• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Acuan Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kerangka Acuan Kerja"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PKSP-BD-05-2021

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Kerangka Acuan Kerja

TENAGA PENDUKUNG TEKNIS

BIDANG ANALIS GEOGRAFI LINGKUNGAN

(ANALISIS SPASIAL TATA LINGKUNGAN KEHUTANAN)

(2)

PKSP-BD-05-2021

I. LATAR BELAKANG

Konflik ruang merupakan salah satu penyebab terhambatnya pembangunan di Indonesia. Salah satu akar permasalahan dari konflik ruang diantaranya adalah tumpang tindih kebijakan serta tumpang tindih peta-peta tematik yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maupun penerbitan perizinan pemanfaatan ruang menggunakan standar dan referensi yang berbeda-beda. Pengurangan potensi konflik ruang ini dirancang Pemerintah melalui Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (PKSP) yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo dan tertuang dalam Paket Kebijakan Ekonomi VIII. PKSP adalah arahan strategis untuk menjalankan amanah UU No. 4/2011 tentang Informasi Geospasial yang kemudian dipertajam melalui Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000. PKSP dilaksanakan untuk memenuhi satu peta yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu standar, satu basis data, dan satu geoportal yang terdiri atas tiga kegiatan utama, yaitu kompilasi, integrasi, dan sinkronisasi.

Penyelesaian permasalahan tumpang tindih juga diakomodasi dalam UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengatur penyelesaian ketidaksesuaian tata ruang, kawasan hutan, izin dan/atau hak atas tanah. Melalui Undang-Undang Cipta Kerja, maka perencanaan hingga pemanfaatan ruang termasuk penyelesaian tumpang tindih kedepan mengintegrasikan ruang darat dan laut sehingga diharapkan pengelolaan potensi wilayah dapat dilakukan lebih terintegrasi. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 sebagai turunan UU Cipta Kerja memuat amanat-amanat pokok penyelesaian ketidaksesuaian baik permasalahan batas daerah, penyelesaian ketidaksesuaian rencana tata ruang, kawasan hutan, izin, konsesi, hak atas tanah dan/atau hak pengelolaan, termasuk didalamnya ketidaksesuaian dalam perencanaan ruang laut dan perizinan terkait kegiatan yang memanfaatkan ruang laut. Penyelesaian tumpang tindih diharapkan dapat menjamin legitimasi hukum, kepastian investasi, hak-hak masyarakat hingga keberlanjutan lingkungan yang selaras dengan pelaksanaan sinkronisasi Percepatan Kebijakan Satu Peta.

Dalam rangka penyelesaian permasalahan ketidaksesuaian khususnya terkait konflik agraria, Presiden Joko Widodo juga mengamanatkan program Reforma Agraria sebagai bagian dari Nawa Cita. Pelaksanaan Reforma Agraria dilakukan melalui: (a) penyediaan sumber Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA), termasuk melalui

(3)

PKSP-BD-05-2021

pelepasan kawasan hutan; (b) pelaksanaan redistribusi tanah, termasuk untuk pengembangan kawasan transmigrasi; (c) pemberian sertipikat tanah (legalisasi), termasuk untuk kawasan transmigrasi yang penempatan sebelum tahun 1998; dan (d) pemberdayaan masyarakat penerima TORA. Melalui reforma agraria diharapkan dapat memberikan kepastian hukum masyarakat atas kepemilikan aset untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomi produktif serta peningkatan kesejahteraan keluarga. Redistribusi TORA juga sekaligus bertujuan mengurangi ketimpangan dalam penguasaan lahan, menyelesaikan konflik agraria, sumber kemakmuran untuk rakyat, dan sekaligus menciptakan lapangan kerja.

Mengingat pentingnya program Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang sekaligus Reforma Agraria, dibutuhkan pelaksanaan dan percepatan program di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Terkait dengan pelaksanaan kegiatan tersebut keberadaan Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Kehutanan) diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugas sesuai dengan petunjuk dan tata cara dukungan administrasi yang telah disusun, antara lain: mengumpulkan, mempelajari serta menelaah bahan-bahan dan/atau rekomendasi kebijakan terkait Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Reforma Agraria, menyusun konsep bahan kajian kebijakan, melakukan pemantauan permasalahan kebijakan, memberikan dukungan teknis dan subtansi kegiatan rapat koordinasi antar Kementerian/Lembaga/Pemerintah, membuat laporan berdasarkan hasil kerja, serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan unit organisasi.

