• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINANSTATUS GIZIREMAJA PUTRI DIMANMODEL BUKITTINGGITAHUN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DETERMINANSTATUS GIZIREMAJA PUTRI DIMANMODEL BUKITTINGGITAHUN 2008"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINANSTATUS GIZIREMAJA

PUTRI DIMAN

MODEL

BUKITTINGGI

TAHUN 2008

Nini

Rahmi*, Azrimaidaliza**, Edmon***

ABSTRACT

The

female

adolescents arethe

future

generation

of

thecountryand they areexpectedto birthaquality and healthygeneration inthenextday,

for

that needagoodnutrient.Accordingtothe result

of

preliminary study,23%

of

the

female

adolescents had malnutrition by BodyMassIndex(BMI),and they havenotgotenoughattentioninthe

effort of

preventing and eliminating the case

of

malnutrition. Consumption

of

macro nutrient,physicalactivity, body image,

nutrientknowledge and attitudeare

factors

thatrelatedtonutritionalstatus. The objective

of

this researchwas toobtain illustration about

female

adolescent nutritionalstatus and

factors

that relatedto it. Theresearchdesign was Cross

SectionalStudy thatwasdoneinDecember 2007—June2008. The sample

of

this researchwas65girlstudents,takenby

proportional. The nutritionalstatus was determined by BMI, was taken

from

height and weight

of

each respondent. Nutritional consumption (energy,protein,

fat

andcarbohydrate) collected by 24 hours recall. Then physicalactivity,

bodyimage, nutrientknowledge and attitude

of

respondentwere collected byquestionnaire. The data were analyzed with Chi-Squaretest to observe the relationship between the variables. The result showed that 21.5%

of

the

female

adolescents were malnutrition, 56%respondents got the low energy consumption, 33,8%lowprotein consumption.

16,9%low

fat

consumption and 53,8% lowcarbohydrate consumption, 52,3%hadhighphysical activity, 5Q,8%>had

negativebodyimage, 55,4% had lownutrient knowledge and24,6%>hadnegativeattitude. The analyze showed that therewasasignificant relation between protein consumption,

fat

consumption, physicalactivityand bodyimagewith

nutrientstatusrespondent (p<0,05).Itsuggested the Health Department

of

Bukittinggi should do thetraining

for

health workers and teachers continuity minimalonce ayear. They shouldexplainnutrition

information

andpromotion

for

female

adolescents andnotice thestudents'nutrientstatusperiodically. Italso suggests to improve the activities

of

Health School Organization(UKS)and health adolescent cadre

for

usingoptima! Health Card Student.

Key words :adolescent, nutrient,activity,bodyimage

Pendahuluan

Tantanganutamadalam pembangunansuatubangsa adalah membangun sumber daya manusia yang sehat,

cerdas, danproduktif. Pencapaian pembangunan manusia

yangdiukurdenganIndeks Pembangunan Manusia(IPM)

belummenunjukkanhasil yang menggembirakan dalam tigadasawarsaterakhir.(llPadatahun2004,IPMIndonesia

masih rendah yaitu berada pada peringkat 111 dari 175 negara.121Tiga faktor utamapenentu IPMatau High Development Indeks (HDI) yang dikembangkan oleh United Nations Development Program(UNDP) adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut

erat kaitannyadengan statusgizimasyarakat.(J)

Gizi tidak hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh.yaitu untuk menyediakanenergi, membangundan memeliharajaringantubuh,sertamengatur proses-proses

kehidupan dalam tubuh, tetapi juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karenagiziberkaitan dengan perkembanganotak,kemampuan belajar, danproduktivitas

*

Dinas Kesehatan KotaBukittinggi

**

PSIKMFakultas Kedokteran liniversitasAndalas

***

AkademiGiziPoltekkesPadang

kerja, sehingga dianggap penting untuk memacu

pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan

pengembangansumber dayamanusiaberkualitas.141

Masalahgizi merupakan faktor dasar(underlying

factor

)dari berbagai masalah kesehatan. Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompokumur,bahkan masalah gizi padasuatukelompokumurtertentuakan mempengaruhi

status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya

(intergenerationalimpact). Untuk memutuskan siklus kurang gizi antargenerasi,perluperbaikanterhadapstatus

gizi remaja putri sebagai calonibu.151

Masaremaja adalahsuatufase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi darimasaanak kemasadewasa

yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik.

mental,emosional dansosial.161 Olehkarena itu,remaja memerlukanzatgiziyangsesuai dengan pertumbuhandan

perkembangannya.

