DETERMINANSTATUS GIZIREMAJA
PUTRI DIMAN
MODEL
BUKITTINGGI
TAHUN 2008
Nini
Rahmi*, Azrimaidaliza**, Edmon***
ABSTRACT
The
female
adolescents arethefuture
generationof
thecountryand they areexpectedto birthaquality and healthygeneration inthenextday,for
that needagoodnutrient.Accordingtothe resultof
preliminary study,23%of
thefemale
adolescents had malnutrition by BodyMassIndex(BMI),and they havenotgotenoughattentionintheeffort of
preventing and eliminating the caseof
malnutrition. Consumptionof
macro nutrient,physicalactivity, body image,nutrientknowledge and attitudeare
factors
thatrelatedtonutritionalstatus. The objectiveof
this researchwas toobtain illustration aboutfemale
adolescent nutritionalstatus andfactors
that relatedto it. Theresearchdesign was CrossSectionalStudy thatwasdoneinDecember 2007—June2008. The sample
of
this researchwas65girlstudents,takenbyproportional. The nutritionalstatus was determined by BMI, was taken
from
height and weightof
each respondent. Nutritional consumption (energy,protein,fat
andcarbohydrate) collected by 24 hours recall. Then physicalactivity,bodyimage, nutrientknowledge and attitude
of
respondentwere collected byquestionnaire. The data were analyzed with Chi-Squaretest to observe the relationship between the variables. The result showed that 21.5%of
thefemale
adolescents were malnutrition, 56%respondents got the low energy consumption, 33,8%lowprotein consumption.16,9%low
fat
consumption and 53,8% lowcarbohydrate consumption, 52,3%hadhighphysical activity, 5Q,8%>hadnegativebodyimage, 55,4% had lownutrient knowledge and24,6%>hadnegativeattitude. The analyze showed that therewasasignificant relation between protein consumption,
fat
consumption, physicalactivityand bodyimagewithnutrientstatusrespondent (p<0,05).Itsuggested the Health Department
of
Bukittinggi should do thetrainingfor
health workers and teachers continuity minimalonce ayear. They shouldexplainnutritioninformation
andpromotionfor
female
adolescents andnotice thestudents'nutrientstatusperiodically. Italso suggests to improve the activitiesof
Health School Organization(UKS)and health adolescent cadre
for
usingoptima! Health Card Student.Key words :adolescent, nutrient,activity,bodyimage
Pendahuluan
Tantanganutamadalam pembangunansuatubangsa adalah membangun sumber daya manusia yang sehat,
cerdas, danproduktif. Pencapaian pembangunan manusia
yangdiukurdenganIndeks Pembangunan Manusia(IPM)
belummenunjukkanhasil yang menggembirakan dalam tigadasawarsaterakhir.(llPadatahun2004,IPMIndonesia
masih rendah yaitu berada pada peringkat 111 dari 175 negara.121Tiga faktor utamapenentu IPMatau High Development Indeks (HDI) yang dikembangkan oleh United Nations Development Program(UNDP) adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut
erat kaitannyadengan statusgizimasyarakat.(J)
Gizi tidak hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh.yaitu untuk menyediakanenergi, membangundan memeliharajaringantubuh,sertamengatur proses-proses
kehidupan dalam tubuh, tetapi juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karenagiziberkaitan dengan perkembanganotak,kemampuan belajar, danproduktivitas
*
Dinas Kesehatan KotaBukittinggi**
PSIKMFakultas Kedokteran liniversitasAndalas***
AkademiGiziPoltekkesPadangkerja, sehingga dianggap penting untuk memacu
pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan
pengembangansumber dayamanusiaberkualitas.141
Masalahgizi merupakan faktor dasar(underlying
factor
)dari berbagai masalah kesehatan. Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompokumur,bahkan masalah gizi padasuatukelompokumurtertentuakan mempengaruhistatus gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya
(intergenerationalimpact). Untuk memutuskan siklus kurang gizi antargenerasi,perluperbaikanterhadapstatus
gizi remaja putri sebagai calonibu.151
Masaremaja adalahsuatufase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi darimasaanak kemasadewasa
yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik.
mental,emosional dansosial.161 Olehkarena itu,remaja memerlukanzatgiziyangsesuai dengan pertumbuhandan
perkembangannya.
