• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 Hal / 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 Hal / 1"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan daerah merupakan proses dimana pemerintah daerah maupun masyarakat secara bersama-sama mengelola sumber daya – sumber daya yang ada. Pemerintah daerah dengan sector swasta membentuk pola kemitraan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) di dalam wilayah tersebut. Proses pembangunan sebenarnya merupakan suatu perubahan sosial budaya yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri tergantuk kepada manusia dan struktur sosialnya, jadi bukan hanya sebagai usaha pemerintah semata. Pembangunan memiliki berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan antar daerah, antar sub daerah serta antar wargamasyarakat demi pemerataan dan keadilan. Pembangunan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, serta menciptakan atau menambah lapangan kerja. Pembangunan juga ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah, serta mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa datang (berkelanjutan). Pembangunan daerah merupakan bagian internal dan integral dari pembangunan nasional. Namun pencapaian keberhasilan pembangunan daerah harus benar-benar memperhatikan kebutuhan, kondisi daerah akan mengakibatkan perbedaan dalam menerapkan corak pembangunan. Dengan demikian, pencapaian sasaran pembangunan di daerah disesuaikan dengan potensi setempat, aspirasi masyarakat, juga permasalahan pembangunan di daerah.

Jalannya roda pembangunan di Provinsi Gorontalo tidak dapat dilepaskan dari kondisi pertumbuhan ekonomi yang ada. Ekonomi Provinsi Gorontalo mengalami pertumbuhan positif, namun harus diakui pertumbuhan tersebut belum sepenuhnya mampu mengatasi berbagai persoalan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan wilayah, ketimpangan pendapatan serta pertambahan penduduk.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo yang merupakan Perangkat Daerah Provinsi mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya mewujudkan pembangunan ekonomi kerakyatan melalui sektor peningkatan kualitas tenaga kerja dan perluasan lapangan kerja, pemberdayaan kawasan transmigrasi dan unit pemukiman

(2)

transmigrasi; sehingga diharapkan secara bertahap tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

Disamping itu pula Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai instansi teknis daerah mempunyai tanggung jawab terhadap suksesnya pelaksanaan 3 ( tiga ) program unggulan Provinsi, sehingga program dan kegiatan diarahkan untuk mensukseskan ketiga program unggulan melalui Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja, pemberdayaan potensi dan kawasan transmigrasi.

Pengembangan daerah Transmigrasi dan pengembangan ketenagakerjaan mempunyai peran sebagai penggerak roda perekonomian daerah, menciptakan lapangan kerja baru, tenaga kerja terlatih dan siap pakai yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.

Beralih pada kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo tahun 2015, kondisi bulan Agustus 2015, BPS Provinsi Gorontalo melansir Jumlah Penduduk Usia Kerja (Penduduk 15 Tahun keatas) sebanyak 493.687 orang, dengan angkatan kerja 63,65%. Dari angktan kerja yang ada, penduduk yang bekerja 95,35%, sedangkan pencari kerja yang tidak/belum terserap di pasar kerja atau TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 4,65%.

Tabel 1.1

Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo Dalam 3 Tahun Terakhir

NO URAIAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2015

1. Angkatan Kerja : - Bekerja - Penganggur 468.380 449.104 19.276 497.137 20.919 500.056 493.687 24.101 517.788 2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4.12 4.18 4.65 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 62.00 62.84 63.65

Sumber: BPS Prov. Gorontalo 2015

Bedasarakan data BPS Prov. Gorontalo per Agustus 2015, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Prov. Gorontalo sebagai indicator capaian ketenagakerjaan telah mencapai 4,65% dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 517.788 orang.

Pengangguran terjadi antara lain disebabkan :

1. Tidak imbangnya pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja; 2. Terbatasnya kesempatan kerja yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi; 3. Masih rendahnya kualitas angkatan kerja;

4. Kesenjangan persediaan tenaga kerja dengan kebutuhan akan tenaga kerja yang sesuai. 5. Motifasi dan jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan kerja baru masih rendah.

(3)

Pengangguran bisa bersifat sementara, terutama dikalangan yang baru lulus memerlukan waktu sebelum mereka berhasil mendapatkan pekerjaan. Diindikasikan pula bahwa pengangguran dikalangan tenaga kerja terdidik khususnya yang berpendidikan menengah keatas cenderung terjadi karena adanya kekurang sesuaian antara isi pendidikan dengan jenis pekerjaan yang diinginkan di satu pihak, serta kebutuhan keterampilan dengan jenis pekerjaan yang tersedia dilain pihak. Belum lagi potensi kenaikan angka pengangguran usia muda berumur 15 - 19 tahun.

Rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan mengakibatkan rendahnya daya saing dan kekuatan tawar di pasar kerja, terutama bagi angkatan kerja muda. Kualifikasi mereka belum mampu memenuhi tuntutan pasar kerja dan persaingan pasar global yang membutuhka tenaga kerja yang professional berbasis knowledge, skill, attitude (KSA) ditambah keterampilan sosial (social skill). Terlebih penerapan perjanjian perdagangan bebas ASEAN – Cina (ACFTA : ASEAN – China Free Trade Aggrement) dan AEC (ASEAN Econimic Community) mengakibatkan pasar kerja tidak lagi memiliki batas Negara sehingga tenaga kerja yang memenuhi standar professional.

1.2. LANDASAN HUKUM

Dasar hukum LAKIP Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut :

(1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

(2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

(3) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

(5) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1997 Nomor 37, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3682);

(4)

(6) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

(7) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

(8) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

(9) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 03 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014

(10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

(11) Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2007-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2009 Nomor 03).

(12) Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tugas dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Sebagaimana Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), Permenpan dan RN No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan LAKIP, dokumen LAKIP ini disusun dengan maksud agar setiap unsur penyelenggara Negara mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dimandatkan kepada organisasi berdasarkan perencanaan strategi yang ditetapkan. Didalam LAKIP ini terkandung instrument yang mampu mengukur indikator pertanggungjawaban setiap penyelenggaraan Negara dan pemerintahan.

Maksud dari akuntabilitas kinerja ini adalah agar visi, misi dan tujuan strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo dapat tercapai sesuai harapan. Laporan

(5)

Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan system pengendalian manajemen disektor public yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders dan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja yang akan datang.

1.4. TUGAS DAN FUNGSI

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 12 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Gorontalo, maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo bertugas melaksanakan kewenangan dekonsentrasi dan desentralisasi di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

Dalam menjalankan tugas, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo mempunyai fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian b. Pembinaan dan pengawasan teknis di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian c. Pemantauan dan evaluasi program di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian d. Penyusunan rencana dan pengelolaan kegiatan anggaran dinas

e. Penyusunan dan pengelolaan anggaran dinas f. Pengelolaan urusan kesekretariatan dinas

Dalam menyelenggarakan fungsi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo mempunyai kewenangan sebagai berikut :

a. Menyusun rencana program /kegiatan tahunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

b. Pelaksanaan pelayanan umum ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Penjabaran tugas dan fungsi dalam organisasi dinas terdiri dari :

a. Kepala Dinas

Tugas kepala dinas membantu gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sebagai berikut :

1) Mengadakan koordinasi, sinkronisasi dan simplikasi baik dalam lingkungan dinas maupun dengan instansi terkait sesuai tugas masing-masing;

2) Mengikuti, memenuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada gubernur serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya mengenai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi-fungsi dinas kepada gubernur;

3) Memberikan saran-saran atau pertimbangan kepada gubernur mengenai langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya;

4) Menyiapkan data dalam menyusun program/rencana teknis tahunan menurut bidang tugas;

(6)

5) Mengadakan pembinaan dan peningkatan SDM dilingkungan pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

6) Mengumpul/menganalisa dan membuat laporan serta melaksanakan penilaian pelaksanaan tugas dilingkungan dinas.

b. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis administrasi kepada semua unit kerja dilingkungan dinas. Dalam menyelenggarakan tugas, sekretaris mempunyai fungsi : 1) Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian;

2) Pengelolaan administrasi program/perencanaan; 3) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan; 4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi. Sekretariat terdiri dari :

b.1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi b.2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b.3. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Dinas Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja

Sub Dinas Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala dinas di bidang pelatihan dan produktifitas tenaga kerja. Dalam menyelenggarakan tugas Sub Dinas Pelatihan dan Produktifitas Tenaga kerja mempunyai fungsi :

1) Menyusun rencana kegiatan/program kerja Sub Dinas Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja;

2) Penyiapan pembinaan dibidang pelatihan, standarisasi kompetensi dan program, instruktur, tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana, produktifitas dan pemagangan; 3) Pelaksanaan pembinaan dibidang standarisasi kompetensi dan program, instruktur

tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana, produktifitas dan pemagangan;

4) Memfasilitasi pelaksanaan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur dibidang instruktur, tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana, produktifitas dan pemagangan; 5) Mengadakan koordinasi dengan lembaga pelatihan dan produktifitas serta lembaga

profesi yang terkait;

6) Menfasilitasi dan mendorong terbentuknya lembaga profesi dan lembaga uji kompetensi;

7) Membangun jejaring dengan stakeholder bidang pelatihan dan produktifitas serta pemagangan di dalam dan luar negeri;

8) Mengadakan evaluasi kegiatan dan program dibidang pelatihan, standarisasi kompetensi dan program, instruktur tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana, produktifitas dan pemagangan.

Sub Dinas Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja terdiri dari : d.1. Seksi Pelatihan dan Sertifikasi

d.2. Seksi Pemagangan d.3. Seksi Produktifitas

(7)

d. Sub Dinas Penyiapan Lapangan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja

Sub Dinas Penyiapan Lapangan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas di bidang penyiapan lapangan kerja dan penempatan tenaga kerja. Dalam menyelenggarakan tugas Sub Dinas Penyiapan Lapangan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

1) Melaksanakan petunjuk teknis pengembangan kesempatan kerja antar kerja lokal, antar kerja daerah dan antar kerja antar negara;

2) Melaksanakan penyuluhan dan penyebaran informasi serta promosi perluasan kesempatan kerja dan bursa kerja;

3) Melaksanakan pembinaan dan penempatan tenaga kerja didalam dan luar negeri; 4) Menyusun perencanaan tenaga kerja daerah.

Sub Dinas Penyiapan Lapangan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja terdiri dari : e.1. Seksi Penyiapan Lapangan Kerja

e.2. Seksi Penempatan

e.3. Seksi Perluasan Lapangan Kerja

e. Sub Dinas Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja

Sub Dinas Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas di bidang hubungan industrial dan pengawasan tenaga kerja. Dalam menyelenggarakan tugas Sub Dinas Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

1) Menyusun program pembinaan hubungan industrial, pengupahan, syarat-syarat kerja, pengawasan norma ketenagakerjaan serta norma keselamatan dan kesehatan kerja; 2) Melaksanakan pelayanan administrasi teknis yang meliputi pengesahan syarat-syarat

kerja dan pemberian izin penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja;

3) Melaksanakan pembinaan teknis bagi pelaku proses produksi dan lembaga ketenagakerjaan serta organisasi pekerja dan pengusahaan;

4) Mendorong terbentuk dan berperannya lembaga ketenagakerjaan ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan di Perusahaan;

5) Menfasilitasi dan memediasi penyelasian perselisihan hubungan industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja serta penanganan unjuk rasa/mogok kerja dan lock out; 6) Menfasilitasi dan menangani tindak lanjut penegakan peraturan perundang-undangan

bidang ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3);

7) Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penilaian pejabat fungsional (mediator hubungan industrial dan pengawas ketenagakerjaan);

8) Melaksanakan koordinasi dan membangun jejaring lintas instansi dalam rangka optimalisasi pelaksanaan pembinaan hubungan industrial dan pembinaan pengawasan ketenagakerjaan.

Sub Dinas Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja terdiri dari : f.1. Seksi Hubungan Industrial

f.2. Seksi Pengawasan Norma Kerja f.1. Seksi Pengupahan

(8)

f. Sub Dinas Transmigrasi

Sub Dinas Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dibidang transmigrasi. Dalam menyelenggarakan tugas Sub Dinas Transmigrasi mempunyai tugas :

1) Melaksanakan perencanaan teknis permukiman; 2) Melaksanakan perencanaan teknis pembinaan;

3) Menyiapkan sarana dan prasarana permukiman transmigrasi;

4) Melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan transmigrasi; 5) Melaksanakan proses penyelesaian hak-hak atas tanah transmigrasi;

6) Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kegiatan pendaftaran, seleksi dan penempatan transmigran;

7) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha ekonomi, sosial budaya, masyarakat transmigran;

8) Melaksanakan pelatihan bagi masyarakat transmigran dan calon transmigran; 9) Melaksanakan pemilihan transmigran teladan dan petugas teladan tingkat provinsi; 10) Melaksanakan penjajakan kerja sama dengan pihak swasta dibidang ketransmigrasian; 11) Melaksanakan penilaian tingkat perkembangan dan tingkat kesejahteraan masyarakat

transmigran;

12) Melaksanakan evaluasi dan penyelesaian pengakhiran status unit pemukiman transmigrasi;

Sub Dinas Transmigrasi terdiri dari :

g.1. Seksi Penyiapan Areal, Sarana dan Prasarana g.2. Seksi Pembinaan Usaha Ekonomi Sosial Budaya g.3. Seksi Penempatan dan Pelatihan Transmigrasi g. Unit Pelaksana Teknis

UPT Balai Latihan Kerja Provinsi Gorontalo mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala dinas di bidang pelatihan tenaga kerja. Dalam menyelenggarakan tugas Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja mempunyai fungsi :

1) Menyusun rencana kegiatan/program kerja Pelatihan Tenaga Kerja;

2) Penyiapan pembinaan dibidang pelatihan, standarisasi kompetensi dan program, instruktur, tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana, produktifitas;

3) Mengadakan koordinasi dengan lembaga pelatihan dan produktifitas serta lembaga profesi yang terkait;

Mengadakan evaluasi kegiatan dan program dibidang pelatihan, standarisasi kompetensi dan program, instruktur tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana..

1.5. KEKUATAN SUMBER DAYA 1. Sumber Daya Aparatur

Sumber daya aparatur sebagai salah satu komponen penting dalam meningkatkan kinerja organisasi memerlukan pengembangan kompetensi dan pemberian kewenangan serta tanggung jawab yang terencana, terarah dan strategis. Pemberdayaan (empowering)

(9)

aparatur sangat dibutuhkan dalam rangka mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Govermance). Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo diantaranya melalui analisa jabatan, analisa kebutuhan pendidikan dan latihan, serta pendidikan dan latihan baik fungsional, struktural maupun teknis.

Guna memperlancar pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, maka Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo didukung oleh potensi sumber daya manusia (SDM) sebanyak 83 orang personel (Data sampai Desember 2015). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2.

SDM penyelenggara urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Tahun 2015 Jenis Pendidikan

Jml Gol. Jml

SD SMP SMA D3 S1 S2 S3 I II III IV

1 - 7 4 60 11 - 83 1 6 68 8 83

Sumber :

Subag Umum dan Kepegawaian

Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Prov. Gorontalo per-Desember2015

Bedasarkan Pejabat Struktural, Fungsional dan Staf :

Eselon II : 1 orang Eselon III : 6 orang Eselon IV : 18 orang Funsional : 0 orang

Staf : 58 orang

Bedasarkan Tingkat Pendidikan :

S-2 : 11 orang S-1 : 60 orang D-3 : 4 orang SLTA : 7 orang SLTP : 0 orang SD : 1 orang

(10)

Bedasarkan Golongan :

Golongan IV : 8 orang Golongan III : 68 orang Golongan II : 6 orang Golongan I : 1 orang

Berdasarkan Bidang Tugas pada Unit Organisasi :

Kepala Dinas : 1 orang

Sekretariat : 20 orang

Bidang Pelatihan dan Produktifitas : 13 orang Bidang Penempatan Tenaga Kerja : 10 orang Bidang Hubungan Industrial : 17 orang Bidang Transmigrasi : 11 orang Unit Pelaksana Teknis Daerah : 11 orang

Agar pembangunan lima tahun ke depan tidak berjalan sendiri tanpa arah maka diperlukan satu arahan dan persamaan visi yang mengarah pada tindakan penuh kehati-hatian dan sikap arif dari semua pihak agar terjalin pembangunan terkoordinasi dan berdayaguna termasuk pembangunan yang dijalankan oleh Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi dan instansi lainnya.

2. Sarana Penunjang

Demi terciptanya profesionalisme dalam penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bertanggung jawab, telah dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang antara lain sebagai berikut:

Komputer

Pada setiap ruangan di masing-masing unit kerja belum sepenuhnya tersedia komputer-komputer untuk membantu pekerjaan administrasi maupun keteknikan. Website

Untuk mendukung penyebaran informasi kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo bagi stekholders dan masyarakat umum belum dibangun jaringan Fiber Optic (FO) dalam menunjang Data Provinsi bagi setiap SKPD secara on line.

(11)

Sarana kendaraan Dinas untuk keperluan operasional lapangan baik roda dua dan roda empat, meski jumlahnya masih terbatas.

3. Hubungan Kerjasama

Hubungan Kerjasama merupakan kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. kerjasama kemudian berkembang dengan munculnya pengertian-pengertian baru yang lebih kontemporer sesuai dengan pergerakan zaman. Kerjasama pada masa lalu identik dalam usaha perdagangan, pada masa sekarang kerjasama menyentuh semua bidang. Baik ekonomi, sosial, maupun politik.

Dalam rangka singkronisasi pelaksanaan berbagai program pembangunan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dilakukan pembinaan hubungan kerjasama, baik dengan Instansi terkait di Pusat dan Kabupaten/Kota maupun dengan institusi pendidikan serta pihak-pihak yang berkonstribusi terhadap penyediaan peluang kerja untuk pengangguran – pengangguran.

Kerjasama antar provinsi, pemerintah pusat, Kabupaten/Kota. Bentuk kerjasama dengan instansi terkait di provinsi maupun Kabupaten/Kota dituangkan dalam rangka koordinasi, konsultasi dan tugas dekonsentrasi.

(12)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 VISI DAN MISI

Perencanaan Strategis Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun yaitu tahun 2012 – 2017, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

Perencanaan Strategis ( RENSTRA ) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 ini dimaksudkan untuk memberikan landasan kebijaksanaan operasional bagi seluruh aparat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari, baik program dan kegiatan sesuai dengan peran, tugas pokok dan sasaran pembangunan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian serta tujuan dan sasaran pembangunan daerah.

Disamping itu juga dimaksudkan untuk mewujudkan keterpaduan pelaksanaan, sehingga dapat dicapai hasil yang optimal secara selaras, serasi dan seimbang, dengan demikian semua potensi yang ada dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan.

Untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, maka :

1. Visi

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah :

“TERWUJUDNYA TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT TRANSMIGRASI YANG MANDIRI, PRODUKTIF DAN SEJAHTERA”

Tabel 2.1 Penjelasan Visi

Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi

Tenaga Kerja Masyarakat pencari kerja

Masyarakat transmigrasi Masyarakat yang ditempatkan dan ditinggal di kawasan transmigrasi

(13)

Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi

Mandiri  Tenaga kerja yang berkualitas, berdaya saing dan mempunyai kompetensi bekerja

 Masyarakat transmigrasi yang mempunyai daya saing dan kemampuan dalam bekerja

Produktif  Peningkatan kewirausaha tenaga kerja yang dapat memberikan akses perluasan kesempatan kerja

 Perlindungan dan pengawasan tenaga kerja

 Masyarakat transmigrasi yang dapat

mengembangkan potensi sumberdaya yang ada Sejahtera  Perbaikan tingkat pendapatan pekerja dan

masyarakat transmigrasi

 Peningkatan dan penjaminan kebutuhan sandang, pangan dan papan yang berkelanjutan

Adapun perwujudan visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo sebagai berikut :

1. Angka pengangguran terbuka

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

3. Prosentase perusahaan yang menerapkan norma kerja 4. Jumlah tenaga kerja yang dilatih dan ditempatkan

5. Hubungan industrial yang harmonis (rasio penyelesaian kasus) 6. Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

2. Misi

Sebagai upaya pencapaian visi di atas, akan diimpelementasikan melalu misi sebagai berikut :

1) Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi 2) Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan dan

perlindungan tenaga kerja

3) Meningkatkan pembinaan hubungan industrial, jaminas sosial dan perlindungan ketenagakerjaan

4) Membangun kawasan, menfasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi serta mengembangkan masyarakat transmigrasi dan mengembangkan kawasan transmigrasi baru.

(14)

5) Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan terpadu.

2.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perludilakukan untuk mencapai visi,

melaksanakan visi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis. Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun kedepan.

a. Tujuan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Provinsi Gorontalo tahun

2012-2017 adalah:

1) Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing serta menciptakan wirausaha baru

2) Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif dan perluasan penciptaan lapangan kerja;

3) Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial serta pengawasan ketenagakerjaan;

4) Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang layak serta mengembangkan Masyarakat transmigrasi yang mandiri dan menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

5) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)

b. Sasaran pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Provinsi Gorontalo tahun

2012-2017 ditetapkan sebagai berikut :

1) Meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja

2) Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja; 3) Meningkatnya pengembangan hubungan industrial;

4) Meningkatnya penerapan pelaksanaan aturan ketenagakerjaan;

5) Meningkatnya Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Transmigrasi.

2.3. Strategi dan Kebijakan

Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran.

(15)

Berikut strategi dan kebijakan yang sudah dirumuskan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo, yakni :

a. Strategi

Secara umum pelaksanaan program dan kegiatan dilaksanakan dengan strategi umum sebagai berikut :

1. Penerapan peraturan

Dalam menyelenggaran pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan selalu mengikuti peraturan perundang-undangan.

2. Koordinasi dan sinkronisasi

Dalam penyelenggaraan tugas bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat, dengan SKPD terkait baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota maupun segenap stakeholder terkait. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi untuk mengintegrasikan, menyerasikan dan menyelaraskan program dan kegiatan dalam rangka dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran.

3. Fasilitasi Program dan Pendampingan

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo memfasilitasi program dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Disnakertrans mendapatkan kegiatan pendampingan melalui pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan. Program-program pendampingan diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi lokal, pengembangan kewirausahaan, dan mendorong peran serta aktif masyarakat (participatory process).

4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM

Kapasitas kelembagaan akan disesuaikan dengan kebutuhan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo serta peningkatan kapasitas SDM agar berfungsi secara optimal sesuai tujuan organisasi.

5. Meningkatkan Kualitas Penerapan Good Governance

Penyelenggaraan tugas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan dilaksanakan sejalan dengan prinsip good governance. Penyelenggaraan ini akan menghasilkan kinerja yang akuntabel, transparan, efektif, efisien dan responsif untuk memperoleh opini pelaporan yang wajar tanpa pengecualian (WTP).

(16)

6. Pengarusutamaan Gender

Strategi pengarusutamaan Gender (PUG) akan dimasukkan dalam tahapan perencanaan dan penganggaran sampai dengan pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

7. Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan

Agar pelaksanaan pembagunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berjalan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perlu dilaksanakan peningkatan pengendalian dan pengawasan melalui sistem SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)

8. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dalam upaya penyempurnaan dan penajaman pelaksanaan program dan kegiatan.

b. Kebijakan

Kebijakan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian periode 2012-2017 diarahkan untuk:

- Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja untuk mencetak tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing.

- Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja, baik di dalam maupun di luar negeri.

- Pengelolaan iklim kerja yang kondusif melalui hubungan industrial yang harmonis. - Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan ketenagakerjaan, keselamatan dan

kesehatan kerja, serta penegakkan hukum.

- Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber daya alam pedesaan, fasilitasi penempatan masayarakat transmigrasi, peluang usaha di kawasan transmigrasi, pemberdayaan masyarakat transmigrasi agar terwujud kemandirian dan pembangunan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru.

- Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administrasi, serta sarana dan prasarana

2.4. Program dan Kegiatan

Untuk dapat melihat relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi, misi, tujuan, dan Indikator sasaran, dapat dilihat pada table dibawah ini.

(17)

Tabel 2.2

Matriks Hubungan Antara Misi dan Tujuan

MISI TUJUAN INDIKATOR

Meningkatkan kompetensi dan

produktivitas tenaga kerja dan masyarakat

transmigrasi

1) Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing serta menciptakan wirausaha baru

Indikator sasaran : 1) Persentase Angka

pengangguran terbuka 2) Persentase Jumlah tenaga

kerja yang berdaya saing

MISI TUJUAN INDIKATOR

Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja

1) Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif dan perluasan penciptaan lapangan kerja;

Indikator sasaran : 1) Angka pengangguran

terbuka

2) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 3) Jumlah Informasi Pasar

Kerja

MISI TUJUAN INDIKATOR

Meningkatkan pembinaan hubungan industrial, jaminas sosial dan perlindungan ketenagakerjaan

1) Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial serta pengawasan ketenagakerjaan;

Meningkatnya Penerapan Pelaksanaan aturan Ketenagakerjaan Indikator sasaran :

1. Persentase rasio penyelesain kasus)

2. Jumlah Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama yang disahkan/didaftarkan Indikator sasaran :

Prosentasi perusahaan yang menerapkan norma kerja

MISI TUJUAN INDIKATOR

Membangun kawasan, menfasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi serta mengembangkan masyarakat transmigrasi dan mengembangkan kawasan transmigrasi baru.

1) Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang layak serta mengembangkan Masyarakat transmigrasi yang mandiri dan menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

Meningkatnya Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Transmigrasi

Indikator Sasaran : 1. Jumlah Sarana dan Prasarana yang dibagun di Kawasan Transmigrasi 2. Jumlah Msyarakat Transmigran yang diBina dan dilatih.

MISI TUJUAN INDIKATOR

Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan terpadu.

1) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo (good governance)

Mewujudkan tata kelola organisasi yang baik Indikator sasaran : 1. Temuan rendah 2. SPJ tepat waktu

3. Pembagian beban kerja yang merata

4. Keharmonisan kerja tinggi 5. SPIP terselenggara 6. Pelaporan bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

(18)

a. Program

Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program dan kegiatan prioritas.

Program yang disusun oleh Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo yang selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa kegiatan untuk masing-masing program tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah.

Indikator keluaran program yang telah ditetapkan merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome program. Outcome program merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah yang mencerminkan keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program. Sedangkan kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi. Pendanaan indikatif merupakan perkiraan kebutuhan anggaran pembiayaan/pendanaan untuk melaksanakan program/kegiatan pertahun.

Secara umum pelaksanaan program dan kegiatan dilaksanakan dengan strategi umum sebagai berikut :

1) Penerapan peraturan

Dalam menyelenggaran pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan selalu mengikuti peraturan perundang-undangan.

2) Koordinasi dan sinkronisasi

Dalam penyelenggaraan tugas bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat, dengan SKPD terkait baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota maupun segenap stakeholder terkait. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi untuk mengintegrasikan, menyerasikan dan menyelaraskan program dan kegiatan dalam rangka dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran.

3) Fasilitasi Program dan Pendampingan

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo memfasilitasi program dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan

(19)

pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Disnakertrans mendapatkan kegiatan pendampingan melalui pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan. Program-program pendampingan diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi lokal, pengembangan kewirausahaan, dan mendorong peran serta aktif masyarakat (participatory process). 4) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM

Kapasitas kelembagaan akan disesuaikan dengan kebutuhan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo serta peningkatan kapasitas SDM agar berfungsi secara optimal sesuai tujuan organisasi.

5) Meningkatkan Kualitas Penerapan Good Governance

Penyelenggaraan tugas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan dilaksanakan sejalan dengan prinsip good governance. Penyelenggaraan ini akan menghasilkan kinerja yang akuntabel, transparan, efektif, efisien dan responsif untuk memperoleh opini pelaporan yang wajar tanpa pengecualian (WTP).

6) Pengarusutamaan Gender

Strategi pengarusutamaan Gender (PUG) akan dimasukkan dalam tahapan perencanaan dan penganggaran sampai dengan pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

7) Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan

Agar pelaksanaan pembagunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berjalan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perlu dilaksanakan peningkatan pengendalian dan pengawasan melalui sistem SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)

8) Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dalam upaya penyempurnaan dan penajaman pelaksanaan program dan kegiatan.

b. Sasaran Strategi dan Indikator Kinerja Utama : Di Bidang Ketenagakerjaan

1. Meningkatnya daya saing dan produktifitas tenaga kerja, Indikator Kinerja Utamanya adalah Pesentase tenaga kerja yang dilatih, persentase pemagangan dalam dan luar negeri dan persentase desa produktif.

(20)

2. Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja, Indikator Kinerja Utamanya adalah Pesentase wirausaha baru, persentase penempatan tenaga kerja atau tenaga sukarela yang melakukan program pendampingan pelaksanaan pembangunan antar sector, Pesentase Informasi pasar Kerja dan Pesentase rencana tenaga kerja yang diserap persektor.

3. Meningkatnya Pengembangan Hubungan Industrial, Indikator Kinerja Utamanya adalah persentase peningkatan Upah Minimum Provinsi dan persentase rasio penyelesaian kasus dan persentase rasio penyelesaian kasus.

4. Meningkatnya penerapan pelaksanaan aturan ketenagakerjaan Indikator Kinerja Utamanya adalah persentase perusahaan yang menerapkan norma kerja dan Norma K3.

Di Bidang Ketransmigrasian :

1. Meningkatanya pembangunan dan Pembinaan kawasan Transmigrasi Indikator Kinerja Utamanya adalah persentase Paket sarana dan Prasarana yang dibangun di kawasan Transmigrasi.

2. Meningkatanya pembangunan dan Pembinaan kawasan Transmigrasi, Indikator Kinerja Utamanya adalah persentase pembinaan dan pelatihan masyarakat Transmigrasi.

Tabel 2.3

Matrik Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran

TUJUAN SASARAN

Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing serta menciptakan wirausaha baru

Meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja

Indikator sasaran :

1. Persentase Angka pengangguran terbuka 2. Persentase tenaga kerja yang berdaya

saing

TUJUAN SASARAN

Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif dan perluasan penciptaan lapangan kerja;

Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.

Indikator sasaran :

1. Angka pengangguran terbuka

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 3. Jumlah Informasi Pasar Kerja

TUJUAN SASARAN

Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial serta pengawasan ketenagakerjaan;

Meningkatnya Penerapan Pelaksanaan aturan Ketenagakerjaan

Indikator sasaran :

1. Persentase rasio penyelesain kasus) 2. Jumlah Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama yang disahkan/didaftarkan

(21)

Indikator sasaran :

Prosentasi perusahaan yang menerapkan norma kerja

TUJUAN SASARAN

Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang layak serta mengembangkan Masyarakat

transmigrasi yang mandiri dan menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

Meningkatnya Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Transmigrasi

Indikator Sasaran :

1. Jumlah Sarana dan Prasarana yang dibagun di Kawasan Transmigrasi

2. Jumlah Msyarakat Transmigran yang diBina dan dilatih.

TUJUAN SASARAN

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo (good governance)

Mewujudkan tata kelola organisasi yang baik Indikator sasaran :

1. Persentase Temuan rendah 2. Persentase SPJ tepat waktu

3. Persentase Pembagian beban kerja yang merata

4. Persentase Keharmonisan kerja tinggi 7. Persentase SPIP terselenggara

8. Persentase Pelaporan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

2.5. PROGRAM PRIORITAS

Pelaksanaan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian diwujudkan melalui 4 (empat) program prioritas utama beserta implementasi kegiatannya, yang meliputi:

a. Bidang Ketenagakerjaan

Terdiri dari 3 (tiga) program prioritas, yakni :

1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas tenaga kerja

Untuk mendorong pembentukan tenaga kerja yang memiliki karakter, mampu dalam mengantisipasi perubahan teknologi dan persyaratan kerja, sera mengisi lapangan kerja di dalam maupun luar negeri melalui peningkatan kualitas SDM dan optimalisasi penyelenggaraan pelatihan di UPTD Balai Latihan Kerja yang akan ditingkatkan dan bertaraf internasional.

Implementasi kegiatan berupa :

Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja Bimbingan Desa Produktif

2. Program peningkatan kesempatan kerja

Untuk menciptakan peningkatan kesempatan kerja baik disektor formal maupun sector informal secara remunerative, produktif, layak dan sejahtera, baik di dalam maupun di luar negeri, serta mendorong peningkatan pelayanan penempatan formal untuk kebutuhan pasar kerja di dalam dan luar negeri.

(22)

(1) Pendayagunaan Tenaga kerja sukarela (TKS)

(2) Pemberdayaan petugas pengelola informasi pasar kerja

(3) Temu konsultasi bidang penempatan dan perluasan kesempatan kerja (4) Optimalisasi penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

(5) Pengembangan wirausaha baru melalui kelompok usaha

3. Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

Untuk peningkatan profesionalisme tenaga pengawas ketenagakerjaan, perlindungan tenaga kerja perempuan, tenaga kerja anak, pengawana keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk perbaikan syarat kerja dan system pengupahan, pemebrdayaan lembaga Hubungan Industrial serta fasilitasi penyelesaian perselisihan dan pembinaan hubungan Industrial.

Implementasi kegiatan berupa :

(1) Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan industrial

(2) Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hokum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

(3) Konsolidasi peningkatan pelaksanaan pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja

b. Bidang Ketransmigrasian

Terdiri dari 1 (satu) program prioritas, yakni :

Program Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi

Untuk peningkatan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasaran kawasan transmigrasi kawasan Transmigrasi.

Implementasi kegiatan berupa :

Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana di kawasan transmigrasi. Pengembangan Kegiatan Kelembagaan Masyarakat Transmigrasi.

Tabel 2.4

Matriks program dan kegiatan dengan sasaran strategis

Sasaran Strategis Program Kegiatan

Meningkatnya data saing dan Produktifitas Tenaga Kerja

Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas tenaga kerja

Pelatihan Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja Berbasis Masyarakat Pemagangan Dalam Negeri Berbasis Pengguna

(23)

Sasaran Strategis Program Kegiatan

Sosialisasi Magang Luar Negeri (Jepang) dan Persiapan Rekruitmen

Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta

Pembinaan Desa Produktif Meningkatnya Penempatan

Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

Pengelolaan Layanan Informasi Pasar Kerja

Pengembangan wirausaha baru melalui kelompok usaha Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) Meningkatnya Pengembangan

Hubungan Industrial

Pengembangan Hubungan Industrial dan Pengembangan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Fasilitasi Kegiatan Dewan Pengupahan Provinsi (DEPEPPROV)

Pembinaan dan Penyelesaian Sengketa/Perselisihan Hubungan Industrial Meningkatnya Penerapan

Pelaksanaan Aturan

Ketenagakerjaan

Program perlindungan dan

pengembangan lembaga

ketenagakerjaan

Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

Meningkatnya Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Transmigrasi

Pembangunan dan

pengembangan Masyarakat Transmigrasi

Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana di kawasan transmigrasi

Pengembangan Kegiatan Kelembagaan Masyarakat Transmigrasi

(24)

2.6. Formulir Rencana Kinerja Tahunan

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015

No STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA FORMULA TARGET

1.

Meningkatnya daya saing dan produktifitas tenaga kerja

Jumlah Tenaga Kerja yang berdaya saing

∑ Tenaga Kerja yg dilatih 80 orang ∑ Tenaga Kerja yg

dimagangkan 433 orang

Jumlah Desa produktif yang

dikembangkan ∑ Desa Produktif (20 orang) 1 Desa

2.

Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Persentase angka pengangguran terbuka

∑ Pengangguran Terbuka x100%

∑ Pengangguran 4%

Jumah Informasi Pasar Kerja ∑ Informasi pasar kerja 300 orang Jumlah Penyerapan Tenaga

Kerja terhadap Lowongan Kerja

∑ Tenaga Kerja yang terserap 493.687 orang 3. Meningkatnya Pengembangan Hubungan Industrial

Jumlah PP dan PKB yang disahkan/ didaftarkan

∑ PP dan PKB yang telah

mendaftarkan PP dan PKB perusahaan 300

% rasio penyelesaian kasus

∑ Kasus terselesaikan X100% ∑ kasus 85% 4. Meningkatnya Penerapan pelaksanaan aturan ketenagakerjaan

Jumlah perusahaan yang menerapkan norma kerja dan Norman K3

∑ Perusahaan yang menerapkan Norma Kerja dan K3 300 perusahaan 5. Meningkatnya Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Transmigrasi

Jumlah Sarana dan Prasarana yang dibangun di Kawasan Transmigrasi

∑ Sarana dan Prasarana

yang terselesaikan 7 Paket Jumlah Masyarakat Transmigran

yang dibina

∑ Masyarakat transmigran

(25)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. PENGUKURAN KINERJA

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 7 (tujuh) Program dan 19 (Sembilan belas) kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2015, secara umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo telah mencapai kinerja cukup baik terkait pelaksanaan pembangunan di Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indicator kinerja.

Untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, maka penetapan indikator-indikator kinerja serta rencana pencapaiannya dilakukan sejak awal perencanaan program dan kegiatan sehingga berguna bagi para pengambil keptusan dalam rangka perbaikan kinerja Instasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo dimasa mendatang.

Adapun pengukuran kinerja yang dilaksanakan adalah dengan membandingkan antara target kinerja sasaran dengan realisasi kinerja sasaran, atau dengan kata lain membandingkan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

Pencapaian kinerja Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo dalam tahun 2015 merupakan kemampuan perencanaan dan hasil pelaksanaan baik kegiatan pembangunan maupun rutin.

Penilaian tingkat capaian kinerja setiap sasaran dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) jenis skala penilaian pengukuran yang masing-masing terdiri dari 4 (empat) katogori sebagai berikut:

(26)

a. Apabila indikator sasaran bermakna capaian positif, maka skala penilaian yang digunakan adalah :

SKOR CAPAIAN KATEGORI

4 >100% Sangat Baik

3 75% - 100% Baik

2 55% - 74% Cukup

1 ≤ 55% Kurang

b. Apabila indikator sasaran bermkna capaian negatif, maka skala penilaian yang digunakan adalah:

SKOR CAPAIAN KATEGORI

1 >100% Kurang

2 75% - 100% Cukup

3 55% - 74% Baik

4 ≤ 55% Sangat Baik

Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih tinggi (ultimateoutcomes) serta disajikan perbandingan dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Namun demikian, karena keterbatasan data sebagai akibat belum terbangunnya sistem dan pengumpulan data serta indikator keberhasilan kinerja tahun sebelumnya menggunakan indikator kinerja yang berbeda-beda, maka analisis lebih lanjut terhadap peningkatan dan penurunan kinerja belum dapat disajikan.

Untuk dapat mengetahui tingkat capaian kinerja, Pengukuran kinerja tahun 2015 dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja, melalui pengukuran tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dimana tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan yang berhubungan dengan sasaran tersebut. Pengukuran pencapaian sasaran ini menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2015.

PEGUKURAN KINERJA TAHUN 2015

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

URAIAN TARGET REALISASI %

1. Meningkatnya daya saing dan produktifitas tenaga kerja

Jumlah Tenaga Kerja yang berdaya saing

80 orang 80 orang 100% 433 orang 433 orang 100% Jumlah Desa produktif yang

dikembangkan

1 Desa (20 org)

1 Desa

(27)

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

URAIAN TARGET REALISASI %

2

Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Persentase Jumlah Angka

Pengangguran Terbuka 4 % 86 % 86% Jumlah Informasi Pasar Kerja 300 org 300 org 100% Jumlah Penyerapan tenaga kerja

terhadap Lowongan Kerja 100% 100% 100%

3 Meningkatnya Pengembangan Hubungan Industrial

Jumlah Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama yang disahkan / didaftarkan

300

perusahaan perusahaan 300 100% % rasio penyelesaian kasus

85% 85% 85%

4 Meningkatnya Penerapan

pelaksanaan aturan ketenagakerjaan

Jumlah perusahaan yang menerapkan norma kerja dan Norman K3

300

perusahaan perusahaan 300 100%

5 Meningkatnya Pembangunan dan Pembinaan masyarakat transmigrasi

Jumlah Sarana dan Prasarana yang

dibangun di Kawasan Transmigrasi 7 Paket 7 Paket 100% Jumlah Masyarakat Transmigran

yang dibina 600 orang 600 orang 100%

1.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Tahapan akuntabilitas kinerja berikutnya yaitu evaluasi kinerja. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui capaian realisasi, kemajuan dan kendala-kendala yang dijumpai didalam pelaksanaan kegiatan –kegiatan dalam rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program / kegiatan di masa yang akan datang.

Selain itu dalam evaluasi kinerja juga dilakukan analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara outputs dengan inputs baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi antara nilai inputs dengan outputs.

Pencapaian kinerja terlihat dari sejauh mana pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan. Formulir pengukuran Capaian kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

NO SASARAN

INDIKATOR KINERJA

URAIAN CAPAIAN 2014 CAPAIAN 2015 tahun 2014 Realisasi tahun 2015 Realisasi

1

Meningkatnya daya saing dan produktifitas tenaga kerja

Jumlah Tenaga Kerja yang Berdaya saing

80 orang 80 orang 100% 100% 120 orang 433 orang 100% 100% Jumlah Desa produktif yang

dikembangkan

1 Desa (20 org)

1 Desa

(28)

NO SASARAN

INDIKATOR KINERJA

URAIAN CAPAIAN 2014 CAPAIAN 2015 tahun 2014 Realisasi tahun 2015 Realisasi

2

Menigkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Pesentase Jumlah Angka

Pengangguran Terbuka 4,18% 4,65 % 101% 86% Jumlah Informasi Pasar Kerja 240 org 300 org 100% 100% Jumlah Penyerapan tenaga

kerja terhadap Lowongan Kerja 100% 100% 100% 100% 3 Meningkatnya pengembangan hubungan industrial dan peserta jamsostek

Jumlah Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama yang disahkan / didaftarkan

300

perusahaan perusahaan 300 100% 100% % rasio penyelesaian kasus 85% 85% 100% 100%

4

Meningkatnya Penerapan pelaksanaan aturan ketenagakerjaan

Jumlah Perusahaan yang Menerapkan Norma Kerja dan Norman K3 300 perusahaan perusahaan 300 100% 100% 5 Meningkatnya Pembangunan dan Pembinaan masyarakat transmigrasi

Jumlah Sarana dan Prasarana yang dibangun di Kawasan Transmigrasi

4 paket 7 Paket 100% 100% Jumlah Masyarakat

Transmigran yang dibina 600 orang 600 orang 100% 100% Dalam formulir pengukuran kinerja diatas, capaian di tahun 2015 ada yang kosong dikarenakan program kegiatan banyak diarahkan ke program kegiatan dibidang kesehatan dan pendidikan.

1.2.1. Analisis Capaian Kinerja per Indikator

Analisi capaian kinerja per Indikator tahun 2015 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan sebagai berikut:

Capaian kinerja sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja, dengan capaian 100,00% atau dengan predikat “Sangat Baik“, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 1.327.514.000,- Adapun capaian target dari masing-masing indicator dapat digambarkan sebagai berikut :

(29)

Jumlah Tenaga kerja yang Berdaya Saing

INDIKATOR

KINERJA Target 2015 Realisasi 2015 % 2014 REALISASI 2013 2012

Jumlah Tenaga Kerja yang Berdaya Saing

80 orang 80 orang 100% 80 orang 100% 120 orang 100% 60 orang 100%

 Penciptaan lapangan kerja yang produktif diawali oleh tersedianya tenaga kerja berkualitas tinggi, yaitu tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan bersifat produktif. Untuk mendapatkan kompetensi kerja yang memadai, calon tenaga kerja harus dibekali pelatihan agar dapat bekerja. Pelatihan kerja dimaksudkan untuk memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sebagai bekal untuk bekerja. Keterampilan/kompetensi sangat penting karena mempengaruhi posisi tawar seseorang di pasar kerja, meningkatkan karir, atau mendapatkan gaji sesuai tingkat keterampilan/kompetensi yang dimiliki. Seseorang yang telah mengikuti pelatihan kerja mendapatkan pengakuan atas keterampilan/kompetensi kerjanya berupa sertifikat keterampilan/kompetensi setelah melalui uji keterampilan/uji kompetensi. Sertifikat keterampilan dikeluarkan oleh BLK atau LP (Lembaga Pelatihan), sedangkan sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) atau LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) yang memiliki lisensi/akreditasi dari BNSP. Manakala LSP melakukan penyimpangan, maka lisensi/akreditasinya dicabut. LSP yang tidak memiliki lisensi tidak boleh mengeluarkan sertifikat kompetensi.

Capaian : Pada tahun 2015, dari target Tenaga Kerja yang dilatih yang memiliki

keterampilan atau kompetensi sebesar 80 orang, realisasi sebesar 100% atau capaian kinerjanya sebesar 100%. Secara kuantitatif, lulusan Tenaga Kerja yang dilatih pada tahun 2015 mencapai 80 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2015 untuk persentase peningkatan lulusan Tenaga Kerja yang dilatih masuk ke dalam kategori “sangat baik”.

Besarnya angka kelulusan pelatihan kerja mengindikasikan semakin banyaknya tenaga kerja/calon tenaga kerja yang memiliki bekal keterampilan (skill) maupun kompetensi yang didukung oleh sertifikat keterampilan dan/atau sertifikat kompetensi sebelum mereka memasuki dunia kerja. Dengan bekal skill/kompetensi dan sertifikat

(30)

tersebut, tenaga kerja yang telah dilatih lebih memiliki daya saing dan kekuatan tawar (bargaining position) untuk mengisi peluang di pasar kerja dalam maupun luar negeri.

Adapun capaian “Persentase Tenaga Kerja yang dilatih “, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :

No Jenis Pelatihan

Jumlah Tenaga Kerja yang dilatih

(Orang) Ket

2012 2013 2014 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Pertanian Bididaya Jagung - - 20 20 20

2. Prosesing Hasil Pertanian - - - - 20

3. Perikanan Darat - 20 - - -

4. Peternakan Sapi 40 - - - -

5. Pengolahan Pakan Ternak

Sapi - 40 - - 20

6. Peternakan Unggas

(Itik,Ayam) - -

- - -

7. Otomotif Mobil Bensin - - - - -

8. Pertanian Budidaya

Hortikultura - - - - 20

9. Budidaya Rumput Laut - 20 - - -

10. Menjahit 20 20 - - -

11. Budidaya Ikan Air Tawar - 20 40 40 -

12. Prosesing Hasil Perikanan - 20 - - -

13. Budidaya Tanaman Melon - - 20 20 -

Total 60 120 80 80 80

Capaian kinerja tersebut diatas tidak keseluruhan pelatihan di adakan ini dikarenakan anggaran dan jumlah tenaga ahli yang kurang sehingga pelatihan yang diadakan hanya sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga telah sesuai dengan target dalam Dokumen Penetapan Kinerja tahun 2015. Jenis pelatihan dilaksanakan 4 (empat) pelatihan dikarenakan kondisi Alam dan Permintaan masyarakat yaitu Pelatihan Pertanian Budi daya Jagung, Pelatihan Prosesing hasil pertanian, Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak dan Pelatihan Pertanian / Budidaya Tanaman Hortikultura. Dimana Pelatihan tersebut dilaksanakan sebanyak 4

(31)

kelompok, dalam 1 kelompok terdapat 20 orang peserta, jadi peserta keseluruhan sebanyak 80 orang, dimana

setiap tahunnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya kecuali pada tahun 2013 sebanyak 120 orang.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada di desa tertinggal sesuai dengan potensi SDA. Peserta pelatihan terdiri dari tenaga kerja yang ada di desa. Pelatihan tenaga kerja di desa sangat dibutuhkan karena faktor utama masih tingginya pekerja sektor informal (64,32%) dan banyak tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian (37,80%) dan penduduk rata-rata lulusan SD sederajat (62,06%) berada di desa.

Penciptaan lapangan kerja yang produktif diawali oleh tersedianya tenaga kerja berkualitas tinggi, yaitu tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan bersifat produktif. Untuk mendapatkan kompetensi kerja yang memadai, calon tenaga kerja harus dibekali pelatihan agar dapat bekerja. Pelatihan kerja dimaksudkan untuk memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktifitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan/kompetensi sangat penting karena mempengaruhi posisi tawar seseorang di pasar kerja, meningkatkan karir atau mendapatkan gaji sesuai tingkat keterampilan/kompetensi yang dimiliki. Seseorang yang telah mengikuti pelatihan kerja mendapatkan pengakuan atas keterampilan/kompetensi kerjanya yang berupa sertifikat keterampilan/kompetensi setelah melaluai uji keterampilan/uji kompetensi. Sertifikat keterampilan dikeluarkan oleh Bidang Lattas, BLK atau LP (Lembaga

(32)

Pelatihan), sedangkan sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh BNSP (Badan Pusat Sertifikasi Profesi) atau LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) yang memiliki lisensi/akreditasi dari BNSP. Manakala LSP melakukan penyimpangan,

maka lisensi/akreditasi dicabut. LSP yang tidak memiliki lisensi tidak boleh mengeluarkan sertifikat kompetensi.

Capaian kinerja ini merupakan hasil dari berbagai dukungan indikator kinerja yang lain. Adapun capaian “Persentase Peserta Pemagangan Dalam dan Luar Negeri “, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :

No. Jenis Magang

Jumlah Peserta Magang

(orang) Keterangan

2014 2015

1. Magang Dalam Negeri 120 410

2. Magang Luar Negeri - 23

Pemagangan merupakan bagian dari system pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan Instuktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, unutk menguasai keterampilan/keahlian tertentu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas SDM agar tenaga kerja menjadi terampil, kompeten dan produktif dengan meningkatkan keterlibatan/peran serta dunia usaha. Dalam pemagangan, system pelatihan kerja sehingga menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kubutuhan dunia industry. Pemagangan merupakan langkah kongkret pelaksanaan konsep link and match, yang memastikan pendidikan dan pelatihan selaras dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga program pemagangan lebih memastikan lulusan pendidikan dan pelatihan kerja untuk terserap didunia kerja. Berdasarkan lokasinya, pemagangan dilaksanakan di dalam negeri maupun luar negeri (magang ke Jepang).

(33)

Pemagangan dalam negeri baru terlaksana pada tahun 2014 dan 2015 ini. Dimana capaian kinerja tersebut di atas, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya dan sesuai dengan target dalam Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014.

Dalam pemagangan luar negeri (Jepang) baru terlaksana pada tahun 2015 dan yang berhasil merekrut sebanyak 23 orang yang lulus magang luar negeri (jepang). Adapun Program yang dilaksanakan untuk mendukung capaian tersebut

di atas adalah ”Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas tenaga kerja”. Dengan berbagai kegiatan yang mendukung capaian indikator kinerja tersebut.

Terkait program pemagangan dalam negeri, UPTD Balai Latihan Kerja saat ini mengadakan kerjasama (MoU) dengan perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya, sehingga banyak siswa yang telah mengikuti pelatihan selanjutnya dapat ditampung di perusahaan untuk dimagang kerjakan. Disamping itu, semakin banyak perusahaan yang menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengadakan magang kerja di perusahaannya. Dengan demikian, semakin banyak calon tenaga kerja yang memperoleh kesempatan untuk belajar kerja secara langsung di bawah bimbingan atau pengawasan pekerja/buruh yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, sehingga keterampilan/keahlian mereka semakin terasah.

Pemagangan merupakan program yang dilaksanakan selama 3 tahun. Program pemagangan pelatihan sambil kerja untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil, kompeten dan produktif untuk dapat dikembangkan di negaranya setelah kembali nanti. Pelatihan teori dapat dilakukan dilembaga pelatihan maupun di perusahaan dan pelatihan praktek/magang diselenggarakan di perusahaan di Jepang. Program dan Kegiatan Sosialisasi Magang Luar Negeri (Jepang), ini juga adalah program kegiatan yang baru dilaksanakan oleh Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan perluasan kesempatan kerja. Mempersiapkan

Gambar

Tabel 2.1  Penjelasan Visi

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota

Jadi pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan menyiapkan sarana temu kembali informasi yang meliputi pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek yang merupakan suatu

2.4.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor : KEP- 443/KMK.01/2001 tanggal 23

Tidak tahu Jawaban No KOLOM D Ya Tidak 1 Apakah selama bekerja anda merasa nyaman

Cord rewind button Nút thu dây điện nguồn Tuas penggulung kabel Power control dial Vòng điều khiển mức điện Tombol pengatur daya Curved wand Thanh cắm cong Pipa

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu tahap penepungan jagung, karakterisasi tepung dan pati jagung, verifikasi formulasi dan proses produksi mi jagung kering

Joe meminta Bill untuk merampok bank. Maksud dari kalimat ini adalah jika Bill setelah itu ia memutuskan membuat dirinya ikut merampok juga sesuai dengan tujuan pembicara, maka

Dalam mekanik milling serbuk akan dicampur dalam suatu chamber (ruangan) dan dikenai energi tinggi terjadi deformasi yang berulang – ulang sehingga terjadi