• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEBERHASILAN BISNIS ETNIS TIONGHOA DI GLODOK TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEBERHASILAN BISNIS ETNIS TIONGHOA DI GLODOK TUGAS AKHIR"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEBERHASILAN

BISNIS ETNIS TIONGHOA DI GLODOK

TUGAS AKHIR

Oleh :

Lina

1501151956

Maria Vianty Bun

1501158602

Jurusan Sastra China

Fakultas Humaniora

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

(2)

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEBERHASILAN

BISNIS ETNIS TIONGHOA DI GLODOK

TUGAS AKHIR

diajukan sebagai salah satu syarat

untuk gelar kesarjanaan / diploma pada

Jurusan Sastra China

Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

Lina

1501151956

Maria Vianty Bun

1501158602

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

(3)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Fakultas Humaniora

Jurusan Sastra China Skripsi

Sarjana Strata-1

Semester Genap 2014 / 2015

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT

KEBERHASILAN BISNIS ETNIS TIONGHOA DI

GLODOK

Lina 1501151956

Maria Vianty Bun 1501158602

ABSTRAK

Keberhasilan suatu bisnis dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Oleh karena itu, seorang pengusaha harus mengetahui faktor pendorong dan

penghambat keberhasilan bisnis. Penulis dalam penelitian ini membahas

faktor pendorong dan penghambat keberhasilan bisnis pengusaha etnis

Tionghoa di Plaza Orion (Glodok) serta strategi yang digunakan dalam

mengatasi masalah bisnis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

kualitatif berupa observatif dan wawancara. Faktor internal yang

mempengaruhi keberhasilan bisnis adalah faktor karateristik pengusaha (tipe

kepemimpinan otokratis, pengalaman, pengetahuan bisnis), faktor merk

produk, faktor modal dan faktor manajemen. Faktor eksternal yang

mempengaruhi keberhasilan bisnis adalah faktor lokasi. Faktor yang

mendorong keberhasilan bisnis adalah faktor karateristik pengusaha, faktor

merk produk, faktor modal dan faktor manajemen. Faktor yang menghambat

keberhasilan bisnis adalah faktor internal seperti faktor kurangnya modal dan

faktor kurangnya pengalaman.

Kata Kunci: Etnis Tionghoa, Faktor Pendorong, Faktor Penghambat, Plaza

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Faktor Pendorong

dan Penghambat Keberhasilan Bisnis Etnis Tionghoa di Glodok

”dengan

baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk

memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana Sastra jenjang pendidikan S1 Sastra

China di Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi banyak kesulitan.

Namun penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, karena bantuan,

dukungan, dorongan dan motivasi dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Harjanto Prabowo, MM selaku Rektor Universitas Bina

Nusantara, Bapak Drs. Johannes A.A. Rumeser. M.Psi selaku Dekan

Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara, yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Andyni Khosasih, SE., B.A., M.Lit., selaku Ketua Jurusan Sastra China

Bina Nusantara dan dosen pembimbing kami yang telah meluangkan waktu

ditengah kesibukannya untuk membimbing, mendukung dan memberikan

pengarahan dan saran selama penyusunan skripsi.

3. Pihak pengelola Plaza Orion Glodok yang telah membantu penulis dalam

proses wawancara serta pemilik toko di Plaza Orion yang telah bersedia

memberikan informasi kepada penulis selama penyusunan skripsi.

4. Orang tua dan kakak penulis yang telah memberikan dukungan yang begitu

besar pada proses penyelesaian skripsi penulis, baik moral maupun materil.

5. Seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, telah

memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi.

6. Terima kasih juga kepada seluruh dosen Jurusan Sastra China Universitas

Bina Nusantara atas segala pengajaran, bimbingan, dukungan dan bekal ilmu

yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan.

