideal adalah nilai hasil bagi antara nilai pada kolom normal yang dibagi dengan nilai terbesar pada kolom normal, sehingga nilai terbesarnya adalah sama dengan 1. Rangking alternatif dilihat dari nilai pada kolom ideal.

(9)

Berdasarkan output Gambar 9 diketahui bahwa alternatif perbaikan lingkungan yang perlu diprioritaskan adalah pollution

prevention and control, diikuti dengan

alternatif recycle dan alternatif waste treatment.

6. Analisa dan Interpretasi

6.1 Analisa Sektor Industri Potensial

Berdasarkan perhitungan linkage dan koefisien variasinya (lihat Tabel 2), didapatkan bahwa sektor industri potensial di Propinsi Jawa Timur adalah sektor kertas dan karton dengan pure linkage (PL) yang lebih besar dari rata-rata, yaitu 2,02 dan koefisien variasi (v) yang rendah (sama dengan rata-rata), yaitu sebesar 0,33 dan sektor industri barang dari logam dengan pure linkage (PL) yang lebih besar dari rata-rata, yaitu 2,03 dan koefisien variasi (v) yang rendah (sama dengan rata-rata), yaitu sebesar 0,33.

Sektor yang memiliki PL yang lebih besar dari rata-rata tidak hanya sektor kertas dan karton dan sektor industri barang dari logam saja, tetapi juga 3 sektor industri lainnya (v tinggi). Sektor industri potensial tidak hanya dilihat berdasarkan PL yang besar, tetapi juga berdasarkan v yang kecil. Meskipun tingkat keterkaitan sektor tersebut dengan sektor lainnya sangat tinggi, tetapi tingkat penyebaran keterkaitannya tidak merata, hanya pada beberapa sektor saja. Nilai v yang kecil menunjukkan bahwa penyebaran pemakaian suatu sektor sebagai input sektor lainnya dan sebaliknya adalah merata dalam seluruh sektor perekonomian.

Sektor kertas dan karton memiliki

TBLj yang lebih rendah dibandingkan dengan 5 sektor lainnya, tetapi sektor kertas dan karton memiliki TFLi yang tinggi dibandingkan dengan sektor industri tersebut. Begitu pula dengan sektor industri barang dari logam memiliki TFLi yang lebih rendah dibandingkan dengan 4 sektor lainnya, tetapi sektor kertas dan karton memiliki TBLj yang tinggi dibandingkan dengan sektor industri tersebut. Karena tidak adanya sektor industri yang memiliki nilai TBLj dan TFLi yang nilai keduanya lebih besar dari rata-rata, maka digunakanlah PL untuk melihat keterkaitan berdasarkan pada backward linkage maupun

forward linkage, dimana sektor industri

potensial memiliki PL diatas rata-rata pure

linkage seluruh sektor.

6.2 Analisa EIO-LCA

Batasan pada penelitian ini adalah interaksi antara sektor-sektor industri. Batasan ini ditentukan karena adanya keterbatasan data emisi. Data emisi yang didapatkan dari instansi terkait, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Jawa Timur, hanya berupa data emisi air dan emisi udara untuk sektor-sektor industri.

6.2.1 Analisa Inventory

Penelitian ini hanya membahas

process inventory pada proses produksi saja.

Untuk fase transportasi, penggunaan dan disposal tidak dibahas karena adanya keterbatasan data.

6.2.2 Analisa Impact Assessment

Dari single score diketahui bahwa kategori dampak yang paling potensial adalah

ecotoxicity water acute sebesar 4,54E-05 Pt

(47.6% dari total dampak) untuk unit proses kertas dan karton serta 0,00015 Pt (47.6% dari total dampak) untuk unit proses barang dari logam). Ecotoxicity water acute bersifat

toxicity, persistency dan bioconcentration. Ecotoxicity water acute memberikan

kontribusi terbesar pada hasil indikator kategori dampak dan dianggap sebagai permasalahan utama yang harus dilakukan perbaikan.