II. TUJUAN DAN SASARAN 2.1. Tujuan

Tujuan dari diadakannya Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Geografi Lingkungan (Analisis Spasial Tata Lingkungan Kehutanan) adalah mendukung dalam menyiapkan bahan dan data-data tipologi permasalahan tumpang tindih pada kegiatan kompilasi, integrasi dan sinkronisasi PKSP serta Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang, menyusun rencana aksi terkait pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Reforma Agaria, menyiapkan dukungan subtansi dan

(4)

PKSP-BD-05-2021

teknis dalam rapat koordinasi, mempelajari serta menelaah bahan-bahan penyiapan rekomendasi kebijakan terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan untuk Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Program Reforma Agraria.

2.2. Sasaran

Sasaran Tenaga Pendukung Pendukung Teknis Bidang Analis Geografi Lingkungan (Analisis Spasial Tata Lingkungan Kehutanan) adalah membantu:

a) Teridentifikasinya permasalahan dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Program Reforma Agraria; b) Teridentifikasinya strategi kebijakan terkait aspek kehutanan dan tata

kelola kawasan hutan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Program Reforma Agraria;

c) Tersusunnya rekomendasi kegiatan yang dapat dilakukan berdasarkan aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan terhadap kegiatan yang akan dilakukan dalam Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Program Reforma Agraria; d) Terformulasikan metode teknis tumpang tindih dan penyelesaian

permasalahan ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dalam sinkronisasi; e) Terlaksananya kegiatan koordinasi terkait sinkronisasi data spasial baik

dengan Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah;

f) Tercapainya Peta Informasi Geospasial Tematik yang tersinkronisasi; g) Tersusunnya rekomendasi kegiatan berdasarkan Analisa Kehutanan

untuk Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Program Reforma Agraria;

(5)

PKSP-BD-05-2021 III. KELUARAN

Keluaran Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Geografi Lingkungan (Analisis Spasial Tata Lingkungan Kehutanan) Percepatan Kebijakan Satu Peta adalah laporan pelaksanaan penugasan yang diberikan oleh Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pertanahan selaku Wakil Ketua Satuan Tugas 1 Sekretariat Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta.

IV. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

a) Mengumpulkan bahan-bahan kerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas sinkronisasi pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Program Reforma Agraria, dengan tahapan:

1. Mencari dan mempelajari bahan-bahan kerja terkait pelaksanaan program berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin dan/atau Hak Atas Tanah, pelaksanaan Kebijakan Satu Peta berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2016 dan revisi Perpresnya, pelaksanaan Reforma Agraria berdasarkan Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2018 dan pelaksanaan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH) Perpres No. 88 Tahun 2017;

2. Merencanakan kegiatan yang diperlukan untuk penyelesaian target program; 3. Mengidentifikasi permasalahan dan hambatan yang memengaruhi

pelaksanaan program;

4. Merumuskan penyelesaian permasalahan dan hambatan serta kebijakan dalam pelaksanaan program terkait aspek aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan.

b) Mempelajari dan menyiapkan bahan-bahan untuk rekomendasi kebijakan untuk Percepatan Kebijakan Satu, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Reforma Agraria sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk memperlancar pelaksanaan tugas, dengan tahapan:

1. Mengidentifikasi dan mempelajari kebijakan/regulasi atau peraturan perundangan terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan yang memerlukan langkah sinkronisasi dan koordinasi kebijakan.

(6)

PKSP-BD-05-2021

2. Membantu menyiapkan bahan analisis, menelaah pelaksanaan serta menelaah kebijakan/regulasi atau peraturan perundangan terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan;

3. Mengkonsultasikan kepada pimpinan hasil/temuan kebijakan terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan dalam pelaksanaan program yang perlu ditindaklanjuti;

4. Melakukan analisa spasial dan konflik pemanfaatan ruang terhadap Informasi Geospasial tematik (IGT) bidang kehutanan, diantaranya; IGT Penunjukan dan Penetapan Kawasan Hutan; IGT Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), IGT Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru, IGT Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUP-HHK), IGT Izin Pengelolaan Hutan Perhutanan Sosial, IGT Izin Pemanfaatan Kawasan Hutan (IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, IUPHHK-RE), IGT Hutan Adat dan IGT Indikatif Alokasi Kawasan Hutan untuk Penyediaan Sumber TORA.

