• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATALISIS. Dhadhang Wahyu Laboratorium Farmasetika Unsoed 11/20/2012 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATALISIS. Dhadhang Wahyu Laboratorium Farmasetika Unsoed 11/20/2012 1"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KATALISIS

Dhadhang Wahyu Kurniawan @Dhadhang_WK

(2)

• Pengertian katalisPengertian katalis,  • Cara kerja katalis,  k li • Macam katalisator  – asam spesifik,  – basa spesifik,  – asam umum,  – basa umum,  – nukleofilik

(3)

• Kecepatan reaksi secara bertahap dipengaruhiKecepatan reaksi secara bertahap dipengaruhi  oleh keberadaan suatu katalis.

• Contoh: hidrolisis sukrosa dalam air pada suhu • Contoh: hidrolisis sukrosa dalam air pada suhu 

kamar sangat lambat (dapat diabaikan), tetapi  dengan penambahan sejumlah kecil asam

dengan penambahan sejumlah kecil asam,  kecepatan reaksi bertambah (asam berlaku  sebagai katalisator)

(4)

Pengertian Katalis

Pengertian Katalis

ƒ Katalis/katalisator adalah substansi yang  menambah konstanta kecepatan reaksi tetapi  tidak mengubah konstanta kesetimbangan  reaksi reaksi. ƒ Katalis adalah substansi yang mempengaruhi  kecepatan reaksi tanpa dirinya sendiri

kecepatan reaksi tanpa dirinya sendiri  menjadi berubah secara kimiawi.

ƒ Katalis tidak dikonsumsi dalam keseluruhan  reaksi, maksudnya setelah dikonsumsi akan  dilepaskan

(5)

Pengertian Katalis

Pengertian Katalis

ƒ Katalis memberikan efeknya karena dapatKatalis memberikan efeknya karena dapat 

berinteraksi baik secara kovalen atau nonkovalen  dengan reaktan ƒ Katalis yang menurunkan kecepatan reaksi  adalah katalis negatif. ƒ K t li ki b b h ƒ Katalis mungkin berubah secara permanen  selama reaksi Æ inhibitor

ƒ Selama katalis tidak berubah pada akhir reaksi Æ ƒ Selama katalis tidak berubah pada akhir reaksi Æ tidak mengubah keseluruhan ΔG°, di mana ΔG° =  ‐R.T. ln K

(6)

Katalisis

Katalisis

• ΔG° = ‐R.T. ln K – Posisi kesetimbangan suatu reaksi reversibel tidak  berubah – Katalis meningkatkan kecepatan reaksi sehingga  kesetimbangan dicapai lebih cepat – Keq = kforward/kreverse

(7)

Katalisis

Katalisis 

(8)

Bagaimana katalis beroperasi???

Bagaimana katalis beroperasi???

1. Katalis bergabung dengan reaktan (substrat) 1. Katalis bergabung dengan reaktan (substrat)  membentuk suatu intermediet (kompleks)  kemudian terurai membentuk katalis dan  produk. Katalis menurunkan energi aktivasi (Ea)  d b h k i dengan mengubah proses mekanisme.  Katalis menurunkan Ea dengan 

meningkatkan energi intermediet sehingga meningkatkan energi intermediet sehingga  energi yang harus dilewati untuk menjadi  produk menjadi kecil

(9)

Bagaimana katalis beroperasi??

Bagaimana katalis beroperasi??

2. Katalis mungkin bereaksi dengan 2. Katalis mungkin bereaksi dengan  membentuk radikal bebas, sehingga terjadi  reaksi berantai. Radikal bebas sangat reaktif karena  berenergi bebas tinggi sehingga kecepatan  reaksi menjadi besar.  Inhibitor berlaku sebagai pemutus rantai  (antiknock agents). Inhibitor diperlukan  dalam reaksi‐reaksi eksplosif.

(10)

Aksi katalitik

Aksi katalitik

• Katalis homogen: katalis berada dalam satuKatalis homogen: katalis berada dalam satu  fase dengan reaktan, contoh: katalis dan 

reaktan terlarut dalam media reaktan terlarut dalam media.

Katalis heterogen: katalis berada dalam fase  yang berbeda dengan reaktan contoh: katalis yang berbeda dengan reaktan, contoh: katalis  berupa padatan dan reaktan terlarut dalam  media

(11)

Aksi katalitik

Aksi katalitik

• Katalis serbuk wadah/katalis lapisan pada dinding p p g wadah Æ platina. – Prosesnya disebut katalisis kontak: pereaksi  teradsorpsi pada permukaan kasar katalis yang  dikenal sebagai pusat aktif Æ adsorpsi ini 

berakibat melemahnya ikatan molekul berakibat melemahnya ikatan molekul,  menurunkan energi aktivasi.

