• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organizational Theory & Design

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Organizational Theory & Design"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas Program Studi

Organizational Theory &

Design

Ukuran dan Daur Hidup Organisasi

Dr. Adi Nurmahdi MBA

PASCA FEB

MM

(2)

Ukuran Organisasi adalah pembahasan mengenai besar kecilnya organisasi, serta apa dan bagaimana dampaknya terhadap pengelolaan organisasi. Dalam pengertian lain, ukuran organisasi merupakan suatu variabel penting yang

mempengaruhi karakteristik struktur. Pengaruhnya terutama adalah kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi.

Ukuran organisasi sebagai faktor kedua penentu struktur organisasi. Ukuran organisasi menyangkut besarnya organisasi yang dilihat dari jumlah anggota

organisasi. Jumlah anggota atau ukuran organisasi akan berpengaruh pada kompleksitas organisasi baik horizontal maupun vertikal. Ukuran juga

berpengaruh pada formalisasi dan sentralisasi. Semakin besar organisasi semakin tinggi formalisasi dan semakin besar ukuran organisasi semakin rendah

sentralisasi.

Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan mempengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih

cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Ukuran mempengaruhi struktur dengan kadar yang semakin

menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.

(3)

Ukuran yaitu jumlah anggota dalam organisasi.

Formalisasi yaitu sejauh mana aturan, prosedur, aturan dilakukan secara tertulis. Sentralisasi yaitu konsentrasi wewenang pengambilan keputusan. Sedangkan

kompleksitas yaitu jumlah diferensiasi vertikal, jumlah unit atau departeman.

Menurut Robbins (1990:160), aturan-aturan dan

prosedur formal memungkinkan pengelola organisasi untuk mendelegasikan pengambilan keputusan

sekaligus memastikan bahwa keputusan – keputusan yang diambil sejalan dengan keinginan pengelola

organisasi. Dengan perkataan lain, ukuran organisasi akan meningkatkan desentralisasi, sejalan dengan meningkatnya formalisasi.

Hubungan Ukuran Organisasi: Kompleksitas,

Formalisasi, & Sentralisasi

(4)

1) Sentralisasi dan desentralisasi : letak wewenang pengambilan keputusan dalam organisasi.

formalisasi : tingkat penggunaan peraturan dan keputusan untuk mengelola pekerjaan.

2) Berdasarkan hasil-hasil penelitian, pengaruh ukuran organisasi terhadap kompleksitas, baru bisa dibuktikan pada organisasi-organisasi pemerintahan. Makin besar ukuran organisasi-organisasi, makin kompleks struktur organisasi. Laju peningkatan kompleksitas

menurun pada titik tertentu, yaitu ketika jumlah anggota organisasi mencapai sekitar 1500-2000 orang.

Tingkat formalisasi juga dipengaruhi oleh ukuran organisasi. Biasanya, formalisasi meningkat seiring makin besarnya organisasi. Sementara itu, sentralisasi belum dapat ditentukan secara jelas hubungannya dengan ukuran organisasi. Artinya, sentralisasi cenderung menurun sejalan dengan makin besarnya organisasi. Namun, riset-riset yang ada menunjukkan kesimpulan yang saling berlawanan.

(5)

• Tiga karakteristik struktur yang telah dijelaskan (kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi), tampaknya merupakan karakteristik-karakteristik pokok untuk membedakan satu organisasi dengan

organisasi lainnya. Tentu saja, karakteristik struktur tidak hanya 3 itu, masih ada sejumlah karakteristik lain. Namun ketiga karakteristik ini cukup untuk membedakan 3 tipe pokok organisasi yaitu organisasi organik ,mekanistik dan birokratik.

• Hal-hal yang menarik disini adalah bahwa birokrasi dapat

mengembangkan kompleksitas dan formalisasi yang tinggi, sekaligus mempertahankan suatu tingkat sentralisasi yang rendah. Secara

logika, kita membayangkan bahwa organisasi yang kompleks dan formal tentunya akan mendorong sentralisasi yang tinggi sebagai upaya kontrol. Ternyata, disini birokrasi melakukannya dengan cara mendelegasikan keputusan - keputusan ke level bawah, tetapi

menetapkan aturan dan prosedur yang ketat sehingga pengambilan keputusan di level bawah tidak memiliki ruang yang lebar untuk

membuat keputusan berbeda.

Hubungan Ukuran Organisasi &

Birokrasi

(6)

Pengertian komponen administratif merupakan variabel lain yang sering diteliti berkaitan dengan ukuran organisasi. Hubungannya bersifat kurvalinier, dalam arti komponen administrasi cenderung lebih besar pada

organisasi-organisasi kecil dan organisasi-organisasi besar ketimbang organisasi menengah. Untuk organisasi

pemerintahan, terlihat hubungan korelasi positif. Konsep birokrasi Weber merupakan suatu

organisasi yang sistematis dimana berbagai tujuan dan

sasaran jelas, dan posisi jabatan tersusun secara piramidal berdasarkan jenjang otoritas yang teratur yang bertujuan untuk menciptakan organisasi yang rasional, netral, dan impersonal.

Pengertian Komponen Administratif

dan Konsep Birokrasi

(7)

Model pertumbuhan Greiner menyebutkan

lima fase daur kehidupan organisasi : fase

entrepreneur, kolektivitas, delegasi, formalisasi,

dan kolaborasi. Masing-masing fase ditandai oleh

krisis, yaitu krisis kepemimpinan, otonomi,

kontrol, birokratik, dan pembaharuan. Setelah

pembaharuan, Greiner tidak menyebutkan bentuk

organisasi apa yang akan lahir. Namun,

organisasi-organisasi yang mengacu pada post modernisme

dan konsep de-desentralisasi Steward Clegg

barangkali adalah alternatif yang paling sesuai.