Story dan Alton (1996)menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan masalah gizi remaja adalah faktor
biologi(statuspertumbuhan, status kesehatan dan bakat
keturunan),faktor psikologi (hargadiri,citradiri,konflik psikis dan konsepsehat),faktorsosial(trenmakanan,nilai
Jurnal KesehatanMasyarakat,Maret
-
September2009.Vol.03, No.2 makanan, makanan yang tersedia, tren mode dan uangsaku)sertafaktor pengetahuandansikap. Keempat faktor
tersebut akan mcnimbulkan suatu gaya bidup yang
berhubungan denganperilaku makan dan aktifitasfisik.(,)
Pada remaja, gizi kurang sering terjadi karena pertumbuhan yang pesat yang disebut dengan
"
adolescence growth spurt' dan aktifitas fisik yang tinggi. Remajaputriumumnya menginginkan bentuk tubuh yang langsing danmenginginkantubuh yangideal.(7)
BiroPusat Statistik(BPS)2000,yangdikutip Atmarita
(2004)menemukan Wanita Usia Subur (WUS)dengan resiko Kekurangan Energi Kronis(KEK)cukup tinggipada usia muda (15-19 tahun), dan menurut SKRT (2004) prevalensiWUS yang beresiko KEK sebesar 18,4 %dan
17%berada di daerah perkotaan.<7)Dari hasilpenelitian
Pemantauan Kesehatan dan Gizi Sumbar tahun 2004
didapatkan31,7%ibu harnil KEKdari yang berusia kurang dari 20tahun.(8)Ini berarti remaja putri yang menderita
KEKdiSumateraBaratlebihtinggi dari angka nasional. DiKotaBukittinggi, Riyani(2005)menemukan 38,2
%remajaputri di SMUN 2 Bukittinggi berstatus gizi kurang
( <18,5 kg/m2).<9) Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasilpenelitianSanty(2006)yang menemukan 5,8 % remaja putri di KotaBukittinggi
mengalami gizi kurang tingkat berat(IMT<17 kg/m2) dan 14,1%gizi kurang tingkat ringan(IMT 17,00- 18,4kg/ m2).(7)
Madrasah Awaliyah Negeri (MAN) Model Bukittinggimerupakan sekolahyang berprestasi, baik di tingkat daerah maupun nasional, bahkan telah bertaraf
international,jugamenerapkanSistimKurikulum Berbasis
Kompetensi(KBK),sehingga para pelajar menambahjam pelajaran setelah pulang sekolah hinggasore hari, disamping kegiatan ekstrakurikuler pelajar yang tetap
berjalan. Hasilsurveyawal terhadap berat badan dan tinggi badanpada 48 remajaputeridiMAN Model Bukittinggi
ternyata ditemukan 1 1 orang (23 %) remaja puteri mempunyaistatusgizi kurang(IMT< 18,5). Datatersebut memberi indikasi bahwa pada remaja puteri terdapat masalah gizi khususnya kekurangan kalori dan protein. Hal ini akanberpengaruh terhadap prestasi belajar danmasa depan remajaputri nantinyasaat akan memasuki masa
kehamilannya kelak.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui proporsistatusgizi remajaputri, asupanzatgizi makro,
tingkataktifitas fisik,citratubuh, pengetahuangizi,sikap
terhadap gizi danfaktor-faktoryangberhubungandengan
statusgizi remaja putri di MAN Model Bukittinggi.
