• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS IMPEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN WUDHU BAGI REMAJA DI DESA KALILEMBU KARANGDADAP PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS IMPEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN WUDHU BAGI REMAJA DI DESA KALILEMBU KARANGDADAP PEKALONGAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

62

KARANGDADAP PEKALONGAN

A. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Yang Terkandung dalam Praktik Wudhu Wudhu merupakan salah satu prasyarat seseorang untuk memperoleh kesucian dari hadas kecil. Hukum dasar wudhu adalah sunnah, namun bisa menjadi wajib jika disandingkan dengan ibadah shalat fardhu. Wudhu memiliki nilai-nilai pendidikan yang sangat penting bagi orang yang melakasanakan wudhu, seperti memperoleh ketenangan jiwa, anggota tubuh jadi bersih, dan banyak manfaat yang akan dihasilkan dari kegiatan berwudlu.

Nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil dari kegiatan berwudlu adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Ibadah

Tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, baik ibadah yang berhubungan dengan Allah SWT (hablumminallah) atau ibadah yang berkaitan dengan sesama manusia (hablumminannas).

Praktik wudhu memiliki nilai pendidikan ibadah, karena wudhu merupakan salah satu hal yang diajarkan rasulullah Saw sebelum melaksanakan shalat fardhu. Rasulullah saw. sebagai utusan Allah memiliki peran sebagai hujjah terhdapa hukum islam yang bernilai ibadah bagi orang

(2)

yang meneladaninya. Wudhu mampu melebur dosa yang dilakukan oleh manusia melalui anggota badannya.

Oleh karena itu orang yang melaksanakan wudhu berarti mengikuti ajaran Rasulullah Saw. yang memiliki nilai ibadah, sehingga orang tersebut akan mendapat pahala dari perbuatan baik yang dilakukannya dan akan diampuni dosanya, dalam hal ini adalah kegiatan berwudhu.

2. Pendidikan Keimanan

Pendidikan iman merupakan pendidkan yang mengikat anak dengan dasar-dasar keimanan sejak ia mengerti, membiasakanya dengan rukun Islam sejak ia memahami dan mengajarkan kepada dasar-dasar syariat sejak usia tamyiz.

Orang yang melakukan kesalahan, jiwanya akan terdorong untuk menyudahi kesalahannya dan bertaubat. Ini terjadi karena jiwa merasa terikat dalam perjanjian seorang hamba dengan sang penciptanya untuk kembali kejalan yang lurus dan tidak akan mengulangi kesalahan-kesalan sebelumnya yang telah dilakukan. dengan demikian orang yang akan mendekatkan dirinya kepada Allah Swt. terlebih dahulu orang itu mensucikan dirinya dengan wudhu, dengan berwudhu kesucian yang kita peroleh dari wudhu tidak hanya sebatas kesucian lahiriah anggota badan, tetapi juga kesucian batiniahnya. Pada lahiriahnya tangan yang kita basuh, muka yang kita sucikan, tetapi dalam batinnya hatilah yang kita basuh itu, bukan air yang kelihatan ini, tetapi dibasuh dengan air taubat, yaitu kembali kepada Allah dengan menyesali perbuatan-perbuatan yang telah lalu, serta

(3)

berjanji kepada diri sendiri bahwa tidak akan mengerjakan perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya.

Jadi inilah makna wudhu kita. Wudhu adalah sebuah komitmen suci untuk mengendalikan diri agar menjadi orang bertaubat dari segala kesalahan kemanusiaan kita, bersih dari keinginan yang keji dan merugikan orang lain, serta komitmen untuk selalu bertaubat dan menghasilkan karya yang bermanfaat untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Karena itu, sesuai wudhu kita diajari untuk berdoa’. Sehingga dalam berwudhu kalau orang yang mendekat dengan Allah justru iman kita akan bertambah bila kita itu jauh dari dzikir atau doa’ maka iman kita akan semakin menipis. Karena dalam wudhu banyak dzikir atau doa’ yang dibaca itu tanda pendekatan kita kepada Allah Swt. bahwa di dalam wudhu, setelah kita selesai wudhu kita disunnahkan membaca doa’ yang mana doa’ sesudah wudhu tersebut memberikan penegasan kepada kita bahwa wudhu itu untuk memperoleh tiga hal yaitu bertaubat atas segala hal yang selama ini kurang bagus. Karena itu lantas mohon menjadi orang yang disucikan dari berbagai kekurangan tersebut. Dan akhirnya, memohon untuk dijadikan sebagai orang-orang orang yang banyak berbuat kebaikan atau orang-orang yang beribadah dalam keikhlasan, alias orang-orang yang shaleh.

