• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN MODEL WATERFALL PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMP LABORATORIUM UNDIKSHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN MODEL WATERFALL PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMP LABORATORIUM UNDIKSHA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN MODEL

WATERFALL PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMP

LABORATORIUM UNDIKSHA

Putu Widiadnyana

1

, Desak Putu Parmiti

2

, Luh Putu Putrini Mahadewi

3

1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {

widiadnyana11@gmail.com

1

, dp-parmiti@undiksha.ac.id

2

,

LPP-mahadewi@undiksha.ac.id

3

}

Abstrak

Pengembangan e-learning ini dilakukan karena kurangnya pemanfaatan fasilitas yang ada di sekolah guna menunjang kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang kurang maksimal pada mata pelajaran IPA. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan rancang bangun pengembangan e-learning, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi e-learning yang dikembangkan menurut review para ahli dan uji coba produk, (3) untuk mengetahui efektivitas e-learning yang dikembangkan terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPA di SMP Laboratorium Undiksha. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model waterfall. Prosedur penelitian mengacu pada model yang dipilih. Data dikumpulkan dengan metode pencatatan dokumen, kuesioner dan tes tertulis. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif dan uji-t independent. Hasil penelitian ini adalah 1) deskripsi rancang bangun pengembangan media e-learning dengan prosedur pengembangan model waterfall; 2) validitas hasil pengembangan e-learning menurut review ahli dan siswa yaitu: ahli bidang studi diperoleh persentase 82,7% dengan kualifikasi baik, ahli desain pembelajaran diperoleh persentase 88% dengan kualifikasi baik, ahli e-learning diperoleh persentase 89,3% dengan kualifikasi baik, uji coba perorangan diperoleh persentase 90,2% dengan kualifikasi sangat baik, uji coba kelompok kecil diperoleh persentase 90% dengan kualifikasi sangat baik, dan uji coba lapangan diperoleh persentase 91% dengan kualifikasi sangat baik; 3) Efektivitas e-learning diketahui dari terdapatnya perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa yang menggunakan e-learning dengan siswa yang tidak menggunakan e-learning pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap di SMP Laboratorium Undiksha tahun pelajaran 2014/2015 (thitung = 1,78 > ttabel =1,67)

.

Kata kunci:

Pengembangan, E-learning, Model Waterfall, IPA

Abstract

The development of e-learning is done because of the lack of utilization of existing facilities in schools to support learning activities and student learning outcomes are less than the maximum in science subjects. The purpose of this study were (1) to describe the design of e-learning development, (2) to describe the results of the validation of e-learning are developed according to the review experts and product trials, (3) to determine the effectiveness of e-learning developed against learning outcomes in science subjects in the Junior Laboratory Undiksha. Development

(2)

models used in this study is the waterfall model. The procedure refers to research on the model chosen. Data collected by the method of recording documents, questionnaires and written test. Analysis of data using qualitative descriptive analysis, quantitative descriptive and independent t-test. Results of this study are 1) a description of the design development of e-learning media with waterfall model of development procedures; 2) the validity of the results of the development of e-learning experts and students according to the review, namely: expert field of study obtained by percentage of 82,7% with good qualifications, instructional design experts percentage of 88% was obtained with good qualifications, e-learning experts percentage of 89,3% was obtained with good qualification, individual testing obtained by percentage of 90,2% with excellent qualifications, test a small group obtained the percentage of 90% with excellent qualifications and field trials the percentage of 91% was obtained with excellent qualifications; 3) The effectiveness of e-learning is known of the presence of a significant difference between the learning outcomes of students who use learning to the students who did not use e-learning in science subjects in the second semester of class VII SMP Laboratory Undiksha 2014/2015 school year (tarithmetic= 1,78 > ttable = 1,67).