Inti Pemikiran dalam Model Daur

Kehidupan Organisasi Greiner

(8)

Ukuran atau besaran organisasi menunjuk pada jumlah total anggota (pegawai) organisasi. Ukuran organisasi dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti : kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi

dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda dan saling melengkapi. Ukuran organisasi sebagai faktor kedua penentu struktur organisasi.

Ukuran organisasi akan meningkatkan desentralisasi, sejalan

dengan meningkatnya formalisasi. Berdasarkan hasil-hasil penelitian, pengaruh ukuran organisasi terhadap kompleksitas, baru bisa

dibuktikan pada organisasi-organisasi pemerintahan. Pengertian komponen administratif merupakan variabel lain yang sering diteliti berkaitan dengan ukuran organisasi. Hubungannya bersifat kurvalinier, dalam arti komponen administrasi cenderung lebih besar pada

organisasi-organisasi kecil dan organisasi-organisasi besar ketimbang organisasi menengah. Untuk organisasi pemerintahan, terlihat

hubungan korelasi positif. Model pertumbuhan Greiner menyebutkan lima fase daur kehidupan organisasi : fase entrepreneur, kolektivitas, delegasi, formalisasi, dan kolaborasi.

(9)

9

UNSUR DASAR ORGANISASI

Sekelompok orang

Kerjasama

(10)

10

Konsep Dasar Organisasi

Secara etimologis:

Organum

(Latin);

organon

(Yunani) berarti

alat, anggota, bagian, atau badan.

Tiga macam pendapat ttg organisasi:

– kumpulan orang

– proses pembagian kerja – sistem kerja sama

(11)

11

Pengertian Organisasi

Sistem saling pengaruh antar orang dalam

satu kelompok dalam rangka mencapai

tujuan tertentu

Sistem yang mengkoordinasikan

orang-orang, pekerjaan-pekerjaan, teknologi, dan

praktik-praktik manajemen untuk mencapai

tujuan.

(12)

12

Organisasi sebagai

Sistem

Sistem:

Sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam suatu kesatuan yang utuh & secara simultan berproses ke arah tercapainya tujuan

tertentu

A

B C

(13)

13

ORGANISASI DLM KONTEKS SISTEM

K O N T E K S INPUT -RAW -INSTR. PROSES OUT PUT O U T C O M E LINGKUNGAN LINGKUNGAN

(14)

14

Tipe Sistem

S. tertutup: sistem yang ‘tidak’

merespon segala sesuatu di luar dirinya

sendiri

S. terbuka: sistem yang dalam

melaksanakan kegiatannya merespon

pengaruh luar (lingkungan)

(15)

15

Organisasi Sebagai Sistem

Bertujuan menciptakan nilai

tambah dengan memperhatikan

keseimbangan terhadap kondisi

lingkungan.

(16)

16

Teori Organisasi

Teori Klasik

Teori Neo klasik

Teori Modern

(17)

17

TEORI KLASIK

Teori klasik berkembang dalam tiga jalur:,

birokrasi

manajemen ilmiah (scientific management)

teori administratif

Birokrasi dicirikan oleh antara lain: aturan yang

tegas, impersonal, objektivitas dan

(18)

18

TEORI KLASIK

Manajemen ilmiah (F.W. Taylor): konsep

yang meletakkan prinsip ilmiah (yang

diperoleh melalui penelitian) sebagai

acuan dalam menjalankan kerjasama

Teori administratif mengkaji keefektifan

kepemimpinan Æ menghasilkan sejumlah

prinsip yang dikenal dengan prinsip

manajemen yaitu:

planning, organizing,

staffing, directing, coordinating, reporting,

budgeting

.

(19)

SCIENTIFIC MANAGEMENT

• FW Taylor memperkenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah (Principles of Scientific

Management ) yang membahas konsep

pengaturan tata kerja di perusahaan.

• Mengubah sikap antara pimpinan vs bawahan. • Menerapkan metode kerja baku yang paling

efisien (time and motion study); serta pemberian insentif (reward) bagi karyawan berprestasi.

19

(20)

Teori Klasik

• Pendekatan ini mendapat kritik karena para pekerja diperlakukan layaknya mesin dengan pekerjaan yang sangat mekanistik.

• Pekerjaan yang sangat mekanistik mengakibatkan pendekatan ini kemudian disebut pendekatan

mekanik.

(21)

21

Teori Neo klasik

• Pendekatan ini muncul sebagai kesimpulan dari serangkaian percobaan yang dilakukan oleh

Elton Mayo.

• Percobaan tersebut mempelajari pengaruh kondisi fisik ruangan tempat bekerja dengan prestasi kerja.

• Secara tidak sengaja, percobaan ini

menunjukkan bahwa faktor ikatan sosial

memiliki pengaruh terhadap prestasi kerja.

(22)

22

• Percobaan ini melahirkan pendekatan neo klasik; karena memperhatikan aspek hubungan antar manusia dalam organisasi, maka pendekatan ini kemudian dikenal sebagai pendekatan hubungan kemanusiaan (human relation).