Story dan Alton (1996)menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan masalah gizi remaja adalah faktor

biologi(statuspertumbuhan, status kesehatan dan bakat

keturunan),faktor psikologi (hargadiri,citradiri,konflik psikis dan konsepsehat),faktorsosial(trenmakanan,nilai

(2)

Jurnal KesehatanMasyarakat,Maret

-

September2009.Vol.03, No.2 makanan, makanan yang tersedia, tren mode dan uang

saku)sertafaktor pengetahuandansikap. Keempat faktor

tersebut akan mcnimbulkan suatu gaya bidup yang

berhubungan denganperilaku makan dan aktifitasfisik.(,)

Pada remaja, gizi kurang sering terjadi karena pertumbuhan yang pesat yang disebut dengan

"

adolescence growth spurt' dan aktifitas fisik yang tinggi. Remajaputriumumnya menginginkan bentuk tubuh yang langsing dan

menginginkantubuh yangideal.(7)

BiroPusat Statistik(BPS)2000,yangdikutip Atmarita

(2004)menemukan Wanita Usia Subur (WUS)dengan resiko Kekurangan Energi Kronis(KEK)cukup tinggipada usia muda (15-19 tahun), dan menurut SKRT (2004) prevalensiWUS yang beresiko KEK sebesar 18,4 %dan

17%berada di daerah perkotaan.<7)Dari hasilpenelitian

Pemantauan Kesehatan dan Gizi Sumbar tahun 2004

didapatkan31,7%ibu harnil KEKdari yang berusia kurang dari 20tahun.(8)Ini berarti remaja putri yang menderita

KEKdiSumateraBaratlebihtinggi dari angka nasional. DiKotaBukittinggi, Riyani(2005)menemukan 38,2

%remajaputri di SMUN 2 Bukittinggi berstatus gizi kurang

( <18,5 kg/m2).<9) Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasilpenelitianSanty(2006)yang menemukan 5,8 % remaja putri di KotaBukittinggi

mengalami gizi kurang tingkat berat(IMT<17 kg/m2) dan 14,1%gizi kurang tingkat ringan(IMT 17,00- 18,4kg/ m2).(7)

Madrasah Awaliyah Negeri (MAN) Model Bukittinggimerupakan sekolahyang berprestasi, baik di tingkat daerah maupun nasional, bahkan telah bertaraf

international,jugamenerapkanSistimKurikulum Berbasis

Kompetensi(KBK),sehingga para pelajar menambahjam pelajaran setelah pulang sekolah hinggasore hari, disamping kegiatan ekstrakurikuler pelajar yang tetap

berjalan. Hasilsurveyawal terhadap berat badan dan tinggi badanpada 48 remajaputeridiMAN Model Bukittinggi

ternyata ditemukan 1 1 orang (23 %) remaja puteri mempunyaistatusgizi kurang(IMT< 18,5). Datatersebut memberi indikasi bahwa pada remaja puteri terdapat masalah gizi khususnya kekurangan kalori dan protein. Hal ini akanberpengaruh terhadap prestasi belajar danmasa depan remajaputri nantinyasaat akan memasuki masa

kehamilannya kelak.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui proporsistatusgizi remajaputri, asupanzatgizi makro,

tingkataktifitas fisik,citratubuh, pengetahuangizi,sikap

terhadap gizi danfaktor-faktoryangberhubungandengan

statusgizi remaja putri di MAN Model Bukittinggi.

Metoda Penelitian

Penelitianinimerupakanpenelitian deskriptifdengan desaincross sectional, dimana variabel dependen dan independen diamati dalam waktu yang bersamaan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan denganstatus

gizi remaja putri. Penelitian dilakukanpada bulan Mei 2008 di MAN ModelBukittinggi. Populasi adalah seluruh siswi kelas Idan IIyang berjumlah 250 orang dengan jumlah

sampel 65 orang. Sampel diambil secaraproporsionai untuk masing-masing kelas di MAN Model Bukittinggi untuk mengetahui status gizi, aktifitas fisik, citra tubuh,

pengetahuan gizi dan sikap terhadap gizi.