Keywords :

Development, E-learning, Waterfall Model, IPA

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu proses, cara, upaya yang dilakukan agar mendapatkan ilmu dan pengetahuan untuk perubahan diri sendiri menjadi lebih baik yang terjadi antara peserta didik dengan

pendidik.Pembelajaran dikelas harus

terdapat adanya interaksi antara pendidik

dengan peserta didik seperti salah

satunya dalam mempelajari IPA. IPA merupakan suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh dengan metode khusus diamana objeknya adalah alam beserta isinya. IPA dipandang sebagai cara berpikir tentang memahami alam yang dituangkan dalam berupa konsep, prinsip,

fakta, dan hukum yang teruji

kebenarannya dan melalui serangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Proses pembelajaran IPA

menekankan pada pemberian

pengalaman langsung dalam proses

mengembangkan kompetensi dalam

memahami dan menjelajahi alam sekitar secara ilmiah dengan cara eksperimen,

pengamatan,dan edukasi untuk

menghasilkan penjelasan tentang sebuah kejadian agar dipercaya. Akan tetapi pada kenyataannya pada proses pembelajaran IPA kurangnya rasa ingin tahu dan aktif

dalam mempelajari IPA yang

mengakibatkan peserta didik memiliki pemahaman konsep yang belum baik

terkait pelajaran IPA. Hal tersebut

mempengaruhi tujuan pembelajaran IPA disekolah menurut

Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara yang dilakukan peneliti

dengan salah satu guru mata pelajaran IPA yaitu Bapak Drs. Made Resika, M.Pd. nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VII pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 belum mencapai

KKM yang ditentukan untuk mata

pelajaran IPA. KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran IPA adalah 78, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VII yaitu 72.81. Ini berarti hasil belajar peserta didik belum maksimal. Hasil belajar kurang maksimal juga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain seperti (1) Jam pelajaran yang

dipandang kurang cukup dalam

penyampaian materi pelajaran IPA (2) Jarangnya pemanfaatan fasilitas yang ada

disekolah yang sebenarnya bisa

digunakan dalam pembelajaran seperti pemanfaatan Internet (3) keterbatasan

media pembelajaran yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA.

Dalam mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka perlu

suatu perbaikan untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut. (1) jam

pelajaran yang dipandang kurang cukup dalam penyampaian materi pelajaran IPA, maka diberikan jam pelajaran tambahan

(3)

pemanfaatan fasilitas yang ada disekolah yang sebenarnya bisa digunakan, maka pemanfaatan Internet yang ada sebaiknya digunakan dalam proses pembelajaran, (3) keterbatasan media pembelajaran maka di atasi dengan penambahan media

yang mampu membantu proses

pembelajaran serta merangsang minat peserta didik. Dari berbagai pemecahan

masalah yang paling sesuai untuk

mengatasi permasalahn tersebut dengan menggunakan sistem pembelajaran

e-learning. E-learning merupakan

pembelajaran yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi ruang dan waktu dengan memanfaatkan fasilitas Internet.

Salah satu jurusan Teknologi

Pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha yang membekali mahasiswanya dengan salah satu kemampuan untuk

mengembangkan e-learning melalui

sebuah mata kuliah desain web yang mengajarkan mahasiswanya dalam bidang desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan hingga proses evaluasi. Berpandangan dari hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini suatu pengembangan e-learning untuk mata pelajaran IPA kelas VII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Laboratorium Undiksha dengan judul “Pengembangan E-learning dengan Model Waterfall Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VII Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 di SMP Laboratorium Undiksha.

Rumusan masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut: (1)

Bagaimanakah rancang bangun

pengembangan e-learning pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap di

SMP Laboratorium Undiksha?, (2)

Bagaimanakah hasil validasi e-learning yang dikembangkan menurut review para ahli dan uji coba produk pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap di

SMP Laboratorium Undiksha?, (3)

Bagaimanakah efektivitas e-learning yang dikembangkan terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VII semester genap di SMP Laboratorium Undiksha?

Berdasarkan Rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian yaitu: (1) Untuk

mendeskripsikan rancang bangun

pengembangan e-learning pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap di SMP Laboratorium Undiskha, (2) Untuk mengetahui hasil validasi e-learning yang dikembangkan berdasarkan hasil review para ahli dan uji coba produk pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap di SMP Laboratorium Undiksha, (3) Untuk

menguji efektivitas e-learning yang

dikembangkan terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VII semester genap di SMP Laboratorium Undiksha. METODE

Penelitian ini termasuk penelitian

pengembangan. Pada penelitian ini,

pengembangan e-learning menggunakan model pengembangan Waterfall. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada model Waterfall terdiri dari enam tahapan, yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) desain sistem,

(3) implementasi/pelaksanaan, (4)

investasi dan pengujian, (5) penyebaran sistem, dan (6) pemeliharaan.

Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dikelompokkan menjadi

3 bagian, yaitu: (1) data analisis

kebutuhan (2) data validasi, (3) data

efektivitas. Data analisis kebutuhan

dikumpulkan dengan metode wawancara, data validasi dikumpulkan dengan metode angket, dan data efektivitas dikumpulkan dengan metode tes. Data yang telah

terkumpul, kemudian dikelompokkan

menurut sifatnya menjadi dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

Data kuantitatif dihimpun dengan menggunakan angket kuesioner tertutup yang berupa penilaian produk dengan menggunakan skala Likert. Pengumpulan data melalui angket tertutup yaitu hasil dari (1) penilaian evaluasi ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran dan ahli e-learning, (2) evaluasi siswa (tahap uji perorangan, tahap uji kelompok kecil, dan tahap uji lapangan).

Data kualitatif, dihimpun dari hasil penilaian, masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan melalui angket kuesioner terbuka yang diperoleh dari (1) hasil tanggapan para ahli (ahli isi bidang studi

(4)

atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran dan ahli e-learning), dan (2)

hasil tanggapan siswa (tahap uji

perorangan, tahap uji kelompok kecil, dan tahap uji lapangan).

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, analisis statistik deskriptif kuantitatif, dan analisis

statistik inferensial (uji-t sampel

independent). Analisis Deskriptif

Kuantitatif yaitu teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk

deskriptif persentase. Rumus yang

digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah :

(Tegeh dan Kirna, 2010:101) Keterangan:

∑= jumlah

n = jumlah seluruh item angket Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan rumus:

Persentase = F : N

(Tegeh dan Kirna, 2010:101) Keterangan:

F = jumlah persentase keseluruhan subyek N = banyak subyek

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel.1 Konversi Tingkat Pencapaian dengan

Skala 5

(Tegeh dan Kirna, 2010:101) Analisis Deskriptif Kualitatif yaitu

suatu cara analisis/pengolahan data

dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda,

gejala, variabel tertentu), sehingga

akhirnya diperoleh simpulan

umum(Agung, 2012:67). Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain

pembelajaran, ahli e-learning, uji

perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. Analisis statistik inferensial

digunakan untuk mengetahui tingkat

efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa pada siswa SMP Laboratorium Undiksha di kelas VII yang menggunakan

e-learning dengan yang tanpa

menggunakan e¬-learning. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan

menggunakan pre-test dan post-test

terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian

dianalisis menggunakan uji-t untuk

mengetahui perbedaan antara hasil pre-test dan post-pre-test. Sebelum melakukan uji

hipotesis (uji-t sampel independent)

dilakukan uji prasyarat (normalitas dan

homogenitas).Uji normalitas dilakukan

untuk mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumusnya sebagai berikut. (dalam Koyan, 2012:90) Keterangan:

Tingkat

Pencapaian

(%)

Kualifikasi

Keterangan

90-100

Sangat

baik

Tidak perlu

direvisi

75-89

Baik

Sedikit direvisi

65-74

Cukup

Direvisi

secukupnya

55-64

Kurang

Banyak hal yang

direvisi

0-54

Sangat

kurang

Diulangi

(5)

x2 = chi-kuadrat

fo = frekuensi observasi fe = frekuensi harapan

Kriteria pengujian: data berdistribusi

normal jika pada

taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan k-1.

Uji homogenitas dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua

pihak yang diambil dari

kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu

kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Untuk menguji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji Fisher (F), sebagai berikut.

(dalam Koyan, 2012:34) Kriteria pengujian H¬0 diterima jika Fhitung < Ftabel yang berarti sampel

homogen.Uji dilakukan pada taraf

signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1.

Uji Hipotesis (Uji-t sampel

independent). Pada penelitian ini akan menguji perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang menggunakan e-learning dengan yang tidak menggunakan e-learning. Rumus untuk uji-t sampel independent adalah sebagai berikut.