– Molekul teraktivasi kemudian dapat bereaksiMolekul teraktivasi kemudian dapat bereaksi  dan hasil reaksi melepaskan diri dari dari 

(12)

Macam Katalisator

Macam Katalisator

1. Katalisator asam spesifikp

Katalisis oleh proton yang tersolvasi, yaitu H33O+

2. Katalisator basa spesifik

Katalisis oleh OH‐ dalam larutan 3. Katalisator asam umum

Katalisis oleh asam proton selain Hp 33O+ , , dilakukan oleh asam Bronsted sebagai donor protonp

(13)

Macam Katalisator

Macam Katalisator

4 Katalisator basa umum 4. Katalisator basa umum

Katalisis oleh basa Bronsted selain OH‐ dan basa ini berlaku sebagai penerima proton Æ basa ini berlaku sebagai penerima proton Æ yaitu berbagi pasangan elektron dengan

proton proton

5. Katalisator nukleofilik

Katalisis oleh suatu basa (nukleofil) yang Katalisis oleh suatu basa (nukleofil) yang  berbagi pasangan elektron dengan atom  (biasanya atom karbon) selain proton

(14)

Macam Katalisator

Macam Katalisator

6 Katalisator elektrofilik 6. Katalisator elektrofilik

Katalisis oleh asam Lewis, seperti ion logam,  yang berlaku sebagai katalisator dengan cara yang berlaku sebagai katalisator dengan cara  menerima pasangan elektron.

(15)

Katalisis Asam Spesifik

Katalisis Asam Spesifik

• Hidrolisis ester adalah contoh reaksiHidrolisis ester adalah contoh reaksi kataliskatalis

asam spesifik. Di dalam larutan asam kuat,  reaksi hanya dipercepat oleh ion hidronium reaksi hanya dipercepat oleh ion hidronium. • Persamaan lajunya: L j k [H O]+[S] Laju = kas [H3O]+[S] Dimana [S] : konsentrasi ester kas : tetapan laju reaksi hidrolisis spesifik asam

(16)

Katalisis Asam Umum

Katalisis Asam Umum

y Seperti halnya katalisis spesifik, berhubungan dengan

t dii t d k ik k d b i l k l

proton diintroduksikan kepada bagian molekul yang 

direaksikan dan serangan elektron terhadap molekul air.  y Perbedaannya adalah bahwa katalisator asam spesifikPerbedaannya adalah bahwa katalisator asam spesifik

menggunakan ion hidronium sedangkan reaksi katalisis asam umum menggunakan sembarang asam Bronsted sebagai donor proton. 

y Untuk katalisis asam umum, pembentukan kation SH+

merupakan tahap lambat Reaksi kondensasi aidol adalah merupakan tahap lambat. Reaksi kondensasi aidol adalah merupakan contoh reaksi yang bergantung kepada

(17)

Katalisis Basa Umum

Katalisis Basa Umum

• Katalis menyerang air dulu kemudian airKatalis menyerang air dulu, kemudian air  menyerang reaktan.

• Air menjadi lebih polar sehingga interaksi • Air menjadi lebih polar sehingga interaksi 

elektrostatiknya menjadi lebih besar dan  kecepatan reaksi meningkat

(18)

Katalisis Nukleofilik

Katalisis Nukleofilik

Katalis langsung menyerang reaktan. Basa g g y g Bronsted akan mendonasikan pasangan  elektronnya pada atom lain selain hidrogen  ( ) (biasanya C atau P) • Molekul intermediet mempunyai E yang  besar maka diserang oleh air dengan  kecepatan lebih besar daripada menyerang  reaktan sehingga kecepatan reaksi menjadi reaktan sehingga kecepatan reaksi menjadi  lebih besar

(19)

Katalisis nukleofilik intramolekuler

Katalisis nukleofilik intramolekuler

• Gugus dalam molekul menyerang gugus lainGugus dalam molekul menyerang gugus lain 

dalam molekul tersebut

• Dapat juga nukleofil menyerang air dulu • Dapat juga nukleofil menyerang air dulu, 

kemudian air menyerang reaktan (dinamakan  intramolekuler basa umum)

(20)

Faktor‐faktor yang menentukan

k

k

l k

mekanisme katalitik

Struktur R dan X dari senyawa asil (R‐CO‐X)Struktur R dan X dari senyawa asil (R CO X)Kekuatan nukleofilik dan stabilitas 

intermediet nukleofilik terasilasi. intermediet nukleofilik terasilasi.  Nukleofilik lemah Æ katalisis lemah • Polaritas solven. Dengan solven yangPolaritas solven. Dengan solven yang 

polaritasnya semakin tinggi, maka katalisis  nukleofilik lebih terdorong untuk terjadi.  Nukleofilik dinyatakan kuat jika tingkat  kebasaan tinggi Æ pKb tinggi.

(21)

Intramolecular general base catalysis and intramolecular  nucleophilic catalysis: Hydrolysis of aspirin and 3 5‐ nucleophilic catalysis: Hydrolysis of aspirin and 3,5‐

(22)

Buffer, General Acid‐Base, and 

l

h l

l

h l

l

Nucleophilic‐Electrophilic Catalysis

• The catalysis of chloramphenicol hydrolysis by y p y y y phosphate and acetate buffer was reported in the  1950s (Fig. 79).These buffer species, like hydronium  ion and hydroxide ion, participate in formation or  breakdown of activated complexes of various 

reactions and determine their reaction rate reactions and determine their reaction rate.