Metoda Penelitian
Penelitianinimerupakanpenelitian deskriptifdengan desaincross sectional, dimana variabel dependen dan independen diamati dalam waktu yang bersamaan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan denganstatus
gizi remaja putri. Penelitian dilakukanpada bulan Mei 2008 di MAN ModelBukittinggi. Populasi adalah seluruh siswi kelas Idan IIyang berjumlah 250 orang dengan jumlah
sampel 65 orang. Sampel diambil secaraproporsionai untuk masing-masing kelas di MAN Model Bukittinggi untuk mengetahui status gizi, aktifitas fisik, citra tubuh,
pengetahuan gizi dan sikap terhadap gizi.
Status gizi ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh(IMT)yang didapat dari perbandinganantaraBerat Badan (BB) dalamkgdenganTinggiBadan (TB) dalamnr. Data BBdiperoleh melaluipenimbangan menggunakan timbangan injak (BathroomScale)jenis digital dengan ketelitian 0,1 kg sedangkan data TB diperoleh melalui pengukuran dengan microtoise yangmemiliki ketelitian
0,1cm.Untuk mengetahui asupanzatgiziremaja,dilakukan
wawancaradengan responden menggunakan blangko
food
recall 24 jam selama 2 hari, meliputi konsumsi energi,protein, lemak dan karbohidrat. Data aktifitas fisik dikumpulkandengancaramenanyakanalokasi waktu untuk setiap kali kegiatanyangpaling seringdilakukan dalam sehari-haripada minggu terakhir, meliputi alokasi waktu
tidur,sekolah atau kursus, olah ragadan kegiatan lain.
Datatersebut diolahdengancaramenghitung pengeluaran energi berdasarkanjeniskegiatanmelaluiperkalian faktor
kelipatan(K),alokasiwaktu dan energi metabolisme basal
(12,2 x Beratbadan+746berdasarkanWidyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998). Datamengenai citra tubuh atau
persepsi ukuran tubuh diperoleh melalui wawancara
menggunakan kuesioner, diadaptasi dari
MBSRQ
(Multidimensional Body
Self
Relation Questionaire).MBSRQ
merupakanself
reportinventory, bertujuanuntukmengukuraspeksikapdiriterhadapcitra diri berdasarkan subskala kepuasan area tubuh, kecemasan terhadap kegemukan danpengkategorianukuran tubuh. Kemudian pengetahuan gizi dan sikap dikumpulkan melalui wawancaradengankuesioner. Pengumpulan data dibantu oleh 4oranglulusan Akademi GiziDepkes RI Padang.
Uji Chi-Square pada95%
Confidence
Interval(95% CI)digunakan untuk melihat hubunganantara variabel asupan zat gizi, aktifitas fisik, citra tubuh, pengetahuan gizi dan sikap terhadap gizi sebagai variabel independen dengan status gizi remaja sebagai variabel dependen. Apabila dari hasil uji tersebut diperoleh p-value<0,05 artinya hasilperhitungan statistik signifikan, berarti ada hubungan bermakna antara variabel dependen dan independen.Hasil
Hasilpenelitian diperolehdatastatusgiziresponden sebagianbesar(72,4%)normal,2 1,5%responden menderita kurus dan 6,1% gemuk. Hal ini berarti sudah muncul masalah gizi ganda yangberesiko terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler di kemudian hari. Status gizi responden dapat dilihatpada gambar 1dibawahini:
42,40% normal,
kurus; gemuk, 21,5 6.10%
Pembahasan
Hasil penelitian dipcroleh hampir sepertiga remaja putriMANModel Bukittinggimemilikistatusgizikurus
(21,50%) danjugaditemukanremaja yang memilikistatus
gizi gemuk (6,10%). Faktor yang berhubungandengan
statusgizi remaja tersebut yaitu asupan protein, asupan
lemak,aktifitasdan citra tubuh. Usia remaja merupakan
suatufase perkembangan yang dinamis dalamkehidupan
seorangindividu.Masaini merupakan periode transisi dari
masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik. mental,emosional dan
sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa
kehidupan. Untuk itu remaja membutuhkan asupanzatgizi yang mencukupi dalam memenuhi kebutuhan dan
menggantienergiyangbanyak dikeluarkan akibat aktifitas
yangtinggi disekolah maupun di luar sekolah.