(5)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan,

walaupun

begitu

penulis

sudah

berusaha

semaksimal mungkin untuk membuat yang terbaik. Untuk itu dengan segala

kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat member manfaat bagi pembaca, khususnya

mahasiswa/i jurusan Sastra China Universitas Bina Nusantara. Akhir kata,

penulis mengucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Jakarta, Juli 2015

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... 7

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tipe Kepemimpinan ... 2

Tabel 2 Hubungan Tipe Kepemimpinan Dengan Jumlah Omzet Per Bulan ... 3

Tabel 3 Pengalaman Kerja Pengusaha di Plaza Orion ... 3

Tabel 4 Pengalaman Bisnis Sebelum Menjalankan Usaha ... 3

Tabel 5 Hubungan Pengalaman Kerja Dengan Jumlah Omzet Per Bulan ... 3

Tabel 6 Memiliki Pengetahuan Bisnis ... 4

Tabel 7 Sumber Pengetahuan Bisnis ... 4

Tabel 8 Merk Produk yang Banyak Dijual di Plaza Orion ... 4

Tabel 9 Perkiraan Modal ... 4

Tabel 10 Sumber Modal ... 5

Tabel 11 Mengalami Kendala Modal ... 5

Tabel 12 Faktor Manajemen yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 5

Tabel 13 Hubungan Manajemen Keuangan Dengan Jumlah Omzet Per Bulan ... 6

Tabel 14 Hubungan Manajemen Pemasaran Dengan Jumlah Omzet Per Bulan ... 6

Tabel 15 Alasan Pemilihan Lokasi Usaha... 6

Tabel 16 Cara Mengatasi Kendala Modal ... 6

Tabel 17 Cara Mengatur Keuangan ... 7

Tabel 18 Cara Memasarkan Barang ... 7

Tabel 19 Strategi Pengembangan Usaha ... 7

(8)

FAKTOR PENDORONG DAN

PENGHAMBAT KEBERHASILAN BISNIS

ETNIS TIONGHOA DI GLODOK

Lina, Maria Vianty Bun, Andyni Khosasih

Universitas Bina Nusantara, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 yoonjung13lina@gmail.com; mei_fent@yahoo.com

;

andyni_khosasih@binus.edu

ABSTRACT

Business success is influenced by internal and external factors. Therefore, an entrepreneur needs to know the driving and inhibiting factors of business success. This research discussed the driving and inhibiting factors of Chinese ethnic business success in Plaza Orion (Glodok) and their strategies to solve business problems. This research used qualitative method of observation method and interview method. Internal factors that influence business success are characteristic of entrepreneur factor (autocratic type of leadership, experience, business knowledge), product brand factor, capital factor and management factors. External factor that influence business success is location factor. The driving factors of business success are characteristic of entrepreneur factor, product brand factor, capital factor and management factor. The inhibiting factors of business success are internal factors including lack of capital factor and no experience factors.

Keywords: Chinese Ethnic, Driving Factor, Inhibiting Factor, Plaza Orion, Glodok. ABSTRAK

Keberhasilan suatu bisnis dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu, seorang pengusaha harus mengetahui faktor pendorong dan penghambat keberhasilan bisnis. Penulis dalam penelitian ini membahas faktor pendorong dan penghambat keberhasilan bisnis pengusaha etnis Tionghoa di Plaza Orion (Glodok) serta strategi yang digunakan dalam mengatasi masalah bisnis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif berupa observatif dan wawancara. Faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan bisnis adalah faktor karateristik pengusaha (tipe kepemimpinan otokratis, pengalaman, pengetahuan bisnis), faktor merk produk, faktor modal dan faktor manajemen. Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan bisnis adalah faktor lokasi. Faktor yang mendorong keberhasilan bisnis adalah faktor karateristik pengusaha, faktor merk produk, faktor modal dan faktor manajemen. Faktor yang menghambat keberhasilan bisnis adalah faktor internal seperti faktor kurangnya modal dan faktor kurangnya pengalaman.

