• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA KELOLA PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATA KELOLA PERUSAHAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TATA KELOLA PERUSAHAAN

“Analisis Penerapan Good Corporate Governance Pada

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.”

Program Diploma IV Akuntansi Alih Jenjang

Oleh :

Nama

: ANDRE SYUKRI PUTRANTO

No. BO

: 1411023011

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI PADANG

JURUSAN AKUNTANSI

PADANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 merupakan sesuatu hal yang buruk bagi sejarah perekonomian Indonesia, terutama pada sektor perbankan. Krisis tersebut berdampak sangat besar bagi sendi-sendi perekonomian yang nyaris melumpuhkan perekonomian nasional. Sebagaimana dikemukakan oleh Baird (2000) bahwa salah satu akar penyebab timbulnya krisis ekonomi di Indonesia dan juga di berbagai negara Asia lainnya adalah buruknya pelaksanaan corporate governance (tata kelola perusahaan) dihampir semua perusahaan yang ada, baik perusahaan yang dimiliki pemerintah maupun dimiliki oleh pihak swasta. Persoalan utama yang dihadapi oleh sektor perbankan pada masa itu adalah semakin banyaknya bank yang terlikuidasi yang dinilai pemerintah sebagai bank yang bermasalah atau tidak sehat.

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada sektor perbankan harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, responsibilitas, yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat, independensi, yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh dari pihak manapun. Kelima, kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya prinsip-prinsip GCG diharapkan dapat memperbaiki citra dan keberlangsungan hidup perbankan yang sempat terpuruk pada masa itu.

Penerapan GCG menjadi demikian penting, artinya semakin dekat suatu perusahaan menjalankan GCG, maka akan mudah perusahaan tersebut dalam akses dana. Pelaksanaan GCG harus didukung oleh unsur-unsur internal perusahaan, diantaranya pemegang saham, dewan direksi, dewan komisaris, manajer, komite audit, satuan pengawas internal, auditor internal, dan karyawan atau serikat kerja. GCG juga menegaskan filosofi bahwa pengelolaan perusahaan merupakan amanah dari berdirinya perusahaan dan oleh karena itu semua pihak yang terlibat harus berpikir dan bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Pada titik

(3)

inilah pertanyaan reflektif tentang integritas, tanggung jawab dan independensi patut ditujukan kepada semua pimpinan perusahaan di Indonesia, termasuk sektor perbankan yang sejak semula memang bertopang kepada kepercayaan dan amanah masyarakat.

Tata kelola perbankan nasional memerlukan sistem manajemen perbankan dalam memberikan acuan dan motivasi kepada bankir dalam mengelola usaha perbankan. Untuk itu diperlukan pula pengaturan dan pengawasan bank untuk memastikan bahwa bank dijalankan dengan hati-hati dan penuh integritas.

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang lebih dikenal dengan Bank BNI/BNI 46 berdiri sejak tahun 1946, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Mendapatkan amanah untuk mengatur pengeluaran dan peredaran mata uang rupiah. Pada tahun 1955 Bank BNI diubah statusnya menjadi Bank Umum. Saat ini BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah dan didukung oleh perusahaan anak.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, laporan penulisan ini akan membahas berbagai analisis terkait GCG yang ada di Bank BNI, yang meliputi:

1. Penerapan prinsip good corporate governance pada Bank BNI?

2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank BNI dalam penerapan good corporate

governance?.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Analisis terhadap penerapan prinsip good corporate governance pada Bank BNI. 2. Analisis kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan good corporate governance

pada Bank BNI.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat:

1. Sebagai masukan kepada Bank BNI dalam mengevaluasi pelaksanaan kebijakan perusahaan terkait dengan good corporate governance.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Bank BNI dalam penyusunan rencana, strategi, dan kebijakan yang lebih efisien dan efektif pada masa datang.

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Good Corporate Governance

Corporate governance adalah rangkaian proses terstruktur yang digunakan untuk

mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta komunitas usaha. Terdapat beberapa pemahaman tentang pengertian corporate governance.

A. Menurut Suprayitno., et al. (2009) IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance), pengertian Good Corporate Governance (GCG) dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organisasi perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.