Asupan zat gizi (energi, protein, lemak dan
karbohidrat)dalam makananyangdikonsumsi sehari-hari
sangat besar dampaknya terhadap status gizi seseorang
karena akan berpengaruh kepada keseimbangan energi
yangberdantpak terhadap terjadinya masalah gizi.Hasil
Tabel 1 .Rata-rataKonsumsi Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat Remaja Putri di MAN Model Bukittinggi Tahun 2008
Zat
Gizi
Mean
Minimum
Maksimum
AKG
%
AKG
Knergi
1701,8
971,8
2259,7
2200
77,3Protein
49,3923,6
87,2
55
89
Lemak
67,52 24,6118
61
1 1
0,6Karbohidrat
224,03 124,1 321,3330
67,8Gambar 1. Distrihusi Remaja Putri MANModel Bukittinggi
inenn r nt Status Gizi Tahun 2008
Darihasil recall24jamyangdilaksanakan,ternyata
ditemukanrata-rataasupantotalenergi responden adalah 1701,78kkal(77,3%dariAKG), rata-rataasupanprotein
49,4gr(89 %dariAKG), rata-rataasupanlemak67,52 gr (110.6 %dariAKG)sedangkanrata-rataasupankarbohidrat 224gr(67,8%dariAKG).Dari data tersebut terlihat bahwa
totalenergi dan karbohidrat masih kurang dari anjuran. Lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Proporsi asupan energi dan karbohidrat responden diketahui kebanyakan kurang sedangkan
asupanproteindan lemakkebanyakancukup. Dilihat dari aktifitasyangdilakukan olehremajalebih dari sebagian
mempunyaiaktifitas fisik tinggi. Di sampingitu,lebih dari setengah responden menpunyai citra negatif terhadap tubuhnya. Kemudian dinilai dari pengetahuan gizi didapatkan lebih dari setengah remaja putri memiliki pengetahuan yang rendah namun hasil sebaliknya
ditunjukkan dari sikap remaja yang kebanyakan positif terhadap gizi. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel 2berikutini.
Hasiluji statistik menunjukkan bahwa asupan protein.
asupan lemak,aktifitasfisik,citratubuh dansikap terhadap gizi mempunyai hubungan yang bermakna denganstatus
gizi remaja putri(p-value <0,05). Sementara itu,asupan energi, asupan karbohidrat dan pengetahuan gizi remaja putri tidak mempunyai hubunganyangbermakna dengan
statusgizi remaja putridi MANModelBukittinggi (dapat dilihatpada tabel3).
penelitian ini menemukan adanya hubunganyangbermakna
antaraasupanprotein danlemakdenganstatusgizi,namun
hubungan asupan energidan karbohidrat dengan status
gizi tidak bermakna.Halinikemungkinan disebabkan karena rendahnyaasupankarbohidrat sehingga proteindanlemak
yang ada digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Marsetyo dan Kertasapoetra(1991) mengatakan bahwa karbohidrat merupakan penghasil energi siap pakai dan dapat mengatur proses metabolisme lemak untuk menghasilkan energi dan bila kekurangan karbohidrat maka metabolisme lemak terganggu dan protein ikut dipecah
untukdapatmenghasilkanenergi.(lt,)
Aktifitas fisikyangdilakukan olehremaja sehari-hari,meliputi tidur, sekolah ataukursus, olah raga dan
kegiatan lain akan berpengaruh pada status gizi remaja
tersebut. Aktifitas fisik mempengaruhi kebutuhan akan energi, sehingga semakin tinggi aktifitas fisik, semakin banyak energiyangdikeluarkan maka akan semakin tinggi pulajumlahenergiyangdibutuhkan,sebaliknya semakin ringan aktifitas fisik makasemakin sedikit energi yang
dikeluarkan dansemakinsedikitenergiyangdibutuhkan.
