• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar Riset Operasional 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Ajar Riset Operasional 2"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan Ajar Riset Operasional 2

OLEH

Nurina Yasin, ST,. MT.

UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA

2020

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga setelah melalui proses akhirnya penyusunan bahan ajar Riset Operasional 2 untuk perguruan tinggi ini dapat terselesaikan.

Penyusunan bahan ajar ini berdasarkan rujukan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) di Universitas Gunadarma. Bahan ajar ini nantinya akan digunakan sebagai penunjang perkuliahan mahasiswa Fakultas Ekonomi.

Meskipun bahan ajar ini telah diselesaikan, penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan teguran, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak dan penulis mendo’akan kepada pihak – pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala dan kebaikan, karena sebaik-baiknya pembalas adalah Allah swt.

Depok, April 2020

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 METODE PEMOGRAMAN BULAT 1.1 ALGORITMA PENCABANGAN DAN PEMBATASAN (BANCH DAN BOUND) ... 1

1.2 ALGORITMA CUTTING PLANE ... 5

1.3 ALGORITMA PURE INTEGER ... 6

1.4 ALGORITMA MIXED INTEGER ... 10

BAB 2 METODE JARINGAN 2.1 MINIMUM SPANNING TREE ... 13

2.2 ALIRAN MAKSIMUM ... 14

(4)
(5)

1

BAB 1

PEMOGRAMAN BULAT

TIU:

1. Membekali mahasiswa agar lebih paham dan menguasai teori terkait pemrograman bulat.

2. Membekali mahasiswa agar lebih paham dan dapat mengaplikasikan pemrograman bulat dalam kasus.

TIK:

1. Pentingnya penggunaan pemrograman bulat. 2. Metode penentuan solusi pemrograman bulat

3. Algoritma pencabangan-dan-pembatasan (branch-and-bound) 4. Algoritma cutting-plane.

5. Algoritma fraksional (pure integer) 6. Algoritma campuran.

1.1 ALGORITMA PENCABANGAN-DAN-PEMBATASAN

(BRANCH-AND-BOUND)

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang metode Branch dan Bound, perhatikan contoh masalah berikut :

Solusi optimum kontinyu masalah ini adalah X1 = 8, X2 = 2,26 dan Z = 35,25.

1. Pembatasan ( Bounding )

Solusi ini menunjukkan batas atas awal. Batas bawah adalah solusi yang dibulatkan ke bawah X1 = 8, X2 = 2 dan Z = 34.

Maksimumkan Z = 3 X1 + 5 X2

Dengan syarat 2 X1 + 4 X2 ≤ 25 X1 ≤ 8

2 X2 ≤ 10

(6)

2

Dalam metode Branch dan Bound, masalah itu dibagi ke dalam dua bagian untuk mencari nilai solusi bulat yang mungkin bagi X1 dan X2. Variabel dengan nilai solusi pecah terbesar dipilih. Karena pada solusi ini hanya X2 yang memiliki bagian pecah, ia dipilih. Untuk menghilangkan bagian pecah dari nilai X2 = 2,25,

dua kendala baru dibuat.

2. Pencabangan (Branching)

Kendala-kendala ini mewakili dua bagian baru dari masalah itu. Dua nilai bulat terdekat terhadap 2,25 adalah 2 dan 3. Sehingga diperoleh dua masalah baru melalui dua kendala mutually exclusive, X2 ≤ 2 dan X2 ≥ 3, yang akan diuraikan berikut ini sebagai Bagian A dan B. Kendala-kendala ini secara efektif menghi-langkan semua nilai pecah yang mungkin bagi X2, antara 2 dan 3. Pengaruhnya mereka mengurangi ruang solusi layak sehingga angka solusi bulat yang dievaluasi pada masalah ini makin sedikit.

3. Pengukuran (Fathoming)

Bagian A dan B diselesaikan tanpa pembatasan bilangan bulat dengan metode simpleks. Solusi simpleksnya adalah :

• Bagian A : X1 = 8, X2 = 2 dan Z = 34 • Bagian B : X1 = 6,5, X2 = 3 dan Z = 34,5

(7)

3

1. Pembatasan ( bounding )

Bagian A menghasilkan suatu solusi yang semuanya bulat. Untuk bagian A batas atas dan bawah adalah Z = 34.

