• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAPABILITAS KEWIRAUSAHAAN DAN PROFITABILITAS: PERAN MODERASI FLEKSIBILITAS STRATEGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAPABILITAS KEWIRAUSAHAAN DAN PROFITABILITAS: PERAN MODERASI FLEKSIBILITAS STRATEGI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

125

KAPABILITAS KEWIRAUSAHAAN DAN PROFITABILITAS:

PERAN MODERASI FLEKSIBILITAS STRATEGI

Maria Pampa Kumalaningrum

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta Jalan Seturan Yogyakarta 55281

Telepon 0274 486321, Fax. 0274 486155 E-mail: pampa_maria@yahoo.com

ABSTRACT

This study to examine the interactive effect between strategic flexibility and entrepreneurial capability on profitability. Entrepreneurial capability refers to a firm’s strategic orientation, which consists of decision-making styles, methods, and practices that can be described as aggressive, innovation, proactive, risk taking, or autonomy seeking. Data was analyzed using moderated regression analysis. The result showed that entrepreneurial capability and strategic flexibility interact to influence firm performance in such way that strategic flexibility enhances the positive relationship between entrepreneurial capability and profitability. Theoretical and managerial implications of the findings are also discussed.

Keywords: entrepreneurial capability, flexibility strategic, and profitability

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang, bisnis mengha-dapi kondisi persaingan yang ketat. Lingkungan bisnis berubah dengan cepat dan tuntutan konsumen semakin tinggi. Perusahaan dituntut dapat merespon tun-tutan konsumen dan perubahan lingkungan bisnis dengan cepat. Sudah lama diketahui, jika perusahaan memiliki kapabilitas kewi-rausahaan yang inovatif, maka perusahaan akan dapat memperoleh posisi di pasar, menciptakan keunggulan kompetitif, dan berujung pada perolehan profitabilitas yang lebih besar. Argumentasi mengenai adanya hubungan linear antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabilitas perusa-haan sudah seringkali diteliti (Keh et al., 2007; Lee, et al.; 2001).

Kapabilitas kewirausahaan merupa-kan perusahaan yang berorientasi pada

upaya untuk mengidentifikasi dan meng-eksploitasi kesempatan sebagai suatu prinsip organisasi perusahaan (Maija, et

al., 2009; Ananda, et al., 2009; Chow,

2006; Yuan, et al. (2008). Mereka mendefinisikan kapabilitas kewirausahaan sebagai suatu metode, praktik, dan gaya pengambilan keputusan yang para manajer ambil untuk bertindak kewirausahaan. Kapabilitas kewirausahaan dalam beberapa penelitian ternyata tidak bisa berpengaruh secara langsung terhadap profitabilitas, kemungkinan karena kapabilitas kewira-usahaan konstruk yang basisnya adalah upaya pembelajaran untuk mengidentifi-kasi dan eksploitasi kesempatan (Maija et

al., 2009; Reza dan Kayhan, 2011; Patrick

dan Justin, 2010; Amonrat, 2010).

Wiklund dan Shepherd (2005) mene-mukan bahwa hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabilitas usaha

(2)

126

sudah sering diteliti, tetapi hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabilitas memiliki dua keterbatasan. Pertama, ada kemungkinan hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabilitas perusahaan sebetulnya lebih kompleks dari sekedar hubungan langsung. Perlu dilakukan penelitian adanya hubu-ngan yang memoderasi atau memediasi hubungan langsung tersebut. Kedua, faktor yang mempengaruhi hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dan kinerja sebaiknya diperluas dengan mema-sukkan faktor organisasional.

Faktor organisasional yang bisa me-moderasi hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabilitas adalah ukuran perusahaan, struktur, strategi, proses pembuatan strategi, penggunaan sumber daya perusahaan, tim manajemen puncak, orientasi pembelajaran, kapabilitas dan style perusahaan (Lee et al.; 2001; William dan James 2009; Kreiser, 2011). Dalam penelitian ini, faktor organisasional yang akan akan diteliti adalah fleksibilitas strategi bisnis. Fleksibilitas strategi menunjukkan kemam-puan perusahaan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan melalui perbaikan terus menerus. Fokus fleksibilitas strategi adalah pada fleksibilitas sumber daya perusahaan dan fleksibilitas koordinasi, yang mengintegrasi faktor-faktor internal organisasi sehingga mempengaruhi hubu-ngan antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabilitas (Yu, 2011).

Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai pengaruh kapabilitas kewirausa-haan terhadap kinerja perusakewirausa-haan, dalam penelitian ini, dimunculkan suatu variabel moderasi yaitu fleksibilitas strategi dan model konseptual yang mengintegrasikan faktor internal organisasi (yaitu fleksibili-tas strategi), kapabilifleksibili-tas kewirausahaan, dan profitabilitas. Ada dua alasan yang memicu minat peneliti melakukan peneliti-an ini. Pertama, meskipun hubungpeneliti-an kapa-bilitas kewirausahaan dan profitakapa-bilitas

serta fleksibilitas strategi dan profitabilitas telah didiskusikan secara luas, interaksi antara kapabilitas kewirausahaan dan fleksibilitas strategi dan pengaruhnya pada profitabilitas belum terlalu banyak diteliti (Yu, 2011). Kedua, hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabili-tas jarang diteliti di negara berkembang (Tang et al.; 2008; Tang, 2011; dan Lee et

