• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Kecantikan Media Massa docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Standar Kecantikan Media Massa docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Kecantikan Media Massa By: Endah Prawira

tandar kecantikan seorang wanita yang disebarkan melalui media massa terutama di Asia adalah seseorang yang memiliki kulit putih, hidung mancung, dan tinggi. Budaya populer yang turun menjadi budaya massa ini selalu ditekankan terutama pada tayangan-tayangan di TV secara umum, entah itu dari model yang berjalan di catwalk sampai drama. Awal budaya populer ini dimulai sejak awal tahun 2000, dimana akses internet mulai bisa diakses walaupun masih terbatas.

S

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai standar kecantikan seorang wanita yang telah dipatok oleh media massa, pengertian mengenai kata massa itu sendiri akan dibahas terlebih dahulu. Menurut Dennis McQuail, kata massa berdasarkan sejarah mempunyai dua makna. Makna positif dan makna negatif. Makna negatifnya adalah berkaitan dengan kerumunan (mob), atau orang banyak yang tidak teratur, bebal, tidak memiliki budaya, kecakapan dan rasionalistas. Makna positifnya adalah massa memiliki arti kekuatan dan solidaritas di kalangan kelas pekerja biasa saat mencapai tujuan kolektif. (Burhan Bungin, 2013: 97)

Sehubungan dengan massa yang dimaksud dalam artikel ini adalah massa dalam artian negatif. Massa yang mudah terpengaruh adalah massa negatif. Teori komunikasi massa yang bisa dikaitkan mengenai persoalan ini adalah teori jarum suntik. Teori ini mengasumsikan media massa mempunyai pemikiran bahwa audience bisa ditundukkan sedemikian rupa atau bahkan bisa dibentuk dengan cara apa pun yang dikehendaki media. (Nurudin, 2014: 166)

Ya, dewasa ini, media massa lah yang menjadi komunikasi diantara individu-individu dari berbagai suku dan ras. Massa negatif yang mudah dipengaruhi karena kebudayaan di masyarakat sedikit demi sedikit digantikan dengan budaya populer menjadi penyebab utama tergesernya nilai-nilai tradisional yang ada pada masyarakat sejak dulu. Permasalahan ini juga bisa dikaitkan dengan teori imperialisme budaya.

(2)

yang rata-rata memiliki kulit cerah walaupun tidak sewarna, seperti kuning langsat dan sawo matang bisa lebih mendominasi dari kasus yang terjadi di dunia barat.

Putih yang dimaksud di sini adalah putih pucat, tinggi di sini mereka lihat dari dunia barat, hidung mancung pun juga demikian. Semua karakterisitk ini dapat ditemui di dunia barat. Peniruan yang dilakukan telah mencapai tingkat “harus sama” dan apabila tidak memenuhi standar tersebut, kecantikan seorang wanita tidak bisa dibilang “sempurna”. Fenomena semacam ini menjadi sebuah sensasi dikalangan wanita yang ingin memilki standar kecantikan tersebut.

Budaya populer tersebut membuat banyak wanita mencari dan berani menempuh berbagai cara untuk membuat diri mereka memenuhi setidaknya salah satu dari standar tersebut. Cara-cara yang ditempuh mulai dari memaki krim yang tidak tentu aman karena hasilnya yang instan, meminum obat-obatan sampai melakukan operasi plastik. Sekarang saja rata-rata wanita di Korea Selatan cenderung senang diberi hadiah untuk melakukan operasi plastik dibandikan hal lainnya. Mereka tidak bisa membiarkan rupa mereka apa adanya, karena mereka tidak bisa disebut cantik seperti aktris-aktris.

Mereka tidak lagi mematok kecantikan dari budaya asli mereka. Sebagai contoh, di Thailand Utara, standar kecantikan seorang wanita suku Karen Padaung dinilai dari lehernya yang panjang dibalut kalung berbentuk cincin. Di Indonesia, tepatnya di Kalimantan, standar kecantikan seorang wanita suku Dayak Kenyah adalah telinganya yang panjang dan diisi dengan banyak anting. Kedua suku tersebut sama-sama menghadapi yang sama, tidak mempunyai generasi penerus.

Generasi muda dari kedua suku tersebut lebih memilih mengikuti budaya populer. Pemikiran tentang budaya populer menurut Ben Agger dapat dikelompokkan pada empat aliran (a) budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari; (b) kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional; (c) kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis dan (d) kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas. (Burhan Bungin, 2013: 100).

