• Tidak ada hasil yang ditemukan

REHABILITASI MEDiK. 4. Diagnose Banding :- Spondylosis Lumbaiis - Stenosis Spinalis - Spondylo Listhesis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REHABILITASI MEDiK. 4. Diagnose Banding :- Spondylosis Lumbaiis - Stenosis Spinalis - Spondylo Listhesis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

REHABILITASI MEDiK STANDARD PELAYANAN MED1S REHABILITASt MED1S 1. Nama Penyakit : LOW BACK PAIN (LBP)

2. Defenisi : Nyeri bawah pinggang adalah nyen musculoskeietal yang paling banyak dijumpa dalam praktek Kedokteran fisik dan Rehabilitas+

3. Kriteria Diagnostik/

Diagnostik/Klinis : Nyeri bawah pinggang terutama sewaktu duduk lama terkadang disertai rasa kebas menjalar

kekaki.Spasme otot erektor spinai menyebabkan fleksi terbatas, terkadang

menimbulkan perubahan postur (Antalgin posture) dan tes SLR terbatas. Scoliosis fungsionit dapat terjadi pada spasme otot punggung yang berat

4. Diagnose Banding :- Spondylosis Lumbaiis - Stenosis Spinalis - Spondylo Listhesis 5.PemeriksaanPenunjang :X ray menunjukkan jarak antara kedua facies artioularis atas bawah bertambah dekat, biasanya disertai bertambahnya sudut lumbo sacral lebih besar dari 30°.

6. Konsultasi : Neurologi

7. Perawatan Rumah Sakit : Berobat jalan 8. Terapi : 1. Tindakan Fisioterapi a.Latihan Exerosis ( Willian Flexion Exercise )

b.Heat terapi (Hot pack, infrared, diathermy ) c.Traksi Lumbal bila perlu 11. Terapi Psikologis bila ada faktor penyerta.

11. Terapi Psikologis bila ada faktor penyerta. 9. Penyulit : Scoiiosis, Kyposis

10. lnformed Consernt

1 1. Lama Perawatan : Rata rata 3 X seminggu sld 8 X Penanganan 12. Masa Pemulihan : Bergantung dengan klinis

13. Output : Keluhan berkurang sampai dengan hilang 14. PA .

-15. Otopsi/Risalah/Rapat :

-1. Nama Penyakit : SPINAL STENOSIS

2. Defenisi : Merupakan penyempitan Canalis spinalis yang menyebabkan kelainan spesifik disebut Psendoclaudication.

3. Kriteria Diagnostik / : Nyeri Claudication yang timbul terutama sewaktu Diagnostik Klinis berjalan atau berdiri lama dapat berkurang bila

penderita duduk atau jongkok dengan kaki fleksi Rasa nyeri bertambah pada posisihyperlordosis.

4. Diagnosis Banding :- Sponciylosis Lumbalis - Spondylosisthesis - LBP 5. Pemeriksaan Penunjang : X.Ray

(2)

6. Konsultasi : Neurologi 7. Perawatan Rumah Sakit : 8. Terapi : t. Tindakan Fisioterapi 11. Tindakan Ortose Protose

9. Penyulit : Scoliosis, Kynosis 10. lnformed Consernt

11. Lama Perawatan : Tergantung penyakit 12. Masa Pemulihan : Tergantung dengan klinis 13. Output : Keluhan berkurang sld hilang

14.PA 15. Otopsi/RisalahlRapat : -1. Nama Penyakit : SCOLIOSIS

2. Defenisi : Deformitas tulang belakang berupa lengkungan ke arah lateral dari garis tengah tubuh. Lengkungan ini disebut Kurvatura atau Curve. Biasanya terjadi pada usia muda

3. Kriteria Diagnostik / : - Deformitas tubuh

Diagnostik Klinis - Nyeri otot-otot sekitar tutang belakang - Gangguan fungsi paru

- Gangguan fungsi jantung

4. Diagnostik Banding : - Spondylosis Lumbalis - Spondylosisthesis - Law Back Pain 5. Pemeriksaan Penunjang : X Ray Lumbosacral (AP, Lateral, bilateral obliqua ) 6. Konsultasi : Neurologi

7. Perawatan Rumah Sakit :

-8. Terapi : I. Tindakan Fisioterapi - Mengurangi Lordosis

- Mengurangi BB

- Latihan : - Pelvio Tilting Exercise

- Low Back Stretching Exercise - Abdomina{ isometric 11. Tindakan Ortose Protese - Koreat Lumbal

