• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN DESAIN FASILITAS UNTUK KEAMANAN DAN KENYAMANAN DISABILITAS DAN LANSIA PADA TERMINAL BANDARA DEWADARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN DESAIN FASILITAS UNTUK KEAMANAN DAN KENYAMANAN DISABILITAS DAN LANSIA PADA TERMINAL BANDARA DEWADARU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

309

PENERAPAN DESAIN FASILITAS UNTUK KEAMANAN DAN

KENYAMANAN DISABILITAS DAN LANSIA

PADA TERMINAL

BANDARA DEWADARU

APPLICATION OF FACILITY DESIGN FOR SECURITY AND

CONVENIENCE DISABILITIES AND ENDERLY

IN THE DEWADARU AIRPORT TERMINAL

Nur Jamilah *

1

, I G Oka Shindu Pribadi*

2

, Dwi Rosnarti*

3

1

Mahasiswa, Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Trisakti, Jakarta 2,3

Dosen Program Studi Arsitektur, Universitas Trisakti,

*e-mail: 1nur052001600049@std.trisakti.ac.id, 2gede.oka@trisakti.ac.id, 3dwi.r@trisakti.ac.id

ABSTRAK

Fasilitas untuk disabilitas adalah hal penting sebagai syarat kelengkapan fasilitas umum seperti terminal penumpang. Keamanan dan kenyamanan untuk disabilitas dan lansia perlu diperhatikan guna memenuhi hak – hak manusia normal pada umumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana desain fasilitas yang aksesibel bagi difabel dan lansia pada terminal penumpang Bandar Udara Dewandaru masih belum sesuai dengan pedoman pemerintah. Berdasarkan analisa terhadap fasilitas khusus pada terminal penumpang Bandar Udara Dewadaru ditemukan bahwa toilet, ramp, maupun ruang tunggu belum sesuai dengan pedoman. Rekomendasi berupa visualisasi desain rancangan pada 3 area yakni, area tunggu keberangkatan, toilet dan area kedatangan yang sesuai dengan pedoman.

Kata kunci : Bandar Udara, Aksesibilitas, Disabilitas, Terminal

ABSTRACT

Facilities for disabled and enderly are important as a condition for completing public facilities such as passenger terminals. Safety and comfort for the disabled and elderly need to be considered in order to fulfill the normal human rights in general. This research was conducted to determine the extent of the design of facilities that are accessible for disabled and the elderly at the passenger terminal. The results showed that accessible facilities for disabled and elderly people on the term of passenger Dewadaru Airport were still not in accordance with government guidelines. Based on an ramp and waiting room. Recommendations in the form of visualization of design in 3 areas namely, the departure louge area, toilets and arrival areas in accordance with the podoman.

Keywords : Airport, Accessibility, Disability, Terminal

A. PENDAHULUAN

Dalam mewujudkan ruang terbuka publik dan fasilitas umum serta gedung bagi kelompok yang memiliki kebutuhann khusus, ada beberapa masalah dalam mewujudkannya diantaranya adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman khusus dari pemilik maupun pengelola gedung, sert pemerintah daerah

mengenai acuan aksesibilitas dan kelompok masyarakat yang membutuhkan perlakuan khusus terhadap penyandang disabilitas dan lansia sehingga kebutuhannya terabaikan. Terminal penumpang merupakan salah satu fasilitas umum di Bandara Dewadaru, Karimun Jawa. Selain berfungsi sebagai tempat penghubung dari satu daerah ke daerah lainnya

(2)