• Fokus pada aspek kemanusian berakibat pada kurang diperhatikannya aspek lain dari organisasi sehingga hal ini menjadi kelemahan dari pendekatan ini.

(23)

23

Teori Modern

• Pendekatan ini mampu menyatukan keseluruhan

pandangan dalam analisis organisasi. Diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Woodward (1950) di Inggris.

• Penelitian ini menemukan bahwa keberhasilan

perusahaan ditentukan oleh kelompok teknologi dengan karakteristik yang bisa jadi berbeda dengan perusahaan lain. Adaptasi terhadap lingkungan juga menjadi faktor dalam keberhasilan organisasi.

(24)

24

• Perbedaan Teori modern dengan pendekatan lain:

– organisasi merupakan sistem terbuka yang dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya dan sebaliknya

– keterbukaan dan ketergantungan terhadap lingkungan menyebabkan bentuk organisasi harus disesuaikan dengan lingkungan

organisasi tersebut

• Ketergantungan pada lingkungan menyebabkan pendekatan modern sering disebut sebagai

pendekatan ketergantungan (contingency).

(25)

25

Segala sesuatu yang mencakup keseluruhan

elemen yang terdapat di luar batas-batas suatu

organisasi, yang mempunyai potensi untuk

mempengaruhi sebagian ataupun organisasi

secara keseluruhan

(26)

26

Segmen-Segmen

Lingkungan

A. Industri; B. Bahan baku; C. Tenaga Kerja; D. Keuangan; E. Pasar; F. Teknologi; G. Kondisi Ekonomi; H. Pemerintah; I. Kebudayaan; I H G F E D C B ORGANISASI A

(27)

27

Pengaruh lingkungan terhadap organisasi dapat

dianalis melalui dimensi kompleksitas dan

stabilitasnya.

Kedua dimensi ini menentukan besarnya tingkat

ketidakpastian lingkungan yang harus dihadapi

oleh organisasi

(28)

28

Kompleksitas Lingkungan (keragaman)

– Heterogenitas atau banyaknya elemen-elemen eksternal yang berpengaruh terhadap berfungsinya suatu organisasi Stabilitas Lingkungan

– Kecepatan perubahan yang terjadi pada elemen-elemen lingkungan

Ketidakpastian Lingkungan (Uncertainty)

– Keadaan dimana pimpinan organisasi tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai keadaan lingkungan

(29)

29

Ketidakpastian Lingkungan

(Uncertainty)

KETIDAKPASTIAN RENDAH KETIDAKPASTIAN AGAK TINGGI Stabil Stabilitas Lingkungan Elemen lingkungan: 1. jumlahnya sedikit 2. tidak berubah/berubah secara perlahan Elemen lingkungan: 1. jumlahnya besar 2. tidak berubah/berubah secara perlahan Labil KETIDAKPASTIAN AGAK TINGGI KETIDAKPASTIAN TINGGI Elemen lingkungan: 1. jumlahnya sedikit 2. Selalu mengalami perubahan Elemen lingkungan: 1. jumlahnya besar 2. Selalu mengalami perubahan

Sederhana Kompleksitas Kompleks

(30)

30

1. Ketergantungan Sumber 2. Struktur Organisasi

3. Elemen-elemen Perbatasan (Boundary spanning)

4. Diferensiasi dan Integrasi

5. Karakteristik Struktur Internal Organisasi 6. Perencanaan dan Peramalan Masa Depan

(Forecasting)

(31)

31

Strategi

Pengendalian Lingkungan

Mengusahakan terciptanya hubungan yang

baik dengan elemen-elemen terpenting dari

lingkungannya

Membentuk lingkungan agar tidak berbahaya

(32)

32

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi adalah peta atau skema atau

kerangka kerjasama yang menggam-barkan keseluruhan unit kerja, kegiatan serta proses yang terjadi dalam suatu organisasi DIREKTUR KEPALA DIVISI KEPALA DIVISI KEPALA DIVISI

(33)

33

Komponen Dasar

Struktur Organisasi

• Pembagian Tugas-tugas Pada Suatu Organisasi

• Hubungan Pelaporan Resmi (Hirarki, Rentang Kendali)

• Pengelompokan Individu Menjadi Bagian-bagian Dalam Organisasi Secara

Keseluruhan

• Sistem Hubungan Dalam Organisasi (Komunikasi, Koordinasi, Dan

Pengintegrasian Kegiatan, Secara Vertikal Maupun Horizontal)

(34)

34

Bentuk Struktur Organisasi

Struktur Fungsional

Struktur Produk

Struktur Campuran (Hibrida)

(35)

35

Struktur Fungsional

Struktur organisasi mengelompokkan unit-unit yang memiliki fungsi sama dalam satu bagian. Struktur ini

menuntut adanya keahlian fungsional, efisiensi dan mutu pekerjaan yang baik. Tugas menjadi lebih terfokus dan tidak ada keharusan untuk berkoordinasi dengan bagian lain. PIMPINAN Bag. Penelitian dan Pengembangan (PP) Bagian Produksi (PR) Bagian Keuangan (KU) Bagian Pemasaran (PM)

(36)

36

Struktur Produk

Struktur organisasi yang mengelompokkan unit-unit menurut jenis produknya. Struktur produk pengelompokkannya juga bisa didasarkan atas jenis layanan, pasar, konsumen, dll.

PIMPINAN

Produk 1 Produk 2 Produk 3

(37)

37

Struktur Campuran (Hibrida)

Struktur yang mengkombinasikan dua struktur dasar organisasi dengan memperhatikan:

– fungsi-fungsi yang menuntut efisiensi ekonomis dan spesialisasi teknis dikuasai organisasi pusat (sentralisasi).

