A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Sarinah adalah pusat perbelanjaan setinggi 74 meter dan 15 lantai yang terletak di Menteng, Jakarta.Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1963 dan diresmikan pada tahun 1967 oleh Soekarno.Sarinah adalah pusat perbelanjaan pertama di Indonesia dan juga pencakar langit pertama di Jakarta. Nama Sarinah berasal dari nama pengasuh Soekarno pada masa kecil dan pertama digagas oleh Soekarno, menyusul lawatannya ke sejumlah negara yang sudah lebih dulu memiliki pusat belanja modern. Hal ini juga dimaksudkan Soekarno untuk membuat pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan rakyat mendapatkan barang-barang murah tetapi dengan mutu yang bagus.
B. Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT.Sarinah (PERSERO).Berdasarkan dari data 47 responden yang juga sebagai karyawan, melalui daftar pertanyaan yang disebarkan didapat data mengenai usia, jenis kelamin dan pendidikan terakhir. Pengelompokkan ini dengan maksud sebagai berikut :
1) Dapat secara jelas menggambarkan responden secara utuh mulai dari usia,
2) Sebagai argumentasi pendukung dalam pengambilan keputusan peneliti. Gambaran umum responden tersebut dikelompokkan menjadi :
1. Usia
Dalam mengelompokkan respoden berdasarkan usia, peneliti menemukan berbagai macam kelompok usia. Seperti yang terlihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1
Responden PenelitianBerdasarkan Kelompok Usia
Frequency Percent Percent Valid Cumulative Percent
Valid 1 27 57.4 57.4 57.4
2 20 42.6 42.6 100.0
Total 47 100.0 100.0
Sumber : Data Penelitian Diolah (2016)
Dari total keseluruhan responden, didapatkan data bahwa responden dengan usia 18-25 tahun ada 27 orang, responden dengan usia lebih 26-35 tahun sebanyak 18 orangatau sebesar 57,4%, karyawan dari usia tersebut didominasi oleh seseorang yang masih menjalankan studi, dan responden dengan usia lebih dari 35 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 42,6%, dimana rata-rata pada usia tersebut karyawan didominasi oleh seorang istri/ibu rumah tangga.
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Dari data yang telah dikumpulkan oleh peneliti menunjukkan bahwa jumlah seluruh responden adalah 47 orang. Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang atau sebesar 36,2%dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang atau 63,8%, dimana sebagian dari perempuan tersebut adalah seorang istri/ibu rumah tangga.
3. Pendidikan Terakhir
Dalam mengelompokkan responden berdasarkan tingkat pendidikan, peneliti mengelompokkan berbagai macam tingkat pendidikan seperti yang terdapat dalam tabel berikut :
Tabel 4.3
Responden PenelitianBerdasarkan Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Percent Valid Cumulative Percent
Valid 1 40 85.1 85.1 85.1
2 7 14.9 14.9 100.0
Total 47 100.0 100.0
Sumber : Data Penelitian Diolah (2016)
Dari data yang telah dikumpulkan oleh peneliti menunjukkan bahwa jumlah seluruh responden adalah 47 orang. Responden dengan pendidikan sekolah menengah atas sebanyak 40 orang atau sebesar 85,1%, dan responden dengan pendidikan sarjana sebanyak 7 orang atau setara dengan 14,9%. Maka dari presentase tersebut jelas terlihat bahwa sebagian besar karyawan sampai pada tingkat pendidikan sekolah menengah atas yang sebesar 85,1%.
C. Deskripsi Jawaban Responden 1. Variabel Work Family Conflict
Tabel 4.4
Deskripsi Jawaban Responden Variabel Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
WFC1 47 3 5 3,89 0,598 WFC2 47 3 5 3,96 0,509 WFC3 47 3 5 3,87 0,612 WFC4 47 3 5 3,87 0,612 WFC5 47 3 5 3,89 0,598 WFC6 47 3 5 3,94 0,323 WFC7 47 3 5 3,96 0,509 WFC8 47 2 4 3,40 0,614 WFC9 47 3 5 3,91 0,503 Valid N (listwise) 47
WFC (Work Family Conf;ict)
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari jawaban seluruh responden menunjukkan indikator WFC8 sebesar 3,40 yang memiliki rata-rata terendah dimana yakni pernyataannya mengenai keluarga merasa tidak mendapat dukungan karena kesibukan yang dijalani. Dimana kurang dari angka 4 dan terendah dari indikator lainnya.