310 bandara dapat berfungsi juga sebagai fungsi pendidikan, sosial dan ekonomi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada bangunan terminal penumpang Bandara Dewadaru yang lama, fasilitas yang disediakan belum aksesibel bagi penyandang disabilitas dan lansia. Apalagi bila diperhatikan sampai penyediaan fasilitas toilet, ruang tunggu keberangkatan, dan

kelengkapan lainnya, mungkin agak memprihatinkan bagi penyandang disabilitas dan lansia yang jelas setiap orang memiliki kelainan fisik dan mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan bagi mereka untuk melakukan kegiatan secara layak. Mereka mempunyai hak yang sama untuk diperhatikan, oleh sebab itu pada bangunan terminal baru Bandara Dewadaru di desain guna mewujudkan aksesbilitas yang aksesibel dan fasilitas yang memadai dengan memperhatikan standart – standart yang ada. Sehinngga penyediaan aksesibilitas bagi penyandang kesejahteraan hak antara penyandang disabilitas maupun lansia merupakan bentuk perwujudan kesejahteraan hak antara penyandang disabilitas, lansia dan masyarakat normal, agar tidak ada lagi penghambat penyandang

disabilitas dalam melakukan aktifitas masyarakat untuk mencapai tempat yang dituju. Hal ini tidak terkecuali bagi seluruh kelompok difabel dan lansia. Oleh karena itu pada bangunan sarana terminal bandara yang ramah bagi kedua kelompok tersebut merupakan hal yang baik dalam mendukung kenyamanan dan keamanan.

Berdasarkan paparan di atas penelitian ini ditunjukkan untuk mengetahui sejauh mana fasilitas yang aksesibel bagi penyandang disabilitas dan lansia pada terminal penumpang Bandara Dewandaru. Hal ini dapat dilakukan dengan mulai memperhatikan fasilitas yang belum ada maupun yang perlu ditingkatkan kualitasnya berdasarkan pedoman dari pemerintah. Lingkup penelitian yang akan dikaji meliputi prinsip desain aksesibel sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum : 30/PRT/M/2006 dan Keputusan Menteri

Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: 468/KPTS/1998. Tinjauan fasilitas terminal penumpang Bandara Dewadaru difokuskan pada area ruang tunggu keberangkatan, toilet dan area kedatangan.

B. STUDI PUSTAKA

B.1 Penyandang Disabilitas dan Lansia Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, atau sensorik dalam jangka waktu yang lama dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dann efektif dengan warna negara lainnya berdasarkan kesamaan hak (pasal 1, ayat 1, Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016). Sedangkan lansia adalah manusia yang berumur 60 tahun keatas yang sudah mengalami tanda – tanda penurunan pada fungsi tubuh secara biologis dan psikologis secara terus – menerus dan bersifat alamiah.

B.2 Aksesibilitas

Aksesibilitas fisik mejadi hal penting untuk penerapan desain bagi disabilitas dan lansia. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006, aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. B.3 Standart Fasilitas Pada Fasilitas Umum

a. Ukuran Dasar Ruang

Ruang tunggu keberangkatan merupakan ruangan yang dapat mewadahi banyak orang, oleh sebab itu untuk menerapkan fasilitas yang aksesibel untuk semua orang termasuk penyandang disabilitas dan lansia pada ruang tunggu

keberangkatan bandara dengan menggunakan ukuran dasar maksimal.

(3)

311

Gambar 1 Standart Ukuran Dasar Ruangan

Sumber : Standart Nasional Indonesia b. Ramp

Ramp dapat digunakan untuk

memudahkan sirkulasi naik maupun turun penumpang khususnya pada penyandang disabilitas dan lansia yang menggunakan kursi roda, oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dalam mendesain sebuah ramp harus memperhatikan persyaratan yang ada : 1.) Ukuran pada ramp di dalam bangunan

tidak lebih dari 7°, sedangkan pada luar bangunan 6°

2.) Ukuran panjang tidak boleh lebih dari 900 cm dan lebar 120 cm dengan tepi pengaman dan dapat digunakan untuk pejalan kaki dan service

pengangkutan barang.