Sebagaimana yang dikatakan Tata Arianto dalam wawancara, mengatakan bahwa Yo ono, misal pak shalat orak wudhu yo rak sah shalate,

(4)

wudhu biso dadeke sehat juga, karo iman misal wudhu shalat yo berarti

percoyo karo gusti Allah, berdoa’ dan sebagainya. 1

Hal yang sama juga dikatakan oleh Sopikhin yaitu:

“Ya sangat pengaruh kerena wudhu itu bersangkut paut dengan segala macam aspek kehidupan. Terutamanya wudhu itu kalau di niati ibadah yo dadine ibadah itu kan tergantung macam-macam niatnya, kalau dengan iman wudhu secara terus menerus itu bisa mejadikan atine bersih, lalu beriman, dan taqwa, dengan kesehatan wudhu biso gawe wajahe bersinar, seger atine resik, dengan akhlah menjadi baik, biso mensucikan jiwa, bisa membuat marah itu semakin hilang kalau

melakukan wudhu”.2

Hal demikian juga dikatakan oleh Sakinah yaitu Ono, kalau mau shalat harus wudhu orak wudhu yo rak sah, karo iman pedek karo gusti Allah, karo kesehatan wajahe seger, karo Akhlak yo kelakuane dadi apik, karo

jiwa yo dadi tenang jiwane, karo emosi orak jengekelan.3

3. Pendidikan Kesehatan Jasmani

Wudhu yang dilakukan berulang-ulang merupakan dasar kebersihan individu yang meliputi kebersihan semua anggota tubuh yang terlihat jelas dan yang paling banyak bersentuhan dengan segala sesuatu di luar tubuh. Wudhu salah satu upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah-daerah yang dibasuh air wudhu seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing, termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.

Kalau kita amati cara beristinja’ dan berwudhu, maka kita memahami yang dibersihkan itu adalah bagian-bagian yang memang potensial penyakit.

1 Tata Arianto, Pelajar, Wawancara Pribadi, Minggu 11 Oktober 2015. 2 Sopikhin, Pelajar, Wawancara Pribadi, Senin 12 Oktober 2015. 3 Sakinah, Pelajar, Wawancara Pribadi, Senin 12 Oktober 2015.

(5)

Dalam beristinja’, kita membersihkan anggota badan yang sering mengeluarkan kotoran baik yang kecil maupun yang besar. Sedangkan dalam berwudhu, diajari untuk membersihkan bagian-bagian yang terbuka dan sering berinteraksi dengan berbagai macam penyakit di sekitarnya.

Jadi dalam berwudhu anggota badan yang kita bersihkan di antaranya muka, tangan, kepala, kaki dan sebagainya yang sudah di bahas sebelumnya. Muka misalnya adalah bagian tubuh yang terbuka untuk terkena debu, pancaran cahaya sinar matahari, udara kering, dan keringat terus menerus. Maka akan sangat baik kalau kita membersihkan bagian ini.

Orang yang sering berwudhu dengan baik dan bersih, mukanya akan bertampak bercahaya. Bersih dari debu, sehingga pori-pori wajahnya manjadi terbuka secara sehat. Selain itu kulit yang sering terkena air akan lembab dan lentur, terhindar dari kekeringan yang berlebihan. Menjaga kulit dari penuaan dini pada wajahnya.

Seperti yang dikatakan oleh Tata Arianto yaitu wudhu itu pernahe kerosone yo wajahe dadi seger nek wes shalat nko ditinggal turu adem

tentrem.4

Selain itu wudhu juga dapat menghilangkan penyakit kulit. Berbagai macam penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa munculnya penyakit kulit disebabkan oleh rendahnya kebersishan kulit. Karena itu orang yang memiliki aktivitas padat (terutama di luar ruangan) di sarankan untuk sering

(6)

mungkin membasuh atau mencuci anggota badanya yang terbuka, seperti kepala, muka, telinga, hidung, tangan, dan kaki.