– fungsi-fungsi yang memiliki peran penting bagi setiap produk dimiliki secara lengkap oleh setiap unit organisasi dan terdesentralisasikan.

(38)

38

Model

Struktur Campuran (Hibrida)

Kantor Pusat

PP KU Bag. Personalia

Produk 1 Produk 2

Bag. Pembelian Bag. Produksi Bag. Pemasaran

Bag. Pembelian Bag. Produksi Bag. Pemasaran

(39)

39

Struktur Matriks

Struktur matriks memadukan keunggulan dari masing-masing struktur untuk menghasilkan struktur organisasi yang mampu dengan cepat melakukan penyesuaian. Struktur matriks paling sesuai digunakan pada kondisi sebagai berikut:

– kebutuhan yang besar terhadap struktur fungsional maupun produk yang selalu berubah

– lingkungan organisasi bersifat komplek, penuh ketidakpastian dan seringkali berubah.

– Perlunya sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi secara efisien

(40)

40

Model

Struktur Matriks

Pimpinan Organisasi Pimpinan Produk

Pemasaran Produksi Pemasaran Pimpinan Fungsional

Produk 1 Produk 2 Produk 3

(41)

41

Keefektifan Organisasi

Tingkat keberhasilan sebuah organisasi

dalam mencapai berbagai kriteria

keberhasilan, a.l. ketercapaian tujuan

atau sasarannya, kemampuan

memuaskan memuaskan stakeholder,

dan menjaga sustainabilitas organisasi.

(42)

42

Model Pengukuran Efektivitas Organisasi

Quinn dan Rohrbaugh mengemukakan 4 model pengukuran efektivitas organisasi:

Model Tujuan Rasional

Model Hubungan Manusia

Model Sistem Terbuka

(43)

43

Model Tujuan Rasional

Sebagian besar teori organisasi klasik termasuk dalam model ini.

Max Weber tentang birokrasi (organisasi yang besar)

merupakan alat bagi pencapaian tujuan masyarakat melalui tindakan yang diatur secara rasional.

Henry Fayol, F. W. Taylor, Gulick dan Urwick yang mengatakan bahwa organisasi harus disusun untuk mencapai tujuan-tujuan dari pemilik/penguasa yang berada di luar organisasi yang

bersangkutan

Para sarjana yang tergabung dalam model ini menganggap

efektivitas organisasi sebagai pencapaian tujuan sehingga seberapa jauh keberhasilan mencapai tujuan atau sasarannya menjadi ukuran efektivitas suatu organisasi.

(44)

44

• Menurut Mohr adalah sangat sulit mengoperasionalkan

tujuan-tujuan organisasi, karena sulitnya mendapatkan skala yang berlaku umum untuk mengukur pencapaian tujuan yang berbeda secara kualitatif seperti moril dan produktivitas

• Kesimpulan model ini sangat menekankan pada perumusan tujuan, perencanaan, evaluasi dan produktivitas.

• Kelebihan model ini adalah: penilaian keberhasilan organisasi dilakukan atas dasar keinginan organisasi. Namun pendekatan ini diragukan obyektivitasnya, karena kenyataan sebagian

besar organisasi mempunyai tujuan-tujuan yang kadang-kadang saling bertentangan.

(45)

45

Model Hubungan Manusia

• Pendekatan ini menggunakan perilaku dan ciri-ciri sikap tertentu dari individu dan kelompok kecil

sebagai indikator keefektifan organisasi.

• Studi Hawthorne memusatkan perhatiannya pada aspek sosial dan emosional anggota organisasi, pentingnya peranan kelompok kerja yang kecil, norma pekerjaan, dan pola perilaku informal. • Aspek kepemimpinan memiliki peran sentral

dalam membangun motivasi pekerja agar selalu menunjukkan prestasi kerjanya.

(46)

46

• Model ini menekankan pada moril karyawan, kepemimpinan, pengembangan SDM dan peranan informal dari perilaku

organisasi. Kelebihan model ini adalah karena aspek kemanusiaan dari pekerja diperhatikan dan tidak hanya dianggap semata-mata sebagai faktor produksi. Terlalu

memperhatikan aspek manusia justru dianggap kelemahan dari pendekatan ini karena tidak memperhatikan organisasi secara keseluruhan (makro). Disamping itu sedikitnya bukti empiris teori hubungan manusia yang mengemukakan bahwa moril serta kepuasan pegawai sebagai faktor yang

mempengaruhi produktivitas individu maupun organisasi

(47)

47

Model Sistem Terbuka

• Model ini didasarkan pada asumsi bahwa

organisasi tergantung pada pertukaran antara “pelayanan dan barang” yang dihasilkan oleh organisasi tersebut dengan lingkungannya agar bisa bertahan (survival)

• Wexley dan Yukl mengungkapkan bahwa siklus

hidup organisasi meliputi proses transaksi dengan lingkungannya. Pertumbuhan dan kemampuan

untuk bertahan hidup suatu organisasi

bergantung kepada rasio yang baik (favorable) antara input dan output (efisien).

