• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROADMAP PENDIRIAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR KAPASITAS 710 TON/fAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ROADMAP PENDIRIAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR KAPASITAS 710 TON/fAHUN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ROADMAP

PENDIRIAN

PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR

TIPE PWR KAPASITAS

710 TON/fAHUN

Agus Sartono DS, Bambang Galung S

ABSTRAK

ROAD MAP PENDIRIAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR KAPASITAS 710 TONfT AHUN ditujukan sebagai panduan pendirian pabrik bahan bakar untuk mendukung beroperasinya pembangkit listrik tenaga nuklir (PL TN). Beberapa skenario pendirian pabrik bahan bakar telah disiapkan dengan melakukan perhitungan yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan skenario terbaik dan paling mungkin dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek yang terkait. Beberapa aspek terkait yang menjadi bahan pertimbangan antara lain aspek teknis yang meliputi pemilihan lokasi pabrik, proses produksi, kapasitas produksi dan seleksi peralatan. Dari aspek pasar pertimbangan harga EB di dunia, pangsa pasar EB dan bahan bahan baku uranium, serta persaingan dengan pabrik EBN di dunia. Sedangkan aspek finansial dan ekonomi meliputi total biaya investasi permanen dan biaya produksi, penentuan BEP, NPV, IRR, dan ROI, juga dampak pad a pendapatan daerah dan nasional. Dari 4 (empat) skenario yang disiapkan yaitu dengan membangun fasilitas di gedung 65, merubah proses ADU menjadi AUK di fasilitas gedung 65, merubah proses ADU dengan proses IDR di gedung 65, dan pembangunan instalasi baru di semenanjung Muria, Jepara, disimpulkan pengembangan instalasi gedung 65 yang ada di Serpong dengan melakukan perubahan proses pembuatan uranium oksida dari proses ADU menjadi proses IDR merupakan pilihan yang terbaik.

Kata kunci : Pabrik EBN, roadmap,PWR

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan energi di Indonesia pada masa kini dan mendatang akan terus bertambah seiring dengan perkembangan industri yang ada. Konsumsi energi khususnya energi listrik pada sa at ini masih dipasok oleh pembangkit konvensional dengan menggunakan bahan bakar minyak bumi dan batubara. Penggunaan bahan bakar yang tidak tergantikan tentunya akan membuat ketergantungan pad a pasokan bahan tersebut yang dapat meningkatkan gangguan dan efisiensi pada pembangkit, yang berujung pada ketidak stabilan pasokan energi listrik kepada pelanggan. Efek akan berlanjut pada kegiatan perekonomian yang tentunya terganggu.

Selain semakin menurunnya cadangan minyak bumi dan batubara di dalam negeri, masalah transportasi juga menjadi kendala. Sebagian besar pembangkit listrik terdapat di pulau Jawa, sedangkan pasokan minyak bumi dan batubara berasal dari luar Jawa terutama dari Kalimantan. Transporatasi yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan tongkang, sedangkan operasional tongkang tersebut juga dipengaruhi oleh cuaca.

Kendala lain adalah efsiensi dan masalah lingkungan yang pada sa at ini menjadi sorotan utama di masyarakat. Pembangkit konvensional secara umum terutama batubara mempunyai kecenderungan menghasilkan pencemar udara yang cukup berbahaya juga untuk lingkungan terutama air disekitar pembangkit tersebut berada.

Keberadaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PL TN) diharapkan dapat menjadi alternative bagi pemasok energi listrik yang ramah lingkungan dengan tingkat bahaya yang rendah. Untuk mendukung keberadaan dan operasional PLTN tersebut tidak akan terlepas dari tersedianya pasokan elemen bakar nuklir yang digunakan sebagai pembangkit panas reaktor tersebut. Seiring dengan rencana dari pemerintah untuk membangun PLTN maka perlu dipersiapkan langkah-Iangkah antisipasi untuk mendukung operasional PLTN tersebut.

(2)

ROADMAP PENDIRIAN PABRIK EBN

Tujuan dari pembuatan roadmap ini adalah memberikan pandangan tentang aspek yang berpengaruh pada pendirian pabrik EBN. Sebelum melihat aspek yang dapat mempengaruhi, terlebih dahulu tentunya harus di buat sebuah skenario yang nantinya akan dipilih. Beberapa skenario telah disiapkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan roadmap pembangunan pabrik EBN tersebut, yaitu :

1. PABRIK HANYA MEMBANGUN FASILITAS 01 GEOUNG 65, SERPONG

Skenario ini dimungkinkan karena pada sa at ini telah ada sebuah fasilitas atau instalasi yang mengolah uranium sebagai bahan bakar dan juga fabrikasinya menjadi bahan bakar nuklir. Instalasi Elemen Bakar Eksperimental dalam desainnya digunakan untuk memproduksi bahan bakar nuklir jenis CIRENE dan telah memiliki lisensinya. Instalasi ini terdiri dari fasilitas pemurnian dan konversi dari yellow cake menjadi serbuk U02 derajat nuklir melalui proses AOU (Ammonium Oiuranat) dan mengolah uranium hingga perkayaan 5% dengan kapasitas 100 Kg/hari. Selain itu terdapat pula laboratorium fabrikasi elemen bakar nuklir yang mampu memproduksi bundel bahan bakar 3 bundel/hari, serta fasilitas kendali kualitas yang memadai.