111. Bila rasa sakit progressive dan bertambahnya gejata neurologi - dilakukan operasi

9. Penyulit : Lordosis, BB menittgkat 10. lnformed Consemt .

-11. Lama Perawatan : Tergantung penyulit 12. Masa Pemulihan : Tergantung dengan klinis 13. Output : Ketuhan berkurang s/d hilang 14.PA 15. OtopsilRisatahlRapat :

(3)

2. Defenisi : Suatu penyakit sistemik yang bersifat progressif yang mengenai jaringan lemak (saft tissue) dan cendrung untuk menjadi kronis

3. Kriterisa diagnostik l:Kekakuan otot pagi hari ( Moming Stifnes ) diagnostik klinis - Nyeri sendi sewaktu istirahat dan bergeraklnyeri tekan

- Dimulai dari sendi kecil kemudian ke sendi yang besar. - Sering bersamaan atau symetris

- Pada kasus yang berat : KU menurun demam, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, benjolan bawah kulit (Sub cutan nodule)

4. Diagnosa banding : - Osteo Arthritis - Gout Arthritis

5. Pemeriksaan penunjang : Lab : - Rhematoid factor positive - Lekositas ringan - Anemia ringan

- LED meningkat

- Kadar Globuli darah meningkat

Ro : Dekafsifikasi pada sendi yang terkena 6. Konsultasi : Penyakit Dalam

7. Perawatan Rumah Sakit : Berobat jalan

8. Terapi : - Medika mentosa - NSAID - Rehabilitasi

1. Fisioterapi :

St.Acut : - Rest dan positioning

- Bed Rest bila terkena extremitas inferior

- Statik contraksi otot sekitar sendi - General exercise pada sendi yang sakit - Bila nyeri menurunffiengkak

menurun (pasif exc.laktif asisted exercise ) - Kompres es bila radang (+)

Sub.Acut : - Superficial, Heating - Aktif assisted exercise

- Latihan ambulasi secara bertahap Kronis : - Latihan menambah ROM

penguatan ( passive, active assisted, free active ). - Therapy panas : MWD, SWD, US

2. OP : - Splint tungkai - Tongkat

3. Psykofagi : - Psykotherapi

9. Penyulit : - Ankylosis Flexion contractur

- Swan neck deformity jari - jari tangan 10. lnformed Consernt :

-11. Lama Perawatan : + 2 - 6 bulanlfisioterapi 3 X seminggu 12. Masa Pemulihan : Bergantung dengan klinis

13. Output : Keluhan berkuranglhilang BEDAH ORTHOPAEDI 1. Nama Penyakit : Fraktur

(4)

2. Defenisi : Terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan. 3. Kriteria Diagnostik 1: Adanya riwayat cedera seperti: jatuh benturan Diagnostik Klinis langsung atau kecelakaan lalu lintas.

- Inspeksi : bengkak, deformitas kelainan bentuk - Palpasi : Nyeri tekan lokal, pada tempat fraktur - Pergerakan : Gerakan aktif sakit,gerakan pasif sakit, Krepitasi 4. Diagnosa Kerja : Fraktur

5. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan radiologi : narnpak 2 sendi, 2 pandang (AP Lateral)

6. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis bedah orthopaedi 7. Perawatan :

-8. Terapi : - Fase Akut : - Pemanasan - Massage - Exercise 9. Penyakit : - pelayed union - Non union

- Avascuier nekrosis - Mal union - Kaku sendi

10. lnformed Consemt : 11. Lama Perawatan :

-12. Masa Pemutihan : Tergantung pada penyakit 13. Output : Terjadi union tutang

14. PA : Periu bila curiga fraktur patologis 15. Otopsi/Risalah/Rapat :

-1. Nama Penyakit : SPINAL CORD INJURY

2. Defenisi : Cedera pada medula spinalis, yang akan menimbulkan ketemahan otot keempat anggota

gerak ( tetraparese ) atau kedua tungkai (paraparese) 3. Kriteria Diagnostik : Gangguan Medula Spinalis

Kelemahan keempat anggota gerak ( cedera pada Vt.C), kelemahan kedua anggota gerak bawah (cedera pada Vt.ThIL). Ganguan sensibilitas, syaraf otonom, miksi dan defekasi

