• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN PTT

PADI DI PROVINSI BENGKULU

Yong Farmanta, SP, M.Si

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Akhir Tahun 2014 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan selama bulan Januari hingga Desember tahun 2014.

Kegiatan Pendampingan PTT bertujuan untuk: 1) Menyediakan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi, 2) Menyediakan kalender dan pola tanam menurut lokasi sentra produksi padi, 3) Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim, 4) Merancang dan menyediakan benih untuk display varietas unggul baru serta merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesifik lokasi, 5) Mempercepat penyebarluasan komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu, 6) Menyediakan publikasi dan menyampaikan teknologi tepat guna kepada sekretariat Bakorluh/Bapeluh sebagai bahan materi penyuluhan

Pada tahun 2014 anggaran yang disediakan untuk kegiatan Pendampingan PTT awalnya adalah sebesar Rp 250.000.000,-. Dari jumlah anggaran tersebut hingga akhir Desember 2014 jumlah anggaran yang telah digunakan untuk kegiatan ini sebesar Rp 248.967.012- atau sebesar 99,6 % yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang mendukung kegiatan Pendampingan PTT.

Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian.

Bengkulu, Desember 2014 Penanggung Jawab,

Yong Farmanta, SP, M.Si NIP. 197901162003121002

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP/RDHP/RKTM : Pendampingan PTT Padi di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119

4. Sumber Dana : DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu T.A. 2014

5. Penanggung Jawab a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan : : : :

Yong Farmanta, SP, M.Si Penata /IIIc

Peneliti Pertama

6. Lokasi : 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu 7. Agroekosistem : Lahan sawah irigasi, lahan rawa dan

lahan kering

8. Tahun Mulai : 2010

9. Tahun Selesai : 2014

10. Output Tahunan : 1. Mendapatkan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi

2. Tersedianya kalender dan pola tanam sesuai dengan lokasi sentra produksi padi

3. Tersedianya informasi dan teknologi yang adaptif terhadap perubahan iklim

4. Mendapatkan rekomendasi penggunaan varietas unggul spesifik lokasi.

5. Tersebarnya komponen teknologi PTT padi secara cepat dan luas di Provinsi Bengkulu.

6. Tersedianya bahan materi teknologi tepat guna bagi tenaga penyuluh lapangan

11. Output Akhir : 1. Mendapatkan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi

2. Tersedianya kalender dan pola tanam sesuai dengan lokasi sentra produksi padi

3. Tersedianya informasi dan teknologi yang adaptif terhadap perubahan iklim

4. Mendapatkan rekomendasi penggunaan varietas unggul spesifik

(4)

lokasi.

5. Tersebarnya komponen teknologi PTT padi secara cepat dan luas di Provinsi Bengkulu.

6. Tersedianya bahan materi teknologi tepat guna bagi tenaga penyuluh lapangan

12. Biaya : Rp. 250.000.000,- (Dua Ratus Lima

Puluh Juta Rupiah ) Biaya setelah revisi :

-Koordinator Program,

Ir. Wahyu Wibawa, MP.,Ph.D NIP.196904271998031001

Penanggung Jawab RDHP

Yong Farmanta, SP.,M.Si NIP.197901162003121002 Mengetahui:

Kepala BB Pengkajian,

Dr. Ir. Abdul Basit, MS Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19610929 198603 1 013

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP. NIP. 19590206 198603 1 002

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………..………. ...……… ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

RINGKASAN dan SUMMARY ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Keluaran yang diharapkan... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

III. PROSEDUR PELAKSANAAN... 8

3.1 Lokasi kegiatan dan waktu ... 8

3.2 Cakupan kegiatan ... 8

3.3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ... 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN SEMENTARA ... 13

4.1 Tahap Persiapan Kegiatan ... 14

4.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan ... 14

4.2.1 Koordinasi internal dan antar institusi ... 14

4.2.2 Identifikasi kebutuhan pendampingan ... 22

4.2.3 Apresiasi dan sosialisasi teknologi PTT... 25

4.2.4 Pelaksanaan display VUB ... 26

4.2.5 Penyediaan publikasi dan penyampaian materi ... 31

4.3 Tahap Pelaporan Kegiatan ... 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN SEMENTARA ... 37

5.1 Kesimpulan... 37

5.2 Saran ... 37

VI. KINERJA HASIL DISEMINASI ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39 ANALISA RESIKO ………... 40 JADWAL KERJA ……….. ... 41 PEMBIAYAAN ………... 42 PERSONALIA ……… ... 44 LAMPIRAN ... 46

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tim teknis Pendampingan PTT BPTP Bengkulu Tahun 2014 ... 13

2. Notulen rapat rutin Tim Pendampingan PTT BPTP Bengkulu... 15

3. Daftar kegiatan koordinasi antar institusi... 18

4. Nama, bidang keahlian dan lokasi penugasan LO ... 21

5. Data teknologi eksisting petani pelaksana display varietas ... 23

6. Tingkat penerapan komponen teknologi Padi spesifik lokasi pada areal yang didampingi... 25

7. Jumlah unit dan luas display VUB di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 ... 25

8. Realisasi pelaksanaan Display VUB sampai Desember tahun 2014 ... 27

9. Daftar Kegiatan Pelatihan/Narasumber... 30

10. Distribusi bahan publikasi PTT padi sawah... 34

11. Daftar Resiko dalam Pelaksanaan Pendampingan PTT Tahun 2014... 40

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel ... 7

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan PTT tahun 2014……….. 47

2. Petunjuk Pelaksanaan Display Varietas Kab. Bengkulu Tengah ... 51

3. Dokumentasi Kegiatan ... 60

4. Peta Lokasi Kegiatan Display Varietas di Kabupaten Mukomuko... 65

5. Peta Lokasi Kegiatan Display Varietas di Kota Bengkulu ... 67

6. Format Laporan Triwulan Kegiatan Pendampingan PTT kee BBP2TP ... 68

7. Penilaian Kinerja Ex Ante Kegiatan Pendampingan PTT Tahun 2014... 77

8. Data CPCL padi sawah, padi lahan kering dan jagung di Propinsi Bengkulu Tahun 2014 ... 78

9. Berita Acara Kelayakan Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan PTT Hasil Monev Ex Ante Tahun 2014... 110

(9)

RINGKASAN

1. Judul : Pendampingan PTT Padi di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Tujuan : 1. Menyediakan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi

2. Menyediakan kalender dan pola tanam menurut lokasi sentra produksi padi

3. Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim

4. Merancang dan menyediakan benih untuk display varietas unggul baru serta merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesifik lokasi.

5. Mempercepat penyebarluasan komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu.

6. Menyediakan publikasi dan menyampaikan teknologi tepat guna kepada sekretariat Bakorluh/Bapeluh sebagai bahan materi penyuluhan

4. Keluaran/Output : 1. Mendapatkan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi

2. Tersedianya kalender dan pola tanam sesuai dengan lokasi sentra produksi padi

3. Tersedianya informasi dan teknologi yang adaptif terhadap perubahan iklim

4. Mendapatkan rekomendasi penggunaan varietas unggul spesifik lokasi.

5. Tersebarnya komponen teknologi PTT padi secara cepat dan luas di Provinsi Bengkulu. 6. Tersedianya bahan materi teknologi tepat guna

bagi tenaga penyuluh lapangan

5. Prosedur : Kegiatan Pendampingan PTT Tahun 2014 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota pada bulan Januari – Desember 2013. Tahapan pelaksana terdiri atas:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan terdiri atas: penyusunan RODHP dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan, penyusunan tim teknis PTT BPTP Bengkulu, penentuan jumlah ddan lokasi display pendampingan PTT padi, penyusunan database (CPCL, VUB, kontak person dari Penyuluh Pendamping kegiatan PTT).

