• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor : Lampiran : Perihal : di- Tema Pembangunan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2019, adalah: SURAT EDARAN 1. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nomor : Lampiran : Perihal : di- Tema Pembangunan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2019, adalah: SURAT EDARAN 1. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

(

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

SEKRETARIAT

DAERAH

lalan Dharma Praja No. 01 Gunung

finggi

Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu

Telp./ Fax : (0518) 6076052 - 6076053 Kode Pos

:72I7L

Kalimantan Selatan

Batulicin, 4 Oktober 2018

Nomor

:

Lampiran

:

Perihal

: 9001 4oee /BPKAD-ANG/2018 Pedoman Penyusunan

RKA-SKPD dan RKA-PPKD Tahun Anqoaran 2019 Kepada Yth. SELURUH PIITIPINAN SKPD

di-Temoat

SURAT

EDARAN

Dalam rangka

Penyusunan APBD

Tahun

Anggaran

2019,

dengan

ini

diinstruksikan

bahwa setiap

SKPD diharapkan membuat RKA (Rencana Kerja Anggaran)-SKPD dan RKA-PPKD dengan berdasarkan pada :

1.

PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Tujuan dan sasaran Pembangunan tahun rencana 2019

di

Kabupaten Tanah

Bumbu

mempertimbangkan

beberapa

aspek

yaitu

diantaranya

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPIPD) Kabupaten Tanah Bumbu

2006-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021, hasil

evaluasi pelaksanaan RKPD

tahun 2017

dan capaian kinerja

yang

direncanakan

dalam RPJMD, isu strategis dan masalah mendesak yang ada

di

Kabupaten Tanah

Bumbu dengan memperhatikan urgensi, efisiensi, efektivitas serta daya ungkit bagi

kinerja pembangunan daerah dan kerangka ekonomi daerah. Selain itu aspek yang

juga

menjadi pertimbangan adalah kebijakan nasional

dan

Provinsi Kalimantan

Selatan,

hal

ini

untuk

menjamin

adanya

keselarasan

dan

sinergitas antara pembangunan pusat dan daerah.

Tahapan

pembangunan

tahun

rencana

20L9

merupakan

perwujudan pembangunan tahun ke 4 (empat) dalam koridor pembangunan lima tahunan

2016-2021. Skenario/topik pembangunan pada

tahun

ke

IV

ini

menitikberatkan pada

upaya meningkatkan daya saing pertanian, kelautan, perdagangan

dan

industri.

(2)

“Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Melalui Peningkatan Infrastruktur, Lingkungan Dan Sumber Daya Manusia ditunjang dengan Pelayanan Pemerintahan yang Akuntabel”.

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan setiap misi pembangunan sesuai dengan kerangka prioritas RPJMD selama lima tahun, maka ada lima prioritas yang akan dijabarkan kedalam RKPD setiap tahun yang bertujuan untuk menjawab sejumlah tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu, adapun Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1. Kesehatan 2. Pendidikan

3. Perempuan dan Anak 4. Pariwisata dan Budaya 5. Pertanian

6. Perikanan

7. Koperasi, Industri dan Perdagangan 8. Lingkungan Hidup

9. Perhubungan, Permukiman dan Infrastruktur 10. Pemerintahan dan Otonomi Daerah

2. PEDOMAN DASAR PENYUSUNAN RKA-SKPD DAN RKA-PPKD

Pedoman dasar dalam penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

(3)

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pedoman

Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2019.

8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 32/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019.

9. Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 35 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2019.

3. TENTUAN-KETENTUAN PENYUSUNAN RKA-SKPD DAN RKA-PPKD

Ketentuan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan dalam penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD adalah sebagai berikut :

A. PENDAPATAN

a. RKA-SKPD hanya memuat rincian Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD)

b. Pendapatan Daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2019 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya.

c. Objek Pendapatan Asli Daerah harus sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

d. Peraturan Daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.

e. Kebijakan Pendapatan tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha. f. Target pendapatan untuk Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah mengacu

pada target pendapatan tahun anggaran sebelumnya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta berdasarkan potensi Pendapatan Daerah. g. Penerimaan hibah yang bersumber dari APBN atau Sumbangan Pihak

Ketiga baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok lain-lain pendapatan daerah

(4)

yang sah, jenis pendapatan hibah sesuai obyek dan rincian obyek berkenaan.