Status gizi ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh(IMT)yang didapat dari perbandinganantaraBerat Badan (BB) dalamkgdenganTinggiBadan (TB) dalamnr. Data BBdiperoleh melaluipenimbangan menggunakan timbangan injak (BathroomScale)jenis digital dengan ketelitian 0,1 kg sedangkan data TB diperoleh melalui pengukuran dengan microtoise yangmemiliki ketelitian

0,1cm.Untuk mengetahui asupanzatgiziremaja,dilakukan

wawancaradengan responden menggunakan blangko

food

recall 24 jam selama 2 hari, meliputi konsumsi energi,

protein, lemak dan karbohidrat. Data aktifitas fisik dikumpulkandengancaramenanyakanalokasi waktu untuk setiap kali kegiatanyangpaling seringdilakukan dalam sehari-haripada minggu terakhir, meliputi alokasi waktu

tidur,sekolah atau kursus, olah ragadan kegiatan lain.

Datatersebut diolahdengancaramenghitung pengeluaran energi berdasarkanjeniskegiatanmelaluiperkalian faktor

kelipatan(K),alokasiwaktu dan energi metabolisme basal

(12,2 x Beratbadan+746berdasarkanWidyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998). Datamengenai citra tubuh atau

persepsi ukuran tubuh diperoleh melalui wawancara

menggunakan kuesioner, diadaptasi dari

MBSRQ

(Multidimensional Body

Self

Relation Questionaire).

MBSRQ

merupakan

self

reportinventory, bertujuanuntuk

mengukuraspeksikapdiriterhadapcitra diri berdasarkan subskala kepuasan area tubuh, kecemasan terhadap kegemukan danpengkategorianukuran tubuh. Kemudian pengetahuan gizi dan sikap dikumpulkan melalui wawancaradengankuesioner. Pengumpulan data dibantu oleh 4oranglulusan Akademi GiziDepkes RI Padang.

Uji Chi-Square pada95%

Confidence

Interval(95% CI)digunakan untuk melihat hubunganantara variabel asupan zat gizi, aktifitas fisik, citra tubuh, pengetahuan gizi dan sikap terhadap gizi sebagai variabel independen dengan status gizi remaja sebagai variabel dependen. Apabila dari hasil uji tersebut diperoleh p-value<0,05 artinya hasilperhitungan statistik signifikan, berarti ada hubungan bermakna antara variabel dependen dan independen.

Hasil

Hasilpenelitian diperolehdatastatusgiziresponden sebagianbesar(72,4%)normal,2 1,5%responden menderita kurus dan 6,1% gemuk. Hal ini berarti sudah muncul masalah gizi ganda yangberesiko terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler di kemudian hari. Status gizi responden dapat dilihatpada gambar 1dibawahini:

(3)

42,40% normal,

kurus; gemuk, 21,5 6.10%

Pembahasan

Hasil penelitian dipcroleh hampir sepertiga remaja putriMANModel Bukittinggimemilikistatusgizikurus

(21,50%) danjugaditemukanremaja yang memilikistatus

gizi gemuk (6,10%). Faktor yang berhubungandengan

statusgizi remaja tersebut yaitu asupan protein, asupan

lemak,aktifitasdan citra tubuh. Usia remaja merupakan

suatufase perkembangan yang dinamis dalamkehidupan

seorangindividu.Masaini merupakan periode transisi dari

masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan

percepatan perkembangan fisik. mental,emosional dan

sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa

kehidupan. Untuk itu remaja membutuhkan asupanzatgizi yang mencukupi dalam memenuhi kebutuhan dan

menggantienergiyangbanyak dikeluarkan akibat aktifitas

yangtinggi disekolah maupun di luar sekolah.