(9)

2

PENDAHULUAN

Daulay dan Ramadini (2013) menyatakan keberhasilan usaha merupakan sesuatu keadaan yang menggambarkan keadaan lebih baik daripada sebelumnya. Dalam menjalankan bisnis, ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang wirausaha untuk membuat bisnisnya bisa berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan. Suatu bisnis memerlukan proses dalam pencapaian keberhasilannya. Dalam menjalankan sebuah bisnis tentu terdapat hal-hal yang mendukung dan menghambat kemajuan berbisnis.

Ann Wang Seng (2007) dalam bukunya mengatakan bagi orang Tiongkok, perdagangan sudah menjadi pekerjaan utama mereka. Dalam sejarah dagang orang Tiongkok, terlihat bahwa perdagangan orang Tiongkok senantiasa berkembang.

Calon pengusaha harus mengetahui faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha yang akan di tekuninya sebelum menjalani usaha baru. Sehingga, calon pengusaha dapat membuat suatu rencana untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti apabila terjadi hal-hal di luar perencanaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas penelitian dengan judul “Faktor Pendorong dan Penghambat Keberhasilan Bisnis Etnis Tionghoa di Glodok”.

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi

masyarakat Indonesia mengenai faktor pendorong dan penghambat keberhasilan

bisnis etnis Tionghoa di Glodok serta memberikan inspirasi mengenai strategi yang

digunakan pengusaha etnis Tionghoa dalam mengatasi masalah bisnis sehingga dapat

berhasil.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif meliputi observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap 22 narasumber dari 108 populasi pengusaha di Plaza Orion, Glodok. Pengambilan jumlah narasumber berdasarkan teori Gay dan Diehl adalah minimal 10% dari jumlah populasi yaitu 11 responden. Adapun rincian perhitungannya adalah sebagai berikut:

Jumlah responden = 108 narasumber x 10% = 11 narasumber

Agar data semakin valid, penulis mengambil 22 narasumber. 22 narasumber diambil berdasarkan metode probabilitas pemilihan sampel area (area sampling). Metode ini diterapkan jika faktor lokasi menjadi pertimbangan penting dalampengambilan sampel. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk proses penelitian. Data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan penulis akan menyimpulkan hasil penelitian.

Menurut hasil penelitian penulis menemukan bahwa ada 3 narasumber digolongkan sebagai usaha mikro, 13 narasumber diklasifikasikan sebagai usaha kecil, dan 6 lainnya tidak bersedia untuk memberikan informasi. Berdasarkan teori mengenai faktor keberhasilan dan kegagalan usaha kecil, penulis hanya menganalisis 13 narasumber.

HASIL DAN BAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menganalisis data dan informasi yang diperoleh guna mengetahui faktor pendorong, faktor penghambat dan strategi yang digunakan para pengusaha dalam menjalankan bisnis.

Faktor Internal 1. Karakteristik Pemimpin

Tabel 1 Tipe Kepemimpinan

Tipe Kepemimpinan Jumlah %

Otokratis 7 53.84

Demokratis 6 46.16

Laissezfaire 0 0

Total 22 100

Dari hasil wawancara penulis mengenai keterlibatan karyawan untuk pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah bisnis, 53.84% narasumber termasuk pengusaha tipe otokratis. Hal inidisebabkan pengusaha tidak melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan bisnis karena

(10)

3

menganggap usaha adalah milik pribadi, bukan milik karyawan. 46.16% narasumber yang lain termasuk pengusaha tipe demokratis karena melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.

Tabel di atas juga menunjukkan tidak ada pengusaha yang menyerahkan tanggung jawab

sepenuhnya kepada karyawan (tipe kepemimpinan laissezfeire). Narasumber menyatakan walaupun karyawan berperan dalam memajukan usaha, namun pemilik tetap memegang kendali, karyawan hanya membantu.

