• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN PADA ANAK DI TK ISLAM AL-KAUTSAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN PADA ANAK DI TK ISLAM AL-KAUTSAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN

PADA ANAK DI TK ISLAM AL-KAUTSAR

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH : TRI WIRAWATI

F54008021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

(2)

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN

PADA ANAK DI TK ISLAM AL-KAUTSAR

TRI WIRAWATI F54008021 Disetujui Oleh, Pembimbing I Pembimbing II Dr. M. Syukri Halida M. Pd. NIP. 19580501986031004 NIP. 197404222006042001 Disahkan,

Dekan Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dr. Aswandi Dr. M. Syukri

(3)

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK

DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN

PADA ANAK DI TK ISLAM AL-KAUTSAR

Tri Wirawati, M. Syukri dan Halida

PG. PAUD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

email: three_frezzzeee@yahoo.com

Abstract: This study entitled "Analysis of Thematic Learning Implementation in

Developing Independence Children In Islam Al-Kautsar Kindergarten" This study aims to reveal the implementation of thematic learning to develop independence children aged 5-6 years in kindergarten Islam Al-Kautsar Pontianak. The research method is used: a qualitative descriptive aproach. The results showed that: The planning of learning refers to the Ministerial Regulation No.58 of 2009, RKM, RKH, a collection of indicators, center guide, the annual program of activities, parents and teachers, and the results meeting. The learning methods are used by teachers are: storytelling, conversation, demonstrations, giving assignments, projects, and field trips. The media are used: namely books, television, games, thrift, blackboards, etc. The constraints faced by teachers are: lack of time, the media, and parents co-operation.

Abstrak: Penelitian ini berjudul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Dalam Mengembangkan Kemandirian Pada Anak Di TK Islam Al-Kautsar” Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kemandirian pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Kautsar Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah: deskriptif bentuk kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Perencanaan pembelajaran mengacu pada Peraturan Menteri No.58 Tahun 2009, RKM, RKH, kumpulan indikator, panduan sentra, program kegiatan tahunan, panduan orang tua dan guru, dan hasil raker. Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah; bercerita, bercakap-cakap, demonstrasi, pemberian tugas, proyek, dan karya wisata. Media pembelajaran yang digunakan yaitu; buku cerita, televisi, alat permainan, barang bekas, papan tulis, dan sebagainya. Kendala yang dihadapi guru adalah; terbatasnya waktu, media, dan kerja sama orang tua.

(4)

Pengalaman anak pada tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah ia akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya. Maka mengembangkan kemandirian sangat perlu dilakukan pada anak usia dini sehingga kelak ia mampu untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Semua orang tua tentunya menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang mandiri. Namun tidak semua keinginan tersebut bisa terwujud. Jika kita jeli mengamati anak-anak bahkan remaja saat ini masih banyak yang belum bisa mandiri dan bergantung pada orang tua, guru, atau teman untuk beragam keperluan.

Pengertian kemandirian menurut Desmita (2010:102) adalah, “Kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan”. Pengembangan kemandirian anak diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidupnya melalui kegiatan yang konkrit dan dekat dengan kehidupan anak sehari-hari. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru sangat berperan dalam mengembangkan kemandirian anak sejak dini.

Guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran hendaknya mampu mengembangkan pola interaksi antara berbagai pihak yang terlibat dalam pembelajaran serta mampu merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk anak sehingga akan berpengaruh terhadap pembelajaran itu sendiri. Selain itu, guru perlu memperhatikan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak TK. Menurut Moeslichatoen (2004: 24), metode pembelajaran yang sesuai dengan karakterisik anak usia TK adalah; “bermain, karya wisata, bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi, proyek, pemberian tugas”. Selain itu guru juga perlu memperhatikan media pembelajaran yang akan ia gunakan. Trianto (2007:45) menyatakan, “Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dimulai dengan menentukan tema tertentu.” Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena anak melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Pembelajaran tematik sangat tepat diimplementasikan dalam pembelajaran untuk anak usia dini karena dengan pemilihan tema-tema tersebut dapat membangun pengetahuan dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kemandirian pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Kautsar Pontianak, yang meliputi perencanaan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, serta kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik untuk mengembangkan kemandirian pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Kautsar Pontianak.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln, dalam (Putra & Lestari 2012:66) menguraikan, penelitian kualitatif memfokuskan perhatian terhadap suatu masalah dengan beragam metode, yang mencakup pendekatan interpretatif dan naturalistik

(5)

terhadap subjek kajiannya. Hal ini berarti bahwa peneliti kualitatif mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya, yang berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya.