4. Diagnosa Banding : - Spondylitis TBC - Tumor otak/Medula spinalis

5. Pemeriksaan Penunjang :.... : Vt, CT-Scan, Fungsi iumbat 6. Konsultasi : Dr.Orthopaedi, Neourologi

7. Terapi : 1. St.Acut ( 0- 6 mg ) Ft. : - Bed Rest - General Exc. - Breating Exc.

Tunning/posisiqning/2 jam - Passive - Posisioning

- Bladder training

(5)

PSM : - Bimbingan sosial/motifasi keluarga - Memecahkan masalah sosial Psykologi : - Observasi

- Psykotherapi – >pasienikeluarga 11. St.Sub.Acut ( 6 -12 mg )

Ft. : - Latihan st.l diteruskan Jdilanjutkan - Latihan duduk setelah penderita memakai brace.

-Latihan ambulasi dengan alatlkursi roda OT : - ADL

- Belajar menggunakan alat bantu

OP : - Brace pingganglThoracaUCervical - Tongkat - Brace tungkai

111. St.Kronis

Ft. : - Latihan ditingkatkan

- Latihan ambulasi dengan alat bantu OT : - Evaluasi ADL

- Melatih mengalihkan pekerjaan baru PSM : - Kerjasama dengan DepsoslDepnaker OP : - Kursi roda bagi penderita yang tidak

bisa ambulasi dengan alat bantu lainnya 9. Perawatan RS : Rawat inap 10. Penyulit : - Decubitus

- Gangguan Blader/Bowei 11. informed Consemt

12. Lama Perawatan : + 1 - 6 bulanlfisioterapi 3 X seminggu

13. Masa Pemulihan : Tergantung ktinis, pada kerusakan Meas: spinalis total atau cacat seumur hidup.

14. Output : Penderita bisa ambulas dengan atau tanpa alac bantu

1. Nama Penyakit : STROKE

2. Defenisi : Gangguan akut fungsi cerebral akibat gangguan pada pembuluh darah yang menyebabkan kematian atau kecacatan

3. Kriteria diagnositik l : - Hemiplogilhemiparese

Diagnostik Klinis - Hemi sensorik atau parasthesi - Aphasia, disartheria 4. Diagnostik Banding : Transein ischemic attack (TIA).

Gangguan facal neuralgik yang sembuh sempuma dalam waktu 24 jam.

Reversible lschemic neurological defisit (R1ND), stroke lebih lama dari 24 jam dan sembuh dalam waktu 21 hari. Progressing Stroke, Stroke in evalution. Completed Stroke non Haemorhage.

5. Pemeriksa Penunjang : CT, MRI 6. Konsultasi : Neurologi, Bedah Syaraf 7. Perawatan Rumah Sakit :

-8. Terapi : t. Pada Phase Acut : Penanganan oleh bagian Neurologi. Pada Phase sub acut dan kronis :

Tindakan Rehabilitasi

(6)

111. Tindakan OT : Bi1a peroneal Spasme. Bila ada gangguan koordinasi dan parese. IV. Psikologi : Bita ada gangguan kejiwaan.

9. Penyutit : Frozen Shoulder, Gangguan pemafasan 10. Informed Consent :

-11. Lama Perawatan : Tergantung penyulit 12. Masa Pemutihan : Kira - kira 2 minggu

13. Output : Keadaan otot dan refleks pada sisi yang kena sudah mulai kembali 14.PA

.-15. Otopsi/Risatah Rapat : Therapi Stroke t. Tindakan Fisioterapi:

- Mencegah komplikasi akibat istirahat lama - Mencegah atropi otot : Latihan intensif aktif dan pasif

- Mencegah Kontraktur sendi : dapat dicegah dengan meletakkan sendi pada posisi yang benar dan menggerakkan sendi ( range of motion jointlROM)

- Bila terjadi Spastisitas anggota gerak membutuhkan Splint tangan dan kaki. - Untuk latihan jalan diberi tongkat, " tripot ", walker

- Bila gangguan bicara : ditangani Speeck terapi - Untuk latihan ketrampifan : ditangani okupasi terapi.

