• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertumbuhan jumlah wisatawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. jumlah hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertumbuhan jumlah wisatawan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Wisatawan yang datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta semakin bertambah setiap tahunnya, hal tersebut menjadi salah satu pemicu pertumbuhan jumlah hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertumbuhan jumlah wisatawan yang menggunakan akomodasi hotel bintang pada tahun 2010-2014 dapat dilihat pada gambar 1, yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai berikut.

Gambar 1. Perkembangan Wisatawan ke DIY Tahun 2010 - 2014 yang Menggunakan Akomodasi Hotel Bintang

Sumber: http//www.visitingjogja.jogjaprov.go.id. Diakses pada Kamis, 21 April 2016, pukul 13:30

Terlihat pada gambar 1 kunjungan wisatawan nusantara ke hotel bintang di Daerah Istimewa Yogyakarta jauh lebih mendominasi dibandingkan dengan mancanegara. Hal tersebut mempengaruhi produk yang perlu disiapkan oleh pihak hotel untuk wisatawan. Pertumbuhan jumlah wisatawan diikuti dengan

(2)

pertumbuhan jumlah hotel berbintang. Jumlah tingkat hunian (occupancy) hotel berbintang pun tidak dapat diprediksikan dengan tepat dikarenakan persaingan yang semakin kuat.

Tabel 1. Jumlah Hotel Bintang menurut Kab./ Kota 2011 - 2015

Sumber: http://yogyakarta.bps.go.id/. Diakses pada Selasa, 17 Mei 2016, pukul 14:00

Terlihat pada tabel 1 hotel berbintang semakin bertambah banyak setiap tahunnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga diperlukan strategi bauran produk yang tepat untuk dapat menarik hati para calon tamu. Berdasarkan data dari Direktori Hotel dan Akomodasi Lain Daerah Istimewa Yogyakarta 2015, dapat dilihat semakin bertambahnya jumlah hotel berbintang di wilayah Yogyakarta sehingga menimbulkan persaingan yang cukup ketat antara hotel berbintang yang sudah ada sampai saat ini.

Jumlah hotel bintang lima yang berada di kota Yogyakarta hingga tahun 2015 berjumlah tujuh buah. Tabel 2 menunjukan jumlah hotel dan kamar yang tersedia di hotel bintang lima.

Kabupaten/Kota

2011

2012

2013

2014

2015

Kulonprogo

-

-

-

-

-Bantul

1

1

1

1

1

Gunungkidul

-

1

1

1

1

Sleman

16

20

21

26

26

Yogyakarta

24

32

39

43

57

JUMLAH

41

54

62

71

85

(3)

Tabel 2. Data Hotel Bintang Lima di Daerah Istimewa Yogyakarta DATA HOTEL BINTANG LIMA

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

No. NAMA HOTEL JUMLAH KAMAR

(room) JUMLAH TEMPAT TIDUR(bed) 1. Hyatt Regency 269 368 2. Royal Ambarrukmo 247 325 3. Sheraton Mustika 246 365 4. Grand Aston 141 183 5. Melia Purosani 280 399 6. The Poenix 144 206 7. Tentrem 273 546 JUMLAH 1.600 2.392

Sumber: Direktori Hotel dan Akomodasi Lain Daerah Istimewa Yogyakarta, 2015 Pertumbuhan pembangunan hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengalami peningkatan, semakin memacu Hotel Royal Ambarrukmo untuk dapat mengatur strategi yang lebih menarik agar tetap bisa mempertahankan dan meningkatkan jumlah revenuenya. Selain melalui peningkatan occupancy, hotel juga mengandalkan acara-acara yang dapat diselenggarakan di hotel sebagai salah satu cara meningkatkan jumlah revenue hotel. Untuk memenuhi berbagai macam penyelenggaraan acara, Hotel Royal Ambarrukmo menyediakan ruang meeting yang beraneka ragam yang dapat menampung mulai dari 15 orang sampai bahkan 1500 orang.

Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta merupakan salah satu hotel yang memiliki produk unik yang tidak dimiliki oleh hotel lain. Produk-produk unik tersebut adalah adanya sentuhan tradisional Jawa ala keraton Yogyakarta yang terdapat pada kostum staff, bangunan di sekitar hotel, dan benda-benda peninggalan bersejarah yang terdapat di dalam hotel. Strategi produk yang diperhatikan oleh Hotel Royal Ambarrukmo terdiri dari produk barang maupun

(4)

jasa. Pengemasan produk yang menarik menjadi tantangan bagi Hotel Royal Ambarrukmo sehingga dapat meningkatkan occupancy hotel. Hotel Royal Ambarrukmo yang dibangun di tanah keraton dan memiliki nilai sejarah sebagai tempat hunian keluarga keraton pada masa lampau ini memiliki nilai unik tersendiri. Nuansa Jawa tetap dihadirkan pada desain hotel, produk jasa yang ditawarkan, dan karyawan bagian frontdesk yang menggunakan kostum adat Jawa ala kerajaan yang bertujuan untuk tetap mengangkat nuansa Kerajaan Keraton Yogyakarta yang cenderung pada adat Jawa.

Gambar 2. Tingkat Hunian Kamar DIY dan Hotel Royal Ambarrukmo tahun 2015

Sumber: http://yogyakarta.bps.go.id/. Diakses pada Sabtu, 18 Juni 2016, pukul 10:00, Data Hotel Royal Ambarrukmo, 10 Juni 2016

Dapat dilihat pada gambar 2 jumlah persentase tingkat hunian kamar Hotel Royal Ambarrukmo pada tahun 2015 tiap bulannya selalu di atas rata-rata persentase tingkat hunian kamar hotel bintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan data tersebut dapat diartikan bahwa tingkat hunian kamar Hotel Royal Ambarrukmo pada setiap bulannya cukup tinggi karena berada di atas rata-rata tingkat hunian kamar Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah tamu Hotel Royal

(5)

Ambarrukmo tersebut terdiri dari dua jenis tamu yang melakukan kunjungan yaitu tamu bisnis dan tamu wisata. Dapat dilihat pada gambar 3 jumlah kunjungan tamu bisnis lebih mendominasi dibandingkan dengan tamu wisata. Hal tersebut berarti kunjungan tamu bisnis ke Hotel Royal Ambarrukmo sangat mempengaruhi jumlah tingkat hunian kamar hotel.

Gambar 3. Persentase Penggunaan Kamar Hotel Royal Ambarrukmo Tahun 2015

Sumber: Hotel Royal Ambarrukmo, tanggal 11 April 2016

Tamu bisnis yang menginap di Hotel Royal Ambarrukmo terdiri dari dua jenis yaitu tamu bisnis kelompok dan tamu bisnis perseorangan. Pihak hotel perlu mempersiapkan strategi produk yang sesuai untuk kedua jenis target pasar yang mendominasi tersebut. Strategi produk yang sesuai dapat membantu hotel untuk mempertahankan tingkat hunian kamar hotel bahkan meningkatkannya.

Tamu dengan tujuan bisnis dibagi menjadi dua yaitu tamu perseorangan dan kelompok. Berikut karakteristik tamu bisnis menurut Richard Penner, Lawrence Adams, dan Stephani K. A. Robson pada bukunya dengan judul Hotel Design, Planning, and Development (2013, 328).

(6)

Tabel 3. Karakteristik Tamu Bisnis Hotel Jenis

Tamu

Karakter Tamu Tujuan Tipe Kamar

Ke

lom

pok

Single atau double

 Menginap 2-4 malam  75% pria dan 25 % wanita  Harga tidak dipermasalahkan  Konvensi dan konferensi  Perkumpulan profesional  Rapat pelatihan dan perdagangan  King,twin, double-double  Kamar mandi yang memiliki area ganti pakaian  Terdapat area kerja yang baik

P erse ora ng an  Single  Menginap 1-2 malam  85% pria dan 15% wanita  Sangat memperhitungkan biaya  Kerjasama bisnis  Perdagangan  Konvensi dan konferensi  King  Kamar mandi standar dengan shower  Terdapat area kerja

Sumber: Hotel Design, Planning, and Development(2013,328)

Dengan mengetahui karakteristik tamu bisnis kelompok dan tamu bisnis perseorangan, pihak hotel dapat mempersiapkan strategi produk yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tamu. Produk sesuai yang disiapkan oleh hotel dapat membantu meningkatkan tingkat hunian kamar. Karena ketersediaan produk yang sesuai dapat mempengaruhi keputusan tamu dalam memilih hotel.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalalah mengenai strategi produk yang berkaitan dengan atribut produk. Penelitian ini dibatasi dengan menganalisis empat level produk yang terdapat di Hotel Royal Ambarrukmo dan kesesuaian strategi yang digunakan oleh Hotel Royal Ambarrukmo dalam menyajikan produk untuk tamu hotel dengan tujuan bisnis.