B. Menurut OECD (The Organization for Economic Cooperation and Development) (2003), Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) merupakan struktur yang oleh stakeholders, pemegang saham, komisaris dan manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja. C. Menurut Indra Surya (2006:25), good corporate governance terkait dengan

pengambilan keputusan yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem. Berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, yang bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisiensi dan efektif dalam mengelola resiko dan bertanggungjawab dengan memerhatikan kepentingan stakeholder.

Dari definisi maka penulis menyimpulkan bahwa GCG adalah peraturan yang mengelola, dan mengawasi lainnya, mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate

governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan dan mencegah terjadinya

kesalahan-kesalahan (mistakes) signifikan dalam strategi korporasi dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki segera.

(5)

2.2 Konsep Dasar Good Corporate Governance

Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance menurut Chinn (2000) dan Shaw (2003) adalah stewardship theory dan agency theori. Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder. Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.

Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respon lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran mengenai corporate

governance berkembang dengan bertumpu pada agency theory dimana pengelolaan dilakukan

dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

2.3 Prinsip Good Corporate Governance

Sistem yang mengatur keseimbangan dalam pengelolaan perusahaan perlu dituangkan dalam bentuk prinsip-prinsip yang harus dipatuhi untuk menuju tata kelola perusahaan yang baik. Berdasarkan Keputusan Menteri nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Prinsip-prinsip Good

Corporate Governance yaitu: transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. Prinsip-prinsip tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Keterbukaan Informasi (Transparency)

Transparency bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam

pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Menurut peraturan pasar modal di Indonesia, yang dimaksud informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut, atau yang mempengaruhi secara signifikan risiko secara prospek usaha perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan harus dapat menyediakan informasi yang cukup lengkap, akurat dan tepat waktu kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau berkaitan dengan perusahaan sehingga mengetahui resiko yang mungkin terjadi dan keuntungan yang dapat diperoleh dalam melaksanakan transaksi dengan perusahaan sekaligus ikut serta dalam mekanisme pengawasan dalam perusahaan.

(6)

2. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas dapat dicapai dengan baik melalui pengawasan yang efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara pemegang saham, komisaris, direksi dan auditor termasuk di dalamnya pembatasan kekuasaan antara direksi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan perusahaan dan komisaris sebagai wakil pemegang saham yang bertugas mengawasi direksi. Satu bentuk implementasi prinsip akuntabilitas adalah:

a. Praktik audit internal yang efektif.

b. Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab dalam anggaran dasar perusahaan dan target pencapaian perusahaan di masa depan. 3. Pertanggungjawaban (Responsibilities)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian dan kepatuhan didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan atau keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat. Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam kegiatan operasional seringkali menghasilkan dampak luar kegiatan perusahaan negatif yang harus ditanggung oleh masyarakat.

4. Kemandirian (Independency)

Independensi adalah suatu keadaan ketika perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Pelaksana utama dalam perusahaan seperti direksi dan dewan komisaris harus mampu menolak intervensi dari luar yang dapat membelokkan arah, kebijakan dan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu kemakmuran pemegang saham (shareholders) dan kesejahteraan

stakeholders.

5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)

Kesetaraan dan kewajaran dapat didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairness juga mencakup adanya

(7)

kejelasan hak-hak pemodal, sistem hukum dan penegakkan peraturan yang melindungi hak-hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan. Fairness diharapkan membuat seluruh asset perusahaan dikelola secara baik dan hati-hati, sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara jujur dan adil. Juga diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada perusahaan terhadap praktik korporasi yang merugikan serta keadilan juga harus dirasakan oleh para karyawan dan masyarakat lingkungannya.

Fairness memerlukan syarat agar bisa diberlakukan secara efektif, yaitu adanya

peraturan perundang-undangan yang jelas, tegas dan konsisten dan dapat ditegakkan secara efektif.

2.4 Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance

Penerapan GCG di lingkungan BUMN dan BUMD mempunyai tujuan sesuai KEPMEN BUMN No. PER – 01/MBU/2011 tahun 2011 pada pasal 4, yaitu:

a. Mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan BUMN.

b. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Persero.

c. Mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarian BUMN dalam perekonomian nasional.

d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

e. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

Sedangkan menurut Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge (2005:5-6), Good corporate

governance mempunyai lima macam tujuan utama, kelima tujuan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.