Karena jenis bahan bahar nuklir yang direncanakan berbeda, maka perlu dilakukan beberapa penyesuaian untuk mencapai kuantitas seperti yang direncanakan, dan beberapa peralatan fabrikasi untuk menunjang pembuatan bahan bakar jenis PWR tersebut.

2. PABRIK MEMBANGUN FASILITAS KONVERSI AUK DAN FABRIKASI 01 GEOUNG 65, SERPONG

Hampir senada dengan scenario nomor 1, tetapi untuk proses di depan tidak menggunakan proses pembuatan AOU tetapi menggunakan jalur AUK (Ammonium Uranil Karbonat). Pemilihan jalur AUK ini dimaksudkan untuk mengurangi peralatan yang ada dan juga untuk meningkatkan

kuantitas produksi yang dihasilkan. Oengan jalur AUK tidak diperlukan lagi peralatan spray dryer untuk memisahkan endapan dengan larutannya, karena sifat kristal AUK yang lebih besar dan massif sehingga lebih mudah disaring. Ukuran butir serbuk U02 yang dihasilkan dari proses AUK lebih homogen jika dibandingkan dengan serbuk U02 yang dihasilkan dari AOU, sehingga dapat mengurangi tingkat kegagalan dalam pembuatan pellet bahan bakar.

3. PABRIK MEMBANGUN FASILIT AS KONVERSI, lOR DAN FABRIKASI 01 GEOUNG 65, SERPONG

Skenario ini dimaksudkan untuk mengganti fasilitas proses konversi yang ada di instalasi elemen bakar eksperimental dengan fasilitas yang baru yaitu lOR (Integrated Dry Route) sebuah peralatan yang lebih sederhana dan kompak untuk mengkonversi UF6 manjadi serbuk U02 dalam sebuah sistim peralatan. Dengan menggunakan IDR ini diharapkan kapasitas produksi serbuk U02 meningkat karena sistim IDR yang terpasang dapat lebih dari satu buah.

Sedangkan untuk fabrikasi elemen bakar nuklir adalah sama dengan scenario 1 dan 2.

4. PABRIK MEMBANGUN FASILITAS KONVERSI IDR DAN FABRIKASI DI SEMENANJUNG MURIA, JEPARA

Skenario ke empat ini merupakan pilihan jika kita akan membangun fasilitas yang baru dengan lokasi yang dekat dengan PLTN yang akan dibangun. Pada skenario ini fasilitas konversi yang dipilih adalah menggunakan jalur IDR dengan seluruh fasilitas fabrikasi elemen bakar dan unit kendali kualitas yang baru pula.

Dengan memperhatikan skenario tersebut di atas, kemudian dihitung faktor ekonomi serta biaya yang diperlukan dan pengembalian modal, dapat dipilih skenario mana yang akan digunakan. Pengembangan selanjutnya adalah memperhatikan aspek yang berpengaruh untuk menentukan roadmap pembangunan pabrik tersebut, antara lain:

(3)

ASPEK PASAR

Aspek ini menjadi acuan dalam menentukan skenario mana yang baik untuk dilanjutkan - HARGA ELEMEN BAKAR

Dari perhitungan terdahulu (2) diperlihatkan bahwa harga EB untuk skenario 3 dan 4 menunjukan harga yang relatife sama yaitu US$ 1.038.450 untuk tiap berkas bahan bakar, sedangkan harga elemen bakar di dunia telah mencapai harga US$ 1.500.000. Dengan melihat perbedaan harga tersebut tentunya dapat dimengerti apabila dikemudian hari pada sa at PL TN beroperasi akan menggunakan elemen bakar yang diproduksi di dalam negeri karena mempunyai perbedaan harga yang cukup signifikan, dan tentunya akan menurunkan biaya produksi pembangkitan. - POSISI PERSAINGAN DENGAN PABRIK EB DI DUNIA

Sebagian besar pabrik elemen bakar nuklir di dunia telah beroperasi dalam waktu yang cukup lama, sehingga dapat dipahami jika dengan semakin bertambahnya usia pabrik tentunya akan menambah biaya produksi pabrik tersebut dengan penggantian peralatan yang baru. Dengan adanya penggantian tersebut dapat dimungkinkan harga jual elemen bakar nuklir akan menjadi lebih tinggi. Dengan mengambil keuntungan dari situasi tersebut tentunya pemilihan produsen elemen bakar menjadi lebih longgar dan kesempatan untuk bersaing dengan produsen lain di dunia menjadi terbuka.

