• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN CONTENT E-LEARNING PROBLEM BASED MATA KULIAH DSK DI JURUSAN PTI UNDIKSHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN CONTENT E-LEARNING PROBLEM BASED MATA KULIAH DSK DI JURUSAN PTI UNDIKSHA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

16

RANCANGAN CONTENT E-LEARNING PROBLEM BASED MATA

KULIAH DSK DI JURUSAN PTI UNDIKSHA

I Gede Partha Sindu1, A.A. Gede Yudhi Paramartha2

1Jurusan Pendidikan Teknik Informatika FTK UNDIKSHA); 2Jurusan Manajemen Informatika FTK UNDIKSHA Email: partha.sindu@undiksha.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this research is to develop e-Learning content of basic computer system course (DSK) with problem based learning model and to describe expert content response, media expert, and design expert on e-Learning content of DSK course with problem based learning model. The method used in this research is the research and development, with development design that is using Dick & Carey Model and with the insertion of software development process using Waterfall Model. The results obtained in the form of product content e-Learning courses DSK with problem based learning model. Based on the results of expert test contents, media experts, and media design experts obtained product results e-Learning DSK courses worthy of use in Basic Computer Systems lectures.

Keywords: Basic computer systems, e-Learning , problem based learning

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan content e-Learning mata kuliah dasar sistem komputer (DSK) dengan model problem based learning serta mendeskripsikan tanggapan ahli isi, ahli media, dan ahli desain terhadap content e-Learning mata kuliah DSK dengan model pembelajaran berbasis masalah(Problem Based Learning).Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan (research and development), dengan desain pengembangan yaitu menggunakan Model Dick & Carey dan dengan penyisipan proses pengembangan perangkat lunak menggunakan Model Waterfall. Hasil yang diperoleh yaitu berupa produk konten e-Learning mata kuliah DSK dengan model problem based learning. Berdasarkan hasil uji ahli isi, ahli media, dan ahli desain media diperoleh hasil produk e-Learning mata kuliah DSKlayak digunakan dalam perkuliahan Dasar Sistem Komputer.

Kata kunci: dasar sistem komputer, e-Learning ,problem based learning

PENDAHULUAN

Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu modal dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk menghadapi persaingan di era global. Pentingnya kemampuan berpikir kreatif untuk dikembangkan juga tercermin pada tujuan pendidikan nasional dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan menghadapi era globalisasi. Kemampuan berpikir kreatif membentuk peserta didik yang mampu mengungkapkan dan mengelaborasi gagasan orisinal untuk pemecahan masalah.

Menurut Santyasa (2011), salah satu lingkungan belajar yang mampu

(2)

17 mengakomodasi tumbuh kembangnya kemampuan pemecahan masalah bagi pebelajar adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang berlandaskan filosofi John Dewey, bahwa guru atau pembelajar seharusnya mendorong siswa atau pebelajar terlibat dalam tugas yang berorientasi masalah yang berkaitan dengan dunia pebelajar dan pebelajar harus aktif dalam kegiatan pembelajaran. PBL adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai basis pembelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata yang bersifat ill-structured sebagai suatu konteks bagi pebelajar untuk belajar tentang keterampilan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi pelajaran. Model problem-based learning merupakan salah satu alternatif pilihan pendekatan dalam pembelajaran yang relevan untuk saat ini. Model problem-based learning akan memberi wahana tumbuh dan berkembangnya keterampilan pemecahan masalah berdasarkan pola-pola penalaran yang rasional, analitis, sintetis, dan reflektif (Sadia, 2007). Seorang ahli bernama John Dewey mengungkapkan bahwa problem-based learning berakar pada prinsip “learning by doing and experiencing” (Akinoglu, 2007).

Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Hal tersebut sejalan dengan paham konstruktivisme yang menganggap bahwa manusia hanya dapat

memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri. Bimbingan guru yang berulang-ulang, mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata (Nurhadi et al., 2004). E-Learning yang tersedia saat ini di UNDIKSHA menggunakan salah satu LMS (Learning Management System) Open Source yang sangat populer yaitu Moodle. Penggunaan e-Learning sangat mendukung dalam proses perkuliahan. Oleh karena itu, untuk mendukung mata kuliah Dasar Sistem Komputer, dengan bantuan media berupa pemanfaatan teknologi informasi, maka dikembangkanlah materi (content) Dasar Sistem Komputer dalam pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan memanfaatkan e-Learning . Dengan adanya pemanfaatan e-Learning yang berkualitas, diharapkan mahasiswa yang biasanya pasif di kelas, dapat berperan lebih aktif nantinya dalam mengikuti proses pembelajaran.

Selain itu, dengan mengetahui pola belajar mahasiswa melalui media E-Learning yang disediakan, diharapkan dapat dijadikan acuan oleh dosen atau pengajar dalam membimbing mahasiswanya untuk dapat berkembang lebih baik lagi. Pada akhirnya, diharapkan dapat membangun mahasiswa yang berjiwa mandiri dan memungkinkan tumbuhnya kreativitas berpikir yang selanjutnya mempercepat terjadinya proses belajar mengajar.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

(3)

18 pengembangan (research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah menggunakan Model Dick and Carey (dalam Santyasa, 2009).

Sesuai dengan desain pengembangan Model Dick and Carey dan dengan penyisipan proses pengembangan perangkat lunak dengan Model Waterfall, tahap-tahap pengembangan dilakukan dalam lima tahap (dapat dilihat pada Gambar 1) sebagai berikut.

a. Tahap Pertama : menentukan mata kuliah yang menjadi objek pengembangan

b. Tahap Kedua : analisis kebutuhan c. Tahap Ketiga : proses

mengembangkan draft

d. Tahap Keempat : pemanfaatan perangkat lunak e-Learning Undiksha e. Tahap Kelima : pengujian (tinjauan

ahli isi dan uji coba lapangan). TAHAP PERTAMA

MENENTUKAN MATA KULIAH YANG MENJADI OBJEK PENGEMBANGAN

TAHAP KEDUA

MENGANALISIS KEBUTUHAN

TAHAP KETIGA

PROSES MENGEMBANGKAN DRAFT

TAHAP KEEMPAT

PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK E-LEARNING UNDIKSHA

TAHAP KELIMA

PENGUJIAN

Gambar 1. Tahapan Pengembangan dengan Model Dick and Carey

Subjek untuk para ahli dilakukan oleh satu orang ahli isi, satu orang ahli desain pembelajaran dan satu orang ahli media pembelajaran. Instrument yang digunakan untuk tinjauan ahli isi, ahli media dan desain pembelajaran. yaitu berupa angket dan wawancara. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur (bebas) dan berstruktur (pertanyaan yang sudah dirumuskan terlebih dahulu).

Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi mata kuliah Dasar Sistem Komputer, ahli media dan desain pembelajaran.

Teknik analisis ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada angket dan hasil wawancara. Hasil analisis data ini kemudian digunakan untuk merevisi produk pengembangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menghasilkan produk konten E-Learning Mata Kuliah DSK dengan Model Problem Based Learning. Dalam pengembangan konten E-Learning Mata Kuliah DSK ini dilakukan dengan dua tahap pengembangan, yaitu tahap pengembangan modul ajar mata kuliah DSK dan tahap pengembangan konten E-Learning Mata Kuliah DSK dengan Model Problem Based Learning. E-Learning yang digunakan adalah e-Learning versi moodle yang sudah tersedia di UNDIKSHA. Sesuai dengan uraian sebelumnya, model

(4)

19 yang digunakan dalam pengembangan konten E-Learning Mata Kuliah DSK ini adalah desain pengembangan Model Dick and Carey dan dengan penyisipan proses pengembangan perangkat lunak dengan Model Waterfall yang terdiri dari 5 tahapan.

