Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1, Maret 2016 94 KEPATUHAN BIDAN DALAM TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI DAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA SAAT MENOLONG PERSALINAN
The Compliance Of Midwives In The Infection Prevention Measures And The Use Of Personal Protective Equipment (PPE) During Labour Assistant In Regional Hospital Of
Cilacap And Fatimah Islamic Hospital
Yogi Andhi Lestari 1* Sujianti2
1
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223
*
yogiandhilestari@yahoo.com
ABSTRAK
Tindakan pencegahan infeksi dan penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) yang benar, juga harus dilakukan pada setiap aspek pertolongan persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini dilakukan untuk melindungi ibu, bayi, keluarga dan bidan yang menolong dari transmisi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau virus. Selain itu sebagai upaya untuk menghindari risiko terjangkitnya infeksi oleh mikroorganisme seperti HIV/AIDS. Data RSUD Cilacap meningkat pada 2013 menjadi 4 kasus. Di RSI Fatimah Cilacap tidak ada kasus persalinan dengan HIV, sehingga tindakan pencegahan infeksi dan kepatuhan dalam penggunaan APD juga harus tetap ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindakan pencegahan infeksi dan penggunaan APD di RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap. Metode penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan waktu cros
sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti.
Analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini kepatuhan bidan dalam pencegahan infeksi di RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap 100% dalam kategori patuh
Kata kunci : Kepatuhan bidan, Penggunaan APD, pertolongan persalinan
ABSTRACT
The correct process of infection prevention measures and the use of personal protective equipment (PPE) has also to be done in all aspects during labour assistant and at the time of delivering baby. This action must be done to protect a mother, baby, family, and midwife from a desease transmission which can be caused by bacteria, fungi, or viruses. Beside that, it is also supposed to avoid the risk infection spread by microorganism such as HIV/AIDS. The data of Regional Hospital of Cilacap in 2013 become 4 cases. There is no cases labor with HIV found in Fatimah Islamic Hospital, however, there is a bit number of labor cases with another infectious deseases. So the infection prevention measures and the compliance of midwifes in the use of PPE should be still enhanced, indeed. This study aims in describing the infection prevention measures and the use of PPE in Regional Hospital of Cilacap and Fatimah Islamic Hospital Cilacap. The method of the study is descriptive with cross sectional approach. A questionnaire was used for data collection which determined by the the researchers. A univariate was used to analize the data. The finding showed 100% of a compliance category of midwives in the infection prevention measures in Regional Hospital of Cilacap and Fatimah Islamic Hospital.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 95 PENDAHULUAN
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community
acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired
infection) yang sebelumnya dikenal dengan
istilah infeksi nosokomial. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri.
Prosedur yang dimaksud untuk mengurangi atau memutus rantai penularan penyakit infeksi adalah dengan tindakan pencegahan infeksi, yang diantaranya adalah melalui tindakan cuci tangan, penerapan teknik aseptic, pemrosesan alat-alat yang digunakan dan pengolahan limbah. Disamping itu juga untuk mencegah penularan penyakit infeksi dengan penggunaan APD bagi petugas kesehatan.
Berasarkan jurnal ekologi kesehatan di RSUPN Cipto mangunkusumo, dapat dilihat penggunaan APD terdapat data 75% petugas di laboratorium berisiko tertular penyakit Hepatitis, 40% perawat di ruang rawat inap juga berrisiko tertular penyakit.
Alat Perlindungan Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Universal
precaution merupakan upaya pencegahan
penularan peyakit dari tenaga kesehatan dan sebaliknya. Hal ini didasari penyebaran penyakit infeksius melalui medium cairan tubuh dan darah. Kepatuhan bidan dalam tindakan pencegahan infeksi dan penggunaan APD dapat berpengaruh pada penularan penyakit. Pada tenaga kesehatan tentunya akan semakin bertambah risiko tertular suatu penyakit seperti Hepatitis, AIDS jika kepatuhan pencegahan infeksi dan penggunaan APD diabaikan. Dampak yang akan muncul dari penggunaan APD yang tidak sempurnaan disamping risiko tertular penyakit juga akan mempengaruhi kualitas tindakan atau pertolongan persalinan yang diberikan, karena mungkin akan muncul rasa tidak aman saat berada di dekat pasien.