Solusi pecah bagian B membenarkan pencarian lebih lanjut karena menghasilkan nilai fungsi tujuan yang lebih besar dari batas atas bagian A. Sangat mungkin bahwa pencarian lebih lanjut dapat menghasilkan suatu solusi yang semuanya bulat dengan nilai fungsi tujuan melebihi batas atas bagian A = 34.

2. Pencabangan (branching)

Bagian B dicabangkan ke dalam dua sub bagian, B1 dan B2, pertama dengan kendala

X1 ≤ 6 dan yang lain dengan X2 ≥ 7.

(3) Pengukuran (fathoming)

Solusi simpleksnya adalah :

• Sub-bagian B1 : X1 = 6, X2 = 3,25 dan Z = 34,25 • Sub-bagian B2 : tidak layak.

(8)

4

1. Pembatasan ( bounding )

Karena sub-bagian B1 menghasilkan nilai fungsi tujuan yang lebih besar dari 34 (batas atas bagian A), maka harus dicabangkan lagi ke dalam dua sub masalah, dengan batas bawah = 34.

2. Pencabangan (branching)

Pada bagian b1 terdapat kendala X2 ≤ 3 dan X2 ≥ 4. Kedua kendala sub masalah diberi nama bagian B1a dan B2b.

3. Pengukuran (fathoming)

Solusi optimum dengan metode simpleks adalah : • Sub-bagian B1a : X1 = 6, X2 = 3 dan Z = 33 • Sub-bagian B1b : X1 = 4,25, X2 = 4 dan Z = 33,5

Kedua solusi itu memiliki batas atas ( Z = 33 dan Z = 33,5) yang lebih

buruk dibanding dengan solusi yang dihasilkan oleh bagian A. Karena itu, solusi

bulat optimum adalah X1 = 8, X2 = 2 dan Z = 34 yang dihasilkan oleh bagian A. Jika pencarian telah diselesaikan, solusi bulat dengan fungsi tujuan tertinggi (dalam masalah maksimasi) dipilih sebagai solusi optimum.

(9)

5

Karena itu dalam prosedur pencabangan dan pencarian, analisa selanjutnya dihentikan jika :

1. Hasil dari sub-problem lebih jelek dibanding dengan batas atas yang sudah diidentifikasi

2. Pencabangan selanjutnya menghasilkan solusi tak layak.

Seluruh prosedur Branch dan Bound untuk contoh yang lalu dapat digambarkan seperti berikut

1.2 ALGORITMA CUTTING PLANE

Menurut Taha (1996), metode Cutting Plane membahas masalah pemrograman linier yang dipecahkan, yaitu dengan mengabaikan kondisi integer. Misalnya, tabel optimal terakhir untuk program linier diketahui. Pilih sembarang baris tabel optimal simpleks yang dalam kolom bi memuat pecahan. Misalkan baris ke-i adalah baris yang terpilih, kemudian pisahkan bi dan aij menjadi bagian yang bulat dan bagian pecah.

Tujuan Instruksional Khusus :

Mahasiswa dapat memahami algoritma metode Cutting-Plane dengan pure dan mixed integer.

(10)

6 VB X1 ... Xi ... Xm W1 ... Wj ... Wn NK Z 0 ... 0 ... 0

c

1 ...

c

j ...

c

n

0 X1 1 ... 0 ... 0 1 1

... j 1

... n 1

0 . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . Xi 0 ... 1 ... 0 1 i

... j i

... n i

i . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . Xm 0 ... 0 ... 1 1 m

... j m

... n m

m

Pure Integer : Digunakan jika semua variabel keputusan harus integer.

1.3 ALGORITMA PURE INTEGER

Input : solusi optimal primal simpleks.

Tentukan baris sumber baris variabel keputusan yang akan dibulatkan. Jika lebih dari satu, boleh dipilih sembarang.

j n j j i i i

w

x

=

=

1

,

i tidak integer.

buat ke dalam bentuk fractional cut penambahan kendala baru.