al.; 2001). Penelitian ini mengambil

obyek penelitian para pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berada dalam industri kerajinan di DIY.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kapabilitas kewirausahaan merupa-kan perusahaan yang berorientasi pada upaya untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi kesempatan sebagai suatu prinsip organisasi perusahaan (Maija, et

al., 2009; Ananda, et al., 2009; Chow,

2006; Yuan, et al. (2008). Mereka mendefinisikan kapabilitas kewirausahaan sebagai suatu metode, praktik, dan gaya pengambilan keputusan yang para manajer ambil untuk bertindak kewirausahaan. Hal ini mencakup proses eksperimen teknologi baru yang menjanjikan, keinginan untuk memperbesar kesempatan pasar produk baru, dan predisposisi untuk mengambil kesempatan berisiko (risky ventures). Perusahaan dengan kapabilitas kewirausa-haan yang kuat memiliki kemampuan mengubah ketidakpastian lingkungan menjadi suatu manfaat bagi perusahaan. Kewirausahaan dipandang sebagai suatu eksploitasi kesempatan untuk memperba-harui dan memperbaiki (rejuvenate) perusahaan (Amonrat, 2010; William dan Jun, 2008; Lucia, et al. 2007)

Ada tiga dimensi yang ada dalam kapabilitas kewirausahaan yaitu inovasi (innovativeness), proaktif (proactiveness), dan pengambilan risiko (risk taking). Suatu perusahaan dikatakan memiliki suatu semangat kapabilitas kewirausahaan jika

(3)

127

bisa menjadi yang pertama dalam melakukan inovasi produk baru di pasar, selalu proaktif terhadap perubahan tun-tutan akan produk baru, dan memiliki keberanian mengambil risiko (Baker dan Sinkula, 2009; Patrick dan Justin, 2010; Mengue dan Auh, 2006).

Kapabilitas kewirausahaan menun-jukkan orientasi strategik perusahaan, yang berisi gaya pengambilan keputusan, metode, dan praktik-praktik yang bisa dideskripsikan sebagai inovastif, proaktif, dan berani mengambil risiko. Kewirausa-haan dapat diaplikasikan pada banyak level yang berbeda, yang melibatkan individual, kelompok, dan seluruh organisasi (Baker dan Shinkula, 2009). Dimensi inovatif menunjukkan kecenderungan untuk terlibat dan mendukung ide-ide baru, hal-hal yang baru, percobaan-percobaan, dan proses kreatif, di luar praktik-praktik dan teknologi-teknologi yang sudah ada (Sandeep dan Singh, 2012).

Menurut Schumpeter dalam Yu (2011), inovasi adalah mesin dari pertum-buhan ekonomi, yang berarti menciptakan dan mengenalkan teknologi baru dan produk, akan dapat memunculkan suatu kinerja ekonomi yang luar biasa. Jadi, suatu perusahaan dengan tingkat R & D dan produk inovatif yang tinggi, akan menciptakan kepuasan konsumen dan mencapai kinerja yang bagus.

Proaktif mencerminkan suatu penca-rian peluang, mencari perspektif karak-teristik dari pemimpin pasar yang memiliki prediksi tentang cara bertindak mengantisi-pasi permintaan dan membentuk lingkung-an di masa deplingkung-an (Lumpkin dlingkung-an Dess, 2001). Proaktif adalah pemimpin bentuk antisipasi dan bertindak terhadap permintaan dan kebutuhan konsumen di masa depan. Dengan selalu mampu mem-prediksi masa depan, perusahaan proaktif akan selalu memiliki keinginan untuk menjadi pemimpin dan memperoleh semua peluang potensial. Perusahaan proaktif dapat menciptakan keunggulan kompetitif

dengan menjadi yang pertama, memiliki target kebutuhan dan pasar yang baru dan menerapkan harga tinggi. Jadi jelas bahwa terdapat hubungan positif antara proaktif dan kinerja bisnis.

Keberanian mengambil risiko berarti kecenderungan untuk mengambil tindakan, berani seperti memasuki pasar baru, dan berkomitmen untuk mengalokasikan seba-gian besar sumber daya untuk melaku-kan hal baru yang belum pasti. Hal ini berarti menempatkan sumber daya ke proyek-proyek yang hasilnya belum jelas. Secara umum, hubungan positif antara keberani-an mengambil risiko dkeberani-an profitabilitas tidaklah terlalu jelas. Akan tetapi, kebera-nian mengambil risiko akan mendorong inovasi bisnis, yang akan mengarah pada profitabilitas bisnis.

Proses kewirausahaan dapat mempe-ngaruhi kinerja perusahaan, berkaitan dengan fleksibilitas strategi organisasi, komitmen sumber daya, dan fleksibilitas perkembangan organisasi (Yu, 2011). Fleksibilitas strategi menunjukkan kemam-puan bisnis untuk bertindak atau merespon dengan cepat terhadap perubahan ling-kungan kompetitif dengan menyesuaikan tujuan mereka dan mempertahankan keunggulan kompetitif yang dimiliki. Fleksibilitas strategi sangat erat berkaitan dengan ketidakpastian lingkungan dan berfokus pada kemampuan untuk berubah dan beradaptasi.