2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non-pemegang saham

(8)

3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of

Directors dan manajemen perusahaan, dan

5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

Menurut H.J Wierman Pamuntjak seperti ditulis dalam buletin audit internal edisi No. 020/2003, manfaat dari penerapan GCG antara lain:

a. Meningkatkan kinerja perusahaan

Praktik GCG sangat menentukan kinerja perusahaan, proses pengambilan keputusan yang lebih baik akan lebih meningkatkan efisiensi operasional serta akan meningkatkan pelayanan kepada pemegang saham.

b. Memudahkan perolehan dana yang lebih murah

GCG memungkinkan diperolehnya kepercayaan pada pemodal, baik investor dalam negeri maupun investor asing, sehingga kebutuhan perusahaan akan sumber-sumber investasi yang murah akan lebih mudah didapat dari pasar modal. c. Menciptakan kesejahteraan masyarakat

Praktik GCG akan meningkatkan efisiensi dan evektifitas sehingga dengan demikian juga akan mendorong terciptanya dinamika ekonomi. Sejalan dengan meningkatnya kepercayaan para investor, maka praktik GCG akhirnya akan mendorong terjadinya arus investasi serta menciptakan investasi baru, sehingga akan meningkatkan lapangan kerja serta pendapatan masyarakat.

d. Peningkatan pendapatan bagi pemegang saham.

e. Menjadi katalisator bagi perubahan atau pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. f. Meningkatkan peran shareholders dalam kemajuan perusahaan, karena

masing-masing shareholders menjadi semakin aktif mengamati serta memberi masukan-masukan bagi kemajuan operasional.

Secara umum manfaat GCG dapat dilihat dari 2 cara pandang, yaitu secara mikro dan secara makro. Manfaat secara mikro tersebut antara lain:

1. Menurunkan risiko.

2. Meningkatkan nilai saham. 3. Menjamin kepatuhan.

4. Memiliki daya tahan (sustainability). 5. Memacu kinerja.

(9)

6. Membantu penerimaan negara.

Sedangkan manfaat secara makro yaitu terjadinya pemulihan ekonomi yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat secara nasional antara lain:

1. Pertumbuhan ekonomi meningkat secara wajar.

2. Kesempatan kerja semakin besar dan daya saing lokal maupun internasional meningkat.

2.5 Tahap Implementasi Good Corporate Governance

Dalam pelaksanaan penerapan GCG di perusahaan adalah penting bagi perusahaan untuk melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas situasi dan kondisi perusahaan, dan tingkat kesiapannya, sehingga penerapan GCG dapat berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam perusahaan. Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan GCG menggunakan pentahapan berikut: 1. Tahap Persiapan

Tahap ini terdiri atas 3 langkah utama: 1) awareness building, 2) GCG assessment, dan 3) GCG manual building. Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting GCG dan komitmen bersama dalam penerapannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan diskusi kelompok.

GCG Assessment merupakan upaya untuk mengukur atau lebih tepatnya memetakan kondisi perusahaan dalam penetapan GCG saat ini. Langkah ini perlu guna memastikan titik awal level penerapan GCG dan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat guna mempersiapkan infrastruktur dan struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan GCG secara efektif. Dengan kata lain, GCG assessment dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspekaspek apa yang perlu mendapatkan perhatian terlebih dahulu, dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mewujudkannya.

GCG manual building, adalah langkah berikut setelah GCG assessment dilakukan. Berdasarkan hasil pemetaan tingkat kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi prioritas penerapannya, penyusunan manual atau pedoman implementasi GCG dapat disusun. Penyusunan manual dapat dilakukan dengan bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Manual ini dapat dibedakan antara manual untuk organ-organ perusahaan dan manual untuk keseluruhan anggota perusahaan, mencakup berbagai aspek seperti:

(10)

• Pedoman GCG bagi organ-organ perusahaan. • Pedoman perilaku.

• Audit commitee charter.

• Kebijakan disclosure dan transparansi. • Kebijakan dan kerangka manajemen resiko. • Roadmap implementasi.