(7)

1.3 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang diambil oleh penulis adalah Bagaimana strategi produk yang diterapkan oleh Hotel Royal Ambarrukmo khususnya untuk tamu bisnis?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui produk yang dimiliki oleh Hotel Royal Ambarrukmo dan strategi yang diterapkankan oleh Hotel Royal Ambarrukmo khususnya untuk tamu bisnis.

1.5 Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini peneliti mengharapkan adanya suatu yang bermanfaat bagi perusahaan dan pembaca. Manfaat yang ingin dicapai tersebut antara lain: 1.5.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pariwisata khususnya tentang penerapan konsep bauran produk sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan jumlah kunjungan tamu hotel.

1.5.2 Manfaat Praktis

Bagi Hotel Royal Ambarrukmo, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Hotel Royal Ambarrukmo sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan pihak manajemen dalam mengetahui kesuksesan strategi produk yang dilakukan

(8)

untuk penjualan produk-produk hotel dalam menghadapi persaingan hotel bintang lima di Yogyakarta.

1.6 Tinjauan Pustaka

Penelitian pertama yang menjadi tinjauan penelitian kali ini adalah skripsi dengan judul “Kajian Efektitas Strategi Pemasaran Hotel Melia Purosani” yang ditulis oleh Yeni Afrianto pada tahun 2014. Penelitian tersebut menunjukan hasil bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Hotel Melia Purosani sudah efektif sehingga dapat melampaui batas target yang sudah ditetapkan. Hal ini dapat diketahui setelah Afrianto melakukan survey kepada 100 tamu yang menginap di Hotel Melia Purosani sebagai sampel. Persamaan dari penelitian ini adalah mengkaji efektivitas suatu strategi pemasaran yang terdapat strategi produk di dalamnya, namun perbedaannya penelitian terdahulu mengenai efektivitas strategi pemasaran hotel secara umum sedangkan penelitian ini meneliti tentang efektivitas strategi produk hotel yang merupakan salah satu media dalam menjalankan pemasaran hotel. Sehingga penelitian lampau dapat bermanfaat dalam menentukan ukuran keefektivan perihal tersebut.

Penelitian kedua adalah skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Hotel Candi Baru Kota Semarang” yang ditulis oleh Dwi Ayu Sitoresmi pada tahun 2014.Hasil dari penelitian tersebut kelemahan dari Hotel Candi Baru dikarenakan kurang maksimal dalam mengembangkan faktor-faktor dari bauran pemasaran. Sehingga penulis Sitoresmi memberikan saran untuk memperbaharui manajemen dan strategi pemasaran yang ada. Penelitian ini memiliki kesamaan yakni pembahasan pada analisis strategi pemasaran, namun penelitian sekarang

(9)

lebih detil mengenai analisis strategi produk yang merupakan bagian dari strategi pemasaran.

Penelitian ketiga adalah tesis dengan judul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan pada Hotel Garuda Plaza Medan” yang ditulis oleh Koko Sujatmoko pada tahun 2012. Hasil dari penelitian tersebut adalah produk, promosi, orang, proses, dan pelayanan merupakan beberapa hal yang dapat mempengaruhi kepuasan tamu. Namun perihal yang paling signifikan mempengaruhi kepuasan tamu dari kelima hal tersebut adalah pelayanan. Penelitian ini memiliki kesamaan yakni pembahasan tentang pengaruh strategi bauran pemasaran bagi tamu hotel yang didalamnya terdapat produk sebagai salah satu bagian dari strategi bauran pemasaran. Perbedaan dari penenlitian ini adalah penelitian sebelumnya membahas tentang strategi bauran pemasarannya, sedangkan penelitian sekarang membahas tentang bauran produk yang disediakan oleh pihak hotel.