Kesuksesan organisasi pada abad ke-21, akan tergantung pertama pada pencip-taan strategi yang fleksibel. Di lingkungan yang dinamika persaingannya tinggi, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif, dengan secara cepat merespon lingkungan dan memperbaharui orientasi strategiknya. Yu (2011) mendefinisikan fleksibilitas strategi sebagai salah satu bentuk kapabilitas organisasi yang dapat mengidentifikasi perubahan, secara cepat mengalokasikan sumber daya pada proyek baru yang dapat merespon perubahan, dan dapat bertindak mengubah komitmen

(4)

128

alokasi sumber daya yang sudah ada. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa fleksibilitas strategi dapat meningkatkan efektivitas bisnis, pengambilan keputusan, dan strategi bisnis untuk menawarkan produk dan jasa yang beradaptasi terhadap keinginan konsumen dan perubahan lingkungan.

Secara empiris, Grewal dan Tansuhaj (2001) menunjukkan pengaruh orientasi pasar dan flesibilitas strategi terhadap profitabilitas bisnis setelah krisis ekonomi. Worren, et al. (2002) menyatakan bahwa produk-produk yang dibuat berdasar pesanan konsumen dan desain proses produksi adalah kunci yang memungkin-kan fleksibilitas strategi. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa produk-produk terkostumisasi tersebut terbukti signifikan berkaitan dengan fleksibilitas strategi.

Dalam kaitannya dengan kapabili-tas kewirausahaan, fleksibilikapabili-tas strategi, yang mencerminkan kemampuan meres-pon lingkungan dengan cepat dan mengembangkan sumber daya di dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian dan perubahan yang cepat, akan sangat berpengaruh dalam mengimplementasikan tiga dimensi kapabilitas kewirausahaan di dalam organisasi. Tiga dimensi kapabilitas kewirausahaan terdiri dari percobaan-percobaan inovatif dengan teknologi baru yang menjanjikan, proaktif mengambil peluang baru, dan keberanian mengambil risiko (Baker dan Shinkula, 2009; Zahra, et

al., 2006).

Pengaruh pertama fleksibilitas stra-tegi terhadap kapabilitas kewirausahaan adalah kemampuan fleksibilitas strategi memfasilitasi inovasi bisnis yang merupakan unsur pertama dari kapabilitas kewirausahaan. Keterkaitan (mekanisme koordinasi informal) dalam unit muncul sebagai anteseden penting, baik pada eksplorasi maupun eksploitasi inovasi (Jansen et al., 2006). Dalam proses inovasi perusahaan, sharing pengetahuan

di antara fungsi-fungsi yang berbeda dalam organisasi juga merupakan faktor dari fleksibilitas koordinasi organisasi. Tsai (2002) menemukan bahwa struktur hirarki formal memiliki efek negatif pada penye-baran pengetahuan, sementara hubungan lateral informal yang fleksibel memiliki hubungan positif pada penyebaran penge-tahuan.

Pengaruh kedua fleksibilitas strategi terhadap kapabilitas kewirausahaan adalah kemampuannya memfasilitasi kemampuan proaktif perusahaan yang merupakan unsur kedua dari kapabilitas kewirausahaan. Hubungan antara kemampuan proaktif dan profitabilitas perusahaan kemungkinan akan meningkat jika strategi untuk meres-pon tuntutan lingkungan bisnis dengan cepat memungkinkan bisnis untuk secara sukses memunculkan produk atau jasa yang baru (Yu, 2011).

Jadi, jika suatu perusahaan memiliki fleksibilitas koordinasi yang tinggi, itu tidak hanya memudahkan dan memastikan implementasi orientasi strategik yang baru, tetapi juga memperkuat pembagian sumberdaya dan integrasi pengetahuan. Sangatlah penting untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan yang akan mening-katkan profitabilitas perusahaan. Ketika berhadapan dengan tantangan dan dihadap-kan pada tindadihadap-kan baru di lingkungan yang kompetitif, bisnis harus bertahan hidup dan berkembang serta tahu kapan dan berapa banyak harus berkomitmen pada sumber daya.

Fleksibilitas sumber daya melintasi batas-batas fungsi dalam organisasi dan secara dinamik menyesuaikan sumber daya dengan kebutuhan proyek (Takindo dan Rosenthal, 2001). Fleksibilitas sumber daya dapat memfasilitasi inovasi di bawah kondisi sumber daya yang terbatas. Tatikondo dan Rosenthal (2001) menun-jukkan bahwa tingkat fleksibilitas sumber daya yang semakin besar memperbesar kemungkinan sukses pelaksanaan proyek

(5)

129

inovatif perusahaan dan profitabilitas bisnis akan meningkat.

Pengaruh ketiga fleksibilitas strategi sumber daya terhadap kapabilitas kewira-usahaan adalah dapat mengurangi risiko dan kerugian yang ditimbulkan oleh risiko tersebut, serta mendorong munculnya ide-ide dan aktivitas-aktivitas baru. Keberani-an mengambil risiko adalah unsur ketiga dari kapabilitas kewirausahaan. Jika suatu bisnis berfokus pada integrasi dan penye-baran ulang sumber daya, maka sumber daya sama yang secara umum pengguna-annya juga sama, dapat dialokasikan untuk berbagai kegunaan. Hal ini akan

mengu-rangi risiko serta kerugian yang disebab-kan oleh percobaan. Dari penjelasan di atas, diharapkan fleksibilitas strategi akan dapat memoderasi hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabili-tas bisnis (Yu, 2011).

H1: Fleksibilitas strategi memoderasi

hubungan antara kapabilitas kewira-usahaan dan profitabilitas bisnis.

Berdasarkan penjelasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, peran mode-rasi fleksibilitas strategi pada hubungan kapabilitas kewirausahaan dan profitabiltas usaha dijelaskan dalam gambar 1.