Bertitik tolak pada pengertian di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini sesuai dengan masalah yang akan diteliti, yaitu untuk mengungkapkan fenomena dan fakta tentang pembelajaran tematik dalam mengembangkan kemandirian pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Kautsar Pontianak.

Subyek dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di kelompok B1 TK Islam Al-Kautsar Pontianak.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain; (1) Teknik Komunikasi langsung. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara, yakni alat pengumpul data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada sumber data, dalam penelitian ini adalah guru kelas B1. (2) Teknik Observasi Langsung. Alat yang digunakan adalah daftar pedoman observasi dan catatan lapangan. Daftar pedoman observasi yaitu alat pengumpul data berupa daftar pengamatan secara langsung kepada sumber data yang menjadi pedoman bagi peneliti. Pedoman observasi ini digunakan untuk mengobservasi guru. Catatan Lapangan, yaitu catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian ini. (3) Teknik Studi Dokumenter. Alat yang digunakan adalah data dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui data-data dokumen yang ada pada sekolah yang berhubungan dengan analisis pelaksanaan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kemandirian pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Kautsar Pontianak.

Dalam menganalisis data menurut Miles dan huberman, dalam Sugiyono (2010:337) terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu: pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan conclusion drawing/ verification.

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. .

Display data merupakan proses menampilkan data secara sederhana dalam bentuk kata-kata, kalimat, naratif, tabel, matrik dan grafik dengan maksud agar data yang telah dikumpulkan dikuasai oleh peneliti sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan yang tepat.

Dalam tahap akhir, simpulan tersebut harus dicek kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya ke arah simpulan yang mantap. Mengambil simpulan merupakan proses penarikan intisari dari data-data yang terkumpul dalam bentuk pernyataan kalimat yang tepat dan memiliki data yang jelas. Penarikan simpulan bisa jadi diawali dengan simpulan tentatif yang masih perlu disempurnakan. Setelah data masuk terus-menerus dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannnya, akhirnya di dapat simpulan akhir lebih bermakna dan lebih jelas. Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya atau keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif

(6)

atau deduktif. Induktif adalah cara berfikir yang berangkat dari faktor-faktor khusus atau peristiwa yang kongkrit, kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat umum.

Demikian pekerjaan mengumpulkan data bagi penelitian kualitatif harus langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, mengklasifkasi, mereduksi dan menyajikan data serta menarik kesimpulan sebagai analisis data kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian di TK Islam Al-Kautsar Pontianak yang mencakup tentang pembelajaran tematik dalam mengembangkan kemandirian pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Kautsar Pontianak.

Acuan pembelajaran tematik yang digunakan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran adalah Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, RKM, RKH, kumpulan indikator standar minimal Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009 yang dibuat dari Diknas, panduan sentra yang didapat dari Istiqlal, program kegiatan tahunan sekolah, panduan orang tua dan guru, hasil raker (rapat kerja) yang dibuat oleh guru dan kepala sekolah yang membahas tentang pemecahan tema selama satu semester. Acuan itu digunakan untuk memudahkan penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga menunjang ketercapaian program yang optimal dengan langkah-langkah pertama-tama adalah melihat acuan tersebut. Kemudian memilih indikator yang cocok dengan kegiatan di tema yang akan disampaikan oleh guru. Barulah kemudian disusun perencanaan pembelajaran persemester, perbulan, perminggu (RKM) baru kemudian ke RKH.

Semua tema dapat digunakan untuk mengembangkan kemandirian anak. Tema pembelajaran dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan anak baru kemudian ke tema yang terjauh dengan anak. Pemecahan tema menjadi sub-sub tema, dilakukan guru dengan mengadakan raker (rapat kerja) yang dibuat oleh guru dan kepala sekolah yang membahas tentang pemecahan tema selama satu semester.

Komponen pembelajaran tematik antara lain sumber belajar, alat, guru dan anak. Sumber belajar berupa; pesan, bahan (material/media), peralatan, teknik/metode. Alat yang digunakan dalam pembelajaran berupa alat penilaian pembelajaran seperti observasi, percakapan, dan hasil karya anak. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suhaenah Suparno, dalam (Eliyawati 2005:27) yang mengatakan bahwa sumber belajar adalah “Manusia, bahan, kejadian, peristiwa, setting, teknik, yang membangun kondisi yang memberikan kemudahan bagi anak didik untuk belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Oleh sebab itu pemilihan sumber belajar yang tepat akan mendukung proses pembelajaran.

Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan suatu kegiatan. Setiap guru TK akan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran tematik untuk mengembangkan kemandirian anak beragam, antara lain; bermain, bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi, pemberian tugas, proyek, dan karya wisata. Metode-metode tersebut tepat digunakan untuk pembelajaran pada anak

(7)

usia dini. Seperti halnya yang dikatakan oleh Moeslihatoen (2004:24) bahwa metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK antara lain adalah; “Bermain, karyawisata, bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi, proyek, pemberian tugas.” Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru juga melatih kemandirian anak dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk berlatih menyelesaikan permasalahan kehidupan seharai-hari anak secara mandiri seperti melepas dan memasang sepatu sendiri, menyimpan sepatu ke rak sepatu, melaksanakan jurnal pagi, dan melaksanakan toilet training. Metode-metode tersebut tepat digunakan karena sesuai dengan perkembangan anak.

Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka diperlukan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan guru juga beragam, diantaranya; buku cerita bergambar, televisi, tape recorder, gambar, papan tulis, barang-barang bekas, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran anak, guru menggunakan media visual, media audio, dan media audio visual. Dengan demikian, hal tersebut sejalan pula dengan pendapat Eliyawati (2005:113) yang mengungkapkan bahwa media pembelajaran dibagi menjadi 3 yakni “Media visual, media audio, media audio visual”. Penggunaan media pembelajaran dapat mendukung pembelajaran sehingga tujuan pebelajaran pun tercapai. Kreativitas guru sangat diperlukan dalam mengembangkan media yang digunakan dalam pembelajaran. Berbagai barang bekas telah berhasil didaur ulang oleh guru menjadi alat permainan yang menarik. Misalnya botol bekas air mineral berhasil dimanfaatkan dan didaur ulang menjadi permainan bowling. Anak-anak terlihat antusias apabila guru menggunakan media pembelajaran yang menarik.

Pengembangan kemandirian anak diperlukan peran serta berbagai pihak. Dalam mengembangkan kemandirian anak, diperlukan keterlibatan guru, orang tua, dan anak. Hal ini berhubungan dengan pendapat yang diutarakan oleh Aunilah (2011:155) bahwa “Peran orang tua dalam membentuk karakter sekaligus menanamkan nilai-nilai pendidikan merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Yulia (2010:14) bahwa “Anak perlu dukungan, seperti sikap positif dari orang tua atau pendidik dan latihan-latihan keterampilan menuju kemandiriannya”. Senada dengan pendapat tersebut, maka orang tua ikut andil dalam perkembangan kemandirian anaknya. Oleh sebab itu perlu adanya kerjasama antara guru dan orang tua dalam pendidikan anak.

Pada pelaksanaan pembelajaran ini guru mengalami kendala yakni terkait dengan kurangnya waktu pembelajaran dan terbatasnya media yang tersedia, serta kurangnya kerja sama orang tua dengan guru. Cara guru mengatasi masalah tersebut yakni membuat berbagai media dari barang-barang bekas sehingga banyak media dan alat permainan yang tercipta untuk mendukung proses pembelajaran. Guru juga mengadakan tukar pendapat dan memberi pengertian kepada orang tua agar dapat bersikap tegas kepada anak dan memberi kepercayaan dan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan aktivitasnya sehari-hari sehingga anak berlatih untuk mandiri. Dengan demikian kendala tersebut pun dapat diatasi.

(8)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Menyusun perencanaan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kemandirian pada anak dapat dilaksanakan dalam berbagai tema. Perencanaan pembelajaran dilakukan guru dengan mengacu pada Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, RKM, RKH, kumpulan indikator standar minimal Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009 yang dibuat dari Diknas, panduan sentra yang didapat dari Istiqlal, program kegiatan tahunan sekolah, panduan orang tua dan guru, hasil raker (rapat kerja) yang dibuat oleh guru dan kepala sekolah yang membahas tentang pemecahan tema selama satu semester. Acuan itu digunakan untuk memudahkan penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga menunjang ketercapaian program yang optimal dengan langkah-langkah pertama-tama adalah melihat acuan tersebut. Kemudian memilih indikator yang cocok dengan kegiatan di tema yang akan disampaikan oleh guru. Barulah kemudian disusun perencanaan pembelajaran persemester, perbulan, perminggu (RKM) baru kemudian ke RKH.

Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran tematik untuk mengembangkan kemandirian pada anak antara lain metode; bercerita, bercakap-cakap, demonstrasi, pemberian tugas, proyek, dan karya wisata.

Media pembelajaran sangat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang digunakan guru antara lain; buku cerita bergambar, televisi, berbagai alat permainan, barang bekas, papan tulis, dan sebagainya.

Kendala yang dihadapi guru yakni terbatasnya waktu pembelajaran, terbatasnya media pembelajaran yang tersedia, dan kurangnya kerja sama orang tua dengan guru/sekolah. Cara guru untuk mengatasi kendala tersebut adalah menciptakan alat permainan dan media pembelajaran dari barang-barang bekas. Guru juga mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada orang tua untuk melatih kemandirian anak.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran yaitu (1) Pihak sekolah yakni dewan guru dan kepala sekolah perlu mengadakan pertemuan dengan orang tua pada saat hendak masuk tahun ajaran baru yang membahas tentang aturan dan perkembangan anak usia dini sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tercipta stimulasi sinergis antara guru, sekolah, dan orang tua. Tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas dalam pelaksanaan pertemuan komite sekolah tentunya perlu diperhatikan, (2) Kurangnya media pembelajaran dapat diatasi dengan cara memaksimalkan kreativitas guru dalam memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitarnya. Guru dapat melaksanakan pertemuan antar guru sebagai wadah untuk tukar pendapat dan pengalaman dalam membuat media dari berbagai bahan bekas dan alam, (3) Apabila terdapat kendala dalam pelaksanaan pembelajaran maka guru dapat membahasnya dalam Raker dan mengatasi kendala tersebut bersama-sama, (4) Ketegasan akan aturan dan tata tertib sekolah hendaknya lebih diperhatikan, baik tata tertib murid maupun tata tertib di dalam kelas. Sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak mengalami hambatan.

(9)

DAFTAR RUJUKAN

Aunillah, Nurla Isna. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di

Sekolah. Jogjakarta: LAKSANA.

Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMEN) No. 58

Tahun 2009. Jakarta: Depdiknas.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Eliyawati, Cucu. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk

Anak Usia Dini. Jakarta:Depdiknas.

Moeslichatoen . (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Putra, Nusa & Lestari, Ninin Dwi. (2012). Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Yulia, Hefvin. (2010). Upaya Meningkatkan Kemandirian Siswa Melalui Metode

demonstrasi Di Taman Kanak-Kanak Bina Sari Pontianak. Pontianak:

Referensi

Dokumen terkait

SMK Sudirman Sudirman Semarang Semarang adalah adalah sekolah menengah kejuruan dalam sekolah menengah kejuruan dalam bidang bidang keahlian Multimedia, dan Tata

Adapun tujuan penelitian ini adalah mencari kondisi yang sesuai untuk menumbuhkan kalus dari daun Vitex trifolia yang meliputi : pemilihan cara sterilisasi yang

bahwa kewajiban pengusaha merupakan hak pekerja/buruh, dan sebaliknya kewajiban pekerja- /buruh adalah hak pengusaha. Untuk itu jika terjadi pelanggaran kewajiban yang

Berdasar jenis-jenis adapter yang disajikan di atas, dikenal pula beberapa jenis layar tampilan untuk bisa dipakai bersama-sama dengan salah satu dari adapter tampilan di atas.

Pelaksanaan Program Bantuan Ternak Kambing K2I di Desa Bandar Sungai Program Kemiskinan, Kebodohan dan Infrastruktur atau yang lebih dikenal dengan K2I adalah program yang

Hal ini juga berarti bahwa Rumah sakit Muhammadiyah Malang memiliki pemimpin yang etis dengan dapat menciptakan efektifitas kepimpinan dengan menginspirasi,

Penelitian ini bertujuan untuk mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan program pengembangan diri pada SMP Negeri di Kecamatan Negara. Studi evaluasi ini

Curriculumak Haur Hezkuntzako helburuak zehazten baditu ere, ikastetxe bakoitzean egiten diren jarduerak oso ezberdinak izaten dira. Gehienetan ikastetxeak bere