Asupan zat gizi (energi, protein, lemak dan

karbohidrat)dalam makananyangdikonsumsi sehari-hari

sangat besar dampaknya terhadap status gizi seseorang

karena akan berpengaruh kepada keseimbangan energi

yangberdantpak terhadap terjadinya masalah gizi.Hasil

Tabel 1 .Rata-rataKonsumsi Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat Remaja Putri di MAN Model Bukittinggi Tahun 2008

Zat

Gizi

Mean

Minimum

Maksimum

AKG

%

AKG

Knergi

1701,8

971,8

2259,7

2200

77,3

Protein

49,39

23,6

87,2

55

89

Lemak

67,52 24,6

118

61

1 1

0,6

Karbohidrat

224,03 124,1 321,3

330

67,8

Gambar 1. Distrihusi Remaja Putri MANModel Bukittinggi

inenn r nt Status Gizi Tahun 2008

Darihasil recall24jamyangdilaksanakan,ternyata

ditemukanrata-rataasupantotalenergi responden adalah 1701,78kkal(77,3%dariAKG), rata-rataasupanprotein

49,4gr(89 %dariAKG), rata-rataasupanlemak67,52 gr (110.6 %dariAKG)sedangkanrata-rataasupankarbohidrat 224gr(67,8%dariAKG).Dari data tersebut terlihat bahwa

totalenergi dan karbohidrat masih kurang dari anjuran. Lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Proporsi asupan energi dan karbohidrat responden diketahui kebanyakan kurang sedangkan

asupanproteindan lemakkebanyakancukup. Dilihat dari aktifitasyangdilakukan olehremajalebih dari sebagian

mempunyaiaktifitas fisik tinggi. Di sampingitu,lebih dari setengah responden menpunyai citra negatif terhadap tubuhnya. Kemudian dinilai dari pengetahuan gizi didapatkan lebih dari setengah remaja putri memiliki pengetahuan yang rendah namun hasil sebaliknya

ditunjukkan dari sikap remaja yang kebanyakan positif terhadap gizi. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel 2berikutini.

Hasiluji statistik menunjukkan bahwa asupan protein.

asupan lemak,aktifitasfisik,citratubuh dansikap terhadap gizi mempunyai hubungan yang bermakna denganstatus

gizi remaja putri(p-value <0,05). Sementara itu,asupan energi, asupan karbohidrat dan pengetahuan gizi remaja putri tidak mempunyai hubunganyangbermakna dengan

statusgizi remaja putridi MANModelBukittinggi (dapat dilihatpada tabel3).

penelitian ini menemukan adanya hubunganyangbermakna

antaraasupanprotein danlemakdenganstatusgizi,namun

hubungan asupan energidan karbohidrat dengan status

gizi tidak bermakna.Halinikemungkinan disebabkan karena rendahnyaasupankarbohidrat sehingga proteindanlemak

yang ada digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Marsetyo dan Kertasapoetra(1991) mengatakan bahwa karbohidrat merupakan penghasil energi siap pakai dan dapat mengatur proses metabolisme lemak untuk menghasilkan energi dan bila kekurangan karbohidrat maka metabolisme lemak terganggu dan protein ikut dipecah

untukdapatmenghasilkanenergi.(lt,)

Aktifitas fisikyangdilakukan olehremaja sehari-hari,meliputi tidur, sekolah ataukursus, olah raga dan

kegiatan lain akan berpengaruh pada status gizi remaja

tersebut. Aktifitas fisik mempengaruhi kebutuhan akan energi, sehingga semakin tinggi aktifitas fisik, semakin banyak energiyangdikeluarkan maka akan semakin tinggi pulajumlahenergiyangdibutuhkan,sebaliknya semakin ringan aktifitas fisik makasemakin sedikit energi yang

dikeluarkan dansemakinsedikitenergiyangdibutuhkan.

(Allison, 1995).

74

(4)

Jurnal Kesehatan Masyarakat,Maret

-

September 2009. Vol. 03,No.2

Tabel 2.DistribusiFrekuensi AsupanZat Gizi,AktifitasFisik,CitraTubuh,Pengetahuandan Sikap terhadap Gizi Remaja Putri di MAN Model Bukittinggi Tahun 2008