h. Dalam RKA-SKPD khusus pendapatan dirincikan sesuai dengan perhitungan volume, satuan dan tarif harga serta sebaiknya tidak menggunakan paket, tahun, dan LS.

i. Dalam RKA-SKPD khusus pendapatan dicantumkan dasar hukum yang mendasari penerimaan tersebut.

j. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) termasuk yang dibagi hasilkan pada kabupaten/kota dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

k. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat. dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, dalam rangka mendukung pendanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemerintah daerah menggunakan pendapatan yang bersumber dari pajak rokok yang merupakan bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari alokasi pelayanan kesehatan yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Pajak Rokok untuk pendanaan pelayanan kesehatan masyarakat.

l. Penganggaran Dana Alokasi umum (DAU) sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019, dalam hal Peraturan Presiden dimaksud belum ditetapkan, apabila Perpres atau informasi resmi oleh Kementerian Keuangan dimaksud belum diterbitkan maka Penganggaran DAU didasarkan pada alokasi DAU Tahun Anggaran 2018, apabila Perpres atau informasi resmi oleh Kementerian Keuangan diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DAU dimaksud pada peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2019 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2019.

(5)

m. Dana Alokasi Khusus (DAK) dianggarkan sesuai Peraturan Presiden tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2019, dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 atau Permenkeu mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2019 belum ditetapkan, penganggaran DAK didasarkan pada alokasi DAK daerah provinsi dan kabupaten/kota Tahun Anggaran 2019 yang diinformasikan secara resmi oleh Kementerian Keuangan, apabila Perpres mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 atau Permenkeu mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2019 diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2109 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan Alokasi DAK dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2019 dengan pemberitahuan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2019 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2019.

n. Pendapatan Hibah Dana BOS yang diterima langsung oleh Satuan Pendidikan Negeri yang diselenggarakan kabupaten/kota pada APBD Tahun Anggaran 2019, mekanisme pencatatan dan pengesahan dana BOS dimaksud dianggarkan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), Akun Pendapatan, Kelompok Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, Jenis Hibah, Obyek Hibah Dana BOS, Rincian Obyek Hibah Dana BOS masing-masing Satuan Pendidikan Negeri sesuai kode rekening berkenaan. Selanjutnya, terhadap sisa dana BOS Tahun Anggaran 2017 termasuk sisa dana BOS terkait lebih salur yang telah ditransfer oleh pemerintah provinsi ke rekening satuan pendidikan, diperhitungkan pada APBD Tahun Anggaran 2019.

o. Dalam rangka optimalisasi penggunaan sisa Dana Bagi Hasil-Dana Reboisasi (DBH-DR) tahun-tahun anggaran sebelumnya yang belum dimanfaatkan dan masih ada di rekening kas umum daerah kabupaten/kota sampai dengan akhir tahun anggaran 2018, dapat digunakan untuk :

1. Pengelolaan tanaman hutan rakyat (tahura)

2. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan; dan

3. Penanaman pohon pada daerah aliran sungai kritis dan pengadaan bangunan konservasi tanah dan air.

(6)

p. Kode Rekening berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

B. BELANJA

Pemerintah daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efesiensi penggunaan anggaran. Program dan Kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur yang ditinjau dari aspek indikator, tolak ukur dan target kinerjanya.

Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna Anggaran/pengguna barang mempunyai tugas mengelola hutang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya.

1. BELANJA TIDAK LANGSUNG

a. RKA-SKPD dan RKA-PPKD pada Belanja Tidak Langsung hanya memuat rincian belanja pegawai (Gaji dan tunjangan, Tambahan penghasilan, Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta KDH/ WKDH, Biaya Pemungutan Pajak Daerah, Insentif pemungutan Pajak Daerah dan Insentif Pemungutan Retribusi Daerah).

b. Belanja pegawai dalam Belanja Tidak Langsung hanya memuat untuk gaji PNSD, tunjangan gaji PNS, tambahan penghasilan PNS, dan lainnya serta tidak untuk penganggaran PTT terkecuali untuk DPRD, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

c. Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas dan gaji keempat belas.

d. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan calon PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2019.

e. Penganggaran Tunjangan Hari Raya dan Tunjangan bulan Ketigabelas untuk PNS dianggarkan pada APBD yang pembayarannya berdasarkan

