29
METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang Digunakan
Dalam penelitian ini,jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang deskriptif dan asosiatif. Menurut Kuncoro (2003:p9), penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi dimana bertujuan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subjek yang diteliti. Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih dimana bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan asosiasi antara dua variabel atau lebih. Sedangkan Time Horizon yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross-sectional yang menurut Sekaran (2006,p177) adalah studi yang dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Dimana unit analisis yang diteliti adalah secara individu yaitu pelanggan di Domino’s PizzaSenayan City.
Tabel 3.1 Metode yang Digunakan Desain penelitian
Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional T-2 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional T-3 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional T-4 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional T-5 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional Sumber: Peneliti (2012)
Keterangan:
1. T-1= Untuk mengetahui pengaruh Experiential Marketing terhadap Ekuitas merek Domino’s Pizza Senayan City
2. T-2= Untuk mengetahui pengaruh Experiential Marketing terhadap Keputusan pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
3. T-3= Untuk mengetahui pengaruh Ekuitas merek terhadap keputusan pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
4. T-4= Untuk mengetahui pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.
5. T-5= Untuk mengetahui pengaruh Keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.
3.2 Tabel Operasionalisasi Variable
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel
Variabel Konsep variabel Sub
Variabel Indikator Ukuran
Skala pengukuran Experiential Marketing (X) Konsep pemasaran yang berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual dengan menarik perhatian konsumen, menyentuh hati untuk menanamkan kesan baik ke dalam pikiran dan hati konsumen berkenaan dengan produk yang dijual. Panca Indera (Sense) - Indera penglihatan - Indera penciuman (bau /aroma) - Indera pengecap - Indera pendengaran - Indera peraba Ordinal Likert Perasaan (Feel) - Suasana hati konsumen - Emosi jiwa konsumen Ordinal Likert Berpikir (Think) - Keterlibatan konsumen dalam mengkonsumsi Ordinal Likert
(Schmitt,2003) produk - Perilaku Kebiasaan (Act) - Gaya Hidup - Interaksi dengan konsumen Ordinal Likert Pertalian (relate) - Keterlibatan sense, feel, think, dan act
Ordinal Likert
Brand Equity (Y1)
Ekuitas merek adalah seperangkat asset yang terkait dengan suatu nama brand dan simbol
yang mampu
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik itu pada perusahaan maupun para konsumen. (David Aaker-Tjiptono 2005:38) Brand Loyalty - Switchers/Price sensitive - Satisfied/habitual buyer
- Satisfied buyer with
switching cost
Ordinal Likert
Brand Awareness
-Puncak pikiran Ordinal Likert
Brand Associations
-Atribut produk Ordinal Likert
Perceived Quality - Kinerja - Karakteristik produk - Ketahanan - Keandalan Ordinal Likert Proses Keputusan Pembelian (Y2) Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian. Setiap konsumen tentu akan melewati kelima tahap ini
Pengenalan Masalah (Kebutuhan) - Kebutuhan dasar seseorang untuk membeli Ordinal Likert Pencarian Informasi - Perolehan informasi tentang produk/jasa - Perolehan informasi tentang produk/jasa dari pengalaman (teman, rekan kerja,kerabat,dll) Ordinal Likert
untuk setiap pembelian yang mereka buat (Kotler dalam Bilson Simamora, 2008:15)
Evaluasi Alternatif
- Produk/ jasa masuk referensi karena kualitas dan fungsi
yang sesuai kebutuhan Membuat Keputusan Pembelian - Melakukan
pembelian atau tidak
Ordinal Likert Perilaku Pasca Pembelian - Kepuasan pelanggan setelah pembelian dan pengkonsumsian produk Ordinal Likert Loyalitas Pelanggan (Z) Customer loyalty adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan Kotler (2005,p18) Repeat Purchase - Konsumen bersedia melakukan pembelian kembali - Frekuensi kunjungan - Keingintahuan Ordinal Likert Purchase across product or service lines - Bersedia membeli produk/jasa lain yang ditawarkan
Ordinal Likert
Refers Other - Merekomendasikan
kepada orang lain
Ordinal Likert Competitor Retention - Konsumen tidak beralih ke pesaing Ordinal Likert Sumber: Peneliti (2012)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dibedakan berdasarkan sumber data.Menurut Sekaran dan Bougie (2010, 180) data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau obyek penelitian untuk tujuan penelitian (Sekaran dan Bougie 2010, 180). Data
sekunder merupakan kumpulan informasi yang didapat melalui sumber yang telah tersedia sebelumnya(Sekaran dan Bougie 2010, 37).