2. Tahap Implementasi

Setelah perusahaan memiliki GCG manual, langkah selanjutnya adalah memulai implementasi di perusahaan. Tahap ini terdiri atas 3 langkah utama yakni:

1. Sosialisasi, diperlukan untuk memperkenalkan kepada seluruh perusahaan berbagai aspek yang terkait dengan implementasi GCG khususnya mengenai pedoman penerapan GCG. Upaya sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu, langsung berada dibawah pengawasan direktur utama atau salah satu direktur yang ditunjuk sebagai GCG champion di perusahaan.

2. Implementasi, yaitu kegiatan yang dilakukan sejalan dengan pedoman GCG yang ada, berdasar roadmap yang telah disusun. Implementasi harus bersifat top down approach yang melibatkan dewan komisaris dan direksi perusahaan. Implementasi hendaknya mencakup pula upaya manajemen perubahan (change management) guna mengawal proses perubahan yang ditimbulkan oleh implementasi GCG.

3. Internalisasi, yaitu tahap jangka panjang dalam implementasi. Internalisasi mencakup upayaupaya untuk memperkenalkan GCG di dalam seluruh proses bisnis perusahaan kerja, dan berbagai peraturan perusahaan. Dengan upaya ini dapat dipastikan bahwa penerapan GCG bukan sekedar dipermukaan atau sekedar suatu kepatuhan yang bersifat superficial, tetapi benarbenar tercermin dalam seluruh aktivitas perusahaan.

3. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG telah dilakukan dengan meminta pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG yang ada. Terdapat banyak perusahaan konsultan yang dapat memberikan jasa audit yang demikian, dan di Indonesia ada beberapa perusahaan yang melakukan scoring. Evaluasi dalam bentuk assessment, audit atau scoring juga dapat dilakukan secara mandatory misalnya seperti yang diterapkan di lingkungan BUMN. Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali

(11)

kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi GCG sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang diberikan.

2.6 Good Corporate Governance pada Perbankan

Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, maupun risko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “ highly regulated ” (KNKG, 2004:1).

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum dilaksanakannya GCG dan etika yang melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lainnya, yaitu:

a. Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian. b. Pelaksanaan good corporate governance.

c. Pengawasan yang efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pelaksanaan GCG sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Oleh karena itu Bank for International Sattlement (BIS) sebagai lembaga yang mengkaji terus menerus prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh perbankan, telah pula mengeluarkan pedoman pelaksanaan GCG bagi dunia perbankan secara internasional.Pedoman serupa dikeluarkan pula oleh lembaga internasional lainnya.

(12)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ringkasan Kasus (Penelitian Terdahulu)

Penulis menganalisis penelitian yang telah dilakukan oleh Peneliti, Rian Ikmal Darmawan, yaitu salah seorang mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Brawijaya pada tahun 2013. Penulis meneliti tentang “Analisis Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk”. Peneliti akan pratinjau sejauh mana penerapan prinsip good corporate governance dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Bank BNI tersebut. Bank BNI dipilih oleh peneliti karena peneliti mempunyai pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan besar yang keberadaannya bisa berdampak positif maupun negatif terhadap masyarakat sekitar.

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Objek penelitian menggunakan laporan tahunan (Annual Report) perusahaan PT Bank Negara Indonesia. Sumber data penelitian ialah sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui kajian beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat, dari rujukan teoritis yang relevan dengan membaca beberapa buku, majalah, buletin, surat kabar, dan internet. Data-data yang digunakan pada penelitian tersebut merupakan data sekunder yang berasal dari website PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., terutama untuk data tahunan atau annual report perusahaan pada tahun 2013. Selain itu, uraian artikel, jurnal, dokumen mengenai penerapan GCG juga dilibatkan pada penelitian tersebut.

Batasan penelitian yang dilakukan oleh Darmawan tersebut ialah mengkaji ruang lingkup dari prinsip GCG, yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Serta peneliti juga mengkaji kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank BNI dalam penerapan GCG. Teknik pengumpulan data dilakukan oleh Darmawan dengan teknik studi pustaka dengan cara pengumpulann data dari beberapa buku ilmiah, literatur, dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang diteliti. Selain teknik studi pustaka, Darmawan juga menggunakan teknik content analysis, yaitu metode pengumpulan data melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuan dari content analysis ini adalah agar bisa melakukan identifikasi

(13)

terhadap karakteristik atau informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang obyektif dan sistematis.