(Allison, 1995).
74
Jurnal Kesehatan Masyarakat,Maret
-
September 2009. Vol. 03,No.2Tabel 2.DistribusiFrekuensi AsupanZat Gizi,AktifitasFisik,CitraTubuh,Pengetahuandan Sikap terhadap Gizi Remaja Putri di MAN Model Bukittinggi Tahun 2008
Variabel
Kategori
Frekuensi
Persentase
Asupan
Energi
Kurang
39
60,00
Cukup
26
40,00
Asupan
Karbohidrat
Kurang
50
76,90
Cukup
15
23,10
Asupan
Protein
Kurang
22
33,80
Cukup
43
66,20
Asupan Lemak
Kurang
11
16,90
Cukup
54
83,10
Aktifitas
Fisik
Tinggi
31
52,30
Rendah
34
47,70
Citra Tubuh
Negatif
33
50,80
Positif
32
49.20
Pengetahuan Gizi
Rendah
36
55,40
Tinggi
29
44,60
Sikap
terhadap
Gizi
Negatif
16
24,60
Positif
49
75,40
Tabel 3. Analisis Bivariat Variabel lndependen dengan Status Gizi RemajaPutri di MAN ModelBukittinggiTahun2008
Variabel
Kategori
P-
Value
Asupan
Energi
Kurang
0,056
Cukup
Asupan Karbohidrat
Kurang
0,491Cukup
Asupan
Protein
Kurang
0,01
i
Cukup
Asupan
Lemak
Kurang
0,009
Cukup
Aktifitas
Fisik
Tinggi
0,021
Rendah
Citra
Tubuh
Negatif
0,029
Positif
Pengetahuan Gizi
Rendah
0,171
Tinggi
Sikap terhadap
Gizi
Negatif
1
,000Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret
-
September 2009, Vol.03,No. 2Demikian juga halnya dengan citra tubuh juga berperanterhadapstatusgizi remaja. Dari hasil peneiitian ini, ditemukan 52,3 %responden mengalarni distorsi persepsi(overestimation), 47,7%merasa cemasterhadap kegemukan, 30,7 % diantaranya ingin merubah
penampilannya,dan sebanyak23 %menjalankandiet untuk menurunkanberat badannya.
Padapeneiitianinitidak terlihat adanya hubungan yang bermaknaantarapengetahuan gizi dan sikap terhadap
gizi denganstatus gizi responden. Sedangkanmenurut
Khomsan,pengetahuan gizi menjadi landasanpentingyang menentukan konsumsi makanan seseorang(II).Begitujuga
halnya dengan sikap, orang yang memiliki sikap positif terhadapsuatuhal akan menentukan tindakannya dalam melakukansesuatu.Hasil yang tidak bermakna disebabkan karenapengetahuan dan sikap terhadap gizi yang baik tidak menjamin remaja untuk mempunyai tindakan yang baik pula dalammengkonsumsi makanan.