Tabel 2 Hubungan Tipe Kepemimpinan Dengan Jumlah Omzet Per Bulan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengusaha dengan tipe kepemimpinan otokratis memiliki omzet lebih tinggi daripada pengusaha dengan tipe kepemimpinan demokratis. Hal ini membuktikan bahwa tipe otokratis menjadi faktor pendorong keberhasilan bisnis di Plaza Orion.

Tabel 3 Pengalaman Kerja Pengusaha di Plaza Orion

Jumlah %

Pengalaman bisnis di bidang elektronik 1 7.7

Pengalaman kerja lain 7 53.84

Tidak ada pengalaman 5 38.46

Total 13 100

Dari tabel 3 dapat diketahui 7.7% pengusaha di Plaza Orion memiliki pengalaman bisnis di bidang elektronik, sedangkan 53.84% narasumber memiliki pengalaman di bidang lain seperti pernah menjadi guru les, kerja kantor, agen asuransi, dan lain-lain.

Tabel 4 Pengalaman Bisnis Sebelum Menjalankan Usaha

Jumlah %

Perlu 3 60

Tidak perlu 2 40

Total 5 100

Dari tabel 4 dapat diketahui 3 narasumber yang tidak memiliki pengalaman menyatakan bahwa pengalaman bisnis diperlukan sebelum menjalankan usaha. Adapun alasannya meliputi:

1. Pengalaman bisnis penting karena belajar bisnis secara praktek jauh lebih efektif. 2. Pengalaman bisnis diperlukan agar bisnis semakin hari semakin baik.

3. Pengalaman bisnis diperlukan sebelum menjalankan usaha agar mampu menyesuaikan usaha dengan keadaan pasar.

40% dari total narasumber menyatakan pengalaman tidak terlalu diperlukan sebelum menjalankan usaha karena menganggap pengusaha harus berani mencoba dan belajar langsung di lapangan.

Tabel 5 Hubungan Pengalaman Kerja Dengan Jumlah Omzet Per Bulan Memiliki

Pengalaman Kerja

Tidak Memiliki Pengalaman Kerja

Rata-rata omzet 70.800.000 Rata-rata omzet 56.000.000

Tipe Kepemimpinan Otokratis Tipe Kepemimpinan Demokratis Rata-rata omzet 7 narasumber 72.400.000 Rata-rata omzet 6 narasumber 56.600.000

(11)

4

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengusaha yang memiliki pengalaman kerja memiliki omzet lebih tinggi daripada pengusaha yang tidak memiliki pengalaman kerja. Hal ini membuktikan bahwa tidak memiliki pengalaman kerja menjadi faktor penhambat keberhasilan bisnis di Plaza Orion.

Tabel 6 Memiliki Pengetahuan Bisnis

Jumlah %

Ya 13 100

Tidak 0 0

Total 13 100

Tabel 7 Sumber Pengetahuan Bisnis

Jumlah %

Keluarga 4 30.77

Mencari informasi 2 15.38

Pengalaman kerja 7 53.85

Total 13 100

Dari tabel 6 dan 7 diatas dapat diketahui narasumber yang memiliki pengetahuan bisnis sebelum membuka usaha sebesar 100%. Hal ini membuktikan bahwa memiliki pengetahuan bisnis merupakan faktor pendorong keberhasilan bisnis di Plaza Orion. Adapun cara memperoleh pengetahuan bisnis adalah dengan mempelajari pengalaman dari orang tua, saudara, dan mencari informasi seperti bertanya kepada teman, membaca buku dan artikel-artikel online, serta 7 narasumber menyatakan mengetahui bisnis dari pengalaman kerja.

2. Produk

Tabel 8 Merk Produk yang Banyak Dijual di Plaza Orion

Tabel di atas menunjukkan merk produk yang paling banyak dijual di Plaza Orion. Alasan pengus aha memilih menjual produk-produk dengan merk di atas adalah :

1. Produk sudah dikenal konsumen. 2. Produk dengan merk di atas paling laku.

3. Produk dengan merk di atas banyak dicari dan biasa dipakai.

Hal ini menunjukkan merk produk menjadi salah satu faktor pendorong keberhasilan bisnis di Plaza Orion.

