• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siswanto 1), Ayu Bidiawati 2) dan Fauziah 3) Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Siswanto 1), Ayu Bidiawati 2) dan Fauziah 3) Abstrak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hubungan Lingkungan Sekolah, Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi

Kelas VIII SMP Kartika 1-6 Padang

Siswanto1), Ayu Bidiawati2) dan Fauziah3)

1Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Komputer 2Dosen Program Studi Teknik Industri

3Dosen Program Studi Matematika

E-mail : wanto11111992@gmail.com

Abstrak

This study aimed to examine the influence of the environment on student motivation, the role of the teacher in the learning process influence the students' learning motivation, school environment and the role of the teacher in the learning process together influential on student motivation. In accordance with the issues raised, then this type of study is a descriptive study. The population in this study were all students of class VIII on the subjects of Information and Communication Technology in junior Kartika 1-6 Padang. Based on the above calculation, of the total population of 136 students sampled as many as 58 students were taken as Random Sampling. The results showed that the school environment to the students 'motivation gives the relationship of 26.2%, the role of the teacher in the learning process of the students' motivation gives the relationship of 13.6%. then together provide the relationship of 26.6%.

Keywords: school environment, role of teachers. Motivation to learn

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan.motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Teknik Informasi Komunikasi tersebut pada penelitian ini hanya dibatasi oleh lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran saja. Motivasi merupakan aspek yang sangat penting dalam mendukung seseorang dalam mengerjakan atau mempelajari sesuatu hal, sehingga mempengaruhi seseorang dalam pencapaian sebuah prestasi belajar(Sardiman,2014). Motivasi belajar timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Hamzah, 2014). Motivasi

memiliki dua elemen, yaitu elemen dalam (inner component), elemen luar (outer component). Elemen dalam (inner component) adalah elemen yang berupa perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan ini berupa keadaan tidak puas atau ketegangan psikologis. Elemen luar (outer component) adalah element yang mengarahkan tingkah laku seseorang yang berada di luar diri seseorang tersebut untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai(Soemarno, 2006). Terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu: (1) harapan guru, (2) instruksi langsung, (3) umpan balik (feedback) yang tepat, (4) penguatan atau hadiah, (5) hukuman (Brophy, 2004).

Siswa yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) lebih dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik, sedangkan siswa yang sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas/Kejuruan seharusnya lebih dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, karena siswa tersebut sudah mempunyai kesadaran pentingnya belajar untuk masa depan. Namun dalam

(2)

2

realita masih banyak siswa yang belum dipengaruhi oleh motivasi intrinsik tersebut (Winkel, 1983).

Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego(Sardiman, 2009).

Dalam proses belajar siswa yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Tujuan belajar yang sebenarnya adalah untuk menguasai apa yang sedang dipelajari, bahkan karena ingin mendapat pujian dari guru (Prayitno, 1989).

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diri kita, yang dalam arti yang lebih sempit, lingkungan merupakan hal-hal atau sesuatu yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia(Dalyono,2005).1. Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembmbing dalam mengembangkan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan 2.James W.Brown mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa (Sardiman, 2006).

METODE PENELITIAN a. Jenis Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan,maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang

paling

mendasar

.

Merupakan penelitian

kuantitatif. Ragam penelitian ini adalah penelitian yang terstruktur yang dimulai dari pengujian hipotesis. Penelitian korelasional untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor Lingkungan Sekolah (X1), Peran Guru Dalam

Proses Pembelajaran (X2) terhadap Motivasi

Belajar Siswa (Y).

b.

Paradigma Penelitian

Berdasarkan hal tersebut maka paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

c.Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Kartika 1-6 Padang yang beralamatkan di Jalan Imam Bonjol Padang, pada tanggal 7 mei 2015 s.d 20 mei 2015.

d.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII Mata pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi di SMP Kartika 1-6 Padang (4 kelas) jumlah populasi siswa kelas VIII SMP Kartika sebanyak 136 orang.

Penelitian ini menggunakan dua sampel, yaitu siswa SMP KelasVIII. Pemilihan sample dilakukan dengan teknik purposive sampling method. (Arikunto, 2000) purposive sampling method yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya. (Riduwan, 2011).

e. Tenik Analisis Data

Analisis univariat yaitu analisis statistik atau menghitungkan faktor atau variabel tunggal meliputi deskripsi masing-masing kateristik

(3)

3

responden penelitian.Pengolahan data dilakukan dengan komputer menggunakan program SPSS versi 20.0 windows. Untuk mengetahui hubungan

antara variabel dimana jenis variabel yang dikorelasikan adalah interval. Maka salah satu menggunakan uji statistik yaitu menggunakan uji korelasi produk jika distribusikan normal dan jika tidak normal menggunakan uji parametrik yaitu dengan uji fisher’s exact.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu data variabel, variabel motivasi belajar siswa (Y), Lingkungan Sekolah (X1), Peran Guru dalam Proses Pembelajaran (X2) sebagai berikut:

Motivasi Belajar Siswa

Angket variabel motivasi belajar siswa terdiri dari 23 butir. Maka skor minimum 43 dan skor maksimum 79. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 61.03 modus (mode) sebesar 57.00, median sebesar 61.0 simpangan baku (standar deviation) sebesar 8.84. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi motivasi belajar siswa cenderung normal.