(48)

48

• Mintberg mengatakan bahwa efektivitas organisasi merupakan fungsi dari kecocokan desain organisasi

(diferensiasi dan integrasi) dengan teknologi dan lingkungan • Fokus model ini adalah hubungan antara organisasi dan

lingkungannya. Secara teoritis model ini lebih komprehensif daripada model-model yang lain, sebab organisasi dianggap sebagai sesuatu yang dinamis dalam kerangka lingkungan

yang lebih luas. Kelemahan model ini karena pendekatan yang komprehensif dianggap sulit untuk diwujudkan dalam studi yang sesungguhnya karena kompleksnya model dan hubungan antar elemen organisasi. Konsep kecocokan antara organisasi dengan lingkungan masih dipertanyakan karena asumsi bahwa organisasi dianggap reakrif semata-mata dalam hubungannya dengan lingkungan

(49)

49

Model Proses Internal

• Model ini menempatkan efektivitas proses internal melalui persepsi partisipan dalam simulasi organisasi sebagai faktor penting dalam seluruh tahap perkembangan organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hellriegel dan slocum mencatat bahwa apabila pegawai diberitahu dan memahami tujuan

perubahan organisasi dan ikut berpartisipasi dalam proses perubahan itu, mereka ternyata lebih bersedia menerima perubahan tersebut berikut konsekuensinya

• Galbraith menyarankan peningkatan kebutuhan terhadap

pengolahan informasi dalam suatu organisasi tergantung pada bobot ketidakpastian. Mekanisme integrasi sangat penting

dalam pengolahan informasi, karena: pertama, mengurangi kebutuhan pengolahan informasi dengan menciptakan adanya sumber daya cadangan dan tugas-tugas yang bisa dilaksanakan secara mandiri; kedua meningkatnya kapasitas untuk

memproses informasi dengan mengembangkan sistem

(50)

50

Model ini memusatkan perhatiannya pada proses

pengolahan informasi dan pembuatan keputusan dalam organisasi. Kekuatan model ini karena mengevaluasi

efektivitas organisasi berdasarkan proses dari pada mengevaluasi berdasarkan tujuan akhir. Sedangkan kelemahannya terletak pada kesulitan dalam

mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan proses-proses internal organisasi. Penekanan pada proses-proses internal mungkin bisa menjurus pada penggantian tujuan dengan cara (alat), tetapi tidak bisa keluar dari kesulitan dalam memilih kriteria keberhasilan, apakah tujuan akhir yang diinginkan atau proses yang diinginkan.

(51)

51

CONTOH RIIL KEEFEKTIFAN ORGANISASI

SEKOLAH

1. PBM berlangsung dengan keefektifan tinggi 2. Kepemimpinan yang kuat

3. Lingkungsan sekolah aman dan tertib 4. Pengelolaan tenaga pendidik efektif 5. Memiliki budaya mutu

6. Memiliki team work yg kompak, cerdas, dan dinamis

(52)

52

8. Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah & masyarakat

9. Sekolah memiliki keterbukaan manajemen 10. Sekolah memiliki kemauan utk berubah 11. Sekolah mengevaluasi & memperbaiki diri

secara berkelanjutan

12. Sekolah responsif & antisipatif terhadap kebutuhan

(53)

53

13. Sekolah memiliki sistem komunikasi yg baik

14. Sekolah memiliki tingkat akuntabilitas tinggi 15. Manajemen lingkungan hidup sekolah

bagus

16. Memiliki kemampuan menjaga sustainabilitas.

(54)

54 FLEXIBILITY OPEN SYSTEM MODEL HUMAN RELATION MODEL Means: Flexibility; readiness Ends: Growth; resource acquisition Ends: Human resource

development Means: Cohesion; morale EXTERNAL INTERNAL Ends: Productivity; efficiency Means: Planning; goal setting Means: Information management; communication Ends: Stability; control CONTROL INTERNAL PROCESS MODEL RATIONAL GOAL MODEL

Kerangka Nilai-Nilai Yang Berpengaruh

(55)

55

4 Tahapan Siklus Kehidupan

Organisasi

Entrepreneurial (Wirausaha)

penekanan pada kriteria sistem terbuka dengan kriteria

fleksibilitas/kesiapan dan perolehan sumber daya/pertumbuhan. Indikatornya: inovasi, kreativitas, dan mobilisasi sumber daya

Collectivity (Kolektivitas)

penekanan pada kriteria hubungan antar manusia, seperti moril pegawai dan pengembangan sumber daya manusia.

Indikatornya: komunikasi dan struktur informal, rasa

kekeluargaan dan kerjasama antar organisasi, komitmen yang tinggi dan kepribadian pimpinan

(56)

56

Formalization And Control (Formalisasi Dan Kontrol)

penekanan pada kriteria proses internal dan tujuan rasional

seperti produktivitas, efisiensi, perencanaan, penetapan tujuan, manajemen informasi dan komunikasi. Indikatornya; efisiensi produksi, peraturan dan prosedur, dan trend yang konservatif Elaboration Of Structure (Pengayaan Struktur)

penekanan pada kriteria sistem terbuka terutama sehubungan dengan peningkatan vitalitas organisasi, keseimbangan antara diferensiasi and integrasi. Indikatornya: struktur yang

terdesentralisasi

4 Tahapan Siklus Kehidupan

Organisasi

(57)

57

Prinsip-prinsip Organisasi

1. Perumusan Visi, Misi dan Tujuan dengan Jelas

Tujuan adalah kebutuhan manusia jasmani maupun rokhani yang diusahakan untuk mencapai dengan

kerjasama sekelompok orang. Tujuan yang

dirumuskan dengan jelas menjadi pedoman bagi haluan organisasi, pemilihan bentuk organisasi, pembentukan struktur, penentuan macam

pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan pejabat.