5. Melakukan analisa aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan secara spasial dalam Sinkronisasi Percepatan Kebijakan Satu Peta.

c) Menyiapkan dan menyusun konsep kajian kebijakan di Bidang Geografi Lingkungan terkait isu pelaksanaan Sinkronisasi Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Program Reforma Agraria berdasarkan hasil pembahasan/telaah sebelumnya dan prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas, dengan tahapan:

1. Mengumpulkan bahan-bahan untuk penyusunan konsep kajian kebijakan di terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan;

2. Melakukan analisis penyelesaian permasalahan tumpang tindih pemanfaatan ruang dalam Percepatan Kebijakan Satu Peta dan penyelesaian konflik agraria dalam Program Reforma Agraria;

3. Melakukan telaah kebijakan dan regulasi terkait Konflik Kehutanan dengan Hak Atas Tanah, Pertambangan dan Tata Ruang yang menjadi salah satu komponen dalam Percepatan Kebijakan Satu Peta dan Reforma Agraria; 4. Melakukan penyelesaian permasalahan yang timbul (debottlenecking) dalam

rangka pelaksanaan program Percepatan Kebijakan Satu Peta dan Reforma Agraria;

5. Mengkonsultasikan konsep awal kajian kebijakan terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan;

(7)

PKSP-BD-05-2021

6. Menyempurnakan redaksional konsep kajian kebijakan;

7. Menyajikan kepada pimpinan untuk finalisasi konsep kajian kebijakan.

d) Melakukan pemantauan permasalahan kebijakan di Bidang Geografi Lingkungan terkait isu pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta, Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Program Reforma Agraria sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mengidentifikasi isu di Lingkungan, dengan tahapan:

1. Mengidentifikasi permasalahan terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan;

2. Melakukan pendalaman subtansi dan mengkonsultasikan alternatif pemecahan masalah berbasis kebijakan kepada atasan;

3. Menyusun laporan hasil telaah atas permasalahan dan pelaksanaan kegiatan terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan;

4. Menyampaikan kepada pimpinan untuk mendapatkan arahan lebih lanjut. e) Menyiapkan dukungan teknis dan subtansi kegiatan pelaksanaan rapat dengan

unit Kementerian/Lembaga terkait aspek kehutanan dan tata kelola kawasan hutan, diantaranya:

1. Menyiapkan bahan paparan/presentasi untuk paparan Menteri, Eselon I/II dan/atau Sekretariat Percepatan Kebijakan Satu Peta/ Reforma Agraria dalam kegiatan Rapat Terbatas, Rapat Koordinasi dan agenda Rapat lainnya;

2. Membuat konsep desain (infografis) dan finalisasi bahan paparan/presentasi; 3. Menyiapkan talking point, drafting maupun notulen/laporan/risalah rapat

berdasarkan hasil pembahasan bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait; 4. Menyajikan notulen/laporan/risalah rapat kepada Pimpinan untuk bahan yang

akan ditindaklanjuti;

5. Melakukan monitoring dan tindak lanjut kebijakan/kesepakatan rapat dan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.

f) Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada pimpinan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan tahapan:

1. Menyiapkan bahan laporan sesuai dengan hasil kerja; 2. Membuat konsep laporan hasil pelaksanaan tugas; 3. Mengkonsultasikan konsep laporan kepada atasan; 4. Melakukan finalisasi laporan pelaksanaan tugas.

(8)

PKSP-BD-05-2021

g) Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatannya untuk disampaikan kepada pimpinan langsung dengan tahapan:

1. Mempelajari laporan pelaksanaan tugas atau hasil kerja

2. Menelaah permasalahan yang ada dalam laporan pelaksanaan tugas

3. Memberikan masukan/saran yang dapat memberikan kemajuan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

h) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan unit organisasi berdasarkan ketentuan/peraturan yang berlaku baik lisan maupun tertulis untuk kelancaran pelaksanaan tugas dengan tahapan:

1. Menerima dan memahami penugasan lisan ataupun tertulis; 2. Mempelajari tugas yang diberikan;

3. Menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan kapasitasnya;

(9)