=

=

n j i j ij i

f

w

f

S

1 atau

=

=

n j i j ij i

f

w

f

S

1

(11)

7 VB X1 ... Xi ... Xm W1 ... Wj ... Wn Si NK Z 0 ... 0 ... 0

c

1 ...

c

j ...

c

n 0

0 X1 1 ... 0 ... 0 1 1

... j 1

... n 1

0

0 . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Xi 0 ... 1 ... 0 1 i

... j i

... n i

0

i . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . Xm 0 ... 0 ... 1 1 m

... j m

... n m

0

m Si 0 ... 0 ... 0 -fi1 ... -fij ... -fin 1 -fi

selesaikan dengan dual simpleks. Contoh Kasus : Maks

z

=

7

x

1

+

9

x

2 Sub to :

35

7

6

3

2 1 2 1

+

+

x

x

x

x

2 1

, x

x

positif dan bulat.

Solusi optimalnya dengan simpleks adalah :

VB X1 X2 S1 S2 NK

Z 0 0 28/11 15/11 63

X2 0 1 7/22 1/22 7/2

(12)

8 Ambil baris X2 sebagai baris sumber :

2

7

22

1

22

7

2 1 2

+

s

+

s

=

x

atau

(

)

(

) (

3

1

2

)

22

1

0

22

7

0

1 2 2

+

+

s

+

+

s

=

+

x

Maka fractional cutnya adalah :

2

1

22

1

22

7

2 1 3

s

s

=

s

Dan tabel simpleksnya adalah :

VB X1 X2 S1 S2 S3 NK

Z 0 0 28/11 15/11 0 63

X2 0 1 7/22 1/22 0 7/2

X1 1 0 -1/22 3/22 0 9/2

S3 0 0 -7/22 -1/22 1 -1/2

Dengan dual simpleks, solusi optimalnya adalah :

VB X1 X2 S1 S2 S3 NK Z 0 0 0 1 8 59 X2 0 1 0 0 1 3 X1 1 0 0 1/7 -1/7

7

4

4

S1 0 0 1 1/7 -22/7

7

4

1

Solusi belum bulat, sehingga baris sumber dan fractional cut baru harus dibentuk.

(13)

9 X1 sebagai baris sumber :

7

4

4

7

1

7

1

3 2 1

+

s

s

=

x

atau

(

) (

) (

4

4

7

)

7

6

1

7

1

0

2 2 1

+

+

s

+

+

s

=

+

x

Maka fractional cutnya adalah :

7

4

7

6

7

1

3 2 4

s

s

=

s

Dan tabel simpleksnya adalah :

VB X1 X2 S1 S2 S3 S4 NK Z 0 0 0 1 8 0 59 X2 0 1 0 0 1 0 3 X1 1 0 0 1/7 -1/7 0

7

4

4

S3 0 0 1 1/7 -22/7 0

7

4

1

S4 0 0 0 -1/7 -6/7 1 -4/7

Dengan dual simpleks, solusi optimalnya adalah :

VB X1 X2 S1 S2 S3 S4 NK Z 0 0 0 0 2 7 55 X2 0 1 0 0 1 0 3 X1 1 0 0 0 -1 1 4 S1 0 0 1 0 -4 1 1 S2 0 0 0 1 6 -7 4

Maka solusi optimal ILPnya adalah : X1 = 4, X2 = 3 dan Z = 55.

(14)

10

1.4 ALGORITMA MIXED INTEGER

Tentukan baris sumber dengan memilih salah satu varaibel yang akan dibulatkan dari tabel optimal simpleks :

 

= =

+

=

=

n j j j k k n j k j j k k k

w

f

w

x

1 1

supaya xk integer, maka

x

k

 

k atau

x

k

 

k

+

1

harus dipenuhi, dengan demikian :

=

n j k j j k

w

f

1

=

n j k j j k

w

f

1

1

definisikan

J

+

=

himpunan subscript j dimana

0

j k

J

−= himpunan subscript j dimana

0

j k

k J J j j k

w 

f

+ 

dan k J J j j k k k

w

f

f

f

1

mixed cut : k J J j j k k k J J j j k k

w

f

f

f

w

s

=





+

− +

1

Masukkan ke tabel simpleks sebelumnya dan selesaikan dengan dual simpleks.