2. Departemenisasi

Aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja atau fungsi

(58)

58

3. Pembagian Kerja

Rincian serta pengelompokan aktivitas-aktivitas/tugas-tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu.

4. Koordinasi

Keselarasan aktivitas antar satuan organisasi atau keselarasan tugas antar pejabat.

5. Pelimpahan Wewenang

Hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.

(59)

59

6. Rentangan Kontrol (Span of Control)

Jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan tertentu.

7. Jenjang Organisasi (Hirarki)

Tingkat-tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat

pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu.

8. Kesatuan Perintah (Unity of Command)

Tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat atasan tertentu.

(60)

60

9. Fleksibilitas

Kemampuan organisasi untuk melakukan perubahan sebagai penyesuaian tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan.

10. Berkelangsungan

Kemampuan organisasi untuk mempertahankan aktivitas operasinya secara terus-menerus.

11. Keseimbangan

Satuan-satuan organisasi hendaknya ditempatkan pada struktur organisasi sesuai dengan peranannya

(61)

61

PERILAKU INDIVIDU

DALAM ORGANISASI

Model Perilaku pada tingkat Individu

Individu Efektivitas Individu (Kinerja) Kepuasan Kerja Desain Kerja Motivasi Nilai Persepsi Sifat

(62)

62

PERSEPSI

Proses seleksi, organisasi, dan interpretasi

rangsangan yang berasal dari lingkungan.

Persepsi berasal dari pengalaman masa lalu

individu terhadap obyek tertentu, manusia

atau benda-benda di sekitarnya sehingga

pengalaman tiap individu beragam dan sangat

bervariasi terhadap satu rangsangan.

(63)

63

Proses Persepsi

a. Stereotyping

Penggolongan individu menggunakan label atau kerangka evaluasi yang dipelajari pada masa lalu.

b. Efek Halo

Mirip stereotyping tapi berasal dari satu informasi yang bersifat umum.

c. Proyeksi

Pengenalan karakteristik yang dimiliki, diterima atau ditolak, oleh orang lain.

d. Harapan (Expectancy)

Kondisi mental yang memberikan jaminan kepada individu untuk menemukan apa yang sedang dicari atau diusahakan.

e. Attribution

Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari perilaku individu lain.

(64)

64

SIFAT

Aturan-aturan tentang perasaan, pikiran dan

predisposisi seseorang untuk menghadapi

aspek-aspek yang dimiliki oleh lingkungannya

Sifat dapat dipertimbangkan sebagai jalan

berpikir, berperasaan dan bertingkah laku. Dan

hal ini cenderung menetap dan menjadi karakter

pada diri seseorang

(65)

65

Prinsip-Prinsip Dasar

Sikap Manusia

• Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama

• Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda

• Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan bagaimana bertindak

• Seseorang memahami lingkungan dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya

• Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang (afeksi)

• Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang

(66)

66

Komponen-Komponen Sikap

Kognitif : pikiran, ide dan kepercayaan yang

dimiliki oleh seseorang

Afektif : perasaan seseorang

Tingkah laku : kecenderungan untuk

bertindak sesuai dengan sifat yang dimiliki

Semakin komplek komponen kognitif yang

membangun konsep diri, semakin sulit untuk

terjadi perubahan sifat.

(67)

67

Fungsi Sifat

Penyesuaian (Adjustive/Utilitarian)

Pertahanan Diri (Ego-defensive)

Penilaian (Value-expressive)

Pengetahuan

(68)

68

NILAI

Tujuan akhir yang diharapkan atau suatu kondisi yang diharapkan muncul melebihi yang lain.

Nilai berhubungan dengan sifat karena menjadi dasar munculnya sifat. Nilai memiliki fokus yang lebih umum dan tahan terhadan perubahan dibandingkan dengan sifat. Terinternalisasinya nilai menjadikannya, sadar atau tidak sadar, standar atau kriteria pengembangan dan pemeliharaan sifat yang relevan dengan obyek maupun situasi yang dihadapi.

(69)

69

MOTIVASI

Motivasi secara umum adalah proses yang melibatkan tiga variable: a. Perkuatan (energizing)

Alasan yang mengarisbawahi perilaku, bentuknya adalah kebutuhan ataupun keinginan.

b. Perilaku (Tindakan)

Perilaku mencapai tujuan didampingi dengan upaya-upaya dalam diri individu dan lingkungan yang sesuai dengan perilaku

tersebut.

c. Tujuan (Insentif)

Pencapaian tujuan akan memberikan dua hasil yang berbeda; 1) kepuasan karena sudah terpenuhi, 2) keinginan atau kebutuhan untuk memperoleh lebih banyak

(70)

70

Teori Motivasi

1. Teori Hirarkhi Kebutuhan (Abraham Maslow)

2. Teori motivasi Herzberg

3. Teori motivasi Alderfer (ERG Theory)

4. Teori Motivasi Prestasi McCleland

(71)

71

Teori Hirarkhi Kebutuhan

(Abraham Maslow)

Kebutuhan Fisik

Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

Kebutuhan Sosial

Kebutuhan Penghargaan

(72)

72

Teori motivasi Herzberg

Dalam teori ini, kepuasan kerja selalu dihubungkan dengan isi jenis pekerjaan (job content) atau faktor motivator, dan ketidakpuasan kerja berhubungan dengan aspek-aspek di sekitar yang berhubungan dengan pekerjaan (job context) atau faktor hygiene.

