• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI

TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CAMEL ”(STUDI KASUS

PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE

2006-2008)

Sri Pujiyanti

Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS

Universitas Gunadarma

Abstraksi

Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank ialah kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Tingkat kesehatan suatu bank dapat dinilai dari sisi keuangannya. Suatu bank dapat dikatakan sehat apabila bank tersebut dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral.

Dalam melakukan penelitian ini, objek yang penulis analisis yaitu PT. Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk, dimana data yang digunakan yaitu data sekunder periode 2006-2008 yang didapat dari BI, Internet dan situs-situs yang berhubungan dengan penelitian ini.

Berdasarkan perhitungan dan analisis dengan menggunakan rasio CAMEL yang sudah dilakukan penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk dapat dikatakan sebagai bank yang sehat. Walaupun kedua bank tersebut tergolong sebagai bank yang sehat, tetapi jika dibandingkan tingkat kesehatannya antara kedua bank tersebut, maka PT. Bank

(2)

Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan Liquidity yang dimiliki oleh PT. Bank Bukopin Tbk lebih baik daripada yang dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Kata Kunci: Tingkat Kesehatan Bank

LATAR BELAKANG MASALAH

Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

Di Indonesia ini banyak kita jumpai bank, baik bank milik negara, swasta, pemerintah, atau yang lainnya. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank adalah kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Banyak para pemegang rekening giro, deposito ataupun tabungan ingin mengetahui tingkat kesehatan suatu bank dimana ia menanamkan dananya. Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.

Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan - perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi

(3)

keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek penilaian, yaitu: Capital, Assets, Management,

Earnings, dan Liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut

menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.

KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka gambar berikut ini menyajikan kerangka berpikir penelitian dan menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang dilakukan.

Bank

Laporan Keuangan

Rasio keuangan

CAR KAP NPM ROA BOPO LDR

Metode CAMEL

Hasil & Analisa

(4)

Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditarik suatu proposisi sebagai berikut :

1. Dengan menganalisis laporan keuangan pada PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk yang berupa Laporan Neraca, Laporan Rugi/ Laba, Laporan Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) maka dapat diketahui tingkat kesehatan bank melalui perhitungan Capital, Asset,

Management, Earning, Liquidity.

2. Dari hasil analisis tersebut dapat menunjukan perkembangan dan kinerja perusahaan lalu dari hasil penilaian akhir berdasarkan peringkat komposit dari setiap komponen diatas yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel

Peringkat Komposit Setiap Komponen Peringkat

Komposit

Predikat Keterangan

1 Sangat Sehat

Mencerminkan bahwa mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan

2 Sehat Mencerminkan bahwa bank mampu mengatasi pengaruh

negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat

(5)

segera diatasi oleh tindakan rutin

3 Cukup Sehat

Mencerminkan bahwa bank terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif

4 Kurang Sehat

Mencerminkan bahwa bank sensitive pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya

5 Tidak Sehat

Mencerminkan bahwa bank sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.

LANDASAN TEORI

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam

(6)

pelaksanaan kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter.

Sumber-sumber dana bank dapat dihimpun dari berbagai sumber antara lain: dana yang bersumber dari modal sendiri berupa setoran dari pemegang saham, laba bank yang belum dibagi, cadangan-cadangan lain. Dana lain yang berasal dari lembaga lain berupa Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pinjaman antar bank (call money), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan pinjaman dari bank-bank luar negeri. Sedangkan dana dari masyarakat dapat berbentuk simpanan giro, simpanan deposito, dan tabungan (Martono, 2002:32).

Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Sigit triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:51). Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Bank yang beroperasi dan berhubungan dengan masyarakat diharapkan hanya bank yang betul-betul sehat. Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Bank Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana.

Dalam rangka menjaga agar bank-bank lebih melaksanakan fungsi prudential

banking (prinsip kehati-hatian) dalam menjalankan bisnis perbankan, maka Bank

Indonesia menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dan peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang mengatur tentang

(7)

Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan Desember.

Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat kesehatan bank tersebut secara berkala atau sewaktu-waktu untuk posisi penilaian tersebut terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait. penilaian tingkat kesehatan bank diatas dikenal dengan metode CAMEL.