(3)

tidak bisa atau bahkan jarang diangkat ke dalam dunia hiburan secara terus menerus seperti budaya populer, maka dari itulah budaya tradisional kalah dan digantikan secara perlahan.

Budaya populer yang dinikmati karena penuh dengan kesenangan melalui dunia hiburan menjadi sebuah kepuasan. Dunia hiburan telah menjadi sebuah proses reproduksi kepuasan manusia dalam media massa yang penuh tipuan. Penuh dengan stereotip palsu. Dnia yang serba tipuan ini menjadi sesuatu yang konkret dari apa yang diperjuangkan oleh manusia itu sendiri. Saat dunia tipuan tersebut ini dapat dimanipulasi oleh dunia industry, maka tipuan itu menjadi abadi di dalam dunia fana.

Punishment and reward. Hukuman dan penghargaan adalah dua hal yang selalu ada dalam kehidupan keseharian mereka. Kedua hal itu adalah pasti. Ketika Anda melakukan sesuatu yang luar biasa dan membanggakan akan dihadiahi dengan penghargaan. Ketika Anda melakukan sesuatu yang buruk dan merugikan orang lain akan dihadiahi dengan hukuman. Namun apa yang terjadi di media massa adalah diadakannya kontes ratu kecantikan dengan masing-masing peserta memiliki standar kecantikan tersebut?

Dampaknya pada khalayak luas menjadi luar biasa. Mereka telah melihat bagaimana seorang wanita itu bisa disebut cantik dan dengan mengikuti standar tersebut, maka mereka juga bisa disebut “cantik”. Kemajuan teknologi komunikasi telah membuat dunia ini menjadi sempit. Media massa terus mencoba menanamkan standar tersebut secara perlahan sampai hal tersebut menjadi sesuatu yang umum. Persepsi khayalak pun menjadi homogen bukan lagi heterogen.

Hal ini bisa disebut sebagai perubahan lambat namun direncanakan. Asia adalah benua terbesar di bumi ini, keberagaman budaya mereka yang membuat mereka unik. Ikatan budaya dengan kehidupan sehari-hari sangat kuat. Saat teknologi masuk dan berkembang sedemikian rupa, secara tidak sadar budaya tradisional menghilang dan digantikan dengan budaya populer yang menjadi budaya massa dewasa ini.

(4)

Bagaimana pun juga, perubahan ini juga tidak dapat dilarang. Kemerdekaan individu, yaitu hak asasi manusia berlaku sebagai tameng. Setiap individu memiliki hak yang sama untuk menuntut kesetaraan maupun hal lainnya, tidak terkecuali budaya populer. Dilihat dari dunia dewasa ini, teori komunikasi massa, jarum hipordemik seakan masih berlaku. Demikian juga makna massa dalam artian negatif. Hal yang terjadi masyarakat saat ini juga bisa disebut krisis kontrol sosial.

Media massa memiliki empat fungsi, 1) informasi, 2) edukasi, 3) hiburan dan 4) kontrol sosial. Keempat fungsi tersebut sudah menjadi hal yang wajib dilaksanakan oleh media massa kepada khalayak. Kontrol sosial berfungsi untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang atau membangkang. Namun apa yang terjadi adalah sebaliknya.

Media massa tidak seharusnya tidak berfokus kepada kepentingan beberapa, tetapi semua. Kepentingan beberapa pihak ini, yaitu dari penguasa membuat media massa menjadi sebuah media hanya dengan satu pandangan yang kemudian diperlihatkan kepada khalayak. Masyarakat yang sekarang tergantung kepada media massa cenderung meniru media massa tersebut tampilkan. Terlebih apabila hal itu sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana bisa? Contoh terdekat saja, bisa diambil dari lingkungan dimana kita tinggal. Melihat tetangga yang sedikit mirip dengan standar kencatikan yang dipatok oleh media massa membuat kita yang melihat menjadi berfikir dua kali mengenai kecantikan seorang wanita. Stereotip semakain semakin kuat tersimpan disensasinya. Sensasi di sini adalah alat lima alat indera manusia. Sensasi berasal dari kata ‘sense’ yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan dengan lingkungan sekitar, jadi pengertian sensasi adalah penerimaan alat indra terhadap stimulasi, atau bisa dikatakan stimulasi terhadap pengindraan.