Variabel

Kategori

Frekuensi

Persentase

Asupan

Energi

Kurang

39

60,00

Cukup

26

40,00

Asupan

Karbohidrat

Kurang

50

76,90

Cukup

15

23,10

Asupan

Protein

Kurang

22

33,80

Cukup

43

66,20

Asupan Lemak

Kurang

11

16,90

Cukup

54

83,10

Aktifitas

Fisik

Tinggi

31

52,30

Rendah

34

47,70

Citra Tubuh

Negatif

33

50,80

Positif

32

49.20

Pengetahuan Gizi

Rendah

36

55,40

Tinggi

29

44,60

Sikap

terhadap

Gizi

Negatif

16

24,60

Positif

49

75,40

Tabel 3. Analisis Bivariat Variabel lndependen dengan Status Gizi RemajaPutri di MAN ModelBukittinggiTahun2008

Variabel

Kategori

P-

Value

Asupan

Energi

Kurang

0,056

Cukup

Asupan Karbohidrat

Kurang

0,491

Cukup

Asupan

Protein

Kurang

0,01

i

Cukup

Asupan

Lemak

Kurang

0,009

Cukup

Aktifitas

Fisik

Tinggi

0,021

Rendah

Citra

Tubuh

Negatif

0,029

Positif

Pengetahuan Gizi

Rendah

0,171

Tinggi

Sikap terhadap

Gizi

Negatif

1

,000

(5)

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret

-

September 2009, Vol.03,No. 2

Demikian juga halnya dengan citra tubuh juga berperanterhadapstatusgizi remaja. Dari hasil peneiitian ini, ditemukan 52,3 %responden mengalarni distorsi persepsi(overestimation), 47,7%merasa cemasterhadap kegemukan, 30,7 % diantaranya ingin merubah

penampilannya,dan sebanyak23 %menjalankandiet untuk menurunkanberat badannya.

Padapeneiitianinitidak terlihat adanya hubungan yang bermaknaantarapengetahuan gizi dan sikap terhadap

gizi denganstatus gizi responden. Sedangkanmenurut

Khomsan,pengetahuan gizi menjadi landasanpentingyang menentukan konsumsi makanan seseorang(II).Begitujuga

halnya dengan sikap, orang yang memiliki sikap positif terhadapsuatuhal akan menentukan tindakannya dalam melakukansesuatu.Hasil yang tidak bermakna disebabkan karenapengetahuan dan sikap terhadap gizi yang baik tidak menjamin remaja untuk mempunyai tindakan yang baik pula dalammengkonsumsi makanan.

Dalampeneiitian ini salah satufaktor psikologis, yaitu citra tubuh lebih berhubungan dengan status gizi remajaputri di MAN ModelBukittinggi.Citratubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap tubuh mereka dan

bagaimana perasaan mereka terhadap keadaan tubuh

mereka,perasaan tersebut dapat berupa perasaan suka (positif) atauperasaan tidak suka (negatif). Salah satu

gangguan citra tubuh adalah overestimation yaitu mempersepsikan tubuhnya lebih besar dari keadaan

sesungguhnya dan underestimation yaitu

mempersepsikan tubuhnya lebih kecil dari keadaan yang sesungguhnya. Dari hasil peneiitian ini, ditemukan 52,3%

responden mengalarni distorsi persepsi (overestimation), 47,7 % merasa cemas terhadap kegemukan, 30,7 %

diantaranyaingin merubah penampilannya, dan sebanyak 23%menjalankan diet untuk menurunkan beratbadannya. Pada remajaputri, lingkungan dan gaya hidup dapat

mempengaruhitindakannya, karena mereka masih mudah

dipengaruhiolehtemansebaya. Disamping itu, sikaporang terhadap konsumsi makanan didasarkan pada nilai-nilai

affectif

yangberasal darilingkungan alam,sosialbudaya dan ekonomi. Bahkankadang-kadangfaktorsosial budaya lebihdominan,meliputi cara berfikir, berperasaan dan berpandanganterhadapmakanan.

Kesimpulandan Saran

Proporsiremajaputridengan status gizi kurus masih cukup tinggi di MAN Model Bukittinggi,yaitu 2 1,5%. Asupan protein, asupan lemak,aktifitas fisik dan citra tubuh memilikihubunganyangbermakna denganstatus

gizi remajaputri. Oleh karena itu,disarankan kepada institusi terkaitterutamadinas kesehatan untuk menyusun program

pencegahandanpenanggulangan masalah gizipada remaja danmelakukan kerjasama dengan dinas pendidikan untuk mengatasi hal tersebut. Kegiatan yangdapat dilaksanakan

antara lainpeningkatan kemampuan dan keterampilan

petugas(tenaga kesehatan dan guru) dalam memberikan

penyuluhandan promosigiziuntuk remaja yang diadakan minimal 1 kali dalam setahun. Kemudian melakukan