Berdasarkan tujuan penelitian, ada beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Jenis dari masing-masing data tersebut adalah kuantitatif dan sumber datanya adalah primer dan sekunder.
Data primer yang didapat secara langsung dari pelanggan Domino’s pizza Senayan City yang dijadikan sebagai responden melalui penyebaran kuesioner dan data sekunder data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, dalam penelitian ini berupa Jurnal dan Buku buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Riduwan dan Kuncoro (2007, p213) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:
1) Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran,2006, p82). Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan kuesioner, dimana peneliti menyusun seperangkat pernyataan yang ditujukan kepada sampel pelangganDomino’s Pizza Senayan City dengan tujuan agar
mendapatkan data primer dari respoden mengenai Experiential Marketing, ekuitas merek, keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan.
2) Studi Pustaka
Peneliti mengambil sumber data yang relevan dengan bahan penelitian dari berbagai literature, baik buku, jurnal, artikel, internet dan sebagainya guna membantu peneliti untuk menganalisa dan mendeskripsikan masalah dalam penelitian ini.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p40) teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan simple random sampling. Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dan simple random sampling merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut (Ridwan dan Kuncoro, 2008, p41). Untuk penelitian ini, Sampel yang digunakan adalah pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.
Ukuran sampel yang digunakan di dalam penelitian ini ditentukan dengan berdasarkan pada beberapa pertimbangan teknik penentuan ukuran sampel di dalam structural equation modeling . Riduwan dan Kuncoro (2008, p56) di dalam bukunya mengutip beberapa pendapat ahli, yaitu Kelloway dan Marsh et. al., ukuran sampel untuk model persamaan struktural (SEM) paling sedikit adalah 200 pengamatan.
Selain itu, Joreskog dan Sorbom menyatakan bahwa hubungan antara banyaknya variabel dan ukuran sampel minimal dalam model persamaan struktural dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Ukuran Sampel Minimal dan Jumlah Variabel Jumlah Variabel Ukuran Sampel Minimal
3 200 5 200 10 200 15 360 30 630 25 975 30 1395
Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2008,p56)
Selain itu, karena nantinya di dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan structural equation modeling dengan metode estimasi Maximum Likelihood apabila data memenuhi asumsi multivariate normality dan akan mengkoreksi ketidaknormalan dengan menggunakan Robust Maximum Likelihood, maka peneliti juga akan menentukan ukuran sampel berdasarkan metode estimasi tersebut. Menurut Hair et. al., ukuran sampel yang disarankan untuk penggunaan dengan estimasi Maximum Likelihood adalah sebesar 100-200 (Ghozali dan Fuad,2008,p36). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka ukuran sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini, yaitu sejumlah 200 responden.
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Peneliti melakukan pre-test kepada 40 sampel guna menguji validitas dan reliabilitas dari kuesioner penelitan. Kemudian, peneliti melanjutkan untuk membagikan kuesioner kepada 200 sampel penelitian dan kemudian mengolah data tersebut dengan menggunakanmetode Structural Equation Modeling.
3.7 Metode Analisis
Pada Tabel 3.4 disajikan metode analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan di dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan dengan software SEM AMOS Versi 21.