(dalam Koyan, 2012:33) Keterangan:

= rata-rata sampel 1

= rata-rata sampel 2

s1 = simpangan baku sampel 1

s2 = simpangan baku sampel 2

s12 = varians sampel 1

s22 = varians sampel 2

Hasil uji coba dibandingkan ttabel

dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara tidak menggunakan e-learning dengan menggunakan e-learning.

H0: Tidak terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan e-learning dengan siswa yang tidak menggunakan e-learning pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap di SMP

Laboratorium Undiksha tahun

pelajaran 2014/2015.

H1: Terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan e-learning dengan siswa yang tidak menggunakan e-learning pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap di SMP

Laboratorium Undiksha tahun

pelajaran 2014/2015. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan model penelitian yang dijadikan pedoman yaitu Model Waterfall, maka tahapan pengembangan produk terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

Tahap Analisis Kebutuhan

diantaranya: analisis karakteristik siswa,

analisis konten, analisis

lingkungan/fasilitas. Tahap perancangan memiliki kegiatan yang dilakukan dalam mendesain produk diantaranya yaitu:

Memilih dan menetapkan

software/perangkat lunak, Penentuan SK

dan KD, Pembuatan Flow Chat,

Pemetaan/Mapping Pembelajaran,

Pembuatan Storyboard.. Tahap

implmentasi adalah pelaksanaan atau penerapan produk yang sudah dirancang dan di desain sebelumnya, berdasarkan desain yang telah dirancang dimana media yang akan dirancang adalah media pembelajaran e-learning. Pada tahap

pengujian dilakukan pengujian dan

evaluasi dengan cara penerapan e-learning yang telah dikembangkan di SMP Laboratorium Undiksha. Tahap proses pemeliharaan meliputi perbaikan dan penambahan konten dan fitur-fitur yang

(6)

dapat membantu proses pembelajaran lebih baik dari sebelumnya karena media yang di kembangkan tidak hanya terbatas seperti itu dan perlu adanya pemeliharaan agar dapat mengikuti perkembangan.

Kualitas media e-learning dalam pembelajaran IPA kelas VII, dilihat dari aspek isi mata pelajaran berada pada kategori sangat baik, dengan persentase 96%. Perolehan kualitas media dengan

kategori sangat baik dikarenakan

penyajian materi sesuai dengan tuntutan

pencapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang dimiliki sekolah. Dalam media e-learning ini disediakan buku elekronik lengkap serta soal-soal latihan di dalamnya. Selain itu juga didukung dengan gambar dan video terkait pembelajaran yang disampaikan sehingga

membuat materi yang disampaikan

menjadi lebih menarik, memotivasi dan menyenangkan tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Kualitas media e-learning dalam pembelajaran IPA dilihat dari aspek desain

pembelajaran berada pada kategori

sangat baik dengan persentase 92%. Perolehan kualitas desain media dengan

kategori sangat baik dikarenakan

ketepatan desain komunikasi visual antar pengguna. Selain itu kejelasan konten,

kemudahan pengoperasian serta

memotivasi belajar siswa dalam e-learning ini.

Kualitas media e-learning dalam pembelajaran IPA dilihat dari aspek media

pembelajaran berada pada kategori

sangat baik dengan persentase 94%. Perolehan kualitas media dengan kategori sangat baik dikarenakan efektif dan efisien

dalam menggunakan dan

pengembangannya

Kualitas media e-learning dalam pembelajaran IPA berada pada katergori

sangat baik dilihat dari uji coba

perorangan, kelompok kecil dan lapangan. Pada aspek uji coba perorangan, kualitas produk pengembangan mencapai tingkat persentase 90%. Pada aspek uji kelompok kecil, kualitas pengembangan produk mencapai tingkat persentase 90%. Pada aspek uji coba lapangan, kualitas produk

pengembangan mencapai tingkat

persentase 91.4%.

Perolehan kualitas media dari aspek uji coba perorangan, kelompok kecil dan lapangan dengan kategori sangat baik

dikarenakan pemaparan materi jelas

dilengkapi dengan buku elektronik IPA lengkap dan praktis, gambar, video secara

jelas, menarik dan memotivasi.

Pengaksesan e-learning tidak

memandang tempat dan waktu untuk

mempelajarinya sehingga penyerapan

dalam belajar lebih mudah, praktis dan cepat.