Data yang dikumpulkan oleh Darmawan melalui beberapa tahap dan akan dianalisis dengan deskriptif, yaitu mengetahui begaimanakan pelaksanaan good corporate governance dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam analisis kasus, yaitu:

1. Mengumpulkan data mengenai pelaksanaan good corporate governance dan dianalisis dengan cara diklasifikasikan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.

2. Memproses data yang didapat melalui pencatatan, pengetikan, dan pengklasifikasian. 3. Membandingkan data yang diperoleh dengan landasan teori.

4. Menyimpulkan bagaimana pelaksanaan good corporate governance pada Bank BNI.

3.2 Analisis Kasus (Penelitian Terdahulu)

Analisis Penerapan Prinsip Transparansi pada Bank BNI

Ditinjau dari pedoman pokok pelaksanaan transparansi perusahaan, perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan, maka Bank BNI telah melaksanakannya setiap tahunnya dengan menyediakan akses kepada stakeholders untuk mengakses laporan keuangannya. Stakeholders dapat mengakses pada situs resmi BNI, yaitu www.bni.co.id. Semua informasi terkait Bank BNI dapat dengan mudah ditelusuri oleh para stakeholders.

Bank BNI juga sudah punya sekretaris perusahaan yang berperan sebagai penghubung Bank dengan para investor, pelaku pasar modal, regulator, dan pengamanat. Sekretaris perusahaan memfasilitasi komunikasi yang efektif dan memastikan tersedianya informasi untuk berbagai pihak serta berperan sebagai penghubung utama antara Bank BNI dengan BAPEPAM LK, OJK, dan publik. Bank BNI mempunyai code of conduct, yang isinya sudah cukup jelas dan sesuai dengan pedoman prinsip transparansi, yaitu “prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi”.

(14)

Analisis Penerapan Prinsip Akuntabilitas pada Bank BNI

Berdasarkan pada pedoman mengenai akuntabilitas Bank BNI, konsep akuntabilitas relah diwujudkan oleh Bank BNI. Setiap organ organisasi memiliki kejelasan tanggung jawab yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha, dan strategi perusahaan. Semua tugas dan wewenang para pekerja dipaparkan dan dilaksanakan setiap tahunnya oleh semua insan Bank BNI sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank BNI yang berpedoman pada prinsip GCG.

Bank BNI mendorong agar terciptanya GCG. Pada setiap awal tahun seluruh anggota dewan komisaris, direksi, dan pegawai BNI wajib menandatangani komitmen pelaksanaan GCG. BNI juga senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan praktik GCG yang ada, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Sehingga pada tahun 2014 Bank BNI memperoleh lima anugerah dari hasil jajak pendapat independen tentang Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Poll) tahun 2013 yang dilaksanakan majalah Asiamoney diraih oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Ini merupakan tahun kedua BNI memborong anugerah di bagian Corporate Governance Poll yang diberikan Asiamoney.

Bank BNI meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan. Bank BNI mengadakan rutinitas pembinaan keahlian dan keterampilan pada semua insan BNI melalui perencanaan SDM yang secara terencana tertuang dalam Human Capital

Transformation Roadmap. Roadmap ini bertujuan untuk menciptakan sumber daya yang

unggul dan memiliki global capacity. Untuk mendukung pengelolaan sumber daya manusia, Bank BNI melakukan penyempurnaan organisasi pada divisi human capital yang terbagi menjadi empat fungsi besaran, yaitu strategy, business partnering, expertise, dan services.

Bank BNI setiap tahunnya mengadakan rapat direksi yang membahas tentang pengembangan pengendalian internal perusahaan. Sistem pengendalian internal BNI dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan model three lines defense. Model tersebut dirancang agar pengendalian internal saling melengkapi, terkoordinasi, dan terjalin komunikasi yang baik. Untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal telah dilakukan di unit operasional, satuan pengawasan internal melakukan audit secara berkala dan compliance officer melaksanakan pengawasan secara harian. Bank BNI juga menerapkan sistem reward and punishment sesuai dengan prinsip GCG. Bank BNI memiliki komite khusus terkait akan hal itu, seperti adanya komite remunerasi dan nominasi, komite sumber daya manusia dan komite anti fraud.