1. Nama Penyakit : CEREBRAL PALSY

2. Defenisi : Cerebral patsy yaitu kelainan motorik ofeh karena kerusakan otak yang continiu dan bersifat permanen

3. Kriteria Diagnosal : 1. Adanya gangguan gerak

Diagnostik Klinis - Kelemahan otot yang bersifat spastik - Gerakan tak terkontrol - Regeditas

- Tumor - Ataxia

2. Kelumpuhan dapat mengenaillebih dari Extremitas : - Monoparese - Hemiparese - Paraparese - Triplegia - Qudriplegia

3. Gejala ikutan berupa :

- Kemunduran mental - Gangguan bicara 4. Diagnosa kerja : A. Proses degeneratif

B. Higrorna subdural

C. Tumor intracranial

D. Kerusakan Medula Spinatis

5. Pemeriksaan Penunjang : Ct, Scan 6. Konsultasi : Bagian penyakit anak 7. Perawatan Rumah Sakit :

-8. Terapi : -Eisioterapi :

(7)

penderita dan disesuaikan dengan umur penderita -General Exercise :

-Head Balance Exercise -Sitting Balance Exercise -Standing Balance Exercise -Sebelum latihan dapat diberikan terapi panas, Hidro terapi, untuk mengurangi spastisitas dan memperbaiki sirkulasi dan mengurangi rasa nyeri akibat spasme otot. -Prinsip Latihan : Harus dikerjakan setiap hari - Pertunjukan latihan pada keluarga OT:

ADL dengan melatih koordinasi otot - otot tangan. Speeck terapi dapat berupa :

- Stimulasi

- Latihan motorik halus - Latihan motorik kasar - Latihan suara

- Latihan relaxasi dari otot bicara. Patologi

- Pemeriksaan IQ

- lnformasi dan motifasi kepada orang tua

- Menyalurkan untuk pendidikan anak sekolah yang sesuai OP :

- Kalau perlu dibuatkan alat - alat bantu berupa : Splint,Brace dan sepatu koreksi. PSM :

- Bimbingan sosiaUMotivasi

- Penyuluhan untuk rehabilitasi sosial / pendidikan ketrampilan.

9. Penyulit : Otot Spastik, Gangguan medula ataxia, gangguan bicara 10. lnformed Consent:

11. Lama Perawatan : -12. Masa Pemulihan 13. Output

14.PA - 15. OtopsifRisatah/Rapat : 1. Nama Penyakit : POLIO MYELITIS

2. Defenisi : Penyakit infeksi virus yang menyerang sel-sel motorik cornu anterior medulla spinalis.

3. Kriteria Diagnostik /: A. Fase akut (sistemik s!d paralitik). Terjadi hanya

Diagnostik Klinis beberapa hari saja,mulanya gejala seperti al: lnfluensa berat, demam tinggi, sakit sendi, setelah temperatur turun baru disadari timbulnya kelemahan otot – otot sampai dengan paralysis, spasme otot tanpa gangguan sensori.

8. Fase Convalescent sld 2 tahun biasanya terjadi kornplikasi al : deformitas tubuh dan anggota gerak, atropi otot,kontraktur sendi, paralise otot.

4. Diagnosa Banding : - G.B.S - Neuritis

- lnfluensa ( pada fase acut )

(8)

6. Konsultasi : Bagian Anak Bagian Neurologi 7. Perawatan Rumah Sakit : Berobata jalan 8. Terapi : Tindakan FisiQterapi

A. Fase Acut, Fase Paralitik - Terapi Modalitas dan latihan

a. Hot Pack (Ganny Pack)

b. Terapi panas dengan infra red

c. Massage d. Terapi latihan e. E{iktrikal Stimulasi f. Hidroterapi g. Latihan Mobilisasi B. Stadium Reconvalesent a. Terapi latihan

Disini latihan fase acut akhir dilanjutkan pada latihan gerak sendi, Iatihan menggerakkan otot, stimulasi listrik, latihan koordinasi gerak.

b. Evaluasi perkembangan

c. Tindakan ortotik protese

Pemberian atat : Brace

9. Penyulit : - Otot : Terjadinya kelumpuhan atau atropi. - Tulang : Terjadinya Pemendekan - Sendi : Contraktur

10. lnformed Concenst :

-11. Lama Perawatan : Tergantung keadaan penyakit 12. Lama Pemulihan

13. Output 14. P.A .

15. Otopsi/Risatah/Rapat :

-1. Nama Penyakit : BELL'S PALSY

2. Defenisi : Terjadinya kelumpuhan otot-otot muka yang disebabkan oleh lesi yang akut dari Nervus Facialis yang periphere kebanyakan kelumpuhan bersifat unitateral 3. Kriteria Diagnostik !: - Terjadi asymeteris dari otot-otot muka/mencang Diagnostik Klinik pada separuh muka

- Pada sisi yang lumpuh terlihat :

a. Lipat dahi yang hilang

b. Celah kelopak mata yang lebar

c. Hidung dan mulut tertarik kesisi yang sehat

d. Sulcus naso labialis yang lebih datar dari pada sisi yang sehat

e. Ujung bibir di sisi yang sakit terletak lebih rendah dari pada yang sehat. 4. Diagnosa Banding : Spasma otot wajah

(9)

5. Pemeriksaan Penunjang : -6. Konsultasi : Bagian Neurotogi 7. Perawatan Rumah Synkit :

-8. Terapi : - Heat terapi (Superfisial Heating)

 Faradisasi

- Latihan otot-otot wajahlMirror Exercise. Psikologi : Psykoterapilkonsultasi dengan orang tua/penderita.