Maka berdasarkan ketentuan diatas akan sangat bermanfaat bagi bank untuk melaksanakan prinsip prudential banking dalam menjalankan bisnisnya, hal ini juga ditambah ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan adalah perlu dan penting bagi bank untuk meningkatkan diri dan berupaya secara bersama-sama dalam mewujudkan bank yang sehat. Oleh karena itu, tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai :

1. Tolak ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank baik secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan.

Analisa rasio CAMEL yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat kesehatan bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan menilai faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank (Kasmir, 1999:52). Berikut ini adalah perincian dari setiap variabel yang akan dianalisis dalam analisis rasio CAMEL yaitu

(8)

1. Capital (Modal)

Penilaian didasarkan kepada capital atau struktur permodalan dengan metode CAR (Capital Adequancy Ratio) yaitu dengan membandingkan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

2. Asset (Aktiva)

Penilaian didasarkan pada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu rasio aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif.

3. Management (Manajemen)

Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, aktiva, rentabilitas, likuiditas, dan umum.

4. Earning (Rentabilitas)

Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Penilaian dalam unsur ini yaitu Rasio laba terhadap total asset (Return on Asset), rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)

5. Liquidity (Likuiditas)

Penilaian dalam unsur ini yaitu jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dan rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.

Tolak Ukur Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu dengan menentukan hasil penilaian yang digolongkan menjadi peringkat komposit kesehatan bank. Pengertian dari Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank.

(9)

METODOLOGI PENELITIAN

Data Penelitian

Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder berupa laporan laporan keuangan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin dari tahun 2006 sampai dengan 2008 yaitu berupa : Neraca, Laporan Rugi/ Laba, Laporan Kualitas Aktiva Produktif, dan Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.

Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti pada penelitian ini adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Penulis menganalisis kedua bank tersebut, karena menurut penulis kedua bank tersebut sudah lebih maju dalam mengembangkan produk dan jasa yang diberikan kepada masyarakat dibandingkan dengan bank lainnya serta data yang diperoleh penulis lebih mudah dan lebih lengkap dibandingkan dengan bank yang lainnya.

Definisi Variabel dan Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis tingkat kesehatan kedua bank tersebut diatas yaitu dengan menggunakan suatu teknik yang disebut dengan teknik analisa CAMEL. Melakukan penilaian hanya berdasarkan pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan terbatasnya data yang diperoleh penulis.

Adapun aspek-aspek yang di analisis penulis hanya dilihat dari aspek C (Capital), A (Asset), M (Managemen), E (Earning) , dan L (Liquidity). Adapun penilaian dari masing-masing aspek tersebut meliputi :

1. Capital (Permodalan)

Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio).

(10)

CAR = Total Modal x 100 % Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

2. Asset (Aktiva)

Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas aktiva produktif

(KAP) yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut :

a. 25 % dari kredit yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK) b. 50 % dari kredit yang digolongkan Kurang Lancar (KL)

c. 75 % dari kredit yang digolongkan Diragukan (D) d. 100 % dari kredit yang digolongkan Macet (M)

KAP = Aktiva Produktif Yang diklasifikasikan x 100 % Aktiva Produktif

3. Management (Manajemen)

Aspek manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang tersedia diproyeksikan dengan Net Profit Margin.

Net Profit Margin = Laba Bersih x 100 %

Pendapatan Operasional 4. Earning (Rentabilitas)

Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO).

a. ROA = Laba Sebelum Pajak x 100 %

Total Aktiva

b. BOPO = Biaya Operasional x 100 %

(11)

5. Liquidity (Likuiditas)

Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL ini adalah rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR).

LDR = Kredit x 100 %

Dana Pihak Ketiga

Data Perhitungan Laporan Keuangan Bank BNI

Untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan masing-masing rasio, penulis membuat rangkuman informasi laporan keuagan yang berkaitan dengan rasio yang akan digunakan yaitu, seperti yang tampak pada tabel di bawah ini.