Lingkungan Sekolah

Angket variabel lingkungan sekolah terdiri dari 23 butir. Maka skor minimum 28 dan skor maksimum 80. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata

(mean) sebesar 62.91 modus (mode) sebesar 59.00, median sebesar 64.00 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 13.55. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi lingkungan sekolah cenderung normal.

Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Angket variabel peran guru dalam proses pembelajaran terdiri dari 21 butir. Maka skor minimum 25 dan skor maksimum 89. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 62.91 modus (mode) sebesar 59,0 median sebesar 64.00 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 13.55. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi peran guru dalam proses pembelajaran cenderung normal.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka distribusi datanya dikatakan normal.

Sebaliknya jika signifikan yang dihasilkan < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal.

Tabel 1. Uji Normalitas

Uji normalitas menyatakan nilai asymp.sig > 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian ini telah berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai signifikan dari uji normalitas > 0,05. 2. Uji Homogenitas Korelasi Koefisien Korelasi (r) Koefisien Determinasi Ρ (ryl) 0,368 0,368X 0.368 = 0.120 0.000

(4)

4

Pengujian homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari popluasi yang homogen. Untuk menguji homogenitas dilakukan dengan analisis Levene Statistic. Analisis homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui apakah asumsi bahwa ketiga variabel yang mempunyai varian yang sama (homogen).

besarnya Levene Statistic lingkungan sekolah (X1) dan peran guru dalam proses pembelajaran (X2)

adalah 2.433 sedangkan probabilitasnya 0,091 yang berarti lebih besar dari 0,05, demikian hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti asumsi bahwa varians populasi adalah indentik (homogen) dapat diterima.

1.

Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa, untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Peran Guru dalam Proses Pembelajaran (X2)

Hasil perhitungan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa adalah sebesar = 0,512 dengan p<(0,000). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa lingkungan sekolah berhubungan sangat signifikan terhadap motivasi belajar siswa, dan bentuk hubungannya positif dengan koefisien determinasi =0,262 atau sebesar 26.2%. Berdasarkan hasil pengujian di atas semuannya signifikan maka hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan sekolah berhubungan terhadap motivasi belajar siswa sebesar 26.2% .

Ho = Terdapat hubungan lingkungan sekolah pada motivasi belajar siswa.

H = Tidak terdapat hubungan lingkungan sekolah pada motivasi belajar siswa.

2.Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah peran guru dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa, untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Peran Guru dalam Proses Pembelajaran (X2) terhadap Motivasi

Belajar Siswa (Y)

Hasil perhitungan pada Tabel 12 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa adalah sebesar = 0,368 dengan p<(0,000). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran berkorelasi sangat signifikan terhadap motivasi belajar siswa, dan bentuk hubungannya positif

dengan koefisien determinasi =0,136 atau sebesar 13.6%. Berdasarkan hasil pengujian di atas semuannya signifikan maka hipotesis yang menyatakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran berhubungan terhadap motivasi belajar siswa sebesar 13.6%

H= Terdapat hubungan peran guru dalam proses pembelajaran pada motivasi belajar siswa. Korelasi Koefisien Korelasi (r) Koefisien Determinasi Ρ (ryl) 0.512 0.512 X 0.512 = 0.262 0.000

1

1

0

0

(5)

5

H = Tidak terdapat hubungan peran guru dalam

proses pembelajaran sekolah pada motivasi belajar siswa.

3. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah bahwa lingungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran secara bersama-sama berhubungan terhadap motivasi belajar siswa, untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi ganda dan Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.Rangkuman Hasil Analisis KorelasiLingkungan Sekolah (X1)

dan Proses Guru dalam Proses Pembelajaran (X2) dengan

Motivasi Belajar Siswa (Y).

Hasil perhitungan pada Tabel 13 menunjukkan bahwa harga koefisien korelasi ganda lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran secara bersama-sama dengan variabel motivasi belajar siswa (Ry12) adalah sebesar 0,516

dengan ρ = 0,000< α = 0,05 dan koefisien determinasi (Ry12) sebesar 0,516. Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran secara bersama-sama sangat signifikan dengan motivasi belajar siswa.

H= Terdapat hubungan lingkungan sekolah peran guru dalam proses pembelajaran pada motivasi belajar siswa.