Berdasarkan pembahasan kualitas media e-learning dalam pembelajaran IPA kelas VII di SMP Laboratorium Undiksha, diketahui tingkat pencapaian produk jika dikaji dari aspek ahli isi mata pelajaran, aspek ahli desain pembelajaran, dan aspek ahli e-learning maka produk pengembangan ada pada kategori baik. Pada aspek uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan, produk ada pada kategori sangat baik.

Efektifitas produk pengembangan media e-learning pada pembelajaran IPA dalam penelitian ini di ukur dengan

membandingkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan posttest terhadap 2 kelas yang terdiri dari 35 orang peserta didik kelas VII 1 dan 35 orang peserta didik kelas VII 4 di SMP Laboratorium Undiksha. Berdasarkan nilai 35 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi.

Rata-rata nilai posstest kelas VII 1 adalah 82.26 dan rata-rata nilai posttest kelas VII 4 adalah 84.43. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil thitung sebesar 1.77. Kemudian harga thitung dibandingkan dengan harga pada ttabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 35 + 35 – 2 = 68. Harga ttabel untuk db 68 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 1,67. Dengan demikian, harga thitung lebih besar daripada harga ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA siswa kelas VII antara sebelum dan sesudah menggunakan media e-learning berbasis .

(7)

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Rancang bangun media efektivitas e-learning yang dikembangkan terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VII semester genap di SMP

Laboratorium UNDIKSHA Singaraja

dilakukan terlebih dahulu melalui analisis

kebutuhan dan permasalahan

pembelajaran yang ditemukan memlalui observasi di SMP Laboratorium Undiksha

Singaraja. Selanjutnya merancang

flowchart mapping dan storyboard. Dari flowchart, mapping dan storyboard inilah dapat dikembangkannya produk berupa media e-leaning berbasis moodles. Dalam

pengembangan produk dibutuhkan

beberapa dukungan software, seperti Mozilla firefox, opera, internet explorer

serta hardware seperti seperangkat

komputer PC, laptop, smartphone, gadget yang tentunya terhubung dengan jaringan

internet. Pengembang kemudian

memasukkan siswa kedalam grup e-learning selaku peserta e-e-learning dan media e-learning siap digunakan.

Hasil validasi pengembangan media e-learning berbasis moodlles yang dilakukan oleh (1) ahli isi mata pelajaran berada pada kategori baik, dengan persentase

82.7% dikarenakan kejelasan dan

ketepatan penyajian materi yang sesuai dengan tuntutan pencapaian SK-KD yang dimiliki sekolah dan sesuai dengan karakteristik pengguna, (2) ahli desain pembelajaran berada pada kategori baik, dengan persentase 88% dikarenakan,

penyajian produk sesuai dengan

karakteristik pengguna dan dapat

langsung menunjang pengguna dalam proses pembelajaran, (3) ahli e-learnning pada kategori baik dengan persentase

89.3% dikarenakan pengembangan

produk sudah sesuai dengan materi, SK-KD, dan tujuan pembelajaran, (4) uji coba perorangan berada pada kategori sangat baik dengan persentase 90%, uji coba kelompok kecil berada pada kategori sangat baik dengan persentase 90%, dan uji coba lapangan berada pada kategori sangat baik dengan persentase 91.4% dikarenakan adanya pemaparan materi yang disertai dengan gambar, video, buku elektronik IPA, dan power point yang

dapat membantu pengguna dalam proses

pembelajaran. Efektivitas produk

pengembangan media e-learning terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan e-learning pada siswa kelas VII Semester Genap Tahun Pelajaran

2014/2015 di SMP Laboratorium

Undiksha.

Perbandingan hasil perhitungan rata-rata posstest antara kelas VII 1 yang tidak menggunakan e-learning adalah 82.26 dan VII 4 yang menggunakan e-learning adalah 84.43. lebih besar 2.17 dari rata-rata kelas yang tidak menggunakan

e-learning. Kesimpulannya, adanya

perbedaan yang signifikan menunjukkan menggunakan media e-learning berbasis

moodle berpengaruh terhadap hasil

belajar IPA siswa dibandingkan tidak menggunakan media e-learning berbasis moodle.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diajukan beberapa saran diantaranya sebagai berikut. Saran Pemanfaatan yaitu Dalam kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah, pemanfaatan e-learning ini masih memiliki keterbatasan. Untuk itu disarankan dalam