Berdasarkan data dari RSUD Cilacap kejadian penyakit infeksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, termasuk kasus Hepatitis dan HIV/AIDS. Pada tahun 2012 kasus persalinan dengan HIV sebanyak 2 kasus, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 4 kasus. Penting sekali bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan tindakan pencegahan infeksi dan kepatuhan bidan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 96 dalam penggunaan APD untuk menghindari
penularan penyakit.
Berbeda dengan RSUD Cilacap, di RSI Fatimah Cilacap kasus persalinan dengan HIV tidak pernah ada. Meskipun demikian persalinan dengan penyakit menular yang lain juga ada, meskipun jumlahnya sangat sedikit, sehingga tindakan pencegahan infeksi dan kepatuhan dalam penggunaan APD juga harus tetap ditingkatkan.
METODE
Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan waktu Cross
Sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah
seluruh bidan yang bertugas di Ruang Bersalin RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:
1) Bidan tetap (PNS atau BLUD) yang bertugas di Ruang Bersalin RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap
2) Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun
3) Bersedia menjadi responden
Sampel penelitian ini adalah seluruh bidan di Ruang Bersalin RSUD Cilacap dan RSI Fatimah yang emenuhi kriteria inklusi (Total Sampling) berjumlah 24 orang.
Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu adalah (1) Kepatuhan bidan dalam tindakan pencegahan infeksi adalah
kepatuhan bidan dalam tindakan pencegahan infeksi saat menolong persalinan, yang diukur menggunakan kuesioner. Pencegahan infeksi disini meliputi mencuci tangan dengan benar sesuai standar, mengelola instrumen yang digunakan setelah melakukan pertolongan persalinan dengan benar sesuai standar. Kriteria penilaian menggunakan cut
of point, dan hasil ukur dikategorikan
menjadi dua, yaitu a). Patuh, apabila skor jawaban responden berdasarkan kuesioner adalah 10 – 20. b). Tidak patuh, apabila skor jawaban responden berdasarkan kuesioner adalah < 10. (2) Kepatuhan Penggunaan APD yang dimaksud adalah kepatuhan menggunakan APD seperti menggunakan masker dengan benar, sarung tangan panjang, apron/celemek, pelindung mata, dan pelindung kaki. Kriteria penilaian menggunakan cut of point, dan hasil ukur dikategorikan menjadi dua, yaitu a). Patuh, apabila skor jawaban responden berdasarkan kuesioner adalah 16 – 30, b). Tidak patuh, apabila apabila skor jawaban responden berdasarkan kuesioner adalah 0 – 15. Adapun skala pada kedua variabel ini adalah nominal. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Instrumen terdiri dari tiga bagian, yaitu pertama berisi tentang karakteristik subyek penelitian, kedua berisi tentang tindakan pencegahan infeksi. Jumlah pernyataan ada 10, dengan pilihan jawaban sering,
kadang-Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 97 kadang dan tidak pernah. Untuk pernyataan
favorable, jawaban sering diberi skor 2,
kadang-kadang 1 dan tidak pernah 0. Untuk pernyataan unfavorable jawaban sering diberi skor 0, kadang-kadang 1 dan tidak pernah 2, ketiga berisi tentang penggunaan alat perlindungan diri. Jumlah pernyataan ada 15, dengan pilihan jawaban sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Untuk pernyataan
favorable, jawaban sering diberi skor 2,
kadang-kadang 1 dan tidak pernah 0. Untuk pernyataan unfavorable jawaban sering diberi skor 0, kadang-kadang 1 dan tidak pernah 2.
Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu, tahap persiapan meliputi survey pendahuluan, penyusunan proposal penelitian, pengurusan ijin penelitian dari lembaga yang berwenang. Tahap pelaksanaan, meliputi melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisa data dengan menggunakan program komputerisasi. Tahap akhir meliputi penulisan laporan dan seminar hasil penelitian.
Analisa data dilakukan dengan melakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase variabel tindakan pencegahan infeksi dan variabel penggunaan APD di RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap.