(7)

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia/Peraturan Menteri Dalam Negeri.

f. Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan yang melekat di gaji serta tunjangan lainnya untuk DPRD dianggarkan dalam APBD yang pembayarannya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia/Peraturan Menteri Dalam Negeri.

g. Tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2019 melalui dana transfer kedaerah dianggarkan dalam APBD pada jenis belanja pegawai, dan diuraikan kedalam obyek dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan.

h. RKA-Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah hanya menganggarkan gaji, Biaya Penunjang Operasional dan tambahan penghasilan sedangkan untuk Program/Kegiatan dimasukkan pada RKA-Sekretariat Daerah Bagian Umum dan Protokol.

i. RKA-DPRD hanya menganggarkan gaji, tambahan penghasilan, iuran BPJS Kesehatan, Iuran JKK dan JKM, penerimaan lain Pimpinan dan Anggota DPRD serta belanja penunjang kegiatan, sedangkan Program/Kegiatan dimasukkan pada RKA-Sekretariat DPRD.

j. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2019 dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD di luar cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD

(8)

k. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi PNSD di bebankan pada APBD dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 tentang atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara, penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta Pimpinan dan Anggota DPRD dibebankan pada APBD disesuaikan dengan yang berlaku bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

l. Penerimaan atas jasa layanan kesehatan masyarakat yang dananya bersumber dari hasil claim kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima oleh SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang belum menerapkan PPK-BLUD, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan.

m. Implikasi pemberlakuan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, dan Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, terhadap kebijakan dan teknis penganggaran serta Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Tentang Atas Perpres Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.

n. Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD mempedomani peraturan Kepala Daerah yang mengatur tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan sosial, yang telah disesuaikan dengan Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan sosial.

(9)

o. Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan diberikan secara elektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas serta ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

p. Untuk belanja hibah baik berupa uang ataupun barang agar dicantumkan dengan jelas nama dan alamat si penerima hibah.

q. Bantuan keuangan kepada partai politik harus dialokasikan dalam APBD Tahun Anggaran 2019 dan dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan.

Besaran penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2017 tentang atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik.

r. Dalam rangka pelaksanaan pasal 72 Ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, Pemerintah Kabupaten/Kota menganggarkan Alokasi Dana Untuk Desa dan Desa Adat yang diterima dari APBN dalam jenis Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah desa dalam APBD Kabupaten/Kota, untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pembangunan serta pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan, selain itu Pemerintah Kabupaten/Kota menganggarkan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk pemerintah desa dalam jenis belanja bantuan keuangan kepada Selanjutnya pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari dana perimbangan yang diterima oleh Kabupaten/Kota dalam APBD Tahun Anggaran 2019 setelah dikurangi DAK sebagaimana

(10)

diatur dalam Pasal 72 Ayat (4) dan Ayat (6) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, Pemerintah Provinsi dan kabupaten/Kota memberi bantuan keuangan lainnya kepada Pemerintah desa, sebagaimana diatur dalam pasal 72 Ayat (1) huruf e Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal 96 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015.

s. Penetapan Belanja Tidak Terduga agar dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2018 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, dana pendamping DAK yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2018, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

t. Kode Rekening berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. u. Bagi ASN Pemkab Tanah Bumbu yang melakukan/melaksanakan

Tugas Belajar, BKD atau SKPD yang membawahi pegawai tersebut wajib menyampaikan surat keputusan pelaksanaan tugas belajar nya ke BPKAD sebelum berangkat tugas belajar dimaksud, hal ini untuk menghindari agar tidak terjadi kelebihan pembayaran Tunjangan yang melekat di Gaji yang seharusnya diputus pada bulan ke-7 semenjak keputusan ditetapkan.

v. Bagi ASN Pemkab Tanah Bumbu yang melaksanakan Cuti Besar wajib menyampaikan surat keterangan cuti besar nya sebelum pelaksanaan cuti tersebut ke BPKAD, hal ini dimaksudkan juga untuk menghindari agar tidak sampai terbayarkannya Tunjangan yang melekat pada Gaji

(11)

ASN tersebut, dimana seharusnya bagi ASN yang mendapatkan cuti besar memang tidak diperbolehkan mendapatkan hak Tunjangan yang melekat pada Gaji Yang bersangkutan.