(5)

terus menampilakan wanitanya hingga individu tersebut akan menyebut seorang wanita yang memiliki standar itu “cantik” saat bertemu atau melihatnya.

Saat kata-kata cantik itu keluar dari mulut atau benak individu, itu berarti perubahan nilai-nilai budaya dalam masyarakat telah berhasil dilaksanakan. Individu yang telah menerima persepsi homogen itu akan tumbuh menjadi generasi pengganti/penerus orang tuanya yang masih berpegang teguh pada budaya tradisional. Hal inilah yang tengah terjadi sekarang, anak dari individu penerus orang tuanya itu mungkin saja masih mengajarkan kepada si anak mengenai budaya tradisional, walaupun terpaan budaya popular lebih kuat.

Harapan untuk budaya popular ini untuk berhenti dan digantikan dengan budaya popular lainnya mungkin akan sulit menlihat bagaimana media massa masih melaksanakan standarnya. Mari kita kembali membahas mengenai dampak, apalagi standar ini menjadi sesuatu yang serius bagi kaum wanita. Dampak yang mereka terima sungguh besar.

Anggap saja semua pria kini berpendapat sama dengan media massa mengenai kecantikan seorang wanita, otomatis yang tekanan yang diterima kaum wanita berat, bukan? Bagi kaum wanita yang tidak tinggi, memiliki hidung mancung atau putih menjadi kaum yang tidak dilirik. Mereka pun berusaha memenuhi ketiga standar itu, apabila tidak bisa semua, menjadi putih pun cukup. Itulah yang dilakukan kaum wanita.

Bagi mereka yang memiliki kulit sawo matang dan kuning langsat menjadi tidak percaya diri dan iri melihat wanita yang mempunyai kulit putih. Hal ini telah membuktikan lagi kalau stereotip media massa telah berhasil. Akan tetapi bukan berarti kaum wanita tidak percaya diri dengan diri mereka, dalam hal ini kaum wanita yang tidak meliki stand tersebut merasa kalah dengan wanita yang memilikinya.

Dampak yang dihasilkan tidak selalu negatif. Dampak postif yang dihasilkan adalah membuat kaum wanita lebih menjaga dirinya, wanita harus bisa merawat dirinya karena kodrat wanita berbeda dengan pria. Walaupun tidak semua kaum wanita berhasil atau peduli dengan stand tersebut, mereka tetap menyebut wanita yang memiliki standar tersebut cantik. Seperti paragraph sebelumnya. Individu tersebut bisa pria dan wanita.

(6)

kaum wanita cenderung membeli produk yang memiliki embel-embel tersebut. Mereka tentu sadar, produk-produk kimia tidak semuanya aman dan bisa berujung merusak wajah, tetapi tetap saja memakainya.

Budaya popular ini begitu dasyhatnya hingga menimbulkan permasalahan yang tidak sedikit. Seperti apa yang telah dibahas di atas, mulai dari penggunaan bintang yang memiliki standar tersebut, streotip masyarakat yang mulai berubah, sampai kosmetik yang juga menggunakan embel-embel sama. Lalu bagaimana sebenarnya cantik yang beredar di dalam masyarakat sekarang?

“Cantik itu relatif, tapi jelek itu mutlak.” Itulah kata-kata yang beredar di masyarakat. Namun apakah itu benar? Cantik itu relatif adalah saat seseorang menganggap seorang wanita cantik tetapi menurut orang lain tidak. Sementara itu jelek itu mutlak adalah semua orang cenderung setuju bahwa seseorang itu jelek. Tidak dipungkiri kalau hal ini memihak dan tidak adil.

Pada dasarnya semua wanita itu cantik, tetapi media massa harus mematok cantik itu bagaimanalah yang menjadikan hal ini sebuah masalah. Asia yang sangat kaya dengan budaya dipengaruhi oleh beberapa pihak yang berkuasa. Lalu apa hubungan semua masalah standar kecantikan dengan komunikasi multikultur? Pertama kita harus tahu apa dulu komunikasi multikultural tersebut.

Komunikasi multikultural adalah komunikasi yang dilakukan antarindividu yang memiliki ras, suku, dan bahasa untuk saling bertukar informasi dan mengetahui. Budaya yang terdapat di dalamnya beragam dan pertukaran informasi ini dilakukan melalui media massa, yaitu televisi. Televisi sebagai penyebar informasi secara luas dapat memberikan berbagai informasi dari berbagai belahan dunia. Teknologi ini pertama kali digunakan oleh bangsa yang berada di daratan Eropa, tepatnya London.