PKSP-BD-05-2021

V. KEBUTUHAN TENAGA PENDUKUNG TEKNIS

Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan 1 (satu) orang Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Geografi Lingkungan (Analisis Spasial Tata Lingkungan Kehutanan) Percepatan Kebijakan Satu Peta yang akan bekerja secara fulltime sesuai jam kerja yang berlaku di Kemenko Perekonomian.

a. Kualifikasi Teknis:

1) Pendidikan minimal S1 Jurusan Geografi Lingkungan/ Kehutanan/Manajemen Hutan;

2) Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dengan IPK minimal 3,00 (skala 4.00);

3) Pria/Wanita Usia minimal 21 tahun dan maksimal 35;

4) Memiliki kemampuan analisis spasial dan mahir mengoperasikan Aplikasi Pemetaan (ArcGIS) serta Microsoft Office;

5) Memiliki kemampuan analisis terhadap isu penataan kawasan hutan, lingkungan hidup, pengembangan wilayah, kebijakan dan/atau regulasi strategis nasional;

6) Memiliki kemampuan komunikasi publik;

7) Memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik; 8) Mampu bekerja independen dan efektif dalam tim;

9) Memiliki kemampuan pengolahan infografis atau pengolahan menggunakan PowerBI dan/atau aplikasi database lainnya dapat menjadi nilai tambah.

b. Kelengkapan Administrasi:

Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Geografi Lingkungan (Analisis Spasial Tata Lingkungan Kehutanan) Percepatan Kebijakan Satu Peta harus menyampaikan berkas kelengkapan administrasi sebagai berikut:

1. Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae); 2. NPWP (sesuai dengan Perpres 54/2010);

3. Fotokopi legalisir Ijazah/ Surat Keterangan Lulus dan Transkrip Nilai; 4. Fotokopi KTP;

5. Surat Keterangan Pengalaman Kerja (jika ada); 6. Fotokopi Slip Gaji Terakhir/Payroll (jika ada);

(10)

PKSP-BD-05-2021

VI. DURASI/ PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan sebagai Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Sistem Informasi Geospasial Percepatan Kebijakan Satu Peta adalah 9 (sembilan) bulan, dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan mulai dari April 2021 sampai dengan Desember 2021.

Bukti melaksanakan pekerjaan sebagai Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Geografi Lingkungan (Analisis Spasial Tata Lingkungan Kehutanan) Percepatan Kebijakan Satu Peta adalah Capaian Kinerja Tenaga Pendukung setiap bulannya sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Nomor: SE-40/SET.M.EKON.4/12/2020 tanggal 10 Desember 2020 tentang Tenaga Pendukung di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

VII. PEMBEBANAN BIAYA

Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Teknis Bidang Analis Geografi Lingkungan (Analisis Spasial Tata Lingkungan Kehutanan) Percepatan Kebijakan Satu Peta dibebankan pada Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Tahun Anggaran 2021

Jakarta, Maret 2021

Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pertanahan selaku Wakil Ketua Satuan Tugas 1 Sekretariat Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta

Dodi Slamet Riyadi

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengkaji adanya dukungan sistem manajemen mutu, kedisiplinan siswa, pelayanan guru dan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah di SMK Kota Surakarta baik secara

Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berbantuan komputer dengan model e-learning berbasis website MOODLE sebagai upaya meningkatkan prestasi

No Propinsi PDAM Kinerja Tahun Buku 2014 1 Bali PDAM Kabupaten Buleleng SEHAT 2 Bali PDAM Kabupaten Gianyar SEHAT 3 Bali PDAM Kabupaten Karangasem SEHAT 4 Bali

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dalam bentuk personal yang dilaksanakan oleh interviewer yang dalam hal ini adalah peneliti kepada para

Makanan berbasis sagu Bebas Gluten Pati Tahan Cerna Prebiotik Rendah IG Menjaga kadar kolesterol sehat Pencegahan kanker kolon RESEARCH SHOWS. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk

Oricntasi serba materiil ekonomi ini mendorong mereka bersikap tcrtutup (ekslusiQ menghadapi lantangan yang datang. Bersamaan dengan mcnurun- nya kondisi sosial, ekonomi dan budaya,

Sebagai sebuah perusahaan yang berdiri dalam yuridiksi hukum Indonesia, Bank harus selalu tunduk terhadap segala peraturan hukum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

Belanja Modal Pengadaan Peralatan