(10)

2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Tahap pelaksanaan kegiatanterdiri atas: koordinasi intern dan antar institusi, identifikasi kebutuhan pendampingan, apresiasi dan sosialisasi teknologi PTT, pelaksanaan display VUB, penyediaan bahan publikasi dan penyampaian materi inovasi teknologi PTT, monitoring dan evaluasi serta analisis data dan penyusunan pelaporan. 6. Capaian : 1. RODHP dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)

kegiatan

2. Koordinasi antar institusi kegiatan Pendampingan PTT dan dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota.

3. Data teknologi eksisting usahatani petani kooperator pelaksana kegiatan display varietas.

4. Memberikan apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 1500 orang petani maupun petugas.

5. Melaksanakan display VUB padi varietas Inpari 14, 15, 22 dan 23 sebanyak 750 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi

6. Penyampaian materi inovasi teknologi PTT sebanyak 9 kali di tingkat propinsi, kabupaten maupun kecamatan

7. Manfaat : Peningkatan produktivitas padi yang diikuti oleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani di Provinsi Bengkulu

8. Dampak : Peningkatan stabilitas produksi bahan pangan secara regional dan nasional yang mendukung terwujudnya swasembada beras lestari. Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh petani dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan

9. Jangka Waktu : 1 (Satu) Tahun

10. Biaya : Rp. 250.000.000,- ( Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah )

Biaya setelah

(11)

-SUMMARY

1. Title : Integrated Crop Managemet (ICM) of Rice Mentoring in Bengkulu Province

2. Implementation Unit : IAARD Bengkulu

3. Objectives : 1. To provide recommendation specific technology.

2. Provide calendar and cropping pattern by location

3. Provide information and technology adaptation to climate change.

4. Design and supply of seeds for new varieties as well as display adnd recommended specific use of high yielding varieties.

5. Accelerate the dissemination of technological innovation in the Province of Bengkulu

6. Providing publications and deliver the appropriate technology to the extention as matter of sxtension

4. Output : 1. Getting of recommendation specific technology.

2. Availability of calendar and cropping pattern by location

3. Availability of information and technology adaptation to climate change

4. Getting recommended specific use of high yielding varieties.

5. Innovation spread quickly and widely in Bengkulu Province.

6. Availability of technology publications to the extension

5. Procedure : 2014 PTT Assistance Activities implemented in 10 districts / cities in the month of January to

December 2013. Stages executive consists of: 1. Stage Preparation

The preparation stage consists of: preparation RODHP and Implementation Guidelines, the preparation of the technical ICM team of IAARD Bengkulu, determining the number of display locations and ICM rice assistance, preparation of databases (CPCL, VUB, contact person of Extension Companion)

2. Stages of Implementation Activities

Activities above implementation phase: internal and inter-institutional coordination,

identification of assistance needs, appreciation and dissemination of ICM technology, VUB display implementation, material supply and delivery of content publication ICM technology

(12)

innovation, monitoring and evaluation as well as data analysis and preparation of reporting 6. Achievement 1. RODHP and activity guidelines

2. Inter-institutional coordination ICM activities with stakeholers in 10 District

3. Data farming farmer cooperators exsisting technology implementers of display varieties. 4. Provide apresiasion, training, open-filed as

well as exhibits for more than 1500 officers and farmers

5. Execute display varieties Inpari 14, 15, 22 and 23 as 750 kg are labeled of purple and white from Sukamandi

6. Delivery of content ICM technology innovation as muach as 9 times at the province, district and sub district

7. Benefit : Increased productivuty of rice, followed by an increase in income and welfare of farmers in the Bengkulu Province.

8. Impact : Increased stability of food production regionally and nationally that support the realization of rice. Introduced the technology to be widely adopted by farmers in order to increase income and sustainable agriculture and friendly environment.

9. Periode : 1 (one) year

10. Budget : Rp. 250.000.000,- (Two Hundred Fifty Million Rupiah)

(13)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, setelah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun mengharuskan ketahanan pangan nasional berkelanjutan dalam rangka mewujudkan stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan keamanan.

Masalah utama perberasan nasional adalah memulihkan pertumbuhan dan stabilitas produksi padi, sehingga terjadi percepatan produksi (Simatupang, 2001). Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya padi sawah semakin kompleks. Hal ini merupakan akibat dari berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor pertanian yang sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan. Konversi lahan produktif tidak dapat dihindarkan dan bahkan secara nasional diperkirakan lajunya mencapai 100.000 ha/tahun.

Selain itu isu perubahan iklim terus menguat dan menjadi entri poin penting dalam menyusun perencanaan pengembangan pertanian, khususnya tanaman pangan. Perubahan iklim yang ditandai oleh perubahan pola dan distribusi curah hujan, peningkatan suhu udara, dan peningkatan muka air laut berdampak langsung terhadap kerentanan pertanian diwilayah tertentu (Badan Litbang Pertanian, 2012). Perubahan iklim telah membuat sebaran hujan tidak merata bahkan curah hujan harian ektrim dapat mencapai 234 mm/hari (Farmanta, 2012).

Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan. Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008).

Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, pada tahun 2011 Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi sebesar 70,60 juta ton GKP. Sampai dengan tahun 2014 pertumbuhan produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun (Kementerian Pertanian, 2011). Berbagai

(14)

upaya telah dilakukan pemerintah melalui kegiatan pengamanan lahan sawah didaerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian (Suzana dkk, 2011)

Instrument yang dapat digunakan untuk mencapai target produksi tersebut adalah: 1) Perluasan areal; 2) Peningkatan produktivitas; 3) Rekayasa teknologi dan sosial. Peningkatan produktifitas dilakukan melalui penggunaan varietas unggul, pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dan teknologi pasca panen. Rekayasa teknologi dan sosial dilakukan melalui Demplot, Dem-Area dan SL-PTT (Kementerian Pertanian, 2011).

Berdasarkan agroekosistem dan kesesuaian lahannya, tanaman padi mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 105.177 ha dengan produktivitas yang masih rendah (4,06 t/ha). Produktivitas padi, jagung, dan kacang tanah di Bengkulu masih relatif rendah yang berturut-turut adalah: 4,06 t/ha, 3,60 t/ha dan 0,99 t /ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2010), sedangkan potensi hasilnya dapat mencapai 6,5 t/ha untuk padi, 5,0 t/ha untuk jagung, dan 2,0 t/ha untuk kacang tanah. Penyebabnya antara lain adalah penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat di tingkat petani masih relatif rendah (sekitar 40-50%), penggunaan pupuk yang belum rasional dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum populer dan budidaya spesifik lokasi masih belum diadopsi dan terdifusi secara baik. Upaya dan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan produksi mutlak diperlukan melalui implementasi inovasi teknologi (Kustiyanto, 2001).

Tingkat adopsi teknologi budidaya padi di Provinsi Bengkulu relatif masih rendah yang diindikasikan oleh tingginya senjang hasil antara hasil pengkajian dengan hasil riel di tingkat petani. Tingkat pemahaman petani dan penyuluh dalam pelaksanaan SL-PTT juga masih rendah dan perlu ditingkatkan.

PTT adalah program strategis Kemtan untuk mencapai swasembada beras lestari dan bahkan menjadi ekportir beras pada tahun 2020. Teknologi yang disusun dengan PTT bersifat spesifik lokasi dan mempertimbangkan keragaman sumberdaya, iklim, jenis tanah, sosial-ekonomi-budaya masyarakat, serta menjaga kelestarian lingkungan (Sembiring dan Abdulrahman, 2008).

Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program PTT. Pendampingan yang holistik, bersinergi,

(15)

terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.

Pada tahun 2013 kegiatan Pendampingan PTT di BPTP Bengkulu telah mengintroduksikan benih padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, serta Inpara 2 sebanyak 1.250 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu. Selain itu pada tahun yang sama juga melaksanakan display VUB padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, serta Inpara 2 seluas 50 ha juga memberikan apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 2500 orang petani maupun petugas

1.2. Tujuan

Tujuan pendampingan PTT pada tahun 2014 adalah:

1. Menyediakan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi

2. Menyediakan kalender dan pola tanam menurut lokasi sentra produksi padi

3. Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim 4. Merancang dan menyediakan benih untuk display varietas unggul baru

serta merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesifik lokasi. 5. Mempercepat penyebarluasan komponen teknologi PTT padi di Provinsi

Bengkulu.

6. Menyediakan publikasi dan menyampaikan teknologi tepat guna kepada sekretariat Bakorluh/Bapeluh sebagai bahan materi penyuluhan

1.3.Keluaran yang Diharapkan Keluaran pada tahun 2014:

1. Mendapatkan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi

2. Tersedianya kalender dan pola tanam sesuai dengan lokasi sentra produksi padi

3. Tersedianya informasi dan teknologi yang adaptif terhadap perubahan iklim

(16)

5. Tersebarnya komponen teknologi PTT padi secara cepat dan luas di Provinsi Bengkulu.

6. Tersedianya bahan materi teknologi tepat guna bagi tenaga penyuluh lapangan

(17)

II. TINJAUAN PUSAKA

Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan, dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008).

Senjang hasil (yield gap) antara hasil penelitian dengan hasil riel di tingkat petani sangat tinggi yaitu lebih dari 40%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah di Bengkulu dapat mencapai 6,5 -7,5 t/ha, sedangkan produktivitas yang dicapai petani baru berkisar antara 4 – 5,5 t/ha. Rata-rata produktivitas padi di Provinsi Bengkulu baru mencapai 4,06 t/ha, sedangkan secara nasional sudah mencapai 5,05 t/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2009; Dirjen Tanaman Pangan, 2010a).

Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009). Dengan pendekatan ini diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan.

Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi. 5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian (Kartono, 2009).

(18)

Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani diantaranya adalah:

1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik.

2. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal.

3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi. 5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983).

Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spektrum diseminasi beserta beragam channel yang dapat digunakan dalam proses distribusi informasi inovasi teknologi tersebut.

(19)

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011)

PTT dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) prinsip utama, yaitu:

(1) Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di laboratorium lapangan.

(2) Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.

(3) Terpadu. Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu.

(4) Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung.

(5) Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan Iptek serta kondisi sosial ekonomi setempat.

(20)

III. PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Lokasi kegiatan dan waktu

Kegiatan pendampingan PTT Tahun 2014 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Kegiatan display varietas awalnya direncanakan dilaksanakan di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Seluma namun berkembang menjadi 7 Kabupaten dengan lokasi tambahan yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Selatan, Lebong dan Kota Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2014.

3.2. Cakupan Kegiatan

Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota seprovinsi Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan Tim PTT dan Tim Teknis PTT; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; narasumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Display; pelaksanaan display VUB); 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan).

Kegiatan pendampingan oleh BPTP Bengkulu akan diprioritaskan pada penyediaan dan penyampaian materi, khususnya bagi penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan kerja antara Tim Pengendali, Tim Pembina dan Tim Pelaksana dalam Permentan No. 45 Tahun 2011 (Kementerian Pertanian, 2011).

Pendampingan PTT oleh BPTP Bengkulu dilakukan dalam 3 cara yaitu pendampingan secara teori, praktek lapangan dan perpaduan antara teori dan praktek. Pendampingan secara teori adalah pendampingan yang dilakukan kepada kelompok sasaran dengan menggunakan berbagai metode yaitu pertemuan (presentasi dan diskusi) melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, dan

(21)

pembagian bahan informasi teknologi. Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan melibatkan berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang. Display VUB merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara praktek lapangan. Adapun yang dimaksud perpaduan antara teori dan praktek adalah kegiatan praktek dan teori dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan pada kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif singkat. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) 1 dan 2 serta temu lapang merupakan contoh kegiatan pendampingan yang memadukan cara teori dan praktek dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM.

3.3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

3.3.1 Persiapan

 Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) kegiatan diseminasi.

 Penyusunan Tim Teknis PTT BPTP Bengkulu.

Tim Teknis disusun berdasarkan kompetensi dari staf yang ada di BPTP Bengkulu. Tugas dari Tim Teknis ini diantaranya adalah untuk menyusun bahan/materi untuk pelatihan PL II dan III, menyusun bahan informasi teknologi dan sebagai narasumber PL II maupun PL III.

 Penentuan jumlah dan lokasi display pendampingan PTT Padi.

Kegiatan display varietas yang rencananya akan dilaksanakan di 3 kabupaten berkembang menjadi 7 kabupaten. Penentuan lokasi display dilakukan dengan mempertimbangkan potensi lokasi terutama potensi luasan lahan sawah.

 Penyusunan data base (CPCL, VUB, contact person dari penyuluh pendamping kegiatan PTT).

(22)

3.3.2. Pelaksanaan kegiatan

 Koordinasi internal dan antar institusi.

Koordinasi internal dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan dilaksanakan 1- 2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing kabupaten.

Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di Provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten dilaksanakan dalam bentuk pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada BBP2TP, Balit maupun Puslit lingkup Badang Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (BB Penelitian Padi dan Puslitbangtan).

 Identifikasi kebutuhan pendampingan

Identifikasi dilakukan pada awal kegiatan untuk mengetahui karakteristik kelompok sasaran yang akan dilakukan pendampingan berupa potensi serta permasalahan yang dihadapi oleh petani terutama permasalahan teknologi dan hambatan teknis lainnya. Data yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi: teknologi eksisting, kebutuhan teknologi, skala usaha, orientasi usaha dan kelembagaan pendukung.

 Apresiasi dan sosialisasi teknologi PTT

Kegiatan pendampingan BPTP Bengkulu akan mempercepat proses penyebaran inovasi teknologi PTT kepada stakeholders khususnya pada pelaksanaan PTT yang dilakukan oleh Dinas terkait. Kegiatan pendampingan yang dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi melalui pelaksanaan apresiasi, sosialisasi maupun temu lapang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, minat dan keterampilan petani dalam mengimplementasikan komponen teknologi PTT serta mempercepat penyebarluasan komponen tersebut pada stakeholders.

(23)

 Pelaksanaan display VUB

Display VUB merupakan salah satu media dalam percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu. Tahapan pelaksanaan display adalah:

1. Koordinasi ke Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten untuk menentukan rencana lokasi dan petani pelaksana display VUB.

2. Peninjauan lokasi display VUB 3. Penentuan lokasi

4. Penentuan VUB Padi yang akan didisplaykan

5. Penyusunan pedoman dalam pelaksanaan display VUB dan bahan informasi teknologi pendukung

6. Pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen hasil.

 Penyediaan Publikasi dan Penyampaian Materi Inovasi Teknologi PTT Materi disiapkan dalam bentuk juknis, leaflet dan buku yang berkaitan dengan teknologi PTT. Penyampaian materi inovasi ini juga disampaikan melalui menjadi narasumber dalam pertemuan-pertemuan seperti kegiatan temu lapang dan sosialisasi yang dilaksanakan untuk petugas hingga pada tingkat Kabupaten. Diharapkan untuk tingkat kecamatan dan desa dapat dilakukan secara estafet oleh Penyuluh pertanian Lapangan. Untuk pelatihan PL II dan III disesuaikan dengan kebutuhan untuk masing-masing Kabupaten/Kota.

 Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara periodik untuk mengetahui keragaan teknologi, adopsi teknologi dan dampak aplikasi teknologi pada setiap lokasi sasaran. Secara umum kegiatan monev direncanakan akan dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada awal kegiatan, pertengahan dan akhir kegiatan pendampingan. Aspek yang dimonitoring dan evaluasi meliputi aspek teknis, sosial ekonomi dan kelembagaan.

(24)

 Analisis Data dan Penyusunan Laporan

Data teknis ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Untuk mengukur tingkat keunggulan adopsi teknologi digunakan analisis marjinal B/C ratio (MBCR).

Pelaporan perkembangan kegiatan dibuat secara periodik baik bulanan, triwulan, tengah tahun dan akhir akhir kegiatan.

3.3.3. Parameter yang Diukur

 Jumlah sebaran varietas di Provinsi Bengkulu.

 Peningkatan produksi padi di Provinsi Bengkulu.

 Jumlah petani dan petugas yang mengikuti berbagai kegiatan diseminasi PTT.

 Tingkat pengetahuan dan keterampilan petani dan petugas

(25)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pendampingan PTT Padi BPTP Bengkulu tahun 2014 terdiri dari 3 tahapan yakni tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.

4.1. TAHAPAN PERSIAPAN KEGIATAN

Tahap persiapan kegiatan diawali dengan penyusunan Rencana Operasional Diseminasi Hasil Pengkajian (RODHP). RODHP berfungsi sebagai pedoman operasional dalam pelaksanaan kegiatan agar tujuan kegiatan dapat tercapai.

Setelah penyusunan RODHP kegiatan persiapan dilanjutkan dengan penyusunan Tim Teknis Pendampingan PTT BPTP Bengkulu. Tim Teknis disusun berdasarkan kompetensi dari staf yang ada di BPTP Bengkulu. Daftar nama tim teknis kegiatan Pendampingan PTT BPTP Bengkulu dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Tim Teknis Pendampingan PTT BPTP Bengkulu Tahun 2014

No Nama Kompetensi/Keahlian

1. Yong Farmanta,SP,MSi Iklim dan tanah

2. Yahumri,SP Agronomi

3. Yesmawati,SP Sosial ekonomi

4. Yartiwi,SP Agronomi

5. Nurmegawati,SP Ilmu tanah

6. Yuli Oktavia,SP Agronomi

7. Alfayanti,SP Sosial ekonomi

Tugas dari Tim Teknis ini diantaranya adalah untuk menyusun bahan/materi ntuk pelatihan PL II dan III, menyusun bahan informasi teknologi dan sebagai narasumber PL II maupun PL III. Selain itu tim teknis juga membantu Liason Officer (LO) dalam memberikan pelayanan dan informasi bagi stakeholders maupun petani yang membutuhkan informasi mengenai kegiatan Pendampingan PTT di BPTP Bengkulu.