Tabel 3.4 Metode Analisis
Tujuan penelitian Metode Analisis
T-1 Structural Equation Modeling
T-2 Structural Equation Modeling
T-3 Structural Equation Modeling
T-4 Structural Equation Modeling
T-5 Structural Equation Modeling
Sumber: Peneliti (2012)
Alasan peneliti untuk menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) adalah variabel penelitian di dalam penelitian ini, yaitu Experiential Marketing, Ekuitas Merek, Keputusan pembelian, dan Loyalitas pelanggan, seluruh variabel tersebut merupakan variabel laten yang memerlukan variabel teramati (indikator) untuk mengukurnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Sitinjak dan Sugiarto (2006,p44) bahwa jika semua variabel dalam suatu model merupakan variabel teramati, hubungan pengaruh dari variabel tersebut dapat
dianalisis dengan analisis regresi atau path analysis. Namun jika variabel-variabel dalam model tersebut tidak semuanya terukur, analisis hubungan dapat dilakukan dengan SEM.
Selain itu, penelitian ini menggunakan SEM karena kemampuannya untuk memasukkan variabel laten ke dalam analisis (Hair et al. 2010, 635). Sehingga mengurangi kesalahan pengukuran pada konsep, dan juga meningkatkan prediksi statistik dari keterhubungan antar variabel dengan mengukur kesalahan pengukuran dalam sebuah konsep.
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Sekaran dan Bougie (2010, 157-160).Validitas adalah tingkat ketepatan alat ukur penelitian tentang arti atau isi yang sebenarnya diukur.Uji validitas dilakukan untuk melihat seberapa jauh ketepatan dalam penggunaan pernyataan maupun pertanyaan di dalam kuesioner untuk memperoleh data primer.Dalam pengujian validitas, terdapat tiga macam pengujian, yaitu validitas isi, validitas keterkaitan, validitas membangun.Dalam validitas isi diukur nilai kesesuaian dari item yang ada dalam konsep tersebut. Validitas keterkaitan adalah validitas yang memisahkan variabel yang ingin diukur dari kumpulan variabel lainnya, sedangkan dalam validitas membangun, dilakukan pengukuran terhadap kesesuaian teori terhadap desain penelitian.Sebuah kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang hendakdiukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Uji validitas konstruk, menjelaskan validitas sebagai kualitas yang
diukur oleh sebuah pengujian, serta menilainya dengan memperlihatkan bahwa konstruk tertentu yang dapat diterangkan, bisa menyebabkan baik buruknya penampilandalam pengujian.Validitas konstruk terdiri dari validitas konvergen dan diskriminan.Validitas konvergen terjadi apabila dari hasil yang didapatkan melalui olah data terdapat dua insturmen penelitian atau variabel yang memiliki keterkaitan (Sekaran dan Bougie 2010, 160).Untuk melihat keterkaitan pada validitas konverjen, digunakan analisis faktor. Analisis faktor ada dua jenis, yaituEFA (exploratory factor analysis) dan CFA (confirmatory factor analysis). Penelitian ini menggunakan CFA untuk menunjukkan keterkaitan antara variabel.
Tabel 3.5 Factor loading uji validitas
Factor Loading Jumlah Sampel Signifikan
0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0,65 0,70 0,75 350 250 200 150 120 100 85 70 60 50 Sumber: Hair et al. 2010, 117
Menurut Hair et al. (2010, 777) angka minimal dari factor loading adalah ≥0,5 atau idealnya ≥0,7. Penelitian ini menggunakan 200 sampel yang menggunakan factor loading 0,40, sedangkan dalam uji pendahuluan penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 50 sehingga pada uji pendahuluan factor loading yang digunakan sebesar 0,75. Jenis validitas lain yang harus ditempuh untuk mencapai validitas pembangun adalah validitas diskriminan. Menurut Hair et al. (2010, 137) validitas diskriminan adalah pengujian yang dilakukan untuk mengukur perbedaan antara dua variabel yang mirip secara konseptual.