TABEL

Rangkuman Informasi laporan Keuangan Bank BNI

( Dalam Jutaan Rupiah )

Des-2006 Des-2007 Des-2008 1. Total Modal

Total ATMR (Kredit dan pasar)

13.732.026 88.044.771 17.195.929 109.268.798 17.304.380 128.419.636 2. Total DPK Aktiva Produktif

Total KL Aktiva Produktif Total D Aktiva Produktif Total M Aktiva Produktif Total Aktiva Produktif

7.176.049 1.419.424 2.341.815 3.981.172 156.726.518 7.376.729 1.235.697 726.850 5.703.429 165.772.197 10.958.055 1.664.747 790.059 3.847.873 186.969.063 3. Laba Bersih 1.982.674 897.928 1.222.485

4. Laba Sebelum Pajak Total Aktiva Biaya Operasional Pendapatan Operasional 3.030.556 166.703.122 14.825.405 17.884.974 1.476.780 182.007.749 16.555.937 17.799.428 1.959.026 200.390.507 17.374.706 19.225.101

(12)

5. Kredit Yang Diberikan Total Dana Pihak Ketiga

66.727.705 136.228.875 88.676.188 146.424.246 112.061.397 163.325.401 Sumber : KPMM, KAP, Neraca, dan Laba Rugi Bank BNI tahun 2006-2008

TABEL

Rangkuman Informasi laporan Keuangan Bank BUKOPIN

( Dalam Jutaan Rupiah )

Des-2006 Des-2007 Des-2008

1. Total Modal

Total ATMR (Kredit dan pasar)

1.681.973 21.367.793 1.941.786 30.167.685 2.019.287 18.030.418 2. Total DPK Aktiva Produktif

Total KL Aktiva Produktif Total D Aktiva Produktif Total M Aktiva Produktif Total Aktiva Produktif

548.834 102.544 72.993 338.966 29.263.725 441.904 71.900 54.384 563.764 32.474.639 1.035.229 63.912 42.837 707.701 33.538.752 3. Laba Bersih 462.100 545.348 567.866

4. Laba Sebelum Pajak Total Aktiva Biaya Operasional Pendapatan Operasional 462.100 31.693.545 2.812.526 3.233.746 545.348 34.566.825 2.952.101 3.460.749 567.866 32.797.660 3.094.368 3.617.720 5. Kredit Yang Diberikan

Total Dana Pihak Ketiga

14.682.984 24.907.586 19.138.691 29.305.422 22.856.451 27.335.143 Sumber : KPMM, KAP, Neraca, dan Laba Rugi Bank BUKOPIN tahun 2006-2008

(13)

Tabel

Rasio Bank BNI dan Bank BUKOPIN periode 2006-2008

Bank BNI Bank BUKOPIN

Rasio 2006 2007 2008 2006 2007 2008 CAR 15,59 15,74 13,47 7,87 6,44 11,19 KAP 5,26 5,25 4,28 1,99 2,31 3,07 NPM 11,08 5,04 6,36 14,29 15,76 15,69 ROA 1,82 0,81 0,98 1,46 1,58 1,73 BOPO 82,89 93,01 90,37 86,97 85,30 85,53 LDR 48,98 60,56 68,61 58,95 65,31 83,61 Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel

Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Faktor Keterangan

Capital (Permodalan) Selama periode 2006-2008, rasio CAR berada

diantara peringkat 1 dan 2.Secara keseluruhan, berarti permodalannya sehat.

Asset (Aktiva) Rasio KAP pada periode 2006-2008 berada

pada peringkat 3 secara keseluruhan, kualitas aktivanya cukup sehat.

Management (Manajemen) Pada tahun 2006 rasio NPM berada diantara

peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 berada pada peringkat 3. hal ini secara

keseluruhan menunjukan kualitas manajemennya baik.

(14)

peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio ROA berada pada peringkat 3 yang berarti perolehan laba cukup tinggi. Sedangkan BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan berarti rentabilitasnya baik

Liquidity (Likuiditas) Pada tahun 2006 rasio LDR berada pada

peringkat 3, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio LDR berada pada peringkat 1. berarti secara keseluruhan likuiditasnya sangat baik.