3.) Ukuran muka datar ramp pada awal maupun akhir minimal 160 cm 4.) Penggunaan tekstur yang datar pada

awal maupun akhir ramp untuk menghindari lantai licin saat terjadi hujan.

c. Toilet

Toilet umum merupakan sebuah ruangan yang didesain khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis dimana masyarakat di tempat – tempat domestik, komersial, maupun publik dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya (Adiwoso,2015 hal 3). Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 30/PRT/M/2006 tentang PersyaratanKemudahanBangunan

Gedung, Pada persyaratan yang mengenai toiket umum bagi disabilitas sebagai berikut :

1.) Toilet yang aksesibel dipasang dengan rambu sistem cetak timbul “Penyandang disabilitas” pada bagian luarnya.

2.) Memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda

3.) Ketinggian pada tempat duduk kloset diselaraskan dengan ketinggian pengguna kursi roda yaitu 45-50 cm 4.) Dilengkapi dengan handrail dengan posisi dan ketinggian yang menyesuaikan dengan pengguna kursi roda.

5.) Material pada lantai toilet tidak boleh licin

6.) Pintu pada toilet didesain mudah dibuka dan ditutup untuk

memudahkan pengguna kursi roda 7.) Menyediakan tombol darurat dan

grendel pada pintu jika sewaktu – waktu terjadi yang tidak diharapkan

Gambar 2 Standart Tipikal Ramp Disabilitas

(4)

312

Gambar 7 Standart Ruang Gerak Toilet

Sumber : Standart Nasional Indonesia

Gambar 5 Standart Ruang Gerak Area Wastafel

Sumber : Standart Nasional Indonesia C. METODE

Lokus penelitian ini berada di daerah terminal penumpang pada Bandara Dewandaru, Karimunn Jawa, dimana kegiatan utama pada bandara berlangsung. Subyek dalam penelitian ini adalah penyandang disabilitas dan lansia. Metode kualitatif deskriptif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi aksesibilitas pada terminal penumpang bandara Dewandaru yang lama berupa proses kajian data – data elemen aksesibilitas agar fasilitas yang memperoleh kenyamanan dan dievaluasi dapat disesuaikan dengan standart pada rancangan terminal penumpang yang baru dan tahapan terakhir memberikan solusi berupa visualisasi desain.

D. HASIL STUDI/PEMBAHASAN

Pada rancangan terminal penumpang bandara Dewandaru yang lama dibuat tertutup sehingga udara tidak bebas masuk ke dalam dan keluar bangunan, dikarenakan ukuran terminal

penumpang yang sangat kecil sehingga sirkulasi dan fasilitas tidak terpenuhi dan tidak nyaman.

1.) Ukuran Ruang Tunggu Keberangkatan

Gambar 4 Ruang Tunggu Eksisting

Di Luar Terminal Sumber : Dokemuntasi Pribadi, 2019

Gambar 3 Ruang Tunggu Eksisting

Keberangkatan Di Dalam Terminal Sumber : Dokemuntasi Staff Bandara Ukuran ruang tunggu keberangkatan pada bangunan eksisting terminal penumpang bandara Dewadaru sangat berbeda dengan terminal penumpang yang lainnya karena pada terminal eksisting ruang tunggu penumpang di desain lebih kecil, dikarenakan ruang tunggu yang kecil maka pergerakan dan sirkulasi penumpang pun terbatasi. 2.) Ramp

Gambar 6 Gedung Pembelian Jasa Tiket Pesawat

(5)

313

Gambar 8 Ramp Area Keberangkatan

Sumber : Dokumentasi Staff Bandara Ramp yang tersedia pada pintu masuk utama terminal dan area keberangkatan maupun gedung pembelian tiket tidak berfungsi dengan baik, dikarenakan belum memenuhi standart yang disebabkan kemiringan melebihi 7º sehingga sangat menyulitkan pengguna kursi roda maupun lansia apabila melewatinya.

3.) Kamar Kecil.

Kamar Kecil yang ada di terminal penumpang lama tidak menyediakan ruang untuk penyandang disabilitas. D.1 Visualisasi Desain

Pada rancangan pengembangan terminal penumpang bandara Dewadaru disediakan fasilitas – fasilitas pendukung untuk memenuhi kebutuhan para penyandang disabilitas dan lansia.