(15)

11 Sub to :

35

7

6

3

2 1 2 1

+

+

x

x

x

x

2 1

, x

x

positif x1 bulat.

Solusi optimalnya dengan simpleks adalah :

VB X1 X2 S1 S2 NK

Z 0 0 28/11 15/11 63

X2 0 1 7/22 1/22 7/2

X1 1 0 -1/22 3/22 9/2

Baris sumber (baris x1, karena hanya x1 yang akan dibulatkan) :

 +

=

+

2

1

4

22

3

22

1

2 1 1

s

s

x

 

3

=

J

,

J

+

=

 

4

,

2

1

1

=

f

Mixed cut :

2

1

22

1

1

2

1

2

1

22

3

1 2 3

=





−





+

S

s

S

atau

2

1

22

3

22

1

2 1 3

S

S

=

S

(16)

12 Tabel simpleks : VB X1 X2 S1 S2 S3 NK Z 0 0 28/11 15/11 0 63 X2 0 1 7/22 1/22 0 7/2 X1 1 0 -1/22 3/22 0 9/2 S3 0 0 -1/22 -3/22 1 -1/2 Solusi optimalnya : VB X1 X2 S1 S2 S3 NK Z 0 0 23/11 0 10 58 X2 0 1 10/33 0 -1/3 10/3 X1 1 0 -1/11 0 1 4 S2 0 0 1/3 1 -22/3 11/3

(17)

13

BAB 2

METODE JARINGAN

TIU:

Mengenal Teknik-teknik analisis jaringan. TIK:

1 Menjelaskan arti jaringan

2 Menjelaskan arti istilah pada jaringan

3 Menjelaskan pencarian minimum spanning tree, rute terpendek dan aliran maksimum

2.1 MINIMUM SPANNING TREE

Minimum Spanning Tree adalah menghubungkan seluruh simpul dalam jaringan sehingga total panjang cabang dapat diminimumkan. Dengan syarat yaitu :

1 Pilih simpul manapun yang memiliki nilai cabang terkecil 2 Tidak boleh membentuk grup

(18)

14

2.2 ALIRAN MAKSIMUM

Aliran Maksimum adalah jumlah titik awal dan titik akhir harus memiliki jumlah yang sama. Dengan cara yaitu :

1 Pilih titik awal dan titik akhir

(19)
(20)
(21)

iv

DAFTAR PUSTAKA

Setyawan, Aris Budi 2010. Riset Operasional 1.

http://arisbudi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.1 (diakses pada tanggal April 2020)

Setyawan, Aris Budi 2010. Riset Operasional 2.

http://arisbudi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.1 (diakses pada tanggal April 2020)

Yuwono, Bambang. 2007. Bahan Kuliah Riset Operasional. Depok. Universitas Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Jika pertidaksamaan itu bernilai salah, maka HPnya adalah daerah yang tidak memuat titik tersebut dengan batas garis ax + by = cC. Fungsi Tujuan (Obyektif / Sasaran), Nilai

Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII

Pergerakan ini akan menghasilkan nilai fungsi tujuan yang lebih baik (meningkat untuk masalah maksimasi dan menurun untuk masalah minimasi). Jika solusi yang lebih baik

Dan jika nilai tersebut di subtitusikan ke dalam fungsi tujuan, akan menghasilkan solusi optimal untuk memaksimumkan Z = 6650 seperti ditampilkan pada Gambar 5 yaitu Tahap

Bagilah menjadi dua himpunan bagian disjoint sehingga setiap bagian mempunyai jumlah nilai yang sama (catatan: masalah ini tidak selalu mempunyai solusi).. Cobalah mengurangi

Penyelesaian layak adalah suatu solusi untuk semua kendala dipenuhi, sehingga titik ekstrim akan menunjukkan titik-titik yang dapat menghasilkan nilai fungsi tujuan

Batas atas dan batas bawah koefisien fungsi tujuan untuk batasan Kayu Jati adalah 225 sampai 600, dan untuk Tenaga Kerja adalah 300 sampai 800. Berdasarkan

Tujuan penelitian ini adalah (1) menghasilkan produk berupa buku bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Asal Usul Way Linti dan Asal Usul Kuto Bumi untuk pembelajaran