Uji validitas kedua dalam validitas konstruk adalah validitas diskriminan. Validitas diskriminan tercapai apabila terjadi korelasi yang rendah antara dua variabel yang seharusnya tidak saling berkorelasi (McDaniel dan Gates 2010, 320). Untuk melihat korelasi antar variabel, dilakukan pengujianaverage variance extracted (AVE). Menurut Malhotra (2010, 702). AVE merupakan varians dari indikator-indikator yang dijelaskan dalam konstruk laten Nilai AVE berkisar dari angka 0 sampai 1. Validitas diskriminan dikatakan tercapai apabila nilai AVE lebih besar dari nilai korelasi yang dikuadratkan (Hair et al. 2010, 710). AVE dapat diukur dengan rumusberikut:
∑ Std. Loading2
Average Variance Extracted =
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah proses yang dilakukan untuk menguji keandalan data (Sekaran dan Bougie 2010, 324). Untuk menguji keandalan suatu data, hal yang dapat dijadikan acuan adalah Cronbach’s alpha dari analisis data tersebut.Cronbach’s alpha menunjukkan seberapa besar faktor keterhubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya.Menurut Sekaran dan Bougie (2010, 161) uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu alat pengukur, yang dapat dilihat dari konsistensi dan stabilitas alat ukur tersebut.Konsistensi dari sebuah alat ukur dalam mengukur fenomena yang ada. Selain itu reliabilitas juga mengukur tingkat stabilitas suatu alat ukur yang dapat menunjukkankemampuan alat ukur tersebut untuk mengukur suatu konsep tetap sama kapan pun suatu penelitian dilakukan.
Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach’s alpha.Alasan menggunakan uji ini adalah karena uji Cronbach’s alpha merupakan teknik pengujian keandalan kuesioner yang paling sering digunakan (Sekaran dan Bougie 2010, 205). Nilai Cronbach’s alpha yang menjadi acuan adalah di atas 0,70. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hair et al. (2007, 244) bahwa batas bawah untuk Cronbach’s alpha adalah 0,70. Tingkat keandalan Cronbach’s alpha ditunjukkan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6Tingkat keandalanCronbach’s alpha Nilai Cronbach’s alpha Tingkat Keandalan < 0,60 0,60 – < 0,70 0,70 - <0,80 0,80 - <0,90 ≥0,90 Kurang andal Cukup andal Andal Sangat Andal Paling Andal Sumber: Hair et al. 2007, 244
3.7.3 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model- model penelitian yang diajukan. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diolah berdistribusi normal dalam artian sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram.
Menurut Singgih santoso (2006), terdapat pedoman pengambilan keputusan untuk melihat apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal atau tidak, yaitu:
• Jika nilai Sig. atau nilai probabilitas < 0.05, maka distribusi adalah tidak normal
• Jika nilai Sig. atau nilai probabilitas > 0.05, maka distribusi adalah normal.
3.7.4 Structural Equation Modeling (SEM)
SEM adalah singkatan dari model persamaan struktural (structural equation model) yang merupakan generasi kedua teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun nonrecursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai suatu model (Ghozali dan Fuad,2008, p3). Tidak seperti analisis multivariate biasa (regresi berganda dan analisis faktor) SEM dapat melakukan pengujian secara bersama-sama:
2. Model measurement: hubungan (nilai loading) antara indikator dengan konstruk (variabel laten)
Digabungkannya pengujian model struktural dan pengukuran tersebut memungkinkan peneliti untuk:
1. Menguji kesalahan pengukuran (masurement error) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Structural Equation Modeling
2. Melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis
Menurut Hair et al. (2010, 687), SEM, terdapat pendekatan yang disebut dengan pendekatan dua tahap SEM. Tahap pertama dari pendekatan ini adalah menggunakan model pengukuran (CFA). CFA merupakan tekhnik yang digunakan untuk menguji seberapa baik variabel yang telah diukur dapat merepresentasikan konstruk yang lebih kecil (Hair et al. 2010, 693). Setelah melakukan CFA, tahap kedua adalah menguji model struktural. Model struktural diuji setelah pengukuran tentang keandalan dan validitas telah tercapai (Hair et al. 2010, 692). Pengukuran model struktural tepat digunakan untuk menguji hubungan antar variabel.