2. BELANJA LANGSUNG

a. RKA-SKPD dan RKA-PPKD yang diserahkan harus sesuai dengan Prioritas Plafon Anggaran Sementara.

b. Untuk bahan analisa kewajaran, efektif, efesiensi dan proporsional terhadap Rencana Belanja Barang Jasa dan Modal, maka pada saat asistensi agar dilampirkan Kerangka Acuan Kerja dan Rencana Anggaran Biaya.

c. Untuk menghindari ketidaksesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan, maka pada saat asistensi agar pejabat yang mengikuti asistensi adalah mereka yang bertanggungjawab terhadap penyusunan program dan yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

d. Setiap PPTK dan Staf PPTK berhak menerima Honorarium maksimal 9 (sembilan) bulan.

e. Komponen biaya yang dianggarkan harus relevan dengan output yang direncanakan.

f. Dalam Pengalokasian belanja tidak diperkenankan adanya :

1. Biaya untuk pemberian/ penyampaian ucapan selamat/ karangan bunga, dan kegiatan perayaan hari-hari besar/ hari raya.

2. Belanja Hibah dan bantuan berupa uang pada RKA-SKPD (hanya pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah).

3. Pencantuman Merk Dagang pada RKA-SKPD dan RKA-PPKD dalam pengadaan barang dan jasa.

g. Dalam penyusunan anggaran belanja berpedoman pada standar satuan harga yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. h. Ketentuan pembentukan tim/panitia adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai output, outcome dan impact yang jelas.

2. bersifat koordinatif dengan mengikutsertakan satker/organisasi lain. 3. merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu kepada pegawai negeri atau non pegawai negeri disamping tugas pokoknya sehari-hari.

(12)

i. Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah atau koordinasi dan konsultasi agar dimasukkan dalam kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah.

j. Belanja Penyediaan Pegawai Non PNS atau Pegawai Tidak Tetap (PTT) dengan kode rekening 5.2.1.02.02 Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap, Staf Ahli Fraksi DPRD, Cleaning Servis, Satpam/Jaga Malam, Sopir dan atau sebutan lain yang honorariumnya dibayar melalui APBD Kabupaten Tanah Bumbu dan bersifat rutin diterima setiap bulan dianggarkan pada Belanja Langsung kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Non PNS dengan kode kegiatan 01.19.

k. Kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Non PNS tidak hanya berisi belanja pegawai/honorarium pegawai tetapi juga memuat belanja yang lain yang mendukung kegiatan tersebut atau Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja honorarium dan rincian obyek belanja honorarium PNSD dan/atau Non PNSD. Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

l. Belanja Sewa Kantor dan Rumah Dinas dianggarkan ke dalam Belanja Langsung kegiatan Penyediaan Jasa Sewa Gedung Kantor dan Rumah Jabatan (dimana penganggarannya ada di Bagian Umum dan Protokol Setda).

m. Belanja Honorarium Tim/Panitia Pengadaan Barang dan Jasa hanya ada pada Bagian Layanan Pengadaan, SKPD selain Bagian Layanan Pengadaan hanya diperbolehkan menganggarkan Belanja Honorarium Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa dan Honorarium

Tim/Panitia pemeriksa barang dan jasa yang melekat pada pengganggaran belanjanya.

n. Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan, pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh perseratus) dari belanja daerah, sesuai amanat peraturan perundang-undangan, termasuk dana BOS yang bersumber dari APBD.

o. Untuk meningkatkan efektifitas penyusunan anggaran BOS Tahun Anggaran 2019, pemerintah daerah perlu memperhatikan bahwa dana BOS yang bersumber dari APBD diperuntukkan bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar, untuk dana BOS yang bersumber dari APBD, penganggarannya dalam bentuk program dan kegiatan.

(13)

p. Penempatan Belanja BOS yang bersumber dari APBN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 910/106/SJ tanggal 11 Januari 2017 Tentang Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanan Dan Penatausahaan Serta Pertanggungjawaban Dana Bantuan Operasional Sekolah Satuan Pendidikan Negeri Yang Dilaksanakan Oleh Kabupaten/Kota Pada APBD.