Tahapan pertama yaitu Menentukan Mata Kuliah yang menjadi Objek Pengembangan. Pada tahap ini diawali dengan menentukan mata kuliah yang menjadi objek pengembangan. Selain itu pada tahap ini dilakukan analisis mata kuliah. Mata kuliah yang menjadi objek pengembangan penelitian ini adalah mata kuliah Dasar Sistem Komputer.

Pada Analisis Tujuan dan Karakteristik Isi Bidang Studi Mata kuliah Dasar Sistem Komputer memiliki tujuan perkuliahan agar mahasiswa mampu memahami sejarah dan pengertian komputer, menjelasakan dan mengoperasikan perangkat keras komputer, mengoperasikan BIOS, mengoperasikan Sistem Operasi, memahami tentang perangkat Lunak, memahami tentang Open Source, memahami tentang perawatan hardware software dan K3LH. Menetapkan Indikator dan Isi Pembelajaran, Pada materi dasar sistem komputer, rancangan e-Learning yang dikembangkan mengacu pada indikator yang sudah terdapat pada silabus. Mata kuliah Dasar sistem komputer terdiri dari 9 kompetensi dasar dan berdasarkan hasil analisis dapat dirumuskan 7 kegiatan perkuliahan yang berisikan sintaks problem based learning sesuai dengan isi tujuan pembelajaran.

Judul masing-masing kegiatan perkuliahan mengacu pada kompetensi dasar yang

digunakan pada setiap kegiatan perkuliahan. Strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan content e-Learning mengacu pada pemilihan isi, penataan isi, dan pembuatan rangkuman. Pemilihan isi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, isi indikator, dan kegiatan pembelajaran sesuai silabus. Penataan isi pembelajaran disajikan dengan uraian materi dari sifat khusus ke umum. Pembuatan rangkuman dilakukan dengan mengambil point-point penting dari materi yang dijelaskan, sehingga mewakili keseluruhan isi materi yang harus dicapai. Adapun strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang disusun pada TabelStrategi pengorganisasian isi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan content e-Learning mengacu pada pemilihan isi, penataan isi, dan pembuatan rangkuman. Pemilihan isi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, isi indikator, dan kegiatan pembelajaran sesuai silabus.. Penetapan strategi penyampaian isi pembelajaran didasarkan atas komponen-komponen penyampaian isi pembelajaran yaitu media, interaksi mahasiswa dengan media, dan bentuk belajar. Dalam menyampaikan isi pembelajaran penulis menggunakan metode praktik, penugasan, dan presentasi.

Sedangkan strategi pembelajaran digunakan pembelajaran kelompok, dengan media yang digunakan dalam proses penyampaian materi adalah content e-Learning problem based, media pembelajaran berupa video tutorial dan simulasi, soal-soal interaktif, presentasi,

(5)

20 dan seperangkat laptop. Penetapan strategi pengelolaan perkuliahan yang dilakukan mencakup penjadwalan dalam proses perkuliahan. Penentuan penjadwalan dalam pengorganisasian dan penyampaian materi perkuliahan dengan menyesuaikan alokasi waktu yang sudah dipaparkan pada masing-masing standar kompetensi dalam silabus. Masing-masing alokasi waktu disesuaikan dengan rancangan Rencana Perkuliahan Semester (RPS) dan untuk pemberian motivasi siswa dilakukan selama proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran.

Tahapan Kedua yaitu analisis kebutuhan terdapat ketersediaan sumber belajar, dan analisis karakteristik pembelajar. Ada tiga dimensi, yaitu (1) nilai-nilai yang diinginkan dan nilai-nilai yang ada pada saat ini dalam pembelajaran (2) ciri dan karakteristik yang dibutuhkan mahasiswa, dan ciri dan karakteristik yang ada pada saat ini; dan (3) ciri dan karakteristik yang diinginkan pelaksana pendidikan di lapangan pada saat ini. Berdasarkan hasil observasi mata kuliah Dasar Sistem Komputer (DSK) diketahui bahwa sumber belajar yang digunakan dalam proses perkuliahan selama ini yaitu beberapa materi dari internet dan buku komputer yang dikumpulkan dan disesuaikan dengan kebutuhan materi pada silabus. Hal ini dikarenakan dalam proses perkuliahan, mata kuliah dasar sistem komputer belum tersedia buku elektronik (e-book) ataupun buku lain yang terstruktur dengan baik sesuai dengan kurikulum dan silabus mata kuliah DSK.