Gambar 1

Model Teoretis Penelitian

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Daerah Isti-mewa Yogyakarta (Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul, Kodya Yogyakarta). Data diambil dari para pengusaha bisnis mikro, kecil, dan menengah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Waktu pengambilan data dilakukan di tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai unit analisis. UMKM dipilih karena usaha kecil diharapkan memiliki fleksibilitas dalam strategi dan daya respons pada peristiwa lingkungan. Eks-ploitasi atas kesempatan baru merupakan pendorong utama bagi pertumbuhan dan masuknya bisnis kecil.

Teknik atau prosedur pengambilan sample dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Sampel penelitian

diambil berdasarkan kriteria tertentu yaitu usaha kecil di bidang kerajinan yang memiliki kriteria kekayaan bersih maksimal 200 juta; hasil penjualan tahunan maksimal satu milyar; milik warga negara Indonesia; berdiri sendiri; usaha per-seorangan; usaha tidak berbadan hukum; usaha berbadan hukum; atau koperasi.

Operasionalisasi kapabilitas kewira-usahaan diukur dengan menggunakan konseptualisasi Matzuno dalam Yu (2011) serta Covin dan Slevin dalam Baker dan Sinkula (2009). Kapabilitas kewirausahaan terdiri atas tiga dimensi, yaitu keinovasian (innovativeness), proaktif, dan pengambil-an risiko. Kapabilitas kewirausahapengambil-an diukur dengan delapan butir pertanyaan.

Kapabilitas Kewirausahaan

Profitabilitas

Fleksibilitas Strategi

(6)

130

Setiap butir pertanyaan diberi skala 1 sampai dengan skala 10 (1 = sangat tidak setuju dan 10 = sangat setuju). Contoh: Perilaku yang ditekankan adalah perilaku yang berani mengambil risiko dan banyak variasi.

Fleksibilitas Strategi adalah strategi perusahaan yang berfokus pada alokasi fleksibel dan koordinasi sumber daya yang merespon terhadap perubahan lingkungan. Fleksibilitas strategi diukur dengan lima butir pertanyaan (Yu, 2011). Setiap butir pertanyaan diberi skala 1 sampai dengan skala 10 (1 = sangat tidak setuju dan 10 = sangat setuju). Contoh: Perusahaan melakukan alokasi sumber daya produksi secara fleksibel untuk membuat banyak variasi dalam produk.

Profitabilitas adalah ukuran luaran (outcome) keuangan. Pengukuran profita-bilitas menggunakan daftar pertanyaan yang dikembangkan oleh Zhou, et. al (2005). Ukuran profitabilitas terdiri empat butir pertanyaan. Daftar pertanyaan berkaitan dengan pertumbuhan penjualan,

return on investment, tingkat laba, dan

pangsa pasar secara relatif terhadap pesaing. Setiap butir pertanyaan diberi skala 1 sampai dengan skala 10 (1 = sangat tidak setuju dan 10 = sangat setuju). Contoh item pertanyaan variabel ini adalah mengenai perubahan dalam profit perusahaan.

Data yang diambil adalah data primer. Merupakan data yang dikumpul-kan secara khusus untuk mencapai tujuan penelitian tertentu. Data primer diperoleh secara langsung dari para responden, yaitu para pemillik usaha mikro, kecil, dan menengah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan ke para pemilik bisnis mikro, kecil dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebar sebanyak 250 yang kembali 126, dari 126 hanya 100 yang bisa digunakan sebagai data penelitian.

Agar data yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner valid dan

reliable, maka peneliti terlebih dahulu

melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan/kuesioner. Uji validitas digunakan untuk meyakinkan apakah pengukuran memang mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa instrumen benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten sehingga dapat berlaku dengan baik pada kondisi yang berbeda-beda. (Widoyoko, 2009: 143; Hair, 2006).

Untuk menilai reliabilitas, uji statistik alpha Cronbach digunakan untuk menentukan tingkat konsistensi di antara butir pernyataan pada masing-masing konstruk. Suatu konstruk dikatakan cukup reliabel jika memberikan nilai alpha Cronbach > 70%. Untuk mengukur validitas butir instrumen dilakukan dengan cara menghitung korelasi (r) antar skor butir pertanyaan dengan skor total konstruk. Nilai kritis untuk validitas butir adalah 0,30 (Widoyoko, 2009: 143). Jika nilai validitas butir korelasi, r > 0,30 maka dikatakan valid.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah moderated

regression analysis (Ghozaly, 2006: 200).

Dalam Penelitian terdapat satu variabel independen yaitu kapabilitas kewirausa-haan (Kewirausakewirausa-haan), satu variabel dependen yaitu profitabilitas (Profit) dan satu variabel moderator yaitu fleksibilitas strategi (FlekStrat). Variabel moderator diuji dengan model moderated regression

analysis. Variabel moderator fleksibilitas

kewirausahaan (FlekStrat) akan memodifi-kasi hubungan antara kapabilitas kewirau-sahaan (Kewiraukewirau-sahaan) dan profitabilitas bisnis (Profit) serta berinteraksi dengan variabel independen. Secara matematis, model persamaan regresi adalah

Yi = α + β1Xi + ε ………(1) Yi = α + β1Xi + β2Zi + ε ……….(2)

(7)

131 Yi = α + β1Xi + β2Zi + β3Xi*Zi + ε ……..(3)

Yi = α + β1Xi + β2Xi*Zi + ε ……..(4)

Keterangan:

Y: variabel dependen (Profit)

Xi: variabel independen (Kewirausahaan)

Zi: variabel moderator (FlekStrat)

Jika variabel moderator berhubungan dengan kriterian dan/atau prediktor, tetapi variabel (Z) tidak berinteraksi dengan predictor maka varaibel Z bukanlah varaibel moderator, tetapi merupakan variabel intervening, eksogen, anteseden, dan independen. Dalam hal ini jika persamaan 2 dan 3 tidak berbeda secara signifikan atau (β2 ≠ 0; β3 =0), maka Z

bukanlah variabel moderator, tetapi sebagai variabel prediktor (independen).