Untuk item belanja BOS kode rekeningnya disesuaikan dengan peruntukannya seperti Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa, dan Belanja Modal

q. Belanja Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus sesuai dengan Rencana Kerja Sekolah yang dituangkan menjadi DPA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan pelaksanaannya harus sesuai dengan juknis BOP yang mengatur bahwa Belanja BOP diperuntukkan bagi sekolah untuk direalisasikan dalam belanja pegawai, belanja barang dan

jasa, serta belanja modal, sehingga tidak hanya sebatas pada belanja barang dan jasa saja.

r. Bendahara Gaji Kabupaten adalah Pembantu Kuasa Pengguna Anggaran yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban tentang pembuatan daftar gaji induk, gaji terusan, gaji susulan dan kekurangan gaji serta pembuatan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran Gaji PNS (SKPP-Gaji) bagi seluruh SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu yang peletakannya ada di BPKAD.

s. Menyongsong pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun 2019, pemerintah daerah mengalokasikan , anggaran kegiatan untuk mendukung pelaksanaan Pemilu secara demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil serta meningkatkan partisipasi

politik secara luas, antara lain Sosialisasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Penguatan Kelompok Kerja (POKJA) Demokrasi Indonesia di daerah, serta Pendidikan politik bagi pemilih pemula, disabilitas, kaum perempuan dan kelompok marjinal. t. Kode Rekening berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

(14)

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

1). BELANJA PEGAWAI

a. Khusus SKPD yang memiliki UPT, UPK dan Puskesmas dapat menunjuk bendahara pengeluaran pembantu, bendahara penerimaan pembantu, pengurus barang dan penyimpan barang yang kesemuanya harus PNSD.

b. Penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud.

c. Kegiatan lembur tidak diberikan insentif/ honorarium.

d. Belanja jasa pegawai Non PNS (Staf Ahli Fraksi, PTT Umum, PTT Khusus, Tenaga Kontrak, Barisan Pemadam Kebakaran, Sarjana Motivator, Satpam/Jaga Malam, Sopir, Petugas Kebersihan, Petugas Kebun dan atau sebutan lain yang honorariumnya dibayar melalui APBD Kabupaten Tanah Bumbu) diberikan tambahan 1 (satu) bulan gaji atau gaji bulan ketiga belas sesuai dengan kemampuan daerah.

e. Belanja jasa pegawai Non PNS Tenaga Kontrak atau sebutan lain yang honorariumnya dibayar melalui APBN diberikan tambahan 1 (satu) bulan gaji atau gaji bulan ketiga belas (apabila APBN juga memberikan gaji bulan ketiga belas maka tambahan 1 (satu) bulan gaji pada APBD tidak boleh diberikan), yang mana pembayarannya disesuaikan dengan Keputusan Bupati Tanah Bumbu dan sesuai dengan kemampuan daerah.

2). BELANJA BARANG DAN JASA

1. Belanja Cetak dan Penggandaan yang sifatnya rutin dianggarkan pada Belanja Langsung pada kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan.

(15)

2. Penganggaran untuk upah tenaga kerja yang terkait dengan pemeliharaan dimasukkan dalam kode rekening belanja barang dan jasa obyek belanja yaitu belanja pemeliharaan.

3. Perlengkapan dan peralatan yang disewa tidak disediakan biaya pemeliharaan, kecuali Rumah sewa Jabatan Bupati dan Wakil Bupati. 4. Belanja pemeliharaan Printer hanya untuk Printer yang harganya

diatas Rp.

1.500.000,-5. Belanja untuk pengadaan printer standar dianggarkan sebesar Rp.

850.000,-6. Barang yang tidak tercatat di Kartu Inventaris Barang (KIB) tidak diberikan biaya untuk pemeliharaan.

7. Pemeliharaan Barang Milik Daerah berdasarkan RKPBU (Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit) yang telah di asistensi oleh Bidang Aset pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. 8. Aset yang bukan merupakan milik Pemerintah Daerah tetapi

pengelolaannya diserahkan ke Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Daerah diperkenankan menganganggarkan belanja pemeliharaan. 9. Penganggaran belanja untuk pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor, KIR dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor milik pemerintah daerah dialokasikan pada masing-masing SKPD sesuai amanat Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan besarannya sesuai dengan masing-masing peraturan daerah.