H = Tidak terdapat hubungan lingkungan sekolah peran guru dalam proses pembelajaran sekolah pada motivasi belajar siswa.

Pembahasan

1.Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan sekolah berhubungan terhadap motivasi belajar siswa karena rhitung>rtabel (0.512>0241) artinya

lingkungan sekolah berhubungan dengan motivasi belajar siswa dengan sumbangan yang diberikan sebesar 26.2%.

2.Peran Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar siswa

Hasil penelitian membuktikan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran berhubungan terhadap motivasi belajar siswa karena rhitung>rtabel

(0.368>0.214) dengan besarnya sumbangan yang diberikan 13.6%, hasil temuan mengambarkan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran berhubungan terhadap motivasi belajar siswa.

3.Hubungan Lingkungan Sekolah dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Siswa

Hasil Penelitian membuktikan bahwa lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran secara bersama-sama berhubungan dengan motivasi belajar karena rhitung>rtabel

(0.516>0.241) atau nilai rhitung>rtabel sedangkan

sumbangan yang diberikan sebesar 26.6%.

Kesimpulan dan Saran Korelasi Koefisien Korelasi (R) Koefisien Determinasi (R2) Ρ (ryl2) 0,.516 0.516X0.516= 0.266 0.0 00 1

1

(6)

6

Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Lingkungan sekolah berhubungan terhadap motivasi belajar siswa karena rhitung>rtabel

(0.512>0.241) ini berarti lingkungan sekolah sangat berhubungan dengan motivasi belajar siswa.

2. Peran guru dalam proses pembelajaran hubungan terhadap motivasi belajar siswa karena rhitung>rtabel

(0.368>0.241) memberikan sebesar 13,6%. Dengan demikian, peran guru dalam proses pembelajaran berhubungan dengan motivasi belajar siswa.

3. Lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran disekolah secara bersama-sama berhubungan terhadap motivasi belajar siswa sebesar karena rhitung>rtabel (0.516>0,241)

sumbangan yang diberikan 26.6%. Hal ini menjelaskan bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang lebih baik pihak sekolah lebih memperhatikan lingkungan tempat siswa dalam belajar, tidak hanya itu peran guru juga sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap motivasi belajar siswa.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, penulis menyarankan kepada:

1. Bagi peneliti, agar lebih meneliti lebih mendalam tentang lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.

2. Bagi pendidik, agar lebih memperhatikan lagi kondisi para siswa dan memberikan motivasi belajar yang lebih baik lagi

3. Bagi sekolah, agar lebih memperhatikan lagi lingkungan tempat siswa belajar agar siswa lebih termotivasi.

4. Bagi siswa, diharapkan agar dapat lebih meningkatkan motivasi belajar masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek EdisiKe 3.Jakarta : Rineka Cipta.

Bropy, J. 2004. Motivating Student to Learn. London : Lowrence Erlbaum Associates, Publishers. Dalyono, M. 2005. Prestasi Belajar. Jakarta : Rineka

Cipta.

Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar dan Berprestasi. Jakarta : Depdiknas.

Riduwan. 2011. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sardiman. 2009. Proses Belajar Mengajar.Jakarta :

PT Bumi Aksara.

Sardiman. 2006. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Soemarno, Wasty. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R dan D.

Uno,Hamzah. 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan

Gambar

Tabel 1. Uji Normalitas
Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Peran  Guru dalam Proses Pembelajaran (X 2 )
Tabel  4.Rangkuman  Hasil  Analisis  KorelasiLingkungan  Sekolah  (X 1 )  dan  Proses  Guru  dalam  Proses  Pembelajaran  (X 2 )  dengan  Motivasi Belajar Siswa (Y)

Referensi

Dokumen terkait

yang terjadi akibat dari adanya permukiman warga Kelurahan Tamansari di sempadan Sungai Cikapundung adalah pencemaran air sungai yang disebabkan oleh pembuangan sampah

hanya 0,45%/tahun. Tampaknya sektor pertanian masih tetap merupakan sumber kesempatan kerja berburuh yang potensial dalam kondisi melemahnya daya tampung sektor jasa dan sektor

Jenis penelitian yang dilakukan ada- lah eksperimen dengan desain post-test only with control group, yang hasilnya akan dianalisis secara deskriptif dan in- ferensial

Seperti halnya pada data uji Iris iterasi pertama, jumlah nilai di luar interval pada data Iris iterasi kedua ini pun berturut-turut dari jumlah yang paling sedikit dimiliki

cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Dan dalam langkah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berbicara anak masih tergolong rendah terlihat saat dalam kegiatan bercerita hanya ada satu sampai dua anak di kelas yang terlihat

Kemu- dian hambatan yang dialami oleh guru dalam melaksanakan asesmen berda- sarkan hasil penelitian Ningsih (2012: 9) yaitu guru dalam hal mekanisme penilaian hasil