(7)

Inilah yang disebut sebagai perubahan sosial. Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan masyarakat meneriman undur-unsur baru dan meninggalkan unsur-unsur lama. Beralih dari system sosial lama menuju sistem sosial baru. Perubahan sosial ini dapat dimulai dari pola pikir, pola perilaku masyarakat dan perubahan budaya materi. (Bungin, 2013: 91)

Perubahan-perubahan sosial tersebut sudah dapat ditemui dikalangan masyarakat dewasa ini. Mereka sangat terbuka dan tidak malu-malu menerima budaya popular yang belum tentu sesuai dengan budaya tradisional mereka. Lagi-lagi teknologi disalahkan di sini. Bagaimana pun juga setiap hal mempunyai dampak positif dan negatifnya.

Memang benar kalau dewasa ini standar kecantikan seorang wanita seperti gambaran di atas, namun beberapa kaum wanita sendiri tidak mempersalahkannya. Beberapa diantara mereka bahkan tidak peduli. Bagi mereka yang terpenting adalah wajah yang bebas dari jerawat sudah bagus. Semua standar tersebut menjadi sebuah ideal yang hanya untuk dipandang. Tidak dipungkiri kalau kaum pria tidak suka isterinya dilirik oleh pria lain, sehingga mereka cenderung memilih pasangan yang sederhana.

Walaupun begitu media massa masih saja menampilkan modelnya yang ideal itu. Tidak hanya kulit putih, hidung mancung dan tinggi saja, seorang wanita di media massa yang bagus itu memiliki tubuh yang langsing. Bukankah itu adalah sebuh bentuk diskriminasi secara umum? Bagi kaum wanita jawabannya “iya”. Seandainya media massa tidak menampilkan standar kecantikannya dan membiarkan wanita dalam kondisi apapun, pastinya tidak akan tercipta standar tersebut, bukan?

Di lain sisi, standar kecantikan ini sedikit mengendor. Ya, hal itu sudah mulai ditunjukkan di media massa walau masih dalam frekuensi tayang yang sedikit. Tidak hanya media, produk kecantikan pun mulai mengeluarkan warna-warna yang sesuai bagi wanita yang memiliki kulit gelap. Pemikiran terbuka semakin berkembang. Sebut saja salah satunya ada pada contoh produk make up lokal, yaitu Sariayu.

Kini tidak hanya menerima secara gamblang dan menirunya, tetapi mampu untuk berfikir sesuatu yang lebih logis dan tidak sempit. Tidak terpaku pada satu persepsi. Dengan demikian apa yang telah dipatok oleh media massa akan terkalahkan dengan tidak diperdulikannya di dalam masyarakat sendiri dengan pemikiran tersebut.

(8)

Televise sebagai media massa yang paling banyak digunakan sebaiknya tidak mematok standar kecantikan yang begitu tinggi. Perbedaan kebudayaan dan ras harus diperhitungkan dalam mematok standar kecantikan bagi seorang wanita.

Referensi

Dokumen terkait

b) Melakukan montoring target di bawah ini sesuai dengan Lampiran I: setidaknya 95% hewan dipingsankan dengan efektif pada kali pertama proses pemingsanan. • Lakukan

Berdasarkan data IHPB Provinsi Kalimantan Timur yang dicatat dalam bentuk bulanan dari bulan Januari 2002 - Desember 2006 dan Januari 2009 - September 2013 dilakukan

Frekuensi terbanyak pada kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan tingkat pemahaman pelatih tentang prinsip-prinsip dasar latihan sepakbola di Kabupaten

Dengan Peraturan Menteri ini dibentuk Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yang selanjutnya disebut dengan BPP SPAM..

Menurut Hakim (2002) keyakinan diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan

Hasil ini menunjukkan bahwa alternative terbaik yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dominasi tengkulak dalam usaha budidaya rumput laut adalah

Pada rumah yang tergolong kerusakan Tipe II (kerusakan ringan), potensi pengembangan berada pada 6.54% Nilai tekanan pengembangan tanah lempung ekspansif di Desa Oebelo

Dari hasil penelitian (Ayu lia, 2014) diketahui bahwa anak yang terinfeksi Nematoda Usus pada Sekolah Dasar Inpres Noelbaki sebesar 8% dengan jumlah sampel penelitian