2. Variabel Kecerdasan Emosional
Tabel 4.5
Deskripsi Jawaban Responden Variabel Kecerdasan Emosional Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KE1 47 2 5 3,34 1,048 KE2 47 3 5 3,89 0,598 KE3 47 2 5 3,83 0,637 KE4 47 3 5 3,87 0,612 KE5 47 3 5 3,96 0,550 KE6 47 2 5 3,74 0,736 KE7 47 2 5 3,79 0,690 Valid N (listwise) 47 KE (Kecerdasan Emosional)
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari jawaban seluruh responden menunjukkan indikator KE1 sebesar 3,34 merupakan indikator paling rendah. yang memiliki rata-rata terendah dimana yakni pernyataannya mengenai mampu mengelola emosi diri sendiri menjadi inikator dengan nilai kurang dari 4 dan terendah diantara indikator lainnya.
3. Variabel Kinerja Karyawan
Tabel 4.6
Deskripsi Jawaban Responden Variabel Kinerja Karyawan Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KK1 47 3 5 3,77 0,560 KK2 47 2 5 3,83 0,702 KK3 47 3 5 3,87 0,612 KK4 47 3 5 3,77 0,520 KK5 47 3 5 3,64 0,529 KK6 47 1 5 3,79 0,657 KK7 47 3 5 3,79 0,508 KK8 47 1 5 3,77 0,698 KK9 47 3 5 3,81 0,576 KK10 47 3 5 3,83 0,524 Valid N (listwise) 47 KK (Kinerja Karyawan)
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari jawaban seluruh responden menunjukkan indikator KK5 sebesar 3,64 merupakan indikator paling rendah dimana pernyataan tersebut mengenai perencanaan pembagian waktu kerja dengan baik memiliki nilai kurang dari 4 dan terendah diantara indikator lainnya.
D. Analisis Data 1. Uji Validitas
Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat pertanyaan yang harus dijawab oleh 47 responden. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas diukur dengan cara :Membandingkan nilai r–hitung dengan r-tabel. Jika r-hitung > r-tabel maka item pertanyaan dinyatakan sah atau valid. Dan jika r-hitung < r-tabel , maka item pertanyaan dinyatakan tidak sah atau tidak valid.
a. Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Work Family Conflict Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Work Family Conflict Work Family Conflict
Indikator R Hitung R Tabel Keterangan
WFC1 0,911 0,294 VALID WFC2 0,801 0,294 VALID WFC3 0,817 0,294 VALID WFC4 0,806 0,294 VALID WFC5 0,880 0,294 VALID WFC6 0,388 0,294 VALID WFC7 0,801 0,294 VALID WFC8 0,592 0,294 VALID WFC9 0,301 0,294 VALID
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Berdasarkan Tabel 4.7 untuk uji validitas terhadap pernyataan variabel Work Family Conflictterlihat bahwa hampir semua butir pernyataannya mempunyai nilai r-hitung > r-table 0,294 sehingga dapat disimpulkan semua pernyataan variabel Work Family Conflictdinyatakan valid.
b. Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Kecerdasan Emosional Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional
Indikator R Hitung R Tabel Keterangan
KE1 0,534 0,294 VALID KE2 0,832 0,294 VALID KE3 0,900 0,294 VALID KE4 0,817 0,294 VALID KE5 0,841 0,294 VALID KE6 0,883 0,294 VALID KE7 0,878 0,294 VALID
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Berdasarkan Tabel 4.8 untuk uji validitas terhadap pernyataan variabel Kecerdasan Emosional terlihat bahwa hampir semua butir pernyataannya mempunyai nilai r-hitung > r-table 0,294 sehingga dapat disimpulkan semua pernyataan variabel Kecerdasan Emosional dinyatakan valid.
c. Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Kinerja Karyawan Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan Kinerja Karyawan
Indikator R Hitung R Tabel Keterangan
KK1 0,345 0,294 VALID KK2 0,358 0,294 VALID KK3 0,591 0,294 VALID KK4 0,490 0,294 VALID KK5 0,444 0,294 VALID KK6 0,586 0,294 VALID KK7 0,584 0,294 VALID KK8 0,677 0,294 VALID KK9 0,670 0,294 VALID KK10 0,674 0,294 VALID
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Berdasarkan Tabel 4.9 untuk uji validitas terhadap pernyataan variabel Kinerja Karyawan terlihat bahwa hampir semua butir pernyataannya mempunyai nilai r-hitung > r-table 0,249 sehingga dapat disimpulkan semua pernyataan variabel Kinerja Karyawan dinyatakan valid.
2. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian.Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut.Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi dari jawaban responden atas seluruh pertanyaan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, dan apabila nilai
Cronbach’s Alpha dari variable tersebut > 0,60 (Ghozali, 2011). Hasil pengujian tersebut ditampilkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.10 Hasil Uji Realibilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Work Family Conflict 0,874 Reliabel (Handal)
Kecerdasan Emosional 0,887 Reliabel (Handal)
Kinerja Karyawan 0,727 Reliabel (Handal)
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai Cronbach Alpha di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel, sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa variabel yang digunakan dalam melakukan analisis memenuhi syarat sehingga hasil penelitian tidak bisa. Pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan instrument penguji, yaitu :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan dua model, yaitu :
1) Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada signifikansi,
apabila nilai sig > 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal.
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 47
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.53882269
Most Extreme Differences Absolute .087
Positive .072
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .594
Asymp. Sig. (2-tailed) .872
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov pada tabel diatas diperoleh nilai signifikasi > 0,05 yaitu sebesar 0,872. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh variable terdistribusi secara normal.
2) Normal probability plot merupakan hasil yang menunjukkan penyebaran data yang digambarkan oleh titik-titik pada sumbu diagonal grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya,
jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tersebut tidak berdistribusi secara normal.
Gambar 4.1Uji Normalitas (Histogram)
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Imam Ghozali (2005) pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengtahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya inter korelasi diantara variabel independen dalam suatu penelitian. Menentukan nilai dalam uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat nilai dari tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10. Tabel dibawah ini merupakan hasil pengujian multikolinieritas.
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients
Model Collinearity Statistics
1 (Constant) Tolerance VIF
Work Family Confict 0,993 1,007
Kecerdasan Emosional 0,993 1,007
a. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Berdasarkan Tabel 4.12 hasil pengolahan data uji multikolinieritas terlihat bahwa kedua variable independen menunjukkan nilai tolerance untuk variable work family conflict sebesar 0,993 dan variable kecerdasan emosional sebesar 0,993 lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF untuk variable work family conflict sebesar 1,007 dan nilai untuk kecerdasan emosional sebesar 1,007 kurang dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas anatara variable independen dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah didalam model regresi terdapat ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model regresi dapat diketahui dengan cara melihat dari hasil pegujian pola grafik scatterplot, atau antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (ZREZID). Jika grafik yang diperoleh membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya jika grafik yang diperoleh tidak membentuk pola yang jelas dimana titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.Gambar dibawah ini merupakan hasil dari pengujian heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil output SPSS pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik - titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y. sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini.
a. Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara langsung koefisien regresi atau besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kinerja karyawan (Y) sebagai variabel dependen (terikat), sedangkan beban kerja (X1), konflik pekerjaan dan keluarga (X2).
Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 23,669 4,472 5,293 0,000 WFC 0,537 0,110 0,587 4,878 0,000 KE -0,169 0,100 -0,204 -1,690 0,098
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Berdasarkan hasil output SPSS pada Tabel 4.12 diatas dapat diketahui persamaan regresi linear berganda untuk variable independen (work family conflict dan kecerdasan emosional) terhadap variable dependent (kinerja karyawan) sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Y = 23,669 + 0,537X1 + -0,169X2 Dimana : Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta b1, b2 = Koefisisen Regresi X1 = Work Family Conflict X2 = Kecerdasaan Emosional
Berdasarkan persamaan diatas terlihat nilai koefisien regresi X1 (work family conflict) lebih besar dari pada koefisien regresi X2 (kecerdasan emosional) maka dapat disimpulkan variable work family conflict lebih berpengaruh dari pada variable kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji apakah hasil koefisien regresi yang diperoleh signifikan.Pengujian dilakukan terhadap 2 (dua) variabel independen (bebas), apakah memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen (terikat) baik secara parsial maupun secara simultan.
a. Koefisien Determinasi ( R2 )
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom Adjusted R Square, yang ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,605 0,366 0,338 2,596
a. Predictors : (Constant), Kecerdasan Emosional, Work Family Conflict Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
b. Dependent Variabel: kinerja Karyawan.
Berdasarkan hasil output SPSS dari tabel 4.14. diketahuihasil koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,366 yang artinya 36,6% kinerja karyawan dapat dijelaskan atau dpengaruhi oleh variable work family conflict dan kecerdasan emosional. Sedangkan 63,4% dijelaskan oleh variable lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Sedangkan nilai Standard Error of Estimate (SEE) yang diperoleh sebesar 2,596. Dimana semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
b. Uji Regresi Simultan (uji F)
Uji signifikansi simultan (uji f) digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak. Signifikan yang digunakan adalah 0,05. Jika propabilitas atau signifiaknsi lebih besar dari 0,05, maka
Ho diterima atau Ha ditoalk dan jika propabilitas atau signifikasi lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dimana:
Ho : Work family conflict dan kecerdasan emosional secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karawan. Ha : Work family conflict dan kecerdasan emosional secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karawan.