Jadi wudhu bagi kesehatan jasmani kita sangat pengaruh. bahwa wudhu dapat menyehatkan badan jasmani kita seperti menghilangkan kotoran-kotoran yang ada pada tubuh kita dan menghilangkan penyakit kulit. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa praktik wudhu yang kita lakukan sangat berpengaruh. wudhu nampaknya sepele dan mudah dilakukan. Ternyata dibalik kemudahan wudhu, wudhu dapat menghilakan kotoran dan najis yang melekat pada anggota wudhu tubuh kita dan bahkan wudhu bisa menghilangkan penyakit kulit.

Sebagaimana yang dikatakan Sopikhin dalam wawancara, mengatakan bahwa biso, sebab biso membuat wajah bersinar, bisa menghilangkan kotoran, koyo maune gudiken dadine ilang. Podone yo gampange

menghilangkan penyakit kulit.5

Hal demikian juga dikatakan oleh Tata Arianto yaitu Biso, wajahe dadine putih, padang asale keno banyu teros awake resik. Yo ono seng secara kesehatan ki seng bagian ngisor bagian gok usus nek nanggon wudhu seng biso ngilangke kotoran nang gok kono gok ususe yo melalui

wdhu seng biso ngilangi dadi nko jerone biso resik atine.6

5 Sopikhin, Pelajar, Wawancara Pribadi, Senin 12 Oktober 2015. 6 Tata Arianto, Pelajar, Wawancara Pribadi, Minggu 11 Oktober 2015.

(7)

4. Pendidikan Kesehatan Rohani

Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini. Kemana saja kaki ini gentayangan setiap hari. Jadi, anggota badan yang dibasuh ketika berwudhu ialah daerah yang paling sering untuk melakukan dosa.

Hasil wawancara penulis dengan masyarakat menjelaskan bahwa praktik wudhu yang kita lakukan bahwa daerah-daerah yang sering dibasuh air wudhu memang daerah yang paling sering melakukan dosa seperti hidung, muka, kedua tangan, kepala, telinga dan kaki. Anggota-anggota inilah sering melakukan dosa. Sehingga dengan berwudhu dosa-dosa yang kita lakukan pada anggota-anggota tubuh kita akan hilang dengan cara berwudhu.

5. Pendidikan Psikologis

Sebagaimana membasuh kedua kaki dengan disertai pijatan dengan cara mengurut dengan cara yang baik juga melindungi kulit di area ini. Seperti mencuci wajah, kedua tangan dan kaki serta memijat anggota-anggota badan tersebut terhitung sebagai upaya mengaktifkan kembali aliran darah di pembulu darah di bawah kulit. Dan ini tercermin pada keaadaan psikologis orang yang beriman, sehingga bertambahlah kedamaian dan ketenangannya. Dan demikian pula dia akan selamat (terbebas) dari

(8)

bertumpuknya emosi psikologis yang buruk. Maka jelas pengaruh baik air, bagi manusia selama berwudhu dapat menghilangkan stres dan kecemasan. 6. Pendidikan Akhlak

Bahwa wudhu merupakan faktor pendukung dari shalat. Oleh karena itu setiap muslim yang ingin melakukan hal-hal yang fardhu atau sunnah maka dianjurkan untuk berwudhu. Begitu juga ketika orang Islam hendak menyentuh Al-Qur’an alangkah baiknya berwudhu terlebih dahulu untuk menghormati firman Allah Swt. Sehingga ketika seorang hamba untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya maka dalam keadaan suci