Menurut Hair et al. (2010, 637), ada dua jenis variabel laten, yaitu variabel eksogen (variabel bebas) dan variabel endogen (variabel terikat). Variabel eksogen merupakan variabel yang bertindak sebagai variabel independen di dalam model dan dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar model. Sedangkan variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di dalam model.
Buku hair et. al (2006) dalam (Ghozali dan Fuad ,2008,p15) membagi kegiatan SEM dalam enam tahapan , yakni mendefinisikan konstruk-konstruk, membuat measurement model, membuat desain riset serta estimasi
model, menilai validitas measurement model, membuat structural model, dan menguji derajat kecocokan.
Menurut (Ghozali dan Fuad, 2008, p4) , SEM bermanfaat sebagai alat statistik yang sangat berguna dan menjadi ”keharusan” untuk penelitian non-eksperimental, dimana metode untuk pengujian teori belum dikembangkan secara menyeluruh (Bentler,1980). Software yang menawarkan SEM antara lain adalah; LISREL (Joreskoq dan Sorbom, 1996), AMOS (Arbuckle, 1995), EQS (Bentler,1995), ROMANO (Browne, Mels dan Coward, 1994), SEPATH (Steiger,1994), dan LISCOM (Muthen, 1988).
Perhitungan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS 20 dan SPSS AMOS yang akan menjelaskan bagaimana hubungan antar 4 variabel yang akan diteliti yaitu Experiential Marketing (X), Ekuitas Merek (Y1), Keputusan pembelian (Y2), dan Loyalitas pelanggan (Z).
3.7.4.1 Karakteristik Structural Equation Modeling (SEM) Menurut Ghozali dan Fuad (2008), karakteristik Structural Equation Modeling (SEM) adalah sebagai berikut:
1. SEM merupakan kombinasi teknik analisis data multivariat interdependensi dan dependensi, yaitu analisis faktor konfimatori dan analisis jalur
2. Variabel yang dianalisis adalah variabel laten (konstruk), yaitu variabel yang tidak dapat diobservasi langsung tetapi diukur melalui indikator-indikator terukur atau variabel manifes
3. SEM bertujuan bukan untuk menghasilkan model melainkan menguji atau mengkonfirmasikan model berbasis teori, yaitu model pengukuran dan model struktural.
3.7.4.2 Asumsi-asumsi SEM
SEM mensyaratkan beberapa asumsi untuk pengolahan data sebagai berikut (Singgih Santoso, 2011):
a. Ukuran Sampel, Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan SEM adalah minimum berjumlah 100 atau lima kali jumlah indikator
b. Normalitas data merupakan salah satu syarat dapatdioperasikannya SEM untuk mengolah pemodelan yang dibuat, agar hasil analisis tidak menjadi bias. Dalam SEM ada dua tahap dalam menguji normalitas yaitu berdasarkan setiap variabel dan secara bersama-sama atau biasa disebut multivariate normality.
c. Data Outliner, Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariatemaupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi dari observasi-observasi lainnya. Outliers terjadi karena adanya kombinasi unik dan nilai-nilai yang dihasilkan di observasi-observasi tersebut sangat berbeda dari observasi lainnya
3.7.4.3 Uji Kelayakan SEM
Menurut Ferdinand (2006), untuk melakukan uji kesesuaian dan uji statistic diperlukan beberapa indeks kesesuain dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam pengujian sebuah model:
• Chi-Square( x2)
Perhitungan Chi-Square didapat dengan melihat pada output (kata Chi-Square). Sebuah model dianggap baik atau memuaskan apabila memiliki nilai chi-square yang rendah. Semakin kecil nilai Chi-Square semakin baik model tersebut dan dapat diterima berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p > 0.05 atau p > 0.10
• RMSEA ( The Root Mean Square Error of Approximation ) Adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkopensasi chisquare statistic dalam sampel yang besar . Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom
• GFI ( Goodness of Fit Index )
Ukuran non statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 ( poor fit ) sampai dengan 1.0( perfect fit ). Nilai yang tinggi dalam indeks menunjukkan sebuah"better fit"
Tingkat penerimaan yang direkomendasikanadalah bila AGFI mempunyai nilai ≥ 0,90.