Analisis karakteristik mahasiswa bertujuan untuk mengetahui keperluan mahasiswa terhadap bahan ajar berupa content e-Learning. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari mahasiswa semester I dapat diketahui bahwa mahasiswa lebih senang dan tertarik dengan pembelajaran menggunakan media gambar, simulasi, dan video, serta menyukai pembelajaran berbasis website karena lebih mudah memahami perkuliahan.

Tahap ketiga yaitu Proses Mengembangkan Draft. E-Learning yang dikembangkan pada penelitian ini dirancang berbasis web dengan menggunakan aplikasi Moodle versi 3.0.2. Model pembelajaran problem based learning pada e-Learningakan diimplementasi pada masing-masing kegiatan belajar, dan untuk fitur Computer Assisted Instruction (CAI) yaitu sistem pembelajaran tuntas akan diterapkan pada setiap tahapan problem based learningdengan kondisi setiap siswa diwajibkan mengikuti satu persatu tahapan model problem based learning. Sistem Computer Assisted Instruction (CAI) pada e-Learning mewajibkan mahasiswa melakukan checklist (secara manual atau otomatis oleh sistem) untuk memastikan bahwa mahasiswa membaca/ mengikuti setiap isi tahapan pembelajaran dari e-Learning.

Mahasiswa juga diwajibkan mengakses setiap aktivitas dalam bentuk materi teks, video, kuis interaktif, forum, dan aktivitas lainnya yang tersedia pada e-modul. Tahapan dari content e-LearningProblem Based Learning yaitu Menemukan masalah dan Mendefinisikan masalah, Mengumpulkan fakta-fakta, Menyusun

(6)

21 dugaan sementara, Menyelidiki, Menyempurnakan permasalahan, Menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara kolaboratif, dan Menguji solusi permasalahan. Pada tahapan akhir model problem based learning yaitu tahap menguji solusi permasalahan, siswa melakukan evaluasi berupa soal essay. Apabila mahasiswa mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Belajar maka mahasiswa akan diizinkan untuk melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya, jika tidak berhasil

maka Dosen akan memberikan soal remidial kembali.

Tahap Keempat yaitu Implementasi Konten Mata Kuliah DSK dengan Model Problem Based Learning Menggunakan E-Learning Undiksha dilakukan modifikasi terhadap e-Learning Undiksha.

Adapun hasil perancangan struktur menu (sitemap) e-Learning pada aplikasi Moodle yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Halaman Perkuliahan e-Learning DSK

Gambar 3. Halaman Perkuliahan dengan sintaks Problem Based Learning

Halaman perkuliahan terdapat daftar istilah materi kuliah beserta artinya. Selain itu

terdapat daftar hadir mahasiswa dan kontrak kuliah dasar sistem komputer.

(7)

22 bagian halaman perkuliahan terdapat menu perkuliahan dari perkuliahan 1 sampai 7. Setiap perkuliahan terdapat 7 (tujuh) sintaks dari model problem based learning, yang terdiri dari menemukan masalah dan mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta-fakta, menyusun dugaan sementara, menyelidikan masalah, menyempurnakan permasalahan, menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara kolaboratif dan bagian terakhir menguji soal permasalahan. Setiap topik perkuliahan yang menggunakan 7 sintaks ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan, sehingga total ada 14 (empat belas) pertemuan. Pada sistem e-Learning ini terdapat materi yang bisa di download, selain itu ada beberapa video yang mendukung content atau materi yang didiskusikan. Sebelum menggunakan e-Learningini mahasiswa membentuk kelompok terlebih dahulu untuk diskusi digroup e-Learning. Setelah proses diskusi dan materi perkuliahan telah dipelajari mahasiswa diberikan test untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi selama proses perkuliahan berlangsung.