Salah satu cara diseminasi yang dilaksanakan dalam kegiatan Pendampingan PTT adalah pelaksanaan display Varietas Unggul Baru (VUB). Tahun 2014, display varietas awalnya direncanakan akan dilaksanakan di tiga Kabupaten yaitu Bengkulu Utara, Seluma dan Bengkulu Tengah dengan total lahan seluas 30 hektar. Dalam perjalanannya kegiatan display berkembang

(26)

menjadi tujuh Kabupaten/Kota dengan tambahan lokasi yaitu Kabupaten Mukomuko, Lebong, Bengkulu Selatan dan kota Bengkulu. Display varietas di kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah, Mukomuko dan kota Bengkulu dilaksanakan pada MT II tahun 2014 sedangkan display varietas di Kabupaten Bengkulu Utara, Lebong dan Bengkulu Selatan dilaksanakan pada MT III tahun 2014. Varietas yang didisplaykan adalah Inpari 14, 15, 22 dan 23.

Sebagai pedoman bagi tim teknis dalam melaksanakan kegiatan Pendampingan PTT Tahun 2014 telah disusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pendampingan PTT tahun 2014 (Lampiran 1). Juklak juga dilengkapi dengan kuesioner identifikasi usahatani padi sawah yang akan diisi oleh petani kooperator kegiatan display varietas sebagai sumber data untuk melakukan evaluasi keberhasilan kegiatan pada laporan akhir.

4.2. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PTT PADI BPTP BENGKULU

4.2.1. Koordinasi internal dan antar institusi

Upaya dalam meningkatkan koordinasi dan keterpaduan kegiatan PTT di Provinsi Bengkulu dilakukan dalam bentuk koordinasi intern (dalam institusi BPTP Bengkulu) dan koordinasi antar institusi (pusat, provinsi maupun kabupaten/kota). Koordinasi intern dilaksanakan dalam bentuk rapat rutin bulanan Tim Pendampingan PTT dan penyampaian laporan baik secara tertulis maupun secara lisan kepada Kepala Balai.

Rapat rutin bulanan dilaksanakan sebagai sarana evaluasi pelaksanaan kegiatan serta sosialisasi kepada anggota Tim tentang hal-hal terbaru dalam pelaksanaan Program Pendampingan PTT baik di tingkat Provinsi maupun tingkat nasional. Hinggai bulan Juni 2014 rapat rutin tim Pendampingan PTT telah dilaksanakan sebanyak 10 kali yang dihadiri oleh seluruh anggota tim. Hasil catatan penting rapat bulanan Tim Pendampingan PTT BPTP Bengkulu periode Januari-Desember 2014 dapat dilihat pada tabel 2.

(27)

Tabel 2. Notulen rapat rutin Tim Pendampingan PTT BPTP Bengkulu periode Januari-Desember 2014

No Tanggal Catatan penting

1. 23 Januari 1. Anggota Tim Pendampingan PTT terdiri 7 orang anggota dari berbagai bidang ilmu

2. Kegiatan Pendampingan PTT akan dilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu serta pelaksanaan kegiatan display varietas

direncanakan di 3 Kabupaten namun dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan

3. Varietas yang akan didisplaykan adalah Inpari 14, 15, 22 dan 23 dan benih akan segera dipesan ke Balai Besar Padi Sukamandi

2. 4 Februari 1. Telah dilakukan koordinasi dengan Pemda Kabupaten Seluma berkaitan dengan kunjungan Menteri Pertanian serta koordinasi dengan Pemda Kabupaten Mukomuko

dalam rangka klarifikasi pemberitaan televisi mengenai serangan penyakit pada lahan persawahan di Kab. Mukomuko

2. Akan dilakukan perbaikan RODHP dan disesuaikan dengan Permentan 45 tahun 2011. 3. Direncanakan akan dibuat film jajar legowo dan 3

leaflet pendukung kegiatan

3. 5 Maret 1. Koordinasi kegiatan display varietas telah dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Tengah dan Mukomuko.

2. Benih telah diterima dari BB Padi sebanyak 750 kg untuk didisplaykan di 30 hektar lahan terdiri dari Inpari 14 dan 15 (@ 225 kg) dan Inpari 22 dan 23 (@ 150 kg). Inpari 14, 15 dan 23 adalah benih dengan label ungu sedangkan Inpari 22 adalah benih dengan label putih.

3. Lokasi display varietas di Bengkulu Tengah harus dikoordinasikan dengan tim UPBS

4. Survei tempat pembelian caplak roda

4. 8 April 1. Telah dilaksanakan hunting lokasi untuk display varietas di Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Tengah dan Mukomuko.

(28)

mengenai Liason Officer (LO) Pendampingan PTT BPTP Bengkulu.

3. Akan dilakukan distribusi benih dan pendampingan kegiatan persemaian serta identifikasi kebutuhan pendampingan teknologi untuk petani.

4. Benih yang diprioritaskan untuk menjadi varietas display adalah Inpari 14 dan 15 mengingat jumlahnya yang lebih banyak.

5. 6 Mei 1. Sosialisasi hasil sekolah Lapang Iklim

2. Sarana pendukung yang telah disiapkan oleh tim dalam rangka kegiatan display varietas antara lain saprodi yang akan segera didistribusikan ke kabupaten Seluma dan Mukomuko serta penyiapan saprodi untuk kegiatan display di Kabupaten Bengkulu Tengah.

3. Sarana pendukung caplak roda telah disiapkan sebanyak 10 unit

6. 5 Juni 1. Realisasi fisik baru mencapai 38,5 % dengan realisasi keuangan sebesar 32,41%.

2. Serapan anggaran pada bulan juli direncanakan mencapai 60% dengan alokasi kegiatan untuk penyerapan paket meeting luar kota.

3. Akan dilaksanakan kegiatan temu lapang di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah serta sosialisasi kegiatan di Kabupaten Bengkulu Utara, Lebong dan Bengkulu Selatan.

7. 2 Juli 2014 1. Tentang serapan angggaran dan rencana penyerapan selanjutnya.

2. Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada bulan berikutnya.

3. Mempersiapkan rencana paket meeting untuk dilakukan di Kab. Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Lebong.

8. 17 Juli 2014 1. Melaporkan tentang perkembangan kegiatan dilapangan.

2. Merencanakan untuk membuat bahan publikasi berbentuk buku, leaflet dan film.

9. 15 Sept 2014 1. Melaporkan perkembangan kegiatan display varietas Unggul baru di Kabupaten Bengkulu

(29)

2. Utara.

3. Membahas masalah bahan publikasi.

10. 27 Okt 2014 1. Membahas tentang pendistribusian android dan pemanfaatan penggunaaan android.

2. Membahas perkembangan kegiatan.

11. 29 Okt 2014 1. Membahas perencanaan kegiatan Apresiasi teknologi PTT di Kab. Seluma.

2. Membahas perkembangan kegiatan.

12. 10 Nov 2014 1. Melakukan Updating tentang data jaringan irigasi, UPJA dan ketersediaan benih di Provinsi Bengkulu.

2. Membahas perkembangan kegiatan.

13. 14 Nov 2014 1. Melakukan persiapan Apresiasi di Kab. Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah.

2. Membahas perkembangan kegiatan

3. Membahas perkembangan bahan untuk Laporan Akhir Kegiatan.

Selain sebagai sarana evaluasi kegiatan, dalam rapat juga membahas mengenai strategi dan upaya untuk melaksanakan kegiatan Pendampingan PTT secara efektif dan efisien. Selain itu tindak lanjut dari kegiatan pada bulan sebelumnya juga menjadi prioritas pembahasan.

Koordinasi antar institusi dilaksanakan di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten. Koordinasi dilaksanakan dalam berbagai cara, baik kunjungan langsung ke institusi bersangkutan, mengikuti kegiatan rapat pemantapan, rapat koordinasi, rapat kerja maupun workshop. Institusi sasaran dalam koordinasi di antaranya adalah Kementrian Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Pemerintah Daerah baik provinsi maupun Kabupaten, Dinas Pertanian provinsi dan Kabupaten,dan Badan Pelaksana Penyuluhan baik provinsi, Kabupaten maupun kecamatan. Daftar koordinasi antar instusi periode Januari-Desember 2014 dapat dilihat pada tabel 3.

Koordinasi di tingkat pusat yang pernah dilaksanakan diantaranya adalah Rapat Kerja Konsolidasi Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian, koordinasi perencanaan kegiatan tahun 2015, workshop Pendampingan PTT padi, jagung dan kedelai serta Rapat Koordinasi Pemantapan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dalam rangka evaluasi MT 2013/2014 dan Pemantapan MT 2014.