Jika variabel moderator berhubungan dengan kriterian dan/atau prediktor dan variabel (Z) berinteraksi dengan prediktor maka varaibel Z merupakan variabel moderator kuasi (quasi moderator). Dalam hal ini, variabel Z merupakan quasi

moderator jika persamaan 1, 2, dan 3

berbeda satu sama lain atau (β2 ≠ 0; β3 ≠

0).

Berikutnya, jika variabel moderator tidak berhubungan dengan kriterian dan/atau prediktor tetapi variabel (Z) berinterakasi dengan prediktor maka varaibel Z merupakan variabel moderator murni (pure moderator). Dalam hal ini variabel Z merupakan pure moderator jika persamaan 1 dan 2 tidak berbeda, tetapi berbeda dengan persamaan 3 atau (β2 = 0;

β3 ≠ 0). Dalam penelitian ini pengujian

dilakukan untuk menganalisis apakah fleksibilitas strategi merupakan pure moderator atau bukan. Pengujian dilaku-kan dengan mendasardilaku-kan pada persamaan 4.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 menunjukkan deskripsi data dan analisis validitas serta reliabilitas untuk variabel kapabilitas kewirausahaan, fleksibilitas bisnis, dan profitabilitas. Untuk menghitung kapabilitas kewirausahaan digunakan 8 pertanyaan. Jawaban terendah dari ketiga pertanyaan tersebut adalah 2,62, sedangkan jawaban tertinggi adalah 9,25. Nilai jawaban rata-rata pertanyaan adalah 6, 0975.

Tabel 1

Deskripsi Data Variabel Kapabilitas Kewirausahaan, Fleksibilitas Bisnis, dan Profitabilitas

Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation Crobach’s Alpha Correlated Item-Total Correlation Kapabilitas Kewirausahaan Fleksibilitas Strategi Profitabilitas 2,62 2,20 3,25 9,25 9,60 10,00 6,0975 7,1460 7,5850 1,46299 1,75852 1,38590 0,711 0,703 0,714 >0,30 >0,30 >0,30

Fleksibilitas strategi diukur dengan 5 pertanyaan. Jawaban terendah dari ke lima pertanyaan tersebut adalah 2,20, sedang-kan jawaban tertinggi adalah 9,60. Nilai jawaban rata-rata adalah 7,1460 . Variabel ketiga yaitu kinerja keuangan yang

dinyatakan dalam profitabilitas. Dihitung dengan 4 pertanyaan. Nilai terendah 3,25 dan nilai tertinggi 10, serta jawaban nilai rata-rata 7,5850.

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai alpha Cronbach untuk

(8)

132

kapabilitas kewirausahaan adalah 0,711; untuk fleksibilitas strategi 0,703; dan untuk profitabilitas adalah 0,714. Nilai alpha Cronbach untuk semua variabel memberi nilai alpha Cronbach α > 70%. Dari hasil uji reliabilitas, dapat disim-pulkan bahwa semua variabel reliabel. Hasil uji validitas butir menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk

masing-masing variabel berada di atas nilai kritis r > 0,30. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua variabel valid.

Model persamaan 1 (tabel 2), arah koefisien kapabilitas kewirausahaan adalah positif dan signifikan (0,309; p-value = 0,001 < α =5%). Hasil ini mengindikasikan bahwa kapabilitas kewirausahaan berpengaruh terhadap profitabilitas bisnis.

Tabel 2

Persamaan 1 (Yi = α + β1Xi + ε)

Variabel Koefisien Signifikansi Konstanta Kapabilitas Kewirausahaan 5,700 0,309 0,000 0,001

Model persamaan 2 (tabel tabel 3) memasukkan kapabilitas kewirausahaan dan fleksibilitas strategi sebagai variabel independen. Dari persamaan 2, diperoleh hasil koefisien kapabilitas kewirausahaan adalah negatif dan tidak signifikan, (-0,187; p-value = 0,285 > α = 5%). Hasil ini mengindikasikan bahwa kapabilitas

kewirausahaan tidak berpengaruh pada profitabilitas. Sebaliknya, bahwa koefisien fleksibilitas strategi adalah positif dan signifikan, (0,475; p-value = 0,001 < α = 5%). Hasil ini menunjukkan bahwa fleksibilitas strategi berpengaruh positif pada profitabilitas.

Tabel 3

Persamaan 2 (Yi = α + β1Xi + β2Zi + ε)

Variabel Koefisien Signifikansi Konstanta Kapabilitas Kewirausahaan Fleksibilitas Strategi 5, 790 -0, 184 0, 475 0, 000 0, 285 0, 001

Model persamaan 3 (tabel 4) dimasukkan kapabilitas kewirausahaan, fleksibilitas strategi, dan interaksi antara kapabilitas kewirausahaan dan fleksibilitas strategi. Pada persamaan 3, diperoleh hasil bahwa arah koefisien kapabilitas kewira-usahaan adalah negatif dan signifikan (-0,820; p-value = 0,013 < α = 5%). Hasil ini mengindikasikan bahwa kapabilitas ke-wirausahaan berpengaruh terhadap profita-bilitas.