10. Belanja pengadaan Pakaian Olahraga dianggarkan sebesar Rp.300.000,-/stel /orang.

11. Penganggaran ATK Kit kegiatan sosialisasi/ bimtek pada SKPD peruntukannya hanya untuk peserta dari masyarakat.

12. Penganggaran dokumentasi (cetak foto) untuk kegiatan, tidak dianggarkan lagi pada seluruh SKPD.

13. Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap) yang akan diserahkan atau dijual kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja yaitu belanja barang dan jasa, obyek belanja yaitu Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga, dan dicantumkan dengan jelas nama dan alamat si penerima. 14. Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa dan besarannya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

(16)

15. Penganggaran Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/ masyarakat pada SKPD hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi, alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa sesuai kode rekening berkenaan.

16. Belanja untuk air galon dan air bersih (tong) dimasukkan dalam kode rekening obyek belanja yaitu belanja bahan pakai habis dengan kode rekening rincian obyek belanja yaitu belanja air.

17. SKPD perlu meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana perjalanan dinas, maka pada Tahun Anggaran 2019 penganggaran dan penggunaan dana perjalanan dinas berdasarkan prinsip kebutuhan nyata (at cost) dan dihindari adanya penganggaran yang bersifat paket.

18. Belanja perjalanan dinas mengacu pada Peraturan Bupati yang berlaku.

19. Standar satuan biaya untuk perjalanan dinas ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah berdasarkan kemampuan keuangan

daerah dengan memperhatikan aspek transparansi, akuntabilitas, efisiensi, efektifitas, kepatutan dan kewajaran serta rasionalitas sesuai kebutuhan nyata, yang akan diberikan petunjuk lebih lanjut. 20. Untuk Perjalanan Dinas Dalam Daerah Dalam Kabupaten yang

dianggarkan hanya uang harian.

21. Untuk perjalanan dinas luar daerah mengikuti pada Peraturan Bupati Tanah Bumbu tentang Perjalanan Dinas Bagi Bupati dan Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil.

22. Untuk perjalanan dinas luar daerah dalam provinsi dan luar daerah luar provinsi, biaya hotel untuk ajudan Bupati dan Wakil Bupati setara dengan Eselon II.

23. Untuk perjalanan dinas daerah, agar dilakukan secara selektif dan efisien, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi demikian juga dengan perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding juga dibatasi frekuensinya dan pesertanya serta dilakukan sesuai dengan substansi kebijakan yang sedang dirumuskan, yang hasilnya dilaporkan secara transparan dan akuntabel.

(17)

24. Belanja transportasi dan akomodasi (hotel dan uang harian) dianggarkan pada kode rekening Perjalanan Dinas untuk keperluan: a.Pejabat/PNS Pusat atau Propinsi dan/atau Pejabat/PNS lain yang

bukan Pejabat/PNS Kabupaten Tanah Bumbu.

b.Pihak lain/atau masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan Program/Kegiatan.

25. Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang berkaitan dengan pengembangan SDM yang tempatnya di luar daerah, sangat selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh dari kehadiran pelatihan/bimbingan teknis dalam rangka pencapaian efektifitas penggunaan anggaran daerah.

26. Penganggaran untuk pelatihan dalam peningkatan SDM pada SKPD hanya diperkenankan untuk pelatihan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan pelaksanaannya harus dengan persetujuan Bupati/ Wakil Bupati atau Sekretaris Daerah dan penganggarannya ada pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

27. Pelatihan/sosialisasi/bimtek yang pelaksanaannya harus membayar kontribusi hanya diperuntukkan bagi PNSD, Kada Wakada dan Pimpinan serta Anggota DPRD.

28. Pelatihan untuk peningkatan SDM yang penganggarannya pada SKPD hanya diperuntukan bagi SKPD yang menangani Kesehatan, Pendidikan, Inspektorat, Dinas Perhubungan dan BPKAD dengan persetujuan/rekomendasi dari Bupati/atau Wakil Bupati kecuali Sekretariat DPRD.

29. Pelatihan peningkatan SDM pada Dinas Perhubungan hanya diperuntukan bagi bidang yang berhubungan dengan kedirgantaraan/ atau peningkatan Bandara.

30. Pelatihan dan peningkatan SDM Pimpinan serta Anggota DPRD penganggarannya ada pada Sekretariat DPRD.

31. Pelatihan/sosialisasi/bimtek yang dilaksanakan oleh SKPD, peserta dapat diberikan uang harian pada kode rekening Perjalanan Dinas Dalam Daerah maksimal 2 (dua) hari dan maksimal sebesar Rp.150.000,-/orang/hari.