• Equation (2.105) describes the degradation rate  constant assuming that the monoanion or the constant, assuming that the monoanion or the 

dianion of phosphoric acid, or both, participates in  degradation of the drug.g g

(23)

Effect of phosphate concentration on hydrolysis rate (reciprocal of the  half‐life t50) of chloramphenicol

half‐life, t50) of chloramphenicol

(pH 7.00, 97.3°C) (Reproduced with permission of the American  Pharmaceutical Association.)

(24)

Buffer, General Acid‐Base, and 

l

h l

l

h l

l

Nucleophilic‐Electrophilic Catalysis

• Many studies on general acid‐base catalysis haveMany studies on general acid base catalysis have  been conducted with phosphate as the buffer  species. It has been reported that various phosphate  species (there are four possible phosphate species)  enhance degradation of various drug substances  h b l i illi f d il d b i illi such as benzylpenicillin, cefadroxil, and carbenicillin  (Fig. 80). 

• Degradation enhanced by phosphate has also been • Degradation enhanced by phosphate has also been 

reported for codeine, spironolactone, and heroin as  well as many other drug substances.

(25)

y Effect of phosphate p p

concentration on hydrolysis  rate of representative drug  substances for which

substances for which  phosphate buffer catalysis is  observed: y O Benzylpenicillin, 60°C, pH  7.05;  y Δ cefadroxil 35°C pH 7 20; y Δ cefadroxil, 35 C, pH 7.20;  y • carbenicillin, 35°C, pH  7.48. (with permission.)

(26)

Buffer, General Acid‐Base, and 

l

h l

l

h l

l

Nucleophilic‐Electrophilic Catalysis

• In addition to possible general acid‐base catalysis  h b ff t ith t d where a buffer can act as either a proton donor or  acceptor (Bronsted acid or base), buffer species can  also act as a Lewis acid or base through nucleophilic  or electrophilic mechanisms. • As shown in Scheme 73 and discussed earlier, aspirin  anion undergoes intramolecular general base catalysis anion undergoes intramolecular general base catalysis  in the neutral pH region. In contrast, intramolecular  nucleophilic catalysis to form a tetrahedral 

intermediate that oes on to form the mi ed intermediate that goes on to form the mixed 

anhydride has been demonstrated for the hydrolysis  of 3,5‐dinitroaspirin.

(27)

Buffer, General Acid‐Base, and 

l

h l

l

h l

l

Nucleophilic‐Electrophilic Catalysis

• In the hydrolysis of pnitrophenyl esters,  polyalcohol anions such as the glucose anion act  by a nucleophilic mechanism. 

• A plot of the log of the rate constant against the p • A plot of the log of the rate constant against the p 

Ka of the anion (Fig. 81) exhibits a deviation from 

the linear Brønsted relationship observed for p catalysis by various phenoxide anions when the  carbohydrate species are included on the plot.  These deviations may be due to the very high These deviations may be due to the very high 

basicity of the polyalcohol anions, which leads to  very large solvation energy requirements.

(28)

Figure 81. Brønsted plots of hydrolysis rate of p‐nitrophenyl esters 

susceptible to nucleophilic catalysis at 25°C.

(29)

Buffer, General Acid‐Base, and 

l

h l

l

h l

l

Nucleophilic‐Electrophilic Catalysis

• Other examples of general base catalysis andOther examples of general base catalysis and 

nucleophilic catalysis that have been reported  include the hydrolysis of cefotiam and

include the hydrolysis of cefotiam and  cefsulodin catalyzed by amikacin and 

kanamycin and the hydrolysis of moxalactam kanamycin and the hydrolysis of moxalactam  catalyzed by various amines.

Gambar

Figure 81. Brønsted plots of hydrolysis rate of p‐nitrophenyl esters  susceptible to nucleophilic catalysis at 25°C.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kondisi curah hujan yang fluktuatif di beberapa wilayah Kepulauan Riau berdampak terhadap penanaman tanaman khususnya padi sawah yang tidak disarankan dilakukan di

2006 Instruktur Dalam Kegiatan Praktikum Fisika Lanjut bagi mahasiswa Program Pendidikan Fisika Jurusan Tadris Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung. FPMIPA UPI

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan kerak kalsum sulfat dalam pipa pada variasi penambahan zat aditif alumina 5 dan 10 ppm.. 1.3

Untuk mengetahui analisis kebangkrutan yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan

[r]

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PIEZOELEKTRIK SEBAGAI TRANSDUSER  PEMANFAATAN TEKNOLOGI PIEZOELEKTRIK SEBAGAI TRANSDUSER !. ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

Pembekalan oleh staf ahli dari Universitas Hasanudin Makasar mengenai layanan praktikum Biomedik. Praktek melayani