3.Modal

Tabel 9 Perkiraan Modal

Jenis Usaha Modal

Aksesoris komputer 250 - 300 juta

Laptop/ komputer 450 - 600 juta

CCTV 450 - 600 juta

Elektronik rumah tangga 550 - 700 juta

Playstation, games 200 - 350 juta

Aksesoris Komputer Laptop dan Komputer Playstation dan Games Elektronik Rumah Tangga Alat Medis Logitech V-gen TP Link Tenda Sandisk HP Canon Asus Toshiba Lenovo HP ACER Playstation Sony PSP LG Samsung Sharp Panasonic Toshiba Omron TFA

(12)

5

Tabel 10 Sumber Modal

Modal Jumlah %

Tabungan pribadi dan orang tua 2 15.38

Uang orang tua 5 38.46

Usaha merupakan warisan orang tua 1 7.69

Pinjaman teman dan tabungan pribadi 1 7.69

Pinjaman saudara 2 15.38

Pinjaman bank 1 7.69

Lain-lain 1 7.69

Jumlah 13 100

Dari tabel di atas hasil analisis 13 narasumber menyatakan bahwa selain pengusaha alat medis, pengusaha lainnya memiliki perkiraan modal di atas 200 juta.

Perolehan modal dari seorang pengusaha bisa bermacam-macam sumbernya mulai dari orang tua hingga pinjaman bank. Tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas pengusaha di Plaza Orion mendapatkan modal dari orang tua, yaitu sebanyak 38.46%. Sebanyak 7.69% narasumber yang meminjam uang dari bank mengaku sudah tidak mengingat berapa besar pinjaman dan bunganya. Sebanyak 7.69% narasumber menolak memberitahukan sumber modal.

Tabel 11 Mengalami Kendala Modal

Jumlah %

Ya 13 100

Tidak 0 0

Total 13 100

Dari tabel 11 di atas dapat diketahui pengusaha yang mengalami kekurangan modal sebesar 100%. Narasumber menyatakan kekurangan modal dapat menghambat kemajuan usaha. Hal ini membuktikan kekurangan modal menjadi penghambat keberhasilan bisnis di Plaza Orion.

4.Manajemen

Tabel 1 Faktor Manajemen yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Manajemen Keuangan Manajemen Pemasaran Manajemen Strategi Mengembangkan Bisnis Bersaing

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Ya 12 92.30 10 76.92 13 100 13 100

Tidak 1 7.70 3 23.08 0 0 0 0

Total 13 100 13 100 13 100 13 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa mayoritas pengusaha di Plaza Orion melakukan manajemen keuangan, manajemen pemasaran dan manejemen strategi.

Pengusaha di Plaza Orion juga memiliki strategi dalam menjalankan usahanya, misalnya memberikan harga lebih murah dibandingkan pesaing atau memberikan berbagai macam bonus bagi pembeli yang datang berbelanja.

(13)

6

Tabel 13 Hubungan Manajemen Keuangan Dengan Jumlah Omzet Per Bulan

Manajemen keuangan biasanya dilakukan dengan membuat pembukuan atau pencatatan pemasukan dan pengeluaran uang secara sederhana. Meskipun demikian, ada 1 narasumber yang tidak melakukan manajemen keuangan. Adapun besar omzet yang ia peroleh setiap bulan adalah 60 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan 12 narasumber lain yang melakukan manajemen keuangan, omzet yang di dapat adalah cukup besar. Hal ini membuktikan manajemen keuangan tidak berpengaruh terhadap jumlah omzet yang di dapat per bulan.