Sementara itu, arah koefisien fleksi-bilitas strategi adalah negatif dan tidak

signifikan (-0,086; p-value, = 0,762 > α = 5%). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel fleksibilitas strategi tidak berpengaruh pada profitabilitas. Selanjut-nya, arah interaksi antara kapabilitas kewirausahaan dan fleksibilitas strategi adalah positif dan signifikan (0,099;

p-value = 0,025 < α = 5%). Hasil ini

menunjukkan bahwa interaksi antara kapabilitas kewirausahaan dan fleksibilitas strategi berpengaruh pada profitabilitas.

(9)

133

Tabel 4

Persamaan 3 (Yi = α + β1Xi + β2Zi + β3Xi*Zi + ε)

Variabel Koefisien Signifikansi Konstanta Kapabilitas Kewirausahaan Fleksibilitas Strategi Interaksi 9,167 -0,820 -0,086 0,099 0, 000 0, 013 0, 762 0, 025

Dari tiga persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisen variabel fleksibilitas strategi negatif dan tidak berpengaruh signifikan pada profitabilitas (-0,086; p-value α = 0,762 > 5%). Selanjutnya, interaksi antara kapabilitas kewirausahaan dengan fleksibilitas strategi berpengaruh sigifikan pada profitabilitas bisnis (0,099; p-value = 0,025 < α = 5%). Berdasarkan hasil persamaan 2 dan 3 tersebut, dapat disimpulkan bahwa fleksibilitas strategi memoderasi hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dan profitabilitas bisnis. Dengan demikian hipotesis dua didukung.

Sementara itu, juga dilakukan pengujian moderotor seperti tercantum pada tabel 5. Arah koefisien interaksi positif dan signifikan antara kapabilitas kewirausahaan dengan fleksibilitas strategi (0,088; p-value α < 1%). Meskipun ada interaksi kapabilitas kewirausahaan dengan fleksibilitas strategi terhadap profitabilitas, namun karena variabel pemoderasi (fleksibilitas strategi) berhubungan dengan variabel dependen (profitabilitas), maka peran fleksibilitas strategi tetap sebagai moderator kuasi (quasi moderator).

Tabel 5

Pengujian Moderator Murni (α + β1Xi + β2Xi*Zi + ε)

Variabel Koefisien Signifikansi Konstanta Kapabilitas Kewirausahaan Interaksi 8, 781 -0,768 0, 088 0, 000 0, 006 0, 000 PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian, di persamaan satu menunjukkan bahwa kapabilitas kewirausahaan berpengaruh secara signifi-kan terhadap profitabilitas. Hasil pene-litian sesuai dengan penepene-litian Yu (2011) dan Lumpkin dan Dess (2001). Penelitian mereka menunjukkan bahwa kapabilitas kewirausahaan akan mendorong inovasi yang kuat. Inovasi merupakan mesin dari pertumbuhan ekonomi, yang berarti menciptakan dan mengenalkan teknologi baru serta produk. Kapabilitas kewira-usahaan dapat menciptakan kinerja

ekonomi atau profitabilitas yang luar biasa. Jadi, suatu perusahaan dengan tingkat R & D dan produk inovatif yang tinggi, akan menciptakan kepuasan konsumen dan mencapai kinerja keuangan atau profitabi-litas yang bagus (Baker dan Sinkula, 2009).

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa fleksibilitas strategi terbukti memoderasi hubungan antara kapabilitas kewirausahaan dengan profitabilitas dengan bentuk moderator kuasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yu (2011). Dalam pene-litiannya, diperoleh hasil bahwa proses

(10)

134

kewirausahaan dapat mempengaruhi ki-nerja perusahaan tergantung pada fleksi-bilitas strategi organisasi, komitmen sumber daya, dan fleksibilitas perkemba-ngan organisasi.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Tatikondo dan Rosenthal (2001), yang menunjukkan bahwa fleksibi-litas strategi yang sangat erat berkaitan dengan kemampuan merespon perubahan cepat melalui proyek-proyek inovatif perusahaan. Dalam kaitan dengan kapabi-litas kewirausahaan, ditemukan bahwa kemampuan merespon perubahan yang cepat, akan mendorong kemampuan proaktif perusahaan dan akan mendorong terciptanya produk inovatif. Kemampuan proaktif adalah salah satu unsur yang ada dalam kapabilitas kewirausahaan. Penelitian lain yang juga menunjukkan hal yang sama adalah penelitian Jansen et al. (2006). Dalam penelitian tersebut, terbukti bahwa fleksibilitas strategi memfasilitasi terjadinya unsur-unsur yang ada dalam kapabilitas kewirausahaan, yaitu terjadinya inovasi, proaktif terhadap perubahan lingkungan, dan berani mengambil risiko dalam keputusan-keputusan bisnis.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Simpulan

Pada hasil penelitian ini ditunjukkan bahwa pada kapabilitas kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan ter-hadap profitabilitas. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan kapabilitas kewirausahaan yang kuat, ternyata mampu menghasilkan profit margin yang lebih tinggi daripada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan kapabilitas kewirausahaan yang lemah. Profit margin yang lebih tinggi adalah hasil dari proses inovasi yang tepat, kemampuan untuk selalu proaktif dalam menanggapi perubahan lingkungan, dan

keberanian mengambil risiko dalam penentuan kebijakan bisnis.