9. Penyulit : - Gangguan pada cornea mata pada sisi yang sakit - Gangguan pendengaran pada sisi yang sakit

 Atropi otot wajah pada sisi yang sakit

10. Informed Concent: -11. Lama Perawatan

12. Masa Pemulihan : Bergantung pada penyulit

13. Output : Mampu menggerakkan otot-otot wajah 14.PA 15. OtopsilRisalahlRapat :

-1. Nama Penyakit : PENYAKIT PARU MENAHUN

2. Defenisi : Penyakif paru menahun adalah penyakit paru yang mengakibatkan terjadinya penumpukan lendir atau mengakibatkan terjadinya obstruksi jatan nafas seperti : Bronchectase, Asthma

Bronchiale dan penyakit paru kronik obstrukti.

3. Kriteria Diagnostik / : Sesak nafas yang retatif inenetap,menahun. Faai Diagnostik Klinis paru menyebabkan obstruksi jaian nafas.

4. Diagnosa Banding : - Brounheactase - Astma Brounchiale - Bronchitis Kronik 5. Pemeriksaan Penunjang : Thorax Foto

6. Konsultasi : - Bagian penyakit paru Penyakit Dalam 7. Perawatan Rumah Sakit:

-8. Therapi : Usaha - usaha Rehabilitasi bertujuan untuk :

 Mencegah terjadinya penumpukan lendir pada jalan nafas  Memperbaiki mobilisasi dan drainage lendir - Memperbaiki faal paru dengan mengurangi obstruksi jalan nafas serta memperbaiki ventilasi alvioli.

 Mengurangi kerja nafas dengan mengajarkan cara bemafas yang benar

- Memperbaiki mobilitas dinding thorax - Memperbaiki posture

Usaha-usahaa yang dilakukan berupa :

- Memberikan penerangan pada penderita tentang tujuan pengobatan dan latihan-latihan yang diberikan

(10)

- Memperbaiki keadaan umum penderita

- Chest Physical Therapi (Fisioterapi thorax) terdiri dari - General Exercise

- Breathing Exercise - Postural Drainage

0. Penyulit : Fibrosis, Emphysema 1. Informed Consent :

2. Lama Perawatan :

-3. Masa Pemu{ihan : Tergantung pada kondisi penderita 13. Output ..

14. PA :

Referensi

Dokumen terkait

MOSFET yang digunakan pada rangkaian DC Chopper Tipe Boost adalah bertindak sebagai saklar yang dapat membuka atau menutup rangkaian sehingga arus dapat dikendalikan sesuai

Perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan tabel 5w+2h yang dapat dilihat pada Bab 4 (Tabel 4.8), perbaikan tersebut dilakukan pada

Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitaian terdahulu yang relevan dengan penelitian sastra lisan dalam upacara adat Dal Sir Davai Dam Sir Aja Jelburom Matvui di

Namun demikian, saat ini kawasan konservasi yang luasnya menca- pai 18,4 juta ha atau hampir 10 % daratan Indonesia dan menjadi habitat utama bagi orangutan tersebut telah

Berikut beberapa gejala ketidaklengkapan (incompleteness). Sebagian data dikembalikan ke pemakai karena sumber dokumennya atau isian formulirnya tidak lengkap. Pengawas

Penelitian ini akan menganalisis novel Singkar karya Siti Aminah dengan membongkar unsur struktural dari Robert Stanton yang meliputi fakta-fakta cerita yang

Dalam pemaknaa nlirik lagu Borhat ma Dainang penulis juga menghubungkan dengan aspek-aspek yang melatarbelakanginya.Berdasarkan hasil analisis lirik Borhat ma

Persentase produksi telur masing-masing kelompok dihitung berdasarkan prociuksi telur "hen d a y " yaitu persentase produksi dalam jangka waktu ter- tentu (28