1.) Visualisasi rancangan desain ruang

tunggu keberangkayan untuk

penyandang disabilitas pada terminal penumpang baru.

Gambar 10 Detail Denah Louge

Keberangkatan Khusus Disabilitas Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi

Gambar 9 menunjukkan letak louge khusus penyandang disabilitas sedangkan pada gambar 10 merupakan rancangan detail ruang louge, ruang louge tersebut selain berfungsi sebagai ruang duduk dan ruang tunggu, louge khusus penyandang disabilitas dapat difungsikan sebagai working space untuk para penyandang disabilitas Oleh sebab itu furniture yang disediakan pun menyesuaikan dengan standart – stamdart yang ada

Gambar 9 Rancangan PeletakkanDenah Louge Gambar 11 Visual Louge Keberangkatan

Keberangkatan Khusus DIsabilitas Terminal Baru Khusus Disabilitas Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi

(6)

314 2.) Visualisasi rancangan desain area toilet

merupakan fasilitas dengan tingkat kesesuaian terendah pada area toilet yaitu rambu dan marka. Kebutuhan utama area ini berupa petunjuk informasi lengkap rambu huruf Braile, handrail sepanjang dinding, penggunaan material yang tidak licin pada lantai toilet, sebagai penanda pada lantai serta ruang sirkulasi yang sesuai dengan penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda.

Gambar 12 menunjukkan letak toilet yang ada di louge keberangkatan pada terminal, sedangkan pada gambar 13 dan 14 merupakan detail pada toilet disabilitas. Untuk furniture yang

digunakan menyesuaikan dengan

kemampuan gerak penyandang

disabilitas dan aman untuk penyandang disabilitas maupun lansia

Gambar 12 Rancangan Peletakkan Toilet

Louge Keberangkatan Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi

Gambar 15 Visual Toilet Keberangkatan

Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi

3.) Penggunaan ramp pada area kedatangan sehingga memudahkan penumpang yang membutuhkan kursi roda saat keluar dari badan pesawat melalui garbarata, sehingga tidak memerlukan tangga untuk menuju ruang baggage claim, dengan memperhatikan standart – standart kenyamanan yang ada.

Gambar 13 Rancangan Toilet Louge

Keberangkatan

Gambar 15 Denah Dan Potongan Rancangan Ramp

Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi

Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi

(7)

315 Gambar 17 Visual Desain Ramp Area Keberangkatan

Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi

Pada gambar 17 dijelaskan dalam penggunaan material kayu ulin yang dipakai dalam desain ramp di area kedatangan, material kayu dipilih karena permukaan tidak licin ketika hujan dan aman untuk pengguna kursi roda, selain berfungsi sebgai solusi dalam keterbatasan mobilitas, ramp dapat memudahkan akses membawa barang besar, selain itu railing pada ramp juga dikhususkan untuk disabilitas dan lansia agar memudahkan pergerakan dan tetap aman bagi semua pengguna terminal.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa fasilitas dan aksesibilitas untuk penyandang disabilitas dan lansia pada terminal penumpang eksisting atau lama bandara Dewadaru masih belum aksesibel sehingga menyulitkan bagi penyandang disabilitas dan lansia, sehingga solusi pada kekurangan fasilitas yang ada pada terminal lama dapat direalisasikan pada terminal baru bandara Dewadaru berupa visualisasi desain berupa fasilitas louge khusus disabilitas dan nyaman untuk lansia, kemiringan ramp pada area kedatangan yang sesuai standart dan penambahan lebar pada ramp serta handrails pada pinggirannya menyesuaikan kebutuhan dan sesuai standart – standart yang aman sehingga dapat memenuhi azas kemudahan dan kemandirian. Untuk area toilet di desain dengan memenuhi standart yang ada berupa penambahan rambu braille, handrail sepanjang dinding toilet, penggunaan