Faktor-faktor ini disebut Dua Faktor Teori Motivasi dari

Herzberg.

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor motivator dan factor hygiene tidak berpengaruh. Untuk meningkatkan produktivitas pegawai, manajemen harus

memperhatikan faktor motivator (keberhasilan, penghargaan, tanggung jawab).

(73)

73

Teori motivasi Alderfer

(ERG Theory)

Ada tiga kelompok inti dari kebutuhan :

Kebutuhan akan keberadaan (existence)

Kebutuhan berhubungan/interaksi (relatedness)Kebutuhan untuk berkembang (growth need)

Kebutuhan bersifat tidak bertingkat tapi

bersifat kontinum, jadi kebutuha bias muncul

secara bersama-sama.

(74)

74

Teori Motivasi Prestasi

(David McCleland)

David McCleland mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia bisa berprestasi di atas kemampuan orang

lain.

Ada tiga kebutuhan manusia:

– kebutuhan untuk berprestasi – kebutuhan untuk berafiliasi – kebutuhan untuk kekuasaan

Karakteristik orang yang berprestasi tinggi, antara lain: Suka mengambil resiko yang moderat (moderate risk), memerlukan umpan balik yang segera,

(75)

75

Teori X dan Teori Y

(Douglas McGregor)

Teori ini berdasarkan asumsi-asumsi atas

sifat-sifat manusia:

Teori X ; sebagian besar orang lebih suka

diperintah, tidak bertanggung jawab, dan

menginginkan keamanan atas segalanya

Teori Y ; orang-orang pada hakekatnya tidak

(76)

76

Untuk mengetahui keefektifan individu, hal

yang paling penting adalah dengan

mengembangkan filsafat hidup bagi para

pegawai, yang secara khusus menampilkan

kepercayaan-kepercayaan, ide-ide,

prinsip-prinsip dan pandangan-pandangan dasar

yang dilakukan oleh manajemen dengan

penghargaan dalam memperlakukan dan

mengorganisasikan pegawai dalam bekerja.

(77)

77

Pendekatan Untuk Meningkatkan

Efisiensi Individu

1. Pendekatan Manajemen Ilmiah (Scientific

Management Approach) dikemukakan oleh

F. W. Taylor

2. Pendekatan Hubungan Kemanusiaan

(Human Relations Approach) hasil penelitian

Hawthorne

(78)

78

KEPUASAN KERJA

Kepuasan kerja adalah komponen moral. Moral adalah sebuah sifat dari kepuasan dengan hasrat untuk

melanjutkan dan keinginan untuk berjuang mencapai tujuan kelompok dalam organisasi.

Dua pendekatan dalam kepuasan kerja

1. Kepuasan kerja akan menghasilkan kinerja yang baik 2. Kinerja akan menghasilkan kepuasan kerja

(79)

79

PERILAKU KELOMPOK

DALAM ORGANISASI

Faktor Latar Belakang Perilaku yang diperlukan Perilaku yang muncul Perilaku

Kelompok Kerja

Produktivitas Kepuasan

Pengembangan Individu Kekuasaan

Tujuan Nilai Sistem Pribadi

Konsep Diri

Kebutuhan dan Orientasi Perilaku Antar

Individu

Perilaku Antar Kelompok

(80)

80

Sistem Pribadi Individu

Tujuan dan kebutuhan

Asumsi-asumsi dan

kepercayaan-kepercayaan

Kompetensi

(81)

81

Kebutuhan Antar Individu

1. Inklusi: kebutuhan akan interaksi dan

asosiasi

2. Kontrol: kebutuhan akan kontrol dan

kekuasaan

(82)

82

Bentuk-Bentuk Kelompok

1. Kelompok Primer

2. Kelompok Formal dan Informal

3. Kelompok Terbuka dan Tertutup

4. Kelompok Referensi

(83)

83

Kohesivitas

Kekuatan yang menarik anggota ke dalam

kelompok

Kohesivitas ditentukan oleh kondisi-kondisi:

1. persamaan nilai dan tujuan

2. keberhasilan dalam mencapai tujuan

3. tingginya status kelompok

4. kesepakatan atas perbedaan

5. norma-norma yang memadai

(84)

84

Perilaku Antar Kelompok

Perilaku antar kelompok dalam bentuk interaksi muncul karena adanya ketergantungan antar kelompok.

Keberhasilan interaksi antar kelompok sangat ditentukan oleh stabilitas yang dimiliki oleh masing-masing kelompok. Stabilitas suatu kelompok akan membangun kekuatan

kelompok sehingga bisa menimbulkan ketergantungan kelompok lain. Dengan demikian kekuasaan bisa muncul pada suatu kelompok atas kelompok lain. Kekuasaan

bermanfaat terutama untuk: a. Menyerap ketidakpastian

b. Mencari alternatif atau subtistusi c. Sentralisasi

(85)

85

PERILAKU PADA TINGKAT

ORGANISASI

Pengembangan Keorganisasian

Lingkungan Dalam Lingkungan Luar

Manajemen Perubahan

Manajemen Konflik

Iklim dan Keefektifan Keorganisasian

Kepemimpinan Komunikasi

(86)

86

Kepemimpinan

Kepemimpinan memiliki peran sentral tingkat ini. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

aktivitas individu maupun kelompok dalam usaha mencapai tujuan organisasi dalalam situasi

tertentu.