Penelitian keempat adalah journal dengan judul “Segmenting and Targeting Your Market: Strategies and Limitations” yang ditulis oleh Michael Lynn pada tahun 2011. Hasil dari penelitian tersebut adalah menentukan segmen pasar, target pasar, dan posisi di pasar yang tepat menjadi strategi yang bermanfaat untuk dapat meningkatkan jumlah pendapatan industri hotel. Penelitian ini memiliki kesamaan yakni mengenal tamu dari kategori produk untuk dapat mengetahui yang menjadi kebutuhan tamu. Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian sebelumnya membahas secara mendalam tentang segmentasi, target, dan posisi di pasar sebagai strategi pemasarannya ynag diterapkan di hotel, sedangkan penelitian

(10)

sekarang lebih banyak membahas tentang produknya yang merupakan bagian dari strategi pemasaran.

Penelitian-penelitian sebelumnya memberikan gambaran kepada penulis mengenai strategi pemasaran yang digunakan di hotel dimana strategi produk juga terdapat dalam pembahasan skripsi tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan untuk penyelesaian skripsi ini yang menjelaskan tentang penerapan strategi bauran produk sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan kunjungan tamu di Hotel Royal Ambarrukmo.

1.7 Landasan Teori

1.7.1 Pengertian strategi pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (1997:54) strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan tamu. Usaha untuk memperoleh kepuasan tamu, perusahaan harus menghetahui terlebih dahulu kebutuhan tamu. Sebuah perusahaan menyadari bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan tamu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan mempersiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen tamu terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang sebesar-besarnya. Beberapa proses tersebut meliputi market segmentation, market targeting, dan positioning.

(11)

a. Market Segmentation

Menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999,237), segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda-beda. Pembagian segmentasi dapat memudahkan dalam memperlakukan konsumen.

b. Market Targeting

Pengertian dari market targeting adalah suatu proses ketertarikan setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Perusahaan dapat masuk ke dalam satu atau beberapa segmen pasar, setelah didefinisikan segmen pasarnya, market targeting mengevaluasi ketertarikan dari masing-masing segmen pasar dan memilih segmen pasar.

c. Positioning

Positioning adalah memposisikan suatu produk dengan jelas dan tepat untuk dapat bersaing dipikiran calon tamu. Penetapan posisi suatu produk menjadi sangat berpengaruh untuk dapat menjadi penentu tamu akan memilih produk tersebut atau tidak.

1.7.2 Strategi Produk

Menurut Gitosudarmo (2001: 112) Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya dan juga berhubungan pula dengan hal-hal lain atau atribut lain yang melekat pada produk tersebut. Kepuasan tamu yang membuat perusahaan memperoleh keuntungan, sehingga kepuasan tamu haruslah menjadi dasar utama bagi perencanaan strategi produk. Dengan demikian produsen atau penjual harus

(12)

menyediakan produk yang sesuai dengan keinginan tamu. Suatu atribut produk dapat membedakan antara satu produk yang dipasarkan oleh perusahaan yang satu dengan produk yang sama yang ditawarkan oleh perusahaan lain.

Gitosudarmo (2001: 130) juga menyampaikan, strategi produk yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan haruslah selalu dievaluasi apakah atribut-atributnya sudah sesuai dengan keinginan tamu yang selalu mengalami pergeseran serta perkembangan. Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan yang lebih unggul dari pesaingnya yang disebabkan karena strategi produk yang tepat akan menciptakan kondisi bahwa produk yang dipasarkan itu akan menjual dirinya sendiri. Oleh karena itu maka strategi produk haruslah dilaksanakan seoptimal mungkin disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Kotler, Bowen, dan Makens (1999: 274) mendefinisikan produk sebagai berikut,

“A product is anything that can be offered to a market forattention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a want or need. It includes physical object, services, places, organizations and ideas.” “Produk adalah segala sesuatu yang mendapatkan perhatian pasar, diterima, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Hal ini termasuk objek fisik, jasa, tempat- tempat, organisasi dan ide”

Selain itu Kotler, Bowen, dan Makens (1999: 274) juga membagi produk menjadi empat level, adalah sebagai berikut.