(30)

Tabel 3. Daftar kegiatan koordinasi antar institusi kegiatan Pendampingan PTT BPTP Bengkulu Periode Januari-Desember tahun 2014

1

No Bentuk Koordinasi Institusi Waktu Pelaksanaan Hasil kegiatan/rencana tindak lanjut 1 1. Rapat Kerja Konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis Kementerian Pertanian, BBP2TP Januari 2014 Pedoman pelaksanaan program strategis kementan terutama produksi 7 komoditas utama 2. Koordinasi Perencanaan tahun 2015

BBP2TP Januari 2014 Garis besar kegiatan Pendampingan PTT 3. Koordinasi kegiatan Pendampingan PTT Tahun 2014

Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Seluma dan Bengkulu Tengah Januari-Februari 2014 Display VUB

4. Hunting lokasi dan calon petani display VUB Badan Pelaksana Penyuluhan, Gapoktan dan Kelompok Tani Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Seluma dan Bengkulu Tengah Februari-Maret 2014 Memetakan lokasi display kegiatan pendampingan SLPTT

5. Bantuan benih padi BB Padi Sukamandi Februari 2013

Pemesanan benih padi 750 kg. 6. Workshop

Pendampingan PTT Padi, jagung dan Kedelai BBP2TP April 2014 Strategi Pendampingan PTT, pengembangan alsintan tepat guna dan inovasi teknologi padi

(31)

7. Rapat Koordinasi Pemantapan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dalam rangka evaluasi MT 2013/2014 dan Pemantapan MT 2014 Kementerian Pertanian April 2014 8. Rapat Pemantapan pelaksanaan P2BN di Kabupaten Bengkulu Tengah Dinas Pertanian BPS, BP4K,KPK, dan BP3K Kabupaten Bengkulu Tengah Mei 2014 Pengawalan pelaksanaan SL PTT di Kabupaten Bengkulu Tengah 9. Koordinasi kerjasama display varietas

Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu tengah, Seluma, Mukomuko dan Kota Bengkulu Feb-Mei 2014 Menetapkan lokasi display 10. Penentuan lokasi display Dinas Pertanian Bengkulu Utara, Bengkulu tengah, Seluma, Mukomuko dan Kota Bengkulu

April-Mei 2014 Lokasi display vavrietas seluas 30 hektar 11. Rapat Pembahasan dan Skenario Pencapaian sasaran Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2014

PEMDA Prov. BKL, Dinas Pertanian Prov BKL, Dirjen Tan.Pangan, Kepala Bapeda Prov.BKL, Dinas PU Prov BKL, Bakorluh Prov BKL Juni 2014 Skenario pencapaian sasaran padi, jagung dan kedelai tahun 2014 12 Focus Group Discussion (FGD) Pemantapan Sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2014 dan Rancangan Sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2015 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Agustus 2014

(32)

13. Evaluasi Pelaksanaan Pendampingan SL PTT Padi, Jagung dan Kedelai Puslitbang Tanaman Pangan September 2014 14. Rapat Koordinasi Evaluasi Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Dirjen Tanaman Pangan Oktober 2014 15. Pelaporan BBP2TP Sesuai permintaan Menyiapkan dan mengirimkan data sesuai permintaan 16. Rapat Koordinasi Evaluasi Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Dinas Kab. Mukomuko 28 November 2014

Pada Rapat Kerja Konsolidasi Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian salah satu materi yang disampaikan oleh narasumber adalah evaluasi dan rencana aksi pelaksanaan PTT Padi, Jagung dan Kedelai serta juga rencana aksi dukungan badan litbang pertanian terhadap PTT padi, jagung dan kedelai 2014. Dari materi ini diharapkan adanya evaluasi kegiatan PTT tahun 2013 untuk menyempurnakan kegiatan PTT pada tahun 2014.

Arahan Kepala Badan Litbang pada workshop Pendampingan PTT padi, jagung dan kedelai memberikan informasi kepada Tim agar 12 komponen PTT dirampingkan dan diinventarisir 4 unsur yang sangat mempengaruhi provitas padi. Kepala Badan menyampaikan 4 unsur yang berdasarkan penelitian mempengaruhi provitas padi yaitu: Varietas Unggul Baru (VUB), pupuk, pengendalian OPT dan sistem tanam jajar legowo.

Kegiatan koordinasi yang diikuti pada tingkat provinsi diantaranya adalah Rapat Pembahasan dan Skenario Pencapaian sasaran Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2014. Rapat ini membahas mengenai strategi untuk pencapaian sasaran produksi dan penajaman tupoksi masing-masing institusi di tingkat propinsi agar peningkatan produksi dapat tercapai.

Koordinasi antar institusi pada tingkat Kabupaten dilaksanakan dalam rangka memperlancar kegiatan Pendampingan PTT di setiap Kabupaten terutama kegiatan pelaksanaan display varietas. Dengan melakukan koordinasi diharapkan

(33)

ada kesamaan persepsi antara BPTP Bengkulu dengan pihak Kabupaten dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan Pendampingan PTT.

Selain kunjungan dan mengikuti rapat kegiatan PTT di tingkat Kabupaten, untuk mempermudah koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait dan sesuai dengan amanat Permentan No 45 Tahun 2012, BPTP juga menunjuk Liason Officer (LO) sebagai perwakilan BPTP di masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu. Penetapan LO Pendampingan PTT BPTP Bengkulu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor 79/Kpts/KP.340/I/2/2014.

Pada tahun 2014 LO ditugaskan masing-masing mendapatkan wilayah tugas 2 Kabupaten/Kota. Berdasarkan bidang keahlian personal LO terdiri dari Agronomi 3 orang, Sosial Ekonomi Pertanian 1 orang, dan Ilmu Tanah 1 orang, seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Nama, Bidang Keahlian dan lokasi penugasan LO.

No Nama Bidang Keahlian Lokasi

1 Yahumri, SP Agronomi (Budidaya Tanaman) Kab. Mukomuko & Kab. Kaur

2 Yartiwi, SP Agronomi (Budidaya Tanaman) Kab. Seluma & Kab. Bengkulu Utara 3 Yesmawati, SP Sosial Ekonomi Pertanian

(Farming System)

Kota Bengkulu & Kab. Lebong

4 Yulie Oktavia, SP Agronomi (Budidaya Tanaman) Kab. Kepahiang & Kab. Rejang Lebong

5 Nurmegawati, SP Ilmu Tanah (Kesuburan dan Biologi Tanah)

Kab. Bengkulu Selatan & Kab. Bengkulu Tengah Sesuai Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor 79/Kpts/KP.340/I/2/2014 tugas LO BPTP adalah:

1. Menyediakan rekomendasi PTT spesifik lokasi pada setiap kawasan. 2. Merekomendasikan penggunaan VUB spesifik lokasi.

(34)

4. Melaksanakan kaji terap komponen teknologi, peragaan varietas padi, jagung, kedelai, dan temu lapang, bersamaan dengan pelaksanaan SL PTT dikonsolidasikan pada satu titik dalam kawasan.

5. Menjadi narasumber teknologi padi, jagung dan kedelai pada pelatihan PL-2 di tingkat provinsi.

6. Menyediakan publikasi dan menyampaikan teknologi tepat guna sebagai bahan materi penyuluhan.

7. Melakukan cek adopsi komponen teknologi PTT.

8. Menyampaikan laporan hasil pengawalan/pendampingan kepada Kepala BB Pengkajian dengan tembusan kepada Kepala Puslitbang Tanaman Pangan untuk diteruskan pada posko P2BN sebagai laporan Badan Litbangtan.

4.2.2. Identifikasi Kebutuhan Pendampingan

Identifikasi dilakukan dengan melakukan kajian kebutuhan dan peluang pada petani kooperator pelaksana display varietas. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis informasi masalah, kendala dan peluang yang dihadapi petani dalam usahatani padi dan mengidentifikasi teknologi sesuai kebutuhan untuk diterapkan di wilayah tersebut agar dapat mengembangkan peluang untuk mendukung upaya peningkatan produksi padi. Data utama yang dikumpulkan adalah teknologi eksisting yang dilaksanakan oleh petani.

Teknologi yang diidentifikasi disesuaikan dengan komponen teknologi PTT yang terdiri dari 2 komponen teknologi yaitu komponen teknologi dasar dan komponen teknologi pilihan. Komponen teknologi dasar adalah komponen yang sangat dianjurkan untuk diterapkan. Komponen ini terdiri atas: 1) Varietas modern (VUB/PH/PTB), 2) benih berlabel dan sehat, 3) pengaturan populasi tanaman (jajar legowo), 4) pemupukan berimbang dan efisien menggunakan BWD/PUTS/petak omisi/ Permentan No 40/2007, dan 5) Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sesuai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sasaran.