Pendidikan akhlak berkaitan erat dengan perilaku seseorang sehari-hari. Kebiasaan yang dilakukan seorang individu tanpa adanya proses berpikir meruapakan bentuk akhlak yang nyata. Wudhu merupakan bentuk dari kebiasaan seseorang ketika akan melaksanakan ibadah baik sunah maupun wajib. Dari gereakan wudhu yang baik, benar dan teratur mencerminkan perilaku yang taat terhadap aturan yang ada, menggambarkan kerendahan hati, dan menunjukkan rasa hormat manusia ketika akan melaksanakan kegiatan yang suci, berbeda dengan wudhu yang dilakukan sekadar melaksanakan kebiasaan saat akan beribadah, tanpa memperhatikan adab dan rukun dalam melaksanakan wudhu maka seseorang itu tidak akan memperoleh manfaat dari wudhu. Hal ini mengindikasikan bahwa seorang remaja yang tidak teratur saat melaksanakan wudhu seperti bergurau dan mengobrol meunjukkan perilaku

(9)

ketidak taatan serta tidak memiliki rasa hormat terhadap amalan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT.

7. Pendidkan Menahan Amarah

Manusia sebagai makhluk yang memiliki perasaan seringkali merasa tersinggung dan marah ketiga mendengar atau menghadapi suatu masalah. Perasaan marah harus segera dihilangkan, sebab marah bersumber dari api, dan api merupakan asal mula setan. Rasulullah memberikan tahapan untuk meredam amarah dengan beberapa tahap, yaitu dengan melafalkan ta’awudz untuk memohon perlindungan Allah dari setan, diam, mengambil posisi lebih rendah dan selanjutnya mengambil air wudhu.

Air wudhu yang dibasuhkan ke anggota tubuh dapat menenangkan saraf-saraf yang tegang akibat aktifitas sehari-hari, sehingga jiwa menjadi tenang dan tenteram setelah seseorang melakukan wudhu dan akan semakin tenang ketika seseorang membersihkan badan dengan mandi.

B. Analisis Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Wudhu Bagi Remaja Di Desa Kalilembu Karangdadadap Pekalongan

Masa remaja merupakan masa proses pencarian jatidiri. Dalam proses tersebut terjadi banyak gejolak dalam dirinya. Pengetahuan agama yang sudah semestinya harus tertanam bagi remaja supaya memiliki bekal bagi dirinya kelak. Maka pengetahuan agama sangatlah berperan penting bagi remaja seperti shalat kepada Allah Swt. Orang yang ingin melakukan ibadah kepada Allah dianjurkan untuk melukan wudhu terlebih dahulu. Karena wudhu menjadi sahnya shalat seseorang. Dengan kata lain, orang yang akan

(10)

melaksanakan suatu shalat itu harus dalam keadaan suci, baik suci dari hadast kecil maupun besar. Namun demikian wudhu tidakhanya diperuntukan ketika hendak menjalankan ibadah shalat. Sebagai umat muslim kita dianjurkan untuk menjaga wudhu meskipun tidak dalam keadaan hendak melakukan ibadah shalat. Karena dengan wudhu akan senantiasa terjaga kesucian diri, terjaga dari kotoran-kotoran yang menempel ditubuh kita, jiwa akan merasa tentram, tenang, wajah menjadi segar, shalat akan lebih khusu’, iman akan meningkat dan akhlak akan menjadi baik.

Hal ini sudah seharusnya menjadi sesuatu yang harus diketahui oleh remaja agar dalam melaksanakan beribadah kepada Allah itu harus dalam keadaan suci. Adapun kecenderungan remaja untuk berpikir mengenai soal-soal agama tidak ada salahnya. Sebab, remaja telah menerima sebagian konsep dan adat-adat agama pada fase kanak-kanak dan puber, dan mempraktikan ibadah sesuai dengan kemampuannya. Hanya saja, kalau sebelumnya dia menerima hal-hal tersebut dengan meniru-niru, sekarang dia ingin menambahnya dengan keimanan, dengan memakai akal untuk memahami masalah-masalah agama.7

Pendidikan ibadah merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh keridhaan Allah serta menundukan jiwa kepada-Nya. Pendidikan ibadah

Berwudhu menghasilkan kebersihan anggota badan yang di basuh, kemudian yang pokok dan terpenting ialah menunaikan kewajiban sebagai

7 Sayyid Muhammad Az-Za’balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu Jiwa, (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), hlm.83-84.

(11)

syarat sahnya shalat yang kita laksanakan, sehingga berwudhu merupakan suatu amal ibadah yang kita tunaikan untuk Allah semata-mata.8 Ibadah shalat wajib yang setiap hari dikerjakan dan ibadah lainnya merupakan ritualitas ibadah muslim dalam rangka menghambakan diri kepda Allah.