Pada tahap kelima yaitu pengujian, hasil konten

e-Learning yang telah dikembangkan di uji

cobakan sesuai dengan peran dan fungsinya dalam proses perkuliahan untuk mengetahui sejauh mana manfaat produk yang dikembangkan. tahapan pengujian yang dilakukan yaitu review ahli isi, ahli desain pembelajaran dan ahli media.Setelah melakukan perhitungan dan tinjauan terhadap hasil pengujian oleh ahli isi pembelajaran, ahli media dan ahli desain maka dapat diketahui bahwa hasil angket e-Learning menunjukkan tingkat pencapaian “SESUAI” dan layak untuk dilanjutkan. Hal tersebut mengindikasikan isi materi perkuliahan yang ada pada e-Learning layak untuk digunakan dalam perkuliahan Dasar Sistem Komputer.Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Harahap

(2015) dalam pemanfaatan e-Learning berbasis LCMS moodle sebagai media pembelajaran untuk mata kuliah sistem informasi akuntansi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa di dalam proses pembelajaran. E-Learning yang diimplementasikan dalam penelitian ini juga berfungsi sebagai forum diskusi antara dosen dan mahasiswa, dan juga dapat digunakan sebagai kuis online, sehingga semua kegiatan proses pembelajaran menjadi sangat efektif. Penelitian lainnya menurut Atmanegara (2016) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa penggunaan e-Learning dalam proses pembelajaran sangat baik digunakan karena dengan adanya media tersebut siswa dapat dengan mudah mengakses berbagai materi dan pengetahuan. Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012), menunjukkan bahwa model pembelajaran e-Learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi mata pelajaran ekonomi dengan lebih baik yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar yang dicapai.

SIMPULAN

Penelitian ini menghasilkan produk konten e-Learning Mata Kuliah DSK dengan Model Problem Based Learning. Dalam pengembangan konten E-Learning Mata Kuliah DSK ini dilakukan dengan dua tahap pengembangan, yaitu tahap pengembangan modul ajar mata kuliah DSK dan tahap pengembangan konten E-Learning Mata Kuliah DSK dengan Model Problem Based Learning. E-Learning yang digunakan adalah e-Learning versi moodle yang sudah tersedia di UNDIKSHA. Sesuai dengan uraian sebelumnya, model yang digunakan dalam pengembangan konten e-Learning Mata Kuliah DSK ini adalah desain pengembangan Model Dick and Carey serta dengan penyisipan proses pengembangan perangkat lunak dengan Model Waterfall yang terdiri dari 5 tahapan.

(8)

23 Kelima tahapan tersebut yaitu Menentukan Mata Kuliah yang menjadi Objek Pengembangan, Analisis Kebutuhan, Proses Mengembangkan Draft, Implementasi Konten Mata Kuliah DSK dengan Model Problem Based Learning Menggunakan E-Learning Undiksha dan terakhir yaitu Pengujian. Pada tahapan pengujian yang sudah dilaksanakan adalah pengujian ahli, yang terdiri dari ahli isi, ahli media, dan ahli design.

DAFTAR RUJUKAN

Akinoglu, O. & Tandogan, R. O. 2007. The effects of problem-based active learning in science education on students’ academic achievement, attitude and concept learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science

& Technology Education. 3(1): 71-81.

Tersedia pada http://www.ejmste. com/v3n1/EJMSTE_v3n1_Akinoglu.pdf.

Al-Saai, A., Al-Kaabi, A., & Al-Muftah, S. 2011. Effect of a blended e-Learning environment on students' achievement and attitudes toward using e-Learning in teaching and learning at the university level. International Journal for Research

in Education. (29): 34-55. Tersedia pada

http://

www.fedu.uaeu.ac.ae/journal/docs/pdf/pdf 29/3_E.pdf.