Komponen teknologi pilihan adalah komponen yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani. Komponen ini terdiri atas: 1) penggunaan bahan organik/pupuk kandang/amelioran, 2) penanaman bibit muda (>21 hari), 3) pengolahan tanah yang baik, 4)

(35)

pengolahan air optimal (pengairan berselang), 5) pupuk cair (PPC, pupuk organik, pupuk bio hayati)/ZPT, pupuk mikro, 6) penanganan panen dan pasca panen.

Identifikasi yang telah dilaksanakan di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah. Hasil identifikasi disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Data Teknologi Eksisting petani pelaksana display varietas di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah tahun 2014

No Komponen

Teknologi/Kabupaten

Seluma (%) Bengkulu Tengah (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Penggunaan VUB 0,00 28,57 14,28 57,14 0,00 66,67 26,67 6,67 0,00 0,00 2 Benih berlabel 0,00 14,28 28,57 42,85 14,28 66,67 26,67 6,67 0,00 0,00 3 Jajar legowo 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 93,33 6,67 0,00 0,00 0,00 4 Pupuk sesuai rekomendasi 28,57 0,00 28,57 28,57 14,28 80,00 20,00 0,00 0,00 0,00 5 Pengendalian OPT 28,57 14,28 28,57 28,57 0,00 86,67 6,67 6,67 0,00 0,00 6 Pengembalian jerami 42,85 0,00 28,57 28,57 0,00 86,67 0,00 13,33 0,00 6,67 7 Pupuk kandang 71,42 28,57 0,00 0,00 0,00 93,33 6,67 0,00 0,00 0,00 8 Bibit muda 0,00 0,00 42,85 0,00 57,14 6,67 0,00 66,67 13,33 13,33 9 Olah tanah sesuai musim 0,00 0,00 14,28 14,28 71,42 6,67 13,33 13,33 66,67 0,00 10 Pengairan berselang 0,00 0,00 14,28 28,57 57,14 6,67 40,00 53,33 6,67 0,00 11 Pupuk cair 0,00 57,14 42,85 0,00 0,00 73,33 13,33 6,67 6,67 0,00 12 Gabah segera dirontok 14,28 0,00 0,00 0,00 85,71 0,00 6,67 6,67 6,67 80,00 Keterangan:1= Tidak pernah, 2= jarang, 3= kadang-kadang, 4= sering, 5=selalu

Hasil identifikasi teknologi menunjukkan bahwa teknologi dasar yang paling banyak diterapkan oleh petani kooperator di Kabupaten Seluma adalah sistem tanam jajar legowo. Semua petani telah menerapkan sistem tanam ini dengan pola jajar legowo 4:1. Petani mendapatkan informasi mengenai sistem tanam ini dari Peneliti/Penyuluh BPTP Bengkulu yang sebelumnya juga pernah melaksanakan kegiatan litkajibangrap didaerah tersebut termasuk penggunaan caplak roda untuk memudahkan pembuatan pola tanam. Untuk memasyarakatkan sistem tanam jajar legowo, Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Seluma juga memberikan bantuan berupa pengadaan caplak roda yang telah disebarkan dibeberapa lokasi sentra padi di Kabupaten Seluma.

Selain sistem tanam jajar legowo, teknologi pilihan yang banyak diterapkan di Kabupaten Seluma adalah penanaman bibit muda (>21 hari), pengairan berselang dan olah tanah sesuai dengan musim. Ketiga komponen teknologi ini dianggap petani mudah untuk diterapkan dan sesuai dengan kondisi lokasi Kabupaten Seluma.

Secara umum, petani kooperator di Kabupaten Seluma telah berusaha untuk menerapkan teknologi PTT dalam usahataninya namun terkadang masih

(36)

terkendala dengan modal usaha dan kepemilikan sarana dan prasarana. Penggunaan pupuk sesuai rekomendasi misalnya, terkadang petani terkendala dengan modal untuk membeli pupuk atau ketersediaan pupuk yang langka.

Berbeda dengan Kabupaten Seluma, petani di Kabupaten Bengkulu Tengah sama sekali belum banyak menerapkan komponen PTT dalam usahatani padi sawah mereka. Rata-rata petani masih melakukan kegiatan usahataninya dengan teknologi tradisional secara turun temurun. Jenis benih yang digunakan masih merupakan varietas lokal ataupun benih hasil turunan dari usahatani sebelumnya. Petani yang menggunakan varietas baru berlabel biasanya memperoleh benih tersebut dari bantuan Pemerintah. Alasan keterbatasan modal usaha menjadi salah satu kendala petani untuk memperoleh varietas unggul baru dan berlabel.

Sistem tanam yang diterapkan oleh petani di Kabupaten Bengkulu Tengah adalah sistem lorong (enam baris dengan satu lorong) dan menggunakan dosis pupuk sesuai dengan kemampuan modal untuk membeli pupuk. Petani juga belum mengembalikan jerami ke lahan. Tradisi di Kabupaten Bengkulu Tengah setelah kegiatan perontokan padi, jerami dikumpulkan dilahan lalu dibakar. Hal ini karena minimnya pengetahuan petani mengenai manfaat jerami padi dan juga teknologi pemanfaatanjerami untuk kompos atau pakan ternak.

Orientasi usaha yang masih bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga mengakibatkan petani masih memberikan input produksi sesuai kemampuan. Kelembagaan petani (kelompok tani) yang juga belum menjalankan fungsinya secara baik juga mengakibatkan petani kurang bersemangat untuk berkelompok dan mengakibatkan petani kekurangan informasi mengenai teknologi pertanian.

Secara umum, petani kooperator di Kabupaten Bengkulu Tengah masih sangat membutuhkan pendampingan teknologi dalam usahatani padi sawah mereka. Kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai teknologi usahatani padi sawah menjadi kendala utama dalam usaha peningkatan produksi padi. Perbaikan teknologi yang dihasilkan melalui penelitian dan pengembangan untuk memecahkan masalah aktual di lapang diharapkan dapat menjadi motor

(37)

penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional khususnya daerah penelitian (Adnyana dan Kariyasa, 2006)

Berdasarkan survey terhadap petani responden yang terlibat dalam kegiatan Display Varietas Unggul Baru maka diperoleh data tentang penerapan teknologi padi spesifik lokasi pada tabel 6 :

Tabel 6. Penerapan Komponen Teknologi Padi Spesifik Lokasi pada areal yang didampingi

No Komponen Teknologi Total unit PTT Jumlah UnitPTT yang menerapkan

Persentasi adopsi

Komponen Dasar

1 Varietas unggul baru 7 7 100

2 Benih bermutu dan berlabel 7 7 100

3 Pengaturan populasi

tanaman 7 5 71,42

4 Pemupukkan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah

7 7 100

5 Pengendalian OPT dengan

pendekatan PHT 7 4 57,14

Komponen Pilihan

1 Pengolahan lahan sesuai

musim dan pola tanam 7 7 100

2 Penggunaan bibit muda (<

21 hari) 7 7 100

3 Tanam bibit 1 – 3 batang per

rumpun 7 7 100

4 Pengairan secara efektif dan

efisien (intermitten) 7 3 42,85

5 Penyiangan mekanis (bisa dgn bantuan alat gasrok, landak, dll)

7 1 14,28

6 Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok dan dikeringkan

7 7 100

4.2.3. Apresiasi dan sosialisasi teknologi PTT

Kegiatan sosialisasi ini menyampaikan informasi teknologi komponen PTT dan sistem informasi Kalener Tanam Terpadu. Kegiatan telah dilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu, pelaksanaan sosialisasi tersebut dilaksanakan 3 Zona yaitu Zona Utara (Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara dan Mukomuko), Zona Selatan (Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan dan

(38)

Kaur) dan Zona Timur (Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong) yang kesemuanya dilaksanakan pada tanggal 27 Februari -1 Maret 2014.

Selain sosialisasi komponen teknologi PTT, juga dilaksanakan sosialisasi pelaksanaan kegiatan Pendampingan PTT melalui display Varietas Unggul Baru. Kegiatan ini dilakukan di lokasi yang akan dilaksanakan kegiatan display. Hingga bulan Juni 2014, sosialisasi kegiatan pendampingan PTT khususnya kegiatan display varietas telah dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Tengah, Mukomuko dan Seluma.