6.2.3 Process Network dan Process Contribution

Dari process network dan process

contribution dapat diketahui proses mana yang

yang memberikan kontribusi terbesar pada hasil indikator kategori dampak (single score) yang dianggap sebagai permasalahan utama yang harus diberikan perbaikan. Sektor yang memberikan kontribusi proses terbesar adalah sektor minyak dan gas bumi, yaitu sebesar 9,51E-05 Pt (99,6% dari total proses) untuk unit proses kertas dan karton serta 0,0003 Pt (99,4% dari total proses) untuk unit proses barang dari logam. Minyak, gas dan panas bumi dianggap sebagai permasalahan utama yang harus diberikan perbaikan untuk dapat mengurangi dampak lingkungan disepanjang siklus sektor industri potensial.

(10)

6.3 Pemilihan Alternatif Terbaik

Permasalahan untuk mengurangi dampak lingkungan disepanjang siklus unit proses kertas dan karton serta unit proses barang dari logam, terutama ecotoxicity water acute dari unit proses minyak dan gas bumi diprioritaskan pada pollution prevention and control. Alternatif ini merupakan tahapan sebelum dilakukan recycle dan waste treatment, sehingga sebelum dilakukan recycle dan waste

treatment, waste/ pencemaran air yang

menyebabkan dampak ecotoxicity water acute dapat dikurangi secara efektif. Dengan menerapkan pollution prevention and control pada unit proses yang mengkontribusikan dampak paling besar pada unit proses kertas dan karton serta unit proses barang dari logam diharapkan bisa mengurangi dampak lingkungan ecotoxicity water acute, dimana kategori dampak ini memberikan kontribusi terbesar pada hasil indikator kategori dampak.

7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah kategori dampak untuk sektor industri potensial (sektor kertas dan karton serta sektor industri barang dari logam) adalah ecotoxicity water acute yaitu 47,6% dari total indikator untuk masing-masing sektor industri potensial, unit proses minyak dan gas bumi merupakan kontributor proses terbesar yaitu sebesar 99,6% dari total proses untuk unit proses kertas dan karton dan 99,4% dari total proses untuk unit proses barang dari logam, dan prioritas utama untuk mereduksi dampak lingkungan adalah pollution

prevention and control dengan nilai ideal 1.

Implementasi model input-output pada LCA membantu memudahkan pengumpulan data kebutuhan input dari sektor-sektor perekonomian yang tersedia secara lengkap pada tabel input-output. Metode ini juga memungkinkan untuk melacak secara langsung semua interaksi langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) antarsektor.

Saran untuk pengembangan penelitian ini adalah mengambil batasan yang lebih luas yaitu seluruh sektor perekonomian dan sektor perekonomian makro perlu dilakukan disaggregasi ke sektor yang lebih spesifik untuk mengatasi produk yang heterogen.

Daftar Pustaka:

Amir, Hidayat dan Riphat, Singgih. 2005. “Analisis Sektor Unggulan Untuk Evaluasi Kebijakan Pembangunan Jawa Timur Menggunakan Tabel Input-Output 1994 dan 2000”. Jurnal Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI. Edisi Desember 2005.

Bapedal Jawa Timur. 2008. Pemantauan Air Limbah dan Udara Industri 2006-2007 dan 2008 Kuarter I. Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Propinsi Jawa Timur. Bapedal Jawa Timur. 2008. Pengujian Kualitas

Lingkungan Sektor Pertambangan Minyak, Gas dan panas Bumi 2006-2007. Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Propinsi Jawa Timur.

BPS dan Bappeprov Jawa Timur. 2007. Tabel

Input-Output Provinsi Jawa Timur 2006.

Badan Perencanaan Pembangunan dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Curran, Mary Ann. 1996. Environmental

Life-Cycle Assessment. McGraw-Hill,

New York.