Hal demikian sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan para remaja di Desa kalilembu, mereka mengatakan bahwa berwudlu dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku bagi remaja dalam segala hal. Seperti pernyataan dari Sopikhin bahwa berwudlu itu bisa menjaga diri dari hal yang negatif, perilakune apik, membuat orang itu terjaga dari yang tidak baik menjadi baik, bisa mencegah maune ngelakoni maksiat dadi orak

ngelakoni maksiat, dan menjaga diri dari kotoran.9

Hal yang senada juga dikatakan oleh Sakinah mengatakan bahwa Yo biso Akhlake dadi apik, jiwane tentrem. Tata Arianto juga mengatakan Yo biso, kalau seng biasa wudhu bakale perilakune apik. Yo seng orak tau

wudhu yo orak.10 Dipertegas dengan pernyataan dari Bapak Ky. Roqib beliau

adalah salah satu tokoh masyarakat di Desa Kalilembu yaitu:

“Perkembangan remaja maju mundurnya saat-saat ini sebenarnya sangat pengaruh dengan adanya lingkungan atau pergaulan lingkungan. Cuman karena ditanamnya rohani itu diperkuat maka akhirnya kedepannya lebih baik untuk kemajuan bocahe. Intine yo biso membuat kearah yang lebih baik soale kan sebelum diajarkan babakan wudhu istilahnya nanggone sunnah, syarat, rukunnya itu kan dalam berwudhu itu mengandung banyak pelajaran-pelajaran seng biso kito ambil diantarane yo tentang akhlak dan sebagainya. Sebelumnya itu diantarane babakan wudhu bisa memberikan penjelasan-penjelasan

8

Zahri ahmad, Peribadatan dalam Agama Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1980), Cet I, hlm. 45.

9 Sopikhin, Pelajar, Wawancara Pribadi, Senin 12 Oktober 2015. 10 Sakinah, Pelajar, Wawancara Pribadi, Senin 12 Oktober 2015.

(12)

menegenai babakan akhlah nantinya itu bisa memepengaruhi kearah

akhlak yang lebih baik”.11

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang sering melakukan wudhu perilakunya akan menjadi baik, menjaga diri dari hal yang negatif, membuat orang itu terjaga dari yang tidak baik menjadi baik, menjaga diri dari kotoran, akhlaknya menjadi bagus, jiwanya menjadi tentram, sopan, jiwanya menjadi sejuk dan pikirannya menjadi damai. bahwa wudhu yang dilakukan lima kali sehari dapat mempengaruhi perkembangan remaja dan dapat mempengaruhi perilakunya kearah yang lebih baik bagi kehidupan sehari-hari.

Dengan berwudlu kita mensucikan badan kita, mencuci mulut, mencuci kaki dan tangan, mencuci hidung dan mata kita, itu hanya sekedar perbuatan lahir saja. Tetapi maksud yang sebenarnya bukanlah hanya sekedar suci yang lahir itu, melainkan supaya anggota batin kita disucikan seluruhnya.

Referensi

Dokumen terkait

Dari faktor pendukung di atas kiranya dapat menjadi kunci keberhasilan dalam pendidikan karakter melalui kedisiplinan siswa di SMP Negeri 2 Pekalongan, karena

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa tujuan pendidikan akhlak pada keluarga buruh batik di desa Sepacar kecamatan Tirto mempunyai

Hal ini juga yang menjadi ciri keluarga Rifa’iyah Desa Paesan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan sehingga dalam membentuk akhlaqul karimah yang

Untuk mewujudkan upaya pembangunan pemerintah desa tersebut, maka seharusnya tidak hanya di dukung oleh pembangunan sarana dalam bentuk fisik saja, tetapi

pendidikan akhlak anak dalam keluarga nelayan di Desa Pecakaran yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya, yaitu anak diajarkan agar bisa menjaga dirinya

Dengan demikian, hal ini menunjukkan adanya ketekaitan antara persepsi remaja terhadap kegiatan keagamaan di desa Pakumbulan dukuh Klekor Wetan dengan peran aktif