Tabel 14 Hubungan Manajemen Pemasaran Dengan Jumlah Omzet Per Bulan

Dari tabel di atas diketahui bahwa pengusaha yang melakukan manajemen pemasaran memiliki omzet lebih tinggi daripada yang tidak melakukan manajemen pemasaran. Hal ini membuktikan bahwa manajemen pemasaran merupakan faktor pendorong keberhasilan bisnis di Plaza Orion. Faktor Eksternal

Lokasi

Tabel 15 Alasan Pemilihan Lokasi Usaha

Jumlah %

Terkenal sebagai pusat elektronik 12 92.30

Mengikuti teman 1 7.7

Total 13 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa 82.30% narasumber memilih membuka usaha di Glodok disebabkan karena Glodok terkenal sebagai pusat elektronik. Narasumber menyatakan bahwa masyarakat Jakarta akan ke Glodok apabila ingin membeli barang elektronik sehingga Glodok selalu ramai pengunjung. Hal ini membuktikan bahwa manajemen pemasaran merupakan faktor pendorong keberhasilan bisnis di Plaza Orion.

Strategi yang Digunakan dalam Mengatasi Masalah Bisnis

Tabel 16 Cara Mengatasi Kendala Modal

Cara mengatasi kendala modal yang dilakukan oleh narasumber adalah dengan meminjam kepada anggota keluarga (61.54%) dan mengambil barang dulu dari distributor, setelah terjual baru dibayar (15.38%).

Omzet yang Melakukan

Omzet yang Tidak Melakukan Rata-rata omzet 12 narasumber 65.600.000 Rata-rata omzet 1 narasumber 60.000.000 Omzet yang Melakukan

Omzet yang Tidak Melakukan Rata-rata omzet 10 narasumber 67.700.000 Rata-rata omzet 3 narasumber 56.600.000 Jumlah %

Pinjam dana kepada keluarga 8 61.54

Pinjam dana kepada teman 1 7.69

Pinjam dana kepada keluarga dan bank 1 7.69

Hutang barang dengan distributor 2 15.38

Menghabiskan stok lama 1 7.69

(14)

7

Tabel 17 Cara Mengatur Keuangan

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas pengusaha di Plaza Orion membuat pembukuan sederhana untuk mengatur keuangan. Berdasarkan hasil wawancara, pengusaha menganggap pembukuan sederhana sangat penting untuk melihat ke mana arah perputaran uang, mengetahui jumlah omzet dan laba setiap tahun.

Tabel 18 Cara Memasarkan Barang

Cara Memasarkan Barang Jumlah %

Iklan 5 50

Blackberry Group 1 10

Online 3 30

Kirim keluar kota 1 10

Total 10 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas pengusaha di Plaza Orion melakukan manajemen pemasaran dengan cara iklan. Bentuk iklan yang sering digunakan adalah brosur dan promosi. Promosi dilakukan dengan cara menawarkan barang-barang kepada pembeli yang sedang berlalu-lalang dan menanyakan apabila pembeli sedang mencari atau ingin membeli barang tertentu, promosi dari teman ke teman menggunakan kartu nama, bahkan memasang banner nama toko beserta barang-barang yang dijualnya dengan warna menarik atau memasang lampu-lampu LED berwarna-warni sehingga pembeli tertarik untuk masuk melihat-lihat ke dalam toko.

Tabel 19 Strategi Pengembangan Usaha

Strategi Pengembangan Usaha Jumlah %

Memberikan harga kompetitif 6 46.16

Segi produk 2 15.38

Menjaga kepercayaan pelanggan 2 15.38

Ramah terhadap pelanggan 2 15.38

Manajemen keuangan 1 7.7

Total 13 100

Tabel 20 Strategi Menghadapi Persaingan

Strategi Menghadapi Persaingan Jumlah %

Menjaga langganan 3 23.08

Memberikan harga kompetitif 7 53.85

Menyediakan barang lebih lengkap 1 7.69

Membuat jaringan usaha 1 7.69

Lain-lain 1 7.69

Total 13 100

Tabel 20 menunjukkan bahwa pengusaha melakukan berbagai strategi dalam menghadapi persaingan bisnis, yaitu dengan menjaga langganan, memberikan harga yang kompetitif, menyediakan barang yang lebih lengkap, dan membuat jaringan usaha. Strategi memberikan harga yang kompetitif dilakukan dengan cara memberikan diskon atau bonus. Contoh: pengusaha laptop / komputer memberikan bonus berupa mouse, mousepad, dan lain-lain untuk pembeli yang datang berbelanja ke