(15)

Analisis Penerapan Prinsip Tanggung Jawab pada Bank BNI

Prinsip pertanggungjawaban Bank BNI ditunjukkan oleh insan BNI dengan selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip GCG. Laporan keuangan Bank BNI sudah dipaparkan dan disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Setiap tahunnya Bank BNI melakukan rapat dewan direksi yang membahas berbagai persoalan dan strategi pengelolaan perusahaan.

Dalam rangka memenuhi kepatuhan terhadap pelaksanaan GCG, Bank BNI menerapkan fungsi kepatuhan yang dijalankan oleh divisi kepatuhan. Bank BNI juga telah menerapkan aktivitas CSR (Corporate Social Responsibility) secara terencana, terarah, dan berkesinambungan agar mampu meberi manfaat jangka panjang pada kesejahteraan masyarakat. Kegiatan CSR Bank BNI meliputi program kemitraan dan bina lingkungan, pelestarian dan lingkungan hidup, ketenagakerjaan, tanggung jawab produk, dan kegiatan CSR oleh Bank BNI Syariah.

Analisis Penerapan Prinsip Independensi pada Bank BNI

Dalam penerapan GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing insan perusahaan tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antar satu dan yang lainnya. BNI terapkan prinsip independensi yaitu mewajibkan karyawan untuk tidak terikat dengan aktivitas politik. Kewajiban itu dimuat dalam code of conduct tentang aktivitas politik yang dibuat oleh BNI. Bank BNI tidak memperkenankan seluruh karyawannya untuk menerima pemberian dalam bentuk apapaun dari nasabah.

Analisis Penerapan Prinsip Kewajaran pada Bank BNI

Bank BNI berusaha agar tetap memperhatikan kepentingan stakeholders dengan penyajian yang wajar tentang bagi hasil, pendapatan bank. Upaya peningkatan kewajaran pada Bank BNI telah disusun oleh Bank BNI. Dengan demikian jika terjadi suatu permasalahan, mekanisme tersebut digunakan untuk memperjelas apa langkah yang dilakukan apabila ada suatu masalah terhadap karyawan.

Kendala-Kendala Yang Dihadapi Bank BNI dalam Penerapan GCG

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dari Darmawan,kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank BNI dalam penerapan GCG ialah:

1. Peraturan kredit perbankan akibat dari kondisi perekonomian global yang sedang menurun.

(16)

2. Produktivitas produk bank yang belum sepenuhnya efisien dan efektif. 3. Standar SDM yang semakin lama semakin tinggi akibat dari era globalisasi.

4. Masalah kasus penyimpangan internal, walau semakin turun tiap tahunnya, tetapi menjadi perhatian khusus dalam praktik GCG.

(17)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Prinsip-prinsip GCG menjadi landasan bagi pelaksanaan operasional Bank BNI. Para organ organisasi Bank BNI harus bisa menerapkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Hal itu bermanfaat bagi Bank BNI untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan, memudahkan perolehan dana yang lebih murah, menciptakan kesejahteraan masyarakat, meningkatan pendapatan bagi pemegang saham, menjadi katalisator bagi perubahan atau pertumbuhan kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan peran shareholders dalam kemajuan perusahaan.

Bank BNI telah menerapkan konsep GCG dengan benar jika ditinjau dari hasil penelitian Darmawan. Penulis juga mendapatkan beberapa wacana yang menegaskan bahwa Bank BNI telah menerapkan GCG pada entitasnya. Bank BNI pernah meraih lima anugerah dari hasil jajak pendapat independen tentang tata kelola perusahaan (corporate governance