• CMIN/DF
Menunjukkan The Minimum Sample Discrepancy Function yang dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistic chisquare, χ2dibagi DF disebut χ2relatif. Bila nilai χ2 relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data
• TLI (Tucker Lewis Indeks)
Adalah sebuah alternative incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit
• CFI (Comparative Fit Index)
CFI yang mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan bagi CFI adalah ≥ 0,95.
3.7.4.4 Analisa Pengaruh antar konstruk
Pengaruh antara konstruk laten dibagi berdasarkan kompleksitas hubungan variabel, yaitu (Ghozali dan Fuad 2008): 1. Pengaruh langsung (direct effects)
3. Pengaruh total (total effects)
Pengaruh total merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Pada software AMOS, pengaruhlangsung diperoleh dari nilai output standardized effect, sedangkan pengaruh tidak langsung diproleh dari nilai output standardized indirect effect , dan pengaruh total diperoleh dari nilai output standardized total effect.
3.8 RancanganUji Hipotesis
Menurut Sugiyono(2004,p51) perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka pemikiran. Untuk dapat diuji,suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif. Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapatdibuat yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang diuji.
Dasar pengambilan keputusan dapat ditentukan dengan membandingkan nilai probabilitas sig dengan nilai probabilitas 0,05 :
a) Jika nilai probabilitas (P)> 0,05 , maka H0diterima b) Jika nilai probabilitas (P)<0,05, maka H0 ditolak. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah : Hipotesis 1
Ho : Tidak ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Ekuitas merek Domino’s Pizza Senayan City
H1 : Ada pengaruh Experiential Marketing terhadap pembentukan Ekuitas merek Domino’s Pizza Senayan City
Hipotesis 2
Ho : Tidak ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Keputusan Pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
H1 : Ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Keputusan Pembelianpelanggan Domino’s Pizza Senayan City
Hipotesis 3
Ho : Tidak ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Keputusan Pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
H1 : Ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Keputusan Pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
Hipotesis 4
Ho: Tidak ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
H1: Ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
Hipotesis 5
Ho:Tidak ada pengaruh Keputusan Pembelian terhadap Loyalitas pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
H1:Ada pengaruh Keputusan Pembelian terhadap Loyalitas pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
3.9 Rancangan Pemecahan Masalah
Rancangan pemecahan masalah ini yaitu dari hasil penyebaran kuisioner yang nantinya didapat dan dianalisis bagaimana pengaruh experiential marketing terhadap ekuitas merek dan keputusan pembelian serta implikasinya terhadap loyalitas
konsumen Domino’s Pizza di Senayan City. Dengan lima dimensi yang terdapat dalam variabel experiential marketing dan disusun pernyataan yang mewakili tiap dimensi untuk mengukur bagaimana pengaruh tiap dimensi yang ada terhadap ekuitas merek dan keputusan pembelian. Dimana kelima dimensi yang dipakai adalah sense, feel, think, act, dan relate. Kemudian di analisis pula bagaimana nantinya ekuitas merek dan keputusan pembelian dapat meningkatkan loyalitas konsumen Domino’s Pizza Senayan City.
Sehingga nantinya gambaran yang di dapat akan digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai efektivitas penerapan experiential marketing yang telah dilakukan selama ini terhadap pembentukan ekuitas merek dan keputusan pembelian dalam upaya Domino’s Pizza untuk meningkatkan loyalitas konsumen atas Domino’s Pizza Senayan City.