32. Untuk Kegiatan Pelatihan/ sosialisasi/ bimtek dalam daerah dalam Kabupaten yang dilaksanakan oleh SKPD tidak diperkenankan menganggarkan biaya penginapan kepada peserta.

(18)

33. Pelatihan/sosialisasi/bimtek yang pelaksanaannya membayar kontribusi di luar Kabupaten Tanah Bumbu, biaya penganggarannya dibebankan pada rekening belanja Pelatihan/Sosialisasi/Bimtek yang ada pada BKD.

34. Belanja konsumsi untuk rapat/seminar/sosialisasi, makan minum yang disajikan oleh SKPD agar selalu menyediakan produk makanan khas lokal daerah dengan rincian biaya sebagai berikut :

Dihadiri/ diikuti oleh Bupati/ Wakil Bupati, Sekretaris Daerah,

Pimpinan dan Anggota DPRD serta unsur Muspida, konsumsi disediakan secara prasmanan dengan indeks maksimal Rp50.000,-/porsi dan snack Rp20.000,-/porsi.

Dihadiri/dikuti oleh pejabat Eselon II ke bawah maka konsumsi

disediakan dengan paket kotak dengan indeks maksimal Rp30.000,-/ porsi dan snack Rp15.000,-/ porsi.

35. Penganggaran untuk belanja barang mulai dari Rp1.000.000,00 kebawah dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa sesuai kode rekening berkenaan.

36. Belanja Design Interior dianggarakan pada jenis belanja barang dan jasa sesuai kode rekening berkenaan.

37. Biaya sewa untuk kendaraan operasional (mobil) ditiadakan/ dihapuskan, kecuali untuk sewa mobil yang keperluan khusus seperti bus atau mobil mengangkut barang.

38. Biaya pemeliharaan kendaraan dinas roda 4 (empat)/atau kendaraan operasional roda 4 (empat) tertentu dianggarkan pada BPKAD, terkecuali roda 4 (empat) lebih pemeliharaannya dianggarkan pada SKPD teknis.

39. Biaya Pemeliharaan dan BBM kendaraan dinas Roda empat dan Roda dua tidak dianggarkan lagi pada seluruh SKPD kecuali Kendaraan Kepala SKPD dan Kendaraan Roda 4 yang bersifat operasional.

40. Biaya Pameran dalam daerah dianggarkan pada Kode Rekening Belanja Sewa sebesar Rp.30.000.000,-/Kegiatan.

41. Biaya Dekorasi Pameran dianggarkan pada kode rekening belanja publikasi/dokumentasi dengan biaya sebesar Rp10.000.000,-/kegiatan, kegiatan Tanglong/biaya kegiatan dekorasi pawai Ta’aruf dianggarkan sebesar Rp7.500.000,-/ Kegiatan.

(19)

42. Biaya Publikasi radio dianggarkan pada SKPD sebesar Rp25.000.000.- / tahun.

43. Belanja Perencanaan yang sifatnya untuk Penelitian (seperti kerjasama dengan Lembaga/Perguruan Tinggi/Pihak ketiga dimasukkan kedalam kode rekening belanja barang dan jasa.

3). BELANJA MODAL

a. Penganggaran untuk belanja modal sudah termasuk belanja yang terkait dengan pengadaan sampai aset tersebut siap digunakan (biaya konsultan perencanaan, konsultan pengawasan, honorarium, sertifikasi dan dokumen tender, dan lain-lain).

b. Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung dan bangunan milik daerah mempedomani Peraturan Presiden No.37 Tahun 2011 tentang pembangunan gedung negara, selanjutnya untuk efesiensi penggunaan anggaran, pembangunan gedung kantor milik pemerintah daerah tidak diperkenankan sesuai dengan Surat Menteri Keuangan No. S-841/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 hal Penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor Kementerian Negara/Lembaga, kecuali penggunaan anggaran tersebut terkait langsung dengan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.

c. Belanja modal untuk pengadaan komputer PC dianggarkan sebesar Rp10.000.000,- (harga maksimal), kecuali Komputer PC dengan Spesifikasi Khusus.

d. Belanja modal untuk pengadaan proyektor LCD dianggarkan maksimal sebesar Rp15.000.000,-.