Hal ini menimbulkan implikasi perlunya penumbuhan kesadaran yang lebih besar mengenai pentingnya kapabili-tas kewirausahaan. Perusahaan-perusaha-an yPerusahaan-perusaha-ang memiliki kesadarPerusahaan-perusaha-an akPerusahaan-perusaha-an perlunya bisnis berorientasi pada kewirausahaan akan mengembangkan tindakan-tindakan untuk semakin berfokus pada usaha untuk selalu merespon kebutuhan pelanggan, sehingga dapat meningkatkan profitabili-tas.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa fleksibilitas strategi ternyata memo-derasi pengaruh kapabilitas kewirausahaan terhadap profitabilitas bisnis. Hal ini menimbulkan implikasi bahwa organisasi memerlukan strategi yang fleksibel, baik dalam hal koordinasi maupun dalam hal pengelolaan sumber daya. Fleksibilitas dalam hal strategi akan mendorong munculnya keberanian berinovasi, proaktif dalam menanggapi perubahan, dan keberanian mengambil risiko, sehingga bisnis akan dapat merespon perubahan dengan cepat, memenuhi keinginan konsumen, dan akhirnya mendapatkan profitabilitas yang lebih besar.

Keterbatasan dan Saran Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan pertama, peneliti hanya meneliti salah satu faktor organisasional yang dapat memoderasi hubungan antara kapabilitas kewirausaha-an dengkewirausaha-an profitabilitas bisnis. Hal ini menyebabkan hasil penelitian hanya terbatas pada satu variabel pemoderasi saja. Keterbatasan kedua, sampel penelitian hanyalah UMKM yang ada di wilayah Yogyakarta. Keterbatasan peneliti menyebabkan lingkup penelitian hanya terbatas. Keterbatasan ketiga, pengukuran penelitian sepenuhnya berdasarkan pada pengukuran subyektif yaitu menggunakan persepsi para pemilik dan pengambil

(11)

135

keputusan dalam perusahaan. Hal ini disebabkan data obyektif belumlah ter-sedia. Meskipun dalam banyak penelitian, pengukuran secara subyektif secara metodologis dapat dibenarkan, tetapi tetap saja dapat menimbulkan bias.

Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran, saran pertama, menambahkan beberapa faktor organisasional yang lain, seperti ukuran perusahaan, struktur perusahaan, strategi, proses pembuatan strategi, penggunaan sumber daya perusahaan, tim manajemen puncak, orientasi pembelaja-ran, kapabilitas dan style perusahaan. Saran kedua adalah mengembangkan penelitian dengan membagi sampel berdasarkan karakteritik UMKM, sehingga bisa dipetakan dalam jenis perusahaan apa, fleksibilitas strategi memoderasi pengaruh kapabilitas kewirausahaan terhadap profitabilitas bisnis. Saran ketiga, merepli-kasi penelitian dengan sampel yang lebih luas baik secara geografis, demografis, maupun cakupan industrinya. Ini dilakukan agar generalisasi dapat lebih tercapai.

DAFTAR REFERENSI

Ananda, M., Jyotsa, M., Peter, W., and Syed, H. 2009. ”The Impact of Entrepreneurial Orientation, Strategic Capabili-ties, Management Style, and Growth Focus, on Firm Performance.” Competition

Forum. 84-90.

Amonrat, T. 2010. “The Effect of Entrepreneurial and Customer Orientation on Performance: The Mediating Role of Radical Product Innovation.” The

Business Review,

15(2):138-143.

Baker, W. E. and Shinkula, J. M. 2009. “The Complementary Effecs of Market Orientation and Entrepreneurial Orienta-tion on Profitability in Small Business.”Journal of Small

Business Management,47(4):

443-463.

Chow, I. H. 2006. “The Relationship Between Entrepreneurial Ori-entation and Firm Performance in China.” S.A.M. Advanced

Management Journal, 71

(3):11-20.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi

Analisis Multivariate dengan

Program SPSS, Cet. 4. Semarang: UNDIP.

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika:

Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17 dengan

Program SPSS. Semarang: UNDIP.

Grewal R, Tansuhaj P. 2001. “Building Organizational Capabilities For Managing Economic Crisis: The Role of Market Orientation and Strategic Flexibility.” Journal of

Marketing, 65(2): 67-80.

Hair, J.F., Anderson R.E., Tatham, R.L., and Black, W.C. 2006.

Multivariate data Analysis.

New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Jansen J.J.P., Van Den Bonsh F.A.J., Volberda H.W. 2006. “Exploratory Innovation, Exploitative Innova-tion, and Performance: Effects of Organizational Antecedents and Environmental Moderators.”

Management Science, 52(11):

(12)

136

Keh HT, Nguyen TTN, Ng H.P. 2007. “The Effects of Entrepreneurial Orientation and Marketing Information on The Performance of SMEs.” Journal of Business Venture, 22 (4): 592-611

Kreiser, P.M. 2011. “Entrepreneurial Orientation and Organizational Learning: The Impact of Network Range and Network Closure.”

Entrepreneurship Theory & Practice, 35: 1025–1050.