Tabel 4.15
Hasil Uji Regresi Simultan (Uji F) ANOVA
Model Sum Squares of Df Mean Square F Sig.
1 Regression 171,459 2 85,729 12,722 0,000
Residual 296,499 44 6,739
Total 467,957 46
a. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan
b. Predictors : (Constant), Kecerdasan Emosional, Work Family Conflict Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 4.15 diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 12,722 dengan probabilitas 0,00. Nilai probability p value sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05 (< 0,05). Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen Work Family Conflict dan Kecerdasan Emosional secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
signifikansi (α) yaitu sebesar 5% dapat dilakukan berdasarkan nilai probabilitas, dengan cara :
1) Menentukan nilai probabilitas (ttabel) Tingkat signifikansi (α) sebesar = 5%
a) Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima b) Jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
2) Membandingkan thitung dengan ttabel dengan kriteria sebagai berikut :
a) Jika thitung ≥ ttabel maka hipotesis alternatif (H1) diterima, berarti
variabel bebas (X) secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y).
b) Jika thitung ≤ ttabel maka hipotesis alternatif (H1) ditolak, berarti variabel
bebas (X) secara individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y).
Hasil uji regresi parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi Parsial (Uji t)
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 23,669 4,472 5,293 0,000
WFC 0,537 0,110 0,587 4,878 0,000
KE -0,169 0,100 -0,204 -1,690 0,098
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2017)
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4.15 adalah sebagai berikut :
a. Nilai probabilitas variabel Work Family Conflict (X1) sebesar 0,000 atau lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Maka Ha1 diterima dan Ho ditolak, yang artinya Work Family Conflict (X1) berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Karyawan (Y). Semakin tinggi work family Conflict (X1), maka semakin rendah Kinerja Karyawan (Y).
b. Nilai probabilitas variabel Kecerdasaan Emosional (X2) sebesar 0,098 atau lebih besar dibandingkan dengan 0,05. Maka Ha2 ditolak dan Ho diterima, yang artinya artinya Kecerdasan Emosional(X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
E. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk menguji Work Family Conflict dan Kecerdasan Emosional secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 12,722 dengan probabilitas 0,000 lebih kecil dari pada 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen Work Family Conflict dan Kecerdasan Emosional secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut, maka peneliti memperoleh hasil sebagai berikut :
1) Pengaruh Work Family Conflict terhadap Kinerja Karyawan pada PT. SARINAH (PERSERO).
kinerja kayawan. Hasil penelitian regresi linear menunjukkan koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel independen, semakin besar work family conflict maka semakin tinggi kinerja karyawan, begitupun sebaliknya. Hasil ini bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa work family conflict berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, menurut analisis penulis tidak ada pengaruh ini disebabkan karena ketika mengalami konflik pekerjaan lazimnya hal itu dibicarakan langsung dengan perusahaan tempat kerja, dalam hal ini atasan dan rekan kerja untuk dicari jalan keluarnya. Kebanyakan karyawan saat ini pun dapat membedakan mana masalah pekerjaan dan mana masalah keluarga, sehingga konflik pekerjaan tidak mempengaruhi konflik keluarga. atau dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Christine (2010) Pengaruh Konflik Pekerjaan dan Konflik Keluarga Terhadap Kinerja dengan Konflik Pekerjaan Keluarga Sebagai Intervening Variabel (Studi pada Dual Career Couple di Jabodetabek).
2) Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja karyawan pada PT.
SARINAH (PERSERO).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang sudah di dapat menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Pada penelitian ini kecerdasan emosional memiliki tingkat signifikasi dilihat nilai t hitung pada variable kecerdasan emosional (X2) adalah -1,690 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena thitung ≥ ttabel dan tingkat signifikansi < 0,05 maka
dapat terlihat bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja kayawan. Hasil penelitian regresi linear menunjukkan koefisien
bernilai negative yang artinya semakin tinggi mereka menghadapi kecerdasan emosional yang ada maka semakin rendah kinerja yang diberikan, sehingga dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan yakni dimana kecerdasan emosional yang terdapat pada karyawan disana mereka merasa kesulitan untuk mampu mengelola emosi diri sendiri akan tetapi hal tersebut mengharuskan mereka untuk memotivasi dirinya agar mampu memberikan kinerja yang tetap baik dalam memberikan pelayanan terhada pelanggan atau tamu yang dihadapi atau dapat disimpulkan bahwa Ha2 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Trisnawati (2015), kecerdasan emosional tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.