Cara Mengatur Keuangan Jumlah %

Membuat laporan keuangan 2 16.67

Membuat pembukuan manual 9 75

Memisahkan keuangan pribadi dan usaha 1 8.33

(15)

8

tertentu, namun mereka tidak memiliki barang tersebut, maka mereka tidak langsung mengatakan mereka tidak memilikinya, namun akan mencari di toko lain. Ketika menemukan barang yang diinginkan, mereka menjual barang tersebut ke pembeli dengan mengambil untung lalu membayar sesuai dengan harga barang yang tadi dibeli. Setiap toko juga memiliki buku daftar telepon toko-toko lain yang akan digunakan apabila ia membutuhkan suatu barang. Contoh: seorang pembeli datang ke toko ingin mencari laptop Asus VivoBook S400CA-UH51 di toko A, pengusaha toko tidak memiliki tipe tersebut, maka ia akan menghubungi toko lain. Apabila toko lain mempunyai barang yang diinginkan oleh pembeli, maka pengusaha tersebut akan membeli barang itu dan menjualnya kepada pembeli. Pengusaha tersebut akan mengambil laba dari barang yang dijual. Hal ini membuat barang pesaing laku terjual dan pengusaha tersebut juga mendapatkan untung.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis yang telah dilakukan di atas, penulis menyimpulkan bahwa faktor pendorong keberhasilan bisnis etnis Tionghoa di Plaza Orion dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan bisnis pengusaha Plaza Orion adalah faktor karateristik pengusaha: (tipe kepemimpinan otokratis, pengalaman dan pengetahuan bisnis), merk produk, modal dan faktor manajemen. Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan bisnis pengusaha Plaza Orion adalah faktor lokasi. Faktor pendorong keberhasilan bisnis adalah faktor karateristik pengusaha, pengetahuan bisnis, merk produk, modal dan faktor manajemen. Faktor penghambat keberhasilan bisnis pengusaha di Glodok adalah faktor kurangnya midal dan pengethauan bisnis. Strategi yang digunakan pengusaha untuk mengatasi masalah kurangnya modal adalah meminjam uang kepada saudara dan hutang barang dengan distributor. Strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah kurangnya pengalaman bisnis adalah dengan belajar dari pengalaman orang tua atau pengusaha lainnya. Dari kesimpulan di atas, saran penulis bagi calon pengusaha adalah calon pengusaha dapat belajar dari strategi yang digunakan pengusaha etnis Tionghoa di Plaza Orion dalam menghadapi masalah bisnis sehingga dapat mencapai keberhasilan bisnis.

REFERENSI

常智蕾. 科技型小微企业成长期成功关键 [D].南宁:广西大学,2014. 花明、程蕾.改革与战略[D].浙江:浙江工商职业技术学院经管学院,2009. 莫寰、邹艳春. 新编管理学 [M].北京:清华大学出版社,2005. 王子雄.中国民营企业失败原因分析 [M].北京:中国工人出版社出版发行,2004. 叶 志 桂 、 颜 光 华 . 小 企 业 成 功 因 素 研 究 ( 中 央 财 经 大 学 学 报 )[J]. 上 海 : 上 海 财 经 大 学,2004,(10):57-61.

Amstrong, Gary., Philip Kotler. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga. Ann, W. S. (2007). Rahasia Bisnis Orang China. Jakarta: Hikmah.

Brigham, Houston. (2011).Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Buchari, Alma. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta. Daft, Richard L. (2007). Manajemen Edisi 1. Jakarta : Salemba Empat.