Lee C., Lee K, Pennings J.M. 2001. Internal Capabilities, External Networks, and Performance: A Study on Technology-Based Ventures.” Strategy. Management

Journal, 22: 615-640.

Lucia, N., Mattias, N., Karin, S., Johan, W. 2007. ”Entrepreneu-rial Orientation, Risk Taking, and Performance in Family Firms.” Family Business Review, 20(1):33-47.

Lumpkin G.T., Dess G.G. 2001. “Linking Two Dimensions of Entrepreneu-rial Orientation To Firm Perform-ance: The Moderating Role of Environment and Industry Life Cycle.” Journal of Business Venture, 16 (5):429-451

Maija, R., Alan, C., and Malin B. 2009. ”The Effect of A Market Orientation, Entrepreneurial Orientation, and Technological Capability on Innovativeness: A Study of Young Biotechno-logy Ventures in the United Stated and in Scandina-via.”Journal of Small Business

Management,47(3):331-369.

Mengue, N., and S. Auh. 2006. “Creating a Firm-Level Dynamic Capability Through Capitalizing on Market Orien-tation and Innovativeness,”

Journal of the Academy of Marketing Science,24:63-73.

Patrick, K. M. and Justin, D. 2010. “Entrepreneurial Orientation and Firm Performance: The Unique of Innovativeness, Pro-activeness, and Risktaking.”

Journal of Small Business and Entrepreneurship,23(1):39-51

Sandeep, V., Singh, B.H. 2012. “Relationship Between Entre-preneurial Orientation and Business Performance: A Review of Literrature.” IUP

Journal of Business Strategy,9(3):17-31.

Tang J. T, Tang Z. 2008. “Exploring an Inverted U-Shape Relationship Between Entrepreneurial Orienta-tion and Performance in Chinese Ventures.” Entrepreneurship Theory & Practice, 32 (1):

219-239

Tang Z., Tang J . 2010. “Entrepreneurial Orientation and SME Performance in China’s Changing Environment: The Moderating Effects of Strategies.” Asia Pacific Journal

Management, 1-23

Tatikonda M.V, Rosenthal S.R. 2000. “Successful Execution of Product Development Projects: Balancing Firmness and Flexibility in The Innovation Process.” Journal of

Operation Management, 18:

(13)

137

Tsai W.P. 2002. “Social Structure of “Coopetition” Within A Multiunit

Organization: Coordination, Competition, and

Intraorganiza-tional Knowledge Sharing.”

Organizational Science,

13(2):179-190.

Worren N, Moore K, Cardona P. 2002. Strategic Flexibility, and Firm Performance: A Study of The Home Appliance Industry.”

Strategic Management Journal,

23(12): 1123-1140.

Wiklund J, Shepherd D. 2005. “Entrepre-neurial Orientation and Small Business Performance: A Configur-ational Approach.” Journal of

Business Venture, 20(1): 71-91

William E. B & James M. S. 2009. “The Complementary Effects of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation and Profitability in Small Business,” Journal of Small

Business Management, 47 (4):

443-464.

William, T. Z. and Jun, M. 2008. “Entrepreneurial and Market Orientation Relationship to Performance: The Multicultu-ral Perspective.” Journal of

Enterprising

Communities,2(1):21-36.

Widoyoko, S.E.P. 2009. Evaluasi

Program Pembelajaran.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Yuan, L., Yongbin, Z., Justin, T., and Yi, L. 2008. “ Moderating Effects of Entrepreneurial Orientation on Market Orien-tation-Performance Linkage: Evidence from Chinese Small

Firms.” Journal of Small Business

Management,46(1):113-133.

Yu, Feifei. 2011. “Strategic Flexibility, Entrepreneurial Orientation and Firm Performance: Evidence from Small and Medium-Sized Business (SMB) in China African.” Journal

of Business Management,

6(4):1711-1720

Zahra S. A, Sapienza H. J, Davidsson P. 2006. “Entrepreneurship and Dynamic Capabilities: A Review, Model and Research Agenda.”

Journal of Management Studies,

43(4): 917–955.

Zhou K., Yim C.K., Tse D.K. 2005. “The Effects of Strategic Orientations on Technology and Market-Based

Breakthrough Innovations.”

Journal of Marketing, 69 (2):

Referensi

Dokumen terkait

ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Adhipradana dan Daljono (2014) di dalam penelitiannya menemukan bahwa governance committee berhubungan positif

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui potensi senyawa tanin yang terdapat pada ekstrak daun rambutan sebagai chelating agent dalam proses sintesis hidroksiapatit

Marzano (2004) mengatakan bahwa dinding kata adalah pajangan kata kunci yang terorganisir dan terus menerus diperbaharui yang menyediakan referensi visual untuk siswa

Ditunjukkan dengan hasil olahan data dimana, berdasarkan korelasi spearman sebesar 0,082 yang bertandakan nilai positif artinya semakin tinggi Motivasi Instrinstik seorang

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang Perilaku pencarian informasi mahasiswa program doktoral Universitas Islam Negeri Raden Fatah dalam penyusunan disertasi

Keberagaman (Pluralisme) sistem hukum yang hidup dan berlaku di Aceh mendapat kekuatan hukum dan pengakuan dari pemerintah Indonesia dengan disahkannya Undang-Undang

Pengukuran menggunakan metode spektrofotometri FTIR menunjukkan informasi terkait karakteristik dari masing- masing gugus fungsi senyawa produk yang terbentuk pada setiap

Ber- dasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada baja St.42 setelah dilakukan pengelasan dan