(13)

a. core product

Produk inti adalah level dasar produk, produk ini merupakan produk kebutuhan utama yang tamu butuhkan. Setiap produk inti merupakan paket jasa untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

b. facilitating products

Produk fasilitas merupakan produk berupa barang atau jasa mengikuti produk inti. Tamu yang menggunakan atau membeli produk inti otomatis akan mendapatkan produk fasilitas. Misalnya tamu yang menggunakan jasa kamar suatu hotel bintang lima, perlengkapan kamar mandi dan valet mobil sudah termasuk dari produk inti yang dibayarkannya.

c. supporting product

Produk pendukung merupakan produk ekstra yang ditawarkan untuk memberikan nilai tambah suatu barang atau jasa produk inti dan juga berguna untuk memberikan diferensiasi produk dengan produk kompetitor.

d. augmented product

Produk ini mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat dinikmati oleh tamu. Produk inti, produk fasilitas, dan produk pendukung merupakan perihal yang didapatkan oleh tamu.Produk yang diperluas ini berperan dalam bagaimana tamu tersebut menerima semua produk tersebut. Hal yang mecakup produk perluasan adalah sebagai berikut. (Ibid. Hal. 280)

1. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan komponen utama dalam augmented product karena kemudahan tamu untuk menuju lokasi merupakan salah satu hal yang penting.

(14)

Letak suatu produk menjadi salah satu penentuan tamu dalam menentukan produk yang akan dipilih.

2. Suasana

Suasana juga menjadi penentu tamu dalam memilih produk. Tamu akan mencari tempat yang suasananya sesuai dengan kebutuhannya. Hotel yang memiliki desain yang menarik dan unik akan lebih mengundang minat tamu dibandingkan hotel yang memiliki desain umum. Atmosphere di dalam hotel dapat mempengaruhi perilaku tamu, seperti betah berlama-lama di dalam hotel dan juga berpengaruh pada image took. Suasana mencakup beberapa indera dalam penentuannya yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman dan sentuhan. Tamu akan memilih produk yang membuat nyaman berdasarkan keempat indera tersebut.

3. Interaksi tamu dengan sistem pengiriman jasa

Interaksi ini terdiri dari tiga tahap yaitu joining yang merupakan tahap awal tamu baru memilih produk sehingga interaksi yang ada antara tamu dan penyedia jasa dapat menimbulkan kesan, consumption phase yang merupakan tahap ketika tamu sedang menggunakan produk barang atau jasa yang ditawarkan, detachment phase merupakan tahap akhir ketika tamu sudah selesai menggunakan produk yang diberikan dan akan meninggalakan lokasi. Pada setiap tahap terdapat interaksi yang berbeda-beda antara tamu dengan pelayanan produk sehingga menimbulkan kesan bagi tamu.

(15)

4. Interaksi tamu dengan tamu yang lain

Interaksi ini merupakan interaksi yang terjadi diantara para tamu. Beraneka ragam sifat tamu, menimbulkan reaksi yang berbeda-beda pula. Reaksi tamu yang beraneka ragam tersebut dapat mempengaruhi tamu yang ada disekitarnya ketika sedang menggunakan produk secara bersamaan. Hal tersebut menimbulkan kesan yang berbeda bagi tamu.

5. Partisipasi tamu

Pengertian dari partisipasi tamu adalah tamu ambil bagian di dalam pelayanan produk itu sendiri. Salah satu contohnya ketika sarapan di hotel dengan set up menu prasmanan. Tamu dapat mengambil makanan yang diinginkan sendiri. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas karena akan menghemat waktu, meningkatkan kepuasan tamu yang mana tamu dapat memilih sesuatu yang diinginkan dan mengurangi biaya karena jumlah karyawan dapat diminimalisasi. (Ibid. Hal. 282)

1.8 Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan inti tujuan penelitian ini untuk mengetahui produk yang ditawarkan oleh Hotel Royal Ambarrukmo dan mengetahui kesesuaian produk tersebut dengan karakteristik, target, dan penetapan posisinya. Penelitian ini memerlukan pengamatan yang dalam untuk mengetahui kesesuaian produk dengan karakteristik, target, dan penetapan posisinya.

(16)

2. Jenis penelitian

Penelitian kualitatif ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini akan dijabarkan dengan analisis secara deskriptif sehingga dapat menggambarkan secara sistematis kesesuaian produk dengan target, karakteristik, dan penetapan posisinya.