Apresiasi dan sosialisasi ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada calon petani pelaksana kegiatan display khususnya dan juga petani disekitar lokasi pelaksanaan display varietas mengenai prinsip dan teknis pelaksanaan display. Display dilakukan untuk memperbanyak titik dalam memperkenalkan dan mendekatkan teknologi baru berupa VUB padi dengan keunggulan tertentu. Teknologi akan mudah diterima jika memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah: secara ekonomi menguntungkan, secara teknis mudah dilaksanakan dan tidak bertentangan dengan kondisi sosial budaya serta peraturan daerah setempat.

Pelaksanaan display dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan SL PTT maupun mendahului pelaksanaan SL PTT tergantung dari situasi dan kondisi setempat (spesifik lokasi). Display dilaksanakan oleh petani/kelompok tani yang kooperatif, sehingga tujuan dari display dapat dicapai. Pada display ini hanya dibagikan benih VUB sedangkan saprodi lainnya disediakan oleh petani kooperator secara partisipatif.

Petani cepat mengadopsi varietas yang ideal yaitu produktivitas tinggi, tahan terhadap cekaman lingkungan dan OPT, serta rasa nasi yang enak/pulen. Banyak varietas yang mempunyai potensi hasil yang tinggi tetapi tidak tahan terhadap hama dan penyakit utama. Kondisi ini yang sering menghambat dalam proses adopsi karena petani tidak mau mengambil resiko yang tinggi.

4.2.4. Pelaksanaan Display VUB

Pelaksanaan display varietas diawali dengan Koordinasi ke Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten untuk menentukan rencana lokasi

(39)

dan petani pelaksana display VUB. Peninjauan lokasi display VUB untuk mengidentifikasi kelayakan dan potensi keberhasilan pelaksanaan VUB. Penentuan lokasi lokasi display dilaksanakan pada lahan irigasi, minimal lahan semi irigasi dan sudah menggunakan pupuk.

VUB Padi yang akan didisplaykan adalah varietas Inpari 14, 15,22 dan 23. Display VUB padi untuk kegiatan tahun 2014 hingga bulan Juni 2014 telah dilaksanakan di 4 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah, Seluma, Mukomuko, Kota Bengkulu dengan total seluas 22 hektar. Sedangkan untuk pelaksanaan display di Kabupaten Bengkulu Utara, Lebong dan Bengkulu Selatan akan dilaksanakan pada Bulan September 2014 (MT III). Jumlah unit dan luas display Varietas Unggul Baru (VUB) disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah unit dan luas display Varietas Unggul Baru (VUB) di Provinsi Bengkulu hingga Desember 2014

No Kabupaten/Kota Jumlah Unit Ha 1 Kota Bengkulu 1 3 2 Bengkulu Tengah 1 8 3 Seluma 1 8 4 Mukomuko 1 1 5 Bengkulu Selatan 1 1 6. Bengkulu Utara 1 6 7. Lebong 1 2 Jumlah 7 29

Sebelum kegiatan display dimulai, dilakukan pengukuran lahan dan pemetaan lokasi petani kooperator. Pengukuran lahan dimaksudkan agar rekomendasi penggunaan pupuk benar-benar akan sesuai dengan luas lahan yang dimiliki petani sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan pemberian pupuk. Selain pengukuran lahan juga dilakukan pemetaan lokasi display varietas. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah Tim dalam dalam melakukan evaluasi dan pemantauan kegiatan display. Peta lokasi beberapa kegiatan display varietas dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.

Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan display VUB padi petani diberikan pedoman pelaksanaan display VUB dalam bentuk petunjuk pelaksanaan display varietas. Dalam pelaksanaan display VUB, petani didampingi dan dikawal dalam hal pelaksanaan pengolahan lahan, penyemaian,

(40)

penanaman jajar legowo, pemeliharaan, panen serta komponen budidaya lainnya. Selain itu Tim Pendampingan PTT BPTP Bengkulu juga melakukan pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen hasil.

Kondisi pertanaman padi pada kegiatan display varietas berada dalam tahap yang beragam mulai yang masih dalam tahap tanam hingga pemupukan III. Realisasi pelaksanaan display VUB di Provinsi Bengkulu sampai Bulan Desember 2014 disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Realisasi pelaksanaan display VUB sampai 26 November 2014 pada masing-masing Kabupaten.

No. Lokasi/Kab. Varietas Produktivitas

(ton/ha)

1. Kota Bengkulu Inpari 15 7,17

2. Bengkulu Tengah Inpari 14 5,30

Inpari 15 5,50 3. Seluma Inpari 14 6,50 Inpari 15 6,46 Inpari 22 6,75 Inpari 23 6,70 4. Mukomuko Inpari 14 6,15

5. Bengkulu Utara Inpari 14 Belum panen

Inpari 15 Belum panen

Inpari 22 7,40

Inpari 23 Belum panen

6. Lebong Inpari 22 6,20

Inpari 23 5,40

7. Bengkulu Selatan Inpari 15 Belum panen

Inpari 23 Belum panen

Display di Kota Bengkulu dilaksanakan di lahan Balai Benih Kota Bengkulu Kelurahan Semarang Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Varietas yang di displaykan adalah Inpari 15 dengan label ungu. Lahan sawah menggunakan irigasi teknis. Produksi yang dicapai adalah 7,17 ton/ha.

Display varietas di Kabupaten Bengkulu Tengah dilaksanakan di Desa Taba Baru Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah. Lahan yang digunakan adalah lahan sawah irigasi setengah teknis seluas 8 hektar,

(41)

melibatkan 18 petani kooperator dengan jenis varietas yang didisplaykan adalah Inpari 14 dan 15 berlabel ungu.

Hasil identifikasi kebutuhan teknologi yang menunjukkan bahwa petani kooperator belum tersentuh teknologi menjadikan pendampingan dilakukan secara intensif. Teknologi yang diintroduksikan yaitu: a) Varietas Unggul Baru, b) benih berlabel dan bermutu, c) tempat persemaian yang luas, d) pengolahan tanah sempurna, e) bibit muda, f) tanam sedikit (1-3 per lubang), g) sistem tanam jajar legowo 4:1 dengan menggunakan caplak roda, h) pemupukan sesuai dengan rekomendasi KATAM, dan i) panen tepat waktu dengan penanganan pasca panen yang tepat.

Pada kegiatan pemyemaian petani didampingi dan diarahkan untuk mempersiapkan lahan persemaian seluas 2-4% dari luas lahan yang dimiliki. Selama ini lahan yang disiapkan oleh petani untuk kegiatan persemaian hanya sekitar 0,05% dari lahan yang dimiliki, hal inilah yang mengakibatkan benih tumbuh dengan lambat dan kecil.

Sebelum kegiatan tanam seluruh petani kooperator dijelaskan mengenai sistem tanam yang digunakan yaitu jajar legowo 4:1 dengan bantuan caplak roda. Berdasarkan data eksisting, lokasi display selama ini dalam usahataninya belum pernah sama sekali melakukan penanaman sistem tanam legowo, namun ada beberapa orang yang sudah melakukan sistem tanam lorong 6:1, 7:1 atau 8:1 selebihnya melakukan sistem tanam jajar biasa atau tak beraturan.

Umur bibit yang ditanam berkisar antara 15-18 hari dan ditanam dengan jumlah bibit 1-3 batang per lubang. Pemupukan menggunakan rekomendasi Kalender Tanam Terpadu untuk Kecamatan Taba Penanjung yaitu NPK Ponska 225 kg/ha dan Urea 175 kg/ha.

Produksi yang telah dicapai dikabupaten ini adalah : Inpari 14 (5,3 ton/ha) dan Inpari 15 (5,5 ton/ha). Dari pengamatan yang dilakukan, petani kooperator tetap akan menggunakan benih yang mereka hasilkan untuk penanaman berikutnya.

Display varietas di Kabupaten Seluma dilaksanakan di Kelurahan Rimbo Kedui dengan melibatkan 10 petani Kooperator di lahan sawah irigasi seluas 8 hektar. Varietas yang didisplaykan antara lain Inpari 14, 15 dan 23 yang berlabel ungu dan Inpari 23 yang berlabel putih.

(42)

Semua petani kooperator di Kabupaten Seluma telah menerapkan sistem tanam jajar legowo 4:1 namun ada beberapa yang tidak memberikan tanaman sisip. Pada kegiatan tanam, petani kooperator didampingi untuk menanam tanamam sisip dan menanam dengan arah maju agar pola tanam tidak terhapus. Dosis pemupukan yang digunakan di lokasi display berdasarkan rekomendasi kalender tanam terpadu MT II untuk Kecamatan Seluma Selatan yaitu pupuk urea 200 kg/ha, SP 36 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha atau setara dengan phonska 300 kg/ha dan urea 250 kg/ha.