Sumber : Hasil Ringkasan

Tabel

Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit Pada PT. Bank BUKOPIN Tbk

Faktor Keterangan

Capital (Permodalan) Selama tahun 2006 dan 2007, rasio CAR berada

diantara peringkat 4 dan 5, sedangkan pada tahun 2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan, berarti permodalannya tidak sehat.

Asset (Aktiva) Rasio KAP pada tahun 2006 dan 2007 berada

diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2008 berada pada peringkat 3. Secara keseluruhan, kualitas aktivanya sehat.

Management (Manajemen) Pada periode 2006-2008 rasio NPM berada

(15)

keseluruhan menunjukan kualitas manajemennya baik.

Earning (Rentabilitas) Pada periode 2006-2008 rasio ROA berada

diantara peringkat 1 dan 2. Sedangkan rasio BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan berarti rentabilitasnya baik

Liquidity (Likuiditas) Pada tahun 2006 dan 2007 rasio LDR berada

pada peringkat 1, sedangkan pada tahun 2008 rasio LDR berada pada peringkat 2. Berarti secara keseluruhan likuiditasnya baik.

Sumber : Hasil Ringkasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah melakukan perhitungan dan analisa pada masing-masing aspek

Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity, maka secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada aspek permodalan selama periode 2006-2008, rasio CAR berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek aktiva rasio KAP pada periode 2006-2008 berada pada peringkat 3, pada aspek manajemen tahun 2006 rasio NPM berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 berada pada peringkat 3, pada aspek rentabilitas pada tahun 2006 rasio ROA berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio ROA berada pada peringkat 3 dan BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek likuiditas pada tahun 2006 rasio LDR berada pada peringkat 3, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio LDR berada pada peringkat 1. Tingkat kesehatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

(16)

Tbk selama periode 2006-2008, secara keseluruhan rata-rata berada diantara peringkat komposit 1 dan peringkat komposit 2. Hal ini berarti secara keseluruhan dapat dikatakan dalam keadaan sehat.

2. Pada PT. Bank Bukopin Tbk pada aspek permodalan selama tahun 2006 dan 2007 rasio CAR berada diantara peringkat 4 dan 5, sedangkan pada tahun 2008 berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek aktiva rasio KAP pada tahun 2006 dan 2007 berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2008 berada pada peringkat 3, pada aspek manajemen pada periode 2006-2008 rasio NPM berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek rentabilitas Pada periode 2006-2008 rasio ROA berada diantara peringkat 1 dan 2 dan BOPO periode 2006-2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek likuiditas pada tahun 2006 dan 2007 rasio LDR berada pada peringkat 1, sedangkan pada tahun 2008 rasio LDR berada pada peringkat 2. Tingkat kesehatan PT. Bank Bukopin (Persero) Tbk selama periode 2006-2008, secara keseluruhan rata-rata berada diantara peringkat komposit 1 dan peringkat komposit 2. Hal ini berarti secara keseluruhan dapat dikatakan dalam keadaan sehat.

3. Dengan dilakukannya perbandingan antara kedua bank tersebut, secara keseluruhan dapat diketahui bahwa PT. Bank Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan Liquidity, yang dimiliki oleh PT. Bank Bukopin Tbk lebih baik daripada yang dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Saran

Dari hasil pembahasan pada penulisan skripsi ini, maka penulis memberikan beberapa saran yang bermanfaat bagi bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya di masa yang akan datang yaitu :

1. Kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebaiknya lebih meningkatkan kualitas aktiva produktif yang dihasilkan agar rasio yang diperoleh tidak terlalu