Ashtian, M. J., Nomanof, M., & Bigham, B. S. 2012. Computer as mathematics facilitator in problem based learning. Journal of

American Science. 8(9): 436-441. Tersedia

pada

http://www.jofamericanscience.org/journal s/amsci/am0809/061_10553am0809_436_ 441.pdf.

Atmanegara, W. P. 2016. Pengembanganmedia pembelajaran e-Learning menggunakan edmodo pada mata pelajaran elektronika dasar studi pada siswa kelas x TEI SMK Negeri 2 Bojonegoro. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 5(1) : 359 - 364. Tersedia

pada :http://ejournal.unesa.ac.id/ article/17942/44/article.pdf

Eggen, P. & Kauchack, D. 2012. Strategies for teachers: Teaching content and thinking

skills. Boston: Pearson Education.

Harahap, S. H. 2015. Pemanfaatane-Learning berbasis lcms moodle sebagai media pembelajaran untuk mata kuliah sistem informasi akuntansi. Jurnal Riset

Akuntansi dan Bisnis. 15(1). Tersedia

padahttp://jurnal.umsu.ac.id/

index.php/akuntan/article/download/429/p df_61

Penny, K. I. 2011. Factors that influence student e-Learning participation in a UK higher education institution. Interdisciplinary Journal of E-Learning

and Learning Objects. 7(1): 81-95.

Tersedia pada http://www.ijello.org/ Volume7/IJELLOv7p081-095Penny754.pdf.

Rusman. 2011. Model-model pembelajaran:

Mengembangkan profesionalisme guru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sadia, I W. 2007. Pengembangan kemampuan berpikir formal siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran ”problem based learning” dan ”cycle learning” dalam pembelajaran fisika. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran. 40(1): 1-20.

Santyasa, I W. 2011. Pembelajaran inovatif.

Buku ajar. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha.

Wijaya, M. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning Berbasis Web dengan Prinsip e-Pedagogy dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal

Pendidikan Penabur.19 (11) : 20-37.

Tersedia pada :

http://bpkpenabur.or.id/wp- content/uploads/2015/10/jurnal-No19-Thn11-Desember2012.pdf#page=26

Gambar

Gambar 1. Tahapan Pengembangan dengan  Model Dick and Carey
Gambar 3. Halaman Perkuliahan dengan sintaks Problem Based Learning

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berlaku untuk seluruh lingkungan perusahaan termasuk sub-sub operasional lainnya dan pihak lain yang berhubungan dengan operasional

reuse.Berdasarkan beberapa kriteria kelayakan, alternatif penerapan produksi bersih untuk industri ini berupa modifikasi tungku disertai dengan pengeluaran asap melalui lubang asap

Jumlah penumpang yang menggunakan angkutan laut melalui pelabuhan diusahakan di Sulawesi Tengah selama September 2013 sebanyak 7.280 orang, terdiri dari penumpang

Pada tahap ini, Allah SWT mengharamkan salah satu bentuk riba, yaitu riba yang berlipat ganda dengan larangan yang tegas Ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun kedua atau ketiga

MitraBuana JayaLestari dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara gaya kepemimpinan dan motivasi karyawan dengan produktivitas karyawan yaitu sebesar

Dari grafik dapat dilihat bahwa tanpa pemberian bokashi eceng gondok lebih tinggi dari pemberian dengan dosis satu setengah kilogram bokashi eceng gondok hal ini

Akibatnya hasil tulisan merekapun masih kurang memuaskan.Peneliti sebagai guru kelas IV merasa prihatin, dan merasa terpanggil untuk meningkatkan nilai menulis karangan siswa kelas

Jika gerakan tidak lagi terdeteksi selema 10 detik, sistem akan melakukan akuisisi citra dan membandingkan citra referensi (citra referensi baik berupa citra hasil image capturing