Lingkup kepemimpinan dalam organisasi 1. Wewenang (Authority)

Hak untuk memberikan bantuan khusus kepada orang lain untuk menyelesaikan tugasnya.

2. Kekuasaan (Power)

Kemampuan seseorang untuk memerintahkan orang lain melaksanakan suatu tugas tertentu.

(87)

87

Sumber-sumber Kekuasaan

Kekuasaan paksaan

Kekuasaan legitimasi

Kekuasaan keahlian

Kekuasaan penghargaan

Kekuasaan referensi

Kekuasaan Informasi

Kekuasaan hubungan

(88)

88

Gaya Kepemimpinan

1. Gaya kepemimpinan berorientasi pada

pegawai dan produksi

2. Gaya kepemimpinan tertutup

3. Gaya kepemimpinan demokratis

4. Gaya kepemimpinan struktural

(89)

89

KOMUNIKASI

proses pertukaran informasi diantara dua orang

atau lebih.

Penerima

Umpan balik

Ide Pesan Pengkodean Tindakan

Saluran pengiriman Pengirim

(90)

90

Adaptasi Organisasi

terhadap Perubahan Lingkungan

1. Penyesuaian struktur

adaptasi terhadap perubahan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi

2. Sistem Manajemen

perubahan organisasi secara internal memerlukan penyesuaian dalam sistem manajemen.

3. Subsistem yang adaptif

sistem organisasi harus memiliki misi untuk melakukan perubahan dan merekomendasikannya pada manajemen. 4. Perlindungan terhadap teknologi organisasi

organisasi harus mampu untuk selalu mengadopsi teknik-teknik baru yang ada di linkungannya.

(91)

91

Model Perubahan

(Kurt Lewin)

1. Pencairan (unfreezing)

tindakan ini bertujuan memotivasi dan membuat individu siap untuk melakukan perubahan

2. Perubahan

Perpindahan antara kondisi awal ke kondisi akhir yang diharapkan. Perkembangan terjadi pada

nilai,sifat, dan perilaku. Kondisi akhir yang diharapkan adalah adanya internalisasi atas perubahan pada kondisi baru tersebut.

3. Pembekuan (refreezing)

Tahap ini dilaksanakan ketiak perubahan yang terjadi telah secara permanen ada dalam diri individu.

(92)

92

Tahap-Tahap

Manajemen Perubahan

1. Identifikasi perilaku

2. Mengukur perilaku

3. Melakukan analisa fungsional

4. Mengembangkan strategi intervensi

5. Evaluasi peningkatan kinerja

(93)

93

PENGEMBANGAN ORGANISASI

Sebuah rencana jangka panjang yang berusaha untuk meningkatkan keefektifan organisasi dan kemampuannya untuk beradaptasi dan berubah melalui penerapan pengetahuan dan teknik-teknik ilmu perilaku.

Asumsi asumsi dalam pengembangan organisasi adalah asumsi tentang individu, asumsi tentang individu dalam kelompok dan asumsi tentang individu dalam sistem organisasi. Ketiganya memiliki kesamaan dalam upaya untuk

mengembangkan kemampuan pada kondidi yan lebih baik.

(94)

94

Tahapan dalam Program

Pengembangan Organisasi

Tahap 1: Kesadaran adanya Masalah –

Kebutuhan untuk berubah

Tahap 2: Pemasukan agen Perubahan

Tahap 3: Diagnosa

Tahap 4: Rencana Aksi (Tindakan)

Tahap 5: Implementasi (pelaksanaan)

(95)

95

MANAJEMEN KONFLIK

Kondisi-kondisi Anteseden

Persepsi ttg Konflik Konflik yang terjadi

Perilaku yang Muncul

Resolusi konflik/tekanan utk penyelesaian konflik

(96)

96

IKLIM ORGANISASI

– Kualitas daya tahan organisasi thd kondisi lingkungan

– dialami anggota organisasi

– mempengaruhi perilaku individu yang ada didalamnya

– menggambarkan seperangkat karakter dan efek yang menyertainya

(97)

97

DAFTAR PUSTAKA

Kasim, Azhar, 1993, Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi, FE-UI,

Jakarta

Lubis, S. B. Hari, dan Huseini, Martani, 1987, Teori Organisasi (suatu

pendekatan makro), PAU-UI, Jakarta

Milton, Charles R., 1981, Human Bevaior in Organizations (Three Levels

of Behavior), Prentice-Hall, Englewood Cliffs, N. J

Sutarto, 1995, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta

Thoha, Miftah, 1994, Perilaku Organisasi: Konsep dan Aplikasinya,

Rajawali, Jakarta

Umstot, Denis D., 1984, Understanding Organizational Behavior

(98)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: menganalisis bagaimana

[r]

Kata Kunci : Nilai Ekonomi, Sumberdaya Alam, Total Hutan Mangrove Pasca Rehabilitasi di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mempunyai gagasan untuk mengadakan penelitian tentang adakah korelasi kecerdasan spiritual dengan motivasi belajar siswa pada

patofisiologi antara lain: 1) Penurunan aliran darah serebral akut, seperti pada sinkop vasovagal, gangguan jantung, penyumbatan pembuluh darah paru dan obstruksi

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Berdasarkan informasi, fenomena, dan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, ” Pengaruh Iklan dan Atribut Produk

Hasil penelitian menunjukkan pengendalian vektor yang dilakukan masyarakat RW 11 Kelurahan Baros dikelompokkan menjadi pengendalian secara budaya, fisik, biologi, kimia,