poll) 2013 yang dilaksanakan majalah Asiamoney. Ini merupakan tahun kedua BNI

memborong anugerah di bagian Corporate Governance Poll yang diberikan Asiamoney. Hasil survei tersebut merupakan pengakuan pihak eksternal atas kualitas tata kelola BNI yang unggul pada seluruh prinsip tata kelola bank yang baik (GCG), yaitu Transparansi & Keterbukaan Informasi; Hubungan Investor; Pertanggungjawaban dan Sikap Etis Manajemen serta Dewan Direksi; dan Perlakuan Adil dan Wajar terhadap Hak Pemegang Saham. BNI menjadi bank terbaik di Indonesia oleh survei Asiamoney di sepanjang tahun 2013 yang ditentukan oleh 134 responden dari 86 lembaga secara worldwide yang terdiri atas para fund manager, riset analis, CEO dan CIO serta senior eksekutif perusahaan fund management dan fund hedging.

Kelima anugerah yang diberikan kepada BNI ini adalah Indonesia Best Overall Corporate Governance, Indonesia Best for Disclosure & Transparency, Indonesia Best for Investor Relations, Indonesia Best for Shareholder's Right and Equitable Treatment, serta Indonesia Best for Responsibilities and Ethical Behaviour of Management and The Board of Director. Dengan begitu dapat disumpulkan bahwa Bank BNI telah menerapkan prinsip GCG yang baik pada entitasnya, guna menjadi bank yang dipercaya oleh masyarakat, walaupun

(18)

masih terdapat beberapa kendala dalam pengimplementasiannya, seperti kendala internal

fraud, produktivitas, dsb.

4.2 Saran

Dunia perbankan sebaiknya sudah bisa menerapkan prinsip GCG pada operasional entitasnya. Dengan merujuk pada prinsip GCG, keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Bank BNI sudah menerapkan prinsip GCG dengan baik menurut penelitian Darmawan, tetapi Bank BNI masih mempunyai kendala-kendala dalam penerapannya. Kendala-kendala tersebut seharusnya bisa diantisipasi oleh pihak Bank agar Bank BNI bisa menjadi lebih baik lagi dalam melayani masyarakat.

(19)

DAFTAR REFERENSI

Baird, M. 2000. “The Proper Governance of Companies Will Become as Crucial to the World Economy as the Proper Governing of Countries. Paper

Darmawan, Rian Ikmal. 2013. Analisa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Paper Universitas Brawijaya

Kaihatu, S. Thomas. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Journal Ekonomi Manajemen, volume 8 , Nomor 1, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Surabaya

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/2006 sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum

Website Bank Negara Indonesia. 2014. Berita BNI.

(http://www.bni.co.id/BeritaBNI/BeritaBNI/tabid/236/articleType/ArticleView/article Id/254/language/id-ID/BNI-Borong-Anugerah-Tata-Kelola-Bank-Terbaik.aspx. [online]. diakses tanggal 28 April 2015)

Wijaya, Leo Sukma. 2009. Good Corporate Governance dan Penerapannya di

Indonesia.(https://leosukmawijaya.wordpress.com/2009/11/16/good-corporate- governance-dan-penerapannya-di-indonesia-thomas-s-kaihatu-staf-pengajar-fakultas-ekonomi-universitas-kristen-petra-surabaya/. [online]. diakses tanggal 28 April 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tersebut rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan pelvic rocking dengan birthing ball adalah 5.07 yang berarti tingkat nyerinya sedang hal

[r]

bahwa dengan adanya perbaikan gaji pokok Anggota Tentara Nasional Indonesia yang berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari 2011 sebagaimana dimaksud dalam

Center for StudieS on Language and Culture -A tma Jaya Catholic University of Indonesia.. 11\li'LICATURE AND COOI'I'RATIV[ i'IZINCIPLI'S IN

Seperti sebagian penelitian yang menggunakan sampel perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tidak menemukan hubungan

(a) Laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang ekuitas biasa dari entitas induk disesuaikan (laba dikurangkan dan rugi ditambahkan) dengan jumlah dividen

Analisis pada retur penjualan meliputi produk yang paling banyak diretur dari outlet, outlet dengan tingkat retur paling tinggi, lokasi dengan tingkat retur tinggi dan rendah,

Pada sistem flow melihat data survey ini, proses dimulai dari pemeriksaan user-password, apabila sesuai akan dilanjutkan dengan mencari data sesuai kata kunci, menampilkan