Ghertner, D. Asher dan Fripp, Matthias. 2007. “Trading Away Damage: Quantifying Environmental Leakage Through Consumption-Based Life-Cycle Analysis”. Ecological Economics, 63, 563 – 577.

Jansen, Bart and Gerlo, Joeri. 2006. “Worldwide Environmental Impacts of Consumption and Production in Flanders: Feasibility of an Environmental Input-Output Model for Flanders”. Study Commissioned by the Flemish Environment Agency, Environmental Reporting Unit. MIRA/2006/11.

Joshi, Satish. 2000. “Product Environmental Life-Cycle Assessment Using Input-Output Techniques”. Journal of Industrial Ecology, Volume 3, Number 2 & 3, 95 – 120.

Lee, Kun Mo and Inaba, Atsushi. 2004. Life

Cycle Assessment: Best Practices of ISO 14040 Series. Commitee on Trade and

Investment.

Marriott, Joe. 2007. An Electricity-focused

Economic Input-Output Model: Life Cycle Assessment and Policy Implications of Future Electricity Generation Scenearios. Dissertation, Civil

and Environmental Engineering, Carnegie Mellon University, Pittsburgh.

Miller, Ronald E. and Blair, Peter D. 1985.

Input-Output Analysis: Foundations and Extensions, Prentice Hall Inc., New Jersey.

(11)

Miller, Ronald E. and Blair, Peter D. 1985.

Input-Output Analysis: Foundations and Extensions, Prentice Hall Inc., New Jersey.

Nazara, Suahasil. 1997. Analisis

Input-Output. Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Paloviita, Ari. 2003. “Using Input-Output

Life-Cycle Assessment in Measuring Product Group Eco-Efficiency in The Finnish Forest Sektor”. Corporate Environmental Management, School of Business and Economics, University of Jyväskylä, Finland.

Saaty, Thomas. 2001. Decision Making With

Dependence And Feedback : The Analytic Network Process. RWS

Publication, Pittsburgh.

Schempf, Noellette Conway. 1999. “Case Study: Economic Input-Output Life-Cycle Assessment of Asphalt versus Steel Reinforced Concrete for Pavement Construction”. Posner Hall. Carnegie Mellon University, Pittsburgh.

Gambar

Tabel input-output menyediakan sebuah  kerangka yang baik untuk mengukur dan  menelusuri aliran interindustri dari input dan  output diantara beberapa sektor dalam  perekonomian (Miller et
Gambar 1. Metodologi Penelitian
Tabel 3. Inventory Result
Gambar 3. Grafik Normalization  Tabel 5. Nilai Normalization
+2

Referensi

Dokumen terkait

Artikel ini menemukan bahwa berbagai ketimpangan seperti ketimpangan gender, ketimpangan kelas, dan ketimpangan sosial yang selama ini dialami oleh perempuan dan kelompok marginal di

Dari hasil penelitian didapatkan responden terbanyak pada kategori bekerja lebih 10 tahun dimana responden dengan lama bekerja lebih dari 10 Tahun memiliki

Dalam Pasal 15 Undang-undang No.31 Tahun 1999 ditentukan bahwa setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana

Benturan kepentingan yang muncul dari adanya penggabungan 2 (dua) fungsi yang berbeda didalam satu lembaga merupakan suatu kenyataan dan pengalaman yang terjadi di beberapa

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Seluma menjelaskan bahwa: Cara atau strategi dalam memediatori antara sekolah dengan masyarakat adalah meliputi

Menurut Mulyadi (2008;11), ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan (Examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan

Pasca Operasi Pembebasan Irak (Operation Iraqi Freedom/OIF) yang terjadi pada pertengahan 2003, Amerika Serikat dan koalisinya serta berbagai bantuan organisasi

U prvoj je cjelini opisan model linearnog utjecaja koji sluˇ zi za analizu i predikciju difuzije informacija u mreˇ zi. Za taj je model dana motivacija, zatim formalan opis modela, a