3. Tehnik pengumpulan data a. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada beberapa pihak hotel antara lain Maya Dewi (Director of Sales and Marketing) Ermie Girindani (Executive Sales), Winda Sukma (sales executive), Budi Santoso (Human Resources Manager), dan Ambar Suparjiman (Abdi Dalem Ambarrukmo) perihal yang dibahas mengenai produk hotel baik jasa maupun barang dan mengenai target pasar dari Hotel Royal Ambarrukmo. Wawancara ini dilakukan pada Maret 2016. Penulis juga melakukan wawancara mendalam kepada tiga tamu hotel pada bulan Mei 2016 yang terdiri dari tamu bisnis perseorangan domestik, tamu bisnis perseorangan internasional, dan tamu bisnis kelompok. Hasil wawancara dapat dianalisis untuk mengetahui kesesuaian produk dengan target karakteristik, dan penetapan posisi. Hasil analisis berdasarkan atas ketiga informan tamu.1

1

Jumlah informan tamu yang terbatas dikarenakan larangan dari pihak hotel untuk menyebarkan angket dan melakukan wawancara mendalam kepada tamu dalam jumlah yang besar.

(17)

b. Observasi (pengamatan)

Observasi dilakukan dengan menghadiri acara-acara yang diadakan di Hotel Royal Ambarrukmo. Peneliti juga bergabung sebagai trainee Sales Admin di Hotel Royal Ambarrukmo sejak 7 Desember 2015 sampai 11 April 2016. Sehingga pengamatan dapat dilakukan lebih mendalam dengan mengetahui acara dan strategi yang diterapkan di Hotel Royal Ambarrukmo. Selain itu observasi ini bermanfaat untuk mendiskripsikan lokasi yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas.

4. Tehnik analisis data

Analisis data dilakukan dengan melihat kesesuaian produk yang ditawarkan oleh pihak Hotel Royal Ambarrukmo dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada tiga tamu yang diambil dari beberapa segmen yang berbeda. Penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang berasal dari pihak hotel. Penulis juga melakukan observasi langsung untuk mengetahui kesesuaian hasil wawancara dengan pihak hotel dan keadaan nyata. Setelah itu semua data yang didapatkan dianalisis kesesuaian produk yang disediakan oleh pihak hotel dengan tamu tipe bisnis dan dapat ditarik kesimpulan apakah produk yang disajikan oleh pihak hotel sudah sesuai dengan target pasar.

(18)

1.9 Sistematika Penulisan

Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data sampai dengan dilakukan analisis data dan kemudian untuk mengetahui garis besar dari penyusunan skripsi ini, berikut ini adalah sistematika penulisannya:

BAB I

Pada bab ini dituliskan mengenai latar belakang masalah, ruang lingkup, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab ini menjadi dasar untuk melakukan penelitian hingga selesai.

BAB II

Pada bab ini merupakan gambaran umum Hotel Royal Ambarrukmo. Pada bab ini akan dijabarkan mengenai sejarah singkat, lokasi, jumlah kamar, dan berbagai hal umum perusahaan.

BAB III

Bab ini memaparkan dan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan.

BAB IV

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang disampaikan penulis berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya.

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Wisatawan ke DIY Tahun 2010 - 2014 yang  Menggunakan Akomodasi Hotel Bintang
Tabel 1. Jumlah Hotel Bintang  menurut Kab./ Kota 2011 - 2015
Tabel 2. Data Hotel Bintang Lima di Daerah Istimewa Yogyakarta  DATA HOTEL BINTANG LIMA
Gambar 2. Tingkat Hunian Kamar DIY dan   Hotel Royal Ambarrukmo tahun 2015
+3

Referensi

Dokumen terkait

Adanya lapisan tapak bajak bajak pada tanah sawah ditunjukkan dengan besarnya nilai bobot isi yang lebih tinggi dan mempunyai konsistensi yang lebih teguh daripada

Sistem Informasi Manufaktur Sistem informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi lain untuk mendukung manajemen perusahaan ( baik dalam hal perencanaan maupun pengendalian

Moisture ialah kandungan air yang terdapat dalam batubara sedangkan abu (ash) merupakan kandungan residu non-combustible yang umumnya terdiri dari senyawa-senyawa

Pada penelitian ini ditampilkan hasil pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor pengertian lari jarak jauh berada pada kategori

mengalahkannya, termasuk juga di kota Surabaya calon petahan Risma-Wisnu, walaupun kemenangan di kabupaten banyuwangi dan Surabaya melebihi 80% dengan lawannya tetapi

Pustakawan berperan penting dalam menyelenggarakan kegiatan literasi membaca di perpustakaan, seperti pengelanan sederhana bagaimana cara mendapatkan kartu simpan

Kedua, bimbingan kelompok topik tugas sangat tepat diberikan pada siswa jenjang SMP khususnya kelas 8, karena masuk dalam masa perkembangan remaja dimana masuk