Pemantauan StatusGizi (PSG)secarateraturminimal6 bulan sekali.Bagi Dinas Pendidikan, mengintegrasikan materi

kesehatan secara umum dan pengetahuan gizi secara

khusus kedalam kurikulum agar dapat meningkatkan pengetahuan gizi siswa. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kader Kesehatan Remaja (KKR) digiatkan kembaligunamengoptimalkan penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) anak sekolah agar kemandirianremaja untukhidup sehat dapat terwujud. Untuk pihaksekolah,

perlu lebih ditingkatkan kualitas dan kuantitas makanan yang disediakan di sekolah agar asupanzatgizi siswa lebih terjamin, karena waktu siswa banyak dihabiskandisekolah.

DAFTARPUSTAKA

1. Azwar A, 2004. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan Dimasa Datang.Dalam PertemuanAdvokasi ProgramPerbaikan Gizi MenujuKeluargaSadar Gizi. Jakarta

2. Adisasmita, Wiku, 2007. Sistem Kesehatan. PT Raja GrafmdoPersada. Jakarta

3. Jalal, Fasli,2000.Tantangan Pembangunan Kesehatan dan Gizi dalam upaya peningkatan Kwalitas Sumber DayaManusia,Jakarta

4.Almatsier,Sunita,2003.PrinsipDasar IlmuGizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

5. FKM UI, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. PT GrafindoPersada, Jakarta

6. Sediaoetama, AD, 1991. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa

.

Dian Rakyat

7. Santy, R, 2006. Faktor-faktor yang berhubungan

dengan Indeks Massa Tubuh(IMT)Remaja Putri di

KotaBukittinggi Tahun 2006. Tesis FKMUI,Jakarta 8. Laporan Peneiitian Pemantauan Kesehatan dan Gizi

Propinsi SumateraBarat Tahun2004,kerjasamaDinkes Propinsi SumateraBaratdengan PoltekesJurusanGizi tahun 2005

9. Riyani, 2005, HubunganKonsumsi Makanan Jajanan

dan PengetahuanGiziCeasi.". I_r ram »

Putri di SMUN 2 Bukittinggi Tahun 2005.SkripsiPSIK.V UNAND. Padang

10.Marsetyo, G, Kertasapoetra, 1991

.

IlmuGizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktifitas Kerja) Rimneka Cipta, Jakarta

11.Khomsan, A, 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. IPB Bogor

Gambar

Gambar 1. Distrihusi Remaja Putri MAN Model Bukittinggi
Tabel 3. Analisis Bivariat Variabel lndependen dengan Status Gizi Remaja Putri di MAN Model Bukittinggi Tahun 2008

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2003 juga berlaku hujan luar biasa iaitu pada bulan September dengan bacaan sebanyak 145 mm, manakala hujan luar biasa yang ekstrim telah direkodkan pada

Hitung koloni yang tinggi pada sampel air yang diambil pada titik 7 tidak menjadi masalah karena merupakan titik Tingginya tingkat kontaminasi pada saluran

Hasil tahun pertama: Sepuluh set tugas pendahuluan dan 20 Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) ber- scaffolding , serta draf Buku Ajar Fisika Dasar I dapat langsung digunakan

Produktivitas pada beberapa parameter menunjukkan bahwa sumber daya ikan sidat di Sungai Cimandiri memiliki kategori produktivitas rendah, di antaranya laju

Data yang digunakan untuk perhitungan VaR dengan metode simulasi Monte Carlo pada aset tunggal dan portofolio adalah data return yang diperoleh dari perhitungan harga penutupan

Dilakukan pengamatan terhadap aktifitas bakteri pelarut fosfat dan selulolitik dalam membentuk zona bening di sekitar isolat, isolat tersebut kemudian

1) Mahar menunjukkan kemuliaan wanita, karena wanitalah yang dicari laki-laki bukan laki-laki yang dicari wanita, laki-laki yang berusaha mendapatkan wanita meskipun

Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan secara kualitatif penambahan 100 ppm glutamin pada eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas THA