(17)

tinggi. Karena semakin tinggi rasio ini, semakin besar pula potensi untuk tidak memberikan penghasilan. Dari segi manajemen sebaiknya Bank BNI lebih meningkatkan NPM karena, semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen dalam memperoleh laba semakin meningkat. Dari segi rentabilitasnya Bank BNI harus bisa menurunkan rasio BOPO agar jangan terlalu tinggi, karena semakin besar rasio BOPO maka akan semakin besar pula biaya operasional yang dikeluarkan bank. Untuk menghemat biaya, mungkin kantor-kantor cabang yang letaknya berjauhan, sebaiknya didekatkan agar biaya operasional yang dikeluarkan tidak terlalu banyak. Pada segi Likuiditasnya sebaiknya PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk harus lebih memperhatikan aspek Likuiditasnya. Hal ini dapat dilihat pada rasio LDR. Bank harus meningkatkan rasio LDR agar jangan ≤ 50 % (pada tahun 2006 sebesar 48,98 %). Karena jika ≤ 50 % berarti tingkat pengembalian dana dari masyarakat kepada bank tersebut masih rendah, dengan kata lain kemampuan suatu bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan masih kurang kuat.

2. Kepada PT. Bank Bukopin Tbk pada aspek permodalan sebaiknya lebih ditingkatkan karena modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank. Fungsi modal yang bank yang paling pokok adalah memberikan perlindungan terhadap setiap nasabah atas kemungkinan terjadinya kerugian yang melebihi jumlah yang diperkirakan. Oleh karena itu, penyediaan modal yang cukup memungkinkan bank meneruskan operasinya tanpa terganggu khususnya dalam periode ekonomi yang sulit sampai mencapai tingkat keuntungan yang normal kembali.

REFERENSI:

Ahmad Faisol. “Analisis Kinerja Keuangan Bank pada PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk”. Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan Volume 3 No.2. 2007.

Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April

(18)

Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. perihal

Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.

Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 perihal

Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.

Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta, 2005.

Eka Mulyasari. Analisis Laporan Keuangan pada PT. Bank Syariah Muamalat

Indonesia Tbk. Skripsi Penelitian Mahasiswi. Fakultas Ekonomi Universitas

Gunadarma, 2006.

Heni Suryani. Analisis Indikator Kesehatan Bank yang Mempengaruhi Kinerja Bank

Umum Swasta Nasional Devisa. Skripsi Penelitian Mahasiswa. Fakultas

Ekonomi Universitas Gunadarma, 2006.

Irmayanto, Juli. Roso, Tjipto at all. Bank dan Lembaga Keuangan. Universitas Trisakti. Jakarta, 2002.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 1999.

Kasmir. Manajemen Perbankan. Edisi 1, Cetakan ke-3. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2002.

Luciana S. Almilia & Winny Herdiningtyas. “Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi

Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002”, Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Volume 7 No.2. STIE PERBANAS. Surabaya, 2005.

Muljono, Teguh Pudjo. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktek Perbankan. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta, 1990.

Muljono, Teguh Pudjo. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Djambatan, 1995.

Peni Sawitri. “Prediksi Tingkat Kesehatan Perusahaan Asuransi Jiwa Termasuk

Kebangkrutannya dengan Rasio-rasio Keuangan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

No.2 Jilid 7. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Jakarta, 2002.

Reksoprajitno, Soedijono. Pengantar Manajemen Bank Umum. Universitas Gunadarma. Jakarta, 1993.

Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi. ke-4. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Triandaru, Sigit dan Budisantoso Totok. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi ke-2. Salemba Empat. Yogyakarta, 2006.

Website at http://www.bi.go.id Website at http://www.bni.co.id Website at http://www.bukopin.co.id

Widjanarto. Hukum dan Ketentuan Perbankan Di Indonesia. Edisi ke-3. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta, 1997.

Referensi

Dokumen terkait

Abdul Manap Kota Jambi akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket Pekerjaan Pengadaan Perlengkapan Kantor dan pengadaan Mebeulair

[r]

Tindak pidana terorisme adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

After camera calibration, cameras and time alignment, video are converted into image frames at different sampling interval for 3D point clouds generation.. The procedure includes:

tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang

When we use stochastic process like general state space model for tracking, an estimated human position is determined by both prediction by previous human

 Kerjak kelompok: kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang binatang yang halal dan haram dimakan  Diskusi: Metode ini digunakan untuk mendialogkan tema

Pada hari ini, Jumat tanggal 6 (enam) bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Belas, Pokja BAPPEBTI ULP Kementerian Perdagangan telah mengadakan pembukaan file Dokumen Penawaran