pemanfaatan e-learning hendaknya

didukung oleh sumber belajar lain yang relevan, sehingga tidak dijadikan satu-satunya sumber belajar. Saran Diseminasi

yaitu e-learning ini dikembangkan

berdasarkan karakteristik siswa SMP Laboratorium undiksha, sehingga bila

digunakan pada siswa lain yang

mempunyai karakteristik yang berbeda ataupun bila ditemukan kesalahan dan

ketidaksmpurnaan, maka disarankan

untuk merevisi seperlunya. Saran

Pengembangan Produk lebih lanjut yaitu produk ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada siswa lain yang memiliki karakteristik

berbeda, karena pengembangan

e-learning ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi semua permasalahan dalam proses pembelajaran. Agar penelitian bisa dilakukan secara optimal, maka pilihlah sekolah yang memiliki dukungan fasilitas yang memadai untuk melakukan penelitian

dan kembangkan produk e-learning

dengan desain yang menarik, materi yang berkualitas dan membuat siswa tertarik

(8)

untuk menggunakannya dalam pembelajaran.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada: Dr. Desak Putu Parmiti, MS., selaku pembimbing I dan Luh Putu Putrini M., S.Pd., M.S., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk, dan saran dalam pelaksanaan penelitian, Dr. I Made Tegeh, M.Pd.

sebagai ahli desain dan I Kadek

Suartama, Spd., M.Pd yang telah

membantu mevalidasi media yang

dikembangkan, Drs.Made Resika, M.Pd selaku guru pelajaran IPA yang telah banyak memberikan arahan dan bantuan selama melaksanakan penelitian,

Siswa-siswi kelas VII SMP Laboratorium

Undiksha Tahun Pelajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dan mengikuti secara langsung penelitian ini, dan

Teman-teman Jurusan Teknologi

Pendidikan, khususnya kelas A serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas peran serta serta

dukungannya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi

Penelitian

Pendidikan.

Singaraja:Universitas

Pendidikan Ganesha.

Mahadewi,

L.

P.

P.,

dkk.

2014.

Pemrograman

Berbasis

Objek

(Object-Oriented

Programing).

Singaraja:UNDIKSHA.

Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh

Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

Bandung:

ALFABETA,cv.

Prakoso, K. S. 2005. Membangun

E-learning

dengan

Moodle.

Yogyakarta:ANDI.

Suartama, I K. dan I D. K. T. 2014.

Membangun Course E-learning

Berbasis

Moodle.Singaraja:

UNDIKSHA PRESS.

Sutopo, A. H. 2012. Teknologi Informasi

Dan

Komunikasi

Dalam

Pendidikan. Yogyakarta:GRAHA

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman dan penerapan konsep kepemimpinan yang tangguh dan ditunjang oleh relationship yang baik, serta manajemen yang efektif akan menumbuhkan organisasi yang mampu

Pada pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya bila spesimen yang diperoleh pada akhir fase intensif (bulan ketiga) adalah BTA positif maka biakan dahak dan uji

Berdasarkan penelitian dan observasi yang dilakukan penulis selama melaksanakan praktek laut di MV.ANGGREK diketahui bahwa kondisi perairan pada bagan pemisah lalu

Berdasarkan perhitungan nilai biomassa terhadap jumlah kandungan karbon pada ketiga plot, terlihat potensi biomassa untuk total luas petak ukur 400 m² atau 0,04 ha untuk ketiga

38 Wawancara dengan Bapak Ngatenin, salah satu peternak kerbau di Desa Campurejo yang melakukan kerjasama gadhoh,tanggal 7 November 2016.. 95 tidak diwajibkan mengganti

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi arus las SMAW (Shielding Metal Arc Welding) terhadap distorsi, kekerasan dan kekuatan tarik pada sambungan

Di dalam kampung terdapat 62 rumah yang secara keseluruhan merupakan rumahpanggung, satu saung lisung, sejumlah leuit (lumbung padi) yang berada di sebelah timur, utara, dan

Tabel 1 menampilkan hasil akhir pengukuran rata-rata diameter fuel pin pada daerah pelet bahan bakar (data asli hasil pengukuran menjadi milik JAEA dan