e. Belanja modal untuk pengadaan kendaraan roda dua dianggarkan maksimal sebesar Rp20.000.000,- dan dengan persetujuan Bupati. f. Belanja modal untuk pengadaan kendaraan operasional roda dua trail

atau spesifikasi khusus dianggarkan maksimal sebesar Rp40.000.000,-dan dengan persetujuan Bupati.

g. Belanja modal untuk pengadaan kendaraan operasional roda tiga, roda empat atau lebih dianggarkan pada BPKAD kecuali pengadaan yang sumber dananya berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

h. Semua jenis Belanja Modal pada lingkup Sekretariat Daerah penganggarannya ditempatkan pada Bagian Umum dan Protokol Setda.

(20)

i. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani kontrak dengan penyedia barang/jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai dari APBN/APBD. j. Untuk optimalisasi pencapaian sasaran DAK, terhadap sisa tender pelaksanaan kegiatan DAK, agar pemerintah daerah menggunakannya untuk menambah target dan capaian target sasaran kinerja kegiatan DAK yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis DAK masing-masing bidang, apabila sisa tender tersebut tidak dapat dimanfaatkan pada tahun berkenaan dan harus dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya tetap menggunakan petunjuk teknis tahun anggaran berkenaan.

k. Belanja Perencanaan yang sifatnya untuk perencanaan fisik (seperti perencanaan jalan, jembatan, gedung bangunan dan lainnya) dimasukkan kedalam kode rekening Belanja Modal.

C. PEMBIAYAAN DAERAH

a. RKA-PPKD 3.1 khusus untuk penerimaan pembiayaan yang dikelola oleh SKPKD yang memuat tentang sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah.

b. RKA-PPKD 3.2 khusus untuk pengeluaran pembiayaan yang dikelola oleh SKPKD yang memuat tentang pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, dan pemberian pinjaman.

c. Pinjaman daerah harus didasarkan pada keputusan Kepala Daerah atas persetujuan DPRD.

d. Penerimaan pinjaman daerah berdasarkan batas maksimal defisit APBD yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

e. Pembayaran Pokok Hutang dianggarkan pada masing-masing SKPD.

f. Setiap penyertaan modal yang dianggarkan dalam APBD didasarkan pada Peraturan Daerah, sehingga tidak perlu setiap penganggaran dalam APBD dibuatkan Peraturan Daerah tersendiri.

(21)

4.

BATAS WAKTU PENYAMPAIAN RKA-SKPD DAN RKA-PPKD

5.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran-lampiran Pra-Surat Edaran Bupati tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD terdiri dari :

a)

Softcopy (berupa CD) Permendagri Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2019.

b)

Softcopy (berupa CD) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial

yang

bersumber

dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

c)

Kode Rekening APBD Tahun Anggaran 2019 (berupa CD).

d)

Format RKA-SKPD dan RKA-PPKD.

e)

Peraturan

Bupati Nomor

3

Tahun 2018

tentang

Tambahan Penghasilan PNS Berdasarkan Kinerja.

Demikian Surat Edaran

ini

dibuat untuk

menjadi pedoman penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD Tahun Anggaran 2019.

SEKRETARI DAERAH.

H. ROOSW Dl SALEM, M.Sos., MM Pe na Utama Muda

NtP. 19770930 200312 1 007

RKA-SKPD

dan

RIG-PPKD disampaikan

pada saat

asistensi

dalam

bentuk

hardapydan

sofrcopy.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai penyedia pelayanan kepada para Wajib Pajak, maka SAMSAT Corner bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayanan. Guna mendukung hal tersebut, maka Kantor

Dalam rangka percepatan penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus

 Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK), dianggarkan sebagai pendapatan daerah, sepanjang telah ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran 2013. Dalam hal Pemerintah Provinsi

6) Permendikbud Nomor 35 tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 tahun 2019 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK-Fisik) adalah Dana Alokasi Khusus Fisik adalah

Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan F'rofesi Guru Pegawai Negeri

Pemerintah Kabupaten Bengkalis menerima Dana Alokasi Umum pada Tahun Anggaran 2019 dicatat berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 129 tahun 2018 Tentang

Lampiran Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 25 Tahun 2019 tentang Petunjuk Operasional Kegiatan Dana Alokasi Khusus Fisik