- PANGSA PASAR EB DUNIA

Penjualan produk tentunya menjadi hal yang harus mendapat perhatian serius demi kelangsungan sebuah pabrik. Saat ini diseluruh dunia telah beroperasi reaktor jenis PWR sebanyak 268 buah PL TN, sedangkan hingga tahun 2013 terdapat 29 buah PLTN baru yang akan beroperasi dan ditambah 5 PLTN baru jenis PWR dan APWR dalam tahap perencanaan. Dengan jumlah reaktor yang demikian tentunya dapat diperhitungkan kebutuhan bahan bakar untuk tiap tahunnya, sehingga peluang untuk memasarkan elemen bakar yang diproduksi tentunya masih terbuka.

- PANGSA BAHAN BAKU URANIUM

Produksi uranium di dunia pad a saat ini mencapai 32 ton uranium yang diproduksi dari beberapa negara penghasil tam bang uranium, sedangkan cadangan yang tersedia menurut data adalah sebanyak 7742 ton uranium. Dengan cadangan sebesar itu tentunya pasokan uranium untuk bahan bakar cukup terjamin dan aman, ditambah dengan cadangan dalam negeri yang hingga sa at ini masih terus dilakukan inventarisasinya.

ASPEK.TEKNIK

Aspek teknik menjadi salah satu bahan pertimbangan yang akan menentukan kegiatan pembangunan pabrik elemen bakar tersebut, yaitu :

- LOKASI PABRIK

Pemilihan lokasi di mana pabrik elemen bakar nuklir tersebut akan dibangun tentunya menjadi bahan pertimbangan, studi tapak dan faktor lingkungan tentunya menjadi topik bahasan yang harus diyakini sebelum diputuskan. Lokasi pabrik yang dekat dengan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja yang trampil, dan juga fasilitas pendukung lainnya tentunya akan menjadi masukan untuk menentukan pilihan pabrik yang akan dibangun dan juga kapasitasnya.

- PROSES PRODUKSI

Pemilihan proses produksi yang akan digunakan tentunya akan mempengaruhi pada jumlah peralatan yang digunakan. Sebuah produk yang dihasilkan dari proses yang rumit dengan peralatan yang banyak tentunya akan menambah beban produksi, dan hal ini tentunya tidak diinginkan oleh produsen.

Jalur produksi yang pendek dengan tingkat kegagalan rendah dan hasil yang baik tentunya akan menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan proses produksi. Dengan jalur produksi yang oendek tentunya akan dapat memangkas biaya produksi yang diperlukan.

(4)

- KAPASIT AS PRODUKSI

Kapasitas produksi tentunya akan disesuaikan dengan kebutuhan, kapasitas terpasang dipergunakan untuk mengantisipasi perkembangan yang mungkin terjadi dengan bertambahnya jumlah pembangkit yang beroperasi dan memerlukan bahan bakar.

Pemilihan kapasitas produksi tentunya juga juga akan berpengaruh terhadap luas bangunan yang diperlukan, karena peralatan yang digunakan tentunya juga akan berbeda dengan kapasitas yang lebih rendah.

- SELEKSI PERALATAN

Penggunaan peralatan yang mempunyai kemampuan tinggi tentunya akan membebani ongkos investasi, jika seleksi peralatan yang digunakan dapat memberikan hasil yang lebih baik terutama dalam kualitas dan tingkat kegagalan produksi yang rendah, tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan.

Peralatan dengan harga yang rendah dan menghasilkan kualitas produk yang tinggi, tentunya menjadi pilihan sehingga dapat menekan ongkos investasi. Kemudahan mendapatkan komponen pengganti juga menjadi pertimbangan dalam seleksi peralatan tersebut.

ASPEK FINANSIAL DAN EKONOMI

- TOTAL BIAYA INVESTASI PERMAN EN

Total biaya investasi permanen merupakan modal yang harus disiapkan oleh produsen untuk . membangunpabrik elemen bakar tersebut. Dari 4 skenario yang disiapkan besarnya biaya investasi permanen, skenario nomor 3 lebih rendah dari skenario nomor 4 dengan total biaya investasi permanen sebesar US$ 149 juta, sedangkan scenario nomor 4 dengan pembangunan total pabrik baru sebesar US$ 167 juta.

- BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi tentunya menjadi pertimbangan apakah sebuah pabrik tersebut layak dioperasikan atau tidak. Dengan biaya yang tinggi tentunya akan membebani sistim keuangan dari pabrik tersebut untuk dapat beroperasi. Dari 4 skenario yang disiapkan, scenario nomor 3 ternyata menghasilkan perhitungan biaya produksi yang paling rendah yaitu US$ 1257 juta. Diharapkan dengan biaya sebesar itu produksi masih dapat berjalan dan keuntungan yang diperoleh juga tinggi.

- BIAYA DEKOMISIONING

Biaya dekomisioning terntunya menjadi beban keuangan dalam setiap instalasi nuklir. Untuk peralatan yang sudah tidak digunakan lagi, maka perlu dilakukan dekomisioning hingga peralatan tersebut aman jika dilepas kelingkungan. Besarnya biaya dekomisioning untuk skenario 3 ternyata lebih rendah dari scenario lainnya untu lokasi gedung yang sama yaitu sebesar US$ 138 juta dan ini lebih rendah dari skenario 1 sebesar US$ 165 juta.

- PERHITUNGAN BEP DSB

Perhitungan pengembalian balik modal (BEP) merupakan salah satu parameter layak tidaknya sebuah pabrik tersebut dibangun. Untuk sebuah pabrik dengan kapasitas tertentu apabila dihitung dan menghasilkan BEP yang cukup jauh, maka perlu diperhitungkan kembali kelayakan pabrik tersebut.

Dari perhitungan untuk skenario nomor 3 diperoleh angka BEP : 18,5 % , IRR : 22,23 %, ROI : 24,57 % dan NPV sebesar US$ 153 juta. Angka tersebut menunjukkan bahwa skenario nomor 3 masih layak untuk diaplikasikan dan pembangunan pabrik elemen bakar dapat diteruskan.

- DAMPAK PADA PENDAPATAN NASIONAUDAERAH DAN KESEMPATANKERJA

Dengan dibangunnya pabrik bahan bakar nuklir tersebut tentunya akan berdampak pad a pendapatan daerah terutama dari sektor pajak, penurunan tingkat pengangguran karena

(5)

terserapnya tenaga kerja ke dalam pabrik tersebut, serta berkembangnya sektor perekonomian lainnya yang menjadi pendukung operasi pabrik tersebut.

Secara grafis roadmap pendirian pabrik bahan bakar nuklir ini seiring dengan pembangunan PLTN yang direncakan seperti pada gambar berikut :

Dari gambar di atas terlihat bahwa roadmap pembangunan pabrik bahan bakar nuklir ini seiring dengan rencana pembangunan PLTN yang dimulai pad a tahun 2000 hingga tahun 2025. Dokumen pra-studi kelayakan pembangunan pabrik bahan bakar nuklir telah diterbitkan, tinggal menunggu kesiapan dari dokumen-dokumen berikutnya yang mendukung pembangunan tersebut.

KESIMPULAN

Mengacu pada dokumen pra-studi kelayakan pend irian pabrik bahan bakar nuklir, dan melihat beberapa spek yang berpengaruh, maka skenario nom or 3 dipandang layak untuk diaplikasikan serta jika mengikuti roadmap di atas, tentunya msih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

DAFT AR PUST AKA

[1] SUSANTO, B.G., Dokumen Pra-Studi Kelayakan Pabrik elemen Bakar Nuklir di Indonesia, PTBN,2009

[2] A.NUGROHO, et.al. ,PL TN: Faktor Pencemaran Lingkungan dan Gangguan Kesehatan, Internet, 2004.

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI TERHADAP IBU DALAM MENGHADAPI TEMPER TANTRUM ANAK DENGAN KONTROL DIRI IBU DALAM MENGHADAPI.. TEMPER

Undangan Rapat Evaluasi Perkembangan Pelayanan Di Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 / Senin, 21 Januari 2019 / 14.30 WIB - selesai / Ket : Rapat dipimpin oleh

Widjono (2007) menyebutkan beberapa ciri paragraf efektif sebagai berikut: (1) kalimat pertama menjorok ke dalam delapan ketukan, (2) paragraf mempunyai satu pokok pikiran atau

Menimbang : bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2016 tentang Pengangkatan Pegawai

Seminar Nasional Hasil Riset Kelautan dan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.. Hariati,

Sistem operasi jasa (service operation system) dan sistem penyampaian jasa (service delivery system) terdiri dari bagian yang terlihat oleh pengguna jasa (technical core) dan yang

Dari perhitungan statistik uji T berpasangan didapatkan perbedaan yang signifikan antara kekuatan otot sebelum dan sesudah latihan beban dengan konfidensi interval 95%

Tidak adanya depresi paska stroke mengakibatkan penderita mudah kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan cepat dan perbaikan kualitas hidupnya menjadi baik (Buono et al,