Dalampeneiitian ini salah satufaktor psikologis, yaitu citra tubuh lebih berhubungan dengan status gizi remajaputri di MAN ModelBukittinggi.Citratubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap tubuh mereka dan
bagaimana perasaan mereka terhadap keadaan tubuh
mereka,perasaan tersebut dapat berupa perasaan suka (positif) atauperasaan tidak suka (negatif). Salah satu
gangguan citra tubuh adalah overestimation yaitu mempersepsikan tubuhnya lebih besar dari keadaan
sesungguhnya dan underestimation yaitu
mempersepsikan tubuhnya lebih kecil dari keadaan yang sesungguhnya. Dari hasil peneiitian ini, ditemukan 52,3%
responden mengalarni distorsi persepsi (overestimation), 47,7 % merasa cemas terhadap kegemukan, 30,7 %
diantaranyaingin merubah penampilannya, dan sebanyak 23%menjalankan diet untuk menurunkan beratbadannya. Pada remajaputri, lingkungan dan gaya hidup dapat
mempengaruhitindakannya, karena mereka masih mudah
dipengaruhiolehtemansebaya. Disamping itu, sikaporang terhadap konsumsi makanan didasarkan pada nilai-nilai
affectif
yangberasal darilingkungan alam,sosialbudaya dan ekonomi. Bahkankadang-kadangfaktorsosial budaya lebihdominan,meliputi cara berfikir, berperasaan dan berpandanganterhadapmakanan.Kesimpulandan Saran
Proporsiremajaputridengan status gizi kurus masih cukup tinggi di MAN Model Bukittinggi,yaitu 2 1,5%. Asupan protein, asupan lemak,aktifitas fisik dan citra tubuh memilikihubunganyangbermakna denganstatus
gizi remajaputri. Oleh karena itu,disarankan kepada institusi terkaitterutamadinas kesehatan untuk menyusun program
pencegahandanpenanggulangan masalah gizipada remaja danmelakukan kerjasama dengan dinas pendidikan untuk mengatasi hal tersebut. Kegiatan yangdapat dilaksanakan
antara lainpeningkatan kemampuan dan keterampilan
petugas(tenaga kesehatan dan guru) dalam memberikan
penyuluhandan promosigiziuntuk remaja yang diadakan minimal 1 kali dalam setahun. Kemudian melakukan
Pemantauan StatusGizi (PSG)secarateraturminimal6 bulan sekali.Bagi Dinas Pendidikan, mengintegrasikan materi
kesehatan secara umum dan pengetahuan gizi secara
khusus kedalam kurikulum agar dapat meningkatkan pengetahuan gizi siswa. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kader Kesehatan Remaja (KKR) digiatkan kembaligunamengoptimalkan penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) anak sekolah agar kemandirianremaja untukhidup sehat dapat terwujud. Untuk pihaksekolah,
perlu lebih ditingkatkan kualitas dan kuantitas makanan yang disediakan di sekolah agar asupanzatgizi siswa lebih terjamin, karena waktu siswa banyak dihabiskandisekolah.
DAFTARPUSTAKA
1. Azwar A, 2004. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan Dimasa Datang.Dalam PertemuanAdvokasi ProgramPerbaikan Gizi MenujuKeluargaSadar Gizi. Jakarta
2. Adisasmita, Wiku, 2007. Sistem Kesehatan. PT Raja GrafmdoPersada. Jakarta
3. Jalal, Fasli,2000.Tantangan Pembangunan Kesehatan dan Gizi dalam upaya peningkatan Kwalitas Sumber DayaManusia,Jakarta
4.Almatsier,Sunita,2003.PrinsipDasar IlmuGizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
5. FKM UI, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. PT GrafindoPersada, Jakarta
6. Sediaoetama, AD, 1991. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa
.
Dian Rakyat7. Santy, R, 2006. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan Indeks Massa Tubuh(IMT)Remaja Putri di
KotaBukittinggi Tahun 2006. Tesis FKMUI,Jakarta 8. Laporan Peneiitian Pemantauan Kesehatan dan Gizi
Propinsi SumateraBarat Tahun2004,kerjasamaDinkes Propinsi SumateraBaratdengan PoltekesJurusanGizi tahun 2005
9. Riyani, 2005, HubunganKonsumsi Makanan Jajanan
dan PengetahuanGiziCeasi.". I_r ram »
Putri di SMUN 2 Bukittinggi Tahun 2005.SkripsiPSIK.V UNAND. Padang
10.Marsetyo, G, Kertasapoetra, 1991
.
IlmuGizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktifitas Kerja) Rimneka Cipta, Jakarta11.Khomsan, A, 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. IPB Bogor