Indriyatni, Lies. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil. Jurnal STIE Semarang, Vol.5, No.1, pp. 54-70.

Ie Mie., Eni Visantia. (2013). Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Pemilik Toko Pakaian di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta. Jurnal Manajemen, Vol.1, No.1, pp. 1-14.

Iskandar, Dadang Ishak. (2011). Modul Kuliah Manajemen Strategi. Lampung: STIE Ratula Kotabumi. Kambali Khi, Asep. 10 Mei (2011). Menelusuri Jejak Tionghoa di Jakarta. Kompasiana, diakses dari

http://www.kompasiana.com/asepkambali/menelusuri-jejak-tionghoa-di-jakarta_5500c432813311c91dfa7e9c

Ukas, Maman. (2004). Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi Cetakan Ketiga. Bandung : Agnini. Pudhi Devanti, Agnytia. (2013). UKM Indonesia vs Pedagang Tionghoa di Indonesia. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Taan, Hapsawati. (2010). Peran Riset Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan Manajemen. Jurnal Manajemen dan Akuntasi, Vol.11, No.2, pp 89-97.

Widodo, N. (2009). Kepemimpinan dalam Kewirausahaan. Madura: Universitas Trinojoyo Madura. Yoe Tjwan, Liem. (2009). Mengikuti Jejak Bisnis Menggiurkan Orang Tionghoa [M]. Jakarta: TransMedia Pustaka.

Yuania Anugrahani, Binita. (2014). Pemaknaan Etnis Tionghoa Dalam Mengaktualisasikan Nilai Leluhur Pada Bisnis Perdagangan. Kediri: Universitas Brawijaya.

(16)

9

RIWAYAT PENULIS

Lina lahir di Tangerang pada tanggal 29 Juni 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 Universitas Bina Nusantata dalam bidang jurusan Sastra China pada tahun 2015 dan menamatkan pendidikan SMA di SMAK Kalam Kudus II pada tahun 2011.

Maria Vianty Bun lahir di Sungailiat pada tanggal 15 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 Universitas Bina Nusantata dalam bidang jurusan Sastra China pada tahun 2015 dan menamatkan pendidikan SMK di SMK Negeri 1 Sungailiat pada tahun 2011.

Andyni Khosasih, S.E., B.A., M.Lit. lahir di Medan pada tanggal 16 Januari 1979. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Surabaya (Akuntansi) dan Huaqiao University Jurusan Sastra China. Tahun 2012 lulus S2 dari Huaqiao University dengan major Modern and Contemporary Chinese Literature.

Gambar

Tabel  1 Tipe Kepemimpinan
Tabel  4 Pengalaman Bisnis Sebelum Menjalankan Usaha
Tabel  6 Memiliki Pengetahuan Bisnis
Tabel  10 Sumber Modal
+2

Referensi

Dokumen terkait

The latter sense is a way of healing available to borrowers,which could not pay its obligations (insolvent). Based on the above theories, it can be concluded that the

cara lain bila aktiva tersebut sudah tidak digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi saat menjual atau menukar

Metode pengumpulan data dengan kuesioner atau angket merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

Sebuah Blok yang terbentuk untuk melawan kekuatan Blok yang telah dominan dan berada dilingkaran pemerintahan Negara (biasanya diisi oleh para pemilik modal atau

Gangguan tidur ini dapat berupa SDB ( sleep disordered breathing ), DMS ( difficulties maintaining sleep ) dan EDS ( excessive daytime sleepiness ) lebih sering

Deklarasi Kairo tentang Hak Asasi Manusia dalam Islam merupakan deklarasi dari negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam di Kairo pada tahun 1990 yang memberikan gambaran

Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015 karena perusahaan manufaktur memiliki kontribusi yang

aset tidak berwujud dengan komponen modal manusia, modal inovasi, modal pelanggan, keunggulan bersaing dan kinerja keuangan pada usaha komoditas Sapi, Jagung dan