HASIL
Penelitian tentang kepatuhan bidan dalam tindakan pencegahan infeksi dan penggunaan APD dilakukan di RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap, dengan melibatkan 24 responden. Pegambilan data dilakukan pada Bulan Maret 2015. Adapun hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
1. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel 1. Karakteristik Bidan di RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap
Karakteristik RSUD Cilacap RSI Fatimah n % n % Usia (tahun) 20 – 30 7 46,7 8 88,9 31 – 40 5 33,3 1 11,1 41 – 50 3 20 0 0 > 51 0 0 0 0 Jumlah 15 100 9 100
Lama Kerja (tahun)
2 – 5 7 46,6 7 77,8 6 – 10 4 26,7 2 22,2 > 10 4 26,7 0 0 Jumlah 15 100 9 100 Ikut pelatihan PI dan APD Pernah 7 46,7 1 11,1 Tidak Pernah 8 53,3 8 88,9 Jumlah 15 100 9 100
2. Kepatuhan Bidan dalam Tindakan Pencegahan Infeksi
Tabel 2. Kepatuhan Bidan dalam Tindakan Pencegahan Infeksi Kategori RSUD Cilacap RSI Fatimah n % n % Patuh 15 100 9 100 Tidak Patuh 0 0 0 0 Jumlah 15 100 9 100
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 98 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa seluruh bidan yang bertugas di ruang bersalin baik di RSUD Cilacap maupun RSI Fatimah semua sudah patuh dalam melakukan tindakan pencegahan infeksi pada saat menolong persalinan.
3. Kepatuhan Bidan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri
Tabel3. Kepatuhan Bidan dalam Penggunaan APD Kategori RSUD Cilacap RSI Fatimah n % n % Patuh 15 100 9 100 Tidak Patuh 0 0 0 0 Jumlah 15 100 9 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh bidan yang bertugas di ruang bersalin baik di RSUD Cilacap maupun RSI Fatimah semua sudah patuh menggunakan APD pada saat menolong persalinan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa bidan di RSUD Cilacap maupun di RSI Fatimah Cilacap sebagian besar patuh dalam tindakan pencegahan infeksi dan penggunaan APD. Hal ini mengandung makna bahwa kemungkinan terjadinya infeksi yang disebabkan tindakan pertolongan persalinan oleh bidan kecil, begitu juga kemungkinan penularan infeksi oleh pasien ke bidan atau sebaliknya juga kecil. Kepatuhan bidan ini dimungkinkan dipengaruhi oleh pengalaman kerja.
Pengalaman kerja seluruh bidan yang menjadi subjek penelitian minimal adalah 2 tahun. Hal ini sesuai dengan teori bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengalaman.
Pencegahan infeksi dan pemakaian APD juga sangat penting bagi seorang bidan. Tindakan pencegahan infeksi apabila tidak dipatuhi oleh bidan akan sangat merugikan, karena hal tersebut dapat merugikan diri sendiri maupun merugikan pasien.
Pelindung barrier, yang secara umum disebut alat perlindungan diri (APD) telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun dengan munculnya AIDS dan hepatitis C serta meningkatnya kembali tuberculosis di banyak negara, pemakaian APD juga menjadi sangat penting bagi petugas kesehatan. Dengan munculnya penyakit baru seperti flu burung, SARS dan infeksi lainnya pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi semakin penting.
Agar menjadi efektif, APD harus digunakan dengan benar. Misalnya gaun dan duk lobang telah terbukti dapat mencegah infeksi hanya bila digunakan dalam keadaan kering. Sedangkan dalam keadaan basah, kain dapat beraksi sebagai spons yang menarik bakteri dari kulit atau peralatan melalui bahan kain sehingga dapat mengkontaminasi luka.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 99 KESIMPULAN
1. Kepatuhan bidan dalam pencegahan infeksi di RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap semua 100% dalam kategori patuh
2. Kepatuhan bidan dalam penggunaan APD di RSUD Cilacap dan RSI Fatimah Cilacap 100% dalam kategori patuh.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada UPT Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap atas diterbitkannya artikel penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2008. Pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jakarta;Depkes RI;Cetakan
kedua
Fauzi.A, Faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan oleh bidan di Kota jambi. (http://lib.ui.ac.id)
diunduh 14 november 2014
JNPK-KR, 2008. Buku Acuan Asuhan
Persalinan Normal (APN) Asuhan
Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir,
Jakarta.
Nursa’adah, Rosmawar, 2013 Gambaran perilaku bidan tentang pencegahan infeksi saat menolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Ulee karang Banda Aceh.
Kemenkes RI, 2013. Pencegahan dan
pengendalian infeksi masuk penilaian
akreditasi Rumah Sakit.
(http://buk.depkes.go.id) diunduh 14 November 2014.
RSUD Cilacap, 2013. Catatan persalinan di
RSUD Cilacap tahun 2013.
RSI Fatimah Cilacap, 2013. Catatan persalinan di RSI Fatimah Cilacap tahun 2013