material yang tidak licin, penanda pada lantai, serta desain toilet khusus pengguna kursi roda. F. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih kepada bapak dan ibu dosen yang sudah membantu menelaah dan mereview jurnal arsitektur ini, hingga memberikan masukan – masukan dalam pengerjaan jurnal arsitektur ini. Serta ungkapan terimakasih yang tulus kepada pengurus untuk tanpa pamrih menyumbangkan keahlian dan waktu mereka untuk meninjau, yang sangan penting untuk menjamin kualitas dan dampak substantive jurnal. Editor jurnal dan penulis bersama berterima kasih atas upaya pengulas dalam mengevaluasi proses publikasi, apapun hasil (penerimaan maupun penolakkan)

REFERENSI

Department for children, schools and

families. Designing for disabled

children and children with special

educational

needs.

Building

Bulletin: 102.

Pemerintah

Indonesia. 2006. Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor

:30/PRT/M/2006 tentang Pedoman

Teknis Fasilitas dan

Aksesibilitas

Pada

Bangunan

Gedung dan Lingkungan

Pemerintah

Indonesia.

2016.

Undang

Undang RI nomor 8 tahun 2016

tentang penyandang disabilitas

Pemerintah

Indonesia. 1998. Keputusan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

468/KPTS/1998 Tentang

Persya-ratan Teknis Aksesibilitas Pada

Bangunan Umum dan Lingkungan

Pemerintah Indonesia. 1998 Undang

-

Undang RI nomor

13

tahun

(8)

316

1998 Tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia

Rhoads Marcela Abadi. 2013. Applying

the

ADA. New

Jersey: John Willey

&

Sons, Inc.

Wolverhampton City Coucil. 2009. Access

and Facilities for Disabled People:

Creating

an

Inclusive

Built

Environment.Supplementary

Gambar

Gambar 1 Standart Ukuran Dasar Ruangan  Sumber : Standart Nasional Indonesia
Gambar 7 Standart Ruang Gerak Toilet  Sumber : Standart Nasional Indonesia
Gambar  9  menunjukkan  letak  louge  khusus  penyandang  disabilitas  sedangkan  pada  gambar  10  merupakan  rancangan  detail  ruang  louge,  ruang  louge  tersebut  selain  berfungsi  sebagai  ruang  duduk  dan  ruang  tunggu,  louge  khusus  penyandan
Gambar 15 Visual Toilet Keberangkatan  Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada manusia penyakit toksoplasmosis ini umumnya terinfeksi melalui saluran pencernaan,perantara yang umum adalah makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan

Secara garis besar tindak tutur ilokusi menurut teori Austin dan Searle dalam Ibrahim (1992: 16), tindak ilokusi terbagi atas a) konstatif, b) direktif, c) komisif, d) ekspresif

Pembahasan dalam bab ini akan diuraikan dengan bentukan uraian deskriptif-analitis, tentu saja uraian ini merupakan hasil dari penelitian yang telah peneliti

Pada setiap stasiun belajar disediakan juga kunci jawaban dalam amplop yang dapat dilihat atau dibaca setelah pembelajar menyelesaikan tugas di stasiun tersebut.Tugas-tugas

Dalam rangka penyusunan tugas akhir Fakultas Ekonomi Program Manajemen Pemasaran Universitas Kristen Petra, saya atas nama Metha Nilarisma Dewi, selaku mahasiswa Universitas

Banyaknya Akte Perkawinan dan Kelahiran yang Dikeluarkan Kantor Pencatatan Sipil Kota Magelang, 2015 Semester1. Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kemarin kita sudah mempelajari tentang Menunjukkan perubahan wujud benda pada pembuatan garam, Menghitung lama kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu di sekolah dan

Dari tiga jenis tempat penelitian tersebut (Malioboro, Taman Pintar, Taman Sari Keraton) saat ini yang sudah banyak menyediakan fasilitas khusus penyandang