Kegiatan display varietas di Kabupaten Mukomuko dilaksanakan di Desa Tirta Mulya Kecamatan Air Manjunto pada kelompok tani Jadi makmur seluas 1 hektar. Kegiatan ini dilaksanakan berdampingan dengan kegiatan litkajibangrap lainnya yang merupakan implementasi dari nota kesepahaman antara Pemerintah Daerah Mukomuko dengan badan Litbang Pertanian seperti kegiatan Model Pembangunan Pertanian Perdesaan Berbasis Inovasi (mP3BI), Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan Lestari (mAP2RL2) dan perbenihan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS).

Varietas yang didisplaykan adalah inpari 14 dengan melibatkan 2 petani kooperator. Kegiatan tanam tidak dilakukan secara serentak dikarenakan umur bibit belum mencukupi dan tenaga tanam yang terbatas. Sistem tanam yang iterapkan adalah sistem tanam legowo 2:1 dan 4:1. Rekomendasi pupuk yang digunakan terdiri dari dua sumber yaitu rekomendasi umum (NPK Phonska 250 kg/ha dan urea 200 kg/ha) dan rekomendasi kalender tanam (NPK Phonska 225 kg/ha dan urea 175 kg/ha). Tujuan perlakuan dua rekomendasi ini adalah untuk memvalidasi rekomendasi kalender tanam. Pemberian pupuk dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pemupukan I umur 7-14 hst (setengah dosis phonska dan sepertiga dosis urea), pemupukan II umur 25-30 hst (setengah dosis phonska dan sepertiga urea) dan pemupukan III umur 40-45 hst (sisa sepertiga urea)

Pengamatan tanaman yang dilakukan bersama dengan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) menunjukkan bahwa tanaman terserang hama penggerek batang, wereng dan sundep namun kerusakan yang diakibatkan masih dibawah ambang ekonomi yaitu + 2%. Pengendalian hama telah dilakukan dan hal ini juga didukung oleh Dinas Pertanian setempat yang memberikan bantuan pestisida kepada petani.

(43)

Dari keempat varietas yang telah ditanam, secara umum produksi yang dihasilkan adalah 6,46-6,75 ton/ha. Produktivitas keempat varietas tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok, walaupun pada pertanaman Inpari 14 dan Inpari 15 terdapat serangan penyakit blast. Secara umum keempat varietas ini memilik daya adaptasi yang cukup baik untuk dikembangkan di kabupaten ini.

Kondisi pertanaman kegiatan Display VUB di Kab. Bengkulu Utara tidak seragam, karena penanaman dilakukan tidak serentak. Beberapa petani kooperator telah panen. Semua petani kooperator di Kabupaten ini telah menerapkan sistem tanam jajar legowo 4:1 namun ada beberapa yang tidak memberikan tanaman sisip. Pada kegiatan tanam, petani kooperator didampingi untuk menanam tanamam sisip dan menanam dengan arah maju agar pola tanam tidak terhapus. Dosis pemupukan yang digunakan di lokasi display berdasarkan rekomendasi KATAM Terpadu. Dosis pupuk yang digunakan adalah : phonska 175 kg dan urea 150 kg.

Data panen yang telah terkumpul adalah Varietas Inpari 22 dengan Produktivitas 7,4 ton/ha. Sementara hasil panen dari petani lain masih belum ada datanya.

Kegiatan display varietas yang dilakukan di Kabupaten Lebong dengan menggunakan varietas Inpari 22 dan Inpari 23. Pemupukkan dilakukan dengan menggunakan rekomendasi dari KATAM Terpadu. Produktivitas Inpari 22 adalah 6,2 ton/ha dan Inpari 23 adalah sebanyak 5,4 ton/ha.

Di Kabupaten Bengkulu Selatan VUB yang ditanam adalah inpari 15 dan Inpari 23. Lokasi kegiatan adalah di desa Darat Sawah Kecamatan Seginim. Kondisi pertanaman berumur 2 bulan, namun tanaman terserang penyakit Blast. Pemupukkan dilakukan dengan menggunakan rekomendasi dari KATAM Terpadu.

4.2.5. Penyediaan Publikasi dan Penyampaian Materi Inovasi Teknologi PTT

Kegiatan pelatihan/narasumber sampai Bulan Desember 2014 dilaksanakan sebanyak 30 kali (tingkat provinsi dan kabupaten). Tingkat provinsi diselenggarakan oleh Dinas Pertanian sebanyak 8 kali, 1 kali

(44)

diselenggarakan di Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu. Tingkat kabupaten dilaksanakan sebanyak 31 kali (Tabel 9).

Tabel 9. Daftar kegiatan pelatihan/narasumber dalam rangka mendukung kegiatan pendampingan PTT di Provinsi Bengkulu periode Januari-Desember 2014 No Narasumber[nama] Lokasi [Kab] Materi/Tema Jml Peserta [orang]

1 Yong Farmanta Mukomuko Sosialisasi Kegiatan

Pendampingan PTT 2014 30 2 Yong Farmanta Provinsi

Bengkulu Inovasi teknologi PertanianTanaman Pangan

(DIGUNGLAI) 30 3 Yong Farmanta Bengkulu Utara Sosialisasi KATAM Terpadu

dan Komponen PTT 30 4 Yong Farmanta Bengkulu

Tengah Sosialisasi KATAM Terpadudan Komponen PTT 30 5 Yartiwi Rejang Lebong Sosialisasi KATAM Terpadu

dan Komponen PTT 30 6 Yartiwi Kepahiang Sosialisasi KATAM Terpadu

dan Komponen PTT 30 7 Nurmegawati Seluma Sosialisasi KATAM Terpadu

dan Komponen PTT 30 8 Nurmegawati Bengkulu

Selatan Sosialisasi KATAM Terpadudan Komponen PTT 30 9 Nurmegawati Kaur Sosialisasi KATAM Terpadu

dan Komponen PTT 30 10 Yong Farmanta Provinsi

Bengkulu Program/kegiatan BPTP dalamrangka Pencapaian Produksi Serealia (Padi dan Jagung) Tahun 2014

40

11 Yong Farmanta Provinsi

Bengkulu Program/kegiatan BPTP dalamrangka Pencapaian Produksi

Kedelai Tahun 2014 40 12 Yong Farmanta Kaur Peranan Sistem KATAM

Terpadu dalam Mendukung Produksi Padi 1 Juta Ton di Provinsi Bengkulu

25

13 Yuli Oktavia Provinsi

Bengkulu Komponen dan PemilihanTeknologi PTT Spesifik Lokasi Komoditi Serealia (Padi dan jagung)

50

14 Yong Farmanta Provinsi

Bengkulu Pemanfaatan Informasi Iklimuntuk mengatur Strategi Pola

dan Jadwal Tanam 50 15 Yong Farmanta Provinsi

Bengkulu Rekomendasi varietasKomoditi Tanaman Pangan yang tahan terhadap serangan penyakit tertentu, berdasarkan spesifik lokasi

50

16 Yong Farmanta Bengkulu

Gambar

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).
Tabel  3.  Daftar  kegiatan  koordinasi  antar  institusi  kegiatan  Pendampingan  PTT BPTP Bengkulu Periode Januari-Desember tahun 2014
Tabel 4. Nama, Bidang Keahlian dan lokasi penugasan LO.
Tabel 5. Data Teknologi Eksisting petani pelaksana display varietas di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari itu peneliti tertarik untuk meneliti apa motif sebab serta motif tujuan atas tindakan yang dilakukan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan psikososial lansia di Desa

YANG TELAH MEMPEROLEH IZIN DARI MENTERI KEUANGAN... Irwan

Gambar L4.2 Foto Rangkaian Peralatan Pembuatan Biodiesel 62 Gambar L4.3 Foto Rangkaian Peralatan Pembuatan Biodiesel 63 Gambar L4.4 Foto Proses Esterifikasi 63 Gambar L4.5

Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “EVALUASI

Lingkup penelitian meliputi pembuatan: paduan U-7Mo dengan teknik peleburan, pembuatan serbuk U-7Mo dengan dikikir dan hydride - dehydride - grinding mill, IEB U-7Mo/Al

Dari hasil analisis diatas dapat dinyatakan bahwa alat TGDTA yang berada di laboratorium Instalasi Radiometalurgi BATAN mampu digunakan untuk menganalis

Hasil dari penelitian ini: 1 Peran guru IPS dalam meningkatkan moral siswa dapat membentuk dan membangun sikap siswa kearah yang lebih baik dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan