• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 1 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

P U T U S A N

Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan memutus perkara-perkara perdata pada pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

1. MAKNUR SIJABAT, Laki-laki, Umur 59 Tahun, Warga Negara Indonesia, Agama Kristen, Pekerjaan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, Bertempat di Jalan Permasayarakatan No. 372, Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, yang semula disebut sebagai Tergugat-I sekarang sebagai Pembanding-I;

2. NURHAYATI PANGARIBUAN, Perempuan, Umur 59 Tahun, Warga Negara Indonesia, Agama Kristen, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jalan Permasyarakatan No.372, Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, yang semula disebut sebagai Tergugat-II sekarang sebagai Pembanding-II;

L a w a n :

Ny. RINCE MARPAUNG, Perempuan, Umur 51 Tahun, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, beralamat di Mesjid Taufik No. 13 Medan, dalam hal ini diwakili Kuasa Hukumnya ALDEN SIBARANI, SH., Advokat Pengacara-Penasihat Hukum, yang berkantor di Jalan Setia Budi, Komplek Ambasador, Setia Budi Residence Pertokoan Nomor 04, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 Maret 2016, yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, yang semula disebut sebagai Penggugat sekarang sebagai Terbanding;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUK PERKARA

(2)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 2 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Maret 2016 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam pada tanggal 17 Maret 2016 dalam Register Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Lbp, yang pada pokoknya telah mengajukan gugatan sebagai berikut:

1. Bahwa pada tanggal 19 (sembilan belas) Januari 2015 (dua ribu lima belas), telah ditanda tangani akta Pengakuan Hutang nomor : 17 yang dibuat dihadapan Notaris Abidin Panggabean, SH, notaries di Medan, yaitu perjanjian hutang piutang antara Penggugat dan para Tergugat I dan Tergugat II ;

Bahwa Tergugat I dan Tergugat II tersebut adalah suami isteri ;

2. Dalam akta Pengakuan Hutang tertanggal 19 (sembilan belas) Januari 2015 (dua ribu lima belas) nomor : 17 tersebut diperjanjikan bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah meminjam uang dari Penggugat sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah), dan akan dibayar oleh para Tergugat kepada Penggugat dengan cara mencicil setiap bulannya sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) setiap bulannya ;

3. Bahwa seluruh hutang tersebut harus dilunasi oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Penggugat selambat-lambatnya pada 10 September 2015, namun hingga gugatan ini diajukan, belum ada pembayaran yang dilakukan para Tergugat ;

4. Bahwa biarpun telah beberapa kali dihubungi oleh Penggugat agar Tergugat I dan Tergugat II membayar hutangnya tersebut, namun hingga gugatan ini didaftarkan tidak ada itikad baik dari para Tergugat untuk menyelesaikan hutangnya, sementara Penggugat telah berkali-kali menelepon, datang ke rumah Tergugat I, datang ke tempat kerja Tergugat II, telah dilakukan Somasi oleh Pengacara Penggugat dan para Tergugat tidak peduli ;

5. Bahwa dengan demikian perbuatan Tergugat I dan Tergugat II yang tidak mengembalikan uang pinjaman kepada Penggugat dapat dikualifikasikan sebagai Wan prestasi ;

6. Bahwa akibat Wan prestasi Tergugat I dan Tergugat II mengakibatkan kerugian bagi Penggugat ;

7. Bahwa sebagai akibat dari perbuatan Tergugat I dan Tergugat II telah menyebabkan Penggugat mengalami kerugian materil, seluruhnya sebesa Rp.400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) dengan perincian sebagai

(3)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 3 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

berikut;

- Hutang pokok sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) ;

- Ditambah dengan ongkos penagihan baik didalam maupun diluar pengadilan termasuk upah yang lazim bagi kuasa atau wakilnya sesuai dengan yang telah diperjanjikan dalam pasal 5 akta Pengakuan Hutang tertanggal 19 (sembilan belas) Januari 2015 (dua ribu lima belas) nomor : 17 tersebut, yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 5 : - “ Ongkos penagihan baik didalam maupun diluar Pengadilan termasuk upah yang lazim bagi kuasa atau wakilnya pihak kedua (dalam hal ini “Penggugat”) harus ditanggung dan dibayar oleh pihak pertama “ ;--- atau diperhitungkan sebesar Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) ;

8. Bahwa untuk menjamin terlaksananya pembayaran hutang berupa hutang pokok dan biaya-biaya penagihan tersebut, maka kami memohon kepada Pengadilan Negeri cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk dapat kiranya meletakkan sita jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap barang berupa tanah dan bangunan milik Tergugat I (Tuan Maknur Sijabat) yaitu :

- Sebidang tanah berikut bangunan rumah permanen yang berdiri diatas tanah tersebut, yang langsung dikuasai oleh Negara, berukuran luas lebih kurang 180 M2 (seratus delapan puluh meter persegi), terletak di dalam Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Sunggal, Desa Tanjung Gusta, dikenal sebagai Jalan Lembaga Pemasyarakatan nomor : 372-A ;

9. Bahwa oleh karena hubungan hukum berupa hutang piutang antara Penggugat dengan para Tergugat dilakukan berdasarkan perjanjian yang sah dan autentik, maka berdasarkan pasal 180 ayat 1 HIR / Pasal 191 Rbg, kami mohon kepada Pengadilan Negeri cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo, untuk dapat kiranya mengabulkan putusan serta merta yang kami mohonkan dalam petitum gugatan ini ;

Berdasarkan alasan-alasan yang telah kami uraikan diatas, Penggugat memohon kepada Pengadilan Negeri Negeri cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk dapat kiranya memeriksa dan mengadili gugatan ini yaitu dengan memanggil pihak-pihak yang berperkara untuk bersidang pada tempat yang telah ditentukan dan sekaligus mengambil putusan yang berbunyi sebagai berikut :

(4)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 4 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang dilaksanakan dalam perkara ini ;

3. Menyatakan perbuatan para Tergugat I dan Tergugat II yang tidak dapat melaksanakan kewajibannya untuk membayar hutang kepada Penggugat merupakan perbuatan wanprestasi/ cidera janji ;

4. Menyatakan secara hukum sah akta Pengakuan Hutang tertanggal 19 (sembilan belas) Januari 2015 (dua ribu lima belas) nomor : 17 yang telah ditanda tangani oleh Penggugat dan para Tergugat dihadapan Notaris tersebut dengan jumlah hutang pokok dan biaya penagihan seluruhnya sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) ;

5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar hutang kepada Penggugat berupa hutang pokok dan biaya penagihan seluruhnya sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) ;

6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar Dwangsom sebesar Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) perhari jika lalai menjalankan putusan ini ;

7. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan serta merta walaupun ada perlawanan, Banding maupun Kasasi (Uit Voerbaar Bij Voorraad) ;

8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng ;

Atau Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil- adilnya;

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Tergugat I dan II melalui Kuasanya telah mengajukan jawaban dalam pokok perkara secara tertulis dipersidangan tertanggal 21 Nopember 2016 yang pada pokoknya sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPSI

1. EKSEPSI PROSESUIL DI LUAR EKSEPSI KOMPETENSI

- Bahwa Para Tergugat in casu a quo menyampaikan Eksepsi Prosesuil, yaitu : sebuah Eksepsi yang materinya atau isinya merupakan upaya menuju kepada tuntutan tidak diterimanya Gugatan, berdasarkan alasan - alasan di luar Pokok Perkara. (Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. 1985: 94 - 95) ; - Bahwa kemudian menurut M. Yahyah Harahap, S.H. 2015 : 432, Eksepsi

(5)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 5 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Prosesual processuele excepcie), adalah Eksepsi berdasarkan Hukum Acara, yaitu : jenis eksepsi yang berkenaan dengan syarat formil dari sebuah gugatan. Apabila gugatan vang diajukan mengandung cacat formil maka gugatan yang diajukan tidak sah, dengan demikian dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvonantlijke verklaard) ;

A. EKSEPSI OBSCUUR LIBELS

A.l. URAIAN YURIDIS DAN PENDALILAN YURIDIS PENGGUGAT DALAM POSITUM GUGATANNYA TIDAK MEMILIKI DASAR HUKUM

- Bahwa Penggugat di dalam uraian pendalilan yuridis Surat Gugatannya seperti yang tersebut pada halaman: 3, Point: 5, ada menyatakan :

"Bahwa dengan demikian perbuatan Tergugat I dan Tergugat II yang tidak mengembalikan uang pinjaman kepada Penggugat dapat dikualifikasikan sebagai Wan prestasi"

- Bahwa uraian pendalilan yuridis pada Positum di dalam Surat Gugatan Penggugat seperti tersebut di atas tidak memiliki kualitas hukum sebagai sebuah pendalilan yuridis berdasarkan Analisis Yuridis Korelasi Hukum, dan terkesan hanya sebagai:

a. Sebuah Paparan (deskripsi) dari Persangkaan - Persangkaan (vermoedens) Subjektif Penggugat belaka dengan berdasarkan pada kenyataan - kenyataan (fetelijkvermoendes, praesumtiones facti) saja; b. Tidak memiliki uraian yuridis tentang dasar - dasar hukum sebagai

kwalitas materil (rechtgronden) dari Pendalilan Yuridis tersebut, yang membuktikan adanya hubungan hukum (rechts betrekking), yang menjadi dasar yuridis dari pada sebuah tuntutan atau gugatan;

- Sehingga Surat Gugatan Penggugat tidak memenuhi syarat formal atau masih mengandung cacat formal, dan tidak memiliki Hubungan Logis antara Keterangan Utama (premis mayor) yang memaparkan tentang kronologis terjadinya Keadaan Hukum dan Peristiwa Hukum (fetelijkerechtgrondem), dengan Keterangan Kesimpulan (konklusi) pada diuraikan di dalam Positum (Fundamentum petendi), sebagai SEBAB - SEBAB yang mendasari (causa casus) dari sebuah TUNTUTAN HAK yang mengandung sengketa (Gugatan) ;

- Hubungan Logis dimaksud adalah hubungan yang dapat menggambarkan adanya Perbuatan, Keadaan Hukum, dan Peristiwa Hukum, yang menerangkan Fakta Hukum adanya Pihak dirugikan, akibat dari Perbuatan

(6)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 6 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Ingkar Janji atau Wanprestasi tersebut, berdasarkan dari hasil Analisis Yuridis Korelasi Hubungan Hukum terhadap penerapan suatu norma hukum dengan Perkara Perdata yang sedang digugat oleh Penggugat (deduksi argumentasi) ;

- Bahwa menurut Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. 1985 : 35, yang menyatakan : "Fundamentum petendi atau dasar tuntutan terdiri dari 2 (Dua) bagian, yaitu bagian yang menguraikan tentang kejadian - kejadian atau peristiwa dan bagian yang menguraikan tentang dasar hukumnya. Uraian tentang kejadian merupakan penjelasan duduknya perkara. Sedangkan uraian tentang HUKUM ialah uraian tentang hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar yuridis dari pada tuntutan, ...dst"

- Bahwa berdasarkan keseluruhan uraian pendalilan yuridis di atas, semestinya Penggugat di dalam uraian pendalilan yuridis pada Positum atau Fundamentum Petendi dari Surat Gugatannya, harus disertai dengan:

1. Penerapan suatu norma hukum yang dijadikan Kwalitas Materil (rechtgronden) yang mengatur dan menjelaskan tentang kriteria - kriteria Perbuatan yang terkualifikasi sebagai Perbuatan Ingkar Janji atau Wanprestasi sebagaimana diatur di dalam isi Pasal 1243 -1249 KUHPerdata, terhadap sebuah Keadaan Hukum, dan Peristiwa Hukum (fetelijkerechtgrondem) yang terjadi atau dialami oleh Penggugat (deduksi argumentasi), sebagai SEBAB - SEBAB (causa casus) yang mendasari TUNTUTAN HAK yang mengandung sengketa a quo (Gugatan);

2. Analisis Yuridis Korelasi Hubungan Hukum terhadap Keadaan Hukum, dan Peristiwa Hukum (fetelijkerechtgrondem) yang terjadi atau dialami oleh Penggugat, dengan unsur - unsur dari Dasar Hukum sebagai Kwalitas Materil (rechtgronden) yang bersumber dari Hukum Perdata Positif, yang mengatur tentang kriteria - kreteria Perbuatan yang terkualifikasi sebagai sebuah Perbuatan Ingkar Janji atau Wanprestasi (i.c. Pasal 1243 - 1249 KUHPerdata) ;

- Sehingga Penggugat dalam uraian pendalilan yuridis pada Positim Surat Gugatannya, dapat membuktikan dan membenarkan adanya hubungan antara Pihak yang dirugikan, sebagai akibat dari Perbuatan Ingkar Janji atau Wan prestasi tersebut berdasarkan dari hasil Analisis Yuridis Korelasi Hubungan Hukum;

- Bahwa dikarenakan Analisis Yuridis Korelasi Hubungan Hukum tersebut TIDAK DIBUAT di dalam uraian pendalilan yuridis di dalam Positum Surat

(7)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 7 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Gugatan Penggugat, maka AKIBATNYA Penggugat di dalam Surat Gugatannya tidak mampu menentukan Gugatan yang saat ini diajukannya ke Pengadilan Negeri Kelas I B Lubuk Pakam a quo, terkualifikasi sebagai Gugatan Apa ?.... dan Dasar Hukum dari Gugatan itu apa?

- Bahwa Pembuktian dari Persangkaan - Persangkaan (vermoedens) Para Tergugat seperti tersebut di atas, dapat diketahui dari Perihal Surat Gugatan Penggugat, yang hanya tertulis "Gugatan" saja, tanpa disertai jenis dari Gugatan tersebut ;

- Bahwa berdasarkan uraian pendalilan yuridis di atas, semestinya Penggugat dalam Persangkaan - Persangkaan (vermoedens) pada uraian pendalilan yuridis di dalam Materi Gugatannya, khususnya pada bagian Positum atau Fundamentum petendi harus dapat Membuktikan, kalau Perkara atau Keadaan Hukum, dan Peristiwa Hukum (fetelijkerechtgrondem) yang terjadi, memang telah sempurna memenuhi semua unsur - unsur dari Dasar Hukum sebagai Kwalitas Materil (rechtgronden) yang mengatur tentang kriteria - kriteria Perbuatan yang terkualifikasi sebagai Perbuatan Ingkar Janji atau Wanprestasi (i.c. Pasal 1243- 1249 KUHPerdata). Yang merupakan dasar dari Materi Tuntutan (Petitum) di dalam Surat Gugatan Penggugat ;

- Bahwa Pembuktian yang dimaksud adalah dengan melakukan Analisis Yuridis Korelasi Hubungan Hukum, dengan cara menguraikan semua unsur - unsur dari Kwalitas Materil (rechtgronden), yaitu pasal - pasal yang mengatur tentang Perbuatan Ingkar Janji atau Wanprestasi ( i.c. Pasal 1243 - 1249 KUHPerdata), dikaitkan (dikorelasikan) dengan Keadaan Hukum, dan Peristiwa Hukum (Fetelijkerechtgrondem) yang terjadi atau yang dialami oleh Pengugat. Sehingga dapat ditemukan adanya hubungan kausalnya (causaal verband), tentang adanya Pihak Yang dirugikan akibat Perbuatan Ingkar Janji atau Wanprestasi tersebut ;

- Sehingga dapat terbukti nyata, kalau Keadaan Hukum dan Peristiwa Hukum (fetelijkerechtgrondem) yang terjadi, atau dialami oleh Penggugat, dan Persangkaan - Persangkaan (vermoedens) yang didalilkan dalam‘Positum Surat Gugatan Penggugat, nyata dan jelas telah sempurna memenuhi salah satu atau keseluruhan dari unsur - unsur pasal yang mengatur tentang sebuah Perbuatan Ingkar Janji atau Wanprestasi (Pasal 1243 -1249 KUHPerdata);

- Sehingga Persangkaan - Persangkaan (vermoedens) Penggugat yang terdapat pada uraian pendalilan yuridis di dalam Positum atau

(8)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 8 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Fendamentum petendi Surat Gugatannya, telah sempurna dan dibenarkan dengan berdasarkan pada ketentuan Hukum (VVettelijke rechts vermoendes, praesumtiones juris) ;

- Bahwa kemudian Undang - Undanglah yang menentukan dan menilai apakah Keadaan Hukum dan Peristiwa Hukum (fetelijkerechtgrondem) yang terjadi atau yang disengketakan oleh Penggugat telah sempurna terkualifikasi sebagai Perbuatan Ingkar Janji (Wanprestasi) atau tidak ...? (Dr. H.P. Panggabean, S.H., M.S. 2014:60) ;

- Bahwa menurut M. Yahyah Harahap, S.H. 2015 : 58, menyatakan : Positum atau Fundamentum Petendi yang dianggap telah lengkap, adalah memenuhi syarat, memuat 2 (dua) unsur, yakni:

a. Dasar Hukum (rechtelijke grond)

Memuat dan menjelaskan mengenai hubungan hukum antara :

a. Penggugat dengan materi dan atau objek yang disengketakan, dan b. Antara penggugat dengan tergugat berkaitan dengan materi atau

objek sengketa ;

b. Dasar Fakta (fetelijke grond)

Memuat dan menjelaskan pernyataan mengenai :

 Fakta atau peristiwa yang berkaitan langsung dengan atau disekitar hubungan hukum yang terjadi antara penggugat dengan materi atau objek perkara maupun dengan pihak tergugat ;

 Atau penjelasan fakta - fakta yang berlangsung berkaitan dengan dasar hukum atau hubungan hukum yang didalilkan penggugat; - Berdasarkan penjelasan di atas, posita yang dianggap terhindar dari cacat

obscuur libels, adalah surat gugatan yang jelas sekaligus memuat penjelasan dan penegasan dasar hukum (rechtelijke grond) yang menjadi dasar hubungan hukum serta dasar fakta atau peristiwa (fetelijke grond) yang terjadi disekitar hubungan hukum dimaksud ;

- Selanjutnya M. Yahyah Harahap, S.H. 2015 : 449, menyatakan : Posita atau Fundamentum Petendi yang tidak menjelaskan dasar hukum (Rechtgronden) dan kejadian atau peristiwa yang mendasari gugatan. Bisa juga, dasar hukum (rechtgronden) jelas, tetapi tidak dijelaskan dasar faktanya (fetelijkerechtgronden). Dalil gugatan seperti itu, tidak memenuhi syarat formil. Gugatan dianggap tidak jelas dan tidak tertentu (een-duidelijke en bepaalde conclusive);

(9)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 9 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

- Bahwa kemudian legal opini tersebut di atas, diperkuat kembali dengan adanya legal opini dari Dr. H. FAUZIE YUSUF HASIBUAN, S.H. M.H. pada Diktat Hukum Acara Perdata, disampaikan pada PKPA Angkatan : XII, Jakarta Tanggal : 08 Juni 2005, bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Hukum dan Bisnis Jakarta, Study Center, menyatakan:

- Bahwa Gugatan Penggugat terkualifikasi sebagai sebuah Gugatan yang Kabur (Obscuur Libel), adalah:

a. Apabila di dalam Gugatan Penggugat tersebut terdapat Dasar Hukum (Kwalias Materil) yang kabur dan tidak jelas;

b. Objek Sengketa atau Objek Gugatan kabur atau tidak jelas;

c. Isi dari Petitum Gugatan Penggugat, kabur atau tidak jelas makna dan tujuannya.

- Uraian pendalilan yuridis di atas, dibenarkan dan ditegaskan kembali dengan berdasarkan pada Kwalitas Materil (Rechtgronden) yang bersumber dari Yurisprudensi Tetap MARI, yakni :

a. Putusan MARI Reg. No : 239 K/Sip/1986, menyatakan : "Suatu Gugatan yang tidak berdasarkan hukum harus dinyatakan tidak dapat diterima, bukannya ditolak".;

b. Putusan MARI Reg. No : 565 K/Sip/1973, tanggal : 21 Agustus 1979, menyatakan : "Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima atas alasan, gugatan tidak sempurna ".;

- Bahwa oleh karena keseluruhan uraian pendalialan yuridis di atas, dan dikarenakan Persangkaan - Persangkaan (vermoedens) Penggugat dalam uraian pendalilan yuridis, yang terdapat pada Positum atau Fundamentum petendi Gugatannya, adalah :

1. Persangkaan - Persangkaan (vermoedens) yang Subjektif;

2. Tidak memiliki Dasar Hukum (Wettelijke rechts vermoendes, praesumtiones juris), sebagai Kwalitas Materil (rechtgronden) ;

3. Hanya berdasarkan kenyataan (Fetelijkvermoendes, praesumtiones facti); 4. Tidak melalui Prosedure atau Hukum Acara;

5. Tidak disertai dengan Penerapan suatu Norma Hukum atau Kwalitas Materil yang bersumber dari Hukum dan Undang – Undang Perdata Positif, sebagai Dasar hukum dari Gugatannya (Deduksi argumentasi);

(10)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 10 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

6. Tidak disertai Analisis Yuridis untuk menemukan adanya hubungan kausalnya (Causaal verband) adanya Pihak yang dirugikan akibat Perbuatan Ingkar Janji atau Wanprestasi;

Maka Surat Gugatan Penggugat telah terkualifikasi sebagai Gugatan yang Kabur (Obscuur libels) dan mengandung Kekurangan Formal. Dan dikarenakan terkualifikasi sebagai Gugatan yang Kabur (Obscuur libels), maka sudah sepantasnya Surat Gugatan Penggugat ini dinyatakan dalam hukum Tidak Diterima (niet ontvankelijke verklaard) ;

A.2. ADANYA KONTRADIKSI ANTARA POSITA DAN PETITUM

- Bahwa di dalam Petitum Gugatan Penggugat pada Point : 4, ada dinyatakan : "Menyatakan secara hukum sah akta Pengakuan Hutang tertanggal 15 Januari 2015, Nomor : 17 yang telah ditandatangani oleh Penggugat dan Para Tergugat dihadapan Notaris tersebut dengan jumlah hutang pokok dan biaya penagihan seluruhnya sebesar Rp.400.000.000.,- (Empat Ratus Juta Rupiah)"

- Selanjutnya di dalam Petitum Gugatan Penggugat pada Point : 6, ada dinyatakan : "Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar Dwangsom sebesar Rp.200.000.,- (Dua Ratus Ribu) per hari jika lalai menjalankan putusan ini"

- Bahwa Petitum yang diuraikan Penggugat tersebut di atas, nyata dan jelas tidak ada dimohonkan atau diuraikan oleh Penggugat di dalam Positum Gugatannya;

- Bahwa segala sesuatu yang tidak dikemukakan, dimohonkan atau diuraikan di dalam Pendalilan Gugatan (positum) tidak dapat dimintakan di dalam Petitum;

- Menurut legal opini dari M. Yahyah Harahap, S.H. 2015: 66, menyatakan: Masalah lain yang harus diperhatikan, petitum gugatan harus sejalan dengan dalil gugatan. Dengan demikian petitum mesti bersesuaian atau konsisten dengan dasar hukum dan fakta - fakta yang dikemukakan dalam posita. Tidak boleh terjadi saling bertentangan atau kontroversi di antaranya. Apabila saling terjadi pertentangan, mengakibatkan gugatan mengandung cacat formil, sehingga gugatan dianggap kabur (obscuur libel);

- Selanjutnya M. Yahyah Harahap, S.H. 2015 : 452 - 453, point : 2, menyatakan : (2). Kontradiksi Antara Posita dan Petitum :

"Sudah dijelaskan, posita dengan petitum gugatan, harus saling mendukung. Tidak boleh saling bertentangan. Apabila hal ini tidak terpenuhi,

(11)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 11 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

mengakibatkan gugatan menjadi kabur. Sehubungan dengan itu, hal - hal yang dapat dituntut dalam petitum, harus mengenai penyelesaian sengketa yang didalilkan. Mesti terbina singkronisasi dan kosistensi antara posita dan petitum. Hanya yang dijelaskan dalam posita yang dapat diminta dalam petitum. Sesuatu yang tidak dikemukakan dalam dalil gugatan, tidak dapat diminta dalam petitum, oleh karena itu petitum tersebut harus harus dinyatakan tidak dapat diterima,...dst"

- Bahwa menurut Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. 1985 : 35 - 36,

menyatakan : "Fundamentum petendi atau dasar tuntutan terdiri dari 2 (Dua) bagian, yaitu bagian yang menguraikan tentang kejadian - kejadian

atau peristiwa dan bagian yang menguraikan tentang dasar hukumnya. Uraian tentang kejadian merupakan penjelasan duduknya perkara. Sedangkan uraian tentang hukum ialah uraian tentang hak atau hubungan hukum.yang menjadi dasar yuridis dari pada tuntutan, dst"

- Uraian pendalilan yuridis di atas, dibenarkan kembali dengan berdasarkan Kwalitas Materil (Rechtgronden) yang bersumber dari Yurisprudensi Tetap MARI, yakni:

a. Putusan MARI Reg. No : 3534 K/Sip/1984, tanggal : 29 Februari 1986, menyatakan : "Gugatan dianggap obscuur libel, karena dalil gugatan kacau dan kabur, bahkan kontradiktif". ;

b. Putusan MARI Reg. No : 67 K/Sip/1975, tanggal: 13 Mei 1975, menyatakan : "Petitum yang tidak sejalan dengan dalil gugatan mengandung cacat obscuur libel, oleh karena itu gugatan dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvanklijk verklaard);

Oleh karena Uraian pendalilalan yuridis di atas, maka sangat pantas dan beralasan hukum, kalau Surat Gugatan yang diajukan oleh Penggugat a quo telah terkualifikasi sebagai sebuah Surat Gugatan yang kabur (obscuur libel), sehingga sangat pantas dan beralasan hukum kalau Surat Gugatan a quo, dinyatakan dalam hukum tidak dapat diterima (niet ontvanklijk verklaard); A.3. TENTANG MATERI POSITUM GUGATAN PENGGUGAT

- Bahwa Penggugat mendalilkan di dalam Materi Positum Surat Gugatannya, Point 2 (Dua) sebagai berikut: "Dalam akta Pengakuan Hutang tertanggal 15 Januari 2015, Nomor 17 tersebut diperjanjikan bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah meminjam uang dari Penggugat sebesar Rp.300.000.000.,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) dan akan dibayar oleh para Tergugat kepada

(12)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 12 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Penggugat dengan cara mencicil setiap bulannya sebesar Rp.25.000.000.,- (Ehia Puluh Lima Juta Rupiah) setiap bulannya";

- Bahwa di dalam pendalilan pada Materi Positum Gugatan Penggugat seperti tersebut di atas, diketahui kalau penerimaan uang pinjaman atau hutang tersebut adalah kontan dan sekaligus (cash and carry). Pada hal sebenarnya diketahui kalau Kronologis Penerimaan Uang Pinjaman atau Hutang tersebut, terjadi secara bertahap, yakni :

a. Pinjaman Uang atau Hutang yang I (Pertama), terjadi atau dilakukan adalah pada Hari Kamis, tanggal 4 September 2014. Jumlah Uang Pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah) ;

b. Pinjaman Uang atau Hutang yang II (Kedua) terjadi pada Hari Kamis, tanggal 11 September 2014. Jumlah Uang Pinjaman Rp.150.000.000.,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah);

c. Peminjaman Uang atau Hutang yang III (Ketiga) terjadi pada Hari Juma'at, tanggal 3 Oktober 2014, dengan Jumlah Pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah);

d. Pinjaman Uang atau Hutang yang IV (Keempat) terjadi pada Hari Kamis, tanggal 20 November 2014, dengan Jumlah Pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah) ;

- Bahwa selain itu di dalam Pendalilan pada Materi Positum Gugatan Penggugat seperti tersebut pada Point 1 (Satu), 2 (Dua), dan 7 (Tujuh), Penggugat menyebutkan kalau Hari dan Tanggal terjadinya Peminjaman Uang atau Hutang dari Para Tergugat adalah tanggal 15 Januari 2015, pada Hari Sabtu ;

- Bahwa pada hal sebenarnya di dalam Akta Pengakuan Hutang, Nomor: 17, yang diperbuat oleh Notaris Abidin Soaduon Panggabean, S.H., Notaris di Medan, dinyatakan tertulis kalau Akta Pengakuan Hutang, Nomor : 17, diperbuat pada Hari: Rabu, tanggal: 19 Januari 2015 ;

- Sehingga Materi atau Pernyataan - Pernyataan Penggugat di dalam Surat Gugatannya tidak jelas, membingungkan, dan menyulitkan Para Tergugat untuk menjawabnya atau membantahnya;

- Uraian pendalilan yuridis di atas, dibenarkan kembali dengan berdasarkan - Kwalitas Materil (Rechtgronden) yang bersumber dari Yurisprudensi Tetap

(13)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 13 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

a. Putusan MARI Reg. No : 3534 K/Sip/1984, tanggal : 29 Februari 1986, menyatakan : "Gugatan dianggap obscuur libel, karena dalil gugatan kacau dan kabur, bahkan kontradiktif". ;

b. Putusan MARI Reg. No : 28 K/Sip/1973, tanggal : 5 Nopember 1973, menyatakan : "Apabila petitum tidak dapat disingkronkan atau tidak sesuai dengan maksudnya dengan posita, maupun tidak bersifat alternatif, petitum tidak dapat ditolerir, dan gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena kabur ;

Oleh karena itu maka Objek Sengketa atau Objek Gugatan yang menjadi Pendalilan di dalam Materi Gugatan Penggugat menjadi Kabur (obscuur libel). Dan dikarenakan Kabur (obscuur libel), maka sudah sepantasnya dan beralasan hokum, kalau Surat Gugatan Penggugat ini dinyatakan dalam hukum tidak diterima (niet ontvankelijke verklaard) Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. 1985,35 - 36;

A.4. MATERI PETITUM PENGGUGAT KABUR

- Bahwa di dalam Petitum Gugatan Penggugat pada Point : 7 ada menyatakan : "Menyatakan secara hukum sah akta Pengakuan Hutang, tertanggal 15 Januari 2015, Nomor : 17 yang telah ditandatangani oleh Penggugat dan para Tergugat dihadapan Notaris tersebut dengan jumlah hutang pokok, dan biaya penagihan seluruhnya sebesar Rp.400.000.000.,- (Empat Ratus Juta Rupiah) " ;

- Bahwa pada hal di dalam Akta Pengakuan Hutang, Nomor : 17, yang diperbuat oleh Notaris Abidin Soaduon Panggabean, S.H., Notaris di Medan, dinyatakan dan tertulis kalau Akta Pengakuan Hutang, Nomor : 17, diperbuat pada Hari: Rabu, tanggal: 19 Januari 2015 ;

- Oleh karena itu maka Materi Petrtum Penggugat menjadi Kabur (obscuur libel). Dan dikarenakan Kabur (Obscuur Libel), maka sudah sepantasnya dan beralasan hokum, kalau Surat Gugatan Penggugat ini dinyatakan dalam hukum Tidak Diterima (niet ontvankelijke verklaard) ("een duidelijke en bepaalde conclusie" Vide Pasal 8 Rv) atau setidak - tidaknya Materi Petitum Penggugat ditolak;

- Uraian pendalilan yuridis di atas, dibenarkan kembali berdasarkan Kwalitas Materil (Rechtgronden) Hukum Acara Perdata Positif, yakni: Yurisprudensi Tetap MARI, yakni:

(14)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 14 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

yang menyatakan : "Tuntutan yang tidak jelas atau tidak sempurna dapat berakibat tidak diterimanya, tuntutan tersebut".;

b. Putusan MARI Reg. No: 582 K/Sip/1973, tanggal: 18 Desember 1975, yang menyatakan: "Karena petitum gugatan adalah tidak jelas, gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima" ;

2. EKSEPSI HUKUM MATERIL (Materiele Exceptie)

Bahwa menuut legal opini dari Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. 1985 : 95), Eksepsi Materil, ialah : Eksepsi merupakan bantahan lainya yang didasarkan atas ketentuan hukum materil ;

A. EKSEPSI PEREMTORIA

- Bahwa menurut legal opini dari Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. 1985 : 94 - 95, menyatakan : Eksepsi Peremtoria, adalah : sebuah Eksepsi yang Materinya atau Isinya berhubungan dengan atau mengenai Pokok Perkara; - Bahwa menuurut legal opini dari M. Yahyah Harahap, S.H. 2015 : 458,

Exceptio Peremtoria, yaitu : Eksepsi yang berisikan sangkalan, yang dapat menyingkirkan (set aside) gugatan karena masalah yang digugat tidak dapat diperkarakan;

1. EKCEPTIONAL CIRCUMSTANSCES ATAU PARA TERGUGAT DALAM KEADAAN FORCE MAJURE

- Bahwa pada sekitar Bulan Januari Tahun 2013, pendapatan Para Tergugat, dari hasil berjualan di Kantin Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas I Tanjung Gusta mengalami kemunduran pendapatan yang drastis; - Keadaan Hukum a quo dikarenakan adanya kebijakan dari Pimpinan

Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas I Tanjung Gusta untuk memisahkan dan memindahkan Para Tahanan Anak yang telah mencapai usia 21 (Dua Puluh Satu Tahun), dengan Para Tahanan Anak yang berusia 18 (Delapan Belas Tahun) ke bawah ;

- Bahwa kemudian diketahui kalau pada awal Bulan Oktober 2016, dan sampai dengan Jawaban (verweer) a quo diperbuat, Para Tergugat sudah tidak berjualan lagi di Kantin Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas I Tanjung Gusta;

- Bahwa dikarenakan Keadaan Hukum di atas, maka banyaklah hutang - hutang dari Para Narapidana Anak yang tidak terbayar lunas, sebab mereka semua telah pindah ke Lembaga Pemasyarakatan Dewasa, sehingga sangat sulit untuk ditagih pelunasannya;

(15)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 15 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

- Bahwa selain itu salah satu dari Para Tergugat, yakni: Tergugat I (Satu), diketahui telah tidak bekerja lagi (pensiun) dari Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas I Tanjung Gusta, sejak tanggal 10 Nopember 2013, sehingga dirinya tidak memiliki pendapatan tetap (gaji) lagi;

- Bahwa kemudian diketahui pula kalau sejak awal Bulan Oktober 2016, dan sampai dengan Jawaban (verweer) a quo diperbuat, Para Tergugat diketahui sudah tidak berjualan lagi di Kantin Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas I Tanjung Gusta ;

- Bahwa dikarenakan keseluruhan uraian pendalilan yuridis tentang Keadaan Hukum Para Tergugat di atas, maka Keadaan Memaksa (force majure) tersebut terjadi, yaitu:

Sebuah keadaan tidak dapat dipenuhinya prestasi oleh debitur karena telah terjadi suatu peristiwa bukan karena kesalahannya, peristiwa mana tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga akan terjadi pada waktu membuat perikatan debitur (Abdul Kadir Muhamad, S.H. 1990 : 27); - Bahwa menurut legal opini dari M. Yahyah Harahap, S.H. 2015 : 462,

menyatakan : Jika tergugat dalam keadaan lain dari yang biasa, atau tergugat dalam keadaan Force majure yang tidak dapat dihindari sehingga secara objektif tergugat berada dalam situasi imposibilitas absolut untuk memenuhi perjanjian. Keadaan ini dapat dijadikan tergugat sebagai exceptional circumstances untuk menggugurkan gugatan ;

2. EXCEPTIO METUS CAUSA DAN EXCEPTIO DOLI PRESENTIS (DOLI MALI)

- Bahwa menurut legal opini dari M. Yahyah Harahap, S.H. 2015 :460, exceptio metus causa adalah : Gugatan yang diajukan penggugat bersumber dari perjanjian yang mengandung paksaan (dwang) atau compulsion (duress);

- Selanjutnya M. Yahyah Harahap, S.H. 2015 : 460, exceptio doli presentis atau exception doli mali, yaitu : keberatan mengenai penipuan yang dilakukan di dalam perjanjian. Jadi merupakan eksepsi yang menyatakan penggugat menggunakan tipu daya dalam pembuatan perjanjian;

- Bahwa Keadaan Hukum adanya exceptio metus causa, dan exceptio doli presentis atau exception doli mali in casu a quo, dapat diketahui dari uraian pendalilan yuridis di dalam Surat Gugatan Penggugat, yakni:

(16)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 16 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

a. Bahwa Pembuatan Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, sebenarnya diperbuat SEBELUM hari dan tanggal dari YANG DISEBUTKAN di dalam Akta Pengakuan Hutang, No. 17, yaitu : tanggal 19 Januari 2015. Pembuatan Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, adalah BERSAMAAN dengan dilakukannya Peminjaman Uang atau Hutang II (kedua), yakni : Hari Kamis, tanggal 11 September 2014. Sehingga Pembuatan Akta a quo sebenarnya diperbuat berlaku maju ;

Sehingga tidak benar kalau hutang tersebut terjadi pada saat Hari dan tanggal dari Pembuatan Akta tersebut, yaitu : tanggal 19 Januari 2015, Hari Rabu, seperti yang disebutkan dalam Alenia Pertama, Halaman : 2, Akta Pengakuan Hutang, No. 17, yakni :

"Pihak Pertama menerangkan dalam akte ini, mengaku benar dengan sah berhutang kepada pihak kedua uang tunai sebesar Rp.300.000.000.,- (Tiga Ratus Juta Rupiah), jumlah uang tersebut pihak pertama mengaku telah menerima seluruhnya dari pihak kedua dan untuk penerimaan uang sejumlah tersebut di atas oleh pihak pertama, maka akte ini berlaku juga sebagai tanda bukti penerimaannya (kwitansinya) yang sah";

b. Bahwa kemudian diketahui pula kalau di dalam Akta Pengakuan Hutang, No. 17, Alenia Pertama, Halaman : 2, tersebut di atas, ada penggalan frase atau kalimat :

"... dan untuk penerimaan uang sejumlah tersebut di atas oleh pihak pertama, maka akte ini berlaku juga sebagai tanda bukti penerimaannya (Kwitansinya) yang sah";

Bahwa dengan adanya frase atau kalimat a quo, dapat diketahui kalau peminjaman uang atau hutang tersebut terjadi pada hari dan tanggal Akta Pengakuan Hutang, No. 17, diperbuat, yakni Hari Rabu, tanggal 19 Januari 2015. Pada hal fakta yuridis yang sebenarnya adalah : Peminjaman Uang atau Hutang II (kedua), yakni: Hari Kamis, tanggal 11 September 2014.;

c. Bahwa selain itu pada Pasal : 2, Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, dinyatakan tertulis kalau : "Dari jumlah Hutang tersebut Pihak Pertama tidak dikenakan bunga",

Bahwa diketahui kalau sesungguhnya dari jumlah pinjaman uang atau hutang tersebut, adalah sudah dikenakan Bunga Peminjaman, yang

(17)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 17 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

dibebankan kepada Para Tergugat, yaitu:

 Pinjaman uang atau hutang yang I (Pertama), terjadi atau dilakukan adalah pada Hari Kamis, tanggal 4 September 2014. Jumlah Uang Pinjaman Rp. Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah);

 Pinjaman uang atau hutang yang II (Kedua) terjadi pada Hari Kamis, tanggal 11 September 2014. Jumlah Uang Pinjaman Rp.150.000.000.,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah);

 Bunga dari pinjaman uang atau hutang yang I (Pertama) dan II (Kedua) ini, ditetapkan adalah Rp.100.000.000., (Seratus Juta Rupiah). Sehingga total kewajiban berupa hutang yang harus dibayar adalah : Rp.300.000.000.,- (Tiga Ratus Juta Rupiah). Jangka waktu dari pelunasan hutang tersebut, adalah: 12 (Dua Belas Bulan) atau 1 (Satu) tahun. Dan jumlah uang cicilan setiap harinya ditetapkan sejumlah Rp.1.000.000.,- (Satu Juta Rupiah);  Peminjaman uang atau hutang yang III (Ketiga) terjadi pada Hari

Juma'at, tanggal 3 Oktober 2014, dengan jumlah pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah). Jumlah bunga Rp.10.000.000.,- (Sepuluh Juta Rupiah). Sehingga total hutang dan bunga adalah : Rp.60.000.000.,- (Enam Puluh Juta Rupiah), harus dilunasi dalam tempo 120 (Seratus Dua Puluh) Hari;

 Pinjaman uang atau hutang yang IV (Keempat) terjadi pada Hari Kamis, tanggal 20 November 2014, dengan Jumlah Pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah) jumlah bunga Rp.10.000.000.,- (Sepuluh Juta Rupiah). Sehingga total hutang dan bunga adalah : Rp.60.000.000.,- (Enam Puluh Juta Rupiah), harus dilunasi dalam tempo 120 (Seratus Dua Puluh) Hari;

Sehingga dengan demikian, maka tidak benar kalau Pernyataan yang ada dalam Isi dan Materi Akta Pengakuan Hutang, No. 17, Tanggal 19 Januari 2015, yang menyatakan kalau, ...."Dari jumlah Hutang tersebut Pihak Pertama tidak dikenakan bunga",

- Bahwa oleh karena uraian pendalilan yuridis di atas, jelas dan terang kini diketahui kalau Isi atau Materi dan Pernyataan - Pernyataan dalam Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, dan uraian pendalilan yuridis dari Penggugat dalam Positum Surat Gugatannya

(18)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 18 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

TIDAK OBJEKTIF, terdapat kebohongan, penipuan, dan pemaksaan kehendak dari Penggugat, yaitu :

a. Pernyataan kalau Hutang Para Tergugat diperoleh dengan cara kontan atau cash and carry ;

b. Pernyataan kalau Hutang Para Tergugat terjadi bersamaan dengan Hari dan tanggal diperbuatnya Akta Pengakuan Hutang, No. 17, yakni : Hari Rabu, tanggal 19 Januari 2015 ;

c. Pernyataan kalau Akta Pengakuan Hutang, No. 17, diperbuat pada tanggal 19 Januari 2015, Hari Rabu;

d. Pernyataan kalau Hutang tersebut tanpa dikenakan Bunga Pinjaman; - Bahwa dari keseluruhan uraian pendalilan yuridis di atas, in casu a quo

diketahui pula kalau dalam Pembuatan Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, dilakukan dalam keadaan penuh Paksaan,‘dan tidak ada pilihan lain bagi Para Tergugat, sehingga memaksa Para Tergugat untuk berbuat sesuatu yang tidak dikehendakinya (dwang), yaitu menandatangani Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015 ;

- Sehingga dengan demikian Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015 a quo telah terkualifikasi sebagai Perjanjian yang diperbuat dengan Paksaan (Dwangcontrack);

- Bahwa adapun pasal - pasal yang mengatur tentang adanya Akibat dari Keadaan Hukum sebuah Perjanjian yang diperbuat terkualifikasi sebagai Perjanjian yang diperbuat dengan Paksaan (dwangcontrack), Penipuan, dan Kekhilafan, adalah:

a. Pasal 1321 KUHPerdata, menyatakan :

Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan;

b. Pasal 1323 KUHPerdata, menyatakan :

Paksaan yang dilakukan terhadap orang yang membuat suatu perjanjian, merupakan alasan untuk batalnya perjanjian,

c. Pasal 1324 KUHPerdata, menyatakan :

Paksaan telah terjadi apabila perbuatan itu sedemikian rupa hingga dapat dapat menakutkan seorang yang berpikiran sehat, dan apabila perbuatan itu menimbulkan ketakutan pada orang tersebut bahwa dirinya atau kekayaannya terancam dengan suatu kerugian yang terang

(19)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 19 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

dan nyata, ;

d. Pasal 1449 KUHPerdata, menyatakan :

Perikatan - perikatan yang dibuat dengan paksaan, kekhilafan atau penipuan, menerbitkan suatu tuntutan untuk membatalkannya;

Bahwa oleh karena itu, Para Tergugat memohon kepada Majelis HakimYang Mulia, mengadili dan memeriksa Perkara Perdata a quo, agar berkenan menyatakan dalam hukum:

a. Surat Gugatan Penggugat a quo tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);

b. Surat Gugatan Penggugat tersebut, gugur demi hukum ;

c. Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, batal demi hukum, tidak berakibat hukum apapun kepada para pihak;

Selanjutnya Majelis Hakim Yang Mulia, mengadili dan memeriksa Perkara Perdata a quo, berkenan untuk mengabulkan keseluruhan dari Materi Eksepsi Para Tergugat in casu a quo;

II. TENTANG POKOK PERKARA A. DALAM KONPENSI

- Bahwa segala hal - hal yang telah diuraikan atau didalilkan oleh Para Tergugat di dalam Eksepsinya seperti yang telah tersebut di atas, tidak akan diulangi lagi pada uraian pendalilan yuridis pada Pokok Perkara dan secara mutatis mutandis dianggap satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Materi Jawaban dari Pokok Perkara (ver weer ten principale);

- Bahwa Para Tergugat membantah dan menolak dengan tegas seluruh uraian pendalilan yuridis dari Surat Gugatan Penggugat, tanggal 17 Maret 2016. Yang telah dimajukan dalam Persidangan Perkara Perdata pada Pengadilan Negeri Kelas I B Lubuk Pakam, dengan Daftar Regrestrasi Perkara Perdata No. 36/PdVG/2016/PN-Lbp, kecuali terhadap hal - hal yang diakui kebenarannya oleh Para Tergugat di dalam Jawaban (verweer) a quo; 1. TENTANG KRONOLOGIS TERJADINYA HUTANG YANG KONTRADIKTIF

DENGAN MATERI URAIAN YURIDIS DALAM POSITUM PENGUGAT - Bahwa Penggugat di dalam Materi Positum Surat Gugatannya pada

Point: 1, 2, dan 3, Halaman : 2, ada menyatakan sebagai berikut :

Point(l) "Bahwa pada tanggal 15 Januari 2015telah ditandatangani Akta Pengakuan Hutang Nomor: 17 yang dibuat dihadapan Notaris Abidin

(20)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 20 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Panggabean, S.H. Notaries di Medan, yaitu perjanjian hutang piutang antara Penggugat dan Tergugat I dan Tergugat II";

- Bahwa Tergugat I dan Tergugat II adalah suami isteri ;

- Point (2) "Dalam akta Pengakuan Hutang tertanggal 15 Januari 2015, Nomor 17 tersebut diperjanjikan bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah meminjam uang dari Penggugat sebesar Rp.300.000.000.,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) dan akan dibayar oleh para Tergugat kepada Penggugat dengan cara mencicil setiap bulannya sebesar Rp.25.000.000.,- (Dua Puluh Lima Juta Rupiah) setiap bulannya";

- Point (3) "Bahwa seluruh hutang tersebut harus dilunasi oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Penggugat selambat - lambatnya pada tanggal 10 September 2015, namun hingga gugatan ini diajukan, belum ada pembayaran yang dilakukan para Tergugat"....

- Bahwa uraian pendalilan yuridis Penggugat seperti yang tersebut di dalam Materi Positum Surat Gugatannya, adalah sebuah uraian pendalilan yuridis yang berisi Persangkaan - Persangkaan (vermoedens) yang tidak benar, tidak objektif, mengada - ada, dan tidak berdasarkan fakta yuridis yang sebenarnya ;

- Bantahan atau sanggahan Para Tergugat in casu a quo adalah

berdasarkan pada Keadaan atau Peristiwa Hukum

(fetelijkerechtgrondem) yang sebenarnya (das sein) dari terjadinya hutang atau peminjaman uang, yakni sebagai berikut :

- Bahwa Para Tergugat mengakui kalau dirinya ada melakukan peminjaman uang atau ada berhutang kepada Penggugat. Peminjaman uang atau hutang kepada Penggugat tersebut ada beberapa kali, yakni: Pinjaman uang atau hutang yang I (Pertama), terjadi atau dilakukan adalah pada Hari Kamis, tanggal 4 September 2014. Jumlah Uang Pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah);

- Selanjutnya pinjaman uang atau hutang yang II (Kedua) terjadi pada Hari Kamis, tanggal 11 September 2014. Jumlah uang pinjaman Rp.150.000.000.,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah);

- Bahwa pada Peminjaman I (Pertama) dan II (Kedua) dengan Total Jumlah Pinjaman Uang atau Hutang adalah telah berjumlah Rp.200.000.000.,- (Dua Ratus Juta Rupiah);

- Bahwa pada Hari Kamis, tanggal 11 September 2014, tepatnya pada Pinjaman Uang II (Kedua) yang dilakukan oleh Penggugat dan Para

(21)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 21 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Tergugat, diikuti dengan kesepakatan - kesepakatan, sebagai berikut: a. Jangka Waktu dari Pelunasan Hutang tersebut, adalah: 12 (Dua Belas

Bulan) atau 1 (Satu) Tahun;

b. Pinjaman Uang atau Hutang ini diikuti dengan Penyerahan Surat Keterangan Tanah Milik dari Para Tergugat. Terletak di Jalan Lembaga Pemasyarakatan, No.372 A, Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang ;

c. Bunga dari Pinjaman Uang atau Hutang ini, ditetapkan adalah Rp.100.000.000.,- (Seratus Juta Rupiah). Sehingga Total Kewajiban berupa Hutang yang harus dibayar adalah : Rp.300.000.000.,- (Tiga Ratus Juta Rupiah);

d. Tata Cara dari Pembayaran Uang Pinjaman atau Hutang ini ditetapkan dilakukan setiap hari. Dimulai pada Hari Jum'at, tanggal 12 September 2014. Dan Jumlah Uang Cicilan setiap harinya ditetapkan sejumlah Rp.1.000.000.,- (Satu Juta Rupiah) ;

e. Pembuatan dan Penandatanganan Akta Pengakuan Hutang, Nomor : 17 ;

1.a. ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG

- Bahwa diketahui kalau Jumlah Hutang Para Tergugat adalah sejumlah : Rp.200.000.000.,- (Dua Ratus Juta Rupiah), dengan Bunga Rp.100.000.000.,- (Seratus Juta Rupiah). Hutang tersebut dibayar setiap harinya sejumlah Rp.1.000.000.,- (Satu Juta Rupiah), mulai dari tanggal 12 September 2014. Telah dibayar Rp.74.000.000.,- (Tujuh Puluh Empat Juta Rupiah) sampai dengan 10 Desember 2014 ;

- Selanjutnya Para Penggugat melakukan Peminjaman Uang atau Hutang yang III (Ketiga) terjadi pada Hari Juma'at, tanggal 3 Oktober 2014, dengan Jumlah Pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah). Jumlah Bunga Rp.10.000.000.,- (Sepuluh Juta Rupiah). Sehingga Total Hutang dan Bunga adalah: Rp.60.000.000.,- (Enam Puluh Juta Rupiah);

- Bahwa pada Pinjaman Uang atau Hutang yang III (Ketiga) ini disepakati, kalau Para Tergugat harus melunasi Pinjaman Uang atau Hutang yang III (Ketiga) ini dalam tempo 120 (Seratus Dua Puluh) Hari, dengan cara dicicil setiap Hari sejumlah Rp.500.000.,- (Lima Ratus Ribu Rupiah). Mulai tanggal 04 Oktober 2014 ;

- TELAH dibayar setiap harinya sejumlah Rp.500.000.,- (Lima Ratus Ribu Rupiah), mulai dari tanggal 04 Oktober 2014, sampai dengan tanggal 10

(22)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 22 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Desember 2014, sejumlah: Rp.27.500.000.,- (Dua Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah);

- Pinjaman Uang atau Hutang yang IV (Keempat) terjadi padaHari Kamis, tanggal 20 November 2014, dengan Jumlah Pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah).Jumlah Bunga Rp.10.000.000.,- (Sepuluh Juta Rupiah). Sehingga Total Hutang dan Bunga adalah: Rp.60.000.000.,- (Enam Puluh Juta Rupiah) ;

- Bahwa pada Pinjaman Uang atau Hutang yang IV (Keempat) ini disepakati, kalau Para Tergugat harus melunasi Pinjaman Uang atau Hutang yang III (Ketiga) ini dalam tempo 120 (Seratus Dua Puluh) Hari, dengan cara dicicil setiap Hari sejumlah Rp.500.000.,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) ;

- Bahwa dengan demikian Total Uang Pinjaman atau Hutang Para Tergugat kepada Penggugat, adalah: Rp.300.000.000.,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) ; - Bahwa selanjutnya setelah ditotal keseluruhan dari Pembayaran Hutang

Para Tergugat kepada Penggugat dengan cara dicicil setiap hari, adalah : Rp.101.500.000.,- (Seratus Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah);

- Bahwa dari Uraian di atas diketahui kalau Total Bunga Pinjaman keseluruhannya adalah : Rp.120.000.000.,- (seratus Dua Puluh Juta Rupiah). Yang berarti Bunga Pinjaman yang ditetapkan oleh Penggugat kepada Para Tergugat berdasarkan total seluruh Pinjaman Uang atau Hutang, adalah sejumlah: 40% (Empat Puluh Persen) dalam sebahagian dalam tempo 1 (satu) tahun, dan sebahagian dalam tempo 6 (Enam) Bulan;

2. TENTANG KEKUATAN PEMBUKTIAN DARI AKTA PENGAKUAN

HUTANG, NO. 17, TANGGAL 19 JANUARI 2015

- Bahwa dengan berlandaskan pada bantahan atau sanggahan yang diuraikan dalam keseluruhan uraian pendalilan yuridis di atas, maka diketahui kalau Pembuatan Akta Pengakuan Hutang, No.17, Tanggal 19 Januari 2015, diperbuat atau terjadi adalah SEBELUM hari dan tanggal dari YANG DISEBUTKAN di dalam Akta Pengakuan Hutang, No. 17, yaitu : tanggal 19 Januari 2015. Akan tetapi terjadi BERSAMAAN dengan dilakukannya Peminjaman Uang atau Hutang tersebut. Sehingga Pembuatan Akta a quo berlaku maju ;

- Bahwa dengan demikian, maka TIDAK BENAR kalau Hutang tersebut terjadi pada saat Hari dan tanggal dari Pembuatan Akta tersebut, yaitu : tanggal 19 Januari 2015,

(23)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 23 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

- Hari Rabu, seperti yang disebutkan dalam Alenia Pertama, Halaman : 2, Akta Pengakuan Hutang Na 17, yakni :

- "Pihak Pertama menerangkan dalam akte ini, mengaku benar dengan sah berhutang kepada pihak kedua uang tunai sebesar Rp.300.000.000.,- (Tiga Ratus Juta Rupiah), jumlah uang tersebut pihak pertama mengaku telah menerima seluruhnya dari pihak kedua dan untuk penerimaan uang sejumlah tersebut di atas oleh pihak pertama, maka akte ini berlaku juga sebagai tanda bukti penerimaannya (Kwitansinya) yang sah" ;

- Bahwa kemudian diketahui pula kalau di dalam Akta Pengakuan Hutang, No, 17, Alenia Pertama, Halaman : 2, tersebut di atas, ada penggalan frase atau kalimat:

- “... dan untuk penerimaan uang sejumlah tersebut di atas oleh pihak pertama, maka akte ini berlaku juga sebagai tanda bukti penerimaannya (Kwitansinya) yang sah" ;

- Bahwa dengan adanya frase atau kalimat a quo, dapat diketahui kalau peminjaman uang atau hutang tersebut terjadi pada hari dan tanggal Akta Pengakuan Hutang, No. 17, diperbuat, yakni Hari Rabu, tanggal 19 Januari 2015;

- Bahwa selain Alasan Yuridis tersebut, pada Pasal: 2, Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, dinyatakan : "Dari jumlah Hutang tersebut Pihak Pertama tidak dikenakan bunga",

- Bahwa sesuai dengan uraian pendalilan yuridis Para Tergugat, seperti yang tersebut di Dalam Pokok Perkara pada Point 1 di atas, diketahui kalau sesungguhnya dari Jumlah Pinjaman Uang atau Hutang tersebut, adalah SUDAH dikenakan Bunga Peminjaman, yang dibebankan kepada Para Tergugat, yaitu :

a. Pinjaman uang atau hutang yang I (Pertama), terjadi atau dilakukan adalah pada Hari Kamis, tanggal 4 September 2014. Jumlah Uang Pinjaman Rp. Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah);

b. Pinjaman uang atau hutang yang II (Kedua) terjadi pada Hari Kamis, tanggal 11 September 2014. Jumlah Uang Pinjaman Rp.150.000.000.,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah);

c. Bunga dari pinjaman uang atau hutang yang I (Pertama) dan II (Kedua) ini, ditetapkan adalah Rp.100.000.000., (Seratus Juta Rupiah). Sehingga total kewajiban berupa hutang yang harus dibayar adalah : Rp.300.000.000.,- (Tiga Ratus Juta Rupiah). Jangka waktu dari

(24)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 24 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

pelunasan hutang tersebut, adalah : 12 (Dua Belas Bulan) atau 1 (Satu) tahun. Dan jumlah uang cicilan setiap harinya ditetapkan sejumlah Rp.1.000.000.,- (Satu Juta Rupiah);

d. Peminjaman uang atau hutang yang III (Ketiga) terjadi pada Hari Juma'at, tanggal 3 Oktober 2014, dengan jumlah pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah). Jumlah bunga Rp.l0.000.000.,- (Sepuluh Juta Rupiah). Sehingga total hutang dan bunga adalah : Rp.60.000.000.,- (Enam Puluh Juta Rupiah), harus dilunasi dalam tempo 120 (Seratus Dua Puluh) Hari;

e. Pinjaman uang atau hutang yang IV (Keempat) terjadi pada Hari Kamis, tanggal 20 November 2014, dengan Jumlah Pinjaman Rp.50.000.000.,- (Lima Puluh Juta Rupiah) jumlah bunga Rp.10.000.000.,- (Sepuluh Juta Rupiah). Sehingga total hutang dan bunga adalah : Rp.60.000.000.,- (Enam Puluh Juta Rupiah), harus dilunasi dalam tempo 120 (Seratus Dua Puluh) Hari;

- Sehingga dengan demikian, maka TIDAK BENAR kalau Pernyataan yang ada dalam Isi dan Materi Akta Pengakuan Hutang, No. 17, Tanggal 19 Januari 2015, yang menyatakan kalau, ...."Dari jumlah Hutang tersebut Pihak Pertama tidak dikenakan bunga",

- Bahwa oleh karena Uraian Yuridis di atas, jelas dan terang kini diketahui kalau Isi atau Materi dan Pernyataan - Pernyataan dalam Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, terdapat kebohongan atau penipuan, yaitu :

a. Pernyataan kalau Hutang Para Tergugat diperoleh dengan cara kontan atau cash and carry;

b. Pernyataan kalau Hutang Para Tergugat terjadi bersamaan dengan Hari dan tanggal diperbuatnya Akta Pengakuan Hutang, No. 17, yakni : Hari Rabu, tanggal 19 Januari 2015 ;

c. Pernyataan kalau Akta Pengakuan Hutang, No. 17 diperbuat pada tanggal 19 Januari 2016, Hari Rabu ;

d. Pernyataan kalau Hutang tersebut tanpa dikenakan Bunga Pinjaman ; - Sehingga dengan demikian, maka Kwalitas dari Akta Pengakuan Hutang,

No. 17, tanggal 19 Januari 2015, secara mutatis mutandis tidak memiliki Kekuatan Pembuktian Materil untuk berfungsi sebagai Alat Bukti Penuh (voldoendebewijs) ;

(25)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 25 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

- Bahwa selain uraian pendalilan yuridis di atas, in casu a quo diketahui pula kalau dalam Pembuatan Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, dilakukan dalam keadaan penuh Paksaan, dan tidak ada pilihan lain bagi Para Tergugat, sehingga memaksa Para Tergugat untuk berbuat sesuatu yang tidak dikehendakinya (dwang), yaitu menandatangani Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015. Sehingga dengan demikian Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015 a quo telah terkualifikasi sebagai Perjanjian yang diperbuat dengan Paksaan (Dwangcontrack);

- Bahwa oleh karena Uraian Yuridis dan Pendalilan Yuridis di atas, maka diketahui kalau Akta ini hanya memenuhi:

a. Kekuatan Pembuktian Lahir, yaitu : kekuatan pembuktian yang didasarkan atas keadaan lahir, atau apa yang tampak oleh mata, kalau benda ini adalah seperti akta, dianggap mempunyai kekuatan seperti akta sepanjang tidak terbukti sebaliknya;

b. Kekuatan Pembuktian Formil yaitu : kekuatan pembuktian yang didasarkan atas pertanyaan, 'Benarkah bahwa ada pernyataan" yang memberi kepastian tentang peristiwa, bahwa pejabat atau para pihak menyatakan dan melakukan seperti yang dimuat dalam akta;

- Bahwa sebuah Akta yang hanya memenuhi Kekuatan Pembuktian Lahir dan kekuatanPembuktian Formil, maka Akta tersebut hanya mempunyai fungsi formil (Formalitatis causa). Yang berarti untuk lengkapnya atau sempurnanya (BUKAN UNTUK SAHNYA) suatu Perbuatan Hukum sehingga harus diperbuat suatu Akta ;

- Bahwa sebuah Akta dapat dijadikan sebagai Alat Bukti Penuh (voldoendebewijs), dan berfungsi sebagai Alat Bukti (probationis causa) apabila memenuhi Kekuatan Pembuktian Materil;

- Bahwa Kekuatan Pembuktian Materil adalah Kekuatan Pembuktian yang menyangkut pertanyaan, "Benarkah isi pernyataan di dalam akta itu" sehingga memberi kepastian tentang materi suatu akta, memberi kepastian tentang peristiwa bahwa pejabat atau para pihak menyatakan dan melakukan seperti yang dimuat dalam akta (Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. 1985,126 -128) ;

- Selanjutnya menuurt legal opini dari Prof. R. Subekti, 1963 : 88, menyatakan: Perikatan yang tidak memenuhi syarat - syarat subjektif dapat dimintakan pembatalannya kepada Hakim dengan 2 (Dua) cara, yakni:

(26)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 26 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

a. Dengan cara Aktif, yaitu menuntut pembatalan kepada hakim dengan mengajukan gugatan;

b. dengan cara pembelaan, yaitu menunggu sampai di gugat di muka hakim untuk memenuhi perikatan dan baru diajukan alasan tentang kekurangan perikatan itu;

- Untuk pembatalan secara aktif, undang - undang memberikan pembatasan waktu, yaitu : lima tahun (Pasal 1445 KUHPerdata). Sedangkan untuk pembatalan sebagai pembelaan tidak diadakan pembatasan waktu;

- Bahwa pasal - pasal yang mengatur syarat - syarat subjektif dari sebuah Perjanjian dapat diketahui dari:

a. Pasal 1320 KUHPerdata, menyatakan:

Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri ;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu hal tertentu;

4. Suatu sebab yang halal ;

b. Pasal 1321 KUHPerdata, menyatakan:

Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan;

c. Pasal 1323 KUHPerdata, menyatakan:

Paksaan yang dilakukan terhadap orang yang membuat suatu perjanjian, merupakan alasan untuk batalnya perjanjian,

d. Pasal 1324 KUHPerdata, menyatakan:

Paksaan telah terjadi apabila perbuatan itu sedemikian rupa hingga dapat dapat menakutkan seorang yang berpikiran sehat, dan apabila perbuatan itu menimbulkan ketakutan pada orang tersebut bahwa dirinya atau kekayaannya terancam dengan suatu kerugian yang terang dan nyata, e. Pasal 1328 KUHPerdata, menyatakan:

Penipuan merupakan suatu alasan untuk pembatalan perjanjian, apabila tipu muslihat, yang dipakai oleh salah satu pihak, adalah sedemikian rupa hingga terang dan nyata bahwa pihak yang lain tidak telah membuat perikatan itu jika tidak dilakukan tipu muslihat tersebut Penipuan tidak dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan;

(27)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 27 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

Perikatan - perikatan yang dibuat dengan paksaan, kekhilafan atau penipuan, menerbitkan suatu tuntutan untuk membatalkannya;

- Bahwa oleh karena Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, diperbuat dengan kekhilafan, paksaan, rangkaian kebohongan, tidak memiliki Kwalitas Kekuatan Pembuktian Materil, dan telah menimbulkan ketakutan pada diri Para Penggugat karena kekayaannya (Lc. Surat Keterangan Hak Atas Tanahnya ada pada Penggugat sebagai jaminan hutang) akan terancam disita sehingga akan menimbulkan kerugian yang nyata, maka sangat pantas kalau Akta Pengakuan Hutang, No. 17, tanggal 19 Januari 2015, dinyatakan dalam hukum tidak memiliki kekuatan hukum dan berakibat hukum apapun, sehingga sangat pantas untuk dibatalkan (Vide Pasal 1324 KUHPerdata);

4. TENTANG TUNTUTAN PUTUSAN SERTA MERTA (UITVOERBAAR BIJ VOORAAD)

- Bahwa Tuntutan atau Petitum Penggugat yang menyatakan kalau Putusan dapat dijalankan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij vooraad) in casu a quo, haruslah ditolak demi hukum karena bertentangan dan tidak sesuai (actinomi) dengan:

a. SEMA No. 13/1964, tertanggal 10 Juli 1964;

SEMA ini mempertegas dan memperingatkan kembali intruksi MARI No.348 K/5216/M, tanggal: 13 Februari 1950, yakni:

- Agar jangan secara mudah mengabulkan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij vooraad);

- Bahkan sedapat mungkin jangan mengabulkannya, meskipun memenuhi syarat;

- Namun apabila sempat dikabulkan, hendaknya putusan itu jangan dilaksankan atau ditunda pelaksanaannya sampai putusan memperoleh kekuatan hukum tetap (res judicate);

b. SEMA No. 5/1969, tertanggal 2 Juni 1969 ;

Isi pokok SEMA ini, sama dengan No. 13 / 1964, tertanggal 10 Juli 1964, dengan tambahan penggarisan:

- Pelaksanaan atas putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu, perlu meminta persetujuan,

- Yang bertindak member persetujuan, MA menyerahkan atau mendelegasikan kepada Pengadilan Tinggi ;

(28)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 28 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

c. SEMA No. 03/1971, tertanggal 17 Mei 1971 ;

SEMA ini merupakan lanjutan dari yang terdahulu, yang berisi keprihatinan atas sikap para hakim yang tidak mengindahkan syarat - syarat yang digariskan Pasal 180 ayat (1) HIR, Pasal 191 ayat (1) Rbg dalam mengabulkan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu, oleh karena itu SEMA ini mempertegas lagi syarat - syarat itu untuk ditaati;

d. SEMA No. 06/1975, tertanggal 1 Desember 1975;

Dalam SEMA ini terdapat penggarisan yang lebih tegas antara lain sebagai berikut:

- Kewenangan menjatuhkan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu berdasar Pasal 180 ayat (1) HIR, Pasal 191 ayat (1) Rbg adalah bersifat diskresioner, bukan imperative sifatnya;

- Oleh karena itu para hakim tidak menjatuhkan putusan yang demikian meskipun terpenuhin syarat - syarat yang digariskan pasal - pasal dimaksud ;

- Dalam hal yang sangat eksepsional dapat dikabulkan dengan syarat ; 1. Apabila ada conseervatoir beslag yang harga barang yang disita tidak

mencukupi menutupi jumlah gugatan ;

2. Meminta jaminan kepada pemohon eksekusi yang seimbang nilainya; - Pada saat diucapkan putusan sudah selesai;

- Dalam tempo 2 minggu setelah diucapkan salinan putusan dikirimkan kepada PT untuk meminta persetujuan eksekusi;

e. SEMA No. 03/1978, tertanggal 1 April 1978.

SEMA ini mengingatkan kembali SEMA yang telah diterbitkan sebelumnya, tetapi sekaligus juga berisi penegasan dan penjelasan, yang terpenting diantaranya;

a. Menegaskan kembali agar para hakim di seluruh Indonesia tidak menjatuhkan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij vooraad), meskipun syarat - syarat yang ditentukan dalam pasal 180 ayat (1) HIR, Pasal 191 ayat (1) Rbg terpenuhi ;

b. Hanya dalam hal - hal yang tidak dapat dihindari putusan yang demikian dapat dikabulkan secara eksepsional dengan mengingat syarat - syarat yang tercantum dalam SEMA No.6 Tahun 1975,1 Desember 1975.

Dalam SEMA ini kembali diperingatkan, dalam rangka pengawasan terhadap putusan uitvoerbaar bij vooraad, yang dijatuhkan hakim PN maka dalam tempo 2 minggu setelah diucapkan, PN yang bersangkutan

(29)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 29 dari 75 halaman Putusan Nomor 152/Pdt/2018/PT MDN

harus mengirimkan salinan Putusannya kepada PT dan tembusannya kepada MA

f. SEMARI, No. 4, Tahun 2001, tanggal 20 Agustus 2001, tentang Permasalahan Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar bij vooraad) dan Putusan Provisionil, yang menyatakan :

"Dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi, Pimpinan Mahkamah Agung memandang perlu menegaskan kepada para Ketua Pengadilan Negeri dan Ketua Pengadilan Agama diseluruh Indonesia agar lebih meningkatkan tanggung jawab dan tanggap terhadap tuntutan dan perkembangan masyarakat yang menginginkan hal - hal seperti pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) atau kejahatan yang menyangkut kepentingan publik pada umumnya. Selanjutnya akhir - akhir ini Pimpinan Mahkamah Agung makin banyak menerima tuntutan, keluhan mengenai putusan atau eksekusi putusan Serta Merta (Uitvoerbaar bij vooraad) dan Provisionil. Berhubung dengan hal tersebut, sekali lagi ditegaskan agar Majelis Hakim yang memutus perkara serta merta hendaknya berhati - hati dan dengan sungguh - sungguh memperhatikan dan berpedoman pada Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No.3 Tahun 2000 tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar bij vooraad) dan Provisionil terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan putusan serta merta (Uitvoerbaar bij vooraad) tersebut.

Setiap kali akan melaksanakan putusan serta merta (Uitvoerbaar bij vooraad) harus disertai dengan penetapan sebagaimana diatur dalam butir 7 (SEMA) No.3 Tahun 2000, yang menyebutkan:

"Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengan nilai barang / objek eksekusi sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak lain apabila tenyata dikemudian hari dijatuhkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama" Tanpa jaminan tersebut tidak boleh ada pelaksanaan putusan serta merta. Lebih lanjut apabila Majelis akan mengabulkan permohonan serta merta harus memberitahukan kepada Ketua Pengadilan.

Demikian agar diperhatikan dan dilaksanakan dengan tanggungjawab". B. DALAM REKONPENSI

- Bahwa Para Tergugat Dalam Konpensi (DK) atau Para Penggugat Dalam Rekonpensi (DR), dengan ini mengajukan Gugatan Rekonpensi terhadap Penggugat Dalam Konpensi (DK) atau Tergugat Dalam Rekonpensi (DR), yakni sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Diskusi tentang penerapan ilmu kimia dalam kehidupan sehari- hari terutama dalam bidang industri, pertanian, kesehatan, bahan pangan (makanan), dan bahan alam.. Mahasiswa mampu

Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran keahlian di SMK, oleh karena itu sangat memerlukan pemahaman, ketelitian dan latihan didalam mempelajarinya dan suatu

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai kegiatan praktikum Biologi kelas XI IPA di SMA Negeri Kabupaten Muaro Jambi yang terdiri atas 3 tahapan dapat

Nilai beban amonia yang tertinggi dihasilkan oleh pabrik K1 pada Bulan Desember 2013, sedangkan nilai beban amonia yang terendah adalah dihasilkan oleh pabrik K4 pada Bulan

Penyusunan harga pokok produk dengan menggunakan metode harga pokok proses akan memberikan serta memelihara keseimbangan yang efisien dan menguntungkan antara

bahwa rasio ROA bank BJB Syariah dalam kondisi tidak sehat yaitu rata-rata sebesar -3,21%, jauh dibawah standar minimum Bank Indonesia sebesar 1,5%. Dari aspek

Berdasarkan hasil penelitian di temukan ada 36 responden (69,23%) yang bersikap positif terhadap penyakit tuberculosis.Responden yang bersikap positif karena mempunyai

Ibid.. Untuk evaluasi yang dilakukan mengenai sistem penjaminan mutu internal dilaksanakan satu semester satu kali